Manajemen Risiko dan
Evaluasi dalam pelayanan kesehatan
Suryani Yuliyanti
Kemampuan Akhir yang diharapkan
1. Mampu menguraikan komponen dan siklus manajemen Risiko dalam pengelolaan masalah kesehatan 2. Mampu menjelaskan definisi manajemen risiko dalam bidang kesehatan
3. Mampu menjelaskan kedudukan manajemen risiko dalam manajemen
4. Mampu menganalisis dan menjelaskan siklus dan komponen dalam manajemen risiko dalam pengelolaan masalah kesehatan
5. Mampu mengidentifikasi masalah manajemen risiko dalam berbagai setting pengelolaan dan pelayanan kesehatan
• Mampu menjelaskan standar manajemen risiko kesehatan yang berkualitas
Manajemen
Plan Do Check
Action
6M 1 I Man Money Material
Method Market Machine Information
Output Outcome
Impact
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
Perencanaan
• Pengenalan permasalahan secara tepat berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya
kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai sasaran dan tujuannya.
• Harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun lintas sector
• Membangun kerjasama dan mengkoordinasikan program di internal Puskesmas dan di eksternal dengan mitra lintas sektor.
• Mencari dukungan dari pemerintah daerah
• Terintegrasi kedalam sistem perencanaan daerah melalui forum Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang disusun secara top down dan bottom-up
Perencanaan
• Perencanaan lima tahunan
Persiapan
•Mempersiapkan Tim, melakukan penyamaan persepsi tentang tahap perencanaan
Analisis Situasi
•Memperoleh informasi keadaan dan mmengidentifikasi masalah kesehatan.
Analisis data
•Data→informasi
Perumusan Masalah➔identifikasi masalah, prioritas masalah, mencari akar penyebab masalah,
•Penyebab masalah : Input, proses dan lingkungan
Menetapkan Cara pemecahan masalah
Analisis
• Analisis Deskriptif
• Analisis komparatif
• Analisis hubungan dalam program dan antar program
• Analisis masalah dari sudut Pandang Masyarakat
Pergerakan dan Pelaksanaan
• Pelaksanaan kegiatan yang telah di rencanakan
• Operasionalisasi dokumen perencanaan yg telah disusun
• Breakdown perencanaan
• Tetapkan pelaksana
Pengawasan, Penilaian dan Pengendalian
• Pengawasan internal ➔pengawasan oleh Puskesmas sendiri ( Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program).
• Pengawasan eksternal ➔instansi dari luar Puskesmas (dinas
kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat)
• melalui forum lokakarya mini,
Aspek yang di Awasi
• aspek administratif,
• sumber daya,
• pencapaian kinerja program,
• Teknis pelayanan.
Pengendalian
Serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Tujuan dari pengawasan dan
pengendalian
✓ Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan, kesesuaian dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber daya telah ada dan digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
✓ Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan pemecahan masalah sedini mungkin.
✓ Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi.
✓ Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program terkait, baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
✓ Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindaklanjuti dengan penyesuaian kegiatan.
✓ Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari waktu ke waktu.
Penilaian Kinerja
Proses yang obyektif dan sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan
menggunakan informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan yang disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi fasilitas
kesehatan.
Tujuan Penilaian
• Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan, mutu kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
• Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang akan datang.
• Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
• Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan akreditasi Puskesmas.
• Menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
Klasifikasi Puskesmas berdasarkan Hasil Penilaian
Kelompok I: Puskesmas dengan tingkat kinerja baik:
• Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil > 91%.
• Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil ≥ 8,5.
Kelompok II: Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup:
• Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil 81 - 90%.
• Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil 5,5 – 8,4.
Kelompok III: Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang:
• Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil ≤ 80%.
• Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil < 5,5.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko
• Aktivitas Pelayanan yang dilakukan untuk
identifikasi, evaluasi, dan menurunkan risiko terjadinya kecelakaan pada pasien, tenaga kesehatan dan keluarga pasien, serta risiko kehilangan dalam suatu organisasi.
Definisi dan Istilah
• Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi
• Manajemen Risiko adalah proses yang proaktif dan kontinu meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi, pemantauan, dan pelaporan Risiko,
termasuk berbagai strategi yang dijalankan untuk mengelola Risiko dan potensinya.
• Manajemen Risiko Terintegrasi adalah proses identifikasi, analisis, evaluasi dan pengelolaan semua Risiko yang potensial dan diterapkan terhadap semua
unit/bagian/program/kegiatan mulai dari penyusunan rencana strategis, penyusunan dan pelaksanaan program dan anggaran, pertanggungjawaban dan monitoring dan evaluasi serta pelaporan.
• Unit Pemilik Risiko adalah Satuan Kerja yang bertanggung jawab melaksanakan Manajemen Risiko Terintegrasi.
• Proses Manajemen Risiko adalah suatu proses yang bersifat berkesinambungan, sistematis, logis, dan terukur yang digunakan untuk mengelola Risiko di instansi.
• Retensi adalah keputusan untuk menerima dan menyerap suatu Risiko
Tujuan
Mengantisipasi dan menangani segala bentuk Risiko secara efektif dan efisien;
Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi;
Memberikan dasar pada setiap pengambilan keputusan dan perencanaan; dan Meningkatkan pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja.
Manfaat
Meningkatnya mutu informasi untuk pengambilan
keputusan;
Perlindungan kepada unit kerja dan aparatur sipil
negara; dan
Mengurangi
kejutan atas Risiko yang tidak
diinginkan.
Manajemen Risiko Pada
UU Kesehatan nomor 17
tahun2023
Faktor yang menentukan keberhasilan penerapan
• Komitmen pimpinan terhadap kebijakan, proses, dan rencana tindakan;
• Pihak yang ditetapkan untuk secara langsung bertanggung jawab guna mengoordinasikan Proses Manajemen Risiko;
• Kesadaran setiap pejabat dan/atau Pegawai di lingkungan Kementerian terhadap prinsip
• Manajemen Risiko untuk menciptakan kultur/ budaya yang tepat dan
memahami manfaat yang dapat diperoleh dari Manajemen Risiko yang efektif;
• Kebijakan Manajemen Risiko yang merinci peranan dan tanggung jawab dari unsur pimpinan dan staf pada setiap unit kerja;
• Metodologi Manajemen Risiko yang menyeluruh;
• Pelatihan tentang Manajemen Risiko untuk tujuan kepedulian Risiko bagi seluruh pejabat dan/atau Pegawai; dan
• Pemantauan yang terus menerus mengenai aktivitas pengendalian Risiko.
Langkah manajemen Risiko
• Menentukan konteks manajemen risiko
• Mengidentifikasi Risiko
• Menganalisa risiko
• Mengevaluasi Risiko
• Mengatasi Risiko
✓melakukan sosialisasi terhadap kebijakan pimpinan
✓mengidentifikasi pilihan tindakan untuk mengatasi risiko;
✓menetapkan kemungkinan pilihan (cost benefit analysis);
✓menganalisa risiko yang mungkin masih ada; dan
✓mengimplementasikan rencana tindakan, meliputi: menghindari risiko,
mengurangi risiko, memindahkan risiko, menahan risiko, dan mengendalikan risiko.
Manajemen Risiko Klinis
Metode untuk mengidentifikasi, mengontrol, memonitor,serta meminimalisasi semua aspek risiko melalui proses yang terencana dan sistematik untuk me-nurunkan dan atau mengendalikan
kemungkinankerugian akibat risiko yang ada dalam manajemenpasien sehingga terwujud sistem yang aman danefektif.
Langkah
Manajemen
Risiko
Langkah manajemen
risiko
Pengelolaan Risiko
Severity Frequency Rendah Tinggi
Sering Risk Reduction Risk avoidance Jarang Risk Retention Risk transfer
Risk reduction
Risk Avoidance
Risk retention
Risk
transfer
Sumber Bacaan
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Di
Lingkungan Kementerian Kesehatan