• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

N/A
N/A
genkcr vrh

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

Materi: 13

Pengendalian Ruas-2

(2)

2

UNSUR P.U UNSUR

PERHUBUNGAN UNSUR POLRI

PENINGKATAN DAN PERBAIKAN PHISIK

JALAN

PENETAPAN KEBIJAKAN DAN PENGADAAN &

PENEMPATAN PERLENGKAPAN JALAN

MAN & REK OPS DAN PENEGAKAN HUKUM Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas - MRLL

REN TUR REK PEMB WAS

1) penetapan prioritas angkutan massal melalui penyediaan lajur atau jalur atau jalan khusus;

2) pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan Pejalan Kaki;

3) pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;

4) pemisahan atau pemilahan pergerakan arus Lalu Lintas berdasarkan peruntukan lahan, mobilitas, dan aksesibilitas;

5) pemaduan berbagai moda angkutan;

6) pengendalian Lalu Lintas pada persimpangan;

7) pengendalian Lalu Lintas pada ruas Jalan;

dan/atau

8) perlindungan terhadap lingkungan.

mengoptimalkan penggunaan jaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas

(3)

Metoda/ Cara Melakukan MRLL

penetapan prioritas angkutan massal;

pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki;

pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;

pemisahan atau pemilahan pergerakan arus lalu lintas;

pemaduan berbagai moda angkutan;

pengendalian lalu lintas pada persimpangan;

pengendalian lalu lintas pada ruas jalan;

perlindungan terhadap lingkungan.

1 2 3 4 5 6 7 8

(4)

Pengendalian Lalu Lintas Pada Ruas Jalan

1) penerapan jalur /lajur pasang surut 2) penerapan sistem satu arah;

3) penerapan lajur kendaraan berpenumpang tinggi (HOV);

4) pembatasan ruang parkir di ruang milik jalan;

5) pengaturan dan pembatasan kecepatan;

6) pembatasan jenis kendaraan tertentu;

7) pembatasan kendaraan dengan kapasitas tertentu;

8) penyediaan fasilitas berputar arah;

9) pengendalian ruas dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan lalu lintas (Intellegent transportation system/ ITS).

10) Pengendalian lalu lintas di ruas pada perlintasan sebidang dengan kereta api.

7.

(5)

Penerapan Jalur / Lajur Pasang Surut

• Penerapan jalur pasang surut (tidal flow) dilakukan umumnya pada jam-jam sibuk tertentu, dimana

volume lalu lintas masing-masing arah pada suatu ruas jalan sangat tidak seimbang.

7.1)

(6)

Penerapan sistem satu arah (SSA) 7.2)

terdapat jalan yang sejajar dengan tingkat pelayanan yang setara dengan jalan yang dilakukan pengaturan satu arah yang dapat dipergunakan pengguna jalan untuk arah yang berlawanan;

kondisi lalu lintas pada jalan tersebut memiliki nisbah volume per kapasitas > 0,85.

1 2

PERSYARATAN

(7)

Penerapan lajur kendaraan berpenumpang tinggi

7.3)

1

• diterapkan pada jam-jam tertentu sesuai dengan kondisi arus lalu lintas;

2 • memiliki minimal 2 lajur per arah.

• Penerapan lajur kendaraan berpenumpang tinggi sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan marka jalan dan rambu petunjuk.

(8)

Pembatasan ruang parkir di ruang milik jalan

7.4)

1

Perbandingan/ nisbah volume per kapasitas sama dengan atau lebih besar dari 0,7 pada salah satu jalur jalan;

2

Hanya dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan rata-rata pada Jam puncak kurang dari 30 km/jam.

Dilakukan apabila memenuhi kriteria paling sedikit:

Pemberlakuan pembatasan ruang parkir selain memenuhi kriteria diatas, juga harus memperhatikan kualitas lingkungan.

(9)

Pengaturan dan

pembatasan kecepatan

Pengaturan dan pembatasan kecepatan bertujuan untuk

menurunkan tingkat kecelakaan dan membantu pengendara dalam memilih kecepatan yang sesuai dengan kondisi jalan dan cuaca

serta lingkungan yang ada sehingga diperoleh kondisi lalu lintas yang lebih baik.

7.5)

1

pembatasan kecepatan dengan pemasangan rambu;

dan/atau

2

pembatasan kecepatan dengan pembatasan fisik berupa traffic humps.

(10)

Pembatasan jenis kendaraan tertentu 7.6)

1

• pembatasan jenis kendaraan tertentu pada waktu jam sibuk;

2

• pembatasan jenis kendaraan tertentu pada jalan tertentu di pusat kota.

(11)

Pembatasan jenis kendaraan dengan kapasitas dan dimensi tertentu

7.7)

1

• pembatasan kendaraan angkutan barang dengan JBI tertentu;

2

• pembatasan kendaraan angkutan barang dengan muatan sumbu terberat tertentu;

3

• pembatasan kendaraan dengan dimensi tertentu.

(12)

Pembatasan Lalu Lintas Kendaraan Barang

Pembatasan lalu lintas kendaraan barang meliputi semua kendaraan umum angkutan barang dan mobil barang

perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih besar dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

(13)

Kriteria

Pembatasan lalu lintas kendaraan barang dilakukan apabila pada jalan, kawasan, atau koridor memenuhi kriteria paling sedikit:

1) memiliki perbandingan volume lalu lintas kendaraan bermotor dengan kapasitas jalan pada salah satu jalur jalan sama dengan atau lebih besar dari 0,7 (nol koma tujuh);

2) hanya dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan rata-rata pada jam puncak kurang dari 30 (tiga puluh) km/jam; dan

3) tersedia jaringan jalan alternatif.

(14)
(15)
(16)
(17)

Penyediaan fasilitas

berputar arah (U- turn)

• dapat diterapkan pada ruas jalan dengan persyaratan sekurang-kurangnya nisbah volume per kapasitas

kurang dari 0,65 (nol koma enam puluh lima).

7.8)

(18)

Penyediaan fasilitas

berputar arah (U- turn) 7.8)

jarak antar bukaan sekurang-kurangnya 2 km pada jalan arteri di luar kota dengan lebar median minimal 1 meter;

jarak antar bukaan sekurang-kurangnya 1 km pada jalan arteri di dalam kota dengan lebar median minimal 0,75 meter;

jarak antar bukaan sekurang-kurangnya 800 meter pada jalan kolektor di luar kota dengan lebar median minimal 0,75 meter dan/atau

jarak antar bukaan sekurang-kurangnya 500 meter pada jalan kolektor di dalam kota dengan lebar median minimal 0,50 meter.

1

2

3

4

(19)
(20)
(21)

Jalan Layang, U-Turn Lenteng Agung

(22)

Pengendalian ruas dengan memanfaatkan teknologi ITS 7.9)

1 pemasangan peralatan deteksi kendaraan;

2 pemasangan kamera pengendali lalu lintas;

3

pemasangan informasi perjalanan (variabel message system);

4

pemasangan peralatan pendeteksi kecepatan dan volume lalu lintas.

(23)

CATATAN TAMBAHAN

• Pengendalian ruas jalan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan lalu lintas dapat menjadi bagian dari Sistem APILL Terkoordinasi (ATCS) maupun berdiri sendiri.

7.9)

(24)

Electronic Road

Pricing-

ERP

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)

ETLE dilengkapi fitur

pelanggaran untuk rambu lalu lintas, dan juga traffic lights, juga dapat mendeteksi

pengemudi yang sedang

menggunakan ponsel di jalan dan tidak memakai sabuk

pengaman.

(30)

PPENDETEKSI VOLUME KENDARAAN

(31)

MEDIA INFORMASI LALU LINTAS

(32)

Pengendalian lalu lintas di ruas pada perlintasan sebidang dengan kereta api

7.10)

1 • pemasangan rambu lalu lintas; dan

2 • pemasangan marka.

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor

SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan dengan Jalur Kereta Api

(33)

Contoh Perlintasan Berpintu

Pada Jalan 4 Lajur 2 arah dengan Jalur Tunggal Kereta Api

(34)

Desain Pintu Perlintasan Kereta Api

(35)
(36)

• Pengendalian lalu lintas di ruas pada perlintasan

sebidang dengan kereta api dapat dilengkapi dengan APILL, Variabel message system (VMS) yang dapat menjadi bagian dari APILL terkoordinasi (ATCS)

7.10) CATATAN TAMBAHAN

(37)
(38)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

: Melakukan pengumpulan data sekunder dan primer lalu lintas dan angkutan jalan di kota Cirebon, Melakukan kajian manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan dikota Cirebon.. - Nilai

Dalam usaha membangun sistem manajemen lalu lintas yang handal dan berkesimbungan, pekerjaan membangun fasilitas jalan yang lebar sesuai klasifikasi jalan dan demand lalu

melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan urusan manajemen dan rekayasa lalu lintas untuk jaringan jalan agar sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Manajemen dan Rekayasa Lalulintas pada Jalan Jawa segmen SMAN 2 Jember dan SMPN 3 Jember ” adalah benar-benar

Arus lalu lintas pada saat waktu sibuk diketahui dari hasil survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi untuk jalan dan survei gerakan

Wilayah Pesisir Barat yang belum dilalui oleh jaringan jalan di daerah Provinsi Aceh Untuk dapat memperlancar jaringan jalan lintas barat, diperlukan beberapa hal yang berkaitan

Jakarta: Erlangga Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan Prasetyanto, D.. Buku Ajar Rekayasa Manajemen Lalu

Pemanfaatan jaringan jalan secara optimal melalui pemaduan moda