MAKALAH
E-COMMERCE : PASAR BARANG DIGITAL DISERTAI CONTOH MANFAAT E-COMMERCE DALAM BISNIS
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
“Sistem Informasi Manajemen”
Dosen Pengampu :
Rendra Arief Hidayat, S.Pd., M.Sc
Disusun Oleh : Kelompok 1
Aghniya Mutiara Nisa (24080694006) Azzahra Keisha Ramadhani (24080694012) Masita Dewi Kirana (24080694026) Geoffrey Cliff Hartono (24080694060) Tiara Salsabila (24080694291) Revany Chaila Syam (24080694318)
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2025
2
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga proses penyusunan makalah ini dapat berlangsung dengan lancar, sesuai waktu yang telah ditetapkan dan kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun masih terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan.
Meski begitu, kami telah berupaya semaksimal mungkin demi tercapainya hasil yang terbaik. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini di masa mendatang. Adapun penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Kami menyadari bahwa tanpa arahan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, penyusunan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata, kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan dan menjadi sumbangsih kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Surabaya, 13 April 2025
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
E-commerce telah menjadi kekuatan tranformasi di dunia bisnis modern, mengubah cara perusahaan beroperasi dan bagaimana konsumen berinteraksi dengan produk maupun layanan. Perkembangan teknologi digital, salah satunya internet dan perangkat seluler telah membuka peluang baru bagi bisnis untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan dapat meningkatkan efisiensi operasionl. Salah satu segmen yang dinamis dan menjanjikan di dalam e-commerce yaitu pasar barang digital. Pasar ini mencakup berbagai jenis produk yang dapat didistribusikan secara elektronik, seperti musik, perangkat lunak, buku elektronik, game, dan berbagai informasi digital lainnya.
Pasar barang digital mengalami pertumbuhan pesat yang dipengaruhi oleh fitur unik dari teknologi internet, seperti jangkauan global, interaktivitas tinggi, personalisasi produk, dan kepadatan informasi. Teknologi tersebut membantu bisnis untuk menjangkau konsumen di seluruh dunia tanpa adanya batasan geografis ataupun budaya. Selain itu, pasar digital menawarkan efisiensi yang tinggi dengan cara mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan tranparansi harga.
Dalam konteks Sistem Informasi Manajemen (SIM), e-commerce dan pasar barang digital memainkan peran yang semakin penting. Yaitu membatu perusahaan dalam mengelola data dan informasi yang terkait dengan transaksi online, perilaku pelanggan, dan tren pasar. Dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Manajemen, perusaahan dapat mengoptimalkan strategi pemasaran, meningkatkan efisiensi rantai pasokan, dan membuat keputusan cerdas berdasarkan analisis data yang akurat. Namun untuk implementasi e-commerce dan pasar barang digital dapat menimbulkan beberapa tantangan, seperti masalah keamanan data, perlindungan privasi konsumen, dan persaingan yang ketat. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memiliki sistem informasi yang kuat dan adaptif supaya dapat berhasil dalam lingkungan yang dinamis dan kompleks.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ketepatan dalam menjelaskan fitur unik dari e-commerce dapat mempengaruhi pemahaman dasar bisnis e-commerce?
2. Bagaimana penjelasan tentang dasar bisnis e-commerce dalam kaitannya dengan isu-isu terkait pengambangan bisnis e-commerce?
3. Bagaimana isu isu terkait pengembangan bisnis dapat mempengaruhi strategi dan keberlanjutan bisnis e-commerce?
5 1.3. Tujuan
1. Untuk menjelaskan fitur-fitur unik dari e-commerce.
2. Untuk mengevaluasi ketepatan menjelaskan dasar-dasar bisnis e-commerce.
3. Untuk menjelaskan isu-isu yang terkait pengembangan bisnis e-commerce.
6
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Fitur-Fitur Unik Dari E-Commerce
E-commerce mengacu pada penggunaan internet dan web untuk bertransaksi bisnis. E-commerce adalah transaksi komersial yang dimungkinkan secara digital antara organisasi dan individu. Transaksi komersial melibatkan pertukaran nilai (misalnya : uang) lintas batas organisasi atau individu sebagai imbalan atas produk dan layanan. Mengapa e-commerce tumbuh begitu pesat? karena terletak pada sifat unik internet dan web. Teknologi internet dan e-commerce jauh lebih kaya dan lebih canggih daripada revolusi teknologi sebelumnya seperti radio, televisi, telepon.
a. Ubiquity
E-commerce ada dimana-mana, artinya tersedia dimana saja, kapan saja. E- commerce memungkinkan untuk berbelanja dari dekstop, di rumah, di kantor, atau bahkan dari kendaraan melalui ponsel. Ponsel memperluas layanan ke area lokal dan pedagang.
b. Global Reach (Jangkauan Global)
Teknologi e-commerce memungkinkan transaksi komersial melintasi batas budaya dan negara dengan lebih mudah dan hemat biaya.
c. Universal Standards
Standar teknis untuk melakukan e-commerce adalah standar universal.
Standar ini dianut oleh semua negara di seluruh dunia dan memungkinkan komputer manapun untuk terhubung dengan komputer lain apapun terlepas dari platform teknologi yang digunakan masing-masing. Sebaliknya sebagian besar teknologi perdagangan tradisional seperti televisi, radio dan telepon yang mempunyai aturan yang berbeda-beda di setiap negara. E-commerce menggunakan standar yang sama dimana penjual dan pembeli dapat lebih mudah, cepat untuk menjual/membeli tanpa harus menghadapi perbedaan sistem.
d. Richness (Kekayaan)
Kekayaan informasi mengacu pada kompleksitas dan isi pesan. Pasar tradisional, tenaga penjualan nasional, dan toko eceran kecil memiliki kekayaan yang luar biasa. Mereka mampu menyediakan layanan pribadi dan tatap muka menggunakan isyarat pendengaran dan visual saat melakukan penjualan. Sebelum adanya internet ada pertentangan antara kekayaan dan jangkauan. Semakin banyak orang yang ingin dijangkau, semakin sederhana pesannya. Tetapi semenjak adanya web, kita dapat menyampaikan pesan yang kaya dengan teks, audio, dan video secara bersamaan kepada kepada banyak orang.
e. Interactivity (Interaktivitas)
Teknologi e-commerce bersifat interaktif, artinya teknologi ini memungkinkan komunikasi dua arah antara pedagang dan konsumen. Misalnya saat menonton televisi, tidak dapat untuk mengajukan pertanyaan atau terlibat dalam percakapan dengan pemirsa, dan tidak dapat meminta informasi pelanggan
7 dimasukkan kedalam formulir. Sebaliknya dengan menggunakan situs web e- commerce, memungkinkan pedagang online untuk melibatkan konsumen dengan cara yang mirip dengan pengalaman tatap muka tetapi dalam skala global.
f. Information Density
Teknologi e-commerce membantu menurunkan biaya untuk menyebarluaskan informasi sekaligus meningkatkan informasi menjadi lebih akurat dan mudah didapat. Kepadatan informasi di pasar e-commerce membuat harga dan biaya lebih transparan. Transparansi harga mengacu pada kemudahan konsumen mengetahui berbagai harga dipasar. Transparansi biaya mengacu pada kemampuan konsumen mengetahui biaya sebenarnya yang dibayarkan pedagang untuk produk.
Ada keuntungan bagi pedagang, dimana pedagang online dapat lebih tahu banyak tentang pembeli. Mereka bisa membagi pembeli kedalam kelompok berdasarkan minat dan kemampuan bayar; Menjual produk yang sama dengan biaya yang berbeda kedalam kelompok yang berbeda. Contoh : orang yang suka berliburan mewah dapat ditawari dengan paket liburan mewah, sedangkan orang yang sensitif dengan harga dapat menawari yang lebih murah.
g. Personalization/Customization
Teknologi e-commerce memungkinkan toko online menyesuaikan pengalaman belanja setiap orang secara pribadi.Contoh : mereka dapat mengirimkan iklan berdasarkan nama, minat, dan pembelian sebelumnya seseorang. Produk atau layanan juga dapat diubah sesuai dengan apa yang konsumen cari sebelumnya. Karena teknologi e-commerce bersifat interaktif maka toko dapat mengumpulkan banyak informasi mengenai kebiasaan belanja para konsumen.
h. Social Technology
Teknologi internet dan e-commerce telah berkembang menjadi jauh lebih sosial dengan memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagai konten dalam bentuk teks, video, musik, atau foto dengan teman-teman pribadi mereka (komunitas yang lebih luas di seluruh dunia). Dengan menggunakan bentuk-bentuk komunikasi seperti ini, pengguna dapat membuat jaringan sosial baru dan memperkuat jaringan yang sudah ada.
2.2. Dasar-dasar Bisnis E-commerce a. Jenis-jenis E-Commerce
E-commerce diklasifikasikan berdasarkan jenis peserta dalam transaksi:
1. Business-to-Consumer (B2C): Menjual produk dan jasa langsung kepada konsumen individu. Contoh: BarnesandNoble.com.
2. Business-to-Business (B2B): Penjualan antar perusahaan. Contoh:
ChemConnect.
3. Consumer-to-Consumer (C2C): Konsumen menjual ke konsumen lain, biasanya melalui platform seperti eBay dan Craigslist.
8 Selain itu, e-commerce kini juga banyak dilakukan lewat perangkat mobile, disebut mobile commerce (m-commerce).
b. Model Bisnis E-Commerce
Perubahan dalam ekonomi informasi telah melahirkan model bisnis baru. Beberapa model e-commerce utama meliputi:
1. Portal: Menyediakan titik masuk ke Web dengan layanan seperti pencarian, berita, email. Menghasilkan pendapatan dari iklan, referral, dan layanan premium. Contoh: Yahoo, MSN, Facebook.
2. E-tailer: Menjual produk fisik secara langsung ke konsumen atau bisnis.
Contoh: Amazon.
3. Transaction Broker: Memproses transaksi online dan mengenakan biaya per transaksi. Contoh: ETrade, Expedia.
4. Market Creator: Menyediakan tempat digital bagi penjual dan pembeli untuk bertemu dan bertransaksi. Contoh: eBay, Priceline.
5. Content Provider: Menjual konten digital seperti musik, video, dan berita.
Contoh: iTunes, WSJ.com.
6. Community Provider: Menyediakan tempat komunitas daring bagi orang- orang dengan minat yang sama. Contoh: Facebook, LinkedIn.
7. Service Provider: Menyediakan layanan daring seperti software atau penyimpanan data. Contoh: Google Apps, Dropbox.
c. Model Pendapatan E-Commerce
Model pendapatan menjelaskan bagaimana perusahaan menghasilkan uang dari aktivitas online. Enam model utama:
1. Advertising Revenue Model: Menghasilkan uang dari iklan yang ditampilkan kepada pengunjung situs. Contoh: Google (AdWords, AdSense), Facebook.
2. Sales Revenue Model: Menjual barang, informasi, atau jasa. Contoh:
Amazon, iTunes.
3. Subscription Revenue Model: Pengguna membayar biaya berlangganan untuk mengakses konten atau layanan. Contoh: Netflix, WSJ.com.
4. Free/Freemium Revenue Model: Menyediakan layanan dasar gratis dan mengenakan biaya untuk fitur premium. Contoh: Spotify, Flickr, Pandora.
5. Transaction Fee Revenue Model: Menerima biaya untuk memfasilitasi transaksi. Contoh: eBay, E*Trade.
6. Affiliate Revenue Model: Mendapatkan komisi dari mengarahkan pengguna ke situs lain yang melakukan penjualan. Contoh: Amazon Affiliate, MyPoints.
9 2.3. Ketepatan dalam Menjelaskan Isu-isu Terkait Pengembangan Bisnis E-
Commerce
Dalam era digital yang terus berkembang, e-commerce menjadi salah satu model bisnis yang banyak diadopsi oleh pelaku usaha, baik skala kecil maupun besar.
Namun, pengembangan bisnis e-commerce tidak terlepas dari berbagai isu strategis yang harus dijelaskan dan dipahami secara tepat. Pemahaman yang tepat terhadap isu- isu tersebut penting agar bisnis dapat mengembangkan kehadirannya secara efektif di dunia digital.
Gambar di bawah ini menjelaskan tentang peta kehadiran e-commerce dan tahapan pengembangan kehadiran digital yang terdiri dari beberapa saluran utama, seperti website, marketplace, media sosial, dan aplikasi mobile. Selain itu,
ditampilkan pula tahapan dalam membangun kehadiran e-commerce, mulai dari tahap perencanaan hingga optimalisasi. Berdasarkan gambar tersebut, berikut ini adalah isu- isu utama yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bisnis e-commerce, disertai penjelasan yang tepat:
1. Pemilihan Saluran E-Commerce yang Tepat
Berdasarkan gambar peta kehadiran e-commerce, pelaku bisnis memiliki berbagai pilihan saluran digital untuk membangun kehadiran online, seperti website resmi, media sosial, marketplace, dan aplikasi mobile. Isu utama di sini adalah ketepatan dalam memilih saluran yang sesuai dengan target pasar dan jenis produk.
Pemilihan saluran yang tidak tepat dapat menyebabkan pemborosan sumber daya atau kegagalan menjangkau konsumen yang dituju. Oleh karena itu, pelaku
10 usaha harus memahami karakteristik masing-masing saluran dan menyesuaikannya dengan tahapan bisnis mereka. Misalnya, usaha mikro dapat memulai dari media sosial dan marketplace karena lebih mudah dan murah, kemudian berkembang ke website resmi dan aplikasi di tahap lanjut.
2. Konsistensi dan Integrasi Antar Saluran
Gambar yang menunjukkan berbagai saluran digital juga mengimplikasikan pentingnya menjaga konsistensi dan integrasi antar saluran e-commerce. Isu ini muncul ketika informasi yang ditampilkan di media sosial berbeda dengan yang ada di website atau marketplace, yang dapat membingungkan pelanggan.
Ketepatan dalam menjelaskan isu ini melibatkan pemahaman bahwa semua saluran digital sebaiknya menampilkan pesan yang selaras, desain visual yang seragam, serta informasi produk yang konsisten. Pengembangan bisnis e-commerce akan lebih efektif jika pengalaman pelanggan dibuat terpadu di seluruh saluran, sebagaimana tercermin dalam strategi omnichannel.
3. Pengelolaan Tahapan Pengembangan E-Commerce
Gambar tahapan pengembangan e-commerce (perencanaan, pembangunan, peluncuran, dan optimalisasi) menggambarkan isu penting terkait pengelolaan proses pembangunan kehadiran digital secara bertahap dan terencana.
Banyak pelaku usaha mengalami kegagalan karena melewati tahapan ini secara tergesa-gesa atau tidak melakukan evaluasi dan optimalisasi.
Penjelasan yang tepat mengenai isu ini melibatkan perlunya menyusun strategi digital sejak awal, termasuk menetapkan tujuan, memilih teknologi yang tepat, merancang pengalaman pengguna, dan melakukan peluncuran yang terukur.
Di tahap optimalisasi, bisnis perlu melakukan evaluasi performa dan melakukan penyesuaian berdasarkan data pelanggan.
4. Adaptasi Teknologi dan Inovasi
Isu penting lainnya dalam pengembangan e-commerce adalah ketepatan dalam menanggapi perkembangan teknologi. Bisnis harus mampu beradaptasi dengan teknologi baru seperti otomatisasi pemasaran, sistem pembayaran digital, chatbot, dan analitik data.
Penjelasan yang tepat mengenai isu ini mencakup pemahaman bahwa setiap tahapan dalam pembangunan kehadiran e-commerce (seperti pada gambar) memiliki kebutuhan teknologi yang berbeda. Di tahap perencanaan dan pembangunan, bisnis mungkin memerlukan CMS atau platform marketplace, sementara di tahap optimalisasi diperlukan alat analitik dan integrasi dengan sistem CRM.
11 5. Keamanan dan Perlindungan Data Konsumen
Di tengah meningkatnya aktivitas transaksi digital, keamanan data menjadi isu krusial yang harus dijelaskan secara tepat. Pelaku usaha harus menyadari bahwa kepercayaan konsumen terhadap platform digital sangat dipengaruhi oleh bagaimana data mereka dilindungi.
Kaitannya dengan gambar, tahapan membangun kehadiran e-commerce harus mencakup pemilihan teknologi yang aman dan kredibel, serta penerapan kebijakan privasi sejak awal. Kegagalan dalam mengelola isu ini akan berdampak pada reputasi dan kepercayaan pelanggan.
6. Persaingan dan Diferensiasi
Isu terakhir yang perlu dijelaskan dengan tepat adalah persaingan ketat dalam dunia e-commerce. Banyaknya saluran dan kemudahan akses membuat pasar menjadi sangat kompetitif. Oleh karena itu, bisnis harus mampu membedakan diri melalui nilai unik atau pelayanan yang ditawarkan.
Penjelasan yang tepat mencakup strategi diferensiasi di setiap tahapan pengembangan, misalnya dengan menghadirkan layanan pelanggan yang responsif di media sosial, menawarkan fitur interaktif di website, atau menyajikan pengalaman pengguna yang lebih personal melalui aplikasi mobile.
12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
E-commerce merupakan bentuk transformasi digital dalam dunia bisnis yang memanfaatkan internet dan web untuk melakukan transaksi secara elektronik.
Perkembangannya yang pesat didorong oleh berbagai fitur unik seperti ketersediaan yang luas (ubiquity), jangkauan global, penggunaan standar universal, kekayaan informasi, interaktivitas, kepadatan informasi, personalisasi, dan teknologi sosial.
Terdapat berbagai jenis e-commerce, seperti B2C, B2B, dan C2C, serta model bisnis e-commerce seperti portal, e-tailer, transaction broker, market creator, content provider, community provider, dan service provider. Masing-masing model memiliki sumber pendapatan tersendiri seperti iklan, penjualan langsung, langganan, freemium, biaya transaksi, dan afiliasi.
Dalam mengembangkan bisnis e-commerce, pelaku usaha perlu memahami dan menangani berbagai isu strategis, mulai dari pemilihan saluran digital yang tepat, konsistensi antar saluran, pengelolaan tahapan pengembangan, adaptasi terhadap teknologi, hingga keamanan data dan strategi diferensiasi dalam menghadapi persaingan. Pengabaian terhadap salah satu isu tersebut dapat menghambat pertumbuhan bisnis digital secara signifikan.
3.2. Saran
1. Pelaku usaha sebaiknya memulai dari saluran e-commerce yang paling sesuai dengan kapasitas dan target pasar, seperti media sosial atau marketplace, sebelum membangun platform mandiri seperti website atau aplikasi.
2. Penting untuk menjaga konsistensi identitas dan informasi di semua saluran digital agar tercipta kepercayaan dan pengalaman pengguna yang baik.
3. Proses pengembangan e-commerce harus dilakukan secara bertahap dan terukur, dimulai dari perencanaan matang, peluncuran yang terkontrol, hingga optimalisasi berbasis data dan evaluasi kinerja.
4. Bisnis harus terus berinovasi dan adaptif terhadap perkembangan teknologi terkini, seperti chatbot, integrasi sistem CRM, dan analitik perilaku konsumen, guna meningkatkan daya saing dan efisiensi.
5. Keamanan data pelanggan harus menjadi prioritas utama dengan penerapan kebijakan privasi yang jelas, penggunaan teknologi terpercaya, dan edukasi konsumen mengenai perlindungan data pribadi.
6. Dalam menghadapi kompetisi yang ketat, diferensiasi produk dan layanan menjadi kunci utama. Personalisasi pengalaman pengguna dan pelayanan yang responsif dapat menjadi nilai tambah yang kuat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Laudon, K. C. (n.d.). Management Information Systems., Managing The Digital Firm fourteenth edition.