• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manual Desain Bangunan Sehat - Multisite ITB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Manual Desain Bangunan Sehat - Multisite ITB"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

  • LATAR BELAKANG
  • APLIKASI
  • CAKUPAN BUKU
  • REFERENSI

2] Quantitative relationship of symptoms of sick building syndrome with ventilation rates [3] Theories and knowledge about sick building syndrome complain in air conditioning.

BANGUNAN SEHAT

PENYEBAB TERJADINYA SINDROM BANGUNAN SAKIT

Building materials may allow microorganisms to grow on or in them, or building materials may contain chemicals or other substances in them or emit gases that can irritate a person's skin or pollute the air in a building that people breathe. Ozone, organic solvents and formaldehyde in the atmosphere (Jeanne Stellman of the Women's Occupational Health Resource Centre). Office equipment, furniture, and other materials and products located or used in the building that may cause fumes or contact dermatitis (Jeanne Stellman of the Women's Occupational Health Resource Center).

Chemical vapors or gases that become airborne from anything in the building (these causes were published by Gray Robertson, president of Healthy Buildings International, and supported by the tobacco industry). Building air conditioning, inadequate ventilation (which could lead to the accumulation of carbon dioxide, carbon monoxide or other gases) and pollutants from inside or outside the building circulated through the air conditioning system (these causes are published by Gray Robertson, president of Healthy Buildings International and supported by tobacco industry). Mold, bacteria, mites, other microorganisms; endotoxins and other microbial products (these causes were published by Professor Ragnar Rylander of the University of Geneva and supported by the tobacco industry).

Other environmental factors include building temperature, humidity, lack of negative ions in the workplace atmosphere, building odors, noise, electrostatic charges, electromagnetic fields and/or building vibrations (Godish 1995).

CARA MENGINVESTIGASI BANGUNAN SAKIT

PENCEGAHAN SINDROM BANGUNAN SAKIT

  • Faktor Fisik Bangunan Dan Lingkungan
  • Faktor Pekerjaan

Proper preventive maintenance (PM) not only improves the useful life of the systems and building structures, but it can lead to good indoor air quality and prevent "sick building". Ensure that all maintenance and operating documentation, particularly an equipment inventory, is submitted to the building owner/operator prior to the building being occupied. Require the use of integrated pest management (IPM) for all pest management services, inside and outside the building.

Require building maintenance personnel to properly maintain HVAC air infiltration equipment and condensate water biocides.

INDIKATOR PERFORMA BANGUNAN SEHAT

PENGHAWAAN BANGUNAN

Setiap bangunan gedung wajib mempunyai penghawaan alami dan/atau penghawaan mekanis/buatan, tergantung fungsinya. Bangunan tempat tinggal, bangunan pelayanan kesehatan khususnya ruang perawatan, bangunan pendidikan terutama ruang kelas, dan bangunan pelayanan umum lainnya wajib mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela, dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk penghawaan alami. Apabila ventilasi alami tidak memungkinkan, maka diperlukan ventilasi mekanis, seperti pada bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan perlindungan dari udara luar dan polusi.

PENCAHAYAAN BANGUNAN

  • Persyaratan Umum Sistem Pencahayaan
  • Pencahayaan Alami
  • Pencahayaan Alami Siang Hari yang Baik
  • Tingkat Pencahayaan Alami dalam Ruang
  • Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari
  • Langit Perancangan
  • Faktor Langit
  • Titik Ukur
  • Lubang Cahaya Efektif
  • Kualitas Pencahayaan
  • Persyaratan dan Penetapan Faktor Langit Dalam Ruangan
  • Cara Perancangan Pencahayaan Alami Siang Hari
  • Pengujian dan Pemeliharaan
  • Perhitungan Pencahayaan Alami Siang Hari

Faktor cahaya matahari alami merupakan perbandingan antara tingkat penerangan pada suatu titik tertentu dalam ruangan dengan tingkat penerangan pada suatu bidang datar di lapangan terbuka, yang merupakan ukuran efisiensi lubang cahaya dalam ruangan. Dalam hal terakhir ini, luas lubang cahaya efektif kedua adalah bagian permukaan lubang cahaya yang terletak antara ketinggian 1 meter dan tinggi 3 meter. 3] Letak bukaan lampu terhadap bagian lain bangunan dan sekitarnya, yang dapat menjadi penghambat masuknya cahaya ke dalam ruangan.

Titik ukur disinari dari sebuah lubang cahaya efisien yang berbentuk persegi dengan panjang sisi 20 cm dan tingginya berbeda-beda. Hubungan antara ketinggian lubang cahaya dan nilai faktor langit relatif Ketinggian lubang cahaya. Salah satu sisi lubang cahaya sebenarnya berimpit dengan ujung tombak bidang vertikal yang melalui titik ukur, proyeksi titik ukur tersebut berada pada bidang lubang cahaya.

Bentuk lubang lampu mempengaruhi distribusi cahaya dengan cara sebagai berikut: o Lubang lampu yang lebih lebar akan berguna untuk mendistribusikan cahaya lebih banyak. Bangunan lain di depan lubang lampu umumnya akan membatasi bagian bawah lubang lampu efektif. Pada cahaya alami, sumber cahaya yang masuk ke dalam ruangan adalah bukaan cahaya.

Gambar 1. Tiga Komponen cahaya langit yang sampai pada suatu titik di bidang kerja.
Gambar 1. Tiga Komponen cahaya langit yang sampai pada suatu titik di bidang kerja.

PENCAHAYAAN BUATAN

  • Kriteria Perancangan
  • Pemilihan Peralatan
  • Pengujian, Pengoperasian, dan Pemeliharaan

Jika terdapat beberapa perlengkapan, maka tingkat iluminasi adalah jumlah dari tingkat iluminasi yang disebabkan oleh setiap perlengkapan dan dinyatakan sebagai berikut. Tingkat pencahayaan minimum dan rendering warna yang direkomendasikan untuk berbagai fungsi ruangan ditunjukkan pada Tabel 4.1.2. Untuk tempat yang memerlukan tingkat penerangan lebih tinggi, dapat digunakan penerangan lokal.

Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang seragam di seluruh ruangan, yang digunakan ketika tugas visual yang dilakukan di seluruh ruangan memerlukan tingkat pencahayaan yang sama. Tingkat pencahayaan yang seragam dicapai dengan pemasangan perlengkapan langsung atau tidak langsung yang seragam di seluruh langit-langit. Di tempat-tempat di mana diperlukan untuk melakukan tugas-tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi, lebih banyak cahaya yang diberikan dibandingkan dengan lingkungan sekitar.

Tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk lansia atau orang dengan gangguan penglihatan. Daya listrik yang diperlukan untuk memperoleh tingkat penerangan rata-rata tertentu pada area kerja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan. Nilai khas reflektansi dinding yang diperlukan untuk mencapai pencahayaan dinding yang optimal adalah antara 0,5 dan 0,8 untuk tingkat pencahayaan rata-rata 500 lux, dan antara 0,4 dan 0,6 untuk 1000 lux.

Kesan umum mengenai tingkat pencahayaan berbeda dan warna berbeda yang muncul pada lampu neon dapat dilihat pada Tabel 12. Sistem pemilihan luminer ini didasarkan pada premis bahwa kemungkinan terjadinya silau yang tidak menyenangkan akan dikurangi dengan menyesuaikan luminansi luminer dalam lingkungan tertentu .untuk mengatur. arah, tergantung pada ukuran ruangan dan tingkat pencahayaan yang dibutuhkan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tingkat penerangan suatu sumber cahaya buatan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: Posisi pemasangan, umur lampu, perawatan dan tegangan listrik.

Dengan menggunakan lux meter, tingkat penerangan pada area kerja diukur secara horizontal 75 cm di atas permukaan lantai, sedangkan untuk suatu area tertentu tingkat penerangan diperoleh dengan mengambil nilai rata-rata dari beberapa titik pengukuran. Lapisan debu dan kotoran yang menempel pada seluruh permukaan ruangan (dan kaca) akan mengurangi faktor pantulan (dan transmisi) cahaya yang berarti akan menurunkan tingkat pencahayaan dalam ruangan. Satu hal yang perlu diingat adalah tingkat penerangan pada area kerja diperoleh dari penerangan langsung dari jangkar dan penerangan pantulan tersebar pada langit-langit dan dinding.

Oleh karena itu, pengaruh akumulasi debu pada permukaan terhadap tingkat pencahayaan di ruang kerja akan lebih besar pada ruangan yang tidak menggunakan luminer dengan distribusi cahaya langsung.

Gambar  9 .   Titik  P  menerima  komponen  langsung  dari  sumber  cahaya  titik.
Gambar 9 . Titik P menerima komponen langsung dari sumber cahaya titik.

SANITASI BANGUNAN

PERSYARATAN SANITASI

Contoh pemasangan pipa air minum dan pipa pembuangan air hujan terpisah Sumber : SNI 8153:2015 Sistem perpipaan pada gedung, 2015. Sistem pembuangan limbah yang diperlukan pada suatu gedung diatur dalam SNI 8153:2015 tentang sistem hidrolik pada gedung. Pipa dan peralatan pembuangan limbah dibedakan berdasarkan jenis limbahnya, yaitu air hujan, air limbah mesin cuci dan bak cuci, air limbah kamar mandi dan toilet.

Berdasarkan standar yang sama, dilarang mencampurkan air limbah dari laundry dengan air hujan, sehingga dibuat pipa yang berbeda untuk kedua jenis air limbah tersebut. Persyaratan umum SNI adalah pipa air limbah harus diberi tanda tulisan “AIR LIMBAH” dengan huruf besar dan kapital serta berlatar belakang kuning. Tujuannya untuk memudahkan membedakan pipa air limbah dengan pipa lainnya pada saat pemeliharaan atau perbaikan.

Pada saat memasang pipa air limbah juga diperlukan suatu alat kontrol yang dapat mencegah masuknya air limbah ke dalam pipa air bersih. Saluran air limbah harus terhubung ke sistem pembuangan limbah swasta atau publik dengan drainase gravitasi. Proses pendistribusian air limbah menggunakan alat otomatis Sumber : SNI 8153:2015 Sistem pengairan pada gedung, 2015.

Selain itu, terdapat pipa pembuangan tidak langsung yang tidak terhubung langsung dengan sistem drainase air limbah, namun mengarahkan air limbah melalui celah udara ke wadah yang terhubung langsung dengan sistem drainase. Pipa pembuangan tidak langsung untuk air limbah dari lemari es. Sumber : SNI 8153:2015 Sistem perpipaan pada gedung, 2015. Selain menggunakan sistem perpipaan terpisah untuk air limbah dan air hujan, sistem distribusi air limbah juga dapat menggunakan sistem gabungan.

Kombinasi sistem saluran air limbah dan air hujan Sumber: SNI 8153:2015 Sistem perpipaan pada gedung, 2015. Bangunan memerlukan peralatan perpipaan yang dapat mengarahkan air hujan dari atap dan taman dengan hardscape di dalam lahan ke sistem saluran pembuangan gabungan kota.

Gambar 15. Instalasi Sistem Penyaluran Air Bersih secara Langsung dan Tidak Langsung  Sumber: Supriatna, t.t
Gambar 15. Instalasi Sistem Penyaluran Air Bersih secara Langsung dan Tidak Langsung Sumber: Supriatna, t.t

PERSYARATAN PLAMBING DALAM GEDUNG

Air meteorik dari atap bangunan harus dialirkan melalui talang yang lurus dan vertikal menuju daerah resapan. Sistem pembuangan air limbah dan/atau air limbah harus dirancang dan dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahaya. Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem drainase/pembuangan dan penggunaan peralatan yang diperlukan.

Memperhatikan derajat bahaya air limbah dan/atau air kotor tercermin dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya. Air limbah yang mengandung zat beracun dan berbahaya tidak boleh digabungkan dengan air limbah domestik. Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya harus diolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sebelum dibuang ke saluran terbuka, air limbah domestik harus diolah sesuai dengan pedoman teknis dan standar yang berlaku. Semua bangunan harus dilengkapi dengan sistem perpipaan untuk membuang air limbah dari semua perlengkapan perpipaan dan mendistribusikan air dingin atau panas ke semua perlengkapan perpipaan. Dalam hal terdapat persyaratan lain yang belum dipenuhi, atau belum memiliki SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.

Sistem distribusi air hujan harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan ketinggian muka air tanah, permeabilitas tanah, dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota. Kecuali pada wilayah tertentu, air hujan wajib diresapi ke dalam tanah cagar budaya dan/atau dialirkan ke lubang resapan sebelum dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila jaringan drainase kota tidak tersedia atau karena sebab-sebab lain yang dapat diterima, maka penyaluran air hujan harus dilakukan dengan cara lain yang diperbolehkan oleh instansi yang berwenang.

Pada bangunan tempat tinggal, sistem pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah dari rumah ke dalam bak sampah kemudian membawanya ke truk sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Pada gedung bertingkat, sistem pembuangan sampah dapat mengumpulkan sampah pada setiap lantai kemudian menurunkannya ke lantai dasar dengan bantuan saluran pembuangan sampah kemudian membawanya ke tempat pembuangan akhir.

Gambar 00. Berbagai jenis kloset duduk dan jongkok
Gambar 00. Berbagai jenis kloset duduk dan jongkok

Gambar

Gambar 2. Health Performance Indicators Framework with example metrics
Gambar 1. Tiga Komponen cahaya langit yang sampai pada suatu titik di bidang kerja.
Gambar 2. Tinggi dan Lebar cahaya efektif
Gambar 3a. Penjelasan mengenai jarak d
+7

Referensi

Dokumen terkait

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA Jl.. Cut Mutia No.88A, Sepanjang Jaya,