MAKNA HUKUM MENURUT DOKTRIN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Dosen Pengampu : Dr. Bastiar S. H. I., M. A.
Disusun Oleh : Akmal Desmara (202312003) Aksal Pratama Nst (202312004)
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2023/1445H
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang mana dengan Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul makna hukum menurut doktrin. Sholawat beserta salam kita hadiahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW semoga dengan memperbanyak sholawat kepada beliau kita diakui sebagai umat nya di yaumul mahsyar kelak Amin ya rabbal’alamin
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas makalah semester 1 dari bapak Dr. Bastiar S. H. I., M. A. Pada mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum.
Adapun, makalah ini dibuat untuk mengetahui makna hukum menurut doktrin.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Bastiar S. H. I., M. A. Selaku dosen pada mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Berkat tugas yang diberikan ini kami bisa menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan.
Oleh karena itu kami mohon maaf atas kesalahan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga berharap adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini
Lhokseumawe, 8 September 2023
iii DAFTAR ISI
KATA PENNGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan ... 1
BAB II : PEMBAHASAN ... 2
A. Pengertian Hukum Menurut Para Pakar Hukum ... 2
B. Pengertian Doktrin Hukum Menurut Para Pakar Hukum ... 4
BAB III : PENUTUP ... 7
A. Kesimpulan ... 7
DAFTAR PUSTAKA ... 9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Hukum adalah salah satu elemen fundamental dalam struktur masyarakat yang telah hadir sejak zaman kuno. Maka dari itu hukum merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat. Karena hukum berfungsi sebagai pengatur tingkah laku manusia supaya tidak merugikan manusia yang lain.
Disamping itu, ada sanksi yang diberikan sebagai balasan atas perbuatan yang melanggar hukum
Doktrin hukum adalah seperangkat pandangan, pendapat, pemikiran dari seorang ahli hukum yang membentuk konsep hukum dalam suatu masyarakat atau sistem hukum tertentu. Doktrin begitu bervariasi dikarenakan setiap ahli hukum punya pandangan dan penafsirannya sendiri tentang apa itu hukum, tetapi pada intinya, pendapat dan pandanga mereka membantu membentuk landasan pemahaman yang lebih luas tentang apa itu hukum.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah tersebut kami menyimpulkan 2 rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa itu hukum menurut para pakar hukum
2. Apa itu doktrin hukum menurut para pakar hukum C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian hukum menurut para pakar hukum 2. Untuk memahami doktrin hukum menurut para pakar hukum
2 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Menurut Para Pakar Hukum
Ada banyak sekali pendapat para ahli hukum mengenai apa itu hukum.
Dan dalam perkembangannya hukum tentu tidak bisa didefinisikan dengan satu definisi yang pasti karena segi-segi hukum itu begitu luas untuk disatukan dalam sebuah definisi yang yang memuaskan. Disini kami akan merangkum beberapa pendapat para ahli hukum tentang definisi hukum dan doktrin hukum. Kami juga akan berusaha mendeskripsikan definisi hukum dan doktrin hukum berdasarkan pendapat dari para pakar hukum yang akan uraikan di bawah ini :
a. John Austin
John Austin adalah seorang penggagas aliran hukum positif yang mana dia mendefinisikan hukum sebagai peraturan yang diadakan untuk memberikan bimbingan kepada makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang berkuasa atasnya.1
Austin berpendapat bahwa hukum merupakan perintah yang berjalan dari atasan (superior) kepada bawahan (inferior). Pihak superior memiliki kekuasaan untuk memaksa inferior untuk mematuhi perintahnya. Pihak superior bahkan mampu memberlakukan hukum dengan cara menakut-nakuti dan mengarahkan tingkah laku orang lain untuk mentaati keinginannya
b. Philip S. James
James berpendapat bahwa “Law is body of rule for the guidance of human conduct which are imposed upon, and enforced among the members of a given state.” Yang berarti hukum adalah tubuh bagi aturan agar menjadi petunjuk bagi kelakuan manusia yang mana dipaksakan padanya dan dipaksakan terhadap ahli dari sebuah negara.2
Jika kita uraikan kurang lebih James menjelaskan bahwa hukum itu adalah kumpulan peraturan yang berfungsi utnuk mengarahkan perilaku manusia dan melindungi hak dalam masyarakat yang sifatnya memaksa dan mengikat semua anggota masyarakat dalam suatu wilayah atau negara.
c. Thomas Hobbes
Thomas Hobbes terkenal dengan bukunya yang berjudul Leviathan berpendapat bahwa Where as law, properly is the word of him, that by right had
1 https://jurnalhukum.com/pengertian-hukum-menurut-para-ahli/
2 https://jurnalhukum.com/pengertian-hukum-menurut-para-ahli/
3
command over others. (Pada dasarnya hukum adalah sebuah kata seseorang, dengan haknya telah memerintah pada yang lain). Pengertian hukum menurut Hobbes ini dapat diartikan sebagai perintah-perintah dari orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah dan memaksakan perintahnya kepada orang lain.3 d. Wasis Spurn
Wasis Spurn berpendapat bahwa hukum adalah perangkat peraturan yang bentuknya tertulis atau tidak tertulis, dibuat oleh penguasa yang berwenang, mempunyai sifat memaksa, mengatur dan mengandung sanksi bagi pelanggarnya, ditujukan pada tingkah laku manusia agar kehidupan individu dan masyarakat terjamin keamanan dan ketertibannya4
Maksud dari dari penjelasan Spurn hukum adalah seperangkat instrumen peraturan yang tertulis dan tidak tertulis, yang wewenang nya dalam pebuatan hukum itu ada ditangan penguasa sebagai pihak superior yang mana itu ditujukan untuk mengatur perilaku setiap individu dan masyarakat agar terjamin keamanan dan ketertibannya
e. S.M. Amin
S.M. Amin merumuskan hukum sebagai “kumpulan-kumpulan peraturan yang terdiri dari dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara”.5
Dari definisi yang diberikan Amin dapat dipahami bahwa hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri norma dan sanksi yang bertujuan untuk mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia agar terpelihara dari perbuatan yang dapat merugikan suatu individu ataupun masyarakat.
f. E.M. Meyers
E.M. Meyers berpendapat bahwa hukum adalah semua peraturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan ditujukan pada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan menjadi pedoman pemimpin atau penguasa negara dalam melakukan tugasnya.
Pandangan E.M. Meyers tentang hukum menggambarkan bahwa hukum mencakup semua peraturan yang memuat pertimbangan kesusilaan. Menurut Meyers, hukum memiliki dimensi moral yang kuat, dengan tujuan mengarahkan perilaku manusia dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai moral yang diakui.
Dalam konteks ini, hukum tidak hanya menjadi instrumen pengaturan tindakan manusia, tetapi juga berperan sebagai panduan moral bagi individu dan sebagai
3 https://jurnalhukum.com/pengertian-hukum-menurut-para-ahli/
4https://jurnalhukum.com/pengertian-hukum-menurut-para-ahli/
5 Kansil, C.S.T Dan Kansil, Cristine, 2003. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, hal
4
acuan bagi pemimpin atau penguasa negara dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Dengan kata lain, hukum bukan hanya tentang pemaksaan atau pengendalian, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai etika yang dianggap penting dalam menciptakan masyarakat yang adil dan bermoral. Pandangan ini menekankan peran penting etika dan moral dalam pembentukan dan pelaksanaan hukum.
g. Utrecht
Menurut Utrecht hukum adalah himpunan petunjuk hidup (baik perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah dari masyarakat itu.6
Hal ini menunjukkan bahwa hukum berfungsi sebagai garis besar yang diharapkan diikuti oleh setiap orang di masyarakat. Yang lebih penting lagi, perspektif ini menekankan bahwa hukum memiliki unsur pemaksaan, yang berarti pemerintah atau pihak yang berwenang di masyarakat dapat mengambil tindakan jika hukum dilanggar. Dengan kata lain, hukum tidak hanya mengatur perilaku, tetapi juga memberikan dasar untuk penegakan hukum dan sanksi terhadap pelanggarnya. Pandangan ini menunjukkan pentingnya mematuhi aturan untuk menjaga masyarakat secara tertib dan adil .
B. Pengertian Doktrin Hukum Menurut Para Pakar Hukum
Doktrin dalam ilmu hukum secara umum dapat diartikan sebagai suatu ajaran atau pendapat dari seorang ahli hukum, yakni orang yang keahliannya dalam dunia hukum sudah diakui oleh dunia internasional.
Adapun dibawah ini adalah beberapa definisi doktrin menurut para ahli hukum : a. R. Soeroso
Menurut Soeroso doktrin adalah “pendapat parasarjana hukum terkemuka yang besar pengaruhnya terhadap hakim, dalam pengambilan keputusannya.”7 Dengan kata lain, doktrin ini mencerminkan pandangan atau panduan hukum yang dihormati dan sering diikuti oleh hakim dalam memutuskan kasus hukum. Doktrin ini dapat menjadi referensi atau pedoman yang berpengaruh dalam peradilan.
Doktrin tersebut dapat mencakup berbagai aspek hukum, seperti interpretasi konstitusi, penafsiran undang-undang, atau pendekatan dalam penyelesaian kasus hukum. Doktrin ini dapat menjadi referensi atau pedoman
6 https://www.hukumonline.com/berita/a/pengertian-hukum-menurut-para-ahli-hukum- lt62e73b860a678/
7 https://www.scribd.com/document/394597342/Makalah-Doktrin-Hukum
5
yang membantu hakim dalam memahami aspek-aspek hukum yang kompleks dan membantu mereka dalam menyusun argumen dan alasan dalam putusan hukum mereka.
b. Peter Mahmud Marzuki
Marzuki berpandangan bahwa doktrin adalah pendapat para ahli hukum yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menginterpretasikan hukum dan mengisi kekosongan hukum.8
Dari pandangan tersebut Marzuki menunjukkan pentingnya doktrin dalam memfasilitasi interpretasi hukum yang tepat dan memberikan kerangka kerja yang lebih jelas dalam menghadapi situasi hukum yang mungkin tidak diatur secara eksplisit oleh undang-undang. Doktrin menjadi alat yang berguna bagi para praktisi hukum dan hakim untuk menjalankan fungsi mereka dalam sistem peradilan dengan lebih baik.
c. Satjipto Rahardjo
Satjipto mengemukakan pendapatnya mengenai definisi doktrin hukum sebagai hasil pemikiran atau pendapat para ahli hukum yang memiliki kredibilitas tinggi dan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menginterpretasikan hukum.9
Berdasarkan pendapat Satjipto ini dapat dipahami bahwa doktrin hukum adalah bahwa ini adalah pandangan atau panduan yang dihasilkan oleh para ahli hukum yang kredibel dan dapat digunakan sebagai alat dalam menginterpretasikan hukum dengan lebih baik. Doktrin ini membantu memastikan konsistensi dan pemahaman yang lebih baik dalam sistem hukum.
d. J.C.T. Simorangkir
Simorangkir dalam bukunya yang berjudul Suatu Pengantar Simorangkir mendefinisikan doktrin hukum sebagai pendapat atau teori para ahli hukum yang disusun secara sistematis dan logis.10 Dengan kata lain, doktrin hukum adalah kumpulan pemikiran hukum yang terstruktur dengan baik dan memiliki dasar yang rasional. Doktrin ini membantu dalam memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip hukum dengan cara yang terorganisir dan sesuai dengan logika, memungkinkan para praktisi hukum untuk menggunakannya sebagai kerangka kerja dalam menganalisis dan memutuskan masalah hukum yang kompleks.
e. Ronny Hanitijo Soemitro
8 https://www.scribd.com/document/394597342/Makalah-Doktrin-Hukum
9 Satjipto Rahardjo. Hukum dan Masyarakat. 2006. hal
10 Simorangkir, J.C.T. (2007). Hukum Indonesia: Suatu Pengantar. hal.
6
Soemitro mendefinisikan doktrin hukum sebagai pendapat para ahli hukum yang dapat dijadikan sebagai sumber hukum formil. Dalam konteks ini, doktrin hukum diperlakukan sebagai sumber hukum yang memiliki bobot hukum yang sama dengan peraturan hukum formal, seperti undang-undang dan putusan pengadilan. Ini berarti bahwa pandangan yang terdapat dalam doktrin hukum dapat digunakan untuk membantu memutuskan kasus hukum dan menjadi acuan hukum formal yang diperlukan dalam proses peradilan. Dengan kata lain, doktrin hukum memiliki peran penting dalam membentuk dan mengisi kekosongan dalam sistem hukum formal, memberikan kerangka kerja yang lebih luas bagi pemahaman dan pengembangan hukum.
7 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan dari pendapat para ahli hukum tersebut tentang definisi hukum adalah bahwa hukum adalah suatu sistem peraturan atau aturan yang mengatur perilaku manusia dalam suatu masyarakat atau negara. Terdapat beberapa kesamaan dalam pandangan mereka, yaitu bahwa hukum memainkan peran penting dalam memberikan bimbingan atau petunjuk bagi perilaku manusia, dan hukum memiliki unsur pemaksaan untuk memastikan kepatuhan. Namun, terdapat juga perbedaan dalam pendekatan mereka terhadap definisi hukum. John Austin menekankan aspek kekuasaan dalam definisinya, dengan mengacu pada perintah dari yang berkuasa kepada yang diperintah. Philip S. James lebih menekankan bahwa hukum adalah aturan yang diberlakukan di dalam suatu negara untuk mengarahkan perilaku manusia. Thomas Hobbes menyatakan bahwa hukum adalah kata dari seseorang yang memiliki hak untuk memerintah. Wasis Spurn menekankan bahwa hukum bisa tertulis atau tidak tertulis dan dibuat oleh penguasa yang berwenang. S.M. Amin merumuskan bahwa hukum adalah kumpulan peraturan yang bertujuan untuk menciptakan ketertiban dalam pergaulan manusia.
2. Ketika para ahli berbicara tentang apa yang dimaksud dengan "doktrin" dalam ilmu hukum, mereka mencapai kesimpulan bahwa doktrin adalah ajaran atau perspektif yang berasal dari para ahli hukum yang diakui oleh dunia internasional.
Para ahli hukum setuju bahwa doktrin ini berfungsi sebagai pedoman, arahan, atau pemahaman tentang berbagai aspek hukum. Mereka juga setuju bahwa doktrin memiliki dampak besar pada sistem hukum dan dapat digunakan oleh praktisi hukum, hakim, dan pemerintah saat mereka membuat keputusan hukum.
Meskipun prinsip-prinsip dasar yang sama bahwa doktrin adalah perspektif atau pedoman dari ahli hukum terkemuka, ada perbedaan dalam cara mereka
8
menerapkannya. Doktrin dihormati oleh hakim, menurut R. Soeroso dan ahli lainnya. Peter Mahmud Marzuki, di sisi lain, lebih menekankan fungsi doktrin dalam memberikan kerangka kerja interpretasi hukum yang lebih jelas dan mengisi kekosongan hukum. Dalam doktrinnya, Satjipto Rahardjo menekankan pentingnya kredibilitas para ahli hukum. Ronny Hanitijo Soemitro menganggap doktrin sebagai sumber hukum formil yang setara dengan peraturan hukum formal, sementara J.C.T. Simorangkir menekankan aspek struktur dan logisitas dalam doktrin. Dengan kata lain, meskipun para ahli berbeda-beda tentang apa yang paling penting, mereka semua setuju bahwa doktrin hukum memainkan peran penting dalam membangun dan mengembangkan hukum serta memberikan arahan penting untuk pengambilan keputusan hukum.
9
DAFTAR PUSTAKA
NURHAYATI, Yati, et al. BUKU AJAR “Pengantar Ilmu Hukum”. 2020.
Simorangkir, J.C.T. (2007). Hukum Indonesia: Suatu Pengantar. Jakarta: Sinar Grafika.
Rahardjo, Satjipto. (2006). Hukum dan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Raja Grafindo.
Kansil, C.S.T. dan Cristine Kansil. 2003. "Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia."
https://www.scribd.com/document/394597342/Makalah-Doktrin-Hukum https://jurnalhukum.com/pengertian-hukum-menurut-para-ahli/
https://www.hukumonline.com/berita/a/pengertian-hukum-menurut-para-ahli- hukum-lt62e73b860a678/