• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

N/A
N/A
11. Febby Dwi Cahyani

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN BDL6314

Dosen Pengampu:

1. Aspia Lamana, MPH 2. Desi Rosita, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 6 Anggota:

1. Feby Cahyanti Mutifa (201091012) 2. Mitha Amelia (201091023) 3. Nurhayati Ratih (201091030)

4. Vinka Rizkika (201091052)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK JURUSAN SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN 2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karna telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Teknologi Tepat Guna Dalam Pelayanan Kebidanan” dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang di tekuni oleh kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 17 Oktober 2023 Punyusun

Kelompok 6

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 3

BAB II ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Memahami dan Menerapkan Teknologi Terapan dan Tepat Guna dalam Pelayanan Persalinan ... 4

1. Obat... 4

2. Alat ... 12

BAB III ... 16

PENUTUP ... 16

A. Kesimpulan ... 16

B. Saran ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 18

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan plasenta yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejatiyang ditandai dengan perubahan Serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.

(Berek et al. 2023)

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin dan plasenta yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 Minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Sri Rejeki, Tri Hartiti, Achmad Solichan 2019)

Merujuk kepada Permenkes RI No 4 Tahun 2019 bahwa semua ibu bersalin harus menggunakan layanan persalinan terstandar. Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan kesehatan ibu sesuai standar kepada seluruh ibu di wilayah kerja kabupaten/kota. Standar untuk asuhan persalinan normal menggunakan Acuan Persalinan Normal (APN) standarIni berarti bahwa seluruh pertolongan persalinan harus di fasilitasi oleh tenaga kesehatan serta pertolongan persalinan minimal dilakukan oleh 2 orang(1) dokter dan bidan atau (2) dua bidan, atau (3) bidan dan perawat (Kementerian Kesehatan RI 2019).

(5)

2

Proses persalinan diawali dengan kontraksi rahim yang menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada ibu yang akan bersalin atau perempuan yang sedang menstruasi. Sebagian besar perempuan akan mengalami nyeri selama persalinan dan mesntruasi. Rasa nyeri persalinan bersifat individual, setiap individu akan mempersepsikan rasa nyeri yang berbeda terhadap stimulus yang sama tergantung pada ambang nyeri yang dimilikinya. Nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh saraf sensorik. Rasa nyeri dapat dipersepsikan secara fisiologis dan psikologis. Komponen fisiologis merupakan proses penerimaan impuls oleh saraf sensorik dan menyalurkan ke saraf pusat. Sedangkan komponen psikologis meliputi rekognisi sensasi, interpretasi rasa nyeri dan reaksi terhadap hasil interpretasi rasa nyeri tersebut (Lowdermilk, Perry, Cashion, Alden, & Olshansky, 2016)

Saluran pernapasan manusia adalah salah satu sistem vital yang memainkan peran penting dalam penyediaan oksigen ke tubuh serta penghilangan karbondioksida. Gangguan pada saluran pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan berbagai penyakit pernapasan lainnya, dapat mengganggu fungsi normal saluran pernapasan, mengurangi kualitas hidup, dan dalam beberapa kasus, mengancam nyawa individu. Untuk mengatasi permasalahan ini, terapi inhalasi telah menjadi metode pengobatan utama yang digunakan oleh ribuan pasien di seluruh dunia.

Terapi inhalasi adalah teknik pengobatan yang memungkinkan pasien untuk menghirup obat-obatan melalui saluran pernapasan langsung. Ini adalah pendekatan yang efektif untuk mencapai efek obat yang cepat dan tepat pada saluran pernapasan yang memerlukan perhatian. Teknik ini telah berkembang pesat seiring dengan penemuan berbagai jenis perangkat inhalasi, obat-obatan yang semakin canggih, serta peningkatan pemahaman mengenai manfaat terapi inhalasi.(Lewar 2015)

(6)

3

Salah satu metode yang telah berkembang dalam manajemen nyeri adalah terapi Zid Bath. Zid Bath adalah sebuah terapi air yang menerapkan prinsip penggunaan air sebagai alat bantu untuk mengurangi nyeri pada pasien. Terapi ini melibatkan penggunaan air hangat dengan berbagai variasi suhu untuk menciptakan efek relaksasi, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi ketegangan otot. Terapi Zid Bath telah digunakan dalam berbagai pengaturan perawatan kesehatan dan diyakini memiliki manfaat signifikan dalam mengelola nyeri pasien.

Penggunaan Zid Bath dalam manajemen nyeri telah mendapatkan perhatian luas dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk perawatan kesehatan, fisioterapi, rehabilitasi, dan terapi komplementer. Namun, walaupun ada banyak bukti anekdotal dan penelitian kecil yang mendukung efektivitas Zid Bath dalam mengurangi nyeri, masih diperlukan pemahaman yang lebih mendalam dan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak terapi ini secara ilmiah dan potensinya dalam memperbaiki kualitas hidup pasien.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Teknologi Tepat Guna dalam Pelayanan Persalinan

2. Apa saja yang menjadi Teknologi Tepat Guna dalam Pelayanan Persalinan

C. Tujuan

1. Mengetahui Teknologi Tepat Guna dalam Pelayanan Persalinan

2. Mengetahui apa saja yang menjadi Teknologi Tepat Guba dalam Pelayanan Kebidanan

(7)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Memahami dan Menerapkan Teknologi Terapan dan Tepat Guna dalam Pelayanan Persalinan

1. Obat

Penggunaan obat-obatan pada ibu bersalin memiliki peranan penting terhadap persalinan, seperti penggunaan oksitosin dan prostaglandin yang digunakan untuk merangsang atau meningkatkan kontraksi uterus, meminimalkan perdarahan dari plasenta. Penggunaan obat-obat dalam persalinan tersebut harus mengikuti aturan-aturan tertentu karena obat dalam penggunaan yang digunakan dengan jumlah berlebihan dapat menjadi racun hingga kematian.

Mengingat penyebab kematian ibu paling banyak dikarenakan perdarahan daan komplikasi lainnya berarti penggunaan obat sangat diperlukan dalam proses persalinan. Adapun obat obat pereda pada saat persalinan, yaitu:

a. Analgetika Inhalasi

Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan sebagai pereda nyeri. Analgesik termasuk obat anti- inflamasi nonsteroid seperti salisilat, obat narkotika seperti morfin, dan obat sintesis bersifat narkotik seperti tramadol. Menurut analisis kata “anestesi”

(an = tidak, aestesi = rasa), maka anestesi merupakan upaya menghilangkan rasa nyeri atau sakit. Nyeri adalah bentuk pengalaman sensorik dan

(8)

5

emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan atau akan terjadi kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menunjukkan kerusakan jaringan.

Terapi inhalasi adalah metode pengobatan yang melibatkan pengiriman obat-obatan langsung ke dalam saluran pernafasan seseorang melalui pernapasan. Ini dilakukan dengan menggunakan berbagai perangkat inhalasi, seperti inhaler dosis terukur (MDI), nebulizer, atau dry powder inhaler (DPI). Tujuan dari terapi inhalasi adalah untuk memberikan obat- obatan ke area yang tepat di dalam paru-paru, di mana mereka dapat dengan cepat diserap ke dalam aliran darah, memberikan efek terapeutik yang diinginkan, dan mengurangi efek samping sistemik.

Terapi inhalasi sering digunakan dalam pengobatan penyakit pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan penyakit paru lainnya. Jenis obat-obatan yang diinhalasi melalui prosedur ini termasuk bronkodilator (untuk melebarkan saluran udara), kortikosteroid (untuk mengurangi peradangan), dan obat-obatan lain yang membantu mengendalikan gejala pernapasan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Tidak hanya rasa sakit yang dihilangkan tetapi perlu juga dihilangkan rasa takut untuk menciptakan kondisi optimal pada tindakan pembedahan.

Kondisi optimal ini meliputi beberapa komponen di antaranya:

menghilangkan nyeri, menghilangkan kesadaran, penghambatan refleks vegetatif, dan pelemasan otot (Mangku dan Senapathi, 2010).

Rute pemberian analgesik pasca bedah ortopedi untuk pasien dilakukan secara intravena (100%). Pemberian secara intravena memungkinkan efek terapeutik segera dapat tercapai karena pengantaran ke tempat target berlangsung cepat, absorbsi total memungkinkan dosis obat lebih cepat dan terapi lebih diandalkan serta kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi (Nurlela, 2015).

Hal ini sesuai dengan pengelolaan nyeri pasca bedah yang

(9)

6

direkomendasikan oleh Kemenkes bahwa untuk pengelolaan nyeri pasca bedah dapat digunakan analgesi sistemik seperti konvensional NSAID/COX2 selektif inhibitor, parasetamol, atau opioid. Analgesik selanjutnya yaitu analgesi regional dan analgesi neuroaksial seperti analgesi epidural/spinal (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2015).

Nyeri bila tidak teratasi dengan baik dapat mempengaruhi aspek psikologis dan aspek fisik dari penderita. Aspek psikologis meliputi kecemasan, takut, perubahan kepribadian dan perilaku,gangguan tidur dan gangguan kehidupan sosial. Dari aspek fisik, nyeri mempengaruhi peningkatan angka morbiditas dan mortalitas (Zimberg, 2003). Oleh karena itu, faktor subyektif seperti faktor fisiologi, psikologi, lingkungan (pengalaman, budaya, prognosis, strategi mengatasi masalah, rasa takut, ansietas) sangat mempengaruhi pengukuran derajat nyeri. Karenanya, anamnesis berdasarkan pada pelaporan mandiri pasien yang bersifat sensitif dan konsisten sangatlah penting (Kim et al., 2006).

Adapun feel samping dari analgetic inhalasi adalah:

1. Deprise system syaraf pusat 2. Halusinasi

3. Mual 4. Hipoksia

Keuntungan terapi Penggunaan terapi inhalasi memiliki sejumlah keuntungan yang signifikan. Berikut adalah beberapa keuntungan utama dari penggunaan terapi inhalasi:

1) Penyampaian Obat yang Cepat: Terapi inhalasi memungkinkan obat untuk mencapai langsung saluran pernapasan, melewati saluran pencernaan dan sistem peredaran darah. Hal ini memungkinkan obat untuk bekerja lebih cepat dan memberikan efek yang lebih langsung.

2) Dosis yang Dapat Dikendalikan: Sistem inhalasi memungkinkan pengendalian dosis obat yang lebih baik. Ini penting dalam mengatur

(10)

7

dosis obat untuk memenuhi kebutuhan pasien, terutama dalam pengobatan penyakit seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

3) Efek Samping yang Lebih Rendah: Karena obat dikirim langsung ke saluran pernapasan dan dosisnya dapat dikendalikan, terapi inhalasi seringkali mengurangi risiko efek samping yang terkait dengan penggunaan obat sistemik (melalui mulut atau suntikan).

4) Peningkatan Kualitas Hidup: Bagi individu dengan penyakit pernapasan kronis, terapi inhalasi dapat membantu mengendalikan gejala seperti sesak napas dan batuk. Hal ini dapat menghasilkan peningkatan kualitas hidup yang signifikan dan memungkinkan aktivitas fisik yang lebih baik.

5) Pemeliharaan Saluran Pernapasan yang Lebih Baik: Terapi inhalasi juga dapat membantu memelihara kebersihan saluran pernapasan, mempercepat pelepasan lendir, dan mencegah penyumbatan yang dapat terjadi pada penyakit pernapasan.

6) Penggunaan Obat yang Lebih Efisien: Karena obat dihantarkan langsung ke sumber masalah di dalam saluran pernapasan, penggunaan obat menjadi lebih efisien. Dosis yang lebih rendah seringkali cukup efektif dibandingkan dengan obat oral yang memerlukan dosis yang lebih tinggi.

7) Penggunaan yang Mudah: Terapi inhalasi seringkali dianggap lebih mudah dan nyaman dibandingkan dengan penggunaan obat oral atau suntikan. Hal ini memungkinkan pasien untuk lebih konsisten dalam mengikuti rencana pengobatan mereka.

8) Pengendalian Gejala Jangka Panjang: Terapi inhalasi sangat penting dalam mengendalikan gejala jangka panjang penyakit pernapasan seperti asma, PPOK, dan fibrosis kistik. Hal ini dapat mencegah eksaserbasi penyakit dan perburukan kondisi.

9) Pilihan yang Diversifikasi: Terdapat berbagai jenis perangkat inhalasi dan obat-obatan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien,

(11)

8

sehingga memberikan beragam pilihan terapi. Mendukung Pencegahan: Terapi inhalasi juga dapat digunakan untuk pencegahan terhadap serangan atau eksaserbasi penyakit, yang pada gilirannya mengurangi frekuensi kunjungan ke rumah sakit dan biaya perawatan kesehatan.

b. Inhaler Dosis Terukur (MDI)

Nebulizer adalah perangkat medis yang digunakan dalam terapi inhalasi untuk mengubah obat cair atau larutan obat menjadi kabut (aerosol) yang bisa dihirup. Nebulizer digunakan untuk mengirimkan obat-obatan langsung ke dalam saluran pernapasan pasien. Inilah cara kerjanya:

1) Persiapan Obat: Pertama, obat-obatan cair atau larutan obat dicampur atau dimasukkan ke dalam wadah nebulizer. Biasanya, ini termasuk bronkodilator (untuk melebarkan saluran udara), kortikosteroid (untuk mengurangi peradangan), atau antibiotik (untuk mengobati infeksi).

2) Mengubah Cairan Menjadi Kabut: Nebulizer mengubah obat-obatan ini menjadi kabut dengan bantuan udara bertekanan tinggi.

Biasanya, ada kompresor atau alat sumber daya lain yang membantu dalam proses ini.

3) Inhalasi oleh Pasien: Pasien menghirup kabut obat yang dihasilkan melalui selang atau masker yang terhubung ke nebulizer. Pasien hanya perlu bernapas dengan normal selama beberapa menit saat nebulizer menghasilkan kabut obat.

4) Penyerapan Obat: Obat dalam bentuk kabut ini dapat dengan mudah masuk ke dalam paru-paru dan saluran pernapasan pasien. Ini memungkinkan obat bekerja secara efisien dan langsung di tempat yang dibutuhkan.

Keuntungan dari penggunaan nebulizer dalam terapi inhalasi adalah sebagai berikut:

(12)

9

1) Mudah digunakan: Nebulizer adalah pilihan yang baik untuk orang-orang yang mungkin sulit atau tidak dapat menggunakan perangkat inhaler lainnya, terutama anak-anak dan orang dewasa yang tidak memiliki kemampuan yang baik untuk mengkoordinasikan hirupan dan pelepasan obat.

2) Pengiriman Obat yang Efisien: Nebulizer menghasilkan kabut obat yang sangat halus, sehingga obat lebih mudah diserap oleh saluran pernapasan dan paru-paru.

3) Dosis yang Akurat: Pengukuran dosis obat lebih akurat dengan nebulizer, sehingga dokter dapat meresepkan dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien.

Nebulizer umumnya digunakan untuk mengobati kondisi pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkitis, dan infeksi saluran pernapasan. Namun, penting untuk diingat bahwa nebulizer harus digunakan sesuai dengan petunjuk dokter atau profesional kesehatan, dan perawatan yang baik untuk perangkat nebulizer juga sangat penting untuk memastikan keefisienannya

c. Dry Powder Inhaler (PDI)

Dry Powder Inhaler (DPI) adalah salah satu bentuk perangkat untuk terapi inhalasi yang digunakan dalam pengobatan penyakit saluran pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan penyakit paru lainnya. DPI berbeda dari inhaler dosis terukur (MDI) yang mengandung obat dalam bentuk cair, karena DPI mengandung obat dalam bentuk serbuk kering. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai Dry Powder Inhaler (DPI) sebagai terapi inhalasi:

(13)

10

1) Cara Kerja: DPI bekerja dengan cara pasien menghirup serbuk obat kering melalui perangkat inhalasi. Tidak seperti MDI, DPI tidak memerlukan aerosol atau gas penggerak, karena obatnya sudah berbentuk serbuk.

2) Keuntungan: DPI memiliki keuntungan, seperti tidak memerlukan koordinasi yang sangat ketat antara penekanan inhaler dan inhalasi, sehingga seringkali lebih mudah digunakan oleh pasien yang memiliki masalah koordinasi. DPI tidak mengandung bahan penggerak berbentuk aerosol, yangberarti pasien tidak perlu menggantikan tabung atau kartus obat secara berkala.

3) Jenis-jenis DPI:

a) Turbuhaler: Perangkat ini menggunakan putaran untuk mengukur dosis obat, dan pasien hanya perlu menghirup obat melalui perangkat tersebut.

b) Diskus: Diskus adalah perangkat DPI yang memiliki cakram yang berisi dosis obat. Pasien hanya perlu membuka cakram dan menghirup obat melalui lubang pada perangkat.

c) Handihaler: Handihaler adalah perangkat DPI yang mengandung obat dalam kapsul. Pasien membuka kapsul, memasukkan obat ke dalam perangkat, dan menghirupnya.

4) Indikasi : DPI digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit saluran pernapasan, termasuk asma dan PPOK. Obat-obatan bronkodilator, kortikosteroid, dan kombinasi keduanya seringkali disediakan dalam bentuk DPI.

5) Teknik Penggunaan: Teknik penggunaan DPI yang benar sangat penting untuk memastikan pasien menerima dosis obat yang optimal. Ini termasuk memastikan bahwa pasien dapat menghasilkan aliran udara yang cukup kuat saat menghirup obat, sehingga obat terbawa ke dalam saluran pernapasan dengan baik.

6) Kelemahan:

(14)

11

a) Beberapa pasien mungkin memiliki kesulitan menghirup dengan cukup kuat untuk mengaktifkan perangkat DPI.

b) Serbuk dalam DPI bisa lebih sensitive terhadap kelembaban daripada obat-obatan dalam bentuk cair, sehingga perlu disimpan dengan hati-hati.

Dry Powder Inhaler (DPI) adalah pilihan yang efektif dalam terapi inhalasi untuk beberapa pasien, terutama bagi mereka yang memiliki masalah dengan MDI atau yang memerlukan pengobatan jangka panjang untuk penyakit saluran pernapasan. Bagi pasien yang memerlukan DPI, penting untuk memahami teknik penggunaannya dengan benar dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

d. Opoid

Opioid adalah kelompok obat yang sering dipergunakan pada penanganan pasien dengan nyeri yang berat. Berawal dari tumbuhan papaver somniferum atau opium yang diekstrak dan digunakan secara luas pada peradaban kuno Persia, Mesir dan Mesopotamia. Kata opium sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti jus. Telah dicatat bahwa penggunaan opium yang pertama kali adalah pada salah satu teks kuno bangsa Sumeria pada tahun 4000 SM.

Morfin merupakan obat prototype opiod yang menjadi perbandingan pada semua jenis obat golongan agonis opioid. Efek dari morfin berupa analgesia, euforia, sedasi, berkurangnya konsentrasi, nausea, perasaan berat pada ekstremitas, mulut yang kering dan priritus terutama pada daerah sekitar hidung. Jenis nyeri tumpul yang continu lebih efektif dihilangkan dengan morfin daripada jenis nyeri yang tajam dan intermiten. Efek analgesia dari morfin lebih efektif bila diberikan sebelum stimulus nyeri

(15)

12

diberikan. Sementara bila tidak ada rangsangan nyeri, morfin lebih memberikan efek disforia daripada euforia.

Opioid digunakan dalam persalinan, praedah, intrabedah, pasca bedah dan dalam masaintensifuntukmenghasilkananalgetika,sedasiserta pengurangan rasa cemas.

Berbagai analgesik opioid memiliki banyak efek samping yang sama walaupun ada perbedaan kualitatif dan kuantitatif. Yang paling sering, diantaranya:

1) Mual 2) Muntah 3) Konstipasi

4) dan rasa mengantuk

5) Dosis yang lebih besar menimbulkan depresi napas dan hipotensi.

2. Alat

a. Definisi ( Zid Bath)

Manajemen nyeri dengan Zid Bath adalah pendekatan dalam manajemen nyeri yang menggunakan metode terapi air hangat, khususnya mandi air hangat yang disebut "Zid Bath." Zid Bath adalah singkatan dari

"Zones of Inhibition in Dermatomes" atau "Daerah Hambatan dalam Dermatom." Pendekatan ini memanfaatkan konsep dermatom, yaitu area pada kulit yang terhubung dengan saraf tertentu di tulang belakang, untuk meredakan nyeri dengan mengekspos area dermatom tertentu pada air hangat.(Ariana 2020)

Manajemen nyeri dengan Zid Bath adalah suatu terapi komplementer yang menggunakan mandi air hangat dengan metode Zid Bath untuk meredakan nyeri pada daerah tertentu pada tubuh. Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa stimulasi kulit pada dermatom tertentu

(16)

13

dengan air hangat dapat mengurangi persepsi nyeri, meningkatkan sirkulasi darah, dan memfasilitasi relaksasi otot. Dalam konteks ini, Zid Bath adalah singkatan yang merujuk pada teknik spesifik dalam manajemen nyeri yang memanfaatkan konsep dermatom untuk mencapai efek analgesik. (Crystallography 2016)

Pendekatan ini dapat digunakan sebagai salah satu metode non- farmakologis dalam manajemen nyeri, terutama pada kasus-kasus di mana perawatan konvensional tidak cukup efektif atau saat pasien memiliki kontraindikasi terhadap penggunaan obat-obatan. Manajemen nyeri dengan Zid Bath sering digunakan dalam pengobatan pasien dengan berbagai jenis nyeri muskuloskeletal, nyeri neuropatik, atau kondisi medis tertentu yang merespon positif terhadap penggunaan air hangat dalam proses penyembuhannya.

b. Beberapa keuntungan manajemen nyeri dengan Zid Bath meliputi:

1) Pengurangan Nyeri: Mandi Zid Bath dapat membantu mengurangi rasa nyeri pada pasien. Air hangat dan zat tambahan yang digunakan dalam mandi tersebut dapat memberikan efek relaksasi pada otot-otot yang tegang dan membantu mengurangi ketegangan yang seringkali menyebabkan nyeri.

2) Peningkatan Relaksasi: Mandi Zid Bath dapat memberikan perasaan relaksasi dan kenyamanan kepada pasien. Ini dapat membantu mengurangi kecemasan yang seringkali datang bersama dengan rasa nyeri.

3) Peningkatan Peredaran Darah: Air hangat dalam Zid Bath dapat membantu memperlebar pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan memperbaiki sirkulasi. Hal ini dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan meredakan nyeri.

4) Pengurangan Kebutuhan Obat Nyeri: Dengan menggunakan mandi Zid Bath sebagai pendekatan non-farmakologi, pasien mungkin memerlukan

(17)

14

dosis obat nyeri yang lebih rendah atau bahkan tidak perlu obat nyeri, mengurangi potensi efek samping obat.

5) Peningkatan Kualitas Tidur: Mandi Zid Bath sebelum tidur dapat membantu pasien untuk tidur lebih nyenyak. Hal ini sangat penting dalam manajemen nyeri kronis yang seringkali mempengaruhi kualitas tidur.

6) Peningkatan Kualitas Hidup: Dengan mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan, manajemen nyeri dengan Zid Bath dapat memberikan perbaikan signifikan pada kualitas hidup pasien yang mengalami nyeri kronis.

7) Penggunaan yang Mudah: Mandi Zid Bath relatif mudah dilakukan dan dapat menjadi bagian dari rutinitas harian pasien. Ini dapat digunakan sebagai terapi mandiri atau dengan bantuan petugas kesehatan.

8) Pilihan Alternatif: Manajemen nyeri dengan Zid Bath dapat menjadi alternatif atau pendekatan tambahan untuk manajemen nyeri selain penggunaan obat-obatan, fisioterapi, atau terapi lainnya.

c. Jenis-jenis manajemen nyeri dengan zid bath

Manajemen nyeri dengan metode Zid Bath adalah suatu pendekatan yang melibatkan penggunaan air hangat atau air dingin untuk meredakan rasa nyeri. Jenis manajemen nyeri dengan Zid Bath dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Terapi Mandi Air Hangat (Warm Water Bath): a. Terapi mandi air hangat merupakan metode yang umum digunakan untuk meredakan nyeri otot dan sendi. Air hangat dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi darah. b. Mandi air hangat juga sering digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi dan nyeri pada kondisi seperti arthritis.

(18)

15

2) Terapi Mandi Air Dingin (Cold Water Bath): a. Terapi mandi air dingin melibatkan penggunaan air dingin untuk meredakan nyeri dan peradangan. Air dingin membantu mengurangi peradangan dan memperlambat konduksi saraf, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Mandi air dingin umumnya digunakan pada kasus cedera, seperti cedera olahraga atau bengkak pada sendi.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan metode Zid Bath untuk manajemen nyeri harus sesuai dengan kondisi klinis pasien dan sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan atau rekomendasi dari tenaga medis yang berkualifikasi. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum mencoba metode-manapun untuk manajemen nyeri, termasuk Zid Bath, agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi individu.

(19)

16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah ini telah menguraikan pentingnya terapi inhalasi dalam pengelolaan berbagai kondisi pernapasan, seperti asma, PPOK, dan infeksi saluran pernapasan. Terapi inhalasi merupakan pendekatan yang efektif dan cepat dalam memberikan obat-obatan langsung ke saluran pernapasan, menghasilkan efek yang lebih cepat dan kurangnya efek samping sistemik dibandingkan dengan penggunaan obat oral. Namun, untuk mencapai manfaat optimal, penting untuk memahami teknik penggunaan alat inhalasi dengan benar.

Selain itu, pengelolaan nyeri dengan Zid Bath, sebuah metode terapi alternatif yang menggabungkan unsur mandi dan meditasi, juga telah dibahas dalam makalah ini. Meskipun masih memerlukan lebih banyak penelitian untuk memvalidasi efektivitasnya secara ilmiah, beberapa studi awal menunjukkan bahwa Zid Bath dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan stres pada beberapa individu.

B. Saran

Penting untuk meningkatkan pemahaman pasien dan petugas kesehatan tentang teknik penggunaan alat inhalasi. Edukasi yang tepat akan membantu pasien menghindari kesalahan umum dalam penggunaan inhaler dan memastikan pengiriman obat yang efektif. Dalam konteks terapi inhalasi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi obat-obatan dan metode terapi inhalasi terbaru yang dapat memberikan manfaat lebih besar dan mengurangi risiko efek samping. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efektivitas Zid Bath dalam pengelolaan nyeri. Hasil penelitian ini dapat memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk penggunaan Zid Bath sebagai pendekatan terapi yang terintegrasi dalam pengobatan nyeri. Dalam pengelolaan nyeri dan perawatan pasien dengan kondisi pernapasan, kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu kesehatan seperti dokter, perawat, fisioterapis, dan ahli farmasi akan memastikan perawatan

(20)

17

yang holistik dan terkoordinasi. Penting untuk meningkatkan kesadaran pasien tentang pentingnya pengelolaan pernapasan yang baik, termasuk terapi inhalasi. Pasien harus dilibatkan aktif dalam pengelolaan kondisi mereka dan memiliki pemahaman yang baik tentang rencana perawatan mereka.

(21)

18

DAFTAR PUSTAKA

Ariana, Riska. 2020. “Pengaruh Sitz Bath Daun Binahong Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Perineum.” : 1–23.

Berek, Noorce Christiani et al. 2023. “PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI ALAT BANTU KERJA DI PUSKESMAS NUNKOLO A . LATAR BELAKANG Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat Di Indonesia . Puskesmas Dan Melakukan Asuhan Keperawatan Pada Kasus Gizi ( Sulistiyanto et Al ., Membantu Menyelesaikan .”

7(3): 1–6.

Crystallography, X-ray Diffraction. 2016. “ZID BATH.” : 1–23.

Lewar, Emanuel Ileatan. 2015. “TERHADAP PERUBAHAN FREKUENSI NADI INTRA ANESTESI DI KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Emanuel Ileatan Lewar.” Jurnal Info Kesehatan 14(2): 1019–28.

https://media.neliti.com/media/publications/259687-effect-of-an-infrastructure- an-infrastru-

5d72afd5.pdf%0Ahttps://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/72f10650a82cb9 367ddc5ff5a193878f.pdf.

Sri Rejeki, Tri Hartiti, Achmad Solichan, Machmudah. 2019. “Mengatasi Nyeri Menstruasi Dan Persalinan.” : 15.

Referensi

Dokumen terkait

Temuan penelitian ini adalah Pertama: proses penyelenggaraan pemberdayaan melalui penerapan TTG pada dua UKM sangat efektif dan dapat mencapai tujuan yang telah

Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik tentang penggunaan seluruh obat-obatan secara efektif dan aman, serta tentang potensi efek samping

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi penggunaan obat- obatan secara efektif dan aman, potensi efek samping obat,

Efek samping obat-obatan trisiklik bersifat toksik pada penggunaan dosis tinggi yang di mana diperlukan untuk mencapai efektifitas terapi gangguan panik, sehingga

Informasi yang diberikan oleh apoteker kepada pasien berupa cara penggunaan obat yang benar serta informasi lain yang berkaitan dengan terapi tersebut termasuk efek samping

Menjelaskan siapa saja yang tidak bisa menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang non hormonal AKDR IUD.. Menjelaskan efek samping metode kontrasepsi jangka panjang non hormonal AKDR

SIMPULAN • Penerapan TTG Mesin pencacah limbah kelapa muda Kelamud mampu membantu IKM dalam mengatasi persoalan pengolahan limbah kelamud menjadi lebih cepat dan efektif serta

19 KROMOLIN DAN NEDOKROMIL MK: memblok saluran kalsium dalam sel mast Indikasi: profilaktik asma kronik, asma alergi Efek samping: iritasi, batuk, mual Hanya efektif pada inhalasi