Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari merupakan salah satu madrasah dengan dua kurikulum, karena berada di bawah naungan pondok pesantren. Tujuan penelitian ini tentunya untuk mengetahui bagaimana perkembangan Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari. Bapak Purnawarman selaku Wakil Kepala Bidang Kurikulum Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari yang memberikan data dan informasi pengelolaan kurikulum kepada penulis dalam penelitian disertasi ini.
Berdasarkan kajian penulis sebelumnya, Madrasah Tsanawiyah PPI 165 berupaya memadukan kurikulum bidang studi PAI Kementerian Agama dan pesantren yang dikemas secara Islami. Apa hasil penggabungan manajemen pendidikan dalam kurikulum Kemenag dan Pondok Pesantren PPI 165 Arjasari pada bidang studi PAI? Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian sebagai berikut: MADRASAH TSANAWIYAH PPI 165 ARJASARI KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN PERTAMBANGAN KEMENTERIAN PERATURAN DAN KURIKULUM Pondok Pesantren.
Bagaimana konsep manajemen pendidikan dalam memadukan implementasi kurikulum Kemenag dan Pondok Pesantren PPI 165 Arjasari pada bidang studi PAI. Apa hasil pengelolaan kombinasi bidang kurikulum Kemenag dan Pondok Pesantren PPI 165 Arjasari pada bidang studi PAI.
Pembatasan Masalah
Apa saja faktor pendukung dan penghambat manajemen pendidikan pada kurikulum Kemenag dengan MT?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Manajemen mengarah pada penggabungan kurikulum pendidikan pada kurikulum Kementerian Agama dan Pondok Pesantren PPI 165 Arjasari pada bidang studi PAI.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan konsep-konsep di atas, diharapkan penggabungan keduanya akan menghasilkan pengelolaan pendidikan yang baik dan tepat. Pidarta menyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah kegiatan memadukan sumber daya pendidikan agar terarah pada pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dengan demikian, komponen-komponen yang bertujuan sesuai dengan fungsinya saling bersinergi sebagai satu kesatuan penyelenggaraan pendidikan yang mampu bergerak menuju tujuan penyelenggaraan pendidikan secara terpadu.
Berdasarkan penjelasan tersebut jelas bahwa pendidikan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan sangat diperlukan dalam pengelolaan Madrasah Tsanawiyah. Dalam hal ini berarti kepala madrasah merupakan pengelola pendidikan yang jelas bagi sekolahnya, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Kementerian Agama dan manajemen pendidikan di pesantren merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, karena penerapan penggabungan kedua kurikulum tersebut merupakan tolak ukur keberhasilan pendidikan formal di bawah naungan pesantren pada khususnya.
11 merupakan salah satu objek manajemen pendidikan yang harus dilaksanakan dengan baik baik di Kementerian Agama maupun dalam kurikulum pesantren. Dalam pelaksanaan manajemen pendidikan Madresah Tsanawiyah tidak lepas dari faktor pendukung dan penghambat yang harus ditempuh melalui konsep manajemen pendidikan yang baik dan terfokus.
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori Manajeman Strategik Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari Kabupaten Bandung sejalan dengan perannya sebagai wadah proses peradaban, yang dirancang sebagai salah satu cara untuk berpartisipasi dan membantu masyarakat dalam memberikan layanan pendidikan agar putra-putrinya mempunyai kemampuan belajar, kemampuan hidup, dan kemampuan berkomunikasi baik secara individu maupun kelompok di depan umum. Hal ini agar luaran Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari mempunyai wawasan yang terintegrasi antara ilmu duniawi dan menjadi pribadi yang bertaqwa dengan ilmu agama. Mengenai gambaran lulusan Madrasah Tsanawiyah, sesuai dengan tujuan umum kelembagaan Madrasah Tsanawiyah seperti yang dikemukakan oleh Nur Uhbiyati, yaitu agar peserta didik mempunyai sifat dasar seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia.
Hal ini dikarenakan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah melibatkan beberapa komponen yang menunjang keberadaannya dalam satu proses. Berdirinya Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari dilatarbelakangi oleh keberadaan masyarakat desa Rancakole yang kondisi budayanya dari segi sosial masih belum mencerminkan tatanan ekonomi masyarakat dan pendidikan yang mapan, hanya saja perkembangan pendidikan agama di kota masih belum berkembang. dulu. sangat minim. 28 Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari didirikan pada tahun 2002 diatas tanah seluas kurang lebih 774 m2 sumbangan dari bapak. Atas disumbangkan ke Pondok Pesantren Ikatan Islam 165 Arjasari.
dan pada tahun 2002 terdapat keinginan dari masyarakat untuk segera mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) karena lulusan Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari dan Madrasah Tsanawiyah lainnya tidak mampu melanjutkan ke sekolah lain. Dengan demikian, setelah berjalan selama dua tahun, Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari telah mendapat izin operasional dari Kementerian Agama dengan Nomor Statistik. Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari merupakan salah satu Madrasah yang berada di bawah naungan Persatuan Islam (Persis), didirikan pada tahun 2002 dan diberi nama Medresah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari Bandung yang berstatus swasta.
Pada awalnya kondisi guru dan pegawai di Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari saat itu masih minim dan mereka bekerja sesuai dengan keterampilan dan kemampuan di bidangnya, mulai dari penerimaan siswa hingga penerimaan tenaga pengajar dan karyawan. . Hal ini disebabkan keadaan Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari pada saat itu belum tertata dengan baik, terutama dalam hal manajemen khususnya manajemen kurikulum yang sangat berbeda dengan sekarang yang manajemennya sudah terorganisir dengan baik bahkan bisa menggunakan kombinasi kurikulum Kementerian Agama dan pesantren. Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari sejak berdirinya pada tahun 2002 masih dipimpin oleh Bapak. Anwar Saepuloh, S.Pd.I. 29 Sejak menjabat sebagai kepala Madrasah, Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari telah banyak memberikan pelayanan antara lain: berkat kepemimpinannya, Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari akhirnya berkembang pesat dalam hal pendidikan yang semakin maju, jumlah siswa semakin banyak. Dari tahun ke tahun banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di madrasah ini, karena sekolah ini lebih banyak muatan keagamaannya dibandingkan dengan sekolah negeri lainnya sehingga menjadi daya tarik tersendiri dan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah ini dinilai mampu menghasilkan. hasil yang baik.
Secara geografis Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari terletak di Desa Rancakole RT 01 RW 07 Desa Rancakole Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Selain itu walaupun jika melihat fenomena yang ada, Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari terletak di tengah pedesaan dan jauh dari perkotaan, namun hal tersebut tidak menjadi kendala bagi kemajuan sekolah tersebut, nyatanya Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari letaknya dekat dengan lembaga pendidikan perguruan tinggi lain, seperti Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah, Madrasah Tsanawiyah Al-Basyariyah, Madrasah Tsanawiyah Al-Huda dan lain sebagainya. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa jika melihat keadaan geografis Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari cukup strategis, karena walaupun terletak di tengah pedesaan dan jauh dari perkotaan namun hal tersebut tidak menjadi kendala. , bahkan bisa dikatakan suasana pedesaan.
Dilihat dari kondisi fisik gedung madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari masih terdapat beberapa kekurangan karena hanya memiliki 5 ruang kelas dan satu kantor yang berdiri di atas tanah seluas 774 m2, namun fasilitas madrasah dapat dikatakan cukup memadai, diantaranya 3 ruang belajar. kamar, 1 ruangan, kantor pengelola madrasah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 mushola dan dekat dengan fasilitas olah raga seperti lapangan sepak bola, lapangan bulutangkis dan lapangan voli. PPI 165 Arjasari memiliki beberapa kursus PAI yang terdiri dari PAI Kemenag dan Pondok Pesantren yang semuanya wajib diajarkan kepada santri.
PERSENTASE MATA PELAJARAN KEMENAG DAN PESANTREN
Realitas Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru PAI, 93% menyatakan perlu adanya perpaduan kurikulum Kemenag dan Keresidenan agar dapat saling mendukung dan mendukung. PPI 165 Arjasari terbukti memberikan pengaruh positif yang sangat besar dibandingkan negatifnya, sekitar 86% menyatakan positif bahwa keberadaan kurikulum pesantren dapat membantu mata pelajaran PAI Kemenag dengan materi yang dianggap sulit dipahami oleh santri dan 14 %. Setelah penulis melakukan observasi dan evaluasi terhadap seluruh siswa kelas VII-IX yang berjumlah 192 orang, dihasilkan 2 pernyataan positif dan negatif.
Pernyataan positif menyatakan bahwa materi dalam kurikulum Kementerian Agama mudah dipahami; penulis menemukan pernyataan ini sebesar 82%, sedangkan pernyataan negatif menyatakan demikian. Berdasarkan hasil observasi penulis dan evaluasi seluruh santri mengenai bagaimana pengaruh santri terhadap kurikulum pesantren, dapat diambil dua pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif menyatakan bahwa dengan adanya kurikulum pesantren semakin mudah dipahami dan terdapat nilai lebih pada materi kurikulum Kemenag karena dibahas secara detail hingga ke dasar. Penulis berpendapat pernyataan tersebut sebesar 88%, sedangkan pernyataan negatif menyatakan terlalu banyak materi dalam kurikulum pesantren yang pada akhirnya semakin sulit diterima dan dipahami. Kami menemukan pernyataan ini sekitar 12%.
PPI 165 Arjasari ternyata menciptakan hubungan positif antara guru dan siswa. Dalam hal ini penulis dapat memperoleh hasil penelitian setelah melakukan observasi pada saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. Permasalahan yang diteliti adalah seberapa aktif guru dan siswa. berada dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat diambil hasil penelitiannya. Kesimpulannya adalah adanya hubungan antara guru dan siswa dalam implementasi kurikulum Kementerian Agama dan Pondok Pesantren. Dari total 20 orang guru PAI di lingkungan Kemenag dan Pondok Pesantren diperoleh kurang lebih 74% tercapai dan dari sejumlah 192 santri tercapai sekitar 65,94% sehingga total persentasenya 68,97 dalam kategori baik. berjumlah .
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Saran
Manajemen pendidikan Madrasah Tsanawiyah PPI 165 Arjasari khususnya pada kombinasi kurikulum harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan untuk menyempurnakan kekurangan dan kelemahan dalam pelaksanaan manajemen kombinasi kurikulum. Oleh karena itu, kepala madrasah sebagai pemimpin harus benar-benar memahami dan memahami pentingnya manajemen pendidikan bagi lembaga yang dipimpinnya. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh keberadaan komponen-komponen yang menunjang terselenggaranya pendidikan. Komponen-komponen tersebut akan berjalan dinamis apabila dikelola dengan baik dan profesional. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika seluruh elemen tenaga kependidikan memahami secara mendalam teori-teori manajemen dan permasalahan yang berkaitan dengan manajemen sekolah.