• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedural Pengolahan Dokumen Haji Dalam Pelayanan Calon Jamaah Haji Pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedural Pengolahan Dokumen Haji Dalam Pelayanan Calon Jamaah Haji Pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI

PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KOTA JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ANISAH NIM: 1110053100016

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

PROSEDURAL PENGOLAHAN DOKUMEN HAJI

DALAM PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI

PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KOTA JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: Anisah 1110053100016

Pembimbing

H. Mulkanasir, BA, S.Pd, M.M 195501011983021001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif HIdayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Juli 2014

(5)

i

ANISAH, 1110053100016, Prosedural Pengolahan Dokumen Haji Dalam Pelayanan Calon Jamaah Haji Pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, di Bawah Bimbingan H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM.

Dokumen Haji adalah dokumen resmi perjalanan haji yang berisikan identitas jamaah haji. Setiap Warga Negara Indonesia yang hendak menunaikan ibadah haji harus disertai dengan dokumen perjalanan haji yang dikeluarkan oleh Menteri Agama. Dokumen haji merupakan suatu dokumen penting bagi jamaah haji, yang digunakan sebagai petunjuk identitas seorang jamaah ketika berada di Arab Saudi. Melihat pentingnya dokumen haji, penyelenggara ibadah haji menyusun prosedural pengolahan dokumen haji secara bertahap dengan menggunakan manajemen sistem yang berbasis IT yang dikenal dengan Siskohat dan pemerintah juga mengeluarkan kebijakan mengenai pelayanan dokumentasi.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana prosedural pengolahan dokumen haji dan pelayanan apa saja yang dilakukan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur kepada jamaah guna pengolahan dokumen haji yang bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji secara seksama mengenai prosedural pengolahan dokumen haji dan pelayanan yang diberikan kepada jamaah, sehingga secara praktis dan akademis dapat menjadi pengetahuan dan sebagai bahan masukan dalam teknis penyelenggaraan prosedural pengolahan dokumen ke depannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Dari hasil penelitian, ternyata prosedural pengolahan dokumen haji pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur selaku penyelenggara Ibadah hajidilakukan secara bertahap dengan menggunakan sistem yang berbasis IT. Tahap prosedural pengolahan dokumen haji dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang prosedur dan persyaratan pendaftaran haji dan petunjuk teknis penyelenggaraan ibadah haji.

Berkaitan dengan prosedural pengolahan dokumen haji dalam pelayanan jamaah, Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur selaku pelaksana pelayanan dokumentasi memberikan pelayanan terhadap jamaah haji sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai pelayanan dokumen haji. seperti pelayanan pendaftaran dan pelunasan BPIH, pengurusan paspor dan visa, penyelesaian DAPIH hingga penyerahan dokumen.

(6)

ii

Alhamdulillahi Rabbal’alamin, itulah ungkapan kata yang tidak pernah lepas

penulis ucapkan, kepada Sang Ilahi Rabbi Allah SWT atas Taufiq dan Hidayah yang

senantiasa mewarnai setiap langkah dan niat tulus penulis selama ini, serta lantunan

sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi kita Muhammad SAW,

seorang manusia yang ummi yang mampu melewati segala cobaan yang menerpa

kehidupan dengan ikhlas dalam mengemban amanah Allah SWT Sang pemilik

kesempurnaan. Dengan niat dan tekad Lillahi Ta’ala penulis mampu melewati perjalanan panjang yang dihadapkan penuh halangan dan cobaan yang tiada henti,

dengan rasa syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak. Calim dan Ibunda Wasinah

yang tiada henti-hentinya memberikan kasih sayang dengan telus kepada penulis baik

itu dalam bentuk materil maupun moril. Rasa terimakasih inipun tidak lupa penulis

sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dengan sabar

membantu serta membimbing terwujudnya skripsi ini. Dengan penuh hormat dan

ketulusan, penulis mengucapkan:

1. Dr. Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Suparto, M.Ed Ph, D, selaku Wakil Dekan 1 (satu) Fakultas Ilmu Dakwah

(7)

iii

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Sunandar, MA, selaku Wakil Dekan 3(tiga) Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD).

6. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM., selaku Sekretaris Jurusan Mnajemen Dakwah

(MD) dan Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dan memberikan

informasi dikala penulis berkonsultasi, serta membimbing dan mengarahkan

penulis supaya menghasilkan skripsi yang baik dan benar.

7. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosah baik Ketua Sidang, Penguji I/II,

Sekretaris dan Pembimbing.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang selama ini

memberikan ilmunya dengan tulus, semoga segala ilmu yang bermanfaatnya

dapat terbalaskan baik di dunia dan akhirat kelak nanti.

9. Seluruh Staf petugas Perpustakaan baik Perpustakaan Umum maupun

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

10.Drs. H. Ahmadi MM, selaku Kepala Kantor Kemebterian Agama yang telah

memberikan izin penelitian dibagian Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

11.H. Aswad HS, S.Ag, selaku Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur yang telah banyak membantu

(8)

iv

12.Seluruh Staff atau petugas Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umrah, khususnya

dengan Ibu Dra. Hj. Sulastri, Hj. Endang Sri Sudiastuti, dan Siti Latifah dan

Bapak H. Teguh Amin Pujiono, SH, yang telah memberikan penulis banyak

informasi dan pemahaman mengenai penelitian guna penulisan skripsi.

13.Ayahanda Calim Bin Takiyah dan Ibunda Wasinah Binti Rokadis, yang telah

mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih sayang dan ketulusan hati demi

masa depan seorang anak yang dicintainya baik secara materil maupun moril,

serta tidak pernah luput selalu menghantarkan lantunan do’a untuk penulis.

14.Saudara-saudaraku Yusniyati dan Ibnu Azis Mu’alif yang selalu menyemangatiku

dalam belajar.

15.Serta tidak lupa pula rekan-rekan belajarku di Manajemen Haji dan Umrah 2010,

Khususnya Gulali (Sifa, Lisa, Rahma, May, Ani, Tika, Acil, Fera, Idzur, Nury

dan Nunut), dan rekan-rekan ATS ESQ 165, yang sudah membagi informasi dan

waktu kebersamaannya semasa kuliah.

Penulis berharap dan brdo’a, semoga seluruh pengorbanan yang diberikan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini akan dibalas segala kebaikannya oleh

Allah SWT.

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metode Penelitian... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Prosedural ... 15

1. Pengertian Prosedur ... 15

2. Karakteristik dan Manfaat Prosedur... 17

B. Konsep Pengolahan Dokumen ... 18

1. Pengertia Pengolahan ... 18

2. Pengertian Dokumen ... 19

3. Kriteria dan Bentuk Dokumen ... 20

(10)

vi

C. Konsep Pelayanan ... 28

D. Konsep Jamaah Haji ... 31

1. Pengertian Jamaah Haji ... 31

2. Pelayanan Jamaah Haji ... 34

3. Dokumen Haji ... 35

BAB III GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAN URUSAN HAJI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA TIMUR A. Sejarah Kementerian Agama Kota Jaktim ... 37

B. Visi-Misi Kementerian Agama Kota Jaktim ... 38

C. Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Agama Kota Jaktim ... 39

D. Struktur Organisasi Kementerian Agama Kota Jakarta Timur ... 40

BAB IV ANALISA PROSEDURAL PENGOLAHAN DOKUMEN HAJI DALAM PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA TIMUR A. Prosedural Pengolahan Dokumen Haji ... 52

1. Pendaftaran Haji ... 52

a. Persyararatan pendaftaran ... 53

b. Proses Pendaftaran ... 54

c. Proses Pelunasan BPIH ... 57

2. Dokumentasi ... 59

a. Persyaratan Penerbitan Paspor ... 59

b. Proses Pengurusan Paspor ... 61

c. Proses Pemvisaan ... 63

(11)

vii

C. Analisis ... 71

1. Prosedur ... 71

2. Hasil ... 71

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Saran-saran ... 74

DAFTAR PUSTAKAN ... 76

(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu perusahan baik swasta maupun pemerintahan pasti akan

melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan, menghimpun,

mencatat, mengolah mengadakan, mengirimkan keterangan dalam mengendalikan

pekerjaan pokok guna mencapai tujuan. Pekerjaan yang berhubungan dengan hal

tersebut diatur dalam standar prosedur pengolahan. Prosedur yang dibakukan

berisi tentang uraian kegiatan yang harus dilakukan serta peringatan yang harus

diperhatikan, baik berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan

penyelenggara. Prosedur pengolahan digunakan untuk memastikan bahwa

dokumen yang mereka kerjakan dikerjakan dengan cara/prosedur yang benar

selain itu juga dapat menciptakan konsisten kerja.1

Pengolahan dokumen haji adalah proses mendokumentasikan segala hal

yang menyangkut dengan dokumen haji yang disesuaikan dengan prosedur.

Pengolahan dokumen haji melibatkan kegiatan pengumpulan, pemeriksaaan,

pemilihan dokumen, sesuai dengan kebutuhan dalam proses pengolahan

dokumen haji yang memungkinkan isi dokumen dapat diakses, pemrosesan

dokumen, mengklasfikasikan dan mengindeks, menyiapkan, menyimpan

dokumen, pencarian kembali dan penyajiannya. Dokumen mempunyai

1Priska Devi Setyasri, “

(13)

identifikasi berupa judul, nomor (document code), tanggal, nomor revisi dan tanggal revisi dan otoritas yang menyatakan siapa yang bewenang untuk

menerbitkan dan mengesahkan dokumen. Pengolahan dokumen haji dikelola

dengan baik sesuai dengan prosedur pengolahan dokumen haji berdasarka

Peraturan Menteri Agama RI. Alasan pentingnya prosedur pengolahan dokumen

dapat memudahkan langkah kerja yang reltif rumit, dokumen dapat menunjang

konsistensi dan kualitas hasil kerja, dokumen juga dapat memudahkan

penelusuran (audit trail).2

Karena pentingnya suatu pengolahann dokumen haji dalam suatu instansi

pemerintahan yaitu Kementerian Agama, maka dibentuknya bagian khusus yang

bertugas mengolah dokumen tertentu dengan bekerjasama dengan instasi yang

terkait sesuai dengan kompetensi instasi dalam pengolahan dokumen yang

dibutuhkan. Melihat fenomena tersebut, menuntut adanya pengelolaan

penyelenggaraan ibadah haji yang lebih baik danperlunya penyempurnaan sistem

dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji secara terus-menerus agar dapat

berjalan aman, tertib, dan lancar dengan menjunjung tinggi asas keadilan,

profesionalitas dan akuntabilitas sesuai dengan penyelenggaraan haji.3

Pengembangan manajemen dan keorganisasian yang didukung dengan

sistem dan prosedur yang berbasis komputer merupakan instrumen strategis yang

2 Priska Devi Setyasri, “Prosedur Pengolahan Dokumen Standar Operasioan Prosedur (SOP Di PT Konimex pharmaceutical Laboratories Sukoharjo”. ( Surakarta: 2011), h. 2

3

(14)

dibutuhkan dalam menghadapi era globalisasi. Hal ini karena dapat memudahkan

pengambilan keputusan yang akurat, dapat dipercaya, cepat, dan ekonomis.4

Dari hasil assessment terhadap kondisi saat ini terdapat beberapa

permasalahan utama (top fifteen problems) dalam pelaksanaan penyelenggara haji salah satunya adalah masalah pada sisi proses pelaksanaan yaitu belum

terstandarisasainya sistem dan prosedur yang ada (belum adanya standar baku

mutu proses pelayanan dan operasional haji) dan lemahnya sosialisai sistem dan

prosedur pengelolaan dokumen haji yang sudah dibuat. Serta masih sedikitnya

kebijakan dan prosedur terkait pengolahan dokumen, penyimpanan data dan data

backup. 5

Prosedur pengolahan dokumen haji jika dilihat dari kebutuhan organisasi

cukup penting, karena sistem yang diberlakukan pemerintah mengenai siskohat

akan berjalan efektif dan efisien sesuai dengan prosedur pengolahan yang tepat.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah

haji mengamanatkan bahwa kebijakan dan pelaksanaan penyelenggaraan ibadah

haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab Pemerintah yang

dikoordinasikan oleh Menteri Agama dan bekerjasama dengan masyarakat,

Kementerian/Instansi terkait dan Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi.

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur sebagai instansi pemerintah

yang dinaungi oleh Menteri Agama RI berupaya keras menjalankankan prosedur

4Miftahul Maulana dan Dana Indra Sensuse, “ Perancangan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Departemen Agama RI” (Jakarta:UI), h. 1

5

(15)

pengolahan dokumen haji sesuai dengan peraturan pemerintah, karena,

sebagaimana kita ketahui bahwa dokumen haji adalah dokumen perjalanan antar

negara yang di dalamnya berlaku hukum internasional, yang diatur dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1992 tentang Surat Perjalanan Republik

Indonesia.

Petunjuk teknis dalam prosedur penyelenggaraan ibadah haji disusun

berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 khususnya pasal 68 dan

ketentuan pelaksanaannya masih mengacu pada peraturan perundang-undangan

yang ada.6

Menurut Muhammad M. Basyumi dalam bukunya Reformasi Manajemen

Haji, prosedur penyelesaian dokumen haji mulai dilakukan di Kantor Wilayah

Departemen Agama Propinsi, meliputi kegiatan penulisan biodata secara otomatis

melalui Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT), penempelan

foto dan penandatanganan oleh pejabat yang berwenang sehingga sah sebagai

dokumen haji. Paspor haji tersebut kemudian dikirim ke Ditjen Bimas Islam dan

Penyelenggaraan Haji, untuk selanjutnya diteliti dan diselesaikan proses

pemvisaannya ke Kedutaan Besar Arab Saudi, dan setelah memperoleh visa maka

paspor haji tersebut telah sah sebagai dokumen perjalanan haji.7

6

Kemeneterian Agama Republik Indonesia Dirjen PHU, Petunjuk Teknis Penyelenggara Ibadah Haji, (Jakarta: Kemenag RI DPHU, 2011), h. 3

7

(16)

Dalam pengolahan dokumen ini bergerak secara berantai dan tidak dapat

terlepas dari suatu proses, dari tempat satu ke tempat lain melalui prosedural yang

telah ditetapkan oleh Kementerian Agama selaku pengolahanan dokumen sentral.

Berkaitan dengan prosedural pengolahan dokumen haji, Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Timur selaku penyelenggara Ibadah haji

dengan kuota jamaah haji terbanyak di wilayah DKI Jakarta diharapkan mampu

menjalankan amanat dalam pelaksanaan pengolahan dokumen haji sesuai dengan

prosedur yang berlaku dan tidak melakukan tindakan yang menyimpang.

Seperti halnya kasus pada tahun 2013 tepatnya di daerah Nanggroh Aceh

Darussalam ditemukannya kasus pemalsuan dokumen haji yang dilakukan oleh

oknum tertentu dengan mengganti biodata jemaah haji yang telah meninggal.

Tindakan tersebut meresahkan pemerintah selaku penyelenggara haji dan umrah.

Permasalahan ini mempengaruhi teknis pengurusan dokumen jemaah haji serta

menghambat pemberangkatan jemaah haji itu sendiri ke Tanah Suci.8

Sebagaimana kita ketahui bahwa pengursan dokumen merupakan hal yang

rumit karena data-data yang diberikan sebagai informasi harus benar dan valid,

Apalagi dapat dilihat dari penjelasan diatas mengenai permasalahan utama yang

menjadi top fifteen problems pelaksanaan penyelenggaraan haji, salah satunya yaitu mengenai proses pelaksanaan penyelenggaraan yang belum

terstandarisasinya sistem dan prosedur pengolahan dokumen.

(17)

Melihat latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul

skripsi mengenai “Prosedural Pengolahan Dokumen Haji Dalam Pelayanan Calon Jemaah Haji Pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam prosedural pelayanan jamaah haji pada Kantor Kementerian

Agama Kota Jakarta Timur meliputi berbagai prosedur, diantaranya yaitu

prosedural pengolahan dokumen haji, prosedural pembinaan jamaah haji, dan

prosedural pembinaan petugas haji.

Agar dalam pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis

membatasi masalah yang akan dibahas pada tataran pelaksanaan Prosedural

Pengolahan Dokumen Haji Dalam Pelayanan Calon Jamaah Haji Pada Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Timur.

2. Rumusan Masalah

Sedangkan masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah

mengenai:

a. Bagaimanakah prosedural pengolahan dokumen haji yang dilakukan oleh

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur dalam pelayanan calon

jamaah haji.

b. Bagaimanakah pelayanan dokumentasi yang diberikan Kantor

(18)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji dan

mempelajari gambaran jelas mengenai prosedural pengolahan dokumen haji

dalam pelayanan calon jamaah haji yang dilakuakan oleh Kantor Kementerian

Agama Kota Jakarta Timur, sehingga dapat memberikan jawaban terhadap

pokok masalah penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui dan mengkaji secara seksama mengenai prosedural

pengolahan dokumen haji yang dilakukan oleh Kantor Kementerian

Agama Kota Jakarta Timur dalam pelayanan calon jamaah haji.

b. Mengetahui pelayanan dokumentasi yang diberikan oleh Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Timur kepada jamaah haji.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi refrensi,

dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama berkaitan dengan

keilmuan tentang Prosedural Pengolahan Dokumen Haji Dalam Pelayanan

(19)

b. Manfaat Praktis

1) Sebagai bahan masukan bagi pihak Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Timur mengenai prosedural pengolahan dokumen haji dalam

memberiakan pelayanan calon jamaah haji.

2) Agar memeberikan motivasi bagi para karyawan/ karyawati khususnya

dan Penyelenggaraan Haji Dan Umroh agar lebih efektif dan efisien

dalam pengolahan dokumen haji.

3) Sebagai rujukan bagi Kantor Kementerian Agama kota lain yang ada

di sekitar DKI Jakarta dan umumnya Kandepag luar DKI.

D. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Secara harfiah,

penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat

pencandraan (deskriptif) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian9.

Menurut Bogdan dan Taylor (1975),10 mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Sejalan

dengan itu, Kirk dan Miller (1986)11 mendefinisikan, bahwa penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung dalam pengamatan yang berhubungan dengan kasus

9

Sumadi Suryabrata, Metodelogi Penelitian. (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 75 10

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rodakarya, 1991), h. 3 11

(20)

yang diteliti. Dalam hal ini penulis memilih metode kualitatif ini, agar dapat

memperoleh data yang lengkap dan akurat.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini adala kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Timur yang terdapat sekelompokan orang

yang dapat memberikan informasi refrensif, mereka terdiri dari Kasi

Penyelenggaraan haji dan umrah serta staff dan jajaranya. Sedangkan yang

menjadi objek penelitian skripsi adalah Prosedural Pengolahan Dokumen Haji

Dalam Pelayanan Calon Jamah Haji Pada Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Timur.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi pada Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Timur di Jl. Terusan I Gusti Ngurah Rai Kota Jakarta Timur. Waktu

penelitian dimulai pada bulan Januari (21-28 januari) dan berakhir pada bulan

Juli (1-10 Juli) 2014.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pencatatan yang digunakan adalah dengan cara wawancara

dengan mencatat hasil wawancara sesuai apa adanya, dan Field Research

(penelitian lapangan), penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang

langsung ke lapangan (objek) penelitian di Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Timur sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan data

(21)

a. Observasi

Observasi adalah usaha memperoleh dan mengumpulkan data

dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan secara akurat serta

mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan

antara aspek dalam fenomena tersebut.12

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.13 Untuk keperluan penelitan ini

maka informan merupakan pengkaji atau pengamat spesifik tentang sistem

pengolahan dokumen haji.

c. Dokumentasi

Dalam bukunya Prof. Dr. lexy J. Moleong yaitu metodelogi

penelitan kualitatif mendefinisikan bahwa Dokumen adalah setiap bahan

tertulis ataupun film. Dokumentasi adalah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen.14 Penulis menggunakan data-data

dan sumber-sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang akan

dibahas. Sedangkan data-data ini, penlulis peroleh dari buku-buku, profile,

12

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: Katalog Dalam Terbitan. 2011), h. 3

13

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , h. 186

14

(22)

company, arsip-arsip, maupun diktat-diktat dokumen haji Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Timur. dan lain sebagainya yang dapat

mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian. Selanjutnya

dengan menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha untuk

memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis memahami

seksama, kemudian memberikan interprestasi sesuai kecenderungan dan

Frame of Thinking.

5. Analisa Data

Dalam menganalisa data penulis menggunakan metode deskriptif. Di

samping itu, penulis menganalisis data melalui proses penyederhanaan data ke

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan.15 Dimana,

analisis ini dilakukan secara kualitatif yang bertujuan membuat penjelasan

secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat dan fenomena

yang diteliti melalui studi dokumentasi wawancara yang mendalam dari para

pengamat untuk mendalami masalah ini.

Analisis Data Kualitatif menurut Bogdan & Biklenadalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisaikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan.

15

(23)

6. Teknik Penulisan

Penulisan Skripsi ini berpedoman pada “Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center

for Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Press Tahun 2010/2011.

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa buku dan skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang

harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun penulis

mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa

buku yang membahas tentang prosedural pengolahan dokumen, tapi ada suatu

skripsi yang hampir sama dengan skripsi yang akan penulis teliti. Judul-judul

buku dan skripsi tersebut adalah:

1. Priska Devi Setyasri “Prosedur Pengolahan Dokumen Standar Operasional

Prosedur (SOP) di PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Sukoharjo.”

Pembahasan yang ada pada skripsi ini hampir sama dengan skripsi penulis.

Letak kesamaan skripsi pada subjek penelitiannya yaitu prosedur pengolahan

dokumen secara teknis, namun jenis dokumen dan tempat penelitiannya

berbeda. Skripsi tersebut membahas mengenai prosedur pengolahan dokumen

SOP dari PT Konimex Pharmaceutical sedangkan skripsi penulis membahas

mengenai prosedur pengolahan dokumen haji dalam pelayanan jamaah haji

(24)

2. Indra Gunawan “Prosedur Pengelolaan Arsip Aktif Dan In-Aktif (Kasus di

Kantor Depo Arsip Departemen Perhubungan Bandung)”, dalam pembahasan

skripsi tersebut adanya kesamaan dalam menganalisis, yaitu menganalisis

prosedur pengolahan, namun perbedaannya pada objek penelitiannya. Skripsi

tersebut objek penelitiannya mengenai arsip aktif dan tidak akti sedangkan

penulis menggunakan dokumen haji.

3. Bagus Jatmiko “Sistem dan Prosedur Pengolahan Arsip Pada Kantor Cabang

Dinas Pendidikan Plemahan Kabupaten Kediri”, dalam pembahasan skripsi

tersebut adanya kesamaan dalam hal subjek penelitiannya, yakni sama-sama

melakukan penelitian mengenai prosedur pengolahan, walau jenis dokumen

yang akan diolah berbeda. Penulis mengelola dokumen haji sedangkan skripsi

tersebut mengelola arsip.

F. Sistematika Penuliasan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membuat

sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Perumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian dan

(25)

BAB II: TINJAUAN TEORITIS

Terdiri dari beberapa hal diantaranya tinjauan teoritis mengenai

pengertian prosedural, pengertian pengolahan, konsep dokumen haji,

konsep pelayanan dan konsep jamaah haji.

BAB III: GAMBARA UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

JAKARTA TIMUR.

Terdiri dari gambaran umum Kantor Kementerian Agama Jakarta

Timur yang terdiri dari: Sejarah Berdirinya, Visi dan Misi, Tugas

Pokok dan Fungsi, Struktur Organisasi Kerja Kantor Kementerian

Agama Jakarta Timur.

BAB IV: ANALISIS PROSEDURAL PENGOLAHAN DOKUMEN HAJI

DALAM PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI PADA

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA

TIMUR.

Terdiri dari prosedural pengolahan dokumen haji Kantor Kementerian

Agama Kota Jakarta Timur dalam pelayanan calon jamaah haji,

Pelayanan haji yang dilakukan Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Timur dan analisis prosedural.

BAB V: PENUTUP

Sebagai akhir dari karya ilmiah yang diteliti yaitu berisi tentang

kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran serta lampiran-lampiran yang

(26)

15

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Prosedural

1. Pengertian Prosedur

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh

Departemen Pendidikan Nasional, istilah “Prosedur” diartikan sebagai tahap

kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas atau metode langkah demi

langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah.1

Menurut B.N. Marbun, dalam Kamus Manajemen menyatakan bahwa

prosedur adalah tatacara melakukan pekerjaan yang telah dirumuskan dan

diwajibkan. Biasanya suatu prosedur meliputi: bagaimana, bilamana, dan oleh

siapa tugas harus diselesaikan.2

Selain itu istilah prosedur Menurut Makoejit dalam Kamus Manajemen

yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Manajemen, menyatakan bahwa:3

a. Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan arah

tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah

ditentukan.

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 899

2

B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: CV Muliasarai, 2005), h. 294 3

(27)

b. Prosedur memberikan urutan waktu (kronologis) kepada tugas-tugas dan

menentukan jalan dari serangkaian tugas dan kebijaksanaan-kebijaksanaan

ke araah yang telah ditentukan terlebih dahulu.

c. Suatu prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yag

merupakan urutan menurut waktu dan cara-cara tertentu untuk melakukan

pekerjaan yang harus diselesaikan.

d. Urutan secara kronologis dari tugas-tugas ini merupakan ciri tiap

prosedur. Biasanya prosdur meliputi bagaimana, bilamana, dan oleh siapa

masing-masing tugas harus diselesaikan.

e. Prosedur-prosedur menggambarkan cara atau metode dengan mana

pekerjaan akan diselesaikan.

Menurut W. Gerald Cole dalam bukunya Zaki Baridawan yaitu Sistem

Akuntansi definisi Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani

(clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap

transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.4

Prosedur terdiri dari rangkaian peraturan yang harus diikuti untuk

mencapai tujuan tertentu, tapi peraturan belum tentu merupakan bagian dari

prosedur. Prosedur harus mendapat perhatian serius dalam manajemen

administrasi perkantoran. Setiap uraian harus didukung oleh prosedur kerja

yang baik. Prosedur merupakan: (1) Metode yang dibutuhkan untuk

4

(28)

menangani aktivitas-aktivitas yang akan datang, (2) Urutan aktivitas untuk

mencapai tujuan tertentu, (3) Pedoman untuk bertindak.5

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prosedural adalah

langkah-langkah dalam menjalankan suatu tugas atau pekerjaan berdasarkan

kronologi yang melibatkan beberapa orang dengan jangka waktu yang sudah

ditentukan meliputi metode, urutan aktivitas dan pedoman tindakan.

2. Karakteristik dan Manfaat Prosedur

a. Karakteristik Prosedur

Dalam melaksanakan suatu rangkaian prosedur kegiatan, haruslah

dilaksanakan sesuai dengan karakteristik prosedur yang mampu

menjelaskan dan mempermudah dalam pengaplikasiannya. Berikut ini

beberapa karakteristik prosedur yaitu:6

1) Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi

2) Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan

3) Prosedur menunjukan urutan logis dan sederhana

4) Prosedur menunjukan adanya keputusan dan tangung jawab

5) Prosedur mampu menciptkan adanya pengawasan yang baik dan

menggunakan biaya seminimal mungkin.

5

(29)

b. Manfaat Prosedur

Ada beberapa manfaat jika dalam melaksanakan suatu pekerjaan

dengan memakai prosedur kerja yaitu:7

1) Memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan untuk

masa yang akan datang

2) Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas agar pekerjaan

tidak dilaksanakan secara berulang-ulang.

3) Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan pengawasan.

4) Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif

dan efisien

B. Konsep Pengolahan Dokumen

1. Pengertian Pengolahan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh

Depatemen Pendidikan Nasional istilah “Pengolahan” diartikan sebagai

proses atau cara dan perbuatan mengolah data.8

Menurut Kamus Manajemen, kata pengolahan menunjukan

langkah-langkah apapun yang dilakukan dengan cara-cara apapun yang dapat

dipergunakan bagi suatu maksud tertentu.9

Berdasarkan pendapat Winarno Harniseno, pengolahan adalah substansi

dari mengola, yang berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data,

7Mochamad Syam, “Prosedur Pelaksanaan surat Perintah Pencairan Dana Pada Akuntansi Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

8

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 746 9

(30)

dan pengumpulan.10 Dijelaskan selanjutnya bahwa pengolahan menghasilkan

sesuatu dan sesuatu itu dapat menjadi bahan pengolahan selanjutnya sebagai

bahan pembuatan informasi.

Dalam pelaksanaan pengolahan selalu adanya tahap-tahap: pengurusan,

pencatatan, dan penyimpanan. Pengurusan akan berjalan lancar ketika

perencanaan disusun dengan baik, pencatatan dilakukan secara kontinu

dengan adanya pengawasan guna pengumpulan dokumen hingga

penyimpanan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengolahan

adalah proses mengubah bentuk atau makna suatu benda dimulai dari

pengurusan, pencatatan dan penyimpanan.

2. Pengertian Dokumen

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah “Dokumen” berarti

surat yang tertulis atau yang tercetak yang dapat dipahami sebagai bukti

keterangan (seperti, akta kelahiran, surat nikah dan surat perjanjian).11

Dalam Kamus Manajemen, definisi dokumen adalah sekumpulan

fakta/statistik yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang dinyatakan

atau dialami.12

Kata dokumen dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan istilah record

ataupun recorded matrial.13 Yang dimaksud dengan dokumen ini sudah tentu

10

Suharismi Arikunto, Pengelolaan Kela dan Siswa, Sebuah Pendekatan Evaluatif , (Jakarta: PT Rajawali, 1992), h. 8

11

Departemen Pendidikan Nasional, h. 272 12

(31)

semua bahan pustaka, baik berbentuk tulisan, cetakan, tapes, film, filmstrip, slide, microfilm, microfiche, gambar, dan foto.14

Dokumen (record) adalah informasi yang diciptakan, diterima dan dikelola sebagai bukti maupun informasi yang oleh organisasi atau

perorangan, digunakan untuk memenuhi kewajiban hukum atau transaksi

bisnis.15

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dokumen adalah

suatu data atau fakta yang dapat digunakan sebagai informasi dalam

melakukan suatu keterangan.

Berkaitan dengan pembahasan mengenai dokumen, Kementerian Agama

RI menjelaskan bahwa definisi dokumen haji adalah suatu data yang berisikan

identitas jamaah haji yang digunakan untuk kelengkapan perjalanan ibadah

haji. Dokumen haji adalah dokumen resmi jamaah haji berupa paspor dan

dokumen perjalanan lainnya.16

3. Kriteria dan Bentuk Dokumen

Berdasarkan Rony Kountur dalam buku Dasar-Dasar Sistem Informasi

Manajemen kriteria dan bentuk dokumen bermacam-macam dan bervariasi,

sesuai dengan jenis kebutuhan dokumen yang digunakan, melihat hal tersebut

dapat dijelaskan mengenai kriteria dan bentuk dokumen di bawah ini:

a. Kriteria Dokumen

13

Soejono Trimo, Pengantar Ilmu Dokumentasi, (Bandung:Remadja Karya CV. 1987), h. 7 14

Soejono Trimo, Pengantar Ilmu Dokumentasi, 15

Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 82

16

(32)

Input/output yang disajikan dalam bentuk dokumen, pada umumnya

dicetak di kertas. Dokumen perlu didisain sedemikian rupa sehingga

memenuhi beberapa kriteria, Dalam bukunya Rony Kountur menjelaskan

beberapa kriteria dokumen sebagai berikut:17

1) Sederhana, dalam arti mudah digunakan dan tidak rumit sehingga tidak dapat menyesatkan, tetapi berisi semua informasi yang

dibutuhkan.

2) Relevan, yang berisikan semua informasi yang dibutuhkan dan dapat diperoleh tepat waktu. Hindari mencantumkan informasi yang tidak

dibutukan yang dapat menimbulkan kebingungan. Pada saat

mempelajari sistem sekarang yang telah dilakukan melalui angket, dan

wawancara, telah diketahui kebutuhan informasi user sehingga

memudahkan system analyst dalam mendisain dokumen output.

3) Andal/reliable, menampilkan informasi yang benar dan dapat dipercaya. Dalam mendisain suatu dokumen, perlu diketahui bahwa

ada tiga maksud dari suatu dokumen dengan disainnya berbeda.

a) Dokumen untuk maksud membuat reaksi. Biasanya disebut juga

dengan formulir.

b) Dokumen untuk maksud mengingatkan atau sering disebut juga

dengan daftar

c) Dokumen untuk maksud pelaporan atau sering disebut juga dengan

laporan.

17

(33)

b. Bentuk Dokumen

Selanjutnya dalam bukunya Rony Kountur juga menjelaskan

macam-macam dari bentuk dokumen. Ada empat bentuk dokumen yaitu:18

1) Flat form. Dokumen yang berdiri sendiri

2) Snapont form. Dokumen yang mempunyai satu atau lebih salinan dan disisipi lembar carbon.

3) Continuous form. Dokumen yang dicetakan pada kertas yang besambung. Biasanya digunakan pada output yang dihasilkan

komputer. Menggunakan lembar carbon jika terdapat beberapa salinan.

4) NCR (No Carbon Required). Kertas yang mempunyai salinan tapi tidak membutuhkan lembar carbon. Bagian bawah dari kertas,

diatasnya sudah melekat sejenis karbon sehingga tulisan bisa

ditembus.

4. Prosedur Pengolahan Dokumen

Definisi Pengolahan dokumen sendiri menurut Raymond McLeod

Pengolahan dokumen adalah segala cara yang membuat data menjadi

berarti.19 Menurut Soejono Trimo sering diartikan dengan dokumentasi.

Dokumentasi adalah pengolahan dan penyimpanan informasi dalam bidang

pengetahuan.20 Oleh karena itu Soejono Trimo menjelasankan mengenai

penjabaran dokumentasi lebih luas dan terperinci.

18

Ronny kontour, Dasar-dasar Sistem Informasi Manajemen, h. 81 19

Raymond McLeod, Jr.Sistem Informasi Manajemen. h. 4

20

(34)

Pada dasarnya pengolahan dokumen atau dokumentasi memiliki

berbagai pengertian dan pada prinsipnya dapat dikelompokan dalam tiga buah

kategori yaitu:21

a. dokumentasi dalam arti sempit merupakan produk (sekumpulan dokumen) dari kegiatan pengumpulan (secara selektif tentunya), pencatatan/registrasi

dokumen, penyimpanan dan penyajian kembali bahan mentah (dokumen)

itu bila ada yang membutuhkannya.

b. dokumentasi dalam arti luas merupakan suatu produk karya dari kegiatan-kegiatan pengumpulan, pencatatan/perekaman tentang suatu/beberapa

peristiwa dan objek-objek yang berkaitang dengannya, pengolahan serta

penelusuran lebih lanjut atas data/fakta/dokumen yang bersangkutan,

penyimpanan, dan pendistribusian dokumen-dokumen tersebut baik ada

yang menanyakan maupun tanpa diminta kepada orang-orang ataupun

pihak-pihak yang dipandang berkepentingan atasnya.

c. dokumentasi dalam arti khas merupakan sekumpulan catatan dan rekaman tentang peristiwa-peristiwa yang telah dan sedang terjadi,

pengalaman-pengalaman, pendapat-pendapat, penemuan-penemuan maupun

spesifikasi-spesifikasi dari produk-produk yang terbaru dalam sistem

manjemen tertentu serta bidang-bidang yang menjadi kepentingannya

yang dilakukan secara selektif dan sistematis untuk dimanfaatkan

sewatu-waktu sebagai bahan mentah dalam proses pengambilan keputusan.22

21

Soejono Trimo, Pengantar Ilmu Dokumentasi. h. 7 22

(35)

Pengolahan dokumen dalam bukunya Rony Koutur, mula-mula yang

harus diketahui adalah informasi apa yang dibutuhkan user, lalu bagaimana

disain outputnya (dokumen), disimpan pada media apa. Kemudian untuk

menghasilkan output seperti itu data apa yang diperlukan dan media input apa

yang digunakan.23 Untuk menggambarkan proses pengolahan dokumen,

gunakan system flowchart (alur pengolahan data) mulai dari (a) input, (b)

proses, (c) output.24

Berdasarkan definisi di atas menjelaskan juga bahwa prosedur

pengolahan dokumen adalah aturan atau langkah-langkah dalam melakukan

proses pengolahan dokumen. Prosedur Pengolahan menggambarkan alur dari

dokumen. Untuk menggambarkan alur dari dokumen gunakan proses

flowchart (alur perlakuan suatu dokumen) dan dokumen flowchart (alur

dokumen dari suatu bagian ke bagian lain).25

Ada beberapa poses flowchart (prosedur pengolahan dokumen) yaitu:

a. membuat atau merubah dokumen, misalnya mengetik surat (operasi)

b. memindahkan ke orang atau bagian lain (pindah)

c. memeriksa kadang-kadang dengan memberi tanda tangan (periksa)

d. menunda atau menunggu perlakuan berikutnya (tunda)

e. menyimpan (arsip)

23

Ronny kontour, Dasar-dasar Sistem Informasi Manajemen. h. 81 24

Ibid. 25

(36)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur pengolahan

dokumen adalah langkah-langkah pengolahan dokumen dengan

mengguanakan proses flowchart dengan metode, urutan dan pedoman

tindakan yang akan dilakukan.

Berkaitan dengan pengolahan dokumen haji Pemerintah RI

mengeluarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang

prosedur dan pendaftaran jamaah haji serta dokumen haji.

Prosedur pengolahan dokumen yang baik harus dapat mengatasi

keadaan atau masalah secara cepat dan baik. Baik itu dalam pengumpulan,

penyususna dan penyimpanan dokumen. Pengolahan dokumen terdapat dua

macam pengolahan yaitu taha-tahap pengolahan dokumen secara manual dan

taha-tahap pengolahan dokumen secara elektronik atau komputerisasi.

a. Pengolahan Elektronik (Komputerisasi)

Pengolahan dokumen secara elektronik memiliki beberapa elemen

yaitu meliputi: programmer, prosedur, infrastruktur fisik, perangkat keras

dan perangkat lunak. Semua elmen bergerak sesuai dengan ketentuan dari

kegunaan elemen tersebut berdasarkan dengan prosedur pengolahan

dokumen.

Berikut adalah siklus pengolahan dokumen dengan menggunaan

komputer.26 Lihat pada gambar 2-2 berikut ini.

26

(37)

Persiapan

Storage

Output Input

[image:37.612.102.528.84.573.2]

Proses

Gambar 2-1: Siklus Pengolahan Dokumen

Sumber: Buku Dasar-Dasar Sistem Informasi Manajemen, 1996

Siklus pengolahan dokumen dengan komputer diatas melalui beberapa

tahapan atau proses.27 Tahapannya yaitu meliputi:

1. Persiapan. Merupakan tahap di mana data diperoleh. Disini data

terkumpul berupa dokumen bukti tansaksi dan masih dalam bentuk

data mentah. Misalnya bukti pembayaran atau kwitansi dan slip

penjualan.

2. Input. Merupakan tahap di mana data dimasukan ke dalam proses pengolahan data. Data yang telah terkumpul dikelompokan sesuai

kebutuhan pengolahan. Misalnya, kwitansi yang terdiri dari tiga data

yaitu bukti nomor kwitansi, nama penerima, dan jumlah yang

dibayarkan.

27

Ronny kontour, Dasar-dasar Sistem Informasi Manajemen.

a

b

d

(38)

3. Proses. Merupakan tahap di mana data diolah. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, pengolahan data oleh komputer mengumpulkan dua

macam operasi yaitu operasi aritmatika dan operasi logika.

Berdasarkan operasi ini kegitan pengolahan lainnya seperti

mengklasifikasikan, mengurutkan, menghitung, mencatat dan

meringkas dapat dilaksanakan.

4. Output. Merupakan tahapan di mana informasi dari suatu pengolahan data bisa menjadi data untuk pengolahan data berikutnya.

5. Storage. Informasi yang dihasilkan disimpan dalam suatu tempat penyimpanan yang dikenal dengan istilah storage. Hal ini

dimaksudkan agar tidak hilang sehingga jika dibutuhkan dapat segera

diperoleh.

Dari gambar siklus pengolahan dokumen diatas dapat dianalisis

bahwa dalam pengolahan dokumen tahap awal yaitu perisapan

(pengumpulan bahan-bahan untuk menjadi input), kemudian diproses

guna menhasilkan output (informasi) yang akan disimpan pada storage

(tempat penyimpanan).

b. Pengolahan Manual

Sedangkan tahapan-tahapan dalam siklus pengolahan dokumen tidak

menggunakan komputer adalah sebagai berikut28:

28

(39)

1) Pencatatan (recording)

2) Pengklasifikasian (classifiying)

3) Penyusunan (sorting)

4) Perhitungan (calculative)

5) Penyimpanan (storing)

6) Pengambilan Data Kembali (retrieving)

7) Pelaporan (repoting)

8) Komunikasi (communicative)

Siklus pengolahan dokumen relevan dengan proses pengolahan data di

mana input berhubungan dengan data, proses sama dengan pengolahan data

dan output berhubungan dengan informasi.29

C. Konsep Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “Pelayanan” diartikan sebagai

kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.30

Menurut Gronroo, definisi pelyanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang

terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dan kariyawan atau

29

Ronny kontour, Dasar-dasar Sistem Informasi Manajemen, h. 57 30

(40)

hal-hal lain yang disebabkan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang

dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.31

Pengertian dari Service of Excellence adalah yang berkaitan dengan jasa pelayana yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk memberikan

rasa kepuasan dan membutuhkan keprercayaan terhadap pihak pelanggannya,

sehingga mereka merasa dipentingkan atau diperhatikan dengan baik dan

wajar.32

2. Model Pelayanan

Berkaitan dengan pelayanan, Model pelayanan yang berkualitas

merupaka suatu pelayanan yang ideal untuk melayani para pelanggan/jamaah.

Ada dua teori pelayanan berkualitas yang dikemukakan oleh Karl Albert,

yaitu Service Triagle dan Totaal Quality Service.33

a. Service Triagle

Adalah suatu model interaktif manajemen pelayanan yang

menghubungkan antara perusahaan dengan pelanggan/jamaah. Model

tersebut terdiri dari tiga elemen:

1) Strategi pelayanan

2) Sumber Daya Manusia Yang Memberikan Pelayanan

3) Sistem Pelayanan

31

Atep Adya Barata, Bisnis dan Hukum Perdana Dagang SMK. (Bandung: Armico, 1999), h. 93

32

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi: Konsep & Aplikasi, (Jakarta: Grapindo Persada, 2002), h. 284

33

(41)

b. Total Quality Service

Pelayanan mutu adalah kemampuan perusahaan atau lembaga

pemerintah untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada orang yang

berkepentingan dengan pelayanan yaitu pelanggan/jamaah, pegawai, dan

pemilik. Pelayanan mutu terpadu memiliki empat elemen penting yang

saling terkait yaitu:34

1) Strategi Formatif

2) Education, Training and Communication

3) Process Improvement

4) Assesment Measurement adan Feedback

Untuk dapat menyelenggarakan manajemen pelayanan dengan baik, ada

prinsip-prinsip manajemen pelayanan yang dapat dipakai sebagai acuan,

prinsip-prinsip tersebut antara lain:35

a. Sediakan pelayanan terpadu (one-stop-shop)

b. Buat sistem yang mendukung pelayanan

c. Usahakan agar semua orang atau kariyawan bertanggung jawab terhadap

kualitas pelayanan

d. Layanilah keluhan jamaah secara baik

e. Kariyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen/jamaah

f. Bersikap tegas tetapi ramah terhadap konsumen

g. Jalin komunikasi dan interaksi dengan jamaah

34

M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Bogor: GhaliaIndonesia, 2005), h. 22 35

(42)

D. Konsep Jamaah Haji

1. Pengertian Jamaa Haji

Definisi haji dalam ensiklopedi Islam, haji berarti menyengaja atau

menuju dan mengunjungi.36 Sebagaimana firman Allah, berikut ini:

         

Artinya: “Allah telah menjadikan ka’bah, runah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia”.

(QS. Al-Maidah: 97)

Diambil dari etimologi bahasa Arab dimana kata haji mempunyai arti

qashad, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara’ haji

ialah sengaja mengunjungi Ka’bah untuk melaksakan serangkaian amal

ibadah sesuai dengan syarat dan rukun tertentu.37 Sebagaimana firman Allah

yaitu:              

Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu bagi orang yang mampu mengerjakan perjalanan ke Baitullah”. (QS. Al-Imran: 97).

36

Kementerian Agama RI Ditjen PHU, Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia. (Jakarta: Ditjen PHU Kemenag RI CV. Duta Peraga, 2010), h. 87

(43)

Definisi jama’ah dalam ensiklopedi Bahasa Indonesia, jamaah adalah

wadah bagi umat Islam dalam menjalankan Ibadah.38 Secara etimologi atau

bahasa, jamaah berasal dari bahasa arab yang memiliki arti berkumpul.

Sedangkan menurut Istilah kata jamaah dapat diartikan sebagai pelaksana

ibadah secara bersama-sama yang dipimpin oleh seorang imam.39

Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian

jamaah haji adalah orang yang melaksanakan Ibadah haji dengan menyengaja

mengunjungi Baitullah untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima.

Ibadah yang merupakan rukun Islam kelima ini adalah wajib

dilaksanakan oleh umat Islam yang memiliki kemampuan (istita’ah)

mengerjakannya. Makanya, diantara syarat wajib haji selain harus beragama

Islam, berakal, baligh, juga disyaratkan memiliki kemampuan untuk

melaksanakannya, baik kemampuan dalam soal harta, fisik, maupun mental

dan merdeka.

Dapat dipahami bahwa kriteria mampu itu adalah segala sesuatu yang

menjadikannya bisa melakukan rukun haji dengan sempurna, tanpa ada

hambatan apapun. Tampa hambatan disini maksudnya adanya rasa aman

selama perjalanan, nafkah keluarga yang ditinggal selama haji cukup, dan

bagi perempuan ada yang menjaga baik mahramnya atau bersama perempuan

yang dipercaya.40

38

Zurizal Z & Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri, 2008), h. 185

39 Ibid. 40

(44)

Kenyataan yang masih sedikit disadari banyak umat islam adalah bahwa

setiap ibadah dalam islam ada “maqashid”-nya (tujuan), ada tujuan yang mesti

direalisasikan. Begitu juga dengan ibadah haji, ibadah haji menyimpan

banyak hakikat penting, dan hikmah-hikmah yang tersimpan dalam tujuan

beribadah haji. Tujuan ibadah haji berdasarkan perspektif al-Qur’an, dilihat

secara teologis dan sosiologis.41

Dilihat secara perspektif teologis, ibadah haji adalah penegasan total

makna “meng-Esakan” Allah. Para jamaah haji disunahkan untuk

mengucapkan kalimat talbiyah (Labbaikallahumma Labbaik) dan tahlil (Laa ilaha Ilallah) sebagai deklarasi sikap dan penyeraha diri kepada Allah Yang Maha Esa.

Dalam ibadah haji keyakinan akan ke-esaan Allah diungkapkan dalam

semua aktifitas yang mungkin dilakukan manusia, mulai dari gerakan, ucapan

lisa, perilaku tubuh, dan pengorbanan harta. Ibadah dalam araha al-Qur’an

haruslah bermuara pada ketakwaan.42

Sedangkan dilihat secara sosiologis, ibadah haji mengajarkan bagaimana

seorang muslim melakukan aktifitas kolektif secara baik. Ibadah haji adalah

kegiatan yang selalu dilakukan dalam suasana kebersamaan. Tidak ada

kegiatan haji yang bisa dilakukan dalam kesendirian, semuanya dilakukan

secara terbuka dan bersama orang lain. Semangat kebersamaan dalam berhaji

41

Kementerian Agama RI Ditjen PHU, Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia. h. 93 42

(45)

terus Allah ajarkan bahkan setelah tahalul menyembelih hewan kurban. Jadi semangan kebersanaan begitu jelas di dalam haji.43

Pelajaran penting yang mesti dipahami dari ritual haji adalah bahwa

orang-orang muslim harus merealisasikan tauhid dan persatuan. Tauhid adalah

hak Allah dan persatuan adalah hak orang-orang muslim. Dalam al-Qur’an

disebutkang sebagai berikut:44















Artinya: “Sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan

aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.”

(QS. Al-Anbiya’(21): 92).

2. Pelayanan Jamaah Haji

Penyelenggaran ibadah haji merupakan tugas nasional danmenjadi

tanggung jawab pemerintah yang pelaksanaanya dikoordinasikan oleh Menteri

Agama dengan melibatkan berbagai instansi dan unit terkait, termasuk

hubungan bilateral dengan pemerintah Arab Saudi.45

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 396 Tahun 2003

Pokok-pokok penyelenggaraan ibada haji pasal kedua menyatakan bahwa

penyelenggaraan haji bertujuan untuk membina, melayani dan melindungi

43

Kementerian Agama RI Ditjen PHU, Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia. h. 97 44

Ibid. h. 100 45

(46)

jamaah haji sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan

ajaran agama Islam.46

Secara umum pelayanan ibadah haji di Tanah Air dimulai dari

pengaturan kuota, pendaftaran dan pelunasan, penyelesaian administrasi dan

dokumen, bimbingan dan manasik haji, penyiapan petugas haji,

pengelompokan dan penyediaan angkutan, akomodasi di emberkasi serta

operasional pemberangkatan dan pemulangan.47

Dalam mencapai visi, dan misi tugas dan fungsi Ditjen Penyelenggaraan

Haji dan Umrah diperlukan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakan dalam

penyelengaraan haji adalah pelayanan pendaftaran haji yang berbasis

SISKOHAT melalui kandepag 0n-line di seluruh Indonesia dan pengembangan sistem pelayanan haji melalui penerapan Sistem Manajemen

Mutu sesuai standar ISO 9001: 2000.48

3. Dokumen Haji

Dokumen Haji adalah dokumen perjalanan resmi ibadah haji. Dokumen

haji berupa paspor yang dilengkapi oleh visa dan dokumen administrasi

ibadah haji (DAPIH). Selain dokumen haji seperti Paspor yang di visa dan

DAPIH yang digunakan Saat di Arab Saudi, jamaah haji juga harus memakai

tanda atau identitas jamaah berupa gelang, koper dan seragam batik.

Dokumen haji dikeluarkan dan ditandatangani oleh menteri agama atau

pejabat Kementerian Agama yang ditunjuk oleh menteri agama. Penyelesaian

46

Kementerian Agama RI Ditjen PHU, Intisari Langkah-langkah Pembenahan Haji. h. 204 47

Ibid. 48

(47)

dokumen termasuk penulisanya dilakukan dengan sistem komputer melalui

siskohat sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan

Umrah Nomor D/05/2011 tentang Pengurusan Dokumen Perjalanan Ibadah

Haji. Kebijakan pemerinatah mengenai dokumen haji meliputi:

a. pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan dokumen haji bagi

jamah haji

b. pelayanan dokumen haji meliputi pengurusan Paspor, Visa, DAPIH dan

pelayanan administrasi dan Dokumen lain yang diperlukan.

c. bagi calon jamaah haji Indonesia diterbitkan paspor biasa

d. dalam hal paspor telah dimiliki calon jamaah haji dan masih berlaku

paling sedikit 6 bulan terhitung pada saat hari keberangkatan dapat

diperlukan untuk kegiatan ibadah haji.49

49

(48)
[image:48.612.103.533.205.560.2]

37

GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA TIMUR

A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur

Kantor Departemen Agama Kota Jakarta Timur terletak di Jalan Gading

Raya I No. 67 Pisangan Timur, Jakarta Timur. Berdiri sejak tanggal 19 April

1982 yang diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia yaitu H.

Alamsyah Ratu Perwiranegara. 1

Pembentukan Kementerian Agama tingkat Kota ini diawali ketika H. M.

Rasyidi (sekarang Prof. Dr. H.M.Rasyidi, MA) ditunjuk sebagai Menteri Agama

pertama memimpin Departemen Agama Republik Indonesia. Kala itu sususan

organisasi Departemen Agama masih sangat sederhana terdiri dari Menteri

Agama dan Kepala Bagian.

Dengan dukungan penuh dan sambutan positif dari segenap umat beragama

maka kiprah Departemen Agama dapat berjalan dengan lancar, hingga akhirnya

dapat membentuk instansi Departemen Agama di daerah-daerah tingkat I

(Provinsi) di seluruh wilayah Indonesia dan instansi Departemen Agama di

daerah-daerah tingkat II (Kota/Kabupaten) yang mana salah satunya adalah

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur.

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur sebelumnya merupakan

Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta. Namun pada tanggal

31 Desember 2009 secara resmi gedung Kantor Wilayah Departemen Agama

1

(49)

Provinsi DKI Jakarta telah diserahkan dan menjadi Kantor Departemen Agama

Kota Jakarta Timur di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Pada Tahun 2010 berdasarkan surat Peraturan Menteri Agama Republik

Indonesia Nomor 01 Tahun 2010, tanggal 28 Januari 2010 Tentang Perubahan

Penyebutan “Departemen Agama” Menjadi “Kementerian Agama” maka Kantor

Departemen Agama Kota Jakarta Timur berubah menjadi Kantor Kementerian

Agama Kota Jakarta Timur. Perubahan ini menjadi tindak lanjut Menteri Agama

dari Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2007. Sehingga semua Departemen

berubah nama menjadi Kementerian termasuk Kementerian Agama.2

B. Visi - Misi Kantor Kementerian Agama Jakarta Timur

Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta

Timur mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan yaitu:

1. Visi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur

Visi dari Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur adalah

"Terwujudnya masyarakat Kota Jakarta Timur Taat Beragama, Rukun,

Cerdas, Mandiri dan Sejahtera Lahir Bathin".

2. Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur

a. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama

b. Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat Beragama

2

(50)

c. Meningkatkan Kualitas Raudhatul Athfal, Madrasah, Pendidikan Agama,

dan Pendidikan Keagamaan.

d. Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh

e. Meningkatkan Kualitas Bimbingan dan Pengembangan Zakat dan Wakaf

f. Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa.3

C. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kementerian Agama Jakarta Timur

1. Tugas Pokok

a. Tugas Pokok Kementerian Agama RI

Kantor Kementerian Agama mempunyai Tugas membantu Persiden dalam

menyelenggarakan sebagai tugas umum Pemerintah dan pembangunan

dibidang Agama.

b. Tugas Pokok Kementerian Agama Kota Jakarta Timur

Menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan

dibidang Agama di wilayah Kota Jakarta Timur sesuai dengan keputusan

Menteri Agama dari Keputusan Presiden No. 13 Tahun 2012

2. Fungsi

a. Fungsi Pokok Kementerian Agama

1) Penetapan kebijakan pelaksanaan, kebijakan teknis dan pengendalian

pelaksanaannya, pengolahan kekayaan Negara serta perumusan dan

3

(51)

penyiapan kebijakan umum dibidang Agama berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi Kantor

Kementerian Agama dalam arti perencanaan dan pendayagunaan

sumberdaya, pengorganisasian, serta hubungan antar lembaga.

3) Penelitian dan pengembangan proses dalam melaksanakan tugas serta

penyajian informasi.

4) Pelaksanaan pengawasan fungsional.

b. Fungsi Pokok Kementerian Agama Kota Jakarta Timur

Tugas dan fungsi unit-unit pada Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Timur dijelaskan dalam pasal 429 Keputusan Menteri Agama

(KMA) Nomor 13 Tahun 2012.4

D. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan tugas dan fungsi Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Timur didukung oleh struktur organisasi yang sudah diatur dalam

Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 13 Tahun 2012 tentang organisasi dan

tata kerja instansi vertikal kementerian agama. Berikut struktur kerja Kantor

Kementerian Agama Jakarta Timur yaitu dapat digambarkan sebagai berikut ini:

4

(52)

41 Kepala KUA Kec. Jatinegara

Kepala KUA Kec. Makasar

Kepala KUA Kec. Ciracas

Kepala KUA Kec. Cakung

Kepala KUA Kec. Pulogadung

Kepala KUA Kec. Cipayung Kepala KUA Kec. Kramatjati

Kepala KUA Kec. Duren Sawit

Kepala KUA Kec. Pasar Rebo

[image:52.612.95.678.95.506.2]

Kepala KUA Kec. Matraman

(53)

Berikut ini tugas dan fungsi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur

berdasarkan dari struktur organisasi di atas:5

1. Kepala Kementerian Agama Kota Jakarta Timur

a. Mengepalai Kantor Kementerian Agama Jakarta Kota Timur sebagai

perwakilan dari daerah Departemen

b. Memimpin Rapat di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur

c. Menghadiri berbagai undangan yang ditujukan kepada Kantor

Kementerian Agma Kota Jakarta Timur

2. Kepala Bagian Tata Usaha

Tugas: Melakukan koordinasi perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan

pelayanan dan pembinaan administrasi keuangan dan barang milik

negara di lingkungan Kantor Kementerian Agama berdasarkan

kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Kementerian

Agama.

Fungsi:

a. Koordinasi penyusunan rencana, evaluasi program & anggaran

b. pelaksanaan urusan keuangan

c. pengelolaan urusan kepegawaian

d. penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum

e. pelaksanaan bimbingan kerukunan umat beragama

5

(54)

f. pelayanan informasi dan hubungan masyarakat

g. pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, dan

pengelolaan barang milik/kekayaan negara pada Kankemenag

3. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah

Tugas: Melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan

sistem informasi di bidang pendidikan madrasah berdasarkan

kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Kementerian

Agama.

Fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan di bidang

pendidikan madrasah.

b. Pelaksanaan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang kurikulum

dan evaluasi, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,

pengembangan potensi siswa, kelembagaan, kerja sama, dan pengelolaan

sistem informasi pendidikan madrasah.

c. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pendidikan madrasah.

4. Kepala Seksi Pk. Pondok Pesantren

Tugas: Melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan

sistem informasi di bidang pendidikan diniyyah dan pondok

pesantren berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala

(55)

Fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan di bidang

pendidikan diniyyah dan pondok pesantren.

b. Pelaksanaan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang kurikulum

dan evaluasi, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,

pengembangan potensi siswa, kelembagaan, kerja sama, dan pengelolaan

sistem informasi pendidikan diniyyah dan pondok pesantren.

c. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pendidikan diniyyah dan

pondok pesantren

Gambar

Gambar 2-1: Siklus Pengolahan Dokumen
GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA TIMUR
Gambar 3-1: Struktur Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur
Gambar 3-2: Struktur Kepala Seksi Penyelenggaraab Haji dan Umrah
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku para karyawan Kantor Kementerian Agama Kota Medan akan mampu membuat para calon jamaah haji mempercayai mereka... Persepsi Terhadap Kinerja ( Perceived

a) Karena haji merupakan agenda perjalanan tahunan yang wajib dilakukan pemerintah dalam memberikan pelayanan maka dapat dilihat bahwasanya kelemahan instansi

Pembahasan dalam skripsi ini lebih terfokus kepada strategi Pelayanan Prima yang dilakukan Kementrian Agam Jaarta Selatan pada Calon Jamaah Haji, suatu program yang merupakan

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bidang Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kota Medan Kepala Seksi Penyelenggara Haji Dan Umroh. Ahmad

Alhamdulillah Lembaga Kementerian Agama Kantor Kota Bandung termasuk kedalam lembaga yang makmur, baik dari segi materi maupun dari segi kinerja para pegawainya yang

Hal tersebut dapat dilihat dari proses pelayanan oleh Seksi PHU sudah sesuai dengan SOP pelayanan pendaftaran haji reguler yang dibuat oleh Kantor Kementerian Agama

jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Dan Urusan Haji.. Departemen Agama

Penelitan yang dilakukan oleh Nur Siti Aliyah tahun 2008 dengan judul Strategi pelayanan prima kantor departemen agama Jakarta barat terhadap calon jamaah haji, strategi