1
MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PESANTREN
Ilham Maulana Aulia Hakim (20215080) Institut Agama Islam Negeri Kediri E-mail: [email protected] Abstrak
Artikel ini mengkaji manajemen pembiayaan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) di pesantren, dengan fokus pada beberapa aspek penting. Pertama, dibahas sumber- sumber pembiayaan pesantren yang meliputi donasi, zakat, dan kerjasama dengan berbagai pihak. Kedua, analisis mengenai penerapan TI dan layanan di pesantren, yang mencakup penggunaan perangkat lunak untuk administrasi, pembelajaran daring, dan komunikasi.
Selanjutnya, artikel ini menyajikan analisis SWOT untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terkait pembiayaan dan layanan TI di pesantren. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan dalam pengelolaan sumber daya, terdapat peluang signifikan untuk meningkatkan layanan pendidikan melalui teknologi. Oleh karena itu, penting bagi pesantren untuk mengembangkan strategi yang terintegrasi, dengan fokus pada peningkatan kapasitas manajerial dan pelatihan bagi pengelola, agar dapat memanfaatkan pembiayaan dan TI secara optimal. Pendekatan ini diharapkan akan membantu pesantren menyesuaikan diri dengan dinamika perkembangan zaman dan meningkatkan kualitas pendidikan serta efisiensi manajemen secara keseluruhan. Semoga artikel ini memberikan wawasan dan inspirasi bagi pembaca untuk berkontribusi dalam pengembangan pesantren, sehingga dapat berkembang menjadi institusi pendidikan yang lebih modern dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
PENDAHULUAN
Secara historis, pesantren telah mendokumentasikan berbagai sejarah bangsa Indonesia, baik sejarah sosial budaya masyarakat Islam, ekonomi maupun politik bangsa Indonesia. Sejak awal penyebaran Islam, pesantren menjadi saksi utama bagi penyebaran Islam di Indonesia. Pesantren mampu membawa perubahan besar terhadap persepsi halayak nusantara tentang arti penting agama dan pendidikan. Artinya, sejak itu orang mulai
2
memahami bahwa dalam rangka penyempurnaan keberagamaan, mutlak diperlukan prosesi pendalaman dan pengkajian secara matang pengetahuan agama mereka di pesantren.1
Dalam penyelenggaraan Pondok Pesantren, ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaannya yaitu, manajemen sebagai faktor upaya, organisasi sebagai factor sarana, dan administrasi sebagai faktor karsa. Ketiga faktor ini memberi arah dan perpaduan dalam merumuskan, mengendalikan, penyelenggaraan, mengawasi serta menilai pelaksanaan kebijakan kebijakan dalam usaha menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan tujuan setiap pondok pesantren.2
Pembiayaan merupakan hal penting dalam keberhasilan penyeleng-garaan pendidikan dan pemerintah memiliki peranan besar di dalamnya. Peran pemerintah mencakup pada perlindungan pemerintah terhadap anak di bawah umur, pengaruh eksternal peran pendidikan agar demokrasi berjalan, pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi semua warga negara, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, serta tuntutan “norma umum” dan pengaruh pendidikan. Pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan maka sangat dipengaruhi oleh faktor manajemen pembiayaan. Dalam menjalankan proses manajemen pembiayaan pondok pesantren menggunakan sistem. Dalam hal ini sistem yang dimaksud adalah sistem teknologi, yang ternyata agak kesulitan dalam hal migrasi sistem. Dahulu pondok pesantren menggunakan sistem manual dan dengan berkembangnya teknologi maka adanya tuntutan zaman menuju sistem yang lebih baik dan menunjang keberlangsungan proses manajemen.3
Implementasi manajemen pembiayaan pendidikan berbasis teknologi memberikan solusi yang efektif untuk pengelolaan dana di pondok pesantren. Dengan menerapkan pendekatan keuangan berbasis teknologi, para stakeholder di pesantren dapat mendapatkan bantuan yang signifikan dan mengalami kemudahan dalam mengelola serta me-manajemen pembiayaan di lingkungan pesantren. Manajemen pembiayaan pendidikan di pondok pesantren harus mampu mengintegrasikan teknologi digital dengan baik, sehingga dapat
1 Utama, R. E. (2020). Strategi pembiayaan pesantren melalui pemberdayaan ekonomi umat. Jurnal Tahdzibi: Manajemen Pendidikan Islam, hlm 118
2 Utama, R. E. (2020). Strategi pembiayaan pesantren melalui pemberdayaan ekonomi umat. Jurnal Tahdzibi: Manajemen Pendidikan Islam, hlm 118
3 Shunhaji, A., Abd Muid, N., & Desniati, P. (2020). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan Islam, hlm. 20
3
memberikan dampak langsung atau kontribusi optimal terhadap efektivitas, efisiensi, dan transparansi dalam mendukung kegiatan pendidikan serta mutu di pondok pesantren. 4
Contoh dari hal tersebut di atas misalnya pembayaran biaya pendidikan yang lancar dan memanfaatkan kemajuan teknologi dapat memudahkan proses administratif, memastikan pembayaran dan manajemen pembayaran SPP berjalan dengan presisi dan akurasi, serta memerlukan waktu yang minimal, sehingga meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan, waktu, dan biaya . Selain itu meningkatkan kenyamanan orang tua, siswa, dan pihak sekolah.
Sehingga aktivitas sekarang menjadi lebih mudah berkat berbagai fasilitas yang disediakan, mulai dari sarana komunikasi, penyebaran informasi, transaksi, pendidikan, hiburan, hingga ke aspek pribadi yang paling fundamental. Semua kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui pemanfaatan teknologi ini 5
PERMASALAHAN
Realitasnya meski begitu, perkembangan teknologi di dunia pendidikan Pondok Pesantren pada masa kemajuan saat ini dinilai belum sepenuhnya diikuti oleh keberadaan pondok pesantren di Indonesia. Mayoritas warga Indonesia masih belum mengadopsi fasilitas pembayaran digital, terlihat dari tingginya prevalensi penggunaan uang tunai untuk pembelian barang atau jasa. Penggunaan sistem pembayaran digital saat ini lebih banyak ditemui pada kalangan kelas menengah hingga atas, terutama individu yang sudah familiar dengan teknologi. Oleh karena itu, upaya untuk menyebarkan penggunaan uang elektronik atau aplikasi pembayaran di Indonesia dianggap belum optimal.
Dampak dari kurangnya manajemen pembiayaan pendidikan dalam mengikuti perkembangan teknologi oleh pondok pesantren di Indonesia tercermin dalam penggunaan aplikasi yang masih belum mencapai tingkat optimal di negara ini, seperti penggunaan buku sebagai alat untuk mencatat pembayaran syahriah santri mengakibatkan proses pendataan, pengolahan, dan pencarian data yang kurang efisien dalam hal waktu dan tenaga. Dengan jumlah data yang terus bertambah, penumpukan tersebut membuat penyimpanan menjadi sulit, dan risiko kerusakan serta kehilangan data menjadi tinggi.6
4 Priyanta, P., Hidayati, D., Sudarsono, B., & Hasanah, E. (2024). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Digital Pada Pondok Pesantren Di Klaten. Manajemen Pendidikan. Hlm. 107
5 Priyanta, P., Hidayati, D., Sudarsono, B., & Hasanah, E. (2024). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Digital Pada Pondok Pesantren Di Klaten. Manajemen Pendidikan. Hlm. 107
6 Priyanta, P., Hidayati, D., Sudarsono, B., & Hasanah, E. (2024). Manajemen Pembiayaan
Pendidikan Berbasis Digital Pada Pondok Pesantren Di Klaten. Manajemen Pendidikan. Hlm. 107- 108
4 PEMBAHASAN
Manajemen pembiayaan pesantren
Manajemen pembiayaan pesantren dapat didefinisikan sebagai serangkaian proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber-sumber pembiayaan pesantren untuk mencapai tujuan lembaga secara efektif dan efisien (Amin, 2019; Wahid, 2021).7, Manajemen pembiayaan pesantren mencakup aktivitas berikut:
1. Perencanaan anggaran, meliputi identifikasi sumber-sumber dana, proyeksi kebutuhan, dan alokasi anggaran.
2. Pengorganisasian pengelolaan keuangan, termasuk pembagian tugas dan tanggung jawab.
3. Pelaksanaan dan pengendalian penggunaan dana sesuai rencana.
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan secara transparan dan akuntabel.8
Selain itu, Manajemen pembiayaan pesantren juga harus mempertimbangkan upaya diversifikasi sumber-sumber pembiayaan untuk mengurangi ketergantungan pada iuran santri dan donasi.9, Tujuan utama manajemen pembiayaan pesantren adalah:
1. Menjamin ketersediaan dana yang memadai untuk operasional dan pengembangan pesantren.
2. Mengalokasikan sumber daya keuangan secara efektif dan efisien sesuai prioritas.
3. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pesantren.
4. Mendorong kemandirian keuangan pesantren melalui diversifikasi sumber pembiayaan.10
Sumber sumber pembiayaan pesantren
Setidaknya sumber dana pondok pesantren yang berasal dari partisipasi masyarakat antara lain: 1) Dewan pendidikan, 2) Komite sekolah, 3) Persatuan orang tua siswa, 4)
7 Wahid, A. (2021). Strategi Adaptasi Pesantren dalam Menghadapi Transformasi Digital. Jurnal Manajemen Pendidikan, 15(2), 67-78
8 Fauzi, A. (2021). Pengembangan Keahlian Digital Santri di Pondok Pesantren Modern. Jurnal Pendidikan Vokasi, 11(2), 112-121.
9 Khotimah, K. (2021). Implementasi E-Learning di Pondok Pesantren. Jurnal Teknologi Pendidikan, 13(1), 45- 55.
10
5
Perkumpulan olah raga, 5) Perkumpulan kesenian11. Depag menyatakan bahwa sumber dana pendidikan dapat digali dari dua sumber, yaitu dana yang berasal dari lembaga pendidikan (pesantren) itu sendiri, intern, seperti SPP atau syahriyah, uang pendaftaran santri, uang gedung, bunga deposito koperasi pesantren dan usaha mandiri (wiraswasata), dan dana berasal dari luar lembaga, ekstern, seperti sumbangan dari yayasan, masyarakat, pinjaman bank, hibah dan wakaf, sumbangan alumni, donatur dan zakat serta shodaqoh12
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa dana pondok pesantren adalah sejumlah dana yang digunakan untuk pembiayaan pendidikan yang berasal dari masyarakat (donatur) atau pemerintah. Pada umumnya pembiayaan pondok pesantren yang diberikan oleh masyarakat yang memiliki kepentingan dan kepedulian terhadap perjalanan dan pengembangan pendidikan di pondok pesantren biasanya dana berupa shodaqoh, hibah, dan lain-lain. Sedangkan dari pemerintah merupakan wujud dari anggaran yang telah ditentukan dalam APBD (Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah) pada tingkat kabupaten atau APBN (Anggaran Belanja dan Pendapatan Nasional) pada tingkat Nasional.13
TI dan layanan di pesantren
Pesantren, sebagai salah satu institusi pendidikan Islam tradisional di Indonesia, telah lama dikenal dengan tradisi dan budayanya yang kuat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pesantren dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi agar dapat tetap relevan dan memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat, beberapa bentuk tekhnologi di pesantren anatara lain:
1. Digitalisasi Administrasi dan Manajemen Pesantren
Banyak pesantren kini telah mengadopsi teknologi digital untuk mengelola administrasi dan manajemen kelembagaan mereka. Penggunaan sistem informasi pesantren, misalnya, memungkinkan pesantren untuk mendigitalkan data santri, absensi, keuangan, dan berbagai aspek lainnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan
11 Fauzi, A. (2017). Manajemen dana dan sumber dana pondok pesantren. Tasyri': Jurnal Tarbiyah- Syari'ah Islamiyah, 24(01),hlm 67
12 Fauzi, A. (2017). Manajemen dana dan sumber dana pondok pesantren. Tasyri': Jurnal Tarbiyah- Syari'ah Islamiyah, 24(01),hlm 69
13 Fauzi, A. (2017). Manajemen dana dan sumber dana pondok pesantren. Tasyri': Jurnal Tarbiyah- Syari'ah Islamiyah, 24(01),hlm 70
6
efisiensi, tetapi juga memudahkan akses dan transparansi informasi bagi para pemangku kepentingan.14
2. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran
Selain bidang administrasi, teknologi juga dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di pesantren. Penggunaan media digital seperti proyektor, video, dan aplikasi pembelajaran interaktif dapat memperkaya metode pengajaran dan membuat materi ajar lebih menarik bagi para santri.15 Beberapa pesantren bahkan telah mengembangkan e-learning atau kelas virtual untuk memperluas jangkauan pendidikan mereka16
3. Pengembangan Keahlian Santri
Dalam upaya mempersiapkan santri menghadapi tantangan masa depan, beberapa pesantren telah mengintegrasikan pelatihan keterampilan berbasis teknologi ke dalam kurikulum mereka. Hal ini mencakup pelatihan komputer, pemrograman, desain grafis, dan keterampilan digital lainnya17. Dengan demikian, para santri tidak hanya memiliki pengetahuan agama yang kuat, tetapi juga mampu bersaing di era digital.
4. Konektivitas dan Kolaborasi Pesantren
Teknologi juga memungkinkan pesantren untuk terhubung dengan jaringan yang lebih luas, baik dalam skala nasional maupun global. Melalui pemanfaatan media sosial dan platform komunikasi digital, pesantren dapat berbagi informasi, berkolaborasi dalam proyek-proyek, dan membangun sinergi dengan institusi pendidikan lain atau organisasi terkait.18
5. Tantangan dan Strategi Adaptasi
Meskipun pesantren telah mengadopsi teknologi, mereka tetap harus menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana memastikan integrasi teknologi tidak mengganggu nilai-nilai dan budaya pesantren yang telah lama ditanamkan.19 Strategi adaptasi yang efektif, seperti pelatihan SDM, pengembangan kebijakan, dan penguatan kepemimpinan, menjadi
14 Amin, M. (2019). Digitalisasi Administrasi Pesantren: Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 45-60.
15 Amrullah, A. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran di Pondok Pesantren. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, 4(2), 78-87.
16 Khotimah, K. (2021). Implementasi E-Learning di Pondok Pesantren. Jurnal Teknologi Pendidikan, 13(1), 45- 55.
17 Ridwan, A. (2019). Integrasi Keterampilan Teknologi dalam Kurikulum Pesantren. Jurnal Pendidikan Islam, 10(1), 89-98.
18 Rohman, A. (2021). Pesantren di Era Digital: Tantangan dan Peluang. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 18(2), 155-166
19 Masduqi, I. (2018). Pesantren di Antara Globalisasi dan Tradisi Lokal. Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 67-80.
7
kunci dalam mewujudkan transformasi digital yang selaras dengan identitas pesantren.20
ANALISIS SWOT PEMBIAYAAN DAN LAYANAN SERTA TI DI PESANTREN Kekuatan (Strengths)
• Sumber pembiayaan dari donasi, wakaf, dan iuran santri yang stabil
• Kemampuan mengoptimalkan sumber daya lokal untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan eksternal
• Kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan pesantren yang transparan dan akuntabel
Kelemahan (Weaknesses)
• Keterbatasan infrastruktur teknologi informasi di sebagian pesantren, seperti akses internet dan ketersediaan perangkat digital.
• Kurangnya kompetensi SDM pesantren dalam memanfaatkan dan mengelola teknologi informasi secara optimal.
• Resistensi sebagian pimpinan dan warga pesantren terhadap adopsi teknologi karena kekhawatiran akan pergeseran budaya.
Peluang (Opportunities)
• Dukungan pemerintah dan lembaga terkait dalam pengembangan infrastruktur dan kapasitas TI di pesantren (Ridwan, 2019; Fauzi, 2021)
• Kemajuan teknologi yang semakin terjangkau dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan pesantren (Amrullah, 2020; Khotimah, 2021)
• Tren digitalisasi di masyarakat yang dapat mendorong pesantren untuk lebih aktif memanfaatkan TI (Nurkhoiron, 2020; Rohman, 2021)
Ancaman (Threats)
• Kekhawatiran terhadap dampak negatif teknologi, seperti pergeseran nilai-nilai dan budaya pesantren
20 Wahid, A. (2021). Strategi Adaptasi Pesantren dalam Menghadapi Transformasi Digital. Jurnal Manajemen Pendidikan, 15(2), 67-78.
8
• Kesulitan pesantren dalam mengikuti laju perkembangan teknologi yang terus berubah
• Potensi serangan siber dan ancaman keamanan data yang dapat mengganggu keberlangsungan operasional pesantren
KESIMPULAN
Manajemen pembiayaan yang baik, melalui perencanaan anggaran, pengorganisasian keuangan, pelaksanaan yang terencana, dan pelaporan yang transparan, dapat menjamin ketersediaan dana yang memadai untuk operasional dan pengembangan pesantren.
Diversifikasi sumber pembiayaan, baik dari internal maupun eksternal, menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada iuran santri dan donasi.
Di sisi lain, pemanfaatan TI dalam administrasi dan pembelajaran telah memberikan peluang besar bagi pesantren untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Digitalisasi administrasi meningkatkan efisiensi, sementara penggunaan media digital dalam pembelajaran memperkaya pengalaman santri. Namun, tantangan seperti infrastruktur yang kurang memadai dan resistensi terhadap teknologi perlu diatasi melalui pelatihan dan kebijakan yang tepat.
Analisis SWOT menunjukkan bahwa meskipun pesantren memiliki kekuatan dan peluang yang signifikan, mereka juga dihadapkan pada kelemahan dan ancaman yang harus dikelola dengan cermat. Dalam konteks ini, strategi adaptasi yang efektif akan sangat penting untuk menjaga identitas pesantren sambil mengintegrasikan inovasi dan teknologi.
Dengan demikian, pengelolaan pembiayaan yang baik dan pemanfaatan TI yang optimal diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren, memperkuat akuntabilitas, dan mendorong kemandirian keuangan, sehingga pesantren dapat berkontribusi secara maksimal kepada masyarakat dan tetap relevan di era digital.
9 DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2019). Digitalisasi Administrasi Pesantren: Studi Kasus di Pondok Pesantren Al- Munawwir Krapyak Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Islam, 8(1)..
Amrullah, A. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran di Pondok Pesantren. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, 4(2).
Fauzi, A. (2017). Manajemen dana dan sumber dana pondok pesantren. Tasyri': Jurnal Tarbiyah-Syari'ah Islamiyah, 24(01).
Khotimah, K. (2021). Implementasi E-Learning di Pondok Pesantren. Jurnal Teknologi Pendidikan, 13(1).
Masduqi, I. (2018). Pesantren di Antara Globalisasi dan Tradisi Lokal. Jurnal Pendidikan Islam, 7(2).
riyanta, P., Hidayati, D., Sudarsono, B., & Hasanah, E. (2024). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Digital Pada Pondok Pesantren Di Klaten. Manajemen Pendidikan.
Ridwan, A. (2019). Integrasi Keterampilan Teknologi dalam Kurikulum Pesantren. Jurnal Pendidikan Islam, 10(1).
Rohman, A. (2021). Pesantren di Era Digital: Tantangan dan Peluang. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 18(2).
Shunhaji, A., Abd Muid, N., & Desniati, P. (2020). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan Islam.
Utama, R. E. (2020). Strategi pembiayaan pesantren melalui pemberdayaan ekonomi umat. Jurnal Tahdzibi: Manajemen Pendidikan Islam.
Wahid, A. (2021). Strategi Adaptasi Pesantren dalam Menghadapi Transformasi Digital.
Jurnal Manajemen Pendidikan, 15(2).