• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen pendidikan kontemporer

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "manajemen pendidikan kontemporer"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

Di masa lalu, Indonesia menghadapi situasi yang pelik, yaitu lahirnya konsep kolonialis dalam bidang pengelolaan pendidikan. Daerah terpinggirkan menjadi produktif, budaya daerah yang terendam hidup kembali, banyak adat istiadat terungkap, akhirnya kepemimpinan pendidikan kita bergeser ke arah pengembangan kearifan lokal.

Pendahuluan

Latar Belakang

16 Suranto, Evaluasi Program Revitalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa yang Relevan dengan Etika Komunikasi di Sekolah, Widya Komunika, Vol. Salah satu model pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kontekstual berbasis nilai-nilai kearifan lokal.

Ruang Lingkup Pembahasan

Bagian kelima merupakan bagian sentral pembahasan buku ini, yaitu manajemen pendidikan berbasis kearifan lokal. Sub bab penelitian ini terdiri dari tiga hal yaitu, kearifan lokal dalam pendidikan, pendidikan karakter berbasis kearifan lokal, dan implementasi manajemen pendidikan berbasis kearifan lokal.

Metode Kajian

Sekolah ini memiliki reputasi yang baik di mata masyarakat karena sangat peduli terhadap pelestarian budaya dan kearifan lokal yang ada di kota Kediri. Mereka diakui sebagai sekolah yang sangat mendukung pelestarian kearifan lokal di Kota Kediri, baik melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler.

Semesta Makna dan Implikasi

Konsep Dasar

Manajemen Pendidikan

Manajemen Pendidikan sebagai Ilmu

  • Perencanaan ( planning )
  • Pengorganisasian ( organizing )
  • Pelaksanaan ( actuating )
  • Pengendalian ( controlling )

Dengan pengertian tersebut maka dalam aspek perencanaan, organisasi/lembaga menetapkan tujuan, aturan beserta pedoman pelaksanaannya diikuti dengan penentuan biaya untuk mencapai tujuan.14 Manual memberikan ruang lingkup perencanaan untuk menghasilkan keluaran seperti pedoman, tujuan, peraturan, SOP Aspek-aspek tersebut bukan hanya rencana bebas risiko, tetapi masalah yang akan . mencapai tujuan tertentu dengan maksud yang ingin dicapai; 3) menentukan pendekatan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dan itu melibatkan penugasan tugas, pengelompokan tugas di departemen dan penugasan otoritas dengan tanggung jawab yang cukup dan mengalokasikan sumber daya di seluruh organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Setiap bagian mendapatkan tugasnya masing-masing sebagai bagian dari gugus tugas untuk mencapai tujuan bersama. Dapat juga diartikan sebagai proses memberikan motivasi, kekuatan dan kekuatan kepada stakeholders untuk secara sungguh-sungguh mencapai tujuan. Disadari atau tidak, manusia selalu menghadapi masalah pengendalian dalam berbagai aspek kehidupannya, yaitu mengerahkan segala sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

Prinsip dan Nilai Manajemen Pendidikan

  • Nilai Sosial
  • Budaya
  • Moral

Contoh sosial yang berkaitan dengan manajemen pendidikan adalah jika orang tua siswa memiliki karakter yang kuat, maka kepribadian siswa juga akan tangguh. Dari ketiga hubungan tersebut, terlihat jelas bahwa budaya memiliki nilai dalam ruang pengelolaan pendidikan terkait dengan pentingnya peserta didik dalam menjaga dan mengembangkan budaya. Kedua, keterkaitan dalam prinsip keberanian, dimana proses manajemen pendidikan menjadi benteng melawan rasa takut dan resiko.

Hierarki penetapan sasaran tujuan dalam manajemen pendidikan disusun dalam tiga aspek; akhlak, ilmu dan Simak sejarah pendidikan karakter lebih lengkap di salah satu artikel karya Cut Zahri Harun, Managing Character Education. Oleh karena itu unsur moral ditempatkan dalam semua aspek pendidikan, seperti yang diprakarsai, diselidiki, dirumuskan dan dilaksanakan dalam manajemen pendidikan.

Manajemen Pendidikan

Pendekatan Antropologi Budaya

Berbasis Antropologi Budaya

Model Pembelajaran Berbasis Budaya

Maka tugas manajemen pendidikan adalah melestarikan kearifan budaya untuk kebahagiaan manusia (bila dilihat dari perspektif filsafat). Secara praktis, budaya menjadi metode yang terbentuk dari hasil transformasi pengamatan menjadi bentuk kreatif dari kondisi sosial yang alamiah. Jadi, Pannen (2002) mengajukan definisi yang lengkap, pembelajaran berbasis budaya adalah metode yang berorientasi pada penciptaan lingkungan belajar yang mengintegrasikan budaya dengan pembelajaran dan menjadikan budaya mendasar, ekspresif dan komunikatif.10 Dengan pengertian ini, tampaknya didasarkan pada budaya. pembelajaran adalah strategi pengintegrasian, budaya dalam proses pembelajaran dalam bentuk ekspresi (penyampaian formal), komunikasi (percakapan sehari-hari) dan pengembangan pengetahuan.

Menjadikan budaya sebagai tujuan ilmiah Budaya yang telah hidup di masyarakat, baik dalam bentuk bahasa maupun rutinitas sehari-hari, merupakan bagian dari kurikulum wajib sebagai mata pelajaran khusus. Menjadikan budaya sasaran kebiasaan Artinya budaya dimasukkan ke dalam media pembelajaran baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran, tata cara mata pelajaran, kegiatan di kelas maupun kegiatan lainnya. Dengan adanya komponen ini, jelaslah bahwa unsur-unsur manajemen pendidikan mempunyai keterkaitan dari segala sisi dengan kebudayaan.

Implementasi Pendidikan Berbasis Budaya

Misalnya, ketika siswa dikenalkan dengan budaya Saronen Jawa Timur, mereka akan meraba-raba makna yang terkandung di dalamnya. Di sisi lain, muncul pemerhati, pakar, dan pegiat budaya yang asal muasalnya terpancar dari sini, yaitu kemampuan siswa dalam memaknai suatu budaya melalui pendidikan. Mata pelajaran yang disajikan dalam kurikulum mengajarkan siswa untuk berpikir kritis ilmiah, berjiwa sosialis, berbudaya dan cinta tanah air.

Namun ada kekurangannya, setelah mempelajari budaya, siswa belum mampu merespon dan memperhatikan persoalan sosial budaya yang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini, menurut Tilaar kurang diperhatikan aspek waktu dari integrasi manajemen pendidikan dengan kebudayaan, yaitu aspek pemecahan masalah kebudayaan, dimana peserta didik diajak berpikir untuk memecahkan persoalan kebudayaan akibat tantangan kebudayaan dari luar. . 17 Potret perumusan manajemen pendidikan berbasis budaya dilakukan dengan mengacu pada tiga kerangka dasar yang diterapkan oleh SD di Sleman.

Signifikansi Akademik Pendidikan Karakter

Manajemen

Pendidikan Berbasis Karakter

Model Integrasi Pendidikan Karakter

Model kepemimpinan pendidikan berbasis karakter didasarkan pada proses pemberian dukungan kepada peserta didik untuk membentuk karakternya dengan baik dan memenuhi persyaratan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu bentuk pelaksanaan manajemen pendidikan menitikberatkan pada lima komponen manajemen yaitu input, proses, output, hasil dan tujuan. Dengan mengacu pada kelima komponen tersebut, manajemen pendidikan berbasis karakter hanya dapat dicapai dengan:

Pertama, aspek efisiensi input dalam proses persiapan kepemimpinan pendidikan adalah komponen input instrumental dan lingkungan yang termasuk dalam tahap perencanaan kepemimpinan. Ketiga, hasil dari proses implementasi manajemen pendidikan berbasis karakter meliputi 1) terciptanya iklim, kebiasaan, aturan berbasis karakter, 2) terciptanya budaya pendidikan berwawasan karakter, 3) terciptanya sistem pembelajaran berbasis karakter, dan 4 ) membentuk siswa yang berkarakter, Yang Mulia. Keempat, dampak dari proses penerapan manajemen pendidikan berbasis karakter adalah 1) terbentuknya sifat atau karakter pribadi yang luhur pada peserta didik, 2) terbentuknya karakter kelembagaan yang berkualitas, 3) terbentuknya karakter lokal atau lingkungan, yang dihormati baik secara internal maupun eksternal dan, 4) pembentukan karakter bangsa yang bermartabat internasional.

Model Manajemen Pendidikan Karakter

  • Perencanaan Pendidikan Karakter
  • Pelaksanaan Pendidikan Karakter
  • Evaluasi Pendidikan Karakter

Konkritnya, pendidikan karakter diwujudkan bagi peserta didik dalam bentuk kegiatan; mengintegrasikan dengan mata pelajaran, mengintegrasikan dengan proses manajemen output dan mengintegrasikan melalui kegiatan lainnya. Pada tahap implementasi, nilai-nilai karakter dikembangkan lebih dominan melalui pengalaman belajar dan proses pembelajaran yang mengarah pada pembentukan karakter siswa. RPP dianalisis dengan menggabungkan tujuan pendidikan lembaga dengan nilai nilai siswa.

Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan di dalam lembaga yang diselenggarakan berdasarkan rencana lembaga atau organisasi kemahasiswaan. Yang dimaksud dengan kegiatan terprogram adalah protokol yang dibuat oleh lembaga untuk mengatur peserta didik agar memiliki dan menerapkan nilai-nilai karakter sehari-hari. Karena bagaimana pun interaksi antara siswa tidak hanya dengan lingkungan pendidikan saja, di luar itu keluarga dan lingkungan sangat berpengaruh.

Implementasi Pendidikan Berbasis Karakter

  • Perencanaan Tahap Implementasi
  • Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter

Dalam tahap perencanaan, Novan Ardi Wiyani menjelaskan dalam bukunya, tahap perencanaan pendidikan karakter sekurang-kurangnya meliputi; Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan yang dapat menuntaskan pendidikan karakter yang harus dikuasai dan dilakukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan teori tersebut, SMP Muhammadiyah 2 Malang menerapkan pendekatan perencanaan pendidikan karakter dengan basis manajemen persuasi.

Tahap selanjutnya yang dilakukan Muhammadiyah 2 Malang dalam melakukan manajemen pendidikan karakter adalah mengalihkan fokus pada level kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, karakter sosial dan bangsa bergantung pada pembentukan nilai-nilai pendidikan karakter di dunia pendidikan. Selain tenaga kependidikan sebagai unsur pendukung, mereka berperan sebagai pihak yang membenarkan atau meyakinkan siswa tentang pendidikan karakter yang diterimanya.

3 Evaluasi Pendidikan Karakter

Evaluasi kelas dilakukan secara terus menerus oleh pendidik mengacu pada indikator pencapaian nilai dan karakter budaya. Model evaluasi proses yang diterapkan di SMP 2 Muhammadiyah Malang adalah anecdotal record, yaitu model evaluasi proses dimana pendidik membuat catatan setiap kali menyelesaikan pembelajaran di kelas. Menurut Mulyasa, proses penilaian lebih efektif dan efisien dengan mengikutsertakan peran orang tua dan masyarakat atau masyarakat, serta pendidik dan tenaga kependidikan.

Namun di beberapa lembaga pendidikan, termasuk SMP 2 Muhammadiyah Malang, evaluasi proses tidak melibatkan orang tua dan masyarakat. Evaluasi proses hanya dilakukan oleh pendidik yang dinilai berdasarkan kegiatan kelas sehari-hari melalui angket dan observasi penilaian sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Seperti yang diterapkan oleh SMP 2 Muhammadiyah Malang saat mengevaluasi hasil yaitu dengan mencatat penilaian sikap dan perilaku siswa dari seluruh guru dari proses pembelajaran.

Manajemen Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

Kearifan Lokal dalam Pendidikan

Kearifan lokal adalah nilai luhur yang terkandung dalam kekayaan budaya lokal yang dibentuk oleh prinsip-prinsip hidup dan tradisi. Adanya pendidikan mampu mendidik peserta didik menjadi aset generasi bangsa yang mampu mengembangkan kearifan lokal. Amirin, Menerapkan pendekatan pendidikan kontekstual multikultural berbasis kearifan lokal di Indonesia, Jurnal Pengembangan Pendidikan: Landasan dan Aplikasi, Vol.

Namun pada tataran implementasi, pendidikan berbasis kearifan lokal memiliki kiat atau syarat yang harus dipenuhi. Kegiatan pendidikan berbasis kearifan lokal bukanlah kegiatan kecil dengan tenaga kerja yang sedikit, tetapi membutuhkan usaha dan tenaga yang besar untuk melaksanakannya secara optimal. Jika diterapkan pada kegiatan tambahan, waktu tertentu umumnya dibuat bertujuan untuk mengangkat kearifan lokal.

Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

Dari pengertian pendidikan karakter dan kearifan lokal yang telah diuraikan, maka jika dipadukan dengan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal adalah pendidikan tentang akhlak, kebaikan dan kearifan lokal. Sedangkan pendidikan berbasis kearifan lokal diartikan sebagai pembelajaran yang mengajarkan kepada generasi muda untuk selalu dekat dan mandiri dalam situasi di daerah tempat tinggalnya. Pembangunan jati diri bangsa melalui wawasan kearifan lokal (local genius) pada dasarnya merupakan landasan bagi pembentukan jati diri bangsa secara nasional.

Dari sini dapat diasumsikan bahwa proses mendidik kearifan lokal bertujuan untuk menciptakan generasi yang mampu menjadi identitas bangsa. Karena pendidikan berbasis kearifan lokal mengajarkan siswa untuk selalu dekat dengan situasi daerah yang hidup di dalamnya. Karena gerakan pendidikan karakter berkaitan dengan budaya dan budaya itu sendiri merupakan hasil karya sosial, maka pelestarian pendidikan karakter berbasis kearifan lokal harus dilakukan melalui dukungan masyarakat.

Implementasi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

Pembelajaran budaya, yaitu proses dimana siswa berperan sebagai praktisi budaya atau kearifan lokal. Strategi Pendidikan Nasional (Kemendiknas) untuk penyelenggaraan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal pada satuan pendidikan meliputi langkah-langkah sebagai berikut. A. Situasional, yaitu menciptakan kondisi lokal yang paling mendukung pembelajaran karakter berbasis kearifan sehingga siswa cepat memahami dan mempraktekkan.

Salah satu model pembelajaran lokal karakter berbasis kearifan adalah pengembangan strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Selain itu, mahasiswa juga ditugaskan membuat masterplan untuk mengembangkan kearifan lokal yang ada. Lihat Happri Novriza Setya Dwantoro, Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal dalam Pengajaran IPS.

Referensi

Dokumen terkait

Selain sebagai mata pelajaran muatan lokal, pembelajaran kitab kuning dan Qiroátul Qurán merupakan salah satu program yayasan serta ciri khas MA At-Taufiq sendiri yang