• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Tahap Implementasi

Dalam dokumen manajemen pendidikan kontemporer (Halaman 142-148)

Pendidikan Berbasis Karakter

D. Implementasi Pendidikan Berbasis Karakter

1. Perencanaan Tahap Implementasi

Secara umum, perencanaan sangat menentukan terhadap tercapainya tujuan yang diharapkan. Perencanaan mencakup berbagai kegiatan menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapaian tujuan, isi program dan lain sebagainya. Dalam tahap perencanaan, Novan Ardi Wiyani dalam bukunya menerangkan, setidaknya tahap perencanaan pendidikan karakter meliputi;

• Melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis kegiatan yang dapat merealisasikan pendidikan karakter yang perlu dikuasai dan dapat dilaksankan oleh peserta didik pada kehidupan sehari-hari

• Mengembangkan materi pembelajaran untuk semua jenis kegiatan

• Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan meliputi; tujuan, materi, fasilitas, jadwal, fasilitator dan evaluasi

• Menyiapkan fasilitas pendukung terhadap program pembentukan karakter

• Menyusun rencana pembelajaran.26

26 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kuriklum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 81.

Berdasar pada teori ini, SMP Muhammadiyah 2 Malang menerapkan suatu pendekatan perencanaan pendidikan karakter dengan menggunakan basis persuation management.

Suatu pendekatan untuk merangkai manajemen pendidikan menjadi lebih tertata dan mudah untuk dilaksanakan. Pendekatan ini menekankan aspek pelibatan semua stakeholders baik melalui aspirasi, sharing, serap pendapat maupun pendekatan. Sehingga, dilakukan beberapa kebijakan yang sangat pentig yaitu sosialisasi kebijakan, membentuk tim, penyiapan tenaga pendidik dan review dokumen. Langkah- langkah dalam perencanaan pendidikan karakter dilakukan sebagai berikut.

a. Model Penentuan Nilai Karakter

Penentuan nilai pendidikan karakter, tentu merupakan hal yang subyektif. Bisa jadi, antar lembaga pendidikan memiliki berbeda makna dan perspektif. Perbedaan ini tergantung pada situasi sosial, letak geografis dan gaya kepemimpinan. Sekalipun diatur pada skala pusat, namun aturan tersebut memiliki jangkauan umum.27 Pada proses selanjutnya

27 Melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 20 Tahun 2018

adalah membentuk tim khusus pelaksana pendidikan karakter. Di Muhammadiyah 2 Malang, tim teresbut dibentuk utuk melakukan tugas administratif, perencanaan, pelaksanaan namun tidak pada dataran evaluasi.28

Tim pelaksana pembuat perencanaan pendidikan karakter bertugas untuk melakukan identifikasi jenis kegiatan agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan dan dikuasai pada kehidupan sehari-hari baik berkaitan dengan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Hasil identifikasi ini, baru kemudian nilai-nilai karakter yang selaras dan dapat dikembangkan dengan sistem budaya dan -tentu- searah dengan arahan standar nasional tentang tujuan

tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Aturan ini memuat jelas tentang gerakan pendidikan di bawah naungan satuan pendidikan khusus yang diarahkan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah raga dan olah pikir dengan melibatkan kerjasama antra satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat.

Terobosan ini kemudian lebih akrab disebut dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental. Lihat lebih jelas dalam Ayu Purry Purnama, Irawan Suntoro dan Helmi Yanzi, Implementasi Progaram PPK dalam Membentuk Sikap Sosial Peserta Didik di SMAN 14, Jurnal Kultur Demokrasi, Vol. 5, No.2, 2018, hlm.1- 14.

28 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2000, hlm. 49.

perumusan pendidikan karakter yaitu religius, nasionalis, mandiri, integritas dan gotong royong.

S e t e l a h k e r j a t i m s e l e s a i d e n g a n mengantongi identifikasi dan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan kebutuhan internal dan satu atap dengan pondasi standar nasinal, maka hasil tersebut sekaligus dijadikan program atau kegiatan lembaga selama jangka waktu tertentu.

b. Manajemen SDM

Tahap berikutnya sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammadiyah 2 Malang dalam melakukan manajemen pendidikan karakter adalah dengan mengalihkan fokus pada tingkat kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Istilah tenaga pendidik adalah kata lain dari pengajar, guru, dosen dan lain- lain, sedangkan tenaga kependidikan adalah bagian administrasi, peningkatan kegiatan internal, kesiswaan/kemahasiswaan dan lain sebagainya. Tahapan ini penting dilakukan, mengingat pendidik besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak didik dalam mengembangkan karakternya secara utuh.29

29 Pendidik merupakan golden process and character building dalam pendidikan. Sebagaimana diuraikan oleh Ahmad Yani Dasuki sebagaimana dikutip oleh Syaiful Anwar bahwa lingkugan yang berkembang

Melihat peran dan eksistensi pendidik yang begitu kuat dalam mendidik karakter, maka di Muhamadiyah 2 Malang melakukan aneka pelatihan baik berupa workshop, pelatihan intensif, seminar, kompetensi dan lain-lain.

Tugas utama pendidik dalam membina karakter adalah membuat kondisi lingkungan belajar menjadi berkarakter, menyenangkan dan memberikan ruang gerak yang luas kepada anak didik untuk membetuk karaker sesuai bawaannya.30

secara dinamis, adalah proses berkelanjutan yang memiliki tantangan dan hambatan dalam mencerminkan karakter bangsa. Dengan demikian, karakter social dan bangsa, bergantung pada pembentukan nilai pendidikan karakter di dunia pendidikan. Sementara di dunia pendidikan itu sendiri, pendidiklah yang menjadi pengarah karakter.

Lihat dalam Syaiful Anwar, Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Bangsa, Jurnal al-Tadzkiyyah, Vol. 7, No. 2, 2016, hlm. 167.

30 Produk dari segala bentuk pelatian kompetensi atau profesionalitas pendidik dilakukan melalui perangkat pembelajaran yang dibuat oleh semua pendidik mata pelajaran yang telah terintegrasi dengan nilai-nilai pendidikan karakter yaitu religious, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.

Selain itu, pelatihan tersebut diikuti oleh pendidik dan tenaga kependidikan. Karena mereka memiliki hubungan yang saling mempengaruhi terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana, ketersediaan, fasilitas dan kebijakan non sektoral. Lihat dalam Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, hlm. 66.

c. Review pembelajaran dan tanaga pengajar Setelah melalui kegiatan pengembangan kompetensi pendidik dan kependidikan dilakukanlah kajian-kajian program untuk penguatan pendidikan karakter. Pendidik menyiapkan konsep pembelajaran seperti rencana pembelajaran dan target yang ingin dicapai. Kemudian, tenaga kependidikan dan tim pengembangan karakter melakukan review terhadap rencana pembelajaran, program- program dan kegiatan jangka pendek maupun panjang.

Di SMP Muhammadiyah Malang, segala kegiatan dan kebijakan dikategorikan kembali ke dalam kegiatan yang lebih spesifik. Kegiatan yang kurang akan ditambahkan, sedangkan yang sudah memenuhi standart pelaksanaan, dipertahankan untuk dilihat hasil yang dicapai. Karena bagaimanapun, keefektifan perencanaan harus menghasilkan program yang berpusat kepada anak didik, mencakup program pembelajaran, pengajaran, kegiatan, keuangan, pengembangan potensi, laboratorium dan kepustakaan.31

31 Antara review dengan evaluasi berbeda jauh. Kalau review dilakukan sebelum segala perencanaan disahkan, sedangkan evaluasi dilakukan setelah semua rencana dilaksanakan. Fungsi review adalah

d. Sosialisasi Akhir

Tahap akhir perencanaan manajemen pendidikan karakter adalah sosialisasi. Bahan yang disosialisasikan dapat berupa kebijakan, re-branding maupun rencana-rencana alternatif lainnya. Sosialisasi melibatkan banyak pihak agar pendidikan karakter dapat diterapkan dengan optimal. Seperti anak didik, pendidik dan kependidikan, seluruh stakeholders, wali anak didik, lingkungan jika ada kaitannya dengan lembaga, masyarakat dan semua pihak yang memiliki keterkaitan. Karena sosialisasi merupakan langkah penting untuk menunjang keberhasilan pendidikan karakter.32

2. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan

Dalam dokumen manajemen pendidikan kontemporer (Halaman 142-148)