Dosen Pengampu:
Dra. NELLY ASTIMAR, M.Pd.
ATIKA ULYA AKMAL, M.Pd.
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
MUTIARA SALSABILA (23129347) RAHMA APRILANI (23129070) SEPTIARIFA SALSABILA (23129082)
23 BB 11
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Atas karunia-Nya pula penulis telah membuahkan hasil penulisan makalah yang berjudul “Sistem Kalender” ini sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Konsep Dasar Bumi Antariksa dan Kimia dengan dosen pengampu Ibuk Dra. Nelly Astimar, M.Pd., dan Atika Ulya Akmal, M.Pd. Makalah ini disusun dengan harapan dapat diterima dan di pahami secara bersama.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu adanya masukan, pendapat, maupun kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat ridho Allah SWT Amin.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Padang, 6 Oktober 2024
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
A. Sejarah Sistem Kalender ... 3
B. Tujuan Kalender ... 6
C. Manfaat Kalender ... 9
D. Jenis-Jenis Kalender ... 10
E. Cara Menentukan Kalender... 14
F. Teori Landasan Tentang Kalender ... 17
BAB III PENUTUP ... 19
A. Kesimpulan ... 19
B. Saran ... 20
DAFTAR PUSTAKA... 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalender atau sistem penanggalan memegang peranan penting dalam sejarah peradaban manusia. Melalui penanggalan, manusia dapat mencatat dan mengingat berbagai peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupannya.
Perkembangan peradaban juga dapat ditelusuri berkat adanya sistem penanggalan. Secara umum, terdapat tiga jenis sistem penanggalan: sistem yang didasarkan pada Matahari (Solar System), sistem yang berpatokan pada Bulan (Lunar System), dan sistem gabungan dari keduanya, yaitu Lunisolar System (Fathurrahman, 2012: 59-60).
Sistem penanggalan berdasarkan Matahari (Solar System) mengacu pada pergerakan bumi mengelilingi matahari dalam satu orbit penuh, yang memakan waktu sekitar 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 2,8 detik (Slamet Hambali, 2011:
27). Contoh dari sistem ini adalah kalender Masehi atau penanggalan Syamsiah yang didasarkan pada kelahiran Nabi Isa as. Sedangkan, sistem penanggalan berbasis Bulan (Lunar System) berpatokan pada perjalanan bulan mengelilingi bumi, seperti yang digunakan dalam kalender Hijriah atau Kamariah (Hijrah Nabi Muhammad saw).
Sistem penanggalan ketiga adalah Lunisolar System, yang merupakan kombinasi antara kalender berbasis Matahari dan Bulan. Contoh dari sistem ini adalah kalender Tionghoa dan kalender Caka Bali, yang masih menerapkan prinsip lunisolar dalam perhitungannya.
Sistem kalender seperti kalender Masehi yang digunakan secara internasional, kalender Hijriah yang digunakan oleh umat Islam, serta kalender Tionghoa dan kalender Saka Bali, mencerminkan variasi dan kekayaan dalam menghitung dan menandai waktu. Perbedaan sistem ini, selain karena perbedaan geografis, juga sering dipengaruhi oleh kepercayaan, keilmuan, dan peradaban yang berkembang di berbagai belahan dunia.
Makalah ini disusun untuk menggali lebih dalam tentang berbagai sistem kalender yang ada, membahas asal-usulnya, prinsip dasar yang mendasari perhitungan waktu, serta peranan penting kalender dalam membentuk peradaban dan aktivitas manusia. Pemahaman yang lebih baik tentang sistem kalender akan memperkaya wawasan kita tentang bagaimana manusia dari berbagai kebudayaan memahami dan mengatur waktu dalam kehidupan sehari- hari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah kalender?
2. Apa tujuan dari dibuatnya kalender?
3. Bagaimana manfaat kalender?
4. Apa saja jenis-jenis dari kalender?
5. Bagaimana cara menghitung kalender?
6. Bagaiman teori landasan tentang kalender?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui Sejarah dari kalender
2. Untuk memahami tujuan dari dibuatnya kalender 3. Untuk memahami manfaat dari kelender
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari kalender
5. Untuk memahami cara sistem menghitung kalender 6. Untuk mengetahui teori landasan tentang kalender.
3
BAB I
PEMBAHASAN
A. Sejarah Sistem Kalender
Istilah kalender berasal dari bahasa Inggris modern calendar. Dalam Dictionary of The English Language, sebagaimana dikutip oleh Nashiruddin dalam disertasinya, istilah calendar berasal dari Bahasa Inggris pertengahan, yang asalnya dari bahasa Prancis calendier, yang berasal dari bahasa Latin kalendarium yang berarti “catatan pembukuan utang” atau “buku catatan bunga pinjaman”. Kata kalendarium dalam bahasa Latin sendiri berasal dari kata kalendae yang berarti hari pertama dari setiap bulan.
Kalender, sebuah penanda waktu yang begitu melekat dalam kehidupan kita sehari-hari, ternyata memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Jauh sebelum angka-angka dan hari-hari tercatat dalam lembaran, manusia purba telah berupaya memahami ritme alam semesta. Alasan kenapa Kalender diperlukan yaitu :
1) Pertanian: Perubahan musim sangat memengaruhi waktu tanam dan panen.
Kalender membantu petani menentukan waktu yang tepat untuk bercocok tanam.
2) Perayaan: Banyak peradaban memiliki perayaan-perayaan yang terkait dengan siklus alam, seperti pergantian musim atau fase bulan. Kalender membantu mengatur waktu perayaan-perayaan tersebut.
3) Navigasi: Para pelaut dan pedagang menggunakan kalender untuk menentukan musim terbaik untuk melakukan perjalanan.
Menurut asal usulnya, kalender Pertama yaitu ketika manusia Mengamati Alam. Kalender paling awal kemungkinan besar didasarkan pada pengamatan terhadap fenomena alam yang berulang yaitu berupa :
a) Siklus Bulan: Perubahan fase bulan yang teratur menjadi dasar bagi banyak kalender awal. Bulan baru dan purnama menjadi penanda waktu yang penting.
b) Siklus Matahari: Pergerakan matahari di langit dan perubahan panjang siang hari mengindikasikan pergantian musim.
c) Peristiwa Alam Lainnya: Gerhana matahari atau bulan, serta kemunculan bintang-bintang tertentu, juga digunakan sebagai penanda waktu.
Pada masa Peradaban Kuno dan mereka memiliki sistem Kalendernya masing-masing dari pengamatannya terhadap peristiwa alam tersebut.
1. Mesir Kuno: Kalender Mesir Kuno didasarkan pada siklus banjir Sungai Nil, yang sangat penting bagi pertanian mereka. Mereka membagi tahun menjadi 365 hari.
2. Babilonia: Bangsa Babilonia mengembangkan sistem bilangan berbasis 60 yang masih kita gunakan hingga kini (misalnya, 60 detik dalam satu menit).
Mereka juga memiliki kalender yang cukup kompleks.
3. Maya: Peradaban Maya di Amerika Tengah memiliki kalender yang sangat akurat, bahkan lebih akurat daripada kalender Gregorian yang kita gunakan sekarang. Mereka memiliki beberapa kalender dengan siklus yang berbeda- beda.
Kalender, sebagai alat untuk mengatur waktu dan mengukur pergerakan benda langit, telah menjadi bagian integral dari peradaban manusia sejak ribuan tahun lalu. Setiap peradaban memiliki sistem kalendernya sendiri, yang seringkali terikat erat dengan kepercayaan, pertanian, dan peristiwa penting lainnya.
Kalender paling awal seringkali didasarkan pada siklus bulan. Masyarakat purba mengamati perubahan fase bulan dan menggunakannya untuk melacak waktu. Seiring dengan perkembangan pertanian, manusia mulai memperhatikan siklus matahari dan musim. Kalender matahari didasarkan pada pergerakan bumi mengelilingi matahari.Salah satu kalender matahari tertua yang diketahui adalah kalender Mesir Kuno. Mereka membagi tahun menjadi 365 hari, dengan 12 bulan masing-masing terdiri dari 30 hari. Bangsa Babilonia juga mengembangkan kalender yang cukup kompleks, dengan pembagian hari menjadi 24 jam dan penggunaan sistem bilangan berbasis 60.
5
Sedangkan Kalender Romawi Kuno mengalami beberapa kali reformasi.
Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian pada tahun 45 SM, yang didasarkan pada tahun matahari selama 365,25 hari.
Contoh kalender Lain di Dunia yaitu :
1) Kalender Hijriah: Kalender Hijriah digunakan oleh umat Islam dan didasarkan pada siklus bulan. Tahun baru Hijriah jatuh pada tanggal 1 Muharram, yang menandai hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.
2) Kalender Cina: Kalender Cina adalah lunisolar, menggabungkan siklus bulan dan matahari. Kalender ini digunakan untuk merayakan Tahun Baru Imlek dan festival-festival tradisional lainnya.
3) Kalender Hindu: Hindu memiliki beberapa kalender, termasuk kalender Vikram Samvat dan kalender Saka. Kalender ini digunakan untuk perayaan keagamaan dan festival.
Ada beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kalender yaitu : a) Perkembangan Astronomi: Pengetahuan tentang pergerakan benda langit semakin akurat seiring berjalannya waktu, memungkinkan pembuatan kalender yang lebih presisi.
b) Kebutuhan Praktis: Kalender digunakan untuk mengatur kegiatan pertanian, perayaan keagamaan, dan aktivitas sosial lainnya.
c) Pengaruh Politik dan Budaya: Kekuasaan politik seringkali mempengaruhi sistem kalender yang digunakan, dan kalender juga menjadi bagian dari identitas budaya suatu masyarakat.
Sejarah kalender adalah cerminan dari perkembangan peradaban manusia.
Dari sistem sederhana yang didasarkan pada pengamatan langit hingga kalender modern yang sangat akurat, kalender telah memainkan peran penting dalam kehidupan manusia.
Kalender tercipta seiring kemajuan sejarah perkembangan astronomi dan astrologi dalam komunitas pengguna kalender. Sehingga penentuan perkembangan sebuah kalender agar menjadi baik tergantung dari maju
tidaknya sebuh peradaban manusia. Sehingga bagi manusia yang mempunyai sebuah peradaban maju, serta kuat dalam bidang ekonominya maupun aspek budaya dan sistem pemerintahannya baik, pasti memiliki kepentingan cukup besar untuk menata kegaiatan hidup dengan penyisteman waktu yang baik, komplit dan efisien. Ilmu terus berkembang seiring interaksi umat Islam terhadap ilmuan barat khususnya ilmu yang bersumber dari Yunani.
B. Tujuan Kalender
Tujuan terbentuknya kalender menurut para ahli berkaitan dengan pengorganisasian waktu, penandaan peristiwa, dan pencatatan sejarah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tujuan tersebut:
4. Pengorganisasian Waktu
Kalender berfungsi sebagai sistem pengorganisasian satuan waktu yang memungkinkan manusia untuk membagi waktu menjadi periode yang lebih teratur, seperti hari, minggu, bulan, dan tahun. Menurut Susiknan Azhari, kalender adalah sistem pengorganisasian satuan-satuan waktu untuk tujuan penandaan serta perhitungan waktu dalam jangka panjang.
Dengan adanya kalender, masyarakat dapat merencanakan aktivitas sehari- hari dan kegiatan penting lainnya dengan lebih efektif..
5. Penandaan Peristiwa Penting
Kalender juga digunakan untuk menandai peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah atau budaya suatu masyarakat. Misalnya, kalender Hijriyah yang ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab digunakan untuk menandai peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Hal ini menunjukkan bahwa kalender tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur waktu, tetapi juga sebagai sarana untuk mengingat dan merayakan peristiwa bersejarah.
6. Pencatatan Sejarah
Kalender memungkinkan pencatatan sejarah yang sistematis. Ilyas menyatakan bahwa kalender merefleksikan daya dan kekuatan suatu peradaban, dengan memberikan nama untuk periode waktu tertentu.
7
Dengan mencatat tanggal-tanggal penting, masyarakat dapat melacak perkembangan sejarah dan budaya mereka dari waktu ke waktu.
7. Penyesuaian dengan Siklus Alam
Kalender juga dirancang untuk menyelaraskan kegiatan manusia dengan siklus alam. Misalnya, kalender Masehi (Gregorian) didasarkan pada perputaran Bumi mengelilingi Matahari, sehingga satu tahun terdiri dari 365 hari. Sementara itu, kalender Hijriyah berpatokan pada rotasi bulan, dengan satu tahun terdiri dari 354 atau 355 hari. Penyesuaian ini penting agar masyarakat dapat menyesuaikan aktivitas pertanian, perayaan keagamaan, dan kegiatan lainnya sesuai dengan perubahan musim.
8. Konsistensi dalam Penanggalan
Sistem penanggalan yang konsisten diperlukan untuk mencegah kebingungan dalam perhitungan waktu. Moedji Raharto menekankan pentingnya konsistensi sistem penanggalan agar tidak terjadi kekacauan di kemudian hari. Dengan adanya aturan yang jelas mengenai awal bulan, tahun kabisat, dan sebagainya, masyarakat dapat mengikuti dan memahami waktu dengan lebih baik. Kalender memberikan cara yang konsisten untuk mengukur waktu, yang penting untuk administrasi, perniagaan, dan kegiatan lainnya. Dengan sistem kalender, masyarakat dapat mencatat peristiwa penting dan menetapkan batas waktu untuk berbagai kegiatan.
Tujuan pembentukan sistem kalender memiliki beberapa aspek penting:
a. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Astronomi
Kalender juga mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya astronomi. Banyak budaya kuno mengamati pergerakan benda-benda langit untuk menentukan waktu, yang berujung pada penemuan penting dalam bidang astronomi.
b. Pertanian dan Musim
Banyak masyarakat agraris mengembangkan kalender untuk mengikuti siklus musiman. Salah satu tujuan utama dari sistem kalender adalah untuk membantu masyarakat agraris dalam merencanakan
aktivitas pertanian. Dengan mengetahui waktu terbaik untuk menanam dan memanen, petani dapat meningkatkan hasil panen mereka. Kalender memungkinkan mereka untuk merencanakan kegiatan berdasarkan siklus alam, seperti perubahan musim dan fase bulan.
c. Keagamaan dan Perayaan
Kalender juga digunakan untuk menentukan hari-hari penting dalam kehidupan keagamaan dan budaya, seperti perayaan dan ritual, yang sering kali berhubungan dengan siklus alam. Banyak budaya mengembangkan kalender berdasarkan perayaan dan tradisi tertentu, yang mengikat masyarakat dan memberikan identitas budaya.
d. Koordinasi Sosial
Dalam konteks sosial dan ekonomi, kalender memungkinkan individu dan kelompok untuk berkoordinasi dalam aktivitas seperti perdagangan, pertemuan, dan acara komunitas.
e. Dokumentasi Sejarah
Kalender membantu dalam pencatatan dan dokumentasi peristiwa sejarah, sehingga memudahkan generasi mendatang untuk memahami waktu dan konteks peristiwa yang terjadi. Secara keseluruhan, pembentukan sistem kalender berakar pada kebutuhan manusia untuk mengatur waktu secara efisien dalam konteks pertanian, sosial, ekonomi, dan keagamaan. Sistem ini juga berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam astronomi. Kalender telah menjadi alat penting dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah, memungkinkan pengelolaan waktu yang lebih baik dan peningkatan kerjasama dalam masyarakat.
Secara keseluruhan, pembentukan kalender memiliki tujuan multifungsi yang meliputi pengorganisasian waktu, penandaan peristiwa penting, pencatatan sejarah, penyesuaian dengan siklus alam, dan menjaga konsistensi dalam penanggalan.
9
C. Manfaat Kalender
Sejak ribuan tahun lalu, penggunaan kalender dalam kehidupan manusia berawal dari kegiatan astronomi atau ilmu perbintangan. Pengamatan manusia terhadap bintang-bintang dan antariksa pada masa lampau menginspirasi sejumlah suku di dunia untuk menciptakan sistem penanggalan. Sistem ini kemudian dimanfaatkan oleh berbagai suku untuk memprediksi iklim dan kondisi alam, yang berdampak pada pengelolaan pertanian dan kelautan di wilayah mereka. Beberapa contoh sistem penanggalan awal yang berperan dalam perkembangan kalender dunia meliputi kalender Mesir, kalender suku Maya, kalender Cina, kalender Yahudi, dan kalender Yunani.
Perkembangan zaman dan teknologi dunia juga berdampak pada penggunaan kalender. Jika di masa lalu kalender lebih difokuskan pada fungsi untuk pertanian dan kelautan, kini kalender memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Pengingat Waktu
Dengan meningkatnya kesibukan dan aktivitas seseorang, sering kali orang kesulitan dalam mengatur waktu dengan baik. Kalender sangat membantu orang-orang di era modern ini untuk mengingat waktu dan mengaturnya secara lebih efisien. Dengan demikian, setiap waktu yang ada dapat digunakan secara optimal untuk menjalani berbagai kegiatan yang bermanfaat.
2. Mendukung Kepentingan
Kalender tidak lagi sekadar alat penanggalan. Di masa kini, kalender sering digunakan untuk memfasilitasi urusan dan kepentingan individu atau kelompok tertentu. Beberapa perusahaan memanfaatkan kalender sebagai media promosi untuk produk dan jasa yang mereka tawarkan kepada masyarakat. Kalender dipandang sebagai cara yang efektif untuk memasarkan bisnis kepada konsumen. Selain itu, politisi juga sering membuat dan menggunakan kalender sebagai alat untuk berinteraksi dengan calon pemilih.
3. Penanda Sejarah
Kalender memungkinkan pencatatan dan peringatan peristiwa penting. Membatu dalam penyusunan dan pemahaman narasi Sejarah dan menjadi referensi untuk studi kronologi dan periodisasi Sejarah.
4. Pendidikan
kalender membantu siswa dan guru mengatur jadwal akademik, menentukan periode ujian dan liburan sekolah serta memfasilitasi perencanaan kurikulum jangka Panjang.
5. Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Kalender menyediakan kerangka observasi astronomi, membantu dalam perencanaan dan pelacakan eksperimen jangka panjang dan memfasilitasi studi tentang pola dan siklus alam.
6. Fungsi Dekorasi
Kalender dengan berbagai bentuk dan desain menarik juga dapat digunakan sebagai elemen dekorasi ruangan. Kalender memberikan nilai estetika tambahan pada sebuah ruang, menjadikannya lebih menarik.
Dinding ruangan terlihat lebih indah saat digantungkan kalender dinding daripada dibiarkan kosong. Begitu juga dengan meja kerja yang tampak semakin elegan dengan kehadiran kalender meja berdesain cantik.
D. Jenis-Jenis Kalender
Kalender merupakan sistem pengorganisasian waktu yang telah dikembangkan oleh berbagai peradaban sepanjang Sejarah. Setiap kalender mencerminkan pemahaman astronomi, kebutuhan sosial, dan nilai-nilai budaya Masyarakat yang menggunakannya. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai jenis kalender:
1. Kalender Matahari
Kalender matahari didasarkan pada revolusi Bumi mengelilingi matahari. Dalam kalender ini satu tahun biasanya terdiri dari 365 atau 366 hari, yang menggambarkan lamanya waktu yang diperlukan bumi untuk menyelesaikan satu putaran penuh mengitari matahari.
a. Kalender Masehi (Gregorian)
11
Tahun Masehi adalah penanggalan yang digunakan secara Internasional dan dinamakan dengan Anno Domino (AD). Kalender masehi, juga dikenal sebagai kalender Gregorian, adalah kalender yang paling banyak digunakan di seluruh dunia saat ini untuk keperluan sipil.
Kalender masehi diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582. Menggantikan kalender Julian yang telah digunakan sejak 45 SM. Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki ketidakakuratan kalender Julian dalam menentukan tanggal Paskah. Akurasi kalender masehi memiliki kesalahan hanya sekitar 1 hari dalam 3300 tahun. Jauh lebih akurat dibandingkan kalender Julian yang memiliki kesalahan 1 hari setiap 128 tahun.
Penanggalan Masehi dipengaruhi oleh tradisi astrologi dari Mesir Kuno, Babel, Mesopotamia, Yunani, dan Romawi Kuno, serta mengalami intervensi dari Gereja. Sistem ini berakar dari astrologi Mesopotamia sejak 2.000 SM dan digunakan oleh ahli perbintangan Mesir pada 1.000 SM untuk meramalkan masa depan. Orang Babel kemudian menghubungkan perubahan musim dengan rasi bintang dan mengembangkan kalender serta horoskop antara tahun 600 SM dan 200 SM. Sistem penanggalan Masehi juga menganggap kelahiran Yesus sebagai pusat sejarah, dengan tahun 1 Masehi sebagai titik awal, sementara tahun-tahun sebelumnya dihitung mundur sebagai Sebelum Masehi (SM). Penanggalan ini telah diadopsi secara internasional hingga kini.
Kalender masehi memiliki struktur 12 bulan dengan Panjang bervariasi, yaitu 30 atau 31 hari, kecuali bulan Februari yang memiliki 28 atau 29 hari. Satu tahun terdiri dari 365 hari pada tahun biasa dan 366 hari pada tahun kabisat. Tahun kabisat terjadi setiap 4 tahun (tahun yang habis dibagi 4).
Kalender Masehi digunakan secara universal oleh sebagaian besar Masyarakat di seluruh dunia. Banyak negara menggunakan kalender ini sebagai sistem penanggalan resmi. Kalender Masehi diterima di negara-
negara penganut Kristen Katolik dan kemudian diikuti oleh Kerajaan- kerajaan Eropa lainnya.
b. Kalender Julian
Kalender Julian, diperkenalkan oleh Julius Caesar pada 46 SM dan dirancang oleh astronom Sosigenes, menggantikan kalender Romawi kuno yang tidak akurat. Kalender ini terdiri dari 12 bulan dengan 365 hari per tahun, ditambah satu hari ekstra setiap empat tahun (tahun kabisat) untuk menyesuaikan dengan tahun tropis. Meskipun lebih baik dari sistem sebelumnya, kalender Julian sedikit lebih panjang dari tahun tropis sebenarnya, dengan selisih sekitar satu hari setiap 128 tahun.
Akumulasi kesalahan ini menyebabkan ketidaksesuaian antara kalender dan peristiwa astronomi seiring waktu.
Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memperkenalkan reformasi kalender yang menghasilkan kalender Gregorian atau kita sebut kalender Masehi. Pembaruan ini memperbaiki sistem tahun kabisat dengan menghilangkan tiga tahun kabisat setiap 400 tahun, sehingga meningkatkan akurasinya.
2. Kalender Bulan
Kalender bulan, perhitungannya berdasarkan bulan sinodik, yaitu interval waktu yang dibutuhkan agar bulan melalui seluruh fasanya, misalnya dari bulan baru hingga bulan baru berikutnya. Lamanya peredaran bulan sinodik sekitar 29,5 hari (tepatnya 29 hari 13 jam (Simamora, P., 1975: 78).
a. Kalender Hijriah (Kalender Islam)
Hijriah merupakan kalender yang digunakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Kalender ini didasarkan pada revolusi bulan mengelilingi bumi. Karena berpatokan pada siklus bulan, sering kali terdapat perbedaan dalam penetapan awal bulan. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara siklus penanggalan bulan dan siklus kalender matahari yang umum dipakai. Tantangan yang muncul adalah adanya
13
perbedaan mengenai kapan dan dari mana hari dimulai. (Rofiuddin, 2016)
Kaum Islam mendasarkan perhitungan kalender berdasarkan peredaran bulan sinodik. Agar jumlah hari dalam sebulan bulat, maka umur bulan berselang-seling 30 dan 29 hari. Dengan demikian jumlah hari dalam satu tahun hijriah adalah 29,5 x 12 atau (6 x 30) + (6 x 29) hari = 354 hari. Kalender Hijriah atau Kalender Islam dimulai dengan Bulan Muharam yang berjumlah 30 hari.
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis kalender Hijriah yang beredar di masyarakat, yang disebabkan oleh perbedaan penafsiran mengenai awal bulan Hijriah. Pemerintah RI menggunakan kriteria imkan ar- rukyat, sedangkan Muhammadiyah mengacu pada wujudul al-hilal dan Nahdlatul Ulama (NU) mengandalkan perhitungan dari berbagai kitab falak serta hasil rukyat al-hilal untuk Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Selain ketiga kriteria tersebut, ada juga kriteria lain yang disusun oleh organisasi masyarakat dan ahli falak. Menurut Susiknan Azhari dalam bukunya “Ilmu Falak Perjumpaan Khasanah Islam dan Sains Modern”, beberapa kalender Hijriah yang berkembang di Indonesia meliputi:
1) Kalender Jawa Islam 2) Kalender Muhammadiyah
3) Almanac Pengurus Besar Nadhatul Ulama 4) Almanak Menara Kudus
5) Taqwim Standar Indonesia
6) Kalender Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) 7) Kalender Persis
3. Kalender Lunisolar
Kalender lunisolar adalah sistem penanggalan yang menggabungkan elemen dari pergerakan bulan dan matahari. Dalam sistem ini, bulan dihitung berdasarkan fase bulan, sementara tahun disesuaikan dengan musim yang ditentukan oleh pergerakan matahari.
a. Kalender Cina
Kalender Cina, yang juga disebut kalender Lunar atau Agrikultur Cina, adalah sistem penanggalan dengan sejarah panjang sejak masa Dinasti Shang sekitar 1600 SM. Kalender ini istimewa karena menggabungkan elemen lunar dan solar, menjadikannya kalender lunisolar yang kompleks namun sangat presisi. Terdiri dari 12 bulan lunar, kalender ini menambahkan bulan interkalasi setiap dua atau tiga tahun untuk menjaga keselarasan antara siklus lunar dan solar. Hal ini memungkinkan kalender tetap sesuai dengan musim, yang sangat penting dalam kehidupan agraris masyarakat Tiongkok kuno.
Salah satu fitur yang paling dikenal dari kalender Cina adalah sistem penamaan tahunnya yang menggunakan kombinasi dari 12 shio binatang dan lima elemen. Siklus 60 tahun ini tidak hanya berfungsi sebagai sistem penghitungan waktu, tetapi juga memiliki signifikansi mendalam dalam astrologi dan budaya Tiongkok.
Penentuan Tahun Baru Imlek dalam kalender Cina adalah peristiwa penting yang menandai awal musim semi. Perayaan ini jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin, biasanya antara 21 Januari dan 20 Februari dalam kalender Gregorian.
E. Cara Menentukan Kalender
1. Perhitungan Tanggal Kalender Masehi
Perhitungan kalender Masehi didasari oleh perputaran bumi mengelilingi Matahari (revolusi). Karenanya, tahun Masehi juga disebut tahun Syamsiah atau tahun Matahari. Satu hari adalah jumlah waktu yang diperlukan bumi untuk melakukan rotasi, dan satu tahun adalah jumlah waktu yang diperlukan Bumi untuk mengelilingi Matahari. Satu tahun revolusi sama dengan 365,25 hari.
Sejarah kalender Masehi amat panjang. Namun, secara singkat bisa disebutkan bahwa di zaman Kerajaan Romawi pada masa pemerintahan Julius Caesar, 1 tahun ditetapkan 365 hari. Dengan demikian, ¼ hari yang tersisa selama 4 tahun ditambahkan ke dalam bulan Februari yang hanya terdiri dari 28 hari.
15
Dengan ketentuan ini, bulan Februari memiliki 29 hari setiap 4 tahun sekali, tahun spesial ini disebut juga tahun kabisat. Tahun kabisat terjadi jika suatu tahun habis dibagi 4, misalnya tahun 2012, 2016, dan tahun 2020.
Dalam setahun, tahun Masehi dibagi menjadi 12 bulan dengan pembagian jumlah hari sebagai berikut:
a. Januari: 31 hari b. Februari: 28/29 hari c. Maret: 31 hari d. April: 30 hari e. Mei: 31 hari f. Juni: 30 hari g. Juli: 31 hari h. Agustus: 31 hari i. September: 30 hari j. Oktober: 31 hari k. November: 30 hari l. Desember: 31 hari
2. Perhitungan Tanggal Kalender Hijriah
Dasar perhitungan kalender Hijriah adalah revolusi bulan atau peredaran bulan mengelilingi bumi. Maka dari itu, kalender Hijriah juga dikenal dengan nama lain, yaitu tahun komariah (bulan) atau tahun Islam.
Adapun periode dari bulan sabit hingga kembali ke bulan sabit disebut satu bulan dan selama 29,5 hari.
Sehingga, satu tahun kalender Hijriah terdiri dari 354 hari, atau tepatnya 354,36708 hari. Dalam perhitungan, dilakukan pembulatan sehingga kalender Hijriah juga mempunyai tahun kabisat yang terdiri dari 355 hari. Hal ini menunjukkan bahwa kalender Hijriah lebih pendek 10–11 hari daripada kalender Masehi. Berdasarkan hal tersebut, hari-hari besar Islam setiap tahun bergeser lebih awal 11 hari pada tahun Hijriah biasa, dan bergeser 12 hari pada tahun kabisat.
Perhitungan tahun kabisat Hijriah adalah setiap jangka 30 tahun sejak kalender ini ditetapkan pada 638 Masehi.
Dalam setahun, tahun Hijriah dibagi menjadi 12 bulan dengan pembagian jumlah hari sebagai berikut:
a. Muharam: 29 hari b. Safar: 30 hari
c. Rabiul Awal: 29 hari d. Rabiul Akhir: 30 hari e. Jumadil Awal: 29 hari f. Jumadil Akhir: 30 hari g. Rajab: 29 hari
h. Syaban: 30 hari i. Ramadan: 30 hari j. Syawal: 30 hari k. Zulkaidah: 29 hari l. Zulhijah: 29/30 hari
3. Perhitungan Tanggal Kalender Cina
Kalender Cina merupakan kalender lunisolar yang menggabungkan pergerakan bulan dan matahari. Setiap tahun dalam kalender ini terdiri dari 12 bulan, namun setiap 2 atau 3 tahun sekali, ada bulan kabisat yang ditambahkan untuk menjaga keselarasan dengan tahun matahari.
Perhitungan bulan dimulai dari fase bulan baru, yang terjadi setiap 29,5 hari, sehingga setiap bulan bisa terdiri dari 29 atau 30 hari. Tahun Baru Imlek biasanya jatuh antara akhir Januari dan pertengahan Februari, ditentukan oleh fase bulan baru pertama setelah solstis musim dingin.
Dalam siklus 19 tahun, terdapat 7 tahun di mana bulan kabisat ditambahkan untuk menyeimbangkan kalender, misalnya dengan menambahkan bulan ke-6 atau ke-7 secara ganda.
Kalender Cina digunakan untuk menentukan tanggal-tanggal penting seperti Tahun Baru Imlek, Festival Pertengahan Musim Gugur, dan tradisi lainnya, serta untuk memilih hari baik dalam acara penting seperti
17
pernikahan atau pembukaan usaha, sesuai prinsip feng shui. Untuk menentukan tanggal tertentu, seseorang dapat memeriksa fase bulan saat ini, menentukan bulan baru pertama setelah solstis musim dingin, dan menghitung jumlah hari yang diperlukan.
F. Teori Landasan Tentang Kalender
Sistem penanggalan yang berkembang pada beradaban masyarakat dunia ada banyak sekali macamnya, dan kesemuanya itu didasarkan pada tiga benda langit, yaitu Matahari, Bumi dan Bulan. Jenis-jenis kalender itu ada 3, yaitu:
kalender Matahari (solar system), kalender Bulan (solar system) dan kalender MatahariBulan (luni-solar system) (Butar-butar, 2014: 10).
Kalender Matahari ialah sistem kalender yang didasarkan pada matahari sebagai dasar perhitungannya, dengan kata lain sistem ini berpatokan pada revolusi Bumi mengitari Matahari. Kalender atau penanggalan yang menggunakan atau berpatokan pada sistem ini diantaranya ialah kalender Mesir Kuno, Kalender Romawi, Kalender Julian dan lain-lain (Butar-butar, 2014: 10- 11).
Yang kedua, kalender Bulan ialah kalender dengan sistem penentuan waktunya menggunakan peredaran Bulan mengitari Bumi sebagai patokannya.
Kala yang dibutuhkan Bulan dalam berevolusi pada Bumi satu kali putaran penuh rata-rata selama 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik. Diantara kalender yang mengadopsi sistem ini ialah kalender Hijriah, kalender Saka, Kalender Jawa Islam (Slamet Hambali, 2012: 64).
Yang ketiga, kalender Luni-solar ialah kalender yang berpatokan pada Matahari dan Bulan, maksudnya penggabungan atau pengkolaborasian antara kalender Matahari dan kalender Bulan. Artinya dalam praktik, jumlah hari menggunakan kalender Matahari dan untuk bulan-bulannya menggunakan kalender Bulan, sehingga dalam satu tahun, terkadang berumur 354-355 hari atau terkadang berumur 384-385 hari. Ini disebabkan adanya interkalasi bulan atau bulan sisipan7, yang bertujuan supaya awal tahun tetap berada pada satu musim tertentu. Kalender yang menggunakan sistem ini ialah kalender Yunani, kalender Caka Bali, dan kalender Cina (Butar-butar, 2014: 13).
Azhari (2007: 82-83) mengutip pendapat P.J Bearman bahwa kalender Hijriah atau lunar system ialah kalender yang terdiri dari dua belas bulan kamariah, setiap bulan berlangsung sejak penampakan pertama bulan sabit hingga penampakkan selanjutnya (29 atau 30 hari), dan dimulai dengan peristiwa hijrah Rasul dari Makkah menuju Madinah. Seperti yang telah disinggung pada latar belakang di atas, bahwa kalender atau penanggalan Hijriah atau lunar system ini adalah berpatokan para pergerakan Bulan mengelilingi Bumi satu kali putaran, sedang periode Bulan dalam mengelilingi Bumi sekali putar ialah selama 27 hari 7 jam 43 menit 11 detik, ini disebut dengan Bulan sideris (sideral month) atau asy-syahr aliqtirany, dan waktu Bulan dari satu ijtima’ menuju ijtima’ selanjutnya ditempuh selama 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik yang disebut Bulan sinodis (sinodic month) atau asy-syahr an- nujumy.
19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalender adalah sistem penting yang digunakan manusia untuk mencatat waktu dan peristiwa. Berasal dari bahasa Latin "kalendarium," kalender memiliki berbagai jenis, seperti kalender Masehi dan Hijriyah, yang berkembang seiring kemajuan peradaban dan ilmu astronomi. Saat ini, ada sekitar 40 sistem kalender yang digunakan di dunia, masing-masing memiliki metode perhitungan waktu yang berbeda sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
Pembentukan kalender bertujuan untuk mengorganisasi waktu, merencanakan aktivitas, menandai peristiwa penting, dan mencatat sejarah secara sistematis. Kalender juga membantu menyesuaikan kegiatan dengan siklus alam, menjaga konsistensi penanggalan, serta mendukung pertanian, keagamaan, dan koordinasi sosial. Selain itu, kalender berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang astronomi.
Manfaat kalender saat ini sangat beragam, antara lain sebagai pengingat waktu, mendukung kepentingan individu atau kelompok, penanda sejarah, alat pendidikan, sarana penelitian ilmiah, dan elemen dekorasi. Terdapat berbagai jenis kalender, yaitu kalender matahari (seperti kalender Masehi dan Julian), kalender bulan (seperti kalender Hijriah), dan kalender lunisolar (seperti kalender Cina). Penentuan kalender dilakukan melalui perhitungan berdasarkan pergerakan celestial; kalender Masehi berdasarkan revolusi bumi mengelilingi matahari dengan 365 atau 366 hari dalam setahun, kalender Hijriah berdasarkan revolusi bulan dengan 354 atau 355 hari, dan kalender Cina yang menggabungkan kedua sistem tersebut, terdiri dari 12 bulan dengan tambahan bulan kabisat setiap 2-3 tahun untuk menjaga keselarasan dengan tahun matahari.
B. Saran
Demikianlah makalah berjudul “Sistem Kalender” ini penulis buat berdasarkan sumber-sumber yang ada, semoga makalah ini dapat dipahami dan kita dapat mengetahui mengenai sistem dari kalender. Pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis dapat menerima kritik dan saran yang membangun.
21
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, A. U. (2022). Konsep Dasar Bumi Antariksa.
Anwar., I., & Mahyuddin Latuconsina. (2023). Studi Komparasi Kriteria Awal Bulan Kamariah Kalender Fazilet Dan Kriteria Mabims. Elfalaky, 7(1), 121–
136. https://doi.org/10.24252/ifk.v7i1.36469
Farah, L. A., Saifulloh, M., & Roesuldi, J. (2022). Studi Komparasi Sejarah dan Aturan Kalender Tahun Masehi: Julian dan Gregorian. AL - AFAQ : Jurnal
Ilmu Falak dan Astronomi, 4(1), 65–77.
https://doi.org/10.20414/afaq.v4i1.4361
Manshur, T. (2016). Respons Ulama Nu Dan Muhammadiyyah Di Kudus Terhadap Upaya Unifikasi Kalender Hijriah Di Indonesia. 17.
Penelitian, A. K. (s.a.). Lutfi Adnan Muzamil, Studi Falak dan Trigonometri, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2015), 17.
Riza, M. H., & Izzuddin, A. (2020). Pembaruan kalender masehi Delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu Salat. Ulul Albab: Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam, 3(2), 163. https://doi.org/10.30659/jua.v3i2.7995 Rofiuddin, A. A. (2016). Penentuan Hari Dalam Sistem Kalender Hijriah. Al-
Ahkam, 26(1), 117. https://doi.org/10.21580/ahkam.2016.26.1.878
Sari, I. P. (2022). Analisa Pergeseran Kalender Gregorian Menjadi Kalender Dunia.
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi, 4(1), 20–31.
https://doi.org/10.20414/afaq.v4i1.4172