• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pelayanan haji kantor kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pelayanan haji kantor kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PELAYANAN HAJI KANTOR KEMENTERIAN

AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TERHADAP JAMAAH

HAJI TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh :

IWAN

NIM : 106053002004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

STRATEGI PELAYANAN HAJI KANTOR KEMENTERIAN

AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TERHADAP JAMAAH

HAJI TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Di Susun Oleh :

IWAN

Nim : 106053002004

Pembimbing

Dra. Hj. Jundah Sulaiman MA NIP. 196200303 199203 2 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Juni 2010

(4)

ABSTRAK

Iwan

STRATEGI PELAYANAN HAJI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TERHADAP JAMAAH HAJI TAHUN 2009.

Begitu besarnya peran pemerintah khususnya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dalam Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menunaikan rukun Islam yang kelima. Pelayanan Administrasi, Dokumentasi, Transfortasi, Konsumsi, Kesehatan dan Manasik agar penyelenggaraan ibadah haji dapat dilakukan

berdasarkan asas Keadilan, Profesionalitas dan Akuntabilitas dengan Prinsip

Nirlaba. Yang didasari pada UU No. 13 Tahun 2008.

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat adalah sebuah lembaga instansi Pemerintah dimana terdapat Peraturan Menteri Agama No. 11 Tahun 1951 yang menetapkan adanya Kantor Penerangan Agama Propinsi beserta tempat dan kedudukannya. Dan tiap-tiap Kantor Agama Propinsi memiliki Kantor Kementerian Agama di tingkat Kabupaten agar mempermudah kinerja dalam melayani masyarakat hingga lapisan yang paling bawah.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Dari hasil penelitian penulis, teryata Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat memberikan pelayanan kepada jamaah haji, agar dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menunaikan ibadah haji, karena pergi haji tidak hanya melibatkan satu pihak akan tetapi melibatkan berbagai pihak yang terkait dan hubungan luar negeri yang memerlukan persyaratan-persyarat yang harus dilengkapi.

Sedangkan dalam Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait seperti KBIH, KUA, BANK, dan lain-lain. Dan berupaya untuk memberikan informasi baik melalui via telephon, tatap muka (jamaah dengan petugas) serta pembinaan Pasca Haji.

Dengan demikian walaupun pelayanan haji tahun 2009 masih ada kekurangan dan masalah tapi masih bisa diatasi oleh karyawan/ karyawati Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Sehingga mereka dapat melayani jamaah yang terdaftar pada tahun 2009 sebanyak 1019 orang yang ingin menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

(5)

KATA PENGANTAR

ـَﻤْﺣﱠﺮ ا

ِﻪﱠ ا

ِﻢــْﺴِﺑ

ِﻢـﻴِﺣﱠﺮ ا

ِﻦ

Ungkaian kata yang harus kita ucapkan adalah rasa syukur kita kepada sang Illahi rabbi, atas Taufiq dan Hidayah yang senantiasa mewarnai setiap langkah dan niat tulus kita, sehingga mesti melewati perjalanan yang teramat panjang dan bertubi-tubi, mesti rintangan, cobaan yang selalu melanda tapi

dengan tekat dan niat Lillahi Ta’ala. Alhamdullah penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dengan judul “STRATEGI PELAYANAN HAJI

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TERHADAP JAMAAH HAJI TAHUN 2009”

Lantunan sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Seorang manusia yang dengan ikhlas mengemban amanah Allah pemilik kesempurnaan, dan pada akhirnya risalah itu sampai kepada kita semua selaku ummatnya.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah dengan sabar membantu dan membimbing terwujudnya skripsi ini. Dengan penuh hormat dan ketulusan, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(6)

3. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

4. Drs. Cecep Catrawijaya MA, selaku Sekretaris Jurusan Mamajemen Dakwah

(MD) yang telah banyak membantu dan memberikan informasinya dikala penulis berkonsultasi.

5. Dra. Hj. Jundah Sulaiman MA, selaku Pembimbing skripsi yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis supaya menghasilkan skripsi yang baik dan benar, beliau juga selalu memberikan ruang kebebasan yang sungguh leluasa kepada penulis untuk menentukan berbagai proporsi, kategori dan interpretasi pada skripsi ini.

6. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqossah baik Ketua Sidang, Pengguji I/II,

Sekretaris, serta Pembimbing.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan yang tidak

lupa juga Dr. Suparto. S.Ag. M.Ed. MA, dan juga staf akademik beliau yang telah memberikan ilmunya dengan tulus, semoga bermanfaat di dunia dan akhirat kelak nanti khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh mahasiswa Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

8. Seluruh Staf petugas Perpustakaan baik Perpustakaan Umum maupun

Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi

9. Drs. H. Madroji, SH, S.Ag selaku Ketua Peny. Haji dan Umrah Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Barat yang telah banyak membantu penulis dan meminjamkan serta memberikan beberapa buku, dan bersedia diwawancarai guna melakukan skripsi ini.

(7)

10.Bapak. Endang S. pd.I, selaku Analis Kepegawaian dan segenap TU Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat yang telah memberikan informasi-informasinya kepada peneliti.

11.Ayahanda Nasir Sainin Bin Sinin dan Ibunda Apsah Binti H. Said, yang telah

mendidik dan memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus, baik moril maupun materil serta kekuatan do’a yang selalu mengiringi demi kebahagian

dan kesuksesan penulis, “Kerido’an Allah berada dikerido’an orang tua dan

kemungkaran Allah berada dikemungkarang orang tua” sehingga penulis mengambil judul ini untuk mengetahui informasi-informasi tantang haji dan ingin membantu kedua orang tua peneliti yang inggin berangkat haji (ketanah suci) pada tahun 2010 ini.

12.Kepada keluarga besar Nasir Sainin Bin Sinin dan Ibu Apsah Binti H. Said,

sehingga memiliki keluarga yang harmonis, insya allah. Di antaranya: Fajriah_ Nadi Hasan_ Nadiah_ Iwan_ Nur’aini. Muda-mudahan Allah selalu

memberikan rahmat kepada keluarga kami. Amin ya Rabbal Alamin

13.Serta tak lupa pula rekan-rekan seperjuangan fisabilillah Manajemen Dakwah

2006 yang tak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya yang indah semasa kuliah hingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Raih masa depan dengan Good Luck For You

All

Penulis berharap dan berdo’a, semoga seluruh pengorbanan yang di berikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini akan mendapatkan

(8)

balasan yang setimpal disisi-nya. Jazakumullah Khairan Katsiran Wa’asa an Yahdiyakum Illa Husni Sabilih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta. 10 Juni 2010

DAFTAR ISI

(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metode Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. KonsepStrategi ... 14

1. Pengertian Strategi ... 14

2. Proses Strategi ... 18

3. Faktor- faktor Strategi ... 22

B. Konsep Pelayanan ……… 23

1. Pengertian Pelayanan ... . 25

a. Service Triagle ... 26

b. Total Quality Service ... 27

2. Manajemen Pelayanan ... 28

3. Strategi Pelayanan Haji ... 30

a. Pengertian Strategi Pelayanan ……….. 30

(10)

b. Implementasi ……… 31

c. Evaluasi ………. 33

C. Konsep Jamaah Haji ………... 36

1. Pengertian Haji ... 36

2. Biaya Penyelenggaraan Haji ... 38

3. Pengelompokan Jamaah Haji ... 39

4. Perbekalan Calon Jamaah Haji ... 40

BAB III GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN URUSAN HAJI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT A. Sejarah Kantor K Kementerian Agama Kota Jak-Bar ... 41

B. Visi- Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jak-Bar ... 44

C. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat ... 45

D. Struktur Organisasi Dan Struktur Kerja Kantor Kementerian Agama Kota Jak-Bar ... 48

BAB IV STRATEGI PELAYANAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TERHADAP JAMAAH HAJI TAHUN 2009 A. Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Tahun 2009 ... 54

B. Pelayanan Haji ... 54

1. Administrasi ... 54

(11)

viii

2. Dokumentasi ... 57

3. Transportasi ... 63

4. Akomodasi... .. 65

5. Konsumsi ... 65

6. Kesehatan ... 67

7. Manasik ... 69

C. Analisis ... 72

1. Strategi ………. 72

2. Hasil ……… 74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran-saran ... 78

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah haji merupakan Rukun Islam yang kelima, kepada kaum Muslim, Allah SWT menjanjikan surga sebagai pahala bagi para haji mabrur, tidak berlebihan jika dengan menunaikan ibadah haji, seseorang muslim merasa telah menyempurnakan Agamanya. Dalam konteks masyarakat muslim Indonesia, gelar haji secara sosiologis juga merupakan status sosial. Para penyandangnya tidak hanya di pandang sebagai alim, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan dalam bidang ilmu Agama. Oleh karena itu, sebagaimana telah disebutkan dalam sebuah penelitian, gelar haji sering kali

muncul sebagai modal Agama (reliqius capital) yang memiliki kekuatan dan

legitimasi dalam arena pertarungan dilingkungan komunitas, baik diwilayah perdesaan maupun perkotaan, dan dijadikan sebagai alat strategis dalam upaya

memperoleh pengakuan sosial.1

Haji pada hakekatnya merupakan aktifitas Suci yang pelaksanaannya diwajibkan oleh Allah kepada seluruh Ummat Islam yang telah mencapai (istitho’ah) mampu, disebut aktifitas suci karena seluruh rangkaian kegiatan adalah Ibadah. Haji juga disebut sebagai Ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik- material maupun spiritual.2

1

Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji (Jakarta : FDK Fress, 2008), hal.1

2

Ali Syari’ati, Haji (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000 m), hal. 1

(13)

2

Sebagaiman Allah berfirman di dalam Al-Qur’an, sebagai berikut:

َ َﻌَﺟ

ﷲا

َﺔَﺒْﻌَﻜْا

َﺖْﻴَﺒْا

ماَﺮَﺤْا

ﺎًﻣﺎَﻴِﻗ

ِسﺎﱠﻨ ِ

)

ةﺪﺋﺎﻤﻟا

:

97

(

Artinya:”Allah telah menjadikan ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia”. (QS. Al-Maidah : 97).3

Ibadah haji adalah ibadah fisik yang memerlukan baik kesehatan maupun ketahanan stamina agar kekuatan mentalis, kekuatan tersebut diperlukan dalam seluruh prosesi ibadah haji semenjak dari Tanah Air, menuju Arab Saudi, berada di Arab Saudi maupun kembali ke Tanah Air, dalam pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan oleh ummat Islam dari seluruh dunia setiap tahunnya mengandung makna dan nilai-nilai moral yang tinggi yang diperlukan dalam rangka membangun sumber daya manusia yang ideal dan unggul. Hal ini tergantung kepada orang yang melaksanakannya dan manusia yang mampu menangkap makna yang subtansial dan seluruh rangkaian ibadah haji dari mulai mengenakan pakaian ihram, wukuf, melontar jumroh, tahalul, thowaf, sa’i, dan lain sebagainya. Terdapat tiga aspek yang mempengaruhi keberhasilan operasional haji sehingga pembinaan, pelayanan

dan perlindungan berlangsung lancar dan sukses. Pertama legalitas, UU No.13

Tahun 2008. Kedua adalah menyangkut fasilitas yang ada baik 10 asrama haji embarkasi yang ada serta kesiapan Kementerian Agama dan Departemen Kesehatan dalam penyiapan atau penyediaan fasilitas pendukung maupun

fasilitas lainnya di Arab Saudi. Dalam UU No. 13 Tahun 2008 tentang

3

(14)

penyelenggaraan ibadah haji diisyaratkan tiga hal yang harus diupayakan secara konsisten dan terus-menerus oleh pemerintah. Dalam hal ini Kantor

Kementerian agama sebagai Leading sector penyelenggaraan ibadah haji

yaitu:

1. Pembinaan yang mencakup bimbingan, penyuluhan dan penerangan

2. Pelayanan yang terdiri dari pelayanan administrasi, tranfortasi, akomodasi

dan lain-lainnya

3. Perlindungan yang meliputi Keselamatan, Keamanan serta Asuransi

perlindungan dari pihak lain yang merugikan jamaah.4

Adapun ciri-ciri pelayanan yang baik agar dapat dilakukan untuk memberikan kepuasan bagi jamaah, memberikan sumber daya manusia yang profesional, sarana dan prasarana yang baik, serta bertangungjawab kepada setiap jamaah dari awal hingga selesai pemberangkatan, dan mampu melayani secara cepat dan tepat, mampu berkomunikasi dengan baik, memberikan jaminan kerahasian setiap transaksi, memiliki pengetahuan umum lainnya,

mampu memberikan kepercayaan kepada jamaah haji.5 Oleh karena, sebagai

instansi pemerintah khususnya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta

Barat, yang mempunyai tugas pokok untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi tamu-tamu Allah yang akan melaksanakan ibadah haji. Baik mereka yang ada di Tanah Air, maupun di Tanah Suci serta sekembalinya dari Tanah Suci. Pelayanan yang baik adalah berupaya untuk menyediakan fasilitas, keamanan dan kenyamanan yang diperlukan oleh setiap warga

4

Kamil, Media Indonesia, Edisi Selasa, 9 Juli 2002

5

(15)

4

Negara seperti, administrasi, dokumentasi, transportasi, akomodasi, kesehatan, konsumsi, dan manasik haji. Kantor Kementertian Agama Kota Jakarta Barat merupakan instansi yang dinaungi oleh Menteri Agama RI, yang dimana Kantor Kementertian Agama Kota Jakarta Barat berupaya untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat setempat yang ingin berangkat ke Tanah Suci.

Selain itu, bimbingan yang diberikan oleh KUA dan KBIH sangat

memberikan pengaruh bagi kesempurnaan peyelenggaraan ibadah haji yang dinaunggi oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat. Mengingat penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas Nasional dan menyangkut martabat nama baik Bangsa, kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji merupakan tanggungjawab pemerintah, keikutsertaan dalam penyelenggaraan ibadah haji merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji.

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat merupakan suatu instansi pemerintah yang berusaha keras untuk memberikan pelayanan terbaik untuk jamaah haji, sekarang Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat telah menyediakan ruang Studio foto untuk jamaah haji yang belum mengetahui ukuran past foto yang harus dibawa saat pendaftaran. Untuk itu

penulis akan mengkaji tentang: "Strategi Pelayanan Haji Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun

(16)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar dalam pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada tataran pelaksanaan Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Haji Tahun 2009

2. Rumusan Masalah

Sedangkan masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai :

a. Strategi Apa yang dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Barat dalam melakukan Pelayanan haji tahun 2009

b. Pelayanan apa yang diberikan oleh Kantor Kementerian Agama Kota

Jak-Bar terhadap jamaah haji tahun 2009

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(17)

6

a. Mengetahui Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota

Jak-Bar tahun 2009

b. Mengetahui pelayanan apa yang diberikan oleh Kantor Kementerian

Agama Kota Jak-Bar Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan menjadi referensi, wawasan dan pengalaman mengenai Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009.

b. Manfaat Praktis

1) Sebagai bahan masukan bagi pihak Kantor Kementerian Agama

Kota Jakarta Barat dalam memberikan pelayanan terhadap jamah haji Tahun 2009

2) Agar memberikan motivasi bagi para karyawan/ karyawati

khususnya. Penyelenggaraan Haji dan Umrah agar lebih bersikap baik, ramah, santun dalam memberikan pelayanan terhadap jamaah haji

3) Sebagai rujukan bagi Kantor Kementerian Agama Kota lain yang

(18)

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data desrikrif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang di amanati. Untuk memahami istilah penelitian ini, perlu kiranya dikemukakan teori

menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “ Metode Kualitatif ialah

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamanati.

Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara (holistic)

utuh.6 Dalam hal ini penulis memilih metode kualitatif ini, agar dapat

memperoleh data yang lengkap dan akurat.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat yang terdapat sekelompok orang yang dapat memberikan informasi refresentatif, mereka terdiri dari, Kasi haji dan staff

jajarannya serta jamaah haji tahun 2009 yang telah dibantu oleh Kantor

Kementerian Agama Kota Jak-Bar melalui pelayanan haji yang diberikan. Sedangkan yang menjadi Objek penelitian skripsi ini adalah Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009.

6

(19)

8

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di KANTOR KEMENTERIA AGAMA KOTA JAKARTA BARAT. Jl. Perdana No.10 Wijaya Kusuma Telp. (021) 5663501. Waktu penelitian dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Maret 2010.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam tehnik pencatatan yang digunakan adalah dengan cara merekam menggunakan tape recorder lalu mencatat kembali hasil

wawancara sesuai apa adanya, dan Field Risearch (Penelitian Lapangan),

penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung ke lapangan

(objek) penelitian di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat

sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan data (Primer)

penelitian diantaranya:

a. Observasi

Observasi adalah usaha memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan secara akurat serta mencatat fenomen yang muncul dan mempertimbangkan

hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.7

b. Wawancara

Wawancara (interview) ialah Tanya jawab lisan antara penulis

dengan Kasi Haji, Staff Jajarannya, serta jamaah haji tahun 2009

secara langsung.8 Penulis menggunakan teknik interview bebas

7

Masri Sigarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, h. 3

8

(20)

terpimpin, yaitu penulis menggunakan beberapa pertanyaan kepada responden yang telah penulis persiapkan, lalu dijawab oleh pemberi

data (Responden) dengan bebas dan terbuka.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.9 penulis mengunakan data-data dan

sunber-sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profile, company, arsip-arsip, maupun diktat-diktat pelayanan haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dan lain sebagainya yang dapat mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian. Selanjutnya dengan menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis memahami seksama, kemudian memberikan interpretasi sesuai

kecenderungan dan Freme Of Thingking. Dalam teknik penulisan

skripsi ini, penulis berpedokan pada buku” pedoman skripsi, tesis, dan disertasi ” yang ditertibkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2007

5. Analisa Data

Dalam menganalisa data penulis mengunakan metode deskriptif, metode deskriptif adalah langkah-langkah dalam melakukan representasi objektif tentang gejala-gejal yang terdapat dalam maslah yang diselidiki,

9

(21)

10

dengan kata lain, metode ini tidak terbatas sampai pada pengumpulan data. Tetapi meliputi juga analisis dan interpretasi tentang arti data itu.10

6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku. Pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), yang disusun oleh tim penulis UIN JAKARTA dan di terbitkan oleh CEQDA UIN Jakarta pada tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang ibadah haji tapi ada suatu skripsi yang hampir sama dengan skripsi yang akan penulis teliti, judul- judul skripsi tersebut adalah:

1. Nita Megahayanti “ Sistem Pelayanan Haji dan Umrah PT. Altular Wisata

Mulia Jakarta” Pembahasan yang ada pada skripsinya adalah mengenai upaya PT. Altular Wisata Mulia Jakarta dalam pelayanan haji. Serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan ibadah haji.

2. Feri Rahamawati “ Strategi Harga Lazuardi For Umrah And Hajj Jakarta

Timur Dalam Meningkatkan Jumlah Jamaah Haji Dan Umrah.‘’ Skripsi mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah 2009 yang berisi tentang. strategi

10

(22)

harga lazuardi for umrah and hajj jakarta timur dalam meningkatkan jumlah jamaah haji dan umrah. Dalam meningkatkan harga bagi calon jamah haji dan umrah, agar strategi yang dimiliki mampu menjadikan segmen pasar agar tertarik kepadanya.

3. Hj. Nurahyani “ Pelayanan Haji Dan Umrah PT. Nurul Amanah Sirindo

Jakarta Terhadap Jamaah.‘’ Skripsi mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah tahun 2006 berisi tentang, pelayanan haji dan umrah PT. Nurul amanah sirindo jakarta terhadap jamaah. Dalam memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan pelaksanaan ibadah haji dan umrah pada jamaah, serta factor pendukung dan penghambat pelayanan haji.

Demikian tinjauan pustaka ini penulis lakukan dimana perbedaan bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi-skripsi terdahulu terlihat pada objek penelitiannya bahwa pada penelitian terdahulu hanya menjelaskan Sistem Pelayanan Haji Dan Umrah, Strategi Harga Lazuardi For Umrah And Hajj, Pelayanan Haji Dan Umrah PT. Nurul Amanah Sirindo. Sedangkan penulis memberi judul skripsi ini dengan judul “ Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009, dimana penulis memaparkan tentang Strategi apa yang dilakukan dan pelayanan apa saja yang diberikan kepada jamaah haji.

(23)

12

dengan judul “Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009”.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, dengan susunam sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUANTEORITIS

Terdiri dari beberapa hal diantaranya pengertian Strategi, Pengertian Pelayanan, Service Triagle, Total Quality Service, Manajemen Pelayanan dan Ciri-ciri Pelayanan yang Baik Serta Pengertian Jamaah Haji

BAB III: GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KOTA JAKARTA BARAT

(24)

BAB IV: ANALISA STRATEGI PELAYANAN HAJI KANTOR

KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT

TERHADAP JAMAAH HAJI TAHUN 2009

Terdiri dari: Pelayanan ibadah haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat terhadap jamaah haji tahun 2009, baik dari segi administrasi, dokumentasi, transportasi, akomodasi, kesehatan, konsumsi, manasik. Serta strategi pelayanan apa yang dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat terhadap jamaah haji tahun 2009. Dan yang terakhir analisis penulisan dalam meneliti berbagai kegiatan di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khusnya Penyelenggaraan Haji dan Umrah .

BAB V: PENUTUP

(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni berperang” Suatu strategi memiliki dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat

untuk mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari Yunani, yaitu stratogos,

yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan sebagai negeralship atau suatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat

rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan peperangan.1 dari

Awalnya, istilah ini lebih banyak dikenal dalam dunia militer. Strategi berarti sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral, strategi dalam peperangan adalah pengaturan cara untuk memenangangkan peperangan. Di samping itu sacara lebih bebas perkataan “Strategi sebagai teknik dan taktik dapat diartikan juga sebagai “ kiat ’’seorang komandan untuk memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utamanya”. Kondisi itu menunjukan bahwa selain strategi, teryata terdapat unsur tujuan memenangkan perang yang sangat penting pengaruh dan peranannya dalam memilih dan mengarahkan strategi peperangan, sehingga disebut

1

Setiawan Hari Purwono dan Zalkiflimsnsyah. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. (Jakarta : LembagaPenerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 20

(26)

sebagai “Tujuan Startegik”.2 Oleh karena itu pengertian yang paling umum dan tua tentang istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jendral dalam peperangan. Hal ini terlihat dari apa yang dimuat dalam oxford pocket dictionary strategi adalah seni perang, khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya.

Sedangkan dari segi terminologi penulis lebih banyak menguraikan pengertian strategi menurut sebagian orang yang didefinisikan sebagai berikut, di antaranya:

a. Stainer dan Minner dalam bukunya Manajemen Strategic

mengatakan bahwa strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dalam mengingat kekuatan external maupun internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,

sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.3

b. Chandler yang dikutip oleh supriono dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis mengatakan bahwa strategi

adalah penentuan dasar goal jangka panjang dan tujuan perusahaan

serta pemakaian cara-cara dan alokasi sumner-sumber yang diperlukan

untuk mencapai tujuan.4

2

H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), h. 147

3

George Steiner dan Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta : Erlangga), h. 20

4

(27)

16

c. Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan

Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa : strategi dan taktik adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata tajam dan tenaga manusia sedangkan dalam bidang militer dan taktik adalah suatu cara atau tehnik memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya. 5

d. Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi

Teori dan Praktek, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.6

e. Sondang Siagian dalam bukunya yang berjudul Analisis Serta

Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi, menyatakan bahwa strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan

tenaga yang tersedia, sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.7

Dari beberapa pengertian di atas, dan menurut penulis, strategi hakikatnya perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, pada dasarnya perencanaan dan manajemen harus didasari dengan strategi agar perencanaan dan manajemen yang kita lakukan serta rencanakan memiliki nilai yang berbeda agar dapat meraih tujuan yang kita harapkan.

5

Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung : Mizan, 1990), h. 4

6

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1999), h. 3

7

(28)

Dan dari beberapa definisi diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan tentang strategi yaitu :

1. Strategi merupakan dasar kunci utama untuk mencapai tujuan yang kita

harapkan bersama.

2. Dalam perencanaan tujuan organisasi perlu alternatif strategi yang di

pertimbangkan dan harus dipilih

3. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang diperlukan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan

4. Strategi yang di pilih harus di implementasikan oleh organisasi dan

akhirnya harus di evaluasi terhadap strategi tersebut.

Dalam Buku H. Hadari Nawawi manajemen strategi organisasi non profit mengatakan: “Manajemen Strategi adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategik) yang berorintasi pada jangkauan masa depan

yang jauh (disebut VISA), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen

puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan

organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha

menghasilkan sesuatu (perencanan operasional untuk menghasilkan barang/ jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimaliasi

pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi) dan berbagai sasaran (Tujuan

Operasional) organisasi.8

Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek yakni bentuk dan isi strategi. Dari segi bentuk memperlihatkan strategi sebagai suatu rencana, maka

8

(29)

18

strategi dirumuskan sebelum kegiatan dilaksanakan dan berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang akan dilaksanakan.

Dari aspek isi. Strategi merupakan sasaran perusahaan dan program untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dalam periode tertentu. Sasaran dalam program tersebut dirumuskan berdasarkan asumsi-asumsi mengenai situasi saat ini dan hasil prediksi tentang masa depan perusahaan. Berdasarkan krakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah proses rencana yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi berisikan sasaran dan program jangka panjang yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan guna menghadapi peluang dan ancaman dari luar.

Karena strategi adalah sebagai suatu alat untuk mencapai suatu tujuan

perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat9

a. Menyatu (unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam

perusahaan

b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam

perusahaan

c. Integral (Integrated), yaitu strategi akan cocok/ sesuai dari seluruh

tingkatan.

2. Proses Strategi

Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa adanya pengemudi,

9

(30)

bergerak terputus dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti

pengembara, tanpa adanya tujuan tertentu.10

Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan: Perumusan Masalah, Implementasi Strategi dan Evaluasi Strategi.

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif memilih

strategi untuk dilaksanakan.11 Dalam perumusan strategi juga ditentukan

suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.

Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipandukan menjadi kerangka kerja diantaranya:

1) Tahap Input (Masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi.

2) Tahap Pencocokan

Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada penghasilan strategi alternatif yang layak dengan mengadukan faktor-faktor eksternal dan internal.12

10

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3

11

Ibid, h. 15

12

(31)

20

3) Tahap Keputusan

Menggunakan satu macam teknik, di peroleh dari input sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam tahap ke- 2.13

Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan dengan tujuan, artinya peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil yang besar baik bersifat internal maupun eksternal.

b. Implementasi Strategi

Implementasi srtategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

memanfaatkan system informasi yang masuk.14

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya yang mendukung, strategi merupakan usaha yang dilakukan dalam mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses memerlukan dukungan yang di siplin, motifasi dan kerja keras.

13

Ibid, h. 198

14

(32)

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Ada tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:

1) Meninjau faktor-faktor ekternal dan internal yang menjadi dasar

strategi. Adapun faktor perubahan eksternal seperti tindakan yang dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi suatu hambatan dalam mencapai tujuan begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan). Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang telah terjadi.

3) Mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang

sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi harus dirumuskan. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan korektif sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka situasilah tindakan korektif diperlukan.15

15

(33)

22

Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang telah baik untuk lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi, dan meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korektif harus konsisten secara internal dan bertanggungjawab secara sosial. Evaluasi strategi diperlukan kerena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa depan. Evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai.

Evaluasi perlu untuk semua organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan pertanyaan dan asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang kreativitas.

3. Faktor - Faktor Strategi

Kesadaran bagi setiap orang baik individu atau kelompok organisasi, baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis tentang tujuan yang hendak dicapai akan berubah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dan sebuah usaha-usaha yang mengerahkan pada penyampaian tujuan disebut strategi.

Suatu strategi harus efektif dan jelas karena ia mengarahkan organisasi kepada tujuannya untuk itu konsep suatu strategi memperhatikan faktor-faktor penetapan strategi, diantaranya :

a. Lingkungan

(34)

kehidupan manusia. sebagai individu masyarakat, tidak hanya kepada cara fikir tetapi juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan dan pandangan hidup.

b. Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan kebajikan organisasi yang ada.

c. Kepemimpinan

S. P Siagan memberikan definisi tentang kepemimpinan yakni “Seorang pemimpin adalah orang tertinggi dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang ada dalam

lingkungan baik itu eksternal atau internal berbeda.16

B. Konsep Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan

sebagai kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.17

Pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah.18

Dari beberapa pengertian tentang pelayanan para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain. Diantara

16

S. P. Siagan, Manajemen Modern ( Jakarta: Masagung, 1994), cet. Ke-2, h. 9

17

Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, Cet ke-2, h. 646

18

(35)

24

para ahli yang mengemukakan pendapat tentang pelayanan yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Philip Kottler, “Pelayanan dapat diartikan suatu aktifitas yang

bermanfaat yang diberikan oleh satu atau beberapa pihak kepada pihak lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan yang pada dasarnya bersifat tidak terwujud dan tidak akan menimbulkan

kepemilikan apapun kepada yang menerimanya.19

b. Sedangkan menurut H. N. Casson, mendefinisikan pelayanan sebagai

tindakan-tindakan yang dinyatakan atau dikerjakan untuk menyenangkan, memberi petunjuk atau memberi keuntungan kepada

pembeli dengan tujuan atau menciptakan goodwill atau nama baik

serta meningkatkan penjualan serta pendapatan.20

c. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan

melalui aktifitas orang lain yang langsung diterima, atau dapat dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan orang lain agar masing-masing memperoleh keuntungan yang diharapkan

dan mendapat kepuasan.21

19

[image:35.595.111.515.182.541.2]

Philif Kottler, Marketing Management: Analisis Planning Implementation and Control Figh Edition New Jersey: (Prentice Hall,1994), h. 446

20

Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis Dalam Berusaha, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), h. 93

21

(36)

d. Pelayan menurut Atep Adya Barata adalah “segala usaha penyediaan fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau

pelanggan sebelum dan sesudah terjadinya transaksi”.22

Sedangkan definisi pelayanan yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos “pelayanan adalah suatu aktivitasa atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan

untuk memecahkan permasalahan konsumen/ pelanggan. 23

Bahwa dapat dikatakan pelayanan sebagai bantuan dalam kebaikan yang bermanfaat dan saling menghasilkan satu sama lain atau dapat dikatakan sebagai manfaat dari hasil karya yang bukan komoditi yang nyata, artinya hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung.

Pengertian dari service of excellence adalah yang berkaitan dengan

jasa pelayanan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk memberikan rasa kepuasan, dan membutuhkan kepercayaan terhadap pihak pelanggannya (konsumen), sehingga mereka merasa dipentingkan atau diperhatikan dengan baik dan wajar. Memenangkan strategi persaingan dalam bisnis jasa pelayanan melalui kiat pelayanan prima tersebut, tidaklah cukup hanya melakukan suatu proses administrasi dengan cepat, tetapi “bagaimana” memperlakukan para pelanggan yang sedemikian rupa sehingga memperlihatkan cara kita dapat melayani

22

Atep Adya Barata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK, (Bandung: Armico, 1999), h. 93

23

(37)

26

dengan sebaik mungkin serta menumbuhkan kesan atau persepsi yang

positif dari pihak para pelanggan (costomer oriented).24 Ada dua Teori

pelayanan berkualitas yang dikemukakan oleh Karl Albert, yaitu Service

Triagle dan Total Quality Service.

a. Service Triagle

Yaitu suatu model interaktif manajemen pelayanan yang menghubungkan antara perusahaan dengan pelanggan/ jamaah. Model tersebut terdiri dari 3 elemen, yaitu:

1) Strategi Pelayanan

Adalah strategi untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan/ jamaah dengan kualitas sebaik mungkin sesuai dengan standar oleh perusahaan atau lembaga pemerintah.

2) Sumber Daya Manusia Yang Memberikan Pelayanan

Orang yang berinteraktif secara langsung maupun tidak langsung dengan pelanggan/ jamaah harus memberikan pelayanan secara tulus, responsif, ramah, fokus dan menyadari bahwa kepuasan dan kenyamanan pelanggan/ jamaah adalah segalanya.

3) Sistem Pelayanan

Adalah dengan prosedur pelayanan kepada pelanggan yang melibatkan seluruh fasilitas fisik termasuk sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan atau lembaga pemerintah lainnya.

24

(38)

b. Tolat Quality Service

Pelayanan mutu adalah kemampuan perusahaan atau lembaga pemerintah untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada orang yang berkepentingan dengan pelayanan yaitu: pelanggan, pegawai, dan pemilik.

Dalam Total Quality Manajeman, baik pelanggan internal maupun

pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas jasa yang disampaikan kepada mereka (jamaah), sedangkan pelanggan internal tenaga kerja, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan jasa. 25

Pelayanan mutu terpadu memiliki 4 elemen penting yang saling terkait:

1) Strategi Formatif

Adalah petunjuk arah dalam memberikan pelayanan berkualitas kepada pelanggan/ jamaah sehingga perusahaan atau lembaga pemerintahan dapat mempertahankan.

2) Education, Training and Communication

Adalah tindakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu memberikan pelayanan berkualitas, mampu memahami keinginan dan harapan pelanggan/ jamaah

3) Process Improvement

Adalah desain ulang berkelanjutan untuk menyempurnakan proses pelayanan kepada pelanggan.

25

(39)

28

4) Assesment Measurement and Feeddback

Adalah penelitian dan pengukuran kinerja yang telah dicapai oleh karyawan atas pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan/ jamaah.26

2. Manajemen Pelayanan

Agar dapat mengetahui definisi manajemen pelayanan, sebelumnya harus memahami pengertiannya. Oleh karena itu dibawah ini akan diuraikan tentang definisi manajemen sebagai berikut. Dalam kamus manajemen, arti dari istilah manajemen diantaranya adalah: manajemen, pengurus, kepemimpinan, ketatalaksanaan, ketatapengurusan, pengelolaan

dan sebagainya.27 Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

manajemen berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.28

Kata manajemen dari bahasa inggris, yaitu to manage, yang

sinonimnya antara lain to handle, berarti mengurus, to guide, berarti

pemimpin atau membimbing dan to control berarti memeriksa, jadi dilihat

dari asal katanya, manajemen berarti mengurus, membimbing,

pengawasan, atau memimpin.29

26

Nur Siti Aliya, Pelayanan Prima Kantor Departemen Agama Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji, (Jakarta: 2008), h. 26-27

27

Moekijat, Kamus Manajemen, (Bandung: Cv. Mandar Maju, 1990), Cet ke-4, h. 290-291

28

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 623

29

(40)

Dengan sangat bervariasi para ahli manajemen mendefinisikan manajemen dari sudut pandang mereka. Dapat dikemukakan mengenai

batasan-batasan pengertian manajemen oleh George R Terry, yang

dikutip oleh Rosady ruslan sebagai berikut: manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui

memanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.30

Berdasarkan pengertian di atas manajemen pelayanan dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, mengimplementasikan rencana, mengkordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.31

Menurut A.S Moenir yang dimaksud dengan manajemen pelayanan adalah manajemen proses, yaitu sisi manajemen yang mengatur dan mengendalikan proses pelayanan, agar mekanisme kegiatan pelayanan dapat berjalan tertib, lancar tepat mengenai sasaran dan memuaskan bagi

pihak yang harus dilayani.32 Untuk dapat menyelenggarakan manajeman

pelayanan dengan baik, ada prinsip-prinsip manajemen pelayanan yang dapat dipakai sebagai acuan, prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah sebagai berikut Identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya

a. Sediakan pelayanan yang terpadu (one- stop- shop)

30

Rosady Ruslan, Manajemen Humas, h. 1

31

Ibid, h. 2

32

(41)

30

b. Buat system yang mendukung pelayanan konsumen

c. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab terhadap

kualitas pelayanan

d. Layanilah keluhan jamaah secara baik

e. Karyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen/ jamaah

f. Bersikap tegas tetapi ramah terhadap konsumen/ jamaah

g. Jalin komunikasi dan intraksi dengan jamaah.33

3. Strategi Pelayanan Haji

a. Strategi Pelayanan

Sebaimana telah kita ketahui bahwa pengertian strategi pelayanan adalah proses rencana bantuan utama dalam kebaikan yang bermanfaat dan saling menghasilkan satu sama lain yang juga bersifat menyeluruh dan terintegrasi berisikan sasaran dan program jangka panjang yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan atau

instansi guna menghadapi peluang dan ancaman dari luar. Pemberian

pelayanan atau jasa yang baik pada jamaah haji akan memberikan kepuasan

kepada para jamaah yang akhirnya menciptakan loyalitas terhadap karyawan (staf

haji) yang bersangkutan. Bila pelayanan atau jasa itu akan di persepsikan baik

dan memuaskan, sebaliknya bila pelayanan atau jasa yang diterima lebih rendah

33.

(42)

dari yang diharapkan maka kualitas pelayanan atau jasa itu akan di persepsikan

buruk.34

Strategi pelayanan yang dilakukan oleh pihak Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya Kasi Haji dan Umrah bahwa strategi yang dilakukan oleh karyawan/ staff bagian haji antara lain:

Pertama yaitu menyiapkan diri dengan menggunakan fasilitas yang ada bahwa sesuai dengan aturan kepegawaian bahwa pegawai itu masuk bekerja mulai jam 08:00-16:30 Wib, kami melayani masyarakat sesuai dengan ketentuan yang ada, dan kami juga dapat melayani masyarakat yang ingin mendaftarkan dirinya untuk pergi haji pada jam-jam istirahat dikarenakan masyarakat datangnya tidak menentu, maka dari itu kami harus tetap melayani mereka.

Kedua adalah via telepon serta jemput bola dalam arti mendatangi jamaah apabila tidak jelas dengan akuransi SPPH.

Ketiga dengan menginformasikan kepada jamaah yang ikut dalam rombongan yayasan KBIH melalui ketua yayasan tersebut. Dan apabila belum ada jawaban, maka kami akan mencari alamat jamaah tersebut dengan jelas.

b. Implementasi Strategi Pelayanan Haji

Tahap penerapan merupakan suatu yang paling vital bagi keberhasilan suatu organisasi perusahaan. Tahap adanya penerapann yang paling efektif, akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Pada tahap ini dibutuhkan suatu aktifitas yang luas dan membutuhkan komitmen serta

34

(43)

32

kerjasama dari seluruh unit tingkat dan petugas jika suatu organisasi ingin berhasil.

Implementasi strategi pelayanan haji yang dituangkan dalam bentuk memberikan brosur, memasang spanduk di depan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat agar menarik masyarakat Kota Jakarta Barat yang ingin menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, yang meliputi sebagai berikut:

1. Spanduk yang dipasang di depan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta

Barat untuk menarik minat masyarakat Kota Jakarta Barat yang ingin menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, dalam pelaksanaan strategi tersebut dapat memberikan kemudahan informasi bagi jamaah haji.

2. Seminar pasca haji yang dilakukan setelah jamaah haji pulang dari Tanah

Suci, dan dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.

3. Menerbitkan majalah yang didalamnya akan membahas tentang

informasi-informasi kegiatan keagamaan yang berada di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.

Ketika calon jamaah haji ingin mendaftarkan dirinya untuk pergi haji dan akan dijelaskan tentang beberapa persyaratan-persyaratan, program bimbingan ibadah haji, biaya, akomodasi dan lain-lain.

(44)

Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah berupaya memberikan pelayanan terhadap jamaah haji seperti, administrasi, dokumentasi, transportasi, akomodasi, kesehatan, ketring, serta manasik haji.35

c. Evaluasi Srategi Pelayanan Haji

Penyelenggaraan ibadah haji bukan tidak diawasi. Pengawasan dilakukan oleh DPR-RI sejak perencanaan, yaitu penentuan komponen biaya penyelenggaraan haji. Pengawasan DPR-RI juga dilakukan pada saat pelaksanaan, pemantauan operasiaonal sampai dengan evaluasi. Dan dalam mengevaluasi strategi pelayanan haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, penulis menggunakan pendekatan SWOT yang terdiri dari:

1. Strenght (kekuatan)

Kekuatan dalah keuntungan yang dimiliki, kekuatan strategi pelayanan haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat tahun 2009 adalah dengan dasar hukum yang dimiliki oleh Pemerintah tentang penyelenggaraan ibadah haji antara lain:

a. Undang-undang No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji “Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan

pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui

system dan manajemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan

Ibadah haji dapat berjalan dengan aman, lancer dan nyaman sesuai

35

(45)

34

dengan tuntutan Agama serta jamaah haji dapat melaksanakan ibadah

haji secara mandiri sehingga agar memperoleh haji mabrur”

b. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.20 Tahun 2007 Tentang

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1428 H/ 2007 M

Besarnya BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usulan Menteri setelah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia”

c. Keputusan Menteri Agama No.373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kantor Wilayah Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota sebagaimana telah diubah dengan keputusan Menteri Agama No. 480 Tahun 2003.

d. Peraturan Menteria Agama No. 15 tahun 2006 Tntang Petunjuk

Pelaksanaan Ibadah Haji.

e. Dalam Pelayanan memakai alat-alat yang lebih modern dengan fasilitas

selain SISKOHAT, Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat juga mengadakan photo langsung di scan di Kantor dan cap jari asli bagi jamaah yang mendaftar agar dapat disimpan dikomputer.

2. Weakness (kelemahan)

Kelemahan adalah keterbatasan yang dimiliki oleh organisasi, kelemahan strategi pelayanan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji:

a. Karena haji merupakan agenda perjalanan tahunan yang wajib dilakukan

(46)

bahwasanya kelemahan instansi Pemerintah adalah tidak dapat memberangkatkan semua calon jamaah haji yang telah melunasi sampai menunggu porsi yang di berangkatkan dari Saudi Arabia, sehingga banyaknya jamaah yang tidak sabar menunggu akan berpaling untuk menggunakan jasa travel yang lebih cepat.

b. Kurangnya sarana yang disediakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota

Jakarta Barat terutama tempat duduk bagi calon jamaah haji ketika pendaftaran SPPH maupun pelunasan.

c. Letak kantor yang kurang strategis dari jalan raya/ besar, sehingga banyak

dari kalangan masyarakat yang tidak mengetahui letak Kantor tersebut.

3. Opportunity (peluang)

Peluang adalah strategi yang menguntungkan, peluang yang dapat dimanfaatkan dalm Strategi Pelayanan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji adalah:

a. Dengan adanya kasus trevel yang menyengsarakan jamaah di Tanah Suci

merupakan peluang bagi instansi Pemerintah sebagai pengembalian kepercayaan jamaah agar mereka berpaling menggunakan jasa atau pelayanan instansi pemerintah yang lebih bertanggung jawab kepada para jamaah haji

b. Penanganan yang dilakukan secara langsung oleh karyawan terkait ketika

(47)

36

Kota Jakarta Barat untuk memberikan cap jempol, sebagai tanda pada paspor.

4. Threats (ancaman)

Ancaman adalah kendala yang tidak menguntungkan. Ancaman yang dihadapi pada strategi pelayanan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat adalah:

a. Adanya trevel- trevel haji yang menjanjikan kelebihan yang dimiliki dan

ditawarkan dalam perjalanan haji, sehingga bagi kalangan yang mempunyai dana lebih, mereka lebih memilih trevel haji yang sudah tentu menjanjikan segala kebaikan dengan segala fasilitas yang baik dan relative memakan wakyu yang singkat.

b. Banyaknya KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) yang membantu

calon jamaah haji bagi mereka yang tidak ingin repot.36

C. Konsep Jamaah Haji

1. Pengertian Haji

Haji menurut pengertian bahasa,”berarti berniat pergi, bermaksud, atau menuju ke suatu tempat tertentu”.37

Haji dalam pengertian istilah para ulama, ialah menuju ke Ka’bah untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Atau dengan perkataan

36

H. Madroji Alamsyah SH. S Ag, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 29 April 2010)

37

(48)

bahwa haji adalah mengunjungi suatu tempat tertentu dengan melakukan

suatu pekerjaan tertentu.38Sebagaiman firman Allah, berikut ini:

َ َﻌَﺟ

ﷲا

َﺔَﺒْﻌَﻜْا

َﺖْﻴَﺒْا

َﺮَﺤْا

ما

ﺎًﻣﺎَﻴِﻗ

ِسﺎﱠﻨ ِ

)

ةﺪﺋﺎﻤﻟا

:

97

(

Artinya: ”Allah telah menjadikan ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat

(peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia”. (QS. Al-Maidah : 97)39

Melaksanakan kewajiban haji, hanya sekali seumur hidup. Oleh karena itu, haji merupakan salah satu rukun Islam yang kelima yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya. Salah satu bukti bahwa haji merupakan Ibadah Mahdoh (Bersifat Vertikal).

Haji menurut syara’ adalah: sengaja mengunjungi Ka’bah untuk melaksanakan serangkaian amal ibadah sesuai dengan syarat dan rukun tertentu. Sebagaiman firman Allah, yaitu:

ِﷲَو

ﻰََ

ِسﺎﱠﻨ ا

ِﺣ

ِﺖْﻴَﺒْا

ِﻦَﻣ

َعﺎَﻄَﺘْﺳا

ِﻪْﻴَِإ

ًﻼﻴِﺒَﺳ

)

لا

ناﺮﻤ

:

97

(

Artinya: ”Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,

yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah”. (Al-Imran:97). 40

Perintah haji yang diturunkan pada tahun itu belum dilakukan oleh Nabi dan Kaum Muslimin setahun kemudian, yaitu pada tahun ke-10 Hijriah. Ibadah haji merupakan ibadah yang besar yang setiap saat orang dapat menunaikannya, karena melaksanakan Ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik disamping kekuatan dana bagi muslim yang tinggal jauh

38

Ibid, h. 228

39

Departemen Agama RI, Hikmah Ibadah Haji, h. 4

40

(49)

38

dari Mekkah. Oleh karena itu, Allah hanya mewajibkan bagi orang-orang

yang mampu hal yang perlu dicermati adalah konsep Istitha’ah, sebagai

prasyarat utama bagi jamaah haji. Konsep istitha’ah yang selama ini

banyak dipahami umat Islam tampaknya baru sebatas kemampuan

ekonomi. Padahal dalam kajian yang bersifat teologis, Istitha’ah juga

menunjukan pada nilai kemampuan yang bersifat spirit. Artinya, kemampuan ekonomi saja tidak cukup, tetapi perlu juga memiliki kemampuan dalam memahami potret lingkungan sosialnya, terutama bagi mereka yang sudah pernah haji. Bagi orang yang sudah berhaji, harusnya tidak egois mementingkan urusan haji berkali-kali tanpa menghiraukan

kondisi sosial yang masih memperhatikan seperti sekarang ini.41

2. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

Biaya penyelenggaraan ibadah haji berasal dari jamaah haji yang membayar sejumlah dana untuk menunaikan Ibadah haji kepada menteri Agama melalui Bank-bank Pemerintah/ swasta yang ditunjuk Pemerintah. Penunjukan bank-bank penerimaan setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji dilakukan oleh Menteri Agama setelah mendapat pertimbangan Gubernur Bank Indonesia. Yang disetor oleh jamaah, inilah yang disebut dengan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Besarnya BPIH Berbeda-beda setiap tahunnya sesuai dengan flaktulasi nilai tukar mata uang asing dan kondisi

perekonomian serta besar pengeluaran biaya penyelenggaraan haji.42

41

Muhammad M. Basyuni, Esai-Esai Keagamaan, (Jakarta: FDK Press, 2008), h. 254

42

(50)

Penyetoran BPIH dapat dilakukan diseluruh kantor Cabang BPS BPIH dalam satu propinsi domisili jamaah haji yaitu:

a. PT. Bank BRI

b. PT. Bank BNI (termasuk BNI Syariah)

c. PT. Bank BTN

d. PT. Bank Mandiri

e. PT. Bank Syariah Mandiri

f. PT. Bank Muamalat Indonesia

g. PT. Bank DKI Jakarta

h. PT. Bank Bukopin (termasuk Syariah Bukopin).43

3. Pengelompokan Jamaah Haji

Didaerah Tk. II (sesudah masa pendaftaran ditutup) jamaah haji dikelompokan sebagai berikut:

a. Regu, terdiri dari 10 orang ketua regu yang dipilih dari dan oleh anggota

regu dengan tugas membimbing dan menjaga keutuhan regu.

b. Rombongan terdiri dari 50 orang yaitu: 5 regu termasuk seorang ketua

rombongan.

c. Kloter ( kelompok terbang terdiri dari 7 s/d 9 rombongan ( lebih kurang

355 s/d 480 orang), dipimpin oleh ketua/ TPIH kloter dari daerah yang bersangkutan dan bertugas mengkoordinasikan pimpinan rombongan agar tetap berada dalam satu kloter dan satu maktab atau muzawwir.

43

(51)

40

4. Perbekalan Jamaah Haji

Untuk mempersiapkan perbekalan haji, Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji menentukan asumsi-asumsi jumlah jamaah berdasarkan Quato yang ditetapkan. Asumsi jumlah jamaah ini dimaksudkan sebagai pegangan untuk pengadaan perbekalan yaitu tentang buku-buku bimbingan-bimbingan,

obat-obat, dan jumlah petugas yang diupayakan lebih dini.44

44

(52)

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT

A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat

Ketika awal pembentukan Kantor Kementerian Agama (Departemen

Agama) pada tahun 1946, urusan penerangan Agama ditugaskan kepada suatu

unit bagian yang bernama Bagian Penyiaran, Penyelidikan dan Kebudayaan.

Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1946 Tertib Surat Keputusan Menteri

Agama Nomor 1185/K.7 yang mengubah nama bagian tersebut diatas menjadi

Bagian Penyiaran dan Penerangan, Singkat cerita.

Peraturan Menteri Agama No. 11 Tahun 1951 yang menetapkan

adanya Kantor-Kantor Penerangan Agama di Propinsi beserta tempat

kedudukannya, sebagai tambahan dan kelengkapan tugas penerangan,

ditiap-tiap KUA diangkat dua pegawai yang diserahi tugas, dimana ditiap-tiap-ditiap-tiap Kantor

Agama Propinsi memiliki Kantor-Kantor Kementerian Agama di tingkat

Kabupaten agar mempermudah Kinerja Kantor Kementerian Agama dalam

melayani masyarakat hingga lapisan yang paling bawah.

Dan pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat yang

pertama kali dipimpin oleh bapak. KH. Soemantri pada tahun 1980 hingga

tahun 1984 dimana pada kepemimpinan beliau untuk pengelolaan sekolah

keagamaan seperti Madrasah-madrasah dikelola oleh Unit Pendais dan untuk

pengelolaan pemberdayaan Masjid dikelola oleh Penais dan setiap seksi

(53)

42

dikepalai oleh Kasi atau Kepala Seksi dan untuk sekeretariat dibawah

Ka.Sub-Bag Tata Usaha dibantu oleh Kaur atau Kepala Urusan.

Setelah KH. Soemantri menjabat sebagai Kepala Kantor kemudian

digantikan oleh H. Gusti Abdurrahman pada masa kepemimpinan beliau pada

tahun 1984 sampai tahun 1988. Pada masa kepemimpinan H. Gusti

Abdurrahman tidak terdapat perbedaan dalam ruang lingkup struktur dan

masih memakai kebijakan dari Kantor Kementerian Agama Propinsi, dan pada

tahun 1988 hingga 1992 Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat

dipimpin oleh H. Ahmada Rohadi sama seperti sama-sama sebelumnya pada

kepemimpinan beliau juga tidak ada perubahan dalam ruang lingkup struktural

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dan kebijakan yang dipakai

sama seperti kebijakan-kebijakan yang dulu.

Setelah H. Ahmada Rohadi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat kemudian dipimpin oleh Drs. H. Memed Parta beliau memimpin Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dari periode tahun 1992 hingga tahun 1996 dan tidak banyak perubahan dengan periode-periode sebelumnya. Akhirnya pada tahun 1996- 2000 pada periode ini banyak sekali

perubahan-perubahan yang terjadi diruang lingkup Departemen Agama itu sendiri, seperti penambahan-penambahan unit kerja pada periode ini Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Bapak. Drs. Mas’ud Hasan.

(54)

Perencanaan Islam menjadi Pendidikan Agama Islam kepada masyarakat yang

secara struktural ditempatkan pada Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat. Sedangkan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji akan dibentuk dua Direktorat baru yaitu Direktorat siaran &

Tamaddhun Islam dan Direktorat Zakat & Wakaf. Namun tidak terbentuk tetapi pada tahun 2000, upaya tersebut dilakukan lagi hingga Direktorat Pendidikan Agama Islam pada masyarakat dan Pemberdayaan Masjid serta

masuk dalam struktur Direktorat Kelembagaan Islam berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 1 Tahun 2001 tentang, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.

Jadi peniadaan Direktorat Penerangan Agam Islam tidak ada hubungan

konsepsional sama sekali dengan peniadaan Penerangan pada pemerintahan

Presiden Abdurahman Wahid hal itu menjadi momentum untuk mewujudkan

cita-cita yang mulai diusahakan tahun 1997. Pada tahun 2000-2004 Kantor

Kementerian Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Drs. H. Damirin Mahdin pada

periode beliau banyak sekali perubahan yang terjadi dan adanya

kebijakan-kebijakan yang baru seperti perubahan nama untuk para kaur menjadi

kordinator kerja dan adanya penambahan seksi unit kerja serta diperbanyaknya

jabatan funsional sehingga adanya penambahan dalam unit kerja seperti

adanya Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Penyelengaraan Zakat dam Wakaf

serta unit Penamas yang merupakan singkatan dari Pendidikan Agama Islam

dan Pemberdayaan Masjid serta dipisahkan Pondok Pesantren dengan

Madrasah dinama keduanya tidak lagi digabung seperti dulu melainkan

(55)

44

Pada periode tahun 2004 hingga sekarang Kantor Kementerian Agama

Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Bapak H. Sutami. M. Pd beliau merupakan

pindahan dari Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur pada periode

beliau saat ini perubahan yang terjadi adalah diberinya kewenangan pada

Kantor Kementerian Agama Jakarta Barat untuk membuat surat Keputusan

tapi dibatasi hanya untuk golongan II dan karyawan Honorer dan sampai saat

ini belum ada perubahan-perubahan yang terlihat, oleh karena itu Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Barat merupakan bagian dari Kantor

Kementerian Agama Republik Indonesia yang mengembang tugas yang sama,

hanya sub kerja dan wilayah yang berbeda. Kantor Kementerian Agama

Jakarta Barat berada di Jl. Perdana No. 10 Wijaya Kusuma Tlp. 021- 5663501,

5647452, fax. 021- 5663501 Jakarta 11460, sedangkan Kantor Kementerian

Kementrian Agama Republik Indonesia berada di Jl. Lapangan Banteng Barat

No. 3-4 Jakrta 10710, fax 021- 3812306, tlp. 021- 3812306 – 3433004 –

3843005.

B. Visi- Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat 1. Visi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat

Visi dari Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat adalah:

“Tanggap dan terampil dalam mewujudkan kehidupan umat beragama

(56)

2. MisiKantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat

a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi dan manajemen

b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan bidang urusan

Agama Islam

c. Meningkatkan kualitas pelayanan dan Bimbingan Haji dan Umrah

d. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan penyelengaraan

Pendidikan pada Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada sekolah

umum serta sekolah luar biasa.

e. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan penyelenggaraan

Pendidikan keagamaan dan Pondok pesantren

f. Meningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan Pendidikan

Agama Islam pada Masyarakat dan pemberdayaan Masjid.1

“ Motto Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat ” “ IKHLAS BERAMAL”

C. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat

1. Tugas Pokok

a. Tugas Pokok Kementerian Agama RI

Kantor Kementerian Agama mempunyai Tugas membantu Presiden

dalam menyelenggarakan sebagai tugas umum Pemerintah dan

pembangunan dibidang Agama.

1

(57)

46

b. Tugas Pokok Kementerian Agama Kota Jakarta Barat

Menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan

pembangunan dibidang Agama diwilayah Kota Jakarta Barat sesuai

dengan keputusan Menteri Agama No. 45 Tahun 1981

2. Fungsi

a. Funsi Pokok Kementerian Agama RI

1) Penetapan kebijakan pelaksanaan, kebijakan teknis dan

pengendalian pelaksanaannya, pengelolaan kekayaan Negara serta

perumusan dan penyiapan kebijakan umum dibidang Agama

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi Kantor

Gambar

Figh Edition New Jersey: (Prentice Hall,1994), h. 446 20
Tabel I

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menggunakan konsep strategi politik untuk menganalisa pola pergerakan dari kader-kader HTI pasca pembubaran oleh pemerintah, dikarenakan HTI merupakan organisasi

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yangmemungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan system sebagai suatu jaringan proses fungsional yang

badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat adalah pengertian Farmasi Industri berdasarkanb. Surat Keputusan

Tunggal (2011: 1) menyimpulkan bahwa ”Six Sigma adalah suatu sistem yang komprehensif dan fleksible untuk mencapai, memberi dukungan dan memaksimalkan proses, yang berfokus

Dengan demikian maka uraian-uraian tertulis maupun lisan yang dilakukan secara objective, zakelijk dan ilmiah mengenai sesuatu agama, yang disertai dengan usaha

Penelitian ini dilakukan denga tujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kecerdasan emosional dengan kekerasan dalam pacaran pada siswa kelas XII Bahasa

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui: (1) perkembangan usaha kelompok baik dari segi usaha maupun dari aspek finansial kelompok usaha; (2) produktivitas

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan kerja guru, dan motivasi terhadap kinerja guru SMK Yasiha Gubug Grobogan.. Data