BINATA Journal Page 37
Evaluasi Penerapan Manajemen Pemberian Pakan Kambing PE di UPTD Kampung Coklat Kabupaten Kolaka
Management of PE Goat Feeding in UPTD Kampung Coklat, Kolaka Regency
Firnawati1, Afsitin Joan Tatra2*, Husnaeni3
1Mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Perikanan dan Peternakan, Universitas Sembilanbelas November Kolaka
2Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Perikanan dan Peternakan, Universitas Sembilanbelas November Kolaka
*Corresponding author : [email protected]
Abstrak
Manajemen pakan adalah suatu upaya untuk mengatur pemberian pakan untuk dapat meningkatkan produksi dan reproduksi ternak secara maksimal yang meliputi jenis pakan yang diberikan, jumlah pemberian pakan sesuai kebutuhan ternak, imbangan hijauan dan konsentrat serta frekuensi pemberian pakan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui penerapan manajamen pemberian pakan pada peternakan kambing PE di UPTD Kampung Coklat Kabupaten Kolaka.
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret – April 2024 di UPTD Kampung Coklat dengan varaiabel yang diamati adalah jenis pakan yang diberikan, jumlah pemberian pakan dan frekuensi pemberian pakan. Hasil penelitian menunjukkan UPTD Kampung Coklat belum menerapkan manajemen pemberian pakan yang baik terutama dalam hal jenis pakan yang diberikan dan jumlah pemberian pakan. Jenis pakan yang diberikan pada ternak kambing PE di UPTD Kampung Coklat hanya hijauan non kultivasi yang berasal dari daerah sekitar peternakan tanpa adanya penamambahan konsentrat dengan jumlah pemberian pakan yang tidak terukur dan tidak sesuai dengan kebutuhan ternak.
Kata kunci: Manajemen pemberian pakan, Frekuensi pemberian pakan, Kambing PE
Abstract (In English)
Feed management is an effort to regulate feeding to increase maximum livestock production and reproduction which includes the type of feed given, the amount of feeding according to livestock needs, the balance of forage and concentrates and the frequency of feeding. The study aimed to determine the application of feeding management on PE goat farms in UPTD Kampung Coklat, Kolaka Regency. The research was conducted from March to April 2024 at the UPTD Kampung Coklat with the observed variables being the type of feed given, the amount of feeding and the frequency of feeding. The results showed that the UPTD Kampung Coklat has not implemented good feeding management, especially in terms of the type of feed given and the amount of feeding. The type of feed given to PE goats in UPTD Kampung Coklat is only non-cultivated forage from the area around the farm without the addition of concentrates with the amount of feeding that is not measurable and not in accordance with the needs of livestock.
Keywords: Feeding management, Feeding frequency, PE goats
Pendahuluan
Usaha peternakan kambing mempunyai kecenderungan untuk berkembang karena ternak kambing merupakan salah satu komoditas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional yang makin hari makin meningkat kebutuhannya karena makin meningkatkan populasi manusia. Salah satu jenis kambing yang ada di Indonesia adalah kambing PE. Kambing PE merupakan kambing berasal dari
BINATA Journal Page 38 persilangan kambing kacang dan kambing etawa yang merupakan jenis kambing dwiguna atau kambing yang dapat menghasilkan daging dan susu. Keberhasilan suatu usaha peternakan baik itu peternakan kambing PE, dipengaruhi beberapa faktor di antaranya adalah pakan.
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak, baik berupa bahan organik maupun anorganik, yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna dan tidak mengganggu kesehatan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi dan reproduksi (Anggara et al., 2022)(Riski et al., 2016), saat ini biaya yang digunakan untuk pakan dapat mencapai 70% dari biaya produksi suatu peternakan (Amiruddin et al., 2020). Biaya tinggi yang dibutuhkan untuk produksi ternak terutama pada pakan membutuhkan manajemen pakan yang baik sehingga mampu meningkatkan produksi ternak, salah satu bagian dari manajemen pakan adalah manajemen pemberian pakan.
Manajemen pemberian pakan adalah upaya untuk mengatur pemberian pakan ternak agar dapat berproduksi dan reproduksi secara optimal. Manajemen pemberian pakan ternak yang baik adalah pemberian pakan yang memperhatikan jenis pakan yang diberikan, jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan, imbangan hijauan pakan dan konsentrat dan frekuensi pemberian pakan (Anggara et al., 2022). Peternakan kambing PE di UPTD Kampung Cokelat Kabupaten Kolaka merupakan unit yang berada dalam pengelolaan Dinas Perkebunan Dan Peternakan Kabupaten Kolaka yang diberi kepercayaan untuk mengembangkan ternak Kambing PE secara intensif yang menyebabkanpakan yang dikonsumsi oleh ternak kambing PE tergantung dari yang diberikan peternak sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi penerapan manajemen pemberian pakan ternak kambing PE di UPTD Kampung Cokelat yang bertujuan untuk mengetahui manjemen pemberian pakan ternak kambing PE.
Materi dan Metode
Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret – April 2024 di UPTD Kampung Cokelat Kabupaten Kolaka.
Materi
Penelitian ini menggunakan ternak kambing PE yang ada di UPTD Kampung Cokelat sebanyak 6 ekor yang terdiri dari 5 ekor betina dan 1 ekor jantan. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan yang digunakan untuk menimbang bobot kambing dan pakan yang diberikan
Prosedur Jenis Pakan
Pencatatan jenis pakan dilakukan setiap hari ketika pakan akan diberikan selama penelitian berlangsung
Jumlah pemberian pakan
Jumlah pemberian pakan ditimbang menggunakan timbangan gantung digital kapasitas 300 kg ketika pakan akan diberikan.
Frekuensi pemberian pakan
Pencatatan frekuensi pemberikan pakan dilakukan setiap hari ketika pakan diberikan selama penelitian berlangsung
Hasil dan Pembahasan
Manajemen pemberian pakan menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktifitas ternak. Manajemen pemberian pakan yang baik adalah yang terdiri dari jenis
BINATA Journal Page 39 pakan yang diberikan, jumlah pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan frekuensi pemberian pakan.
Jenis Pakan
Jenis pakan ternak ruminansia terdiri dari hijauan dan konsentrat. Hijauan adalah pakan yang berasal dari tanaman yang digunakan sebagai sumber serat kasar untuk energi bagi mikroba pada rumen (Tatra et al., 2015) seperti rumput, leguminosa, limbah pertanian, limbah perkebunan atau hijauan dari tumbuhan lain (Hadi et al., 2012), sedangkan konsentrat adalah pakan tambahan yang berasal dari biji-bijian dan hasil samping proses industri bahan pangan yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai pakan dan menambah energi (Wahyuni & Amin, 2020) (Anggara et al., 2022). Jenis pakan yang diberikan pada kambing PE di UPTD Kampung Cokelat hanya berupa hijauan tanpa ada tambahan konsentrat. Hijauan yang diberikan hanya berasal dari sekitar peternakan tanpa adanya hijauan yang dibudidayakan. Pemberian pakan yang hanya berupa hijauan non kultivasi atau hijauan tidak dibudidayakan akan mempengaruhi performa ternak dan produksi ternak (Tatra et al., 2015) yang dapat dilihat pada bobot kambing betina pada peternakan kambing PE UPTD kampung cokelat berkisar 22.05 – 24.02 kg, bobot kambing PE di UPTD Kampung Coklat lebih rendah bila dibandingkan dengan standar SNI untuk kambing PE betina umur lebih dari 1 – 2 tahun bobot badannya 34±6 kg dan umur lebih dari 2-4 tahun 54±7 kg (SNI, 2008). Bobot badan kambing PE jantan di UPTD Kampung Coklat adalah 48.15 kg, bobot badan ini lebih tinggi dari standar SNI untuk kambing PE jantan umur lebih dari 1-2 tahun 40±9 kg tapi lebih rendah untuk kambing PE jantan umur lebih dari 2-4 tahun 54±11 kg (SNI, 2008).
Jumlah pemberian pakan
Jumlah pemberian pakan adalah banyaknya jumlah pakan yang diberikan kepada ternak dalam satu hari. Jumlah pemberian pakan ternak kambing PE di UPTD kampung cokelat dapat dilihat pada tabel 1. Pemberian pakan kambing PE di UPTD Kampung Coklat belum memperhatikan kebutuhan ternak, kualitas dan kuantitas pakan, kondisi fisiologis ternak, bobot badan dan jenis kelamin. Hal yang sama terjadi pada penelitian (Mahanani et al., 2023) di UPTD Pembibitan ternak dan Pakan Kabupaten Majene yang belum menerapkan manajemen pemberian pakan yang baik karena pemberian pakan hanya berdasarkan pengalaman peternak.
Tabel 1. Jumlah pemberian pakan pada ternak kambing PE di UPTD Kampung Coklat
Ternak Jumlah pemberian pakan (e/h)
kg BS % BS BB kg BB % BK BB
Kambing 1 6.14 12.75 1.85 3.84
Kambing 2 6.14 27.85 1.85 8.39
Kambing 3 6.14 26.41 1.85 7.96
Kambing 4 6.14 27.72 1.85 8.35
Kambing 5 6.14 27.46 1.85 8.27
Kambing 6 6.14 26.63 1.85 8.02
Kambing 7 6.14 25.56 1.85 7.70
Keterangan : BS: bahan segar, BK: bahan kering, BB: bobot badan
Jumlah pemberian pakan kambing PE di UPTD Kampung Coklat berdasarkan bahan segar dari bobot badan berkisar dari 12.75% – 27.85% dan berdasarkan bahan kering dari bobot badan berkisar 3.84% - 8.39%. Jumlah pemberian pakan melebihi dari standar yang umum digunakan yaitu 10% BS BB dan 3 % BK BB (Samputri & Rahman, 2020), dan juga melebihi
BINATA Journal Page 40 dari standart kebutuhan yang telah ditetapkan (Kearl, 1982) dengan bobot badan berkisar 22.05 – 48.15 kg membutuhkan pakan dalam bahan kering berkisar 0.58 – 1.05 kg dan 2.2% – 2.7%
BK BB. Jumlah pemberian pakan yang melebihi kebutuhan tetapi tidak sejalan dengan performa ternak yang mempunyai bobot badan yang lebih rendah dari standar SNI diduga terjadi karena pakan yang berikan masih tercampur dengan batang dan rating yang tidak dapat dikonsumsi oleh ternak.
Frekuensi pemberian pakan
Frekuensi pemberian pakan adalah berapa kali pakan diberikan dalam satu hari, pemberian pakan di peternakan kambing PE di UPTD Kampung Coklat sebanyak dua kali yaitu pada pagi jam 08:00 dan sore hari jam 16:00. Hamid et al (2020) menyatakan frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali dalam sehari tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap konsumsi bahan kering tetapi memberi pengaruh yang nyata pada peningkatan bobot badan, efisiensi penggunaan ransum dan kadar glukosa darah pada kambing kacang sedangkan pada kambing Saanen frekuensi pemberian pakan satu, dua dan tiga kali dalam sehari tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap produktifitas ternak (Yakin et al., 2022)
Kesimpulan
Penerapam manajemen pemberian pakan peternakan kambing PE di UTPD Kampung Coklat belum memenuhi manajemen pemberian pakan yang baik terutama pada jenis pakan yang diberikan dan jumlah pemberian pakan. Jenis pakan yang diberikan pada ternak kambing PE di UPTD Kampung Coklat hanya berupa hijauan tanpa konsentrat yang berasal dari daerah sekitar tanpa adanya budidaya sehingga secara kualitas dan kuantitas belum diketahui, sedangkan jumlah pemberian pakan hanya diberikan tanpa disesuaikan dengan kebutuhan ternak.
Ucapan Terima Kasih
Terimakasih kepada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kolaka dan UPTD Kampung Coklat yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di peternkana kambing PE di UPTD Kampung Coklat.
Daftar Pustaka
Amiruddin, Agustina, L., & Jamilah, J. (2020). Konsumsi pakan, konversi pakan dan produksi telur ayam arab yang ditambahkan tepung daun murbei pada pakan. Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak, 14(1), 43–51. https://doi.org/10.20956/bnmt.v14i1.10583
Anggara, M., Munandar, I., Utami, S. F., Ikram, F. D., & Faisal, M. (2022). Manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan sapi potong di Desa Sebewe Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa. Jurnal Aplikasi Sains Teknologi Nasional, 3(2), 64–68.
Hadi, R. F., Kustantinah, K., & Hartadi, H. (2012). Kecernaan in sacco hijauan leguminosa dan hijauan non- leguminosa dalam rumen sapi peranakan ongole. Buletin Peternakan, 35(2), 79–85. https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v35i2.594
Hamid, P., Zainal, Nirwana, & Mustafa. (2020). Frekuensi pemberian pakan terhadap pertambahan bobot badan dan kadar kimia darah kambing kacang. Jurnal AgriSains, 21(1), 47–53.
Kearl, L. C. (1982). Nutrient Requirements of Ruminants in Deleloping Countries. Nutrition of Grazing Ruminants in Warm Climates, 21–36. https://doi.org/10.1016/b978-0-12- 483370-8.50009-4
Mahanani, A. . ., Indah, A. S., Irmayanti, I., Haloho, R. D., Ermanda, A. P., Pratiwi, N. A., Palayukan, J., Ningtiyas, W. D., & Khatifah, K. (2023). Evaluasi Manajemen Pemberian
BINATA Journal Page 41 Pakan Kambing Peranakan Etawa (PE) di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Ternak dan Pakan di Wilayah Kabupaten Majene. Jurnal Triton, 14(2), 313–
322. https://doi.org/10.47687/jt.v14i2.463
Riski, P., Purwanto, B. P., & Atabany, A. (2016). Produksi dan kualitas susu sapi fh laktasi yang diberi pakan daun pelepah sawit. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 4(3), 345–349. https://doi.org/10.29244/jipthp.4.3.345-349
Samputri, S., & Rahman, M. J. (2020). PKM Usaha Ternak Kambing Etawa Desa Barana Kabupaten Jeneponto. Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 450–
455.
SNI. (2008). Bibit kambing peranakan Ettawa (PE). Badan Standarisasi Nasional, 7325:2008, 1–5.
Tatra, A. J., Abdullah, L., Program, D., Pascasarjana, M., Nutrisi, I., & Pakan, D. (2015).
Dampak rumput alam dan rumput unggul dalam ransum serta pengaruhnya terhadap performa ternak. Buletin Makanan Ternak, 102(1), 1–8.
Wahyuni, E., & Amin, M. (2020). Manajemen pemberian pakan sapi bali. Peternakan Lokal, 2(1), 1–7. https://doi.org/10.46918/peternakan.v2i1.829
Yakin, E. A., Sukaryani, S., & Windyasmara, L. (2022). Pengaruh frekuensi pemberian pakan hijauan yang berbeda terhadap produktivitas ternak kambing saanen. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis), 9(1), 164–169. https://doi.org/10.33772/jitro.v9i1.20200