MAKALAH UJI HIPOTESIS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik
Disusun Oleh:
Kelompok 4
JON HENDRI (NIM: 23216013)
NANANG KOSIM (NIM: 23216069) ENNY GUSTINA YASTE (NIM: 23216066) RENI MANOVTRI (NIM: 23216022)
Dosen Pengampu Mata Kuliah Trinda Farhan Satria, S.T, M.T
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ADZKIA 2023
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah – Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Uji Hipotesis”.
Dengan segenap kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, dengan penuh harapan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Padang, 27 Oktober 2023
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Rumusan Masalah ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
A. Pengertian Uji Hipotesis ... 3
B. Dua Macam Kesalahan pada Uji Hipotesis ... 4
C. Macam-Macam Uji Hipotesis ... 6
D. Kriteria Pengujian ... 10
E. Langkah- Langkah Pengujian serta Contoh Soal Dan Penggunayan SPSS ... 12
BAB III PENUTUP ... 15
A. Kesimpulan ... 15
B. Saran ... 15
DAFTAR PUSTAKA ... 16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data.
Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis. Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan- permasalahan dan juga kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalah- permasalahan yang terjadi.
Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.
Selanjutnya, pengujian hipotesis penelitian secara perhitungan statistik memerlukan perubahan rumusan hipotesis ke dalam rumusan hipotesis statistik yang mana memasangkan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) sehingga dapat memutuskan dengan tegas menolak atau menerima salah satu dari kedua hipotesis tersebut. Selain itu, Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi
hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Dalam uji hipotesis satu sampel ini variabel penelitiannya bersifat mandiri, dan sampelnya satu, oleh karena itu variabel penelitiannya tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau lebih.
B. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah mengetahui definisi uji hipotesis dan jenis-jenis hipotesis.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Penjelasan Dua Macam Kesalahan Uji Hipotesis
2. Apa Macam-Macam Uji Hipotesis : Satu Pihak (Kiri & Kanan), 2 Pihak.
3. Bagaimana Kriteria Pengujian Uji Hipotesis?
4. Apa Langkah - Langkah Pengujian Uji Hipotesis serta Cara Penggunaan SPSS?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Uji Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau di bawah. Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Hipotesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan dapat dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara. Atas dasar dua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.
Uji Hipotesis adalah cabang Ilmu Statistika Inferensial yang dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut. Pernyataan ataupun asumsi sementara yang dibuat untuk diuji kebenarannya tersebut dinamakan dengan Hipotesis (Hypothesis) atau Hipotesa. Tujuan dari Uji Hipotesis adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. Uji Hipotesis juga dapat memberikan kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan yang bersifat Objektif.
Sebelum melakukan penelitian, biasaya peneliti menentukan masalah yang akan dikaji. Penelitian melakukan langkah-langkah untuk mendapatkan hasil penelitian yang berupa kesimpulan yang diambil dari data-data yang telah diambil. Dalam suatu penelitian setelah menyusun kerangka berpikir maka diperlukan adanya penarikan hipotesis sebelum mengambil data. Hal ini diperlukan agar penelitian terarah terarah.
Menurut Zikmund (1997 : 112) hipotesis adalah proposes atau dugaan belum terbukti bahwa tentatif menjelaskan fakta atau fenomena serta kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian sedangkan menurut Erwan dan Dyah ( 2007 : 137) hipotesis adalah pernyataan atau tuduhan sementara terhadap masalah atau kajian penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus diuji secara empiris. Jadi Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih praduga karena masih harus diverifikasi.
Jadi, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum berdasarkan fakta-fata empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan penelitian, belum jawaban yang empiris dengan data. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Para peneliti kuantitatif tidak merumuskan hipotesis selanjutnya hipotesis diuji oleh peneliti dengan pendekatan kualitatif.
B. Dua Macam Kesalahan Pada Uji Hipotesis
Sugiyono (2008: 88) menyatakan bahwa dalam menaksir populasi berdasarkan data sampel kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan Tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan a.
2. Kesalahan tipe II, adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan b.
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau menerima hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel I
Hubungan Antara Keputusan Menolak atau Menerima Hipotesis
Keputusan
Keadaan Sebenarnya
Hipotesis Benar Hipotesis Salah Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II () Tolak hipotesis Kesalahan tipe I () Tidak membuat kesalahan
Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat kesalahan.
Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II.
Keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I.
Keputusan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat kesalahan.
Tingkat kesalahan ini kemudian disebut level of significant atau tingkat signifikansi. Dalam prakteknya tingkat signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu sebelum hipotesis diuji. Biasanya tingkat signifikansi (tingkat kesalahan) yang diambil adalah 1% dan 5%. Suatu hipotesis terbukti dengan mempunyai kesalahan 1%
berarti bila penelitian dilakukan pada 100 sampel yang diambil dari populasi yang sama, maka akan terdapat satu kesimpulan salah yang dilakukan untuk populasi.
Dalam pengujian hipotesis kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa persen kesalahan untuk menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (yang seharusnya diterima). Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai α dan β.
Dalam perhitungan, nilai α dapat dihitung sedangkan nilai β hanya bisa dihitung jika nilai hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering berhubungan dengan nilai α. Dengan asumsi, nilai α yang kecil juga mencerminkan nilai β yang juga kecil. Menurut Furqon (2004:167), kedua tipe kekeliruan tersebut berhubungan negatif (berlawanan arah). Para peneliti biasanya, secara konservatif menetapkan sekecil mungkin (0,05 atau 0,01) sehingga meminimalkan peluang kekeliruan tipe I. Dalam hal ini, mereka
beranggapan bahwa menolak hipotesis nol yang seharusnya diterima merupakan kekeliruan yang serius mengingat akibat yang ditimbulkannya. Namun perlu diingat dalam menetapkan taraf signifikansi kita harus melihat situasi penelitian.
C. Macam Macam Uji Hipotesis
Sebelum mengenal macam-macam hipotesis ada baiknya kita mengenal dulu ciri-ciri atau kriteria sebuah hipotesis. Kriteria hipotesis yaitu:
Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
Hipotesis harus menyatakan adanya hubungan diantara variabel-variabel
Hipotesis harus dapat diuji dan konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada
Hipotesis bersifat sederhana dan seringkas mungkin
Penelitian memiliki metode yang berbeda-beda, sama halnya juga dengan hipotesis. Berikut ini macam-macam hipotesis dan contohnya.
Berdasarkan Hubungan antara Variabel-variabel dari Kategori Rumusannya.
Terdapat 2 macam hipotesis ini yaitu hipotesis nol (H0) dan alternatif (Ha) yang merupakan bagian dari hipotesis statistik karena penggunaannya tidak terlepas dari simbol-simbol statistik. Lain halnya dengan hipotesis penelitian biasa yang disusun dalam bentuk pernyataan. Namun keduanya saling berhubungan karena hipotesis statistik merupakan penjabaran dari hipotesis penelitian.
1. Hipotesis nol (H0)
Hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan, hubungan, interaksi, atau pengaruh antara dua variabel. Hipotesis ini selalu diformulasikan untuk ditolak atau keberadaanya tidak ada. Sehingga rumusan hipotesis nol yaitu:
Tidak ada perbedaan antara…dengan…dalam Tidak ada pengaruh…terhadap
Contohnya:
H0= Tidak ada hubungan antara pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan kaktus.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis ini menyatakan bahwa terdapat suatu variabel yang mempunyai pengaruh, hubungan, atau perbedaan dengan variabel lainnya. Hipotesis ini merupakan harapan berdasarkan teori. Terdapat 2 macam hipotesis alternatif yaitu hipotesis terarah dan tidak terarah. Hipotesis terarah yaitu hipotesis yang secara tegas sudah dirumuskan/diprediksi variabel independen oleh peneliti. Sedangkan hipotesis tidak terarah merupakan kebalikan dari hipotesis terarah. Artinya peneliti tidak memprediksikan arah hasil penelitian.
Rumusan hipotesis alternatif (Ha) yaitu:
Ada perbedaan antara…dan…dalam…(hipotesis tidak terarah)…lebih baik dari…(hipotesis terarah)
Ada pengaruh…terhadap…Jika…maka Contoh:
Ha = Pengaruh pemberian konsentrasi X unsur nitrogen pada tanah lebih baik dibandingkan konsentrasi Y terhadap pertumbuhan kacang tanah (Hipotesis terarah)
Ha = Ada perbedaan pemberian konsentrasi X unsur nitrogen pada tanah dengan konsentrasi Y terhadap pertumbuhan kacang tanah (Hipotesis tidak terarah)
Dalam penggunaanya, hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan sehingga dapat ditentukan dengan tegas mana variabel yang nantinya akan ditolak dan diterima.
Berdasarkan Hubungan Tingkat Eksplanasi yang akan Diuji 1. Hipotesis Deskriptif
Merupakan hipotesis yang memiliki variabel mandiri artinya tidak terdapat hubungan atau perbandingan. Dalam hipotesis deskriptif dikenal dengan uji satu pihak (one tail) dan dua pihak (two tail). Uji satu pihak (one tail) memprediksikan salah satu variabel lebih tinggi daripada variabel lain. Sedangkan uji dua pihak (two tail) memprediksikan bahwa tidak ada variabel yang lebih tinggi dengan variabel lain. Berikut ini contoh dari hipotesis deskriptif:
Contoh Hipotesis uji satu pihak (one tail):
Bakteri X memiliki suhu pertumbuhan optimum tidak lebih dari 35oC. Maka rumusan hipotesisnya adalah
Ho : μ ≤ 35 (lebih kecil atau sama dengan) Ha : μ > 35 (lebih besar) Contoh Hipotesis uji dua pihak (two tail):
Tinggi tanaman kacang tanah umur x hari pada daerah terang rata-rata adalah 5 cm, dan daerah gelap adalah 10 cm.
Daerah terang:
Ho : μ = 5 cm Ha : μ ≠ 5 cm Daerah gelap:
H0 : μ = 10 cm Ha : μ ≠ 10 cm
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis ini menunjukkan dugaan nilai dalam satu atau lebih variabel pada sampel yang berbeda, contoh rumusan masalah dan hipotesisnya: Apakah terdapat perbedaan rata-rata berat badan ayam broiler yang diberi pakan X dan Y ?
Hipotesisnya: Tidak terdapat perbedaan nyata antara rata-rata berat badan ayam broiler yang diberi pakan X dan Y
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2 (Rumusan uji hipotesis dua pihak)
Rata-rata berat badan ayam broiler yang diberi pakan Y lebih kecil sama dengan pakan X
Ho : μ1 ≥ μ2
Ha : μ1 < μ2 (Rumusan uji hipotesis pihak kiri)
Rata-rata berat badan ayam broiler yang diberi pakan Y lebih tinggi sama dengan pakan X
Ho : μ1 ≤ μ2
Ha : μ1 > μ2 (Rumusan uji hipotesis pihak kanan) 3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis ini menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contohnya: Adakah hubungan antara panjang dan berat biji nangka?
Hipotesis ini dapat dibentuk seperti dibawah ini:
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan)
Ha : ρ ≠ 0 (tidak sama dengan nol, mungkin lebih atau kurang, menujukkan suatu hubungan)
Berdasarkan Keluasan Variabel yang Diuji 1. Hipotesis Mayor
Hipotesis mayor adalah hipotesis ini mencakup seluruh variabel yang saling berkaitan (hubungan yang kompleks). Contohnya: “Ada pengaruh antara faktor abiotik/biotik terhadap penyebaran hewan di benua Australia.”
2. Hipotesis Minor
Hipotesis minor adalah hipotesis yang berupa bagian-bagian atau perincican dari hipotesis mayor yang menyatakan hubungan keseragaman. Contohnya jika mencari pengaruh faktor-faktor abiotik/biotik terhadap penyebaran hewan di benua Australia, maka hipotesisnya bisa dijabarkan sebagai berikut:
Ada hubungan ketersediaan makanan dengan ciri khas fauna Australia dan penyebarannya Ada hubungan kondisi topografi dengan penyebaran hewan di benua Australia.
D. Kriteria Pengujian Uji Hipotesis
Kriteria pengujian merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis nol (Ho), dengan cara membandingkan nilai kritis tabel distribusi (nilai α) dengan nilai uji statistik sesuai bentuk pengujian. Bentuk pengujian tersebut sama dengan arah atau sisi pengujian.
Penerimaan Ho bisa terjadi, apabila nilai uji statistik lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan nilai positif (+) atau negatif (-) dari α tabel atau nilai uji statistik ada di bagian luar nilai kritis.
Penolakan Ho bisa terjadi, apabila nilai uji statistik lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan nilai positif (+) atau negatif (-) dari α tabel atau nilai uji statistik ada di bagian luar nilai kritis.
Langkah-langkah Pengujian Hipotesis
Setelah memahami konsep hipotesis, selanjutnya yaitu langkah-langkah dalam pengujian hipotesis. Langkah pengujian hipotesis terdiri dari lima langkah. Perhatikan diagram berikut ini.
Rumusan Hipotesis
Rumusan hipotesis ada dua jenis, yaitu hipotesis nul (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Ho digunakan untuk menyatatakan hipotesis yang tidak memihak (cirinya menggunakan kata
“tidak”), sedangkan Ha merupakan pernyataan yang menjadi dasar peneliti terhadap
permasalahan yang dikaji, berlawanan dengan Ho (Cirinya menggunakan kata
“Ada/Terdapat”), perumusah hipotesis dapat dilakukan dua cara, ada secara matematis dan bahasa.
Contoh: Untuk konsep penelitian asosiatif (regresi) Ho: β = 0 (Tidak ada pengaruh anatar X terhadap Y) Ha: β ≠ 0 (Ada pengaruh antara X terhadap Y) Taraf signifikansi (α)
Taraf signifikansi (α) merupakan batas toleransi kesalahan yang masih diterima oleh peneliti, yang diakibatkan oleh kemungkinan adanya kesalahan dalam pengambilan sampel (sampling error). Selain itu Taraf signifikansi (α) menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan yang ditetapkan peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak atau mendukung hipotesis nol.Taraf signifikansi yang sering digunakan yaitu 1%, 5%, 10%.
Statistik Uji
Statistic uji merupakan distribusi yang digunakan dalam melakukan perhitungan statistic, Atau dengan kata lain rumus statistic yang digunakan. Misalnya: Statistik Uji F, Uji-t Penentuan statistic uji yang digunakan haruslah sesuai dengan rumusan hipotesis yang sudah ditentukan seblumnya. Hasil perhitungan statistic uji inilah yang digunakan sebagai salah tolak ukur dalam pengambilan kesimpulan.
Kriteria Penolakan
Kriteria penolakan atau daerah kritis merupakan daerah untuk pengambilan keputusan, apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Kriteria penolakan dilakukan dengan membandingkan nilai statistic uji yang diberoleh dengan distribusi tabel statistiknya.
Selengkapnya Baca “Daerah Penolakan”
E. Langkah Langkah Pengujian Uji Hipotesis serta Contoh Kasus Penyelesaian Hipotesis Menggunakan SPSS
Sebuah olshop akan menerima kiriman berupa tempat plastik dari supplier. Dari pihak supplier mengatakan bahwa rata – rata berat tempat plastik itu adalah 16gr, sedangkan olshop tersebut tidak percaya sehingga olshop tersebut melakukan pengujian terhadap 10 sampel tempat plastik secara acak sebelum menerima dari pengiriman mobil box. Apakah berat kaleng sama dengan informasi yang disampaikan oleh pihak supplier?
Berikut tabel pengamatan 10 sampel dalam satu hari kiriman barang.
1. Buat variabel Berat pada variable view
Pada data view, ketik nilai pengamatannya dengan nilai 14,42, 17,23 s/d 17,26 seperti pada gambar dibawah ini
2. Pada menu Analyze pilih Compare Means > One Sample T Test seperti berikut :
3. Maka setelah proses tersebut dilakukan akan muncul tampilan sebagai berikut : Pindahkan variabel ke sebelah kanan dan pada test value isi dengan nilai 16, kemudian klik tombol option isi Confident Level dengan 95
Klik tombol Continue dan klik OK, maka akan tampil report SPSS sebagai berikut:
4. Hasil perhitungan SPSS sama dengan perhitungan manual, dimana nilai mean menyatakan rata-rata sampel X = 16,002 dengan standard error Sx = 0,31459.
5. Nilai t hitung = 0,006 nilai p(t) = 0,995 dan CI Difference sebesar 0,7096 ≤ D ≤ 0,7136.
6. Pengambilan keputusan Karena CID melewati titik nol maka rata-rata yang dibandingkan adalah tidak signifikan atau Ho diterima. Selain menggunakan t hitung dengan tabel t dan CID, kita juga dapat menggunakan sig of (t two tail) yang sebenarnya merupakan luas daerah dibawah kurva yang dibatasi oleh –t dan t.
Seperti pada gambar dibawah ini
7. Dari gambar diatas diketahui bahwa nilai sig of (t two tail) adalah nilai probabilitas dibawah kurva normal yang dibatasi oleh nilai t hitung p(t). Jika nilai sig > α maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika sig ≤ α maka Ho ditolak dan Ha diterima. Karena nilai p(t) lebih besar dari α (0,05 ) maka nilai ini berada pada wilayah terima Ho. Dengan demikian, Ho diterima dan Ha ditolak. Atau dapat disimpulkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% nilai pengamatan berat kaleng yang dilakukan oleh pihak grossir sama dengan keterangan dari pihak supplier.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji Hipotesis adalah cabang Ilmu Statistika Inferensial yang dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut
Berdasarkan Hubungan antara Variabel-variabel dari Kategori Rumusannya.
Terdapat 2 macam hipotesis ini yaitu hipotesis nol (H0) dan alternatif (Ha) yang merupakan bagian dari hipotesis statistik karena penggunaannya tidak terlepas dari simbol-simbol statistic.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna, kami mengharapkan para pembaca memanfaatkan makalah ini bukan hanya sebagai referensi tetapi saran dan kritik yang mendukung makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Erwan dan Dyah. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Penerbit Gaya Media
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualittatif dan R &
D). Bandung : Penerbit Alfabeta
Zikmund, William G. 1997. Business Research Methods. USA : Dryden Press Hill, Mew York.
https://rodablog.com/uji-hipotesis-dengan-spss.html/3
https://search.yahoo.com/search?fr=mcafee&type=E210US885G0&p=contoh+soal+langkah+
uji+hipotesis+dengan+menggunakan+spss
TAMBAHAN MATERI
A. Dua Macam Kesalahan
1. Kesalahan dalam merumuskan hipotesis 2. Kesalahan konsep
B. Macam-Macam Uji Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata “Hipo” artinya sementara dan “Thesis” (pernyataan atau teori). Para ahli memberikan pengertian hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih (suatu pernyataan tentang suatu fenomena). Arti lain dari hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.
Uji hipotesis adalah cabang ilmu Statistik Inferensial yang dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut. Tujuan dari hipotesis adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima dari asumsi yang telah dibuat.
1) Hipotesis Deskriptif Adalah dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Hipotesis deskriptif ini merupakan salah satu dari macam-macam hipotesis. Contoh:
▪ H0 : kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
▪ Ha : kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan gelap.
2) Hipotesis Komparatif Adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam-macam hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan atau membandingkan antara satu dengan data lainnya. Hipotesis komparatif ada dua macam, yaitu:
Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel). Contoh:
▪ H0 : tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
▪ Ha : terdapat perbedaan nilai jual penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh:
▪ H0 : tidak terdapat perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.
Ha : terdapat perbedaan antara birokrat, akademisi, dan pebisnis dalam memilih partai.
3) Hipotesis Asosiatif Adalah dugaan terhadap hubungan atau pengaruh dua variabel atau lebih. Menurut sifatnya Hipotesis jenis ini terbagi tiga jenis, yaitu:
a. Hubungan Simetris (kebersamaan) Contoh: Ada hubungan antara berpakaian mahal dengan penampilannya.
b. Hipotesis hubungan sebab akibat (Kausal) Contoh: Tingkat pengangguran berhubungan dengan tingkat kriminalitas.
c. Hipotesis hubungan interaktif (saling mempengaruhi). Contoh: Terdapat hubungan yang saling memengaruhi antara status sosial ekonomi dengan terpenuhi gizi keluarga.
Hipotesis Direksional Adalah rumusan hipotesis yang arahnya sudah jelas (kiri dan kanan) atau disebut hipotesis langsung. a. Uji pihak kiri Uji pihak kiri digunakan apabila: hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih besar (>) atau sama dengan (≥)” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil (<)”.
Hipotesis Statistiknya:
H0 : 𝜇0≥𝜇1 Ha : 𝜇0 Ha : 𝜇0<𝜇1 Ha : 𝜇0
Kriteria pengujian: Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ − 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Uji pihak kanan Uji pihak kanan digunakan apabila: hipotesis nol (H0) berbunyi
“lebih kecil ()”. Hipotesis Statistiknya: H0 : 𝜇0≤𝜇1 Ha : 𝜇0>𝜇1 Kriteria Pengujian: Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ + 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒l Maka H0 diterima dan Ha ditolak.
C. Kriteria pengujian
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistik inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.
D. Langkah-langkah pengujian
a. Menentukan Formulasi Hipotesis Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
Hipotesis nol / nihil (HO) Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
Hipotesis alternatif/ tandingan (H1 / Ha) Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus
b. Menentukan Taraf Nyata (α) Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar. Besaran yang sering digunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata dituliskan sebagai α 0,01, α 0,05, α 0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan ( region of rejection). Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata digunakan untuk menentukan nilai distribusi yang digunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan distribusi X². Nilai itu sudah disediakan dalam bentuk tabel disebut nilai kritis.
c. Menentukan Kriteria Pengujian Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya,
sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang dimaksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian. a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis. b. Penolakan Hoterjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis. Dalam bentuk gambar, kriteria pengujian seperti gambar di bawah ini:
d. Menentukan Nilai Uji Statistik Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter 6 data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi. Misalkan, akan diuji parameter populasi (P), maka yang pertama-tama dihitung adalah statistik sampel (S)
e. Membuat Kesimpulan Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis. a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya. b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya
Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut : Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha) Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai tabel. Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0. Langkah 4 : Melakukan uji statistik Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0
E. Contoh soal dan penggunaan SPPS Contoh Soal:
Seorang peneliti akan meneliti miskonsepsi siswa dalam mrnyelesaikan soal cerita pada materi nilai tempat. Peneliti tersebut menggunakan siswa untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Soal yang disajikan tersebut sejumlah 12 butir soal.
1. Masukan data tersebut ke SPSS, baris menyatakan responden dan kolom menyatakan item pertanyaan.
2. Klik Analyze – Scale- Reliability Analysis PEMBAHASAN F. Dua Macam Kesalahan
1. Kesalahan dalam merumuskan hipotesis 2. Kesalahan konsep
G. Macam-Macam Uji Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata “Hipo” artinya sementara dan “Thesis” (pernyataan atau teori). Para ahli memberikan pengertian hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih (suatu pernyataan tentang suatu fenomena). Arti lain dari hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.
Uji hipotesis adalah cabang ilmu Statistik Inferensial yang dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut. Tujuan dari hipotesis adalah untuk menetapkan suatu
dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima dari asumsi yang telah dibuat.
4) Hipotesis Deskriptif Adalah dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Hipotesis deskriptif ini merupakan salah satu dari macam-macam hipotesis. Contoh:
▪ H0 : kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
▪ Ha : kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan gelap.
5) Hipotesis Komparatif Adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam-macam hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan atau membandingkan antara satu dengan data lainnya. Hipotesis komparatif ada dua macam, yaitu:
Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel). Contoh:
▪ H0 : tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
▪ Ha : terdapat perbedaan nilai jual penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh:
▪ H0 : tidak terdapat perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.
Ha : terdapat perbedaan antara birokrat, akademisi, dan pebisnis dalam memilih partai.
6) Hipotesis Asosiatif Adalah dugaan terhadap hubungan atau pengaruh dua variabel atau lebih. Menurut sifatnya Hipotesis jenis ini terbagi tiga jenis, yaitu:
d. Hubungan Simetris (kebersamaan) Contoh: Ada hubungan antara berpakaian mahal dengan penampilannya.
e. Hipotesis hubungan sebab akibat (Kausal) Contoh: Tingkat pengangguran berhubungan dengan tingkat kriminalitas.
f. Hipotesis hubungan interaktif (saling mempengaruhi). Contoh: Terdapat hubungan yang saling memengaruhi antara status sosial ekonomi dengan terpenuhi gizi keluarga.
Hipotesis Direksional Adalah rumusan hipotesis yang arahnya sudah jelas (kiri dan kanan) atau disebut hipotesis langsung. a. Uji pihak kiri Uji pihak kiri
digunakan apabila: hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih besar (>) atau sama dengan (≥)” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil (<)”.
Hipotesis Statistiknya:
H0 : 𝜇0≥𝜇1 Ha : 𝜇0 Ha : 𝜇0<𝜇1 Ha : 𝜇0
Kriteria pengujian: Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ − 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Uji pihak kanan Uji pihak kanan digunakan apabila: hipotesis nol (H0) berbunyi
“lebih kecil ()”. Hipotesis Statistiknya: H0 : 𝜇0≤𝜇1 Ha : 𝜇0>𝜇1 Kriteria Pengujian: Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ + 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒l Maka H0 diterima dan Ha ditolak.
H. Kriteria pengujian
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistik inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.
I. Langkah-langkah pengujian
f. Menentukan Formulasi Hipotesis Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
Hipotesis nol / nihil (HO) Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
Hipotesis alternatif/ tandingan (H1 / Ha) Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus
g. Menentukan Taraf Nyata (α) Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar. Besaran yang sering digunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata dituliskan sebagai α 0,01, α 0,05, α 0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan ( region of rejection). Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata digunakan untuk menentukan nilai distribusi yang digunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan distribusi X². Nilai itu sudah disediakan dalam bentuk tabel disebut nilai kritis.
h. Menentukan Kriteria Pengujian Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang dimaksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian. a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis. b. Penolakan Hoterjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis. Dalam bentuk gambar, kriteria pengujian seperti gambar di bawah ini:
i. Menentukan Nilai Uji Statistik Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik
merupakan perhitungan untuk menduga parameter 6 data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi. Misalkan, akan diuji parameter populasi (P), maka yang pertama-tama dihitung adalah statistik sampel (S)
j. Membuat Kesimpulan Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis. a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya. b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya
Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut : Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha) Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai tabel. Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0. Langkah 4 : Melakukan uji statistik Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0
J. Contoh soal dan penggunaan SPPS Contoh Soal:
Seorang peneliti akan meneliti miskonsepsi siswa dalam mrnyelesaikan soal cerita pada materi nilai tempat. Peneliti tersebut menggunakan siswa untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Soal yang disajikan tersebut sejumlah 12 butir soal.
1. Masukan data tersebut ke SPSS, baris menyatakan responden dan kolom menyatakan item pertanyaan.
2. Klik Analyze – Scale- Reliability Analysis
3. Maka akan muncul kotak dialog. Masukan selutuh item pertanyaan ke items, pada model “Alpha” kemudian klik Tab Statistics, kemudian isikan centang sesuai gambar berikut kemudian klik continue lalu Ok.
4. Maka akan muncul output. Kita akan membaca output satu persatu.
Maka pertanyaan yang tidak valid adalah 4,9,10,11,12. Oleh karena itu, maka pengujian dilakukan kembali dengan menghilangkan pertanyaan yang tidak valid. Ulangi langkah 3 dengan mengeluarkan item pertanyaan yang tidak valid.
5. Ulangi langkah tersebut hingga diperoleh keseluruhan data yang valid
6. Reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.618 sehingga bisa dikatakan bahwa reliabilitas pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat baik.