TESIS
OLEH:
SRI IDA ROHYANI NIM: 200403011
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2022
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMI COVID-19
OLEH:
SRI IDA ROHYANI NIM: 200403011
Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagaian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2022
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMI COVID-19
PEMBIMBING:
1. Dr. AHMAD SULHAN, M.Pd.I.
2. Dr. MOHAMMAD IWAN FITRIANI, M.Pd.
OLEH:
SRI IDA ROHYANI NIM: 200403011
Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagaian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2022
ABSTRAK
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMI COVID-19 Oleh
SRI IDA ROHYANI NIM. 200403011
Tujuan dari Pendidikan di Indonesia adalah adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pembelajaran yang menyenangkan menjadi bagian yang penting dari sebuah proses belajar. Pembelajaran yang menyenangkan merupakan pembelajaran yang di desain sedemikian rupa, sehingga memberikan suasana penuh keceriaan dan yang paling utama tidak membosankan.. Hal ini juga berlaku pada era pandemic COVID-19 saat ini. Pendekatan Penelitian yang digunakan adalah pendekatan Kualitatif. Jenis penelitian adalah deskriptif data hasil penelitian dideskripsikan atau dijabarkan dalam bentuk uraian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer yang diperoleh langsung dari informan dan data sekunder diperoleh dari buku-buku yang relevan dengan masalah yang diteliti. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara logis dan sistematis Keabsahan data dilakukan agar hasil penelitian benar-benar valid dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perencanaan pembelajaran oleh guru-guru di SDN 3 Batunyala dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan semua elemen steakholder Pendidikan yang ada di sekolah. Implementasi dan evaluasi pembelajaran oleh guru juga dilaksanakan secara partisispatif dan guru mampu mengoptimalkan peran orang tua siswa. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pengaplikasian management pembelajaran berdampak positif pada kegiatan belajar mengajar meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19.
Kata Kunci : Manajemen, Pandemi COVID-19
ABSTRACT
MOTTO
Q.S Al-Fathir, Ayat 28
َ هاللّٰ ىَشاخَي اَمَّنِا ََۗكِلٰذَك ٗهُنا َوالَا ٌفِلَتاخُم ِماَعانَ الْا َو ِ بۤا َوَّدلا َو ِساَّنلا َنِم َو ٌزاي ِزَع َ هاللّٰ َّنِا َۗاُؤ ٰۤمَلُعالا ِهِداَبِع انِم ٌر اوُفَغ
Terjemahan
“Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama (Orang yang memiliki ilmu). Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.”
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada kedua oranng tua, suami, anak-anakku, adik- adik, dan semua keluarga besarku.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,peneliti panjalkan kchadiral Allah SWT,karena atas berkat rahmat dan taufik serta hidayah Nya peneliti dapat menyelesaiakan penyusunan tesis ini.Selawat serta salam semoga dilimpahkan kopada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya sampai akhir zaman.Maksud dari penyusunan tesis dengan judul Manajemen Pembelajaran Di Era Pandemi Covid-19 ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai kebulatan studi pada Program Pascasarjana UIN Mataram.
Dalam penyusunan tesis ini peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk lebih sempurnanya dan bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.
Dengan selesainya penyusunan tesis ini, peneliti mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan,saran-saran dan informasi yang sangat berharga kepada peneliti yaitu:
1. Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.I selaku Pembimbing I dan Dr.Muh. Iwan Fitriani, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan,masukan dan bimbingan dalam penyelasaian tesis ini.
2. Dr. Mohamad Thohri, SS. M.Pd, selaku Ketua Program Studli Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Mataram;
3. Prof. Dr. H. Fahrurrozi, MA selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataran;
4. Prof. Dr. H. Masnun,M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan
peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
5. Bapak Ibu Dosen yang tidak disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bimbingan, mengajar dan mendidik selama kuliah dan menyelesaikan studi pada program pascasarjana UIN Mataram.
6. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 3 Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah yang telah bersedia dan banyak memberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti dalam rangka penyelesaian tesis ini.
7. Suami dan anak-anakku yang telah memberikan motivasi dan support dalam penulisan tesis ini juga untuk semua keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.
8. Kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dalam penulisan tesis ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu semoga apa yang telah dilakukan tercatat sebagai amal ibadah disisi Aliah SWT. Aamin.
Mataram, 25 Mei 2022 Peneliti
Sri Ida Rohyani NIM. 200403011
DAFTAR ISI
KOVER LUAR i
LEMBAR LOGO ii
KOVER DALAM iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
PENGESAHAN PENGUJI v
PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA vi LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME vii ABSTRAK (Indonesia, Inggris, dan Arab) viii
MOTTO ix
PERSEMBAHAN x
KATA PENGANTAR xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan 8
D. Manfaat 9
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 10 F. Penelitian terdahulu yang Relevan 10
G. Kerangka Teori 12
1. Manajemen 12
2. Pemebelajaran 15
3. Pandemi COVID-19 19
H. Metode Penelitian 21
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian 21
2. Data dan Sumber Data 23
3. Metode Pengumpulan Data 23
4. Teknik Analisis Data 25
5. Pengecekan Keabsahan Data 29
I. Sistematika Pembahasan 34
BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMI
COVID-19 36
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 36
B. Paparan Data 38
1. Tahap Perencanaan 38
2. Tahap Pelaksanaan 40
3. Tahap Pengorganisaisan 44
4. Tahap Pengawasan 45
C. Pembahasan.………...48
BAB III FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMI COVID-19 63
A. Paparan Data 63
1. Faktor Guru 65
2. Faktor Siswa-siswi/Peserta Didik 66
3. Faktor Keluarga 66
4. Faktor Fasilitas 68
B. Pembahasan 69
1. Faktor Guru 70
2. Faktor Siswa-siswi/Peserta Didik 71
3. Faktor Keluarga 72
4. Faktor Fasilitas 73
BAB V PENUTUP 75
A. Simpulan 75
B. Implikasi Teoritis………76
C. Saran………77
DAFTAR PUSTAKA 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN 84
LAMPIRAN 1. SURAT IZIN PENELITIAN……….85 LAMPIRAN 2.HASIL WAWANCARA……….88 LAMPIRAN 3. DOKUMENTASI ………..93
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan SDN 3 Batunyala
Tabel 2 : Data Siswa-siswi SDN 3 Batunyala
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari Pendidikan di Indonesia adalah adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. 1 Pembelajaran yang menyenangkan menjadi bagian yang penting dari sebuah proses belajar. Berkaitan dengan hal ini (Djamarah,2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan merupakan pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga memberikan suasana penuh keceriaan, menyenangkan dan yang paling utama tidak membosankan.2
Fakhrurrazi menyebutkan pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian.
Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi strategi yang dapat membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam Proses belajar mengajar, guru hendaknya dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal, lebih-lebih di saat pandemi COVID-19.3
1 TH Daulae ,”Menciptakan Pembelajaran yang Efektif”, Forum Paedagogik, Vol 6,N0.02 (2014):35. Diakses 8 Juni 2021. DOI:https://doi.org/10.24952./paedagogik.v6i02,181
2 Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan Siregar- 2010, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; PT Rieneka Cipta.
3 Fakhrurrozi F.(2018), “Hakikat Pembelajaran yang Efektif”,At-TAFKIR Vol 11 No 1 (2018) di
Di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, usaha yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan efektivitas belajar mengajar dengan tetap mempertimbangkan protokol kesehatan seperti physical distancing (menjaga jarak) sesuai dengan SKB 4 Mentri yang menginstruksikan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Berbagai hambatan, kesulitan dan keterbatasan dihadapi dalam proses belajar mengajar mulai dari faktor peserta didik, keluarga peserta didik maupun sarana dan prasarana yang kurang representatif, namun kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) tetap menginstruksikan seluruh pendidik di semua jenjang pendidikan agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dari rumah.4
Terkait dengan kebijakan pendidikan di masa pandemi, Winata menyatakan bahwa sekalipun dalam situasi wabah pandemi proses pembelajaran harus tetap dilaksanakan kepada seluruh peserta didik. Karena untuk dapat bersaing ditingkat global maka Pendidikan adalah kunci utama dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul. Wabah Pandemi COVID- 19 telah mengalihkan aturan (tatanan) pendidikan dari semula tatap muka langsung di kelas, menjadi proses pembelajaran dengan cara belajar dari rumah (BDR) atau New Normal.5
Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya dengan memberlakukan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah sebagai upaya akses 9 Juni 2021.https://doi.org/10.32505/at.v11i1.529
4 Azizah - Journal of Islamic Education Research, 2020 - jier.iain-jember.ac.id “Strategi Meaningfull Learning dalam proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di Tengah Pandemi COVID-19”,Vol.1 No.3 (2020) di akses 11 Juni 2021.
DOI: https://doi.org/10.357 19/jier.v1i3.51.
5 Winata, “Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi“, Ad-Man-Pend (Jurnal Administrasi Pendidikan) Vol.4,No1 (2021) diakses 9 Juni 2021.
DOI: https://doi.org/10.32502/amp.v4i1.3338
memutus penyebaran virus corona. Selain itu, kini pemerintah membuat aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang membatasi aktivitas sosial warga. Tak hanya berdampak pada orang dewasa, PSBB juga berdampak pada anak-anak. Baik secara kesehatan, sosial, ekonomi dan pendidikan. Meski tak berdampak besar, UNICEF Indonesia menyebutkan dalam diskusi online mengambil tema besar “Dampak Sosial Ekonomi Covid- 19 pada anak-anak di Indonesai,“ anak juga menanggung dampak lain yaitu dampak sosial dan ekonomi. Krisis pembelajaran pun mulai dirasakan anak- anak Indonesia. Setelah menerapkan pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah pada Maret lalu, penutupan sekolah bisa memperburuk kesenjangan akses Pendidikan. Penutupan sekolah ini menjadi dampak tersendiri khususnya bagi siswa miskin dan rentan. Sebab Pendidikan tidak menjadi prioritas utama, mereka sering kali bersusah payah memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu.6
Kondisi pandemi ini memerlukan perhatian semua pihak. Pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) Republik Indonesia sebagai kementrian yang menaungi institusi dan pendidikan guru di Indonesia melalui Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam masa darurat penyebaran COVID-19 diperkuat dengan SE Sekjen nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) selama darurat COVID-19, menjelaskan bahwa BDR melalui PJJ dapat dilaksanakan secara daring
6 Irjus Indrawan dkk, Pembelajaran di Era New Normal, (CV.Pena Persada 2020), 18.
ataupun luring sesuai dengan pedoman BDR. Dalam surat edaran ini juga disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan BDR tersebut adalah untuk memastikan pemenuhan hak peserta didik agar mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19, mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua.7
Berdasarkan ilustrasi di atas, diperlukan manajemen pembelajaran karena manajemen pembelajaran sangat penting kedudukannya dalam rangka meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di tengah pandemi COVID- 19.
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumber daya organisasi.8 Manajemen sebagai suatu sistem merupakan suatu proses untuk mencapai target organisasi secara maksimal dan komprehensif. Untuk meraih target organisasi dilaksanakan dengan pengelolaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).9
7 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi Republik Indonesia Tahun 2021.
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19.
8 M Hanafi , Manajemen- 2015 - repository.ut.ac.id/4533/EKMA4116-M1.pdf :1.7 Diakses 11 Juni 2021.
9 Ujang Andi Yusuf, “Kebutuhan Ilmu Manajemen Pendidikan Islam dalam Menjawab Tantangan Era Revolusi 4.0“, Islamic Management Vol.3,No 01 (2020).diakses 11 Juni 2021.
Manajemen merupakan suatu proses memperoleh suatu tindakan dari orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Aktivitas manajerial itu dilakukan oleh para manajer sehingga dapat mendorong sumber daya personil bekerja memanfaatkan sumber daya lainnya sehingga tujuan oranisasi yang disepakati bersama dapat tercapai.10
Dalam pandangan lain, manajemen dapat diartikan mengatur. Pengaturan di lakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajmen itu. Jadi manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.11
Terkait dengan manajemen pembelajaran maka kita tidak akan bisa terlepas dari perencanaan, pelaksanaan serta yang paling penting adalah pengawasan. Dalam pelaksanaannya untuk terciptanya sebuah proses belajar mengajar yang efektif dan efisien maka dibutuhkan segala usaha pengaturan proses belajar mengajar yang ditujukan dalam menentukan tujuan yang sudah ditetapkan dari awal dengan selalu memanfaatkan sumber daya manusia dan yang lainnya dalam sebuah organisasi itulah yang disebut dengan manajemen pembelajaran.12
Salah satu unsur penting yang terlibat dalam manajemen pembelajaran adalah kepala sekolah sebagai pemimpin. Di mana kepala sekolah sebagai manajer mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam merencanakan, DOI:http://dx.doi.org/10.30868/im.v3i01.688.
10 Candra Wijaya,M.Rifa’I, Dasar-Dasar Manajemen, 15.
11 Melayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar Pengertian dan Masalah (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),1.
12 M.Manullang - Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran (JPP), 2016 - journal.um.ac.id vol 21,No.2 (2014) diakses 12 Juni 2021.
mengorganisasikan, dan mengontrol sumber-sumber sekolah yang ada untuk melaksanakan program pendidikan secara efektif, efisien dan produktif.13 Dalam hal hal ini peran kepala sekolah sangat penting dalam membuat kebijakan terkait manajemen sekolah terlebih di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini. Kepala sekolah memegang peranan vital sebagai leader dalam membangun atmosfer pendidikan dan memastikan peserta didik mendapatkan pembelajaran yang bermakna terutama dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ).14
Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) harus dilaksanakan selama sekolah ditutup dan murid harus belajar di rumah. Ketika PJJ mulai dilaksanakan, banyak pihak yang tidak menyadari bahwa konsep PJJ sebenarnya sangat berbeda dengan tatap muka. PJJ bukanlah kelas tatap muka yang dipindah ke kelas online. Miskonsepsi ini banyak terjadi sehingga timbul banyak keluhan, misalnya murid terbebani dengan tugas. Perlu disadari, implementasi PJJ membutuhkan perubahan peran seluruh stakeholder pendidikan. Guru tidak mungkin lagi bisa memberikan materi pelajaran secara utuh sebagaimana di kelas. Kurikulum harus disederhanakan dan guru harus berfikir keras menemukan metode pembelajaran yang efektif. Jam pelajaran sekolah menjadi sangat fleksibel. Manajemen sekolahpun harus mengalami perubahan yang cukup besar. Begitu juga komite sekolah, harus merumuskan
13 SM Hasanah - INCARE, International Journal of Educational …, 2020 - ejournal.ijshs.org. Vol 1 No.3.”Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Pandemi COVID-19. Diakses 14 Juni 2021.
http://ejournal.ijshs.org/index.php/incare/index.
14 Abdullah, “Manajemen Kepala Sekolah dalam Pembelajaran daring dalam masa pandemi Covid-19“,Jurnal Pendidikan Guru. Diakses 12 Juni 2021.
peran baru selama implementasi PJJ. Orang tua tidak bisa lagi pasif sebagaimana zaman normal. Kebutuhan teknologi informasi menjadi sangat tinggi.
Adapun penelitian ini akan dilakukan di SDN 3 Batunyala dengan alasan sebagai berikut: (1) akibat dari pandemi COVID-19 yang mengharuskan pembelajaran tatap muka dialihkan menjadi PJJ telah membuat beberapa kendala di SDN 3 Batunyala mulai dari kurangnya peralatan, sumber daya dan keterbatasan teknologi pendidikan, (2) sebagian besar guru belum menguasi information technology (IT), (3) tidak semua siswa memiliki handphone yang mendukung PMB saat pandemi, (4) tidak semua orang tua bias mendampingi anaknya saat PJJ.
Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang “Manajemen Pembelajaran di Era Pandemi COVID-19“
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti yaitu :
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen pembelajaran di era pandemi Covid-19 di SDN 3 Batunyala?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan manajemen pembelajaran di era pandemi Covid-19 di SDN 3 Batunyala?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan harus sejalan dengan rumusan masalah
yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen pembelajaran di era pandemi Covid-19 di SDN 3 Batunyala.
2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan manajemen pembelajaran di era pandemi Covid-19 di SDN 3 Batunyala.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik dalam tataran teoritis maupu praktis dengan uraian sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat di manfaatkan sebagai refrensi bagi peneliti selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen pembelajaran dalam menerapkan fungsi manajemen di era pandemi Covid-19.
2. Secara Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat dalam upaya peningkatan kapasitas guru dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemi COVID- 19. Selain itu juga sebagai sumbangan untuk pedoman bagi praktisi pendidikan baik dilembaga yang diteliti maupun pemerintah dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi COVID-19.
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah pelaksanaan manajemen pembelajaran di era pandemi COVID-19 di SDN 3 Batunyala Kecamatan Praya Tengah yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan setting penelitian ini SDN 3 Batunyala Kecamatan Praya Tengah. Lokasi penelitian di SDN 3 Batunyala Kecamatan Praya Tengah yang termasuk bagian dari Gugus II Praya Tengah Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian juga akan dilakukan sesuai dengan waktu atau jadwal penelitian yang ditentukan sebelumnya. Apabila dalam penelitian terdapat kekurangan data, maka akan dilakukan perpanjangan waktu sampai data dan informasi terkait masalah yang diteliti benar-benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelusuran penelitian terdahulu sangat penting dilakukan dalam penelitian, guna untuk menjaga orisinilitas dan melihat serta mengkaji perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan di lakukan.
Adapun usha penelusuran yang peneliti lakukan, dari beberapa hasil penelitian terdahulu yaitu :
1. TH Daulae “Menciptakan Pembelajaran yang Efektif”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang efektif sebagai suatu usaha guru dan dosen dalam melaksanakan tugasnya diharapkan menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan, maka harus melalui prosedur yang tepat dan efektif.
Persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang variabel
pembelajaran efektif. Sedangkan perbedaannya pada variabel manajemen.
2. AM Saifullah dan M Darwis“Manajemen Pembelajaran Dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar di Masa Pandemi COVID-19“. Adapun persamaanya yaitu sama sama meneliti tentang variabel manajemen dan variabel pembelajaran efektif. Sedangkan perbedannya pada obyek penelitian.
3. Khairil Akbar dkk, dengan judul “Manajemen POAC pada Masa Pandemi OVID-19 (Studi Kasus di SMP)”. Adapun persamannya adalah sama-sama meneliti tentang variabel manajemen dan Variabel masa pandemi.
Sedangkan perbedannya adalah pada obyek penelitian. Pada penelitian terdahulu penelitian dilakukan di SMP sedangkan penelitian ini dilakukan di SD.
4. Abdullah “Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi COVID-19“. Persamaannya sama -sama meneliti tentang variable Manajemen. Adapun yang membedakannya adalah pada obyek Pendidikan yang diteliti. Pada penelitian terdahulu penelitian dilakukan di SMP sedangkan penelitian ini dilakukan di SD.
5. Nina Herlina “Manajemen Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi Pada Masa Pandemi COVID-19”. Adapun persamaan pada penelitian ini, sama- sama meneliti tentang variable manajemen pembelajaran. Sedangkan perbedaannya adalah pada obyek diteliti. Pada penelitian terdahulu penelitian dilakukan di perguruan tinggi sedangkan penelitian ini dilakukan di SD.
G. Kerangka Teori 1. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata ‘‘manus“ yang artinya ‘‘tangan“ dan ‘‘agere“ yang berarti “melakukan“. Kata-kata ini digabung menjadi “managere“ yang bermakna menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti apa yang diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada. Manajemen merupakan ilmu dan seni dalam mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, controlling) agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.15
Manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.16 Rheza Pratama mengutip pendapat Stephen.P Robbins dan Mery Coulter (2010) apakah manajemen itu? Manajemen (pengelolaan) adalah hal yang dilakukan oleh para manajer. Manajemen melibatkan aktifitas
15S Suhelayanti dkk, Manajmen Pendidikan. Yayasan kita menulis Juli 2020 hal.2. Diakses 14 juni 2021.
http://www.kitamenulis.id Bukukita.com Gramedia
16 Sarinah Mardalena, Pengantar Manajemen.( Deepublish CV. Budi Utama, 2017), 7.
koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif. Selain itu manajemen juga melibatkan tanggung jawab. Tersusun secara sistematis dan teratur. Manajemen memiliki serangkaian tahap kegiatan fungsi secara berkaitan mulai dari menentukan sasaran sampai berakhirnya sasaran atau tercapainya tujuan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.17
Secara umum manajemen diartikan proses mengelola dan mengatur suatu obyek baik yang bersifat fisik dan non fisik yang dilakukan secara sadar, terencana dan sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.18
Ada 4 (empat) hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam melihat manajemen yaitu :
1. Pekerjaan yang harus jelas yaitu mengatur/ mengelola 2. Sasarannya atau obyeknya harus jelas (fisik dan non fisik) 3. Prosesnya dilakukan secara sadar, terencana dan sistematis 4. Targetnya mencapai tujuan yang telah ditentukan.19
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah merupakan seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan para anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya
17 Rheza Pratama,Pengantar Manajemen, (CV. Budi Utama, Juli 2020), 7.
18Arsyam, Muhamad.2020.”Manajemen Pendidikan Islam”,OSF Preprints, August 26.doi:10.31219/osf.io/9zx47. Diakses 14 juni 2021.
19 Arsyam, Muhamad.2020.”Manajemen Pendidikan Islam”.
yang ada untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya.
b. Fungsi Manajemen
Aktivitas manajemen mencakup spektrum yang sangat luas, sebab dimulai dari bagaimana menentukan arah organisasi di masa depan, menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi, mendorong terciptanya kerjasama antara sesama anggota organisasi, serta mengawasi kegiatan dalam mencapai tujuan.20
Ada beberapa fungsi manajemen diantaranya yaitu : 1. Planning (Fungsi Perencanaan)
Planning atau perencanaan adalah sebagai langkah awal sebelum melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya dalam menetapkan pekerjaan yang harus dilakukan oleh sekelompok orang demi mencapai tujuan yang digariskan oleh lembaga/organisasi.21
Dalam hal ini Husaini Usman juga berpendapat bahwa perencanaan merupakan sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilakukan pada suatu periode tertentu (masa yang akan datang) demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.22
Kita dapat memahami dari pendapat beberapa ahli manajemen diatas, bahwa perencanaan merupakan proses awal untuk menyusun dan menetapkan tujuan organisasi yang akan dilaksanakan pada waktu yang
20 Candra Wijaya,M.Rifa’i,Dasar-Dasar Manajemen, 25.
21George R.Terry, Guide to management, terj.j.Smith DFM.,Prinsip-Prinsip Management (cet.VII;Jakarta:Bumi Aksara,2003),h.17.
22 Husaini Usman,Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan,(cet,1 ; Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 48.
akan datang. Sehingga esensi perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah pengambilan keputusan dengan memilih alternatif kegiatan yang akan atau tidak dilaksanakan agar usaha untuk menempuh tujuan organisasi berlangsung dengan efektif dan efisien.23
2. Organizing (Fungsi pengorganisasian)
Dalam fungsi pengorganisasian di perlukan penyusunan atau pengelompokan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka usaha kerjasama. Perlunya pengorganisaian, pengelompokan tanggung jawab, penyusunan tugas bagi setiap individu yang mempunyai tanggung jawab masing-masing.24
Dalam hal ini pengorganisasian dapat diartikan sebagai pengelompokan dan penentuan berbagai kegiatan penting dan memberikan kewenangan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.25
3. Directing (Fungsi Pengarahan)
Fungsi manajemen selanjutnya yakni pengarahan. Pada prinsipnya tidak ada bawahan yang mampu bekerja sendiri tanpa dibantu orang lain sebagai atasannya. Bawahan selalu perlu mendapat bimbingan dan petunjuk dari atasan maupun sistem organisasinya agar kegiatan yang dilakukan bisa diminimalisir tingkat kesalahannya.
4. Controlling (Fungsi Pengawasan)
23 I Talibo, “Fungsi Manajement Dalam Perencanaan Pembelajaran” Jurnal Ilmiah Vol.7, No.1 (2018). Diakses 14 juni 2021. DOI:http://dx.doi.org/10.30984/jii.v7i1.606.
24 Talibo, Fungsi Manajemen.Vol.7.
25 A.Sihotang, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta : Pradnya paramita,2007), hal.28.
Fungsi yang terakhir yakni pengawasan dari proses manajemen yang sangat menentukan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang lain. Karena peranan pengawasan sangat mennetukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana yang telah ditetapkan menjadi faktor penentu.26
3. Pembelajaran
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience).
Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge).27 Senada dengan hal tersebut Dimyati dan Mudjiono mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Akibat belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik makin bertambah baik.28
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan
26 Sihotang, Manajemen Sumber Daya Manusia.29
27 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hal.9.
28 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009),295
sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.29
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang di lakukan dengan cara-cara tertentu untuk membuat orang belajar. Sebagai suatu proses pembelajaran melibatkan sejumlah komponen untuk mendukung berlangsungnya proses tersebut.30
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.31
Hakikat pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku.32
Menurut Bistari pembelajaran merupakan sebuah proses perubahan seseorang dalam kognitif, tingkah laku dan psikomotor dari hasil pembelajaran yang didapatkana dari pengalaman dirinya dan lingkungannya yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu.33 Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses yang mengatur dan
29 Dimyati dan Mudjiono, 7
30 Saifuddin Mahmud dan Muhamad Idham, Strategi Belajar-Mengajar, (Syiah Kuala University Press 2017),8,accessed November 29, 2021 iPusnas.
31 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran , 297.
32 Fakhrurrazi, Hakikat Pembelajaran, 87.
33 B Bistari, “Konsep dan Indikator Pemblajaran Efektif“, Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan Vol, 1 N0.2 (2017).diakses 15 juni 2021. Jurnal.untan.ac.id/index.php/jurnal kpk/article/view/25082
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar.34
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan perilaku serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
a.Faktor-Faktor Penentu Dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Masa Pandemi
Adapun faktor-faktor yang menjadi penentu dalam pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi adalah :
1) Faktor guru
Faktor kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran sangatlah urgen dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di era pandemi Covid-19. Pembelajaran menjadi tidak maksimal ketika pembelajaran monoton (bersifat seremonial), uswah pendidik yang tidak religius, pemahaman dan pengertian pendidik yang tidak komplit tentang pembelajaran baik daring maupun luring, serta informasi pendidik tentang peserta didik yang tidak lengkap, baik peserta didik
34 Widiningsih,Jhon Abdi,Pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna pada kondisi khusus”,(Direktorat Sekolah Menengah Atas Kemendikbud Jakarta 2020),3.
sebagai seorang pribadi maupun sebagai bagian dari anggota keluarganya.35
2) Faktor peserta didik
Kurangnya tanggung jawab peserta didik dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya sebagai peserta didik yang tetap wajib belajar selama belajar dirumah. Peserta didik merasa bosan dengan kebiasaan belajar yang baru. Selama belajar di rumah peserta didik tetap wajib belajar baik daring maupun luring yang di pandu oleh guru dan di dampingi oleh orang tua.
3) Faktor keluarga
Orang tua yang selama ini hanya pasrah ke pihak sekolah/guru dalam hal pembelajaran, saat ini mau tidak mau harus mengawal dan memantau sendiri anak-anaknya selama belajar di rumah. Keluarga yang acuh tak acuh terhadap kegiatan belajar dari rumah menjadi hambatan bagi peserta didik dan guru dalam proses belajar mengajar.
Keluarga peserta didik yang setiap harinya harus bekerja kesulitan untuk mengawal dan memantau peserta didik yang belajar dari rumah.
4) Faktor fasilitas
Di era pandemi Covid-19 fasilitas yang berupa alat-alat atau fasilitas yang berbasis teknologi sangat di butuhkan dan harganya oleh sebagian besar orang tua peserta didik sulit untuk di jangkau dalam menyiapkan fasilitas pembelajaran jarak jauh (PJJ). Di antaranya
35 AM Saifullah, Manajemen Pembelajaran.
fsilitas laptop. Handphone yang berbasis android, dan penyediaan dana tambahan untuk membeli kuota internet yang berkala selama pandemic Covid-19 untuk fasilitas pembelajaran daring.
4. Pandemi COVID-19
Penyakit Corona Virus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan sindrom pernapasan akut corona virus 2 (SARS-COV-2).
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei China, dan sejak saat itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemic corona virus 2019-20 yang sedang berlangsung.
Gejala umum termasuk demam, batuk dan sesak napas. Gejala lain termasuk nyeri otot, diare, sakit tenggorokan, kehilangan bau dan sakit perut. Sementara sebagian besar kasus mengakibatkan gejala ringan, beberapa berkembang menjadi pneumonia virus dengan kegagalan multi- organ. Pada 5 April 2020, lebih dari 1,2 juta kasus telah dilaporkan dilebih dari dua ratus negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 64.700 ribu kematian. Lebih dari 246.000 orang telah pulih.36
Kasus covid-19 yang merupakan pandemi global jelas menimbulkan kekhawatiran dari berbagai kalangan, khususnya masyarakat. Kekhawatiran masyarakat semakin terasa dengan melihat lonjakan kasus yang cukup cepat, dan melihat kurangnya kesiapan beberapa elemen yang cukup vital guna "memerangi" virus corona.
36 M Siahaan - Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap …, 2020 - repository.ubharajaya.ac.id diakses 15 juni 2021.
http://ejurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/JKI
Melihat tingginya tingkat persebarannya yang begitu cepat, cukup mengharuskan pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis.
Dengan menetapkan kebijakan-kebijakan antisipatif untuk mengatasi dampak dari COVID-19.37
Virus corona yang sekarang menyebar di Indonesia ini disebut dengan istilah severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- COV-2). Istilah yang umum digunakan adalah COVID-19 (Corona virus desease 19) atau lebih singkat disebut virus corona.Virus ini menyerang system pernafasan. Virus ini petama kali ditemukan di kota Wuhan, pada akhir Desember 2019.38
Pada tanggal 31 Maret 2020, Presiden jokowi mengadakan konfrensi Pers, dengan tujuan untuk mengunumkan kepada publik mengenai kebijakan yang dipilihnya guna menyikapi COVID-19 sebagai pandemi global yang sedang dihadapi oleh masyrakat Indonesua saat ini.
Pada konfrensi pers tersebut, Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) merupakan kebijakan yang dipilih dalam merespon adanya kedaruratan kesehatan.39
H. Metode Penelitian
37 A. R istyawati, "Efektifitas Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Masa Pandemi Corona Virus 2019 oleh Pemerintah Sesuai Amanat UUD NRI Tahun 1945," Administrative Law and Governance Journal, vol. 3, no. 2, pp. 240- 249, Jun. 2020. https://doi.org/10.14710/alj.v3i2.240-249. Diakses 15 juni 2021.
38 Saiful Bari dkk, Pendidikan Pada Masa Wabah,(Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan 2020),20.
39 Ristyawati, Efektivitas Kebijakan Pembatasan Sosial.Vol 3.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, jenis penelitian ini adalah deskriptif, data hasil penelitian dideskripsikan atau dijabarkan dalam bentuk uraian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah isntrumen kunci.
Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.40
Dalam hal penelitian kualitatif, Cresswell(2009) menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah sarana untuk mengeksplorasi dan memahami makna individua atau kelompompok yang dianggap berasal dari masalah sosial atau manusia. Proses penelitian melibatkan pertanyaan dan prosedur yang muncul, mengumpulkan data dalam setting partisipan, menganalisis data secara induktif, membangun dari tema khusus ke tema umum dan membuat interprestasi dari arti data.
Laporan tertulis akhir memiliki struktur penulisan yang fleksibel.41 Selanjutnya Sugiyono (2020) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
40 M.Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra, Penelitian Kualitatif, ( Holostica Lombok, April 2020 ), 6.
41 Cresswell, 28.
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi42.
2. Data dan Sumber Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari informan di lapangan sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.43 Bia di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.44 Data primer dapat diperoleh melalui wawancara informan yang terkait dengan manajemen pelaksanaan pembelajaran yang efektif di era pandemi COVID-19 dan implikasinya bagi terlaksannaya proses pembelajaran di SDN 3 Batunyala. Sedangkan data sekunder
42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Alfabeta Bandung 2020),18.
43 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian [Yogyakarta: Andi Offset,2010], 170.
44 Sugiyono, Metode Penelitian, 296.
merupakan informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari nara sumber, tetapi dari pihak ke tiga.45 Data sekunder dapat diperoleh melalui observasi, dokumentasi serta berbagai literatur dan hasil penelitian yang tentunya terkait juga dengan tema besar dalam penelitian ini.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode yang saling mendukung dan melengkapi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
John W.Creswell (2013) menyatakan observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.
Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat--baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti)—
aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari aebagai non- partisipan hingga partisipan utuh.46
Metode observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah overt dan covert observation. Metode observasi yang penulis lakukan untuk melihat secara pasti bagaimana implikasi bagi terlaksananya proses
45 Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis [Yogyakarta: Suaka Media, 2015], 87.
46 John W.Creswell, Research Design,267.
pembelajaran di era pandemic Covid-19 di SDN 3 Batunyala. Dalam penelitian ini yang di observasi adalah bagaimana proses pelaksanaan manajemen pembelajaran di era pandemic Covid-19, apa saja upaya yang dilakukan guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemic Covid-19 di SDN 3 Batunyala.
b. Wawancara.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan bentuk wawancara tak berstruktur (Unstructured Interview). Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.47 Sedangkan data yang ingin dicari melalui metode wawancara berupa pelaksanaan manajemen pembelajaran di SDN 3 Batunyala yang mencakup hal perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan. Untuk guru bagaimana guru mengelola pembelajaran bagaimana perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pembelajaran strategi pembelajaran yang akan disampaiakn terkait kondisi khusus pandami Covid-19. Adapun pihak yang di wawancarai adalah kepala sekolah, guru-guru, peserta didik dan juga para orang tua wali murid.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
47 Sugiyono, Metode Penelitian, 306.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.48
Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang terkait dengan fokus penelitian seperti arsip surat, foto-foto serta laporan yang mengandung petunjuk tentang manajemen pembelajaran efektif di era pandemi COVID-19 di SDN 3 Batunyala.
4. Teknik Analisa Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti
48 Sugiyono, Metode Penelitian, 314.
melakukan anticipatory sebelum melakukan reduksi data. Anticipatory data reduction is occurring as the research decides (often without full awareness) which conceptual frame work, which sites, which research question, which data collection approaches to choose. Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Gambar 2. Komponen dalam analisis data (interactive model).49 1. Data Collection/Pengumpulan Data
Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi deskriptif kualitatif , kalaupun ada data dokumen yang bersifat kuantitatif juga bersifat deskriptif. Tidak ada analisis data secara statistik dalam penelitian kualitatif. Analisanya bersifat naratif kualitatif, mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan- perbedaan informasi.
Data collection merupakan bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
49 Matthew B.Milles and Huberman,Qualitative Data Analysis, (Saldana,Johnny.III. 2014
tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga simpulan – simpulan akhirnya dapat ditarik dan diverivikasi. Dengan demikian kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara melalui seleksi ketat. Melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.
Setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.
Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.
Oleh karna itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan pengumpulan data. Ibarat melakukan penelitian di hutan, maka pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang belum dikenal selama ini, justru dijadikan fokus untuk pengamatan.50 2. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan,maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data
50 Yudin Citradin,Metodologi Penelitian Kualitatif Suatu Pendekatan Dasar,( Sanabil Mataram, 2020), 102.
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronok seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.51 3. Data Display (penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka Langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data atau menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.52
4. Conclusion Drawing/verification (penarikan kesimpulan) Langkah ke empat dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
51 Sugiyono, Metode Penelitian, 323
52 Sugiyono, Metode Penelitian 325.
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.53 5. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (validitas internal), transferability/keteralihan (validitas eksternal), Auditability,dependability (realibilitas), confirmability (obyektivitas).
a. Derajat Kepercayaan (Credibility)
Credibility merupakan tingkat kepercayaan data yang diperoleh dilapangan atau dunia penelitian. Untuk melakukan pemeriksaan terhadap kredibilitas data yang diperoleh dilapangan, peneliti akan menempuh beberapa langkah antisipatif sehingga dapat memperoleh dan mampu mengumpulkan data yang kredibel melalui beberapa Langkah berikut :
1. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan
53 Sugiyono, Metode Penelitian, 329.
sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
2. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pastin dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan Kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. 54 3. Triangulasi
Triangulasi data: data dikumpulkan melalui beragam sumber agar hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat dianalisa seutuhnya. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi Teknik dan pengumpulan data, dan waktu.
54 Sugiyono, Metode Penelitian, 369.
Gambar 3. Triangulasi waktu pengumpulan data.55 a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin ke atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok Kerjasama.
Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa di rata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikatagorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang sepesifikdari tiga sumber data tersebut. Data
55 Sugiyono,Metode Penelitian, 368.
yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi Teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan Teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga Teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semaunya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang bberbeda,
maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.56
4. Pengujian(Transferability)
Dengan teknik ini peneliti akan melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan dengan mengacu pada fokus penelitian. Dengan uraian rinci ini terungkap segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh peneliti.57 Untuk kepentingan ini peneliti berusaha melaporkan hasil penelitian ke SDN 3 Batunyala secara rinci yang mengungkap secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh pembaca agar temuan-temuan yang diperoleh dapat difahami oleh pembaca.
5. Derajat Ketergantungan (Dependability)
Aktivitas ini digunakan untuk mengetahui apakah penelitian ini bermutu dari segi proses atau tidak. Di samping itu juga untuk menjaga kehati-hatian terjadinya kemungkinan kesalahan dalam konseptualisasi rencana penelitian, pengumpulan data, interprestasi temuan, dan pelaporan hasil penelitian sehingga semuanya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
6. Derajat Kepastian (Confirmability)
Confimability merupakan aktivitas pengecekan keabsahan
56 Sugiyono, Metode Penelitian, 368-370
57 Yudin Citradin, Metodologi Penelitian, 129.
data yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan data atau melakukan konfirmasi terhadap informasi yang diperoleh dari beberapa informan untuk dibandingkan dengan informasi yang berasal dari informan lainnya. Tujuan dari aktivitas ini peneliti lakukan untuk menemukan data yang benar-benar akurat serta dapat dipercaya sehingga dapat meningkatkan keabsahan data yang diperoleh di lapangan..58
I. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan yang merupakan gambaran umum isi penelitian yang terdiri dari: (a) latar belakang masalah. (b) identifikasi, batasan dan rumusan masalah, (c) tujuan penelitian.
(e) penelitian terdahulu yang relevan. (f) metodologi penelitian yang berisi pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data, Teknik analisis data dan pengecekan keabsahan data, (g) kerangka teori yang berisi tinjauan tentang manajemen pembelajaran efektif di era pandemic COVID- 19. (h) sistematika pembahasan.
Bab II paparan data dan temuan penelitian terdiri dari, (a) deskripsi umum lokasi penelitian, (b) paparan data, (c) temuan penelitian.
Bab III Pembahasan yang berisi, pemanduan antara hasil penelitian dan teori tentang manajemen pembelajaran efektif di era
58 Sugiyono, Metode Penelitian, 373.
pandemi COVID-19 di SDN 3 Batunyala Kecamatan Praya Tengah.
Bab IV Penutup yang terdiri dari, (a) kesimpulan dan (b)saran.
BAB II
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMI COVID-19 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secara historis SDN 3 Batunyala didirikan pada tanggal 11 Desember 1980 di Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah. Dalam mewujudkan mutu pendidikan, SDN 3 Batunyala memiliki visi dan misi serta tujuan. Visi SDN 3 Batunyala terwujudnya siswa yang beriman dan bertakwa, berbudi pekerti luhur, cerdas, terampil, berkualitas dan berprestasi yang berbasis sekolah. Misi SDN 3 Batunyala : (1) melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif dengan mengoptimalkan kecerdasan majemuk. (2) meningkatkan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan proses. (3) mengembangkan profesionalisme guru dalam upaya meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. (4) mengembangkan program ekstrakulikuler yang pariatif dan berkualitas bagi pengembangan keterampilan siswa. (5) menjalin kerjasama yang harmonis antara guru dan wali murid.59
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh SDN 3 Batunyala Kecamatan Praya Tengah adalah (a) siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. (b) siswa sehat jasmani dan rohani. (c) siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. (d) mengenal dan mencintai bangsa,
59 Dokumentas visi dan misi SDN 3 Batunyala, dikutip tanggal 17 Februari 2022