MAKALAH
TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE
“BANGUNAN DAN JARINGAN IRIGASI“
DISUSUN OLEH :
MEGAWATI (J1B021041) REWIKA BUDY ERLINKA (J1B021051)
RISA HIJRIYANTI (J1B021053) ASMAWATI (J1B021069)
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM
2023
BENDUNGAN LEMBAH SARI
Bangunan adalah struktur fisik yang dibangun untuk tujuan tertentu. Dalam konteks konstruksi dan rekayasa, bangunan mencakup segala sesuatu mulai dari rumah, gedung, jembatan, bendungan, hingga fasilitas industri. Bangunan ini dirancang dan dibangun dengan tujuan khusus, seperti tempat tinggal, komersial, atau infrastruktur.
Jaringan irigasi adalah sistem yang digunakan untuk mendistribusikan air ke lahan pertanian atau area yang membutuhkan suplai air tambahan. Jaringan irigasi melibatkan saluran, pipa, dan struktur lainnya yang dirancang untuk mengalirkan air dari sumbernya (seperti sungai, danau, atau sumur) ke area pertanian atau tanaman. Tujuan dari jaringan irigasi adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan menyediakan suplai air yang cukup untuk tanaman.
Lokasi : Desa Lembah Sari, Kec.Batu Layar, Kab. Lombok Barat
1. Pintu Intek (Intake Gate):
Pintu Intek adalah struktur yang terletak di awal saluran atau kanal irigasi yang berfungsi sebagai pintu masuk atau pintu air. Fungsi utamanya adalah mengatur aliran air yang masuk ke dalam saluran irigasi dari sumber air, seperti sungai, danau, atau bendungan. Pintu Intek biasanya dapat diatur untuk mengontrol jumlah air yang masuk ke dalam saluran irigasi sesuai dengan kebutuhan pertanian atau area yang dilayani oleh saluran tersebut. Ini adalah titik awal dari sistem irigasi dan sangat penting untuk distribusi air yang efisien.
2. Pintu Bilas (Flush Gate):
Pintu Bilas adalah struktur yang digunakan dalam jaringan irigasi untuk membersihkan atau mengosongkan saluran irigasi secara berkala. Fungsi utamanya adalah menghilangkan endapan lumpur, pasir, atau bahan lain yang dapat menyumbat saluran irigasi. Pintu Bilas biasanya terletak di beberapa lokasi strategis di sepanjang saluran irigasi dan dapat diaktifkan secara manual atau otomatis. Saat pintu bilas dibuka, air dengan kecepatan tinggi mengalir melalui saluran dan membawa endapan serta material yang dapat menyumbat, membersihkan saluran secara efektif.
3. Kantong Lumpur
Kantong Lumpur berfungsi sebagai tempat pengendapan endapan, lumpur, pasir, dan partikel-partikel lain yang terbawa oleh aliran air dalam saluran irigasi.
Ketika air memasuki kantong lumpur, kecepatannya berkurang, dan partikel- partikel yang ada dalam air mulai mengendap ke dasar kantong.
• Manfaat
Kantong Lumpur membantu menjaga kualitas air dalam saluran irigasi dengan menghilangkan partikel yang dapat merusak saluran atau menyumbat sistem irigasi. Mereka juga berperan dalam melindungi sistem irigasi dari kerusakan akibat erosi dan pengendapan berlebihan yang dapat mengurangi kapasitas saluran.
4. Bangunan Pelimpah
pelimpah (weir structure) adalah struktur penting dalam jaringan irigasi yang dirancang untuk mengatur aliran air di saluran irigasi. Bangunan pelimpah adalah komponen penting dalam sistem irigasi yang membantu menjaga aliran air yang efisien dan merata, serta mengontrol potensi kerusakan akibat aliran air yang terlalu tinggi atau tidak terkendali. Mereka merupakan elemen penting dalam perencanaan dan manajemen jaringan irigasi.
• Fungsi Utama
Bangunan pelimpah berfungsi untuk mengontrol dan mengatur jumlah air yang mengalir dalam saluran irigasi. Mereka digunakan untuk memastikan bahwa aliran air tetap dalam batas yang diinginkan, sehingga air tidak meluap dari saluran irigasi.
• Desain dan Struktur
Bangunan pelimpah biasanya terdiri dari dinding atau tembok yang melintang di saluran irigasi. Ada berbagai jenis desain bangunan pelimpah, termasuk pelimpah tetap (weir tetap) dan pelimpah variabel (weir variabel).
Pelimpah variable memungkinkan penyesuaian ketinggian air sesuai dengan kebutuhan.
• Pengaturan Aliran Air
Ketinggian dinding bangunan pelimpah menentukan tinggi air yang diizinkan melewati pelimpah. Dalam beberapa kasus, bangunan pelimpah dapat dilengkapi dengan mekanisme yang memungkinkan pengaturan aliran air yang lebih tepat sesuai dengan permintaan petani atau kondisi cuaca.
• Manfaat
Bangunan pelimpah membantu dalam mendistribusikan air secara merata ke lahan pertanian yang berada di bawahnya. Mereka juga dapat digunakan untuk mengukur aliran air yang melewati saluran irigasi, yang berguna untuk pemantauan dan pengelolaan yang lebih baik.
5. Kutup atau Pintu Air (Sluice Gate)
Katup atau Pintu Air (Sluice Gate) pada bangunan irigasi adalah salah satu komponen penting yang digunakan untuk mengontrol aliran air dalam sistem irigasi.
• Fungsi Utama
Katup air berfungsi sebagai pintu yang dapat dibuka atau ditutup untuk mengatur aliran air dalam saluran irigasi atau bangunan irigasi.
Dengan mengubah posisi katup, Anda dapat mengendalikan jumlah air yang mengalir ke lahan pertanian atau menghentikan aliran air sepenuhnya jika diperlukan.
• Desain dan Struktur
Katup air biasanya terbuat dari bahan yang tahan terhadap air seperti logam atau beton. Mereka bisa berbentuk pelat atau pintu yang bisa
digerakkan secara horizontal atau vertikal. Desain katup dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan fungsi spesifiknya.
• Pengoperasian
Katup air dapat dioperasikan secara manual atau dengan menggunakan sistem otomatis tergantung pada kompleksitas sistem irigasi.
Pada katup manual, petugas irigasi biasanya secara fisik mengubah posisi pintu air dengan tangan atau menggunakan alat khusus. Sistem otomatis dapat memungkinkan pengendalian jarak jauh atau pengaturan otomatis berdasarkan kebutuhan air tanaman dan kondisi cuaca.
• Manfaat:
Katup air memungkinkan petani dan pengelola irigasi untuk mengatur air secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan pertanian dan kondisi tanaman.
Mereka membantu dalam mencegah kelebihan atau kekurangan air di lahan pertanian, yang dapat memengaruhi produktivitas tanaman.
6. Celah Trapesium
Celah trapesiun pada bangunan irigasi merujuk pada jarak atau ruang antara dasar (lantai) dan pintu air pada saluran trapesiun. Saluran trapesiun adalah struktur bangunan yang digunakan dalam sistem irigasi untuk mengalirkan air ke lahan pertanian dengan cara yang terkendali. Celah trapesiun adalah komponen yang penting dalam mengatur aliran air dan memungkinkan petani atau pengelola irigasi untuk mengontrol volume air yang masuk ke lahan pertanian. Dengan mengatur celah trapesiun, mereka dapat mengoptimalkan irigasi untuk pertumbuhan tanaman yang sehat.
7. Alat Ukur Bendung
Alat ukur bendung adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur berbagai parameter yang terkait dengan bendungan, yang merupakan struktur air buatan yang dibangun untuk mengendalikan aliran air. Beberapa parameter yang diukur dengan alat ini meliputi:
• Debit Air
Alat ukur bendung dapat mengukur debit air yang masuk dan keluar dari bendungan. Ini penting untuk memantau pasokan air dan menjaga keseimbangan antara pasokan air dan kebutuhan air.
• Tinggi Air
Alat ini juga digunakan untuk mengukur tinggi air dalam waduk bendungan. Informasi ini membantu dalam mengendalikan banjir dan mengatur aliran air ke hulu dan hilir bendungan.
• Tekanan Air
Tekanan air di dalam bendungan dapat diukur dengan alat ini untuk memastikan integritas struktur bendungan dan mengidentifikasi potensi kebocoran atau kerusakan.
• Suhu Air
Suhu air dalam waduk bisa diukur untuk pemantauan lingkungan dan pengaruh suhu terhadap ekosistem di sekitar bendungan.
• Kualitas Air
Beberapa alat ukur bendung juga dapat digunakan untuk mengukur parameter kualitas air seperti pH, oksigen terlarut, dan kadar zat terlarut lainnya.
• Pengukuran Aliran Sedimen
Untuk bendungan yang terletak di sungai, alat ini dapat digunakan untuk mengukur aliran sedimen yang terbawa oleh air sungai. Ini penting untuk menjaga kinerja bendungan dan mencegah penyumbatan oleh sedimen.
• Ketinggian Muka Air
Alat ini dapat membantu mengukur ketinggian muka air hulu dan hilir bendungan, yang diperlukan untuk mengoptimalkan pengelolaan aliran air.
• Data Cuaca
Beberapa alat ukur bendung juga dapat mencatat data cuaca seperti curah hujan, kecepatan angin, dan suhu udara, karena ini dapat mempengaruhi pengelolaan bendungan.