Disusun Oleh :
Jantiara Eka Nandiasa, S.T., M.T.
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknis dan Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor
Modul Perkuliahan
TEKNIK IRIGASI
Skema Daerah Irigasi dan Nomenklatur
Jaringan Irigasi
SEMESTER GANJIL
TA 2021/2022
PENDAHULUAN
Beberapa hal penting yang menyebabkan eratnya hubungan manusia dengan sumber daya air, dapat disebutkan antara lain :
a. Kebutuhan manusia akan kebutuhan makanan nabati
Untuk kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan juga makanan nabati.
Jenis makanan ini didapat manusia dari usahanya datam mengolah tanah dengan tumbuhan penghasil makanan.
b . Kebutuhan manusia akan kenyamanan dan keamanan hidupnya
Seperti telah diketahui bersama, dalam keadaan biasa dan normal, sungai
adalah mitra yang baik bagi kehidupan manusia. Namun, dalam keadaan dan
saat-saat tertentu, sungaipun adalah musuh manusia yang akan merusak
kenyamanan dan keamanan hidupnya.
1. 2. BEBERAPA PENGERTIAN
a.Daerah pengaliran : adalah daerah pada pengaliran sungai (DPS). Dimana apabila terjadi peristiwa-peristiwa alam dan perubahan hidro-klimatologi, akan mempengaruhi kondisi pengaliran pada sungai tersebut.
b. Daerah irigasi atau daerah pengairan : adalah kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
c. Daerah potensial : adalah daerah yang mempunyai kemungkinan baik untuk dikembangkan
d. Daerah fungsional : adalah bagian dari daerah potensial yang telah memiliki
jaringan irigasi yang telah dikembangkan luas daerah fungsional ini sama atau
lebih kecil dari daerah potensial.
1. 2. BEBERAPA PENGERTIAN
e. Jaringan irigasi : adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunannya.
f. Petak irigasi : adalah petak lahan yang memperoleh pemberian air irigasi dari satu jaringan irigasi.
g. Penyediaan irigasi : adalah penentuan banyaknya air yang dapat dipergunakan untuk menunjang pertanian.
h. Pembagian air irigasi : adalah penyaluran air yang dilaksanakan oleh pihak yang berwenang dalam ekspoitasi pada jaringan irigasi utama hingga ke petak tersier.
i. Pemberian air irigasi : adalah penyaluran jatah air irigasi dari jaringan utama ke petak tersier.
j. Penggunaan air irigasi : adalah pemanfaatan air irigasi di tingkat usaha tani.
1. 3. TUJUAN
Tujuan pembuatan suatu bangunan air di sungai adalah sebagai upaya
manusia untuk meningkatkan faktor yang menguntungkan dan
memperkecil atau menghilangkan faktor yang merugikan dari suatu
sumber daya air terhadap kehidupan manusia.
1. 3. MANFAAT
Adapun manfaat suatu sistem irigasi adalah :
a.untuk membasahi tanah, yaitu membantu pembasahan tanah pada daerah yang curah hujannya kurang atau tidak menentu.
b. untuk mengatur pembasahan tanah, yang dimaksudkan agar daerah pertanian dapat di airi sepanjang waktu, baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan.
c. untuk menyuburkan tanah, yaitu dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur pada daerah pertanian sehingga tanah dapat menerima unsur unsur penyubur.
d. untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa) dengan endapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi.
e. untuk penggelontoran air di kota, yaitu dengan menggunakan air irigasi,
kotoran/sampah di kota digelontor ke tempat yang telah disediakan dan selanjutnya dibasmi secara alamiah.
f. pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunya lebih tinggi daripada tanah, dimungkinkan untuk mengadakan pertanian juga pada musim tersebut.
2.2. KUALITAS AIR IRIGASI
Tidak semua air cocok untuk dipergunakan bagi kebutuhan air irigasi. Air yang dapat dinyatakan kurang baik untuk air irigasi biasanya mengandung :
a.Bahan kimia yang beracun bagi tumbuhan atau orang yang makan tanaman itu, b.Bahan kimia yang bereaksi dengan tanah yang kurang baik,
c.Tingkat keasaman air (Ph), d.Tingkat kegaraman air,
e.Bakteri yang membahayakan orang atau binatang yang makan tanaman yang diairi dengan
air tersebut.
2.3. SISTEM IRIGASI DAN KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI
Dalam perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Irigasi Sistem Gravitasi
Irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang telah lama dikenal dan diterapkan dalam kegiatan usaha tani.
b. Irigasi sistem pompa
Sistem irigasi dengan pompa bisa dirpertimbangkan, Apabila pengambilan secara gravitatif ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupun teknik.
c. Irigasi Pasang-surut
Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut.
2.3. SISTEM IRIGASI DAN KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI
Adapun klasifikasi jaringan irigasi bila ditinjau dari cara pengaturan, cara pengukuran aliran air dan fasilitasnya, dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
a. Jaringan Irigasi Sederhana
Di dalam jaringan irigasi sederhana. pembagian air tidak diukur atau diatur sehingga air lebih akan mengalir ke saluran pembuang. Persediaan air
biasanya berlimpah dan kemiringan berkisar antara sedang dan curam. Oleh
karena itu hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang sulit untuk pembagian
air (lihat gambar 2. 1.).
a. Jaringan Irigasi Sederhana
Jaringan irigasi ini walaupun mudah diorganisir namun memiliki kelemahan- kelemahan serius yakni
1. Ada pemborosan air dan karena pada umumnya jaringan ini terletak di
daerah yang tinggi, air yang terbuang tidak selalu dapat mencapai daerah
rendah yang subur.
2.Terdapat banyak pengendapan yang memerlukan lebih banyak biaya dari
penduduk karena tiap desa membuat jaringan dan pengambilan sendiri-sendiri.
3.Karena bangunan penangkap air bukan bangunan tetap/permanen, maka umurnya pendek.
b. Jaringan Irigasi Semi Teknis
Pada jaringan irigasi semi teknis, bangunan bendungnya terletak di sungai lengkap dengan pintu pengambilan tanpa bangunan pengukur di bagian hilirnya. Beberapa bangunan permanen biasanya juga sudah dibangun di jaringan saluran. Sistem pembagian air biasanya serupa dengan jaringan sederhana (lihat gambar 2. 2.).
Bangunan pengambilan dipakai untuk
melayani/mengairi daerah yang lebih luas
dari pada daerah layanan jaringan
sederhana.
c. Jaringan Irigasi Teknis
Salah satu prinsip pada jaringan irigasi
teknis adalah pemisahan antara saluran
irigasi/pembawa dan saluran
pembuang/pematus. Ini berarti bahwa baik
saluran pembawa maupun saluran pembuang
bekerja sesuai dengan fungsinya masing-
masing. Saluran pembawa mengalirkan air
irigasi ke sawah-sawah dan saluran
pembuang mengalirkan kelebihan air dari
sawah- sawah ke saluran pembuang. (Lihat
gambar 2. 3).
Nomenklatur Pertemuan ke 2
NOMENKLATUR
Nomenklatur adalah membuat sebutan atau nama dari jenis, tempat dari obyek irigasi.
MANFAAT NOMENKLATUR
Untuk memudahkan penyelenggaraan irigasi, penulisan laporan tentang obyek irigasi.
Memudahan pembedaan antara daerah irigasi yang satu dengan lainnya.
Selain itu dalam satu daerah irigasi sering ditemui bangunan
maupun saluran yang sejenis dalam jumlah yang lebih dari
satu.
Nomenklatur Pertemuan ke 2
MANFAAT NOMENKLATUR
Untuk memudahkan penyelenggaraan irigasi, penulisan laporan tentang obyek irigasi.
Memudahan pembedaan antara daerah irigasi yang satu dengan lainnya.
Selain itu dalam satu daerah irigasi sering ditemui bangunan maupun
saluran yang sejenis dalam jumlah yang lebih dari satu.
Nomenklatur Pertemuan ke 2
PEDOMAN
Singkatan harus betul-betul singkat.
Singkatan satu huruf. Ditambah angka.
Dimungkinkan menambah tanpa merubah singkatan dari sistem yang ada.
Dapat menyatakan perbedaan fungsi jenis saluran atau bangunan.
Dapat menyatakan jenis dan letak petak. Petak–petak diberi nama kanan atau kiri sesuai arah aliran air irigasi.
Sebutan dalam satu daerah irigasi tidak boleh sama, Jr
untuk Jragung dan Jr untuk Jrakah. Sebaiknya
dibedakan misalnya Jg untuk Jragung dan Jk untuk
Jrakah
Nomenklatur Pertemuan ke 2
Notasi Irigasi
Untuk memudahkan penggambaran
jaringan, maka dibuat suatu simbol
atau notasi/legenda dari berbagai
macam bangunan seperti berikut ini.
Nomenklatur Pertemuan ke 2
SALURAN IRIGASI
1. Saluran Primer
2. Saluran Sekunder
3. Saluran Tersier
4. Saluran Pembuang
Nomenklatur Pertemuan ke 2
BANGUNAN IRIGASI
BANGUNAN PENGATUR 1. Bangunan penangkap air
2. Bangunan Sadap
3. Bangunan Bagi
Nomenklatur Pertemuan ke 2
BANGUNAN PEMBAWA
1) Bangunan Terjun
2) Bangunan Talang
3) Bangunan Gorong-gorong
4) Bangunan Syphon
5) Bangunan Got Miring
Nomenklatur Pertemuan ke 2
BANGUNAN PELENGKAP
Bangunan Pelimpah
Bangunan Gorong-gorong/jembatan
Bangunan Pintu Bilas
Nomenklatur Pertemuan ke 2
PETAK IRIGASI
Nama petak menunjukkan lokasi
Luas areal yang ada dipetak tsb
Debit kebutuhan air di petak tsb
NAMA PETAK
LUAS (Ha) Debit l/dt
Nomenklatur Pertemuan ke 2
SKEMA JARINGAN IRIGASI
SKEMA JARINGAN BANGUNAN
BD2
BD 2KA
BD.1Ka 100 100 120 l/s
120 l/s BD 2 KI
100 120 l/s
BD0 BD1
BD 1a BD 1b BD 2b
BD1 BD2
K lasifikasi jaringan irigasi
Secara singkat, klasifikasi jaringan irigasi dapat dilihat pada tabel 3.1 Berikut ini :
2. 4. CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI
Untuk mengalirkan dan membagi air irigasi, dikenal 4 cara utama, yaitu:
a. Pemberian air irigasi lewat permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasi melalui permukaan tanah.
b. Pemberian air irigasi melalui bawah permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasi yang menggunakan pipa dengan sambungan terbuka atau berlubang-lubang, yang ditanam 30-100 cm di bawah permukaan tanah.
c. Pemberian air irigasi dengan pancaran, yaitu cara pemberian air irigasi dalam bentuk pancaran dari suatu pipa berlubang yang tetap atau berputar pada sumbu vertikal.
d. pemberian air dengan cara tetesan, yaitu pemberian air melalui pipa, dimana pada tempat-tempat tertentu diberi perlengkapan untuk jalan keluarnya air agar menetes pada tanah. Cara pemberian air irigasi semacam inipun belum lazim di Indonesia.
Cara pemberian air irigasi ini tergantung pada kondisi tanah, keadaan topografi, ketersediaan air, jenis tanaman, iklim, kebiasaan petani dan pertimbangan lain.
2. 4. CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI
Cara pemberian air irigasi yang termasuk datam cara pemberian air lewat permukaan, dapat disebut antara lain :
a. Wild flooding : air digenangkan pada suatu daerah yang luas pada waktu banjir cukup tinggi sehingga daerah akan cukup sempurna dalam
pembasahannya; cara ini hanya cocok apabila cadangan dan ketersediaan air cukup banyak.
b. Free flooding : daerah yang akan diairi dibagi dalam beberapa bagian/petak; air dialirkan dari bagian yang tinggi ke bagian yang rendah.
c. Check flooding : air dari tempat pengambilan (sumber air) dimasukkan kedalam selokan, untuk kemudian dialirkan pada petak-petak yang kecil,
keuntungan dari sistem ini adalah bahwa air tidak dialirkan pada daerah yang sudah diairi.
d. Border strip method daerah pengairan dibagi-bagi dalam luas yang kecil
dengan galengan berukuran 10 × 100 m2 sampai 20 × 300 m2, air dialirkan ke dalam tiap petak melalui pintu-pintu.
2. 4. CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI
Cara pemberian air irigasi yang termasuk datam cara pemberian air lewat permukaan, dapat disebut antara lain :
e. Zig-zig method : daerah pengairan dibagi dalam sejumlah petak berbentuk jajaran atau persegi panjang ; tiap petak dibagi lagi dengan bantuan galengan dan air akan mengalir melingkar sebelum mencapai lubang pengeluaran. Cara ini menjadi dasar dari pengenalan perkembangan teknik dan peralatan irigasi.
f. Bazin method : cara ini biasa digunakan di perkebunan buah-buahan. Tiap bazin dibangun mengelilingi tiap pohon dan air dimasukkan ke dalamnya melalui selokan lapangan seperti pada check flooding.
g. Furrow method : cara ini digunakan pada perkebunan bawang dan kentang serta buah-
buahan Iainnya. Tumbuhan tersebut ditanam pada tanah gundukan yang paralel dan diairi
melalui lembah di antara gundukan.
Terima Kasih