Nama : Septiyas Dwi Nur Anggraini NIM : G2B022068
Kelas : A (S1 GIZI/6) Matkul : Manajemen Data
HUBUNGAN ASUPAN SERAT, OMEGA 3 DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS DIPUSKESMAS
KEDUNGMUNDU Data Fiktif
Hasil Output
HUBUNGAN ASUPAN SERAT, OMEGA 3 DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS DIPUSKESMAS
KEDUNGMUNDU 1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara asupan serat, omega 3, dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah lansia dengan diabetes mellitus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.
2. Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan asupan serat lansia dengan diabetes mellitus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.
2. Mendeskripsikan asupan omega 3 lansia dengan diabetes mellitus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.
3. Mendeskripsikan aktivitas fisik lansia dengan diabetes mellitus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.
4. Mendeskripsikan tekanan darah lansia dengan diabetes mellitus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.
5. Menganalisis hubungan asupan serat dengan tekanan darah lansia dengan diabetes mellitus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.
6. Menganalisis hubungan asupan omega 3 dengan tekanan darah lansia dengan diabetes mellitus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.
7. Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah lansia dengan diabetes mellitus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.
Hipotesis
Berdasarkan output uji Kruskal-Wallis:
H0 = Tidak terdapat perbedaan tekanan darah yang signifikan berdasarkan kategori variabel (asupan serat / omega 3 / aktivitas fisik).
Ha = Terdapat perbedaan tekanan darah yang signifikan berdasarkan kategori variabel.
Uji bivariat menggunakan Kruskal-Wallis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat, asupan omega-3, dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah pada lansia dengan diabetes mellitus.
Berdasarkan hasil analisis:
1. Asupan Serat memiliki nilai Kruskal-Wallis H sebesar 4.433 dengan nilai signifikansi p = 0.109. Karena p > 0.05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat dan tekanan darah pada lansia dengan diabetes mellitus di Puskesmas Kedungmundu.
2. Asupan Omega-3 menunjukkan nilai Kruskal-Wallis H sebesar 1.267 dengan nilai signifikansi p = 0.531. Nilai p yang jauh di atas 0.05 mengindikasikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan omega-3 dan tekanan darah pada kelompok lansia dengan diabetes mellitus.
3. Aktivitas Fisik memperoleh nilai Kruskal-Wallis H sebesar 4.433 dengan nilai signifikansi p = 0.109. Sama seperti asupan serat, nilai p > 0.05 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan tekanan darah pada lansia penderita diabetes mellitus.
Uji Univariat Asupan Serat
N %
Cukup 10 50.0%
Kurang 10 50.0%
Total 20 100.0%
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total 20 responden, sebanyak 10 responden (50,0%) memiliki asupan serat dalam kategori cukup, sedangkan 10 responden lainnya (50,0%) tergolong dalam kategori kurang. Distribusi ini menunjukkan bahwa separuh responden telah memenuhi kebutuhan serat harian, sementara sisanya masih belum memenuhi asupan yang dianjurkan.
Uji Univariat Asupan Omega 3
N %
Cukup 10 50.0%
Kurang 10 50.0%
Total 20 100.0%
Distribusi asupan omega-3 juga menunjukkan proporsi yang seimbang. Sebanyak 10 responden (50,0%) memiliki asupan omega-3 dalam kategori cukup, dan 10 responden (50,0%) lainnya memiliki asupan omega-3 dalam kategori kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi makanan sumber omega-3 di kalangan lansia diabetes masih terbagi merata antara cukup dan kurang.
Uji Univariat Aktivitas Fisik
N %
Aktif 10 50.0%
Kurang Aktif 10 50.0%
Total 20 100.0%
Pada variabel aktivitas fisik, diketahui bahwa 10 responden (50,0%) tergolong aktif dan 10 responden (50,0%) tergolong kurang aktif. Data ini menunjukkan bahwa hanya separuh dari responden yang menjalani aktivitas fisik sesuai dengan tingkat yang dianjurkan bagi lansia penderita diabetes mellitus, sedangkan sisanya memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah.
Uji Univariat Tekanan Darah
N %
Rendah 6 30.0%
Normal 6 30.0%
Tinggi 8 40.0%
Total 20 100.0%
Tekanan darah responden menunjukkan variasi yang cukup beragam. Sebanyak 6 responden (30,0%) memiliki tekanan darah rendah, 6 responden (30,0%) memiliki tekanan darah normal, dan 8 responden (40,0%) mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar lansia dengan diabetes mellitus dalam penelitian ini memiliki tekanan darah yang berada di atas batas normal, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit kardiovaskular.