• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen pelayanan ibadah haji pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "manajemen pelayanan ibadah haji pada"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PELAYANAN IBADAH HAJI PADA LANJUT USIA DI KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN KAUR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

OLEH:

HELLEN OKTARINA SARI NIM. 1811170038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH JURUSAN MANAJEMEN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

BENGKULU, 2022 M/ 1443 H

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v MOTTO

“Jangan berekspektasi lebih pada manusia, karena hakikatnya manusia sumber kecewa”

(Hellen Oktarina Sari)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin, sehubungan dengan terselesaikannya penulisan karya ilmiah dengan judul

“Manajemen Pelayanan Ibadah Haji pada Lanjut Usia di Kementerian Agama Kabupaten Kaur”, maka sebagai rasa syukur, skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Yang paling utama penulis ucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat kesehatan, kekuatan dan memampukan serta lancarkan semua kegiatan selama perkuliahan.

2. Kedua orang tuaku, Ayahanda Arpandi dan Ibunda Asmawati. Terimakasih telah membesarkan, mendidik, dan mendukung setiap langkah yang aku lalui serta senantiasa mendoakanku.

3. Kakak-kakak dan ponaan tersayang: Dang, Odang, Ongah, Ayuk, Babang dan Dedek yang selalu memberikan semangat dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

4. Prof. Dr. KH. Zulkarnain, M.Pd selaku Rektor Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

(7)

vii 5. Dr. H. Supardi, M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

6. Ibu Dr. Fatimah Yunus, M.A. selaku pembimbing I dan Bunda Yunida Een Fryanti, M.Si. selaku pembimbing II, yang telah membimbing, membantu dan memotivasi dalam penulisan dan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

7. Bapak Idwal B, M.A. selaku Ketua Jurusan Manajemen Syari’ah atas bantuannya dalam pengerjaan tugas akhir ini.

8. Bapak Adi Setiawan, Lc. MA. selaku Sekretaris Jurusan Prodi Manajemen Haji dan Umrah. Bapak selaku Koordinasi Prodi Manajemen Haji dan Umrah 9. Ibu Siti yang selalu membantu dalam setiap perjalanan

perkuliahan.

10. Segenap dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu.

11. Lembaga-lembaga terkait yang telah memberikan izin untuk penelitian ini.

12. Sahabat terkocak sepanjang massa Cha, Chika, Bella.

Terima kasih untuk waktu yang tak singkat ini.

semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.

(8)

viii

13. Sahabat rasa keluarga yang kutemui ketika menempuh pendidikan Fhensyi, Wa Tya, Selfia. Terima kasih sudah bertahan dengan sikapku, semoga hubungan ini tidak bernah berakhir hingga Jannah-Nya.

14. Teman-teman Manajemen Haji dan Umrah angkatan 2018 atas segala bantuannya.

15. Almamater tercinta UINFAS Bengkulu.

16. Dan seluruh pihak yang membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan TA ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Bengkulu, Juni 2022 Penulis

Hellen Oktarina Sari NIM. 1811170038

(9)

ix ABSTRAK

Manajemen Pelayanan Ibadah Haji pada Lanjut Usia di Kementerian Agama Kabupaten Kaur

Oleh Hellen Oktarina Sari (1811170038)

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan ibadah haji terhadap jemaah lanjut usia di kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur dan untuk mengetahui apa saja kendala di kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur dalam memberikan pelayanan pada jemaah lanjut usia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pelayanan ibadah haji di Kementerian Agama Kabupaten Kaur terlaksana dengan baik.

hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya lima indikator yang dikemukakan oleh Zeithaml yaitu Tangible (berwujud);

Reliability (kehandalan); Responsiviness (ketanggapan);

Assurance (jaminan); dan Empathy (empati). Adapun kendala yang dialami oleh kementerian agama kabupaten kaur ialah belum adanya lembaga bank syariah atau muamalat, belum ada lembaga KBIH, jaringan siskohat, kekurangan SDM di seksi PHU serta faktor pendidikan dan kesehatan jamaah lanjut usia.

Kata kunci: Manajemen, Pelayanan Ibadah Haji, Lanjut Usia

(10)

x

ABSTRACT

Hajj Service Management for the Elderly in the Ministry of Religious Affairs of Kaur Regency

By Hellen Oktarina Sari (1811170038)

This paper aims to find out the hajj service to elderly pilgrims at the Kaur Regency Ministry of Religious Affairs office and to find out what are the obstacles in the Kaur Regency Ministry of Religious Affairs office in providing services to elderly congregations. This research uses a type of field research (field research) with a qualitative approach.

The results showed that the management of hajj services at the Ministry of Religious Affairs of Kaur Regency was carried out properly. this is evidenced by the fulfillment of the five indicators proposed by Zeithaml, namely Tangible (tangible);

Reliability; Responsiveness; Assurance; and Empathy (empathy). The obstacles experienced by the ministry of religious affairs of kaur district are the absence of Islamic bank institutions or muamalat, there are no KBIH institutions, siskohat networks, lack of human resources in the PHU section and factors of education and health of elderly pilgrims.

Keywords: Management, Hajj Services, Elderly

(11)

xi KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manajemen Pelayanan Ibadah Haji pada Lanjut Usia di Kementerian Agama Kabupaten Kaur”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak sekali bimbingan, arahan, dan saran- saran maupun dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. KH. Zulkarnain Dali, M.Pd, selaku Rektor UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

2. Dr. H. Supardi, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Ibu Dr. Fatimah Yunus, M.A selaku pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan dengan penuh kesabaran.

4. Bunda Yunida Een Friyanti, M.Si selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan dengan penuh kesabaran.

(12)

xii

5. Kedua orang tua yang selalu mendoakan kesuksesan penulis.

6. Semua rekan-rekan seperjuangan yang selalu ada dan telah memotivasi penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam skripsi ini. Jika dalam skripsi ini ada kutipan dan pendapat yang terlewatkan mohon dimaafkan karena itu semua bukan disebabkan oleh suatu kesengajaan namun kelalaian penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu penulis menyambut dengan senang hati atas masukan, saran, dan kritik guna untuk membangun kesempurnaan ke depan.

Bengkulu, Juni 2022

Hellen Oktarina Sari NIM. 1811170038

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... ... xii

DAFTAR TABEL... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitiain ... 6

E. Penelitian Terdahulu ... 6

F. Metode Penelitian... 11

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 11

2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 12

3. Informan Penelitian ... 12

4. Sumber Data ... 13

5. Teknik Pengumpulan Data ... 14

6. Teknik Analisis Data ... 16

(14)

xiv

G. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KAJIAN TEORI A. Manajemen ... 21

1. Pengertian Manajemen ... 21

2. Fungsi Manajemen ... 21

B. Pelayanan ... 23

1. Pengertian Pelayanan ... 23

2. Karakteristik Pelayanan ... 23

3. Bentuk-bentuk Pelayanan ... 24

4. Kualitas Pelayanan ... 27

C. Pelayanan Ibadah Haji ... 30

D. Lanjut Usia ... 36

1. Pengertian Lanjut Usia ... 36

2. pengelompokan Lanjut Usia... 37

3. Kebutuhan Usia Lanjut... 38

4. Hak dan Kewajiban Lanjut Usia ... 39

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur... 42

B. Profil Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur ... 44

C. Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah ... 46

(15)

xv BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 49 B. Pembahasan ... 64 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 71 B. Saran ... ... 72 DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nama-nama jamaah Lansia ... 58 Tabel 4.2 Informasi Informan ...

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas beragama islam. Sudah menjadi impian setiap umat muslim untuk bisa menginjakkan kaki ke tanah suci untuk melaksanakan rukun islam yang kelima, yaitu menunaikan haji bila mampu. Allah berfirman dalam QS. Ali Imran: 97

َع ِ ّٰ ِلِل َوۗ انًؤِمٰا َن َكَ َٗلََخَد ْنَمَو ۚ َ ْيِْهَرْبِا ُم اَقَّم ٌتَنِّيَب ٌۢتٰي ٰا ِهْيِف ُّجِح ِساَّنلا َلَ

َ ْيِْمَلَعْلا ِنَع ٌّ ِنَِغ َ ّٰ ِلِلا َّنِاَفَرَفَك ْنَمَوۗ الًْيِب َس ِهْيَلِا َعا َطَت ْ سا ِنَم ِتْيَبْلا

1

Artinya: Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

Ibadah haji merupakan ibadah yang hukumnya wajib dikerjakan sekali dalam seumur hidup, namun jika dikerjakan lebih dari sekali maka hukumnya menjadi sunnah. Pada hakikatnya, haji ialah sarana dan media bagi umat muslim untuk melaksanakan ibadah ke tanah suci. Ibadah haji ialah berkunjung ke Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa

1Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya Edisi Revisi, (Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2006), h. 62

(18)

2

amalan, diantaranya; wukuf, tawaf, sa’i, dan amalan lainnya yang dilakukan pada waktu tertentu demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharap ridho-Nya semata.

Ibadah haji merupakan ibadah yang pelaksanaannya hanya dilakukan pada tanggal 8 syawal sampai 13 dhulhijjah setiap tahunnya, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 197.

ْعَّمٌرُه ْشَا ُّجَحْل َا ِفِ َلا َد ِج َلَ َو َقْو ُسُف َلَ َو َثَفَر َلًَف َّجَحْلا َّنِ ْيِْف َضَرَف ْنَمَف ۚۚ ٌۚتٰمْوُل

ِلِوُا ٰيٰ ِن ْوُقَّتلاِداَ ْيَْخ َّنِاَفاْوُدَّوَزَتَو ُۗۚۗالل ُهْمَلْعَّيٍ ْيَْخ ْنِماْوُلَعْفَتاَمَو ِّۗجَحْلا ِباَبْلَ ْلَا

2

Artinya: (musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan)itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafas), berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kerjakan, Allah mengetahuinya.

Bawalah bekal karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik- baiknya kepada jemaah haji agar jemaah haji dapat

2Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya Edisi Revisi, (Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2006), h. 31

(19)

3 menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Kementerian Agama Kabupaten Kaur merupakan salah satu penyelenggara ibadah haji yang bertanggung jawab memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kepada jamaah haji. Oleh karena itu, ibadah haji merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena memerlukan adanya pengolaan khusus yang mengurusi masalah kegiatan haji yang menyangkut tentang pelayanan yang akan diberikan kepada calon jamaah haji.3

Menurut Lovelock, pelayanan adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami. Artinya pelayanan merupakan produk yang tidak berwujud sehingga tidak ada bentuk yang dimiliki dan berlangsung sesaat atau tidak lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima layanan. Menurut Sianiper, pelayanan adalah cara melayani, menyiapkan, mengurus dan menyelesaikan keperluan/kebutuhan individu dan sekelompok orang, artinya objek yang dilayani adalah individu/pribadi, dan kelompok organisasi.4

Dari uraian ini, maka pelayanan dapat diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu menyiapkan dan mengurus, baik dalam bentuk barang maupun jasa dari satu

3Murdiansyah Herman, dkk, Kualitas Pelayananan Haji dan Umrah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Hulu Sungai Tengah, As Siyasah, Vol. 3, 2018, h. 1

4Resti Wildayati, dkk, Optimalisasi Pelayanan Haji dalam Meningkatkan Kepuasan Jamaah, Anida, Vol. 17, 2017, h. 170

(20)

4

pihak ke pihak lainnya. Hal-hal yang menyangkut tentang pelayanan antara lain adalah faktor manusia yang melayani, alat atau fasilitas yang digunakan untuk memberikan pelayanan, mekanisme kerja yang digunakan dan bahkan sikap masing-masing orang yang memberi pelayanan dan yang dilayani. Sehingga menurut Ibrahim, kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan di mana penilaian kualitasnya ditentukan pada saat terjadinya pemberian pelayanan tersebut. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi konsumen atas pelayanan yang mereka terima dengan pelayanan yang sesungguhnya yang diharapkan dari para petugas pelayanan.

Secara kuantitas jamaah haji Indonesia merupakan yang terbesar bila dibandingkan negara lain, dengan kuota 198.609 jamaah yang akan diberangkatkan tahun 2022.

Kabupaten Kaur memiliki kuota haji sebanyak 106 jamaah dengan daftar tunggu selama 14 tahun.5 Dengan jumlah kuota demikian, tentunya tidak pernah lepas dengan calon jamaah lanjut usia di dalamnya. Seperti yang kita ketahui, usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik seseorang. Ini dibuktikan dengan menurunnya beberapa fungsi sistem pada tubuh manusia, diantaranya indera

5Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Waiting List. http://haji.kemenag.go.id/v4.

(diakses pada 21 Maret 2022 pukul 14.10)

(21)

5 penglihatan dan pendengaran yang berkurang, mudah lelah dan mudah jatuh, daya ingat yang berkurang, gerakan menjadi lambat dan kurang lincah. Rendahnya tingkat pendidikan juga menjadi kendala bagi lansia dalam hal menerima informasi yang diberikan. Oleh karena itu diperlukan adanya pelayanan khusus terhadap lansia. Dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat sebuah judul yaitu MANAJEMEN PELAYANAN IBADAH HAJI PADA LANJUT USIA DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KAUR.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelayanan ibadah haji terhadap jemaah lanjut usia pada Kementerian Agama Kabupaten Kaur?

2. Apa saja kendala yang dialami kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur dalam memberikan pelayanan haji terhadap jemaah lanjut usia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelayanan ibadah haji terhadap jemaah lanjut usia di kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur.

2. Untuk mengetahui apa saja kendala di kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur dalam memberikan pelayanan pada jemaah lanjut usia.

(22)

6

D. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

1) Secara teori penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru tentang pelayanan haji yang berkualitas

2) Sebagai tambahan pengetahuan tentang pelayanan haji dari semua kalangan, terkhususnya di provinsi Bengkulu.

b. Kegunaan Praktis

1) Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi almamater dalam penambahan kepustakaan serta sebagai masukan dalam penelitian selanjutnya.

2) Diharapkan bisa menjadi sebuah acuan untuk Kementerian Agama Kabupaten Kaur dalam meningkatkan pelayanan jamaah haji lanjut usia yang lebih profesional di masa mendatang.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu atau penelitian pustaka merupakan data yang berbentuk informasi sebagai pembahasan masalah penelitian dari penelitian yang terkait sebelumnaya. Ada beberapa penelitian sebelumnya mengenai manajemen pelayanan manasik, diantaranya:

(23)

7 1. Penelitian yang ditulis oleh Daliniur M. Nur.

Manajemen yang professional dan akuntabel merupakan probem solving terhadap problematika yang kompleks di seputar penyelenggaraan haji. Manajemen haji merupakan suatu proses pengaturan atau pengelolahan kegiatan haji dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating, controlling, dan evaluating, sehingga ibadah haji terlaksana secara efektif dan efisien. Penyelenggaraan ibadah haji merupakan proses, cara, dan perbuatan menyelenggarakan atau melaksanakan rangkaian kegiatan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, perlindungan, dan pelaksanaan ibadah haji.

Pembinaan ibadah haji merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup penerangan, penyuluhan, dan pembimbingan, tentang ibadah haji. Pelayanan meliputi seluruh aktifitas untuk memberikan layanan kepada seluruh calon jamaah haji dan jamaah haji, mulai dari pendaftaran hingga kembali ke Tanah Air, termasuk pelayanan transportasi, akomodasi, serta kesehatan. Perlindungan adalah upaya- upaya yang dilakukan pemerintah untuk

(24)

8

menjamin keselamatan dan kenyamanan jamaah haji yang meliputi menjaga keamanan jamaah haji selama berada di Arab Saudi dan menjaga barang-barang jamaah haji ketika berada di pemondokan.6

Persamaan penelitian ini dengan kajian penelitian yaitu terletak pada teori pelayanannya.

Sedangkan perbedaannya terletak pada tempat penelitian dan fokus penelitiannya. Penelitian ini berfokus pada penyelenggaraan ibadah haji, sedangkan yang penulis teliti yaitu mengenai pelayanan ibadah haji pada lanjut usia di Kementerian Agama Kabupaten Kaur.

2. Penelitian yang ditulis oleh Mustofa dkk.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

“Manajemen Pelayanan Haji dan Umrah Dalam Meningkatkan Kepuasan Jamaah di Agen PT.

Tauba Zakka Atkia Kabupaten Musi Rawas”.

Pelayanan merupakan kunci pokok pada sebuah biro jasa travel haji dan umrah. Kepuasan jamaah menjadi titik awal untuk mengukur keberhasilan dan kesuksesan dari sebuah agen biro travel untuk diberikan label baik atau buruk. Bentuk

6Dalinur M. Nur, Manajemen Penyelenggaraan Ibadah Haji, file:///C:/Users/hp/Downloads/6120-Article%20Text-18395-1-10-

20200630.pdf

(25)

9 pelayanan dimulai dari planning, budget, pelaksanaan dan evaluasi. Metode yang digunakan adalah diskriptif Kualitatif. Dari hasil penelitian terdapat manajemen pelayanan haji dan umrah di Agen PT. Tauba Zakka Atkia dari pelayanan dalam promosi, pendaftaran, manasik dan pemberangkatan serta pelaksanaan haji dan umrah di Arab Saudi. Faktor pendukung yang menunjang pelayanan adalah Motivasi kerja, pemberian Reward, Banyak majelis Taklim, koneksi signal yang baik, dan infrastruktur yang baik. Faktor penghambat adalah kekurangan jumlah dan SDM pegawai, kurs dolar yang tidak stabil dan sarana prasarana yang belum cukup.7

Persamaan penelitian ini dengan kajian penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah terletak pada manajemen pelayanan hajinya.

Sedangkan perbedaannya terletak pada titik fokus penelitian. Penelitian ini berfokus pada di Agen PT. Tauba Zakka Atkia dari pelayanan dalam promosi, sedangan penulis berfokus manajemen pelayanan haji pada lanjut usia di Kementerian Agama Kabupaten Kaur.

7Mustofa dkk, Manajemen Pelayanan Haji dan Umrah di Agen PT.

Tauba Zakka Atkia Kabupaten Musi Rawas Dalam Meningkatkan Kepuasan Jamaah, Jurnal Al-Idarah, Vol. 01, No. 02, September 2021

(26)

10

3. Penelitian yang ditulis oleh Takwim dkk.

Manajemen Pelayanan Ibadah Haji Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe.

Jenis penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan sumber data diperoleh dari data primer dan sekunder sedangkan teknik analisis data dilakukan melalui model analisis interaktif.

Sesuai dengan hasil analisis dapat diketahui tentang; 1) Gambaran Umum Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe sebagai objek penelitian, 2) Manajemen Pelayanan Ibadah Haji Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe yang mengandung Tiga Dimensi Manajemen Penyelenggaraan Ibadah Haji yang meliputi; 1)Pelayanan, 2) Pembinaan, dan 3) Perlindungan, menurut UU Nomor 17 Tahun 1999, KMA Nomor 244 Th.1999, UU Nomor 13 Tahun 2008. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa, secara keseluruhan, penyelenggaraan pelayanan ibadah haji di Kantor Kementerian Agama kabupaten Konawe telah terlaksana relative baik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan Penyelenggaraan ibadah haji yang telah

(27)

11 dilaksanakan baik secara formal maupun informal, namun adahal yang perlu dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Konawe khususnya pada Seksi Haji dan Umroh yaitu menjalin kerja sama dengan media lokal di Kabupaten Konawe.8

Persamaan penelitian ini dengan yang penulis teliti ialah sama-sama membahas mengenai pelayanan ibadah haji. Sedangkan perbedaannya yaitu penulis lebih spesifik pada jamaah lanjut usia.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan cara menggunakan suatu kenyataan empiris dari objek yang dijadikan penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu memaparkan dan menggambarkan keadaan serta fenomena yang lebih jelas mengenai situasi yang terjadi, dengan pendekatan deskriptif analisis untuk memaparkan data-data yang didapat dilapangan kemudian di analisa dan mendapat kesimpulan dari penelitian.

8Takwim, dkk, Manajemen Pelayanan Ibadah Haji Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara, Intelektiva:

Jurnal Ekonomi,Sosial, dan Humaniora, Vol. 3, No. 1, Agustus 2021

(28)

12

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah kantor Kementerian Agama di Kabupaten Kaur, terhitung bulan Oktober 2021 hingga Maret 2022.

3. Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan subjek yang paham tentanginformasi objekpenelitian berperan sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian.9 Dalam penelitian ini teknik pengambilan informasi dilakukan dengan menggunakan model purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari sumber data dengan berbagai pertimbangan.10 Artinya setiap informan yang dipilih memiliki kriteria secara khusus yaitu dapat memahami dan memberikan informasi yang akurat tentang objek penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah pegawai Kementerian Agama Kabupaten Kaur yang lebih memehami mengenai pelayanan ibadah haji yang ada di kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur yaitu Bapak Bujang Ruslan selaku kepala PHU dan Ibu Eli Suanti selaku staf SISKOHAT. Alasan peneliti memilih informan ini karena mereka yang mengelola

9Burhan Bungin, Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya, Cet. Kedua, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 78

10Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif: PTK R&D, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 153

(29)

13 data dan berhadapan langsung dengan calon jamaah hajinya. Informan selanjutnya ialah Bapak Sarkawi, Bapak Apandi, Ibu Ratna dan Ibu Latifah, alasannya yaitu jamaah lanjut usia dan memiliki tingkat pendidikan yang rendah (SD). Dalam penelitian ini, informan yang akan dipilih berjumlah 6 orang, terdiri dari dua orang dari kementerian agama kabupaten kaur dan 4 orang dari jamaah lanjut usia.

4. Sumber Data

Sumber data dibagi menjeadi dua diantaranya:

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari Kementerian Agama Kabupaten Kaur. Dalam hal ini data diperoleh melalui wawancara langsung dengan Bapak Bujang Ruslan, M. Pd. Selaku Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah dan staff SISKOHAT, serta beberapa jamaah yang berangkat di tahun 2018 dan yang berangkat di tahun ini (2022).

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.11 Data sekunder bisa juga dikatakan data yang

11Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif: R&D, cet. 25, (Bandung: CV Alfabeta, 2017), h. 137

(30)

14

didapatkan oleh seseorang yang melakukan penelitian dari sumber yang telah ada. Dalam hal ini data diperoleh dengan menelaah dari buku- buku, jurnal, dan dokumen yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, yaitu tentang manajemen pelayanan ibadah haji pada lanjut usia.

5. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data penelitian peneliti menggunakan menggunakan metode-metode berikut:

a. Observasi

Observasi adalah salah satu kegiatan ilmiah empiris berbasis fakta lapangan melalui pengamatan panca indra tanpa adanya manipulasi.12 Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi tanpa peran serta, dimana peneliti hanya berkedudukan untuk mengamati subjek yang diteliti berdasarkan fakta- fakta atau kenyataan yang ada terkait dengan manajemen pelayanan ibadah haji pada lanjut usia di kementerian agama Kabupaten Kaur.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

12Hasyim Hasanah, “Teknik-Teknik Observasi”, Jurnal At- Taqaddum, Vol. 8 No. 1 Juli 2016, h. 21

(31)

15 mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.13

Wawancara bisa juga dikatakan sebagai bentuk komunikasi semacam percakapan yang memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi terkait dengan permasalahan yang ditelliti.14 Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara secara langsung kepada pihak kementerian agama kabupaten kaur dan beberapa jamaah lanjut usianya dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara bebas dengan pertanyaan terbuka sehingga responden boleh menjawab pertanyaan dengan bebas selama tidak keluar dari alur permasalahan yang diteliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sebuah catatan tentang pristiwa yang telah terjadi. Bentuk dari dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang.15 Dokumentasi dilakukan

13Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 186.

14Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 82

15Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif: PTK, R&D, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 167

(32)

16

untuk memperkuat dan melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan.

6. Teknik Analisis Data

Analis data yang digunakan dalam penelitian ini akan di analisa dengan menggunakan analisa data kualitatif yang berarti menguraikan data dalam bentuk kalimat yang teratur, logis, dan efektif sehingga memudahkan pemahaman dari interprestasi data.

Teknik analisis data yang dipakai adalah analisis lapangan dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman meliputi sebagai berikut:

1. Reduksi data, baik data primer maupun dari data sekunder yang didapat dari penelitian.

Pengumpulan data yang dimaksud adalah melakukan klasifikasi dan seleksi untuk memastikan bahwa data yang diperoleh benar- benar relevan.

2. Display/Penyajian data, kemudian data diorganisasikan dengan cara mengkaji dan membahas secara cermat data yang terkumpul.

3. Verifikasi data, dalam tahap ini merupakan tahap lanjutandari reduksi data dan display data dimana

(33)

17 data yang telah di display disimpulkan sesuai dengan permasalahan yang telah diteliti.16

G. Sistematika Penulisan

Sebagai jalan untuk memahami persoalan yang dikemukakan secara runtut dan sistematis, maka penulis membagi pokok bahasan menjadi beberapa bab. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas, mempermudah pembaca pada setiap permasalahan yang dikemukakan. Adapun perincian setiap bab sebagai berikut:

BAB I, bagian Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II, merupakan bagian Kajian Teori. Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan bahasan objek penelitian yang bersumber dari buku, jurnal, artikel maupun literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.

BAB III, merupakan gambaran umum objek penelitian. Bab ini membahas tentang sejarah kantor kementerian agama kabupaten kaur, profil kantor

16Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif: R&D, cet. 25, (Bandung: CV Alfabeta, 2017), h. 247-252

(34)

18

kementerian agama kabupaten kaur dan bidang penyelenggaraan haji dan umrah.

BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini membahas mengenai hasil observasi dan wawancara peneliti mengenai manajemen pelayanan ibadah haji di kantor kementeruian agama kabupaten kaur

BAB V, Penutup. Bab ini terdiri dari simpulan dan saran.

(35)

19 BAB II

KAJIAN TEORI A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen dalam bahasa inggris dikenal dengan kata manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola. Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia manajemen diartikan sebagai cara mengelola suatu perusahaan besar. Pengelolaan atau pengaturan dilaksanakan oleh seorang manager (pengatur/pemimpin) berdasarkan urutan manajemen.17

2. Fungsi Manajemen

Adapun fungsi manajemen sebagai berikut:18 a. Planning (Perencanaan)

merupakan pembatasan yang kompleks untuk merumuskan perencanaan yang akan dicapai, aturan, prosedur, anggaran, dan program dari suatu organisasi.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Organizing adalah proses pengelompokan kegiatan yang diperlukan. Pengorganisasian bertujuan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber- sumber yang diperlukan sehingga pekerjaan yang terlaksana secara efektif dan efisien, mempertegas

17Badrudin, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2017), h.

1

18Badrudin, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2017), h.

15-18.

(36)

20

hubungan antara anggota satu dengan yang lain, mengarahkan setiap anggota untuk bertanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi, memberikan peluang kepada setiap anggota untuk berkembang, menciptakan pola hubungan yang baik antar anggota organisasi.

c. Motivating (Motivasi)

Motivating adalah salah satu fungsi manajemen berupa pemberian insprrirasi, semangat dan dorongan kepada bawahyan agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh atasan.19

d. Controlling (Pengawasan)

Controlling atau pengawasan adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi. Controlling bertujuan untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

e. Evaluating (Evaluasi)

Evaluating ialah fungsi sebelum pengambilan tindakan korektif oleh pemimpin. Fungsi ini

19Badrudin, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2017), h.

15-18

(37)

21 dilaksanakan jika dalam organisasi terdapat hal yang harus dievaluasi.

B. Pelayanan

1. Pengertian pelayanan

pelayanan merupakan suatu usaha untuk membantu menyiapkan atau mengurus sesuatu hal yang diperlukan orang lain. Gronroos menjelaskan bahwa pelayanan adalah aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal- hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.20

2. Karakteristik Pelayanan

a) Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan barang jadi

b) Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang sifatnya adalah tindakan sosial

c) Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya

20Zaenal Mukarom, Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Pelayanan Publik, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2018), h. 80

(38)

22

kejadiannya bersamaan dan terjadi di tempat yang sama. 21

3. Bentuk-bentuk Pelayanan

Terdapat tigas jenis pelayanan yang bisa dilakukan oleh siapapun, yaitu:

1) Pelayanan Lisan

Pelayanan lisan adalah pelayanan yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata secara langsung, yang digunakan untuk memberikan penjelasan atau keterangan kepada orang yang dilayani. Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas bidang hubungan masyarakat, bidang layanan informasi dan bidang-bidang lain yang tugasnya memberika penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pelaku pelayanan adalah:

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi jelas.

c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.

d. Menjaga etika berperilaku saat bekerja.

21Syafitri Angrain, “Efektivitas Penggunaan Siskohat Dalam Pelayanan Pelimpahan Nomor Porsi Calon Jemaah Haji Di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu, 2022), h. 20

(39)

23 e. Tidak melayani orang yang hanya ingin ngobrol

tanpa ada kepentingan.22 2) Pelayanan Tulisan

Pelayanan tulisan adalah pelayanan dengan melalui tulisan. Pelayanan ini sangat berperan pada era globalisasi seperti sekarang. Pada dasarnya pelayanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi pelayanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar pelayanan tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang perlu diperhatikan adalah faktor kecepatan, baik dalam pengelolaan masalah maupun dalam proses penyelesaian (pengetikan, penandatanganan dan pengiriman kepada yang bersangkutan). Pelayanan tulisan terdiri atas dua golongan. Pertama, pelayanan berupa petunjuk, informasi dan yang sejenisnya diajukan kepada orang yang berkepentingan. Kedua, pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberian/penyerahan dan pemberitahuan.

3) Pelayanan Perbuatan

Pelayanan perbuatan ini memerlukan faktor keahlian dan keterampilan petugas, karena akan

22Tira Wulani, “Manajemen Pelayanan Jamaah Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, IAIN Bengkulu, 2019), h.

29

(40)

24

sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan. Tujuan utama orang yang berkepentingan ialah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan. Dalam hal ini faktor kecepatan dalam pelayanan pengerjaan menjadi dambaan setia orang, disertai dengan kualitas hasil yang memadai.23

4. Kualitas pelayanan

Ada beberapa pendapat mengenai dimensi kualitas pelayanan, akan tetapi dimensi yang lebih sering digunakan ialah yang dikemukakan oleh Zeithaml dkk, ada lima dimensi kualitas pelayanan dikenal dengan sebutan SERQUAL (servis quality), dimensi tersebut adalah :24

1) Tangible (berwujud), yaitu kemampuan perusahaan atau lembaga dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Adapun indikatornya:

a. Petugas memberikan pelayanan secara professional.

23Amir Syamsudin, Pelayanan Publik dan Birokrasi Pemerintahan, dikutip dalam artikel Bahan Ajar Mata Kuliah Pelayanan Sektor Publik, Ilmu Pemerintahan Uniersitas Abdurrab, 04 Agustus 2017, h. 2

24Murdiansyah Herman, dkk, “Kualitas Pelayanan Haji dan Umrah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Hulu Sungai Tengah”, As Siyasah, Vol. 3, 2018, h. 3

(41)

25 b. Fasilitas yang digunakan pada saat melayani

jamaah

c. Petugas menggunakan Bahasa dan sikap yang sopan dalam melayani jamaah.

2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan perusahaan atau lembaga memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Adapun indikatornya:

a. Petugas tidak melakukan kesalahan dalam memberikan pelayanan.

b. Karyawan memberikan pelayanan secara cepat kepada jamaah.

3) Responsiviness (ketanggapan), yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat dan tepat dengan penyampaian informasi yang jelas. Adapun indikartornya:

a. Petugas memberikan pelayanan secara jelas kepada jamaah.

b. Petugas tanggap saat memenuhi kebutuhan jamaah.

c. Petugas sedia membantu jamaah saat mengalami kesulitan.

4) Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan atau lembaga pemerintahan untuk menumbuhkan rasa

(42)

26

percaya pada pelanggan kepada perusahaan/lembaga pemerintahan tersebut. Adapun indikatornya:25

a. Petugas mempunyai pengetahuan yang baik terhadap produk dan jenis layanan.

b. Petugas teliti dalam melayani jamaah sehingga menumbuhkan kepercayaan jamaah untuk melakukan transaksi.

c. Petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan.

d. Petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan.

e. Petugas memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan.

5) Empathy (empati), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan atau lembaga pemerintahan diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara

25Murdiansyah Herman, dkk, “Kualitas Pelayanan Haji dan Umrah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Hulu Sungai Tengah”, As Siyasah, Vol. 3, 2018, h. 3

(43)

27 spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Adapun indikatornya:26

a. Petugas sabar dalam memberikan pelayanan kepada jamaah.

b. Petugas tanggap dan cekatan dalam membantu jamaah yang kesulitan tanpa harus dimintai bantuan.

c. Karyawan memperlakukan jamaah dengan penuh perhatian.

C. Pelayanan Ibadah Haji

Pelayanan ibadah haji dapat diartikan sebagai segala kegiatan dalam rangka peningkatan kinerja dalam pemenuhan kebutuhan dasar jamaah haji sesuai hak-hak dasarnya atas suatu barang, jasa dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh lembaga bimbingan haji Indonesia.

Manajemen pelayanan ibadah haji ialah tanggung jawab pemerintah yaitu kementerian agama baik pusat maupun daerah.

Pelayanan dalam penyelenggaraan ibadah haji Kementerian Agama meliputi kegiatan di Tanah Air hingga tiba di Tanah Suci dan pemulangan ke Tanah Air lagi.

Pelayanan dalam penyelenggaraan ibadah haji oleh Kementerian Agama setiap tahunnya dimulai dari:

26Murdiansyah Herman, dkk, “Kualitas Pelayanan Haji dan Umrah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Hulu Sungai Tengah”, As Siyasah, Vol. 3, 2018, h. 3

(44)

28

1. Pendaftaran

Pendaftaran ibadah haji dapat dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten atau Kota tempat domisili jamaah yang dilaksanakan setiap hari kerja.

Berikut ini adalah alur pendaftaran haji reguler:

1) Calon Jemaah Haji (CJH) membuka tabungan di Bank Penerima Setoran (BPS) Badan Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH) sejumlah Rp. 25 Juta (Setoran Awal)

2) Selanjutnya, calon jamaah haji akan mendapatkan buku tabungan dan bukti setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang mencantumkan nomor validasi yang ditandatangani danterdapat stempel bank

3) Calon jamaah haji melakukan pendaftaran haji di Kantor Kementerian Agama Kabupaten atau Kota setempat paling lambat 5 hari setelah setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dengan membawa persyaratan sebagai berikut:

a. Fotocopy Buku Tabungan Haji sebanyak 5 lembar (Lembar Nomor Rekening & Lembar Nominal)

b. Fotocopy KTP sebanyak 10 lembar

c. Fotrocopy Kartu Keluarga (KK) sebanyak 3 lembar

(45)

29 d. Fotocopy Akte Kelahiran/Akte Kenal

Lahir/Ijazah/Buku Nikah sebanyak 3 lembar e. Mengetahui golongan darah

f. Map plastik berlobang sebanyak 2 lembar g. Pas photo khusus haji:

1) Ukuran 3x4 = 35 lembar, 2) Ukuran 4x6 = 15 lembar dan

3) Ukuran 10 R (khusus 10 R langsung dipres) 1 lembar.

Dengan ketentuan:

a. Tidak berpakaian dinas;

b. Photo berwarna dan berlatar belakang putih

c. Berpakaian dan jilbab yang kontras dengan latar belakang (tidak berpakaian warna putih, tidak memakai jilbab putih dan kopiah haji (kopiah yang berwarna putih bagi laki-laki) d. Tidak memakai kacamata (baik

perempuan atau laki-laki) pas photo ukuran wajah tampak 80%.

4) Selanjutnya mengisi Surat Pendaftaran Haji (SPH) dan menyerahkan kembali kepada pertugas Kementerian Agama.

(46)

30

5) Kemudian, calon jamaah haji difoto dan diambil sidik jari, didaftarkan kedalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu(SISKOHAT).

6) Setelah selesai, calon jamaah haji mendapatkan lembar bukti pendaftaran haji yang tertera Nomor Porsi ditandatangani dan dibubuhi stempel dinas oleh petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur.

7) Proses pendaftaran selesai, calon jamaah haji menunggu informasi penetapan besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan pelaksanaan pelunasan.27

2. Pembatalan Haji

Pembatalan pendaftaran jamaah haji dilakukan di kankemenag kab/kota dengan membawa persyaratan sebagai berikut:

a. Surat permohonan pembatalan bermaterai 6.000 dan menjelaskan alasan pembatalan, yang ditujukan kepada kepala kankemenag kab/kota

b. Bukti asli setoran awal BPIH yang dikeluarkan oleh BPS BPIH

c. Asli aplikasi setoran awal BPIH ke rekening menteri agama

27Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Alur Pendaftaran Haji Reguler, dikutip dari brosur Kementerian Agama Kabupaten Kaur Tahun 2018.

(47)

31 d. SPPH

e. Fotokopi buku tabungan yang masih aktif atas nama jamaah haji yang bersangkutan dan memperlihatkan aslinya

f. Fotokopi KTP dan aslinya.28

3. Pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ditetapkanoleh Presiden atau usul Menteri Agama setelah mendapat persetujuan DPR RI. Waktu pelunasan BPIH dilaksanakan setelah ditetapkan peraturan presiden tentang BPIH dan tempat pelunasan dilakukan pada Bank Penerima Setoran BPIH tempat setoran awal.

4. Pembuatan Paspor Haji

Biaya penerbitan paspor calon jamaah haji menjadi tanggung jawab Kementerian Agama atau beban dana BPIH yang pelaksanaan pembuatannya dikolektif oleh petugas Kementerian Agama Kabupaten/Kota setempat.

Calon jamaah haji yang berhak mendapatkanpaspor haji adalah calon jamaah haji yang dinyatakan berangkat padatahun berjalan.

28Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah No D/ 21/ 2016, “Pedoman Pembatalan Pendaftaran Jemaah Haji Reguler Dan Pengembalian Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

(48)

32

5. Bimbingan Manasik Haji.

Bimbingan manasik haji yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur sebanyak 2 kali pertemuan. Bimbingan ini dilakukan di Masjid Agung Al-Kahfi yang terletak di Kota Bintuhan.

Manasik ini dibimbing langsung oleh orang-orang yang bersertifikat pembimbing tingkat nasional, berikut nama pembimbingnya Bapak H. Taslim dan Bapak H.

Muhammad Nasir.

6. Calon Jamaah Haji menunggu Surat Panggilan Masuk Asrama Haji (SPMA) dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota domisili.

7. Pemberangkatan dan Pemulangan.

Waktu pemberangkatan dan pemulangan dibagi menjadi dua gelombang yaitu gelombang I dan gelombang II. Pemberangkatan dilakukan melalui dua cara, yaitu terbang dari Indonesia langsungmendarat ke Madinah atau terbang dari Indonesia mendarat di Jeddah dan meneruskan perjalanan ke Madinah dengan transportasi darat. Begitu juga pada waktu pemulangan, sebagian jamaah diterbangkan dari Madinah dan sebagian lagi diterbangkan melalui Jeddah. Masa tinggal jamaah haji diArab Saudi selama 39 s.d 41 hari.

(49)

33 D. Lanjut Usia

1. Pengertian Lanjut Usia

Menjadi tua merupakan suatu fase kehidupan yang dialami oleh manusia Menurut teori Auto-imun, penuaan dianggap diakibatkan oleh adanya penurunan fungsi sistem imun atau sistem kekebalan tubuh.29 Makin panjang usia seseorang, maka tubuh akan mengalami kemunduran secara fisik maupun psikologis. Secara fisik orang lanjut usia yang selanjutnya disebut lansia, mengalami kemunduran fungsi alat tubuh, atau disebut juga dengan proses degeneratif. Orang lansia akan terlihat dari kulit yang mulai keriput, berkurangnya fungsi telinga dan mata, tidak dapat bergerak cepat lagi, cepat merasa lelah, rambut menipis dan memutih, mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuh berkurang. Secara psikologis orang lansia menjadi mudah lupa, serta berkurangnya kegiatan dan interaksi (baik dengan anak- anak, saudara atau teman), para lansia juga menghadapi masalah kecemasan dalam menghadapi kematian.30

Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 definisi Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Lanjut usia potensial

29Andi Kasrida Dahlan, Kesehatan Lansia Kajian Teori Gerontologi dan Pendekatan Asuhan Pada Lansia, (Jatim: Intimedia, 2018), h.18

30Ananda Ruth Naftali, dkk, Kesehatan Spiritual dan Kesiapan Lansia dalam Menghadapi Kematian, Buletin Psikologi, Vol. 25, 2017, h. 124-125

(50)

34

adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa. Lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.31

2. Pengelompokan Lanjut Usia

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) lanjut usia dibagi dalam 4 kategori yaitu:

1) Usia pertengahan (middle age): 45–59 tahun 2) Usia lanjut (elderly) : 60-74 tahun

3) Usia Tua (old) : 75-89 tahun

4) Usia sangat tua (Very old) :> 90 tahun

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) membagi lansia sebagai berikut:

1) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun), keadaan ini dikatakan sebagai masa virilitas.

2) Kelompok usia lanjut( 55-64 tahun) sebagai masa presenium.

3) Kelompok-kelompok usia lanjut (>65 tahun) yang dikatakan sebagai masa senium.32

31Muhammad Akbar, Kajian Terhadap Revisi Undang-Undang No.13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, Jurnal Mimbar Kesejahteraan Sosial, Vol. 2, No. 2, November 2019

32Andi Kasrida Dahlan, Kesehatan Lansia Kajian Teori Gerontologi dan Pendekatan Asuhan Pada Lansia, (Jatim: Intimedia, 2018), h. 11

(51)

35 3. Kebutuhan Usia Lanjut

Usia Lanjut memiliki kebutuhan sebagaimana manusia pada umumnya yaitu kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual. Berikut kebutuhan lanjut usia:

a. Kebutuhan Psikologis

Merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat psikis (emosi/perasaan) diantaranya kasih sayang, menyayangi, mendapat tanggapan dari orang lain, dan merasa tentram.

b. Kebutuhan Sosial

Merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan relasi dan interaksi dengan sesama manusia.

c. Kebutuhan Spiritual

yaitu kebutuhan yang bukan hanya menekankan pada aspek kehidupan dunia semata melainkan juga menekankan oada aspek kehidupan akhirat yang berhubungan dengan tuhan yang maha kuasa.

4. Hak dan Kewajiban Lanjut Usia

UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Adapun hak lanjut usia tercantum dalam pasal 5 ayat (1) dan (2). diantaranya:33

(1) Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

33Undang-undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia No.

13 tahun 1998”, artikel diakses pada 12 Juli 2022 pukul 22.30

(52)

36

(2) Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi:

a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual;

b. pelayanan kesehatan;

c. pelayanan kesempatan kerja;

d. pelayanan pendidikan dan pelatihan;

e. kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum.

f. kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;

g. perlindungan sosial;

h. bantuan sosial.

Selain hak, berikut kewajiban lanjut usia yang tercantum dalam pasal 6 ayat (1) dan (2), diantaranya:34 (1) Lanjut usia mempunyai kewajiban yang sama dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan peran dan fungsinya, lanjut usia juga berkewajiban untuk:

a. membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya terutama di lingkungan

34Undang-undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia No. 13 tahun 1998”, artikel diakses pada 12 Juli 2022 pukul 22.30

(53)

37 keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan kesejahteraannya;

b. mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada generasi penerus;

c. memberikan keteladanan dalam rangka aspek kehidupan kepada generasi penerus.35

35Undang-undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia No.

13 tahun 1998”, artikel diakses pada 12 Juli 2022 pukul 22.30

(54)

38

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur beridiri tahun 2005. Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang keagamaan, maka dibentuk Kantor Departemen Agama Kabupaten Kaur. Hal ini berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor B/245/M.PAN/2/2005 tanggal 3 Februari 2005. Dan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2005 Tentang Pembentukan 30 (tiga puluh) Kantor Departemen Agama yang tergolong ke dalam Tipologi III.

Kantor Departemen Agama Kabupaten Kaur adalah Instansi Vertikal Departemen Agama yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung Kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Bengkulu. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Kantor Departemen Agama Kabupaten Kaur menyelenggarakan fungsi :

a. Merumuskan Visi dan Misi, serta Kebijakan Teknis di bidang pelayanan dan birnbingan kehidupan beragama di Kabupaten Kaur;

b. Pembinaan, bimbingan dan pelayanan di bidang- bimbingan masyarakat Islam, pelayanan haji dan umrah, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan agama dan

(55)

39 keagamaan' pondok pesantren, pendidikan agama, bimbingan masyarakat Kristen, Katolik Hindu dan Budha sesuai peraturan perundang-undangan yang beriaku;

c. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi keagamaan;

d. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan pengawasan program keagamaan;

e. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas Departemen Agama Kabupaten Kaur

Setelah terbitnya Peraturan Menteri Agama RI Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Perubahan Penyebutan Departemen Agama Menjadi Kementerian Agama. Semua Peraturan, Keputusan dan/atau Instruksi Menteri Agama atau pejabat lain di lingkungan Kementerian Agama yang sudah ada sebelum Peraturan ini berlaku, yang menggunakan penyebutan "Departemen Agama" harus dibaca

"Kementerian Agama".

B. Profil Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur Kantor kementerian Agama Kabupaten Kaur ini beralamatkan jalan Kolonel Samsul Bahrun No. 15 komplek perkantoran Padang Kempas Bintuhan. Telepon (0739) 6180006-6180005 Faksmili (0739) 6160004. Email:

kemenag.kaur@gmail.com.

(56)

40

Selama berdiri, kantor Kementerian Agama sudah dipimpin oleh tujuh orang pemimpin, diantaranya :

1) H. Suardi Abbas, SH., MH. (2005-2012) 2) Drs. H. Paimat Solihin, MH. (2012-2014) 3) H. Arsan Suryani, S. Ag., MH. (2014-2016) 4) H. Sipuan, S. Ag., M.M. (2017)

5) Drs. H. Zainal Abidin, MH. (2018-2021) 6) Mansyahri, S. Ag., MH. (2021)

7) H. irawadi, S.Ag., MH. (2022-sekarang)

Dalam menjalankan tugas dan fungsi kesehariannya Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur memberlakukan sistem-sistem tentang Visi dan Misi, dengan tujuan untuk diketahui, dipahami, dan dihayati serta dilaksanakan oleh seluruh karyawan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur.

a. Visi

Visi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur tahun 2020-2024 adalah:

“Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat Kaur yang saleh, moderat, cerdas, dan unggul untuk mewujudkann Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong”.

b. Misi

(57)

41 untuk meweujudkan visi tersebut, maka misi yang diemban oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur adalah:

1. meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama;

2. memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;

3. meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah dan merata;

4. meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu;

5. meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan;

6. penyelenggaraan haji dan umrah yang adil, mudah dan merata; dan

7. memantapkan kelola tata pemerintahan yang baik (Good Governance)

C. Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah 1) Tugas Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah

Melaksanakan Pelayanan, Bimbingan, Pembinaan dan Pengelolaan Sistem Informasi di bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur.

2) Fungsi Seksi Penyeleanggaraan Haji dan Umrah

(58)

42

a. Penyiapan kebijakan teknis dan perencanaan di bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah;

b. Pelaksanaan pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang pendaftaran, dokumen, akomodasi, transportasi, perlengkapan haji, pengelolaan keuangan haji, pembinaan Jemaah haji dan umrah, serta penglolaan sistem informasi haji;

c. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah.

3) Susunan Organiasi Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah

1. Penyusun Dokumen Haji

Penyusun Dokumen Haji melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis dan pembinaan di bidang pendaftaran dan dokumen haji 2. Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji

Seksi akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis dan pembinaan di bidang akomodasi, transportasi dan perlengkapan haji.

3. Sistem Informasi Haji

Seksi Sistem informasi Haji melakukan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis di bidang sistem informasi haji dan umrah.

(59)

43 STRUKTUR ORGANISASI

SEKSI PENYELENGGARA HAJI DAN UMRAH KEMENAG KABUPATEN KAUR

Kasi Penyelenggara Haji Dan Umrah

Bujang Ruslan, M.Pd NIP 197312162005011005

Penyusun Dokumen

Haji

SISKOHAT Akomodasi,

Transportasi &

Perlengkapan Haji

Rano Tomiko Syaputra, S.Pd

NIP -

Eli Susanti, S.Sos.I NIP

1986010420110120 08

Agusmin Ramadan

NIP -

(60)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Manajemen Pelayanan Ibadah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kaur

Manajemen pelayanan ibadah haji dapat diartikan sebagai segala kegiatan dalam rangka peningkatan kinerja dalam pemenuhan kebutuhan dasar jamaah haji sesuai hak-hak dasarnya atas suatu barang, jasa dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh lembaga bimbingan haji Indonesia.

Manajemen pelayanan ibadah haji adalah tanggung jawab pemerintah yaitu Kementerian Agama baik pusat maupun daerah.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kaur, bahwasanya terdapat 21 calon jamaah lanjut usia di bawah umur 65 tahun yang akan berangkat tahun ini (2022).

Tabel 4.1

Nama-nama Jamaah Lansia

No Nama Umur

1 Farida Murah Safei 62 Tahun

2 Muhardanus Ruslan 65 Tahun

(61)

45 3 Sarkawi Hamid Pangkah 60 Tahun

4 Aisa Sayin Rusit 60 Tahun

5 Sunardi Basni 64 Tahun

6 Rohaya Taha Puasa 62 Tahun

7 Ahyan Endu Aksah Luwi 60 Tahun 8 Kalmisiah Almaini Alitasim 62 Tahun 9 Jamalludin Yakin Senai 63 Tahun

10 Yunada Cik Abas 61 Tahun

11 Bahasim Jana Lanang 61 Tahun 12 Fajri Mengke Dualin 60 Tahun 13 Hellif Farida Usman 60 Tahun 14 Wiwien Agus Pitoyo 64 Tahun 15 Sumarni Suwindi Sumodiarjo 61 Tahun 16 Kamaludin Syamsudin Kalung 64 Tahun 17 Jasmani Khalik Tangkas 63 Tahun

18 Nur Aini Tarim 63 Tahun

19 Latifah Thaif Manaf 64 Tahun 20 A. Sumani Yamit Iskandar 64 Tahun 21 Hartily Rusi Delkap 63 Tahun

Berkenaan dengan pelayanan ibadah haji di Kemenag Kabupaten Kaur, secara keseluruhan terlaksana dengan baik, ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan enam orang informan, dua orang

(62)

46

dari Kemenag Kabupaten Kaur dan empat orang dari jamaah dan calon jamaah haji lanjut usia. Meskipun di Kementerian Agama Kabupaten Kaur belum ada pelayanan khusus terhadap jamaah lanjut usia, namun tidak sedikit calon jamaah lanjut usia memberikan penilaian positif terhadap pelayanan yang di berikan oleh petugas Kemenag Kabupaten Kaur.

Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti mengenai manajemen pelayanan ibadah haji pada lanjut usia di Kementerian Agama Kabupaten Kaur.

1. Dilihat dari dimensi berwujud.

a. Petugas memberikan pelayanan secara professional.

Wawancara dengan Bapak Ruslan selaku Kasi PHU di Kemenag Kaur:

“Petugas PHU selalu memberikan pelayanan sesuai dengan SOP yang ada. Di Kemenag Kabupaten Kaur tidak ada pelayanan khusus mengenai jamaah lanjut usia. Adapun pelayanan yang diberikan oleh Kementerian Agama Kabupaten Kaur kepada calon jamaah haji ialah meliputi pendaftaran, pelunasan biaya penyelenggara ibadah haji, pembatalan calon jamaah haji kalau ada yang sakit atau meninggal, bimbingan manasik, pembentukan karu dan karom dan koordinasi

Gambar

Tabel 4.2  Informasi Informan

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian yang dilakukan, dengan ini dapat diketahui bahwa manajemen pelayanan pemondokan asrama haji Jakarta pondok Gede belum mengalami kendala-kendala

Implementasi Peraturan Menteri Agama Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Terpadu pada Kementerian Agama di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya memiliki

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen tentang Standar Pelayanan pada pada Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kabupaten Sragen4. Peraturan Menteri Agama

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan secara langsung memberikan pembinaan dan pelaksanaan bimbingan manasik haji secara online untuk

Kantor Kementrian Agama Kabupaten Demak bidang Penyelenggara Ibadah Haji dan Umroh dalam memberikan pelayanan dituntutbuntuk berpenampilan baik di setiap kegiatan

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara adalah dengan mengutamakan

Satuan Kerja : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Kegiatan : Pelayanan Haji

Hasil dari penelitian yang dilakukan di Kementerian Agama Kabupaten Tegal mengenai pengawasan dalam pelayanan ibadah haji tahun 2011 menunjukan bahwa pengawasan