BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PUSKESMAS A. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
Wilayah kerja Puskesmas Sudiang yang berada di kawasan perkotaan kota Makassar dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, memilki potensi berbagai masalah kesehatan. Selain itu terdapat juga peluang yang besar untuk penyelesaiannya.
Berapa masalah kesehatan masyarakat berkaitan dengan kinerja Puskesmas Sudiang pada tahun 2019 di antaranya sebagai berikut:
1. Nilai Indeks Keluarga Sehat
Nilai IKS wilayah sebesar 0,3 atau kategori tidak sehat. Adapun 3 Indikator terendah PIS-PK Kec.Sudiang :
a. Anggota keluarga yang tidak merokok = 40,16 %
b. Penderita gangguan jiwa yang mendapakan pengobatan dan tidak dipasung = 55,56%
c. Keluarga sudah menjadi anggota JKN = 58,10 %
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Kegiatan
pendataan awal belummeliputi
semua Kelurahan 2. Pertambahan jumlah
perumahan sehingga sulit terdata
3. Prog Lorong sehat tidak berjalan
4. Beberapa program
kesehatan di puskesmas belum terintegrasi dengan program
1. Kerjasama linsek terjalin 2. Pelayanan UKM
berjalan setiap hari kerja
3. Adanya dukungan dan BOK
2. Upaya Promosi kesehatan
Beberapa capaian promosi kesehatan yang masih kurang adalah forum kelurahan siaga tidak berjalan, penyuluhan kelompok masih kurang dan kunjungan rumah sebagai intervensi Promosi Kesehatan PIS-PK sangat kurang.
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Tidak terbentuk
kepengurusan di tingkat kelurahan 2. Pertambahan
jumlah perumahan
1. Kerjasama linsek terjalin 2. Tingkat
pendapatan penduduk
18
3. Upaya kesehatan Ibu dan Anak
Beberapa capaian program KIA/KB yang masih kurang adalah Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani, Cakupan Pelayanan Ibu Nifas lengkap sesuai standar Cakupan Kunjungan Neonatus Pertama
, Cakupan Kunjungan bayi .
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Penanganan komplikasi
ibu bersalin di faskes luar tidak terlapor
2. Belum ada tenaga terlatih 3. Sebagian bumil resti
belum terpantau
4. Sebagian warga adalah KK luar dan
menggunakan faskes luar
1. Kerjasama
dengan jejaring terjalin 2. Tingkat
pendapatan penduduk 3. Kemudahan
mengakses sarana pelayanan kesehatan
dengan dukungan infrastruktur dan sarana
4. Jaminan kesehatan bagi warga tidak mampu
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
Beberapa capaian yang belum memenuhi target antara lain presentase Bayi dengan berat badan lahir rendah, Presentase Bayi yang baru lahir mendapat IMD, Presentase Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Ekslusif , Presentase ibu hamil anemia
,Presentase Rumah Tangga mengonsumsi garam beryodium, Presentase balita yang ditimbang berat badannya .
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Kunjungan ke posyandu
setelah imunisasi lengkap menjadi berkurang
2. Jumlah sasaran tiinggi 3. Pernikahan usia dini
masih terjadi
4. Tingkat pengetahuan Ibu dan keluarga masih kurang
1. Kerjasama dengan linsek dan jejaring terjalin
2. Kemudahan
mengakses sarana pelayanan kesehatan dengan dukungan infrastruktur dan sarana
5. Upaya pemberantasan penyakit menular
Capaian kenierja yang masih kurang antara lain Penemuan Suspek TBC,
,Penderita TBC yang diobati sesuai standar
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Kepadatan penduduk
yang tinggi
2. Stigma tentang Tb masih terjadi di masyarakat
3. Banyak penduduk pendatang/urban
dengan mobilisasi tinggi 4. Kader TB tidak berjalan
1.Kerjasama dengan linsek dan jejaring terjalin
2.Dana kelurahan untuk insentif kader bisa diusulkan
6. Upaya Pencegahan PTM dan keswa
Capaian PTM yang masih sangat kurang antara lain : - Sekolah yang mengimplementasikan KTR
- Skrining perokok usia remaja, Presentase penduduk
usia 15 -
59 tahun yang ,dilakukan skrining sesuai standar SPM , -presentase jumlah perempuan usia 30 – 50 tahun yang di
deteksi dini kanker serviks dan payudara
- Presentase penderita hipertensi yang mendapatkan pengobatan sesuai standar
-Presentase penderita diabetes mellitus yang mendapatkan pengobatan sesuai standar.
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Pengawasan pihak
berwenang terhadap Implementasi KTR tdk ada
2. Mobilitas
penduduk yang tinggi
3. Partisipai masyarakat dalam kegiatan
screening masih kurang
4. Masyarakat masih berpola pemikiran paradigma sakit
5. Keterbatasan jumlah petugas
1. Kerjasama linsek terjalin 2. Kunjungan rawat
jalan meningkat 3. Jaminan kesehatan
bagi warga tidak mampu
Pada program kesehatan jiwa beberapa kegiatan juga masih rendah pencapaiannya antara lain :
-Jumlah Deteksi Dini Gangguang Mental Emosional Pada penduduk Usia Produktif
-Sekolah yang menyelenggarakan Upaya pencegahan dan pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
-Deteksi Dini Gangguang Mental Emosional dan Prilaku Pada Umur 4 - 10 Tahun
-Persentase Deteksi Dini Gangguang Mental Emosional dan Prilaku Pada Umur 11 - 18 Tahun.
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Jumlah penduduk
bertambah 2. Mobilitas
penduduk yang tinggi
3. Partisipasi
masyarakat dalam screening masih kurang
4. Masyarakat masih berpola pemikiran paradigma sakit
5. Kesadaran gaya hidup sehat masih rendah
6. Keterbatasan petugas
1. Kerjasama linsek terjalin 2. Kunjungan rawat
jalan meningkat
3. Kemudahan akses layanan 4. Partisipasi masyarakat
bisa melalui HP
7. Upaya Kesehatan pengembangan
Pada program UKGS/UKGM beberpa kegiatan yang masih kurang capainnya adlah
-Pelayanan kesehatan gigi dan mulut/ penjaringan di PAUD/TK -Pelayanan kesehatan gigi dan mulut / penjaringandi SD/MI -Cakupan murid SD/MI yang diperiksa/dijaring Gigi dan Mulut -Pelayanan kesehatan gigi dan mulut/ penjaringan di SMP-
SMA/Mts-MA
-Pelayanan kesehatan gigi dan mulut / penjaringan di UKBM termasuk posyandu (UKGM)
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Jumlah penduduk
bertambah
2. Mobilitas penduduk yang tinggi
3. Partisipasi
masyarakat dalam screening masih kurang
1. Kerjasama linsek terjalin 2. Kunjungan rawat
jalan meningkat
Pada program kesehatan tradisional kegiatan yang belum tercapai adalah :
-Pembentukan Kelompok Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akupressur
-Pembinaan Kelompok Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akupressur
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Sebagian pemukiman
menjadi komplek perumahan yang terbatas aktivitas sosialnya
2. Mobilitas penduduk yang tinggi
1. Kerjasama linsek terjalin 2. UKBM terlaksana
Pada program kesehatan kerja dan olah raga beberapa kegiatan yang masih rendah capainnya adalah : -Pos UKK yang terbentuk
-Menerapkan Program Kesehatan Kerja -Pembinaan kebugaran kelopok masyarakat
Faktor penghambat Faktor pendorong 1. Tempat kerja berubah
menjadi area pertokoan dan lahan
pengembangan perumahan
2. Sosialisasi tentang kesehatan kerja masih kurang 3. Tenaga
terbatas/rangkap tugas
1. Kerjasama linsek terjalin 2. UKBM terlaksana
K
ualitas Pelayanan dan Upaya Kesehatan Perorangan
Jumlah jejaring di wilayah kerja Puskesmas Sudiang antara lain Rumah Bersalin atau Bidan Praktek Swasta ada 3 (Tiga), Praktek Dokter Umum Perorangan ada 1 (Satu), Praktek Dokter Gigi Perorangan ada 1 (Satu) dan Apotek ada 2 (Dua).
Puskesmas Sudiang dengan jaringan satu Puskesmas Pembantu serta 5 (lima) Poskesdes bersaing dengan Bidan Praktek Swasta ada 3 (Tiga), Praktek Dokter Umum Perorangan ada 1 (Satu), Praktek Dokter Gigi Perorangan ada 1 (Satu) dan Apotek ada 2 (Dua).
. Selain itu terdapat juga beberapa Rumah sakit yang berbatasan wilayah atau dekat dengan wilayah kerja Puskesmas Sudiang seperti : puskesmas RSIA Permata Hati, RSUD Daya, RSP Tajuddin Khalik
Hal-hal tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat persaingan pelayanan kesehatan sangat tinggi. Hal tersebut menjadikan Puskesmas Sudiang bertekad untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan menangkap peluang potensi
pengembangan layanan dan peningkatan kualitas as pelayanan dengan mempelajari perilaku
pencarian pengobatan (health seeking behaviour) masyarakat.
Masalah kualitas pelayanan kesehatan pada UKP di Puskesmas Sudiang sebagai berikut:
- Ketersediaan kelengkapan ruang pelayanan belum memadai
- Sistem antrian masih manual sehingga petugas harus memanggil pasien satu persatu nama pasien
- Ketersediaan obat, alkes dan BMHP sebagian belum mencukupi - Jumlah dokter belum sesuai Analisis Beban Kerja
- Sarana dan prasarana pendukung SIKDA masih kurang
- Sebagian besar sarana penunjang pelayanan belum tersedia dan memadai
- Jaringan internet kadang tidak stabil
Faktor penghambat Faktor pendorong 1.Tingkat persaingan
dengan fasyankes swasta tinggi
2.Jumlah peserta JKN Puskesmas yang masih rendah dibanding
jumlah penduduk 3.Keterbatasan jumlah
tenaga dokter, perawat dan bidan
4.Gedung puskesmas belum memenuhi standar
5.Letak bangunan
puskesmas tidak satu tempat
6.Puskemas tidak memiliki sumber air bersih
1. Tingkat
kesejahteraan masyarakat
2. Kemudahan akses terhadap
fasyankes
3. Dukungan dari dana kelurahan
B.ISU STRATEGIS
1. Intervensi Program PIS PK kolaborasi semua program terkait serta upaya perkesmas
2. Pencapaian target SPM
3. Peningkatan Promosi Kesehatan
4. Perbaikan upaya Kesehatan Lingkungan
5. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Lansia dan Gizi Masyarakat 6. Perbaikan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
7. Peningkatan Pencegahan dan pengendalian PTM dan keswa 8. Perbaikan Pencegahan Penyakit Menular dan
Kesehatan Lingkungan
9. Peningkatan upaya pengembangan mendukung upaya Germas
10.Peningkatan Mutu Pelayanan Melalui Penerapan Standar Akreditasi Puskesmas dan Perkembangan Teknologi Informasi dalam setiap jenis layanan.
a)Budaya Organisasi
Rangkaian manajemen perubahan yang dilakukan oleh Puskesmas Sudiang telah membentuk suatu budaya organisasi baru. Sinergisme kegiatan yang dipadukan dengan implementasi BLUD akan meningkatkan kualitas pelayanan melalui budaya menjunjung tinggi etika dan hukum kesehatan, menjunjung tinggi kejujuran serta meningkatkan kepuasan pelanggan, profesionalisme, kompetensi dan kerjasama
b) Sumber Daya Keuangan
Persiapan penerapan BLUD di Puskesmas Sudiang dilaksanakan melalui : persiapan SDM, persiapan pengelolaan keuangan, persiapan perubahan sistem akuntansi, persiapan data dan dokumen pendukung serta persiapan sarana dan prasarana.
c) Sumber Daya Manusia
Secara umum terjadi perubahan pola pikir sumber daya manusia di Puskesmas Sudiang yang disebabkan oleh peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia secara umum baik melalui pendidikan formal maupun non formal berupa pelatihan dari Dinas Kesehatan Kota/Makassar, Dinas Kesehatan Propinsi dan Kementerian Kesehatan.
Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dilakukan melalui proses perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta perencanaan anggaran pendidikan dan pelatihan.
d) Sumber Daya Informasi
Implementasi Sistem Informasi (SIP) di Puskesmas sudah dilaksanakan sejak tahun 2015 dan akan digantikan dengan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) pada tahun 2019 untuk seluruh Kota Makassar. Sedangkan pelayanan pasien JKN sudah menggunakan aplikasi P-Care dari BPJS Kesehatan.
Dukungan perangkat hardware, software dan jaringan di Puskesmas Sudiang belum terpenuhi maksimal walaupun sebelumnya telah melalui anggaran Dinas Kesehatan maupun anggaran Kapitasi JKN Puskesmas.
e) Sumber Daya Teknologi
Pemenuhan beberapa peralatan kedokteran sudah sebagian dimiliki oleh Puskesmas unit nebulizer untuk tindakan gawat darurat serta lemari sterilisator untuk proses sterilisasi peralatan medis.
Selain peralatan kedokteran, Puskesmas Sudiang perangkat penunjang berbasis teknologi seperti perangkat pengawasan kamera CCTV.
Pengadaan peralatan kedokteran dan perangkat berbasis teknologi tersebut berasal dari anggaran Dinas Kesehatan
Kota dan anggaran kapitasi JKN Puskesmas.
f) Sumber Daya Fasilitas Fisik (Bangunan dan Peralatan)
Sarana bangunan Puskesmas sejak tahun 2007 telah mengalami beberapa renovasi yang signifikan baik berupa perbaikan, penambahan ruangan, penambahan sarana penambahan dan penggantian perabot dan peralatan kantor.
Meskipun demikian, masih ada sarana bangunan yang belum terpenuhi yang telah masuk dalam perencanaan Puskesmas yaitu penambahan ruang rekam medis dan pengadaan genset.
Seluruh anggararn pengadaan dan pemeliharaan sarana berasal dari anggaran Dinas Kesehatan dan Kapitasi JKN Puskesmas.
C. RENCANA PENGEMBANGAN LAYANAN
Isu strategis berdasarkan analisis internal dan eksternal di Puskesmas Sudiang adalah sebagai berikut:
1.Related Diversification (keanekaragaman)
Diversifikasi pada UPT Puskesmas Sudiang dapat dilihat dari berbagai macam jenis layanan yang sudah dikembangkan. Setiap layanan didukung oleh tenaga kesehatan profesional dan kompeten di bidangnya seperti dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, analis kesehatan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker), perawat gigi, Fisioterapis. Dengan demikian ada 11 (sebelas) jenis tenaga kesehatan yang dapat memberikan diversifikasi layanan kesehatan rawat jalan, rawat inap dan 24 jam.
Keanekaragaman layanan pada jam kerja pagi hari tergolong lengkap mulai pelayanan loket, pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, pemeriksaan anak/MTBS, pemeriksaan ibu dan anak, pelayanan imunisasi, TB, konsultasi gizi, konsultasi sanitasi, pemeriksaan laboratorium dan pelayanan farmasi.
Sedangkan keanekaragam layanan 24 jam yang ditunjang oleh tenaga perawat dan bidan profesional menyediakan layanan, gawat darurat, dan persalinan.
Semua keanekaragaman layanan di atas dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yaitu masyarakat, akan layanan kesehatan yang lengkap.
2.Market Development (pengembangan pasar)
Pengembangan pasar yang dilakukan oleh Puskesmas Sudiang adalah dengan menjangkau konsumen atau masyarakat melalui pendekatan akses layanan kesehatan misalnya peningkatan ragam layanan di Poskesdes seperti pemeriksaan IVA, layanan kelas ibu hamil, Posyandu lansia setiap dusun , Posbindu PTM setiap
dusun, Pos UKK, posbindu khusus dan sebagainya.
Akses terhadap Puskesmas yang mudah karena berada di lokasi strategis, perbaikan jalan-jalan kelurahan, merupakan jalur alternative Makassar Makassar Gowa, dekat dengan pemukiman dan dekat dengan sarana tempat-tempat umum lainnya merupakan alasan tersendiri bagi konsumen untuk memilih Puskesmas Sudiang sebagai tempat mendapatkan layanan kesehatan.
Keterjangkauan biaya pelayanan di Puskesmas menjadikan Puskesmas Sudiang memiliki rentang karakteristik konsumen dengan tingkat ekonomi kurang, menengah hingga tingkat ekonomi atas. Perbaikan kelengkapan fasilitas, kenyamanan ruang pelayanan, profesionalitas petugas, kejelasan prosedur dan kelengkapan produk menjadi salah satu alasan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah atas memilih Puskesmas Sudiang..
Perkembangan pemukiman dan kawasan semi industri yang masih terus berjalan di wilayah Puskesmas, masih menyimpan potensi besar bagi Puskesmas untuk meningkatkan pengembangan pasar.
3.Product Development (pengembangan produk)
Pengembangan produk pelayanan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Sudiang dengan memperhatikan kebutuhan konsumen melalui hasil identifikasi kebutuhan dan umpan balik masyarakat.
Beberapa produk layanan yang menjadi unggulan antara lain:
a. Layanan konsultasi online melalui dokter, perawat dan bidan.
b. Layanan pemeriksaan laboratorium lengkap meliputi pemeriksaan Darah menggunakan alat Hematology Analizer, Urine analyzer, kimia klinik menggunakan alat fotometer dan Pemeriksaan BTA untuk deteksi penyakit Tuberkulosis serta pemeriksaan imunologi (widal, salmonella typhi IgM, HbsAg ,NS1,HIV, Anty Shypilis, golongan darah
c. Layanan pemeriksaan IVA gratis di puskesmas dan poskesdes untuk deteksi dini kanker leher rahim.
d. Layanan EKG
Selain mengembangkan modelling dan special services seperti:
Layanan lansia one stop service, layanan pemeriksaan ibu hamil terpadu (ANC Terpadu), layanan pemeriksaan anak dengan pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), Kelas ibu hamil, program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) dan Posbindu khusus di instansi (sekolah).
4.Vertical Integration (integrasi vertikal)
Pengembangan pelayanan melalui strategi integrasi vertikal dilaksanakan dengan meningkatkan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar melalui koordinasi perencanaan anggaran, pembinaan dan pengawasan serta integrasi kegiatan yang menjadi prioritas di
Kota.
Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan pemukiman apabila diikuti dengan perilaku pencarian pengobatan yang baik maka Puskesmas akan menjadi salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Lokasi Puskesmas yang strategis merupakan kondisi yang menguntungkan untuk mengembangkan keanekaragaman pelayanan kesehatan karena memiliki pangsa pasar yang juga beraneka ragam.
Rencana pengembangan program pelayanan kesehatan di Puskesmas Sudiang sampai dengan tahun 2026 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik bidang kesehatan sehingga rencana pengembangan program pelayanan kesehatan dapat terlaksana.
5. Pengembangan Jenis Pelayanan
Peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan Puskesmas Sudiang setiap tahun mengharuskan Puskesmas untuk mencari inovasi agar lebih efisien dalam memberikan pelayanan pada pasien. Mengurangi waktu tunggu di unit pendaftaran maupun di poli merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi pelayanan sehingga kepuasan pasien lebih meningkat. Oleh karena itu, Puskesmas Sudiang berencana akan mengembangkan system pendaftaran online.
Selain itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien, Puskesmas Sudiang juga akan membuka layanan pemeriksaan EKG oleh dokter umum dan puskesmas keliling secara berkala di dusun- dusun yang terjauh dari puskesmas. Berdasarkan latar belakang di atas, jenis pelayanan yang akan dikembangkan di Puskesmas Sudiang yaitu :
a. System Pendaftaran Online
b. Pemeriksaan EKG oleh dokter umum
c. Puskesmas Keliling terintegrasi dengan intervensi PIS PK 6. Peningkatan Sarana Prasarana Pelayanan
Kebutuhan sarana dan prasarana di
Puskesmas meningkat seiring dengan pemenuhan standar akreditasi Puskesmas dan peningkatan kunjungan Puskesmas.
Sistem antrian loket yang lebih mudah dan transparan akan dibutuhkan jika tingkat kunjungan makin meningkat.
Ruang tunggu khusus pasien lansia diperlukan sebagai perwujudan Puskesmas santun lansia. Sedangkan ruang tunggu pasier menular digunakan untuk tempat pasien TB Sensitif Obat maupun Resisten Obat yang harus meminum obat di bawah pengawasan petugas.
Beberapa rencana terkait penambahan sarana maupun pengembangan sarana meliputi:
a. Pengadaan sumber air bersih b. Pengadaan mesin antrian
c. Ruang tunggu khusus pasien lansia
d. Ruang tunggu pasien penyakit menular (TB) e. Ruang bermain anak
f. Tempat Parkir kendaraan roda 2 dan roda 4.
g. Pengadaan kantin dan koperasi.
7. Peningkatan Mutu SDM Pelayanan
Seiring dengan meningkatnya kunjungan dan upaya antisipasi program UHC (Universal Health Coverage) yang akan meningkatkan jumlah peserta BPJS Kesehatan, maka Puskesmas Sudiang perlu melakukan rencana pengembangan SDM pelayanan meliputi :
a. Penambahan jumlah dokter umum dan dokter gigi
b. Penambahan tenaga di masing-masing bagian yang petugasnya melaksanakan tugas rangkap sebagai PJ program UKM
c. Peningkatan SDM ( pelatihan dan Workshop ) sesuai tugas yang dibebankan dan Evaluasi Pasca Pelatihan
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN
Visi
Dalam menetapkan Visinya Puskesmas Sudiang berpedoman dan memperhatikan Visi Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia yaitu “ Masyarakat Sehat Mandiri, dan Berkeadilan “ serta Visi Dinas Kesehatan Kota Makassar yaitu “ Makassar Sehat Menuju Kota Dunia “ Bahwa sebagai upaya penjabaran Visi Kementrian Kesehatan RI dan Visi Dinas Kesehatan Kota Makassar, maka Visi Puskesmas Sudiang adalah“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Untuk Mencapai Masyarakat Sehat Mandiri Di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang“
Misi
Demi terwujudnya masyarakat Sudiang hidup sehat yang merupakan bagian tercapaianya Makassar Sehat Menuju Kota Dunia harus ditunjang Misi Puskesmas yang dapat diukur serta tidak terpisahkan dari Visi Puskesmas.
Berdasarkan hal tersebut Puskesmas Sudiang mempunyai Misi sebagai berikut : 1. Melaksanakan pelayanan dasar yang berkualitas sesuai standar
2. Membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Membangun jaringan kerjasama lintas sektor dalam mendorong peran serta masyarakat
Motto
“ Melayani setulus hati dengan 5 S ( Senyum , Salam, Sapa, Sopan, dan Santun ) “
33
F. KEBIJAKAN MUTU
Kami seluruh karyawan Puskesmas Sudiang Kota Makassar berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan
G. KEBIJAKAN PERBAIKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM wajib berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan diseluruh jajaran Puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Ketua tim mutu.
4. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a) Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b) Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien.
c) Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d) Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e) Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f) Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui tandarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
g) Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h) Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
i) Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j) Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
k) Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l) Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
a) Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan Puskesmas,
b) Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c) Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d) Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e) Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f) Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas, g) Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h) Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i) Mengintegrasikan sertamenggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
7. Ketua tim mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.
8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah:
a) Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b) Pelayanan rawat jalan c) Pelayanan Farmasi d) Pelayanan Laboratorium
e) Pelayanan pendaftaran dan rekam medis
1. 1. 1.
A.STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PUSKESMAS
Strategi dan kebijakan dibentuk untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi dirumuskan dengan menentukan langkah pilihan yang tepat melalui analisis metode SWOT.
Adapun interaksi dan hasil interaksi dapat diikuti pada tabel berikut :
Analisis SWOT untuk :
1. Mewujudkan pemberdayaan kemandirian masyarakat dalam pelayanan Upaya kesehatan Masyarakat dan menigkatkatkan mutu pelayanan kesehatan perorangan serta tersedianya sarana prasarana pendukung pelayanan Puskesmas sesuai standar
2. Tersedianya kecukupan sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas, professional dan berkomitmen tinggi melalui peningkatan mutu manajemen puskemas
Faktor Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Adanya layanan program yang mendukung promotif dan preventif dengan dukungan program UKBM yang beragam
2. Adanya akses yang mudah terjangkau masyarakat 3. Dukungan dana BOK
4. Dukungan Lintas program dan lintas sector 5. Adanya Sistem manajemen yang berlaku
(akreditasi FKTP)
6. Adanya Komitmen pimpinan 7. Adanya Alat
beragam jenis layanan
8. Adanya jenis ketenagaan yang mencukupi ( dokter, apoteker, dokter gigi, perekam medis, perawat, bidan, ahli gizi, perawat gigi, sanitarian, analis medis, kesehatan masyarakat dan administrasi) 9. Adanya akses yang mudah
terjangkau masyarakat
10.Adanya tarif pelayanan yang terjangkau
1. keterbatasan jumlah tenaga dokter, tenaga perawat, bidan, tenaga administrasi umum dan pelaksana program dibanding beban kerja pelayanan UKP dan pro
2. gram UKM serta UGD dan Persalinan 24 jam 3. Kurangnya jenis peningkatan kapasitas
(pelatihan) petugas yang sudah terpenuhi
4. Keterbatasan anggaran operasional (pengadaan sarana pendukung, pemeliharaan sarpras dll) 5. Keterbatasan anggaran pemeliharaan sarana
(gedung, alat kesehatan, kendaraan, IPAL, dll) 6. rendahnya honor/jasa pelayanan pegawai non PNS 7. Sebagian warga peserta BPJS mandiri memilih
faskes luar
8. Sumber air bersih puskesmas tidak ada
Renstra UPTD Puskesms Moncongloe 2021-2026
38
Faktor Eksternal
Peluang (O) S
O WO
1. Menigkatkan daya beli masyarakat terhadap kesehatan
1. Mengoptimalkan mutu pelayanan melalui sistem
manajemen mutu yang baik dan peningkatan strata akreditasi Puskesmas
2. Mengoptimalkan ketersediaan alat kesehatan dan jenis layanan yang dapat dipenuhi
3. Mengoptimalkan kondisi sarana pelayanan melalui pemeliharaan dan perawatan yang baik
4. Mengoptimalkan tenaga pelayanan dengan Panduan SOP Pelayanan
5. . Mengoptimalkan informasi tarif pelayanan yang terjangkau kepada masyarakat luas
1. Mengatasi keterbatsan jumlah tenaga kesehatan melalui peluang peningkatan pendapat Puskesmas
2. Mengatasi keterbatasan anggaran operasional melalui peluang peningkatan
pendapatan Puskesmas 3. Mengatasi keterbatasan
anggaran pemeliharaan sarana Melalui peluang peningkatan pendapatan Puskesmas)
4. Mengatasi rendahnya gaji/jasa 2. Adanya
dukungan
kebijakan daerah tentang
pemenuhan sarana dan operasional Puskesmas
Mengoptimalkan adanya komitmen pimpinan dengan
memanfaatkan adanya dukungan kebijakan daerah melalui perencanaan dan manajemen yang baik
1. Mengatasi keterbatasan anggaran operasional melalui perencanaan sesuai kebijakan daerah
2. Mengatasi keterbatasan
anggaran pemeliharaan sarana melalui perencanaan sesuai kebijakan daerah
Renstra UPTD Puskesms Moncongloe 2021-2026
39
Peluang (O) S
O WO
3. Adanya Kebijakan
Universal Health Coverage (UHC) Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional tahun 2020
1. Mengoptimalkan ketersediaan alat kesehatan dan jenis layanan yang dapat dipenuhi
2. Mengoptimalkan kondisi sarana pelayanan melalui pemeriksaan yang baik
3. Mengoptimalkan tenaga pelayanan dengan panduan SOP Pelayanan
4. Mengoptimalkan informasi keberadaan, layanan JKN dan keunggulan Puskesmas melalui berbagai sarana informasi
5. Mengoptimalkan informasi layanan program yang dapat diperoleh masyarakat di Puskesmas
1. Mengatasi keterbatasan jumlah tenaga melalui peluang
peningkatan pendapatan kapitasi JKN
2. Mengatasi keterbatasan kapasitas petugas kesehatan melalui
peluang peningkatan pendapatan kapasitas JKN
3. Mengatasi keterbatasn anggaran operasional melalui peluang peningkatan pendapatan kapitasi
Ancaman (T) ST WT 1. Tingginya jumlah
Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
kompetitor dan jarak yang terlalu dekat antar FKTP
1. Mengoptimalkan adanya sistem manajemen mutu akreditasi Puskesmas
2. Mengoptimalkan jenis layanan dan keunggulan Puskesmas
3. Mengoptimalkan layanan program dan kegiatan luar gedung sebagai differensiasi layanan
Puskesmas
1. Mengatasi keterbatasan tenaga kesehatan untuk mengatasi Jarak Fasilitas Kesehatan yang terlalu dekat 2. Mengatasi keterbatasan Puskemas
menjangkau peserta JKN di luar wilayah
dengan teknologi komunikasi untuk mengatasi kompetitor FKTP
2. Kesadaran masyarakat tentag hukum
1. Mengoptimalkan mutu pelayanan melalui sistem manajemen mutu, panduan SOP pelayanan dan
pelaksanaan akreditasi Puskesmas sebagai dasar hukum kinerja
pelayanan Puskesmas
2. Mengoptimalkan komitmen pimpinan tentang masalah perlindungan hukum
Mengatasi rendahnya gaji/jasa pelayanan pegawai Non PNS untuk mengatasi
kesadaran masyarakat tentang hukum
3. Kebijakan
pelayanan JKN yang berubah- ubah dan tidak menguntungkan
1. Mengoptimalkan mutu pelayanan melalui, sistem manajemen mutu, panduan SOP pelayanan dan pelaksanaan akreditasi Puskemas sebagai kebijakan pelayanan JKN di Puskesmas
2. Mengoptimalkan komitmen pimpinan tentang kebijakan pelayanan JKN di Puskesmas
5. Mengatasi rendahnya gaji/ jasa pelayanan pegawai non PNS untuk mengatasi
kebijakan pelayanan yang berubah-ubah dan tidak menguntungkan
41
Strategi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagai berikut:
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
1.Mewujudkan masyarakat mandiri yang berprilaku sehat, lingkungan sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan mernutu
1. pemberdayaan kemandirian
masyarakat dalam pelayanan Upaya kesehatan Masyarakat dan menigkatkatkan mutu pelayanan
kesehatan perorangan serta tersedianya sarana prasarana pendukung pelayanan sesuai standar
1. Peningkatan nilai indeks keluarga sehat melalui peningkatan intervensi dan kolaborasi lintas
program dan lintas sector
1. Menetapkan target sasaran intervensi indicator PIS PK untuk program dan sector terkait
2. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Sesuai target SPM
2. Menetapkan target kinerja pencapaian SPM perbulan 3. Peningkatan upaya promosi
kesehatan terutama pengaktifan
kembali kelurahan siaga
3. Menetapkan tim kelurahan siaga bekerja sama linsek serta optimalkan
peran kader 4. Peningkatan pelayanan kesehatan
Ibu dan Anak
4. Menetapkan kordinasi jejaring
Penanganan komplikasi ibu bersalin, terget bumil resti yang harus
diintervensi dan anggaran peningkatan kapasitas bidan 5. Peningkatan perbaikan gizi
masyarakat
5. Menetapkan layanan konseling laktasi, konseling gizi, penanganan stunting, gizi buruk, gizi kurang 6. Peningkatan Upaya
pemberantasan penyakit menular
6. Menetapkan layanan skrining TB dan pengobatan sesuai stndar dengan melibatpan peran aktif lintas
sektor
7. Peningkatan Upaya 7. Menetapkan layanan advokasi
pemberantasan penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa
dan edukasi terkait program KTR, skrining
usia produktif sesuai standar SPM,
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
penderita hipertensi dan DM yang mendapatkan pengobatan sesuai standar serta deteksi dini Gangguang Mental Emosional
8. Peningkatan upaya
kesehatan pengembangan
8. Menetapkan layanan UKS/UKGS, kesehatan tradisional, kesehatan kerja dan olah raga terintegrasi dengan
kegiatan di UKBM di kelurahan 9. Peningkatan mutu Pelayanan
klinis
9. Menetapkan mutu layanan klinis dan Menganggarkan pelatihan SDM tenaga klinis, mencukupi kebutuhan jenis SDM, penerapan SOP klinis sesuai standar akreditasi
Puskesmas dan pengadaan alkes, obat/BMHP melalui dana BLUD
10. Pengembangan
layanan sesuai kebutuhan masyarakat dan kebijakan bidang kesehatan
10. Menetapkan layanan UGD dan Persalinan 24 jam serta layanan rujukan
11. Pengadaan dan perbaikan sarana prasarana
pendukung
pelayanan sesuai standar
11. mengadakan sarana prasarana yang belum ada/kurang dan perbaikan
sarana prasarana yang rusak 2. Tersedianya 2. Tersedianya 1. Peningkatan kecukupan dan Menetapkan jumlah kebutuhan
sumber daya manusia yang berkualitas,
kecukupan sumber daya manusia kesehatan yang
kualitas SDM SDM serta penganggaran
peningkatan kompetensi
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN professional dan
berkomitmen tinggi
berkualitas, professional dan berkomitmen tinggi melalui peningkatan mutu manajemen puskemas
2. Peningkatan Kinerja Tim Mutu puskesmas
Menetapkan Rapat Tinjauan
Manajemen minimal 2 kali setahun dengan output yang diaporkan ke Dinas Kesehatan
secara berkala
Renstra UPTD Puskesms Sudiang 2021-2026
39
BAB V RENCANA STRATEGIS
Rencana strategis yang meliputi Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif dapat dilihat dalam Lampiran.
Renstra UPTD Puskesms Moncongloe 2021-2026
38
BAB VI PENUTU
P
Rencana Strategis pada Puskesmas yang menerapkan Badan Layanan Umum Daerah digunakan sebagai acuan dalam melakukan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Penerapan BLUD pada Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kinerja layanan dengan didukung adanya fleksibilitas pengelolaan anggaran.
Terlaksananya Rencana Strategis perlu mendapat dukungan dan partisipasi pengelola Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil, administratif maupun politis.
Rencana strategis BLUD merupakan rencana lima tahunan Puskesmas sebagaimana yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas.
Rencana strategis akan diuraikan dalam dokumen Rencana Bisnis Anggaran BLUD dan digunakan oleh Puskesmas di dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sebagai upaya mencapai target kinerja pelayanan dan manajemen Puskesmas yang berkualitas.
LAMPIRAN
Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan UPTD Puskesmas Sudiang
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Intervensi kegiatan PIS-PK 750.000.000
Nilai IKS Kelurahan
Sudiang
Meningkatkan pembinaan keluarga secara terintegrasi dan berkesinambunga
n
Keluarga mengikuti program KB
Jumlah jawaban YA/(12- Jumlah N)
0,32 0,35 0,38 0,4 0,43 0,48
Kunjungan rumah
Ibu melakukan persalinan di faskes pemeriksaan kesehatan
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap pemantauan
Bayi mendapat ASI eksklusif pengobatan
Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan Edukasi
Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan Anggota keluarga tidak ada yang merokok Keluarga sudah menjadi anggota JKN Keluarga mempunyai akses sarana air bersih Keluarga menggunakan/mempunyai akses jamban keluarga
B Standar Pelayanan Minimal 500.000.000
Persentase
sebagai standar dalam
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Jumlah
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita Pelayanan Kesehatan
Balita Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada
Usia Pendidikan Dasar
Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada
Usia Produktif
Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada
Usia Lanjut
Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
capaian idikator SPM
pemenuhan mutu pelayanan setiap jenis pelayanan
dasar
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
target/jumlah sasaran
*100%
69,90% 100% 100% 100% 100% 100% Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis
Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang
dengan Risiko Terinfeksi HIV
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, KB 500.000.000
meningkatnya cakupan pelayanan kepada
ibu hamil, bayi, balita dan PUS
Cakupan Pelayanan K1 Ibu Hamil sesuai standar
Jumlah target/jumlah
sasaran
*100%
80,97% 83,00% 86,00% 89,00% 92,00% 95,00%
Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil sesuai standar
Ibu bersalin di faskes sesuai standar
Penanganan komplikasi Ibu Bersalin di Faskes (PK) sesuai standar
Pelayanan Kesehatan neonatus pertama 6-48 jam ( KN1) sesuai standar
Pelayanan Kesehatan Neonatus 8 - 28 hari (KN lengkap) sesuai standar
Pelayanan Nifas oleh tenaga kesehatan (KF) Pelayanan Komplikasi Neonatus
Pelayanan Balita sesuai standar (Umur 0 - 59 Bln)
PUS mengikuti program KB
UPAYA PROMOSI KESEHATAN 350.000.000
meningkatnya layanan promosi
kesehaatan
Posyandu aktif
Jumlah target/jumlah
sasaran
*100%
86,1% 87,0% 88,0% 89,0% 90,0% 91,0%
Pembinaan Posyandu/kader
Pembinaan Kelurahan/Kelurahan Siaga Pembinaan kelurahan siaga
Survei Pendataan Rumah ber PHBS Pendataan PHBS
Advokasi Tingkat Kelurahan / Kelurahan
mendukung pembangunan kesehatan Penyuluhan
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyuluhan Kesehatan Pembinaan Kader Kesehatan
KESEHATAN LINGKUNGAN 200.000.000
meningkatnya layanan kesehatan lingkungan
Penyelenggaraan STBM
Jumlah target/jumlah
sasaran
*100%
79,5% 80,0% 81,0% 82,0% 83,0% 84,0%
Pengawasan Kualitas Air Minum Akses Air Minum yang Layak/Aman Akses Sanitasi yang layak
Pengelolaan Limbah Medis (B3) Inspeksi Kesehatan Lingkungan TTU Pendataan Rumah Sehat
Pemantauan TPM memenuhi Syarat
GIZI 500.000.000
meningkatnya layanan kgizi
Pendeteksian dan Penanganan Balita BGM Posyandu (0-59 bulan)
Jumlah target/jumlah
sasaran
*100%
98,7% 98,8% 98,9% 99,0% 99,2% 99,3%
Penyuluhan di posyandu
Pemantauan status Gizi di TK/PAUD ppmebntauan status gizi
Jumlah Balita yang di Timbang Pelavcakan
Pelacakan Bayi BBLR Surveilan gizi
Pemantauan dan Pemulihan Bayi BBLR Pemberian vitamin A
Surveilans dan Pelacakan Gizi Buruk dan Gizi
Kurang Pemeriksaan garam
Pemantauan dan Pemulihan Kasus Bayi Balita
Gizi Buruk dan Kurang Pelayanan bumil KEK
Pemantauan Status Gizi Klinis pelyanan bayi/balita gizi
buruk/kurang
Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita Pemberian TTD
Pemeriksaan Garam Beryodium Pelayanan BBLR
Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri
Pelayanan Bumil KEK Bayi mendapatkan ASI Ekslusif
500.000.000 UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Jumlah
target/jumlah sasaran
*100%
91,2% 91,7% 92,5% 93,0% 93,5% 94,0%
meningkatnya layanan P2 Penyakit menular
Penemuan Penderita Pneumonia Balita Penemuan Penderita
Pneumonia Balita Persentase Kab/Kota yg 50% Puskesmasnya
melaksanakan Tatalaksana Pneumonia sesuai
standar (MTBS/Program ISPA) Pelayanan Kesehatan
orang dengan TBC
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Cakupan Penemuan Pneumonia Balita KUSTA
DBD
Pelayanan Kesehatan orang dengan TBC Kasus PMS dan HIV/AIDS
yang diobati / ditangani (100%)
Jumlah Penemuan Terduga Tuberkulosis Kecacingan & Filariasis
Cakupan Penemuan dan Pengobatan
Penderita Tuberkulosis Hepatitis
Angka Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis
Typhoid Malaria
Cakupan Pelayanan P2M Lainnya : Zoonosis
KUSTA Vektor
Jumlah Kelurahan/Kelurahan yang dilakukan Intensif Case Finding (ICF)
Jumlah Penderita Kusta yang ditemukan dan diobati
Jumlah Penderita Kusta yang dinyatakan RFT Jumlah Siswa anak sekolah yang di periksa kusta dan frambusia
DBD
Jumlah Penderita DBD yang dilayani sesuai Standar
Jumlah Kelurahan/Kelurahan yang melaksanakan Gerakan 1 Rumah 1 Jumatik Jumlah rumah Bebas Jentik / Angka Bebas Jentik
Jumlah Kematian akibat DBD
Balita dengan diare yang ditangani (100%) Persentase kab/kota yang 80% puskesmasnya melaksanakan tatalaksana diare sesuai standar
Persentase Kab/kota yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi PISP
Persentase Kab/kota yang mempunyai Layanan ( LROA ) Aktif
Cakupan Pelayanan Diare pada balita Cakupan Pemberian Oralit pada balita
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Cakupan Pemberian Zinc pada balita Kasus PMS dan HIV/AIDS yang diobati / ditangani (100%)
Jumlah ibu Hamil yang dilakukan Screening Sifilis
Jumlah ibu Hamil yang dilakukan Screening HIV
Kasus HIV yang ditemukan dan diobati Setiap orang berisiko terinfeksi HIV ( ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria / transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan ) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar
Kecacingan & Filariasis
Jumlah Penderita Kecacingan ditemukan dan diobati
Cakupan POPM Kecacingan
Cakupan POPM Filariasis (Pada Puskesmas Endemis)
Cakupan Tata Laksana Kasus Kronis Hepatitis
Jumlah ibu Hamil yang discreening Hepatitis B Jumlah Ibu Hamil reaksi Hepatitis B
Jumlah Bayi mendapatkan HbIg
Persentase Bayi mendapatkan HBIg kurang dari 24 Jam
Jumlah Bayi usia 9 -12 bulan tes HBsAg dan Hasil Non Reaktif
Jumlah Pasien yang di screening Hepatitis C Jumlah Pasien yang reaktif Hepatitis C Jumlah pasien yang mendapatkan pengobatan Hepatitis C
Jumlah Pasien yang sembuh setelah pengobatan Hepatitis C
Typhoid
Cakupan pelayanan penderita Tifoid
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persentase Kematian Akibat Penyakit Tifoid Jumlah SD dengan penjamah (penjaja) makanan yang dilakukan pemeriksaan ( terakhir di laksanakan di thn 2017 melalui kegiatan di BTKLPP ) Malaria
Jumlah Kasus Malaria Lokal yg ditemukan dan ditangani sesuai standar
Jumlah Kasus Malaria Import yg ditemukan dan ditangani sesuai standar
Jumlah Kelurahan / Kelurahan yang dilakukan Pemetaan Daerah Reseptif
Persentase Konfirmasi Laboratorium ( Mikroskop dan RDT ) Suspek Malaria Persentase Kasus Positif Malaria yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi Zoonosis
Jumlah Kematian Akibat Penyakit Rabies Pada
Manusia dan Hewan
Jumlah Kota / kota yang memiliki > 20%
Puskesmas Rujukan Rabies Center Jumlah Kasus Antraks yang ditemukan dan ditangani sesuai standar
Jumlah Kasus Flu Burung yang ditemukan dan ditangani sesuai standar
Jumlah Kasus Leptospirosis yang ditemukan dan ditangani sesuai standar
Vektor
Jumlah Rumah Bebas Jentik Aedes ( ABJ ) Jumlah Habitat Positif Larva Anopheles ( Indeks Habitat )
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR Jumlah
target/jumlah sasaran
*100%
90,20% 90,70% 91,20% 92,70% 92,20% 92,70%
Skrining usia produktif 500.000.000 meningkatnya
layanan P2 PTM Penduduk usia ≥ 15 tahun yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (≥ 80%
populasi usia ≥ 15 tahun)
Skrining perokok
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
deteksi dini Ca serviks Skrining perokok dan deteksi dini kanker
serviks KTR
Kelurahan/Kelurahan yang mengimplementasikan
KTR pelayanan PTM
Skrining perokok usia remaja Pelayanan Keswa
Presentase penduduk usia 15 - 59 tahun yang
dilakukan skrining sesuai standar SPM Pelayanan Indra
Presentase jumlah perempuan usia 30 - 50 tahun yang di deteksi dini kanker serviks dan payudara
Penderita Hipertensi mendapatkan pengobatan
sesuai standar
Presentase penderita hipertensi yang mendapatkan pengobatan sesuai standar Penderita DM mendapatkan pengobatan sesuai standar
Presentase penderita diabetes mellitus yang mendapatkan pengobatan sesuai standar
Upaya kesehatan Mata/pencegahan kebutaan Pesersentase deteksi dini gangguan indera dan
fungsional (penglihatan, pendengarandan fungsional/disabilitas) pada semua populasi Kesehatan Jiwa.
Presentasi penderita gangguan jiwa berat yang mendapatkan pelayanan sesuai standar persentase kasus pasung yang dilepas Jumlah Penyalahgunaan Napza yang mendapat pelayanan rehabilitas medis Presentase penderita Depresi pada penduduk
≥15 tahun yang mendapat pelayanan Presentase penderita Gangguan Mental Emosional pada penduduk ≥15 tahun yang mendapat pelayanan
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PELAYANAN SURVEILANS DAN IMUNISASI Jumlah target/jumlah
sasaran
*100%
100% 100% 100% 100% 100% 100% Pelayanan Imunisasi 400.000.000
meningkatnya layanan Survilans
dan imunisasi
Pelayanan Imunisasi SKD & RESPON KLB
Cakupan Kelurahan/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD Imunisasi Td pada anak SD kelas 2 Imunisasi MR pada Anak Sekolah SKD & RESPON KLB
Jumlah laporan mingguan dilaporkan tepat waktu
Jumlah laporan mingguan dilaporkan Lengkap Jumlah Kelurahan dengan KLB yang dilakukan PE
≤ 24 jam
persentase respon thd peringatan dini/alert (%)
UPAYA PENGOBATAN Jumlah
target/jumlah sasaran
*100%
97,7% 98,0% 98,3% 98,6% 98,9% 99,5% Pelayanan Poli Umum meningkatnya
layanan UKP
Kunjungan rawat jalan Pelayanan Poli gigi
Rawat jalan umum (15%---2010)
(kunj.baru) Pelayanan Laboratorium
Rawat jalan gigi. ( 4% ) (kunj.baru +lama) Pelayanan KIA/KB klinis
Pelayanan TB
Pemeriksaan Laboratorium *) Pelayanan farmasi
Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil (∑
Bumil …..)
Pemeriksaan sputum TB ( Target = 21 / 1000 x jlh pddk )
Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD Pemeriksaan darah malaria
Pemeriksaan test kehamilan Pemeriksaan Sputum TB
Pemeriksaan Urine Protein pada ibu Hamil
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN Jumlah
target/jumlah sasaran
*100%
72% 73% 74% 75% 76% 77%
Pelayanan UKS/UKGS 200.000.000 meningkatnya
layanan upaya keehatan pengembangan
PROGRAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Pelyanan kestrad Penjaringan kesehatan gigi dan mulut
di sekolah
Pelayanan kesehatan kerja dan olah raga
% murid kelas 1 SD/MI yang dilakukan
penjaringan Perkesmas
% SD/MI yang melaksanakan UKGS tahap III Pelayanan kesehatan gigi dan mulut / penjaringan di UKGM
Index DMF-T seluruh kelompok usia Prevalensi Karies semua kelompok usia PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
Pendataan dan Pembinaan Penyehat Tradisional (Hattra)
Jumlah Kelompok Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akupressur Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tanaman Obat di puskesmas
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional
(Akupunktur/Akupressur/Herbal/konseling asman/pijat baduta) di puskesmas PROGRAM PERKESMAS
Jumlah Individu yang mendapatkan Asuhan Keperawatan Di Puskesmas
Jumlah Individu yang mendapatkan Asuhan Keperawatan membutuhkan tindak lanjut Perawatan
Jumlah Keluarga Binaan yang mendapatkan Asuhan Keperawatan
Jumlah Keluarga binaan dengan hasil Asuhan KM-1
Jumlah Keluarga binaan dengan hasil Asuhan KM-IV
Jumlah Kelompok Binaan yang mendapatkan Asuhan Keperawatan
Jumlah Kelompok Binaan dengan hasil Asuhan
Keperawatan KM-I
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Kelompok Binaan dengan hasil Asuhan
Keperawatan KM-IV
Jumlah Kelurahan/Kelurahan Binaan yang mendapatkan Asuhan Keperawatan
Jumlah Kelurahan/Kelurahan Binaan yang total coverage dalam melaksanakan Kegiatan PIS/PK
MANAAJEMEN DAN MUTU PUSKESMAS Jumlah
target/jumlah sasaran
*100%
86% 87% 88% 89% 90% 91%
200.000.000 Meninggkatnya
kinerja
manaajemen dan mutu puskesmas
A. Manajemen Umum Puskesmas Manajemen Umum
Puskesmas
Mempunyai Rencana Lima Tahunan Manajemen Keuangan dan
BMN / BMD Ada RUK, disusun berdasarkan Rencana
Lima Tahunan, dan melalui analisis situasi dan perumusan masalah
Manajemen
Pemberdayaan Masyarakat
Menyusun RPK secara terinci dan lengkap Manajemen Data dan
Informasi
Melaksanakan mini lokakarya Manajemen Program
Melaksanakan mini lokakarya tribulanan Manajemen Mutu
Membuat Penilaian Kinerja di tahun
sebelumnya, mengirimkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota, dan mendapatkan feedback dari Dinas Kesehatan Kab/Kota
A. Manajemen Umum Puskesmas Dilakukan inventarisasi peralatan di Puskesmas
Ada daftar inventaris sarana di Puskesmas Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat di setiap unit pelayanan
Ada struktur organisasi
Ada pembagian tugas dan tanggungjawab tenaga Puskesmas
Dilakukan evaluasi kinerja tenaga puskesmas C. Manajemen Keuangan dan BMN / BMD Membuat catatan bulanan uang masuk-keluar dalam buku KAS
NO UPAYA
KESEHATAN TUJUAN INDIKATOR KINERJA
CARA PERHITUNG
AN
KONDISI AWAL 2021
TARGET RINCIAN KEGIATAN KEBUTUHAN
ANGGARAN 2022 2023 2024 2025 2026
1 2