Dalam hal ini perlu adanya peningkatan profesionalisme guru, termasuk guru pendidikan agama Islam (GPAI). Pendidikan Agama Islam Guru di sekolah (SD, SMP, SMA, dan SMK) mempunyai peranan penting dalam pengembangan perilaku keagamaan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) di sekolah terus dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama.
Target
Materi Bimtek
Materi 1: Kebijakan kementerian Agama
- Capaian Pembelajaran 1) Tujuan
- Pokok-pokok Materi
- Uraian Materi
Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan agama Islam (PAI) pada PAUD-TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK yang selanjutnya disebut PAI di sekolah merupakan sub-sistem pendidikan. sistem pendidikan nasional memberikan penguatan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap dan kepribadian peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Nilai-nilai tersebut dapat diwujudkan melalui moralitas yang juga menjadi landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Pengembangan profesional berkelanjutan guru pendidikan agama Islam (PKB-GPAI) di sekolah merupakan suatu keharusan bagi guru sebagai pendidik profesional sebagaimana diamanatkan undang-undang.
Materi 2: Karakteristik Peserta Didik
- Capaian Pembelajaran a. Tujuan
- Rangkuman
- Tugas
- Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Hal ini dikarenakan kemampuan awal menggambarkan kesediaan siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Identifikasi keterampilan awal siswa pada hakikatnya harus memenuhi dua kriteria pemahaman, yaitu ‘keterhubungan’. Menurut Suprayekti dan Agustyarini, identifikasi pengetahuan tentang keterampilan awal siswa sangat penting karena mempunyai penerapan sebagai berikut: a).
Materi 3: Analisis SKL, Capaian Pembelajaran, dan Kaitannya dengan Kegiatan Pembelajaran
Pendidikan agama Islam dan pendidikan karakter secara umum harus membimbing peserta didik pada (1) mengupayakan kebaikan (al-Hanifiyyah), (2) sikap menerima (al-samhah), (3) akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan (4) ) kasih sayang terhadap alam semesta (rahmat li al-ālamĩn). Siswa juga akan memahami pentingnya latihan (riyādah), disiplin (tahzīb) dan upaya sungguh-sungguh dalam pengendalian diri (mujāhadah). Pada akhir Tahap B, pada unsur Hadits Al-Quran, siswa mampu membaca surah atau ayat pendek Al-Quran dan menjelaskan pesan pokoknya dengan baik.
Siswa dapat membaca surah atau ayat pendek Al-Quran dan menjelaskan pesan pokoknya dengan baik. Siswa mampu membaca, menghafal, menulis dan memahami pesan pokok surat pendek dan ayat Al-Qur’an tentang keberagaman dengan baik dan benar. Pada akhir tahap D, pada unsur Al-Quran Hadits, siswa memahami pengertian Al-Qur'an dan Hadits Nabi serta kedudukannya sebagai sumber ajaran agama Islam.
Siswa juga memahami pengertian toleransi dalam tradisi Islam berdasarkan ayat Al-Quran dan Hadist Nabi. Siswa memahami pengertian Al-Quran dan Hadits Nabi serta kedudukannya sebagai sumber ajaran agama Islam. Siswa juga memahami pengertian toleransi dalam tradisi Islam berdasarkan ayat Alquran dan Hadist Nabi.
Siswa menganalisis cabang-cabang agama, hubungan agama, Islam, dan ihsan, serta dasar-dasar, tujuan, dan manfaat ilmu kalam; Mahasiswa mampu menganalisis ketentuan khutbah, tabligh dan dakwah, ketentuan hukum dalam Islam, warisan dan konsep ijtihad; Mahasiswa mampu menganalisis peran dan keteladanan ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia, perkembangan peradaban Islam di dunia dan peran organisasi Islam di Indonesia;
Materi 4: Analisis Minggu Efektif Pembelajaran 1. Capaian Pembelajaran
Hari libur adalah waktu-waktu tertentu yang tidak dilaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan dicatatkan/direncanakan dalam Kaldik. Beban belajar pada kelas I, II, III, IV dan V dalam satu semester minimal 18 minggu efektif. Minggu pembelajaran efektif adalah minggu efektif yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran setiap semester berdasarkan kalender pendidikan.
Minggu belajar efektif adalah minggu belajar yang digunakan dalam kegiatan pengajaran setiap semester berdasarkan jadwal pengajaran. Minggu efektif adalah hitungan hari efektif dalam satu tahun akademik, untuk membantu kemajuan belajar siswa. Menandai hari libur nasional, seperti hari libur nasional, hari raya keagamaan, hari libur akhir semester, hari libur akhir tahun, dan lain-lain.
Dalam mempelajari Pekan Pembelajaran Efektif dapat disimpulkan bahwa rincian Pekan Efektif adalah hitungan hari efektif dalam satu tahun ajaran. Analisis minggu efektif (AME) berisi rencana minggu efektif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada setiap semester satu tahun. Hitung jumlah minggu efektif dengan mengurangkan jumlah minggu tidak efektif dari jumlah minggu dalam satu tahun.
Hitung jumlah jam efektif selama satu tahun dengan mengalikan jumlah minggu efektif dengan jumlah jam mengajar per minggu.
Materi 5: Program Tahunan 1. Capaian Pembelajaran
- Pokok-pokok Materi a. Konsep program tahunan
Program tahunan wajib disusun dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman pengembangan program selanjutnya yaitu Program Semester, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Program Tahunan disusun dan dikembangkan sebelum tahun ajaran karena Program Tahunan merupakan pedoman bagi pengembangan program selanjutnya, seperti Program Semester, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Format berikut ini memudahkan penyusunan program tahunan yang berorientasi praktis sehingga pendidik dapat melakukannya.
Program Tahun merupakan rencana umum pelaksanaan isi pembelajaran yang antara lain memuat rencana penentuan alokasi waktu selama satu tahun pembelajaran. Setelah menyelesaikan latihan dan tugas pada modul, peserta diminta mempersiapkan program satu tahun untuk kelas berikutnya.
Materi 6: Program Semester 1. Capaian Pembelajaran
Menghitung jumlah hari belajar efektif (HBE) dan jam belajar efektif (EH) setiap bulan dan semester dalam setahun. Perhitungan jumlah jam mengajar (JP) sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam struktur kurikulum yang berlaku. Alokasikan waktu yang dialokasikan untuk hasil pembelajaran dan pertimbangkan waktu untuk penilaian dan peninjauan materi.
Program semester memuat gambaran tentang hal-hal yang harus dilaksanakan dan dicapai selama semester tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan yang memuat hal-hal yang ingin dicapai pada semester yang bersangkutan. Program semester merupakan rumusan kegiatan belajar mengajar dalam suatu semester, yang kegiatannya dibuat berdasarkan pertimbangan alokasi waktu luang, jumlah mata pelajaran dalam semester dan frekuensi ujian disesuaikan dengan kalender pendidikan.
Surat promes memudahkan guru meluangkan waktu untuk mengajarkan materi yang harus diselesaikan pada semester tersebut. Atau dalam arti lain yaitu program semester merupakan penjabaran dari program tahunan, sehingga program semester ini tidak dapat disusun sebelum program tahunan disusun. Surat promes menguraikan hal-hal yang akan dilaksanakan dan dicapai selama semester tersebut.
Setelah menyelesaikan latihan dan tugas pada modul, peserta diminta mempersiapkan program untuk semester angkatan berikutnya.
Materi 7: Silabus Satuan Pendidikan 1. Capaian Pembelajaran
Ilmiah, artinya seluruh materi dan kegiatan yang terkandung dalam kurikulum harus benar dan berlandaskan ilmiah. Relevansi artinya ruang lingkup, kedalaman, kompleksitas dan urutan penyampaian materi dalam kurikulum harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. Sistematisitas, artinya komponen-komponen kurikulum harus terhubung secara fungsional dalam pencapaian kompetensi.
Konsisten artinya dalam kurikulum harus terdapat keterkaitan yang runtut (tetap, berprinsip) antara hasil pembelajaran, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. Cukup artinya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup mendukung pencapaian hasil pembelajaran. Faktual dan kontekstual, artinya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
Fleksibel, artinya seluruh komponen silabus dapat mengakomodasi keberagaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Penentuan alokasi waktu setiap hasil pembelajaran didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu. Alokasi waktu merupakan perkiraan rata-rata waktu untuk menguasai hasil belajar yang dibutuhkan oleh berbagai siswa.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada hasil belajar serta pokok/materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.
Materi 8: Kriteria Ketuntasan Minimal 1. Capaian Pembelajaran
- Materi 9: Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 1. Capaian Pembelajaran
Sekiranya pihak sekolah menetapkan KKM/SKM yang berbeza bagi setiap mata pelajaran, pihak sekolah hendaklah menentukan tempoh masa selang bagi setiap mata pelajaran. Apabila pihak sekolah menetapkan KKM/SKM yang sama bagi semua mata pelajaran, contohnya dengan menjadikan KKM/SKM bagi mata pelajaran terendah sebagai KKM unit pendidikan. Nilai KKM/SKM ditulis dalam dokumen Kurikulum Peringkat Unit Pendidikan (KTSP) dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah.
Wujudkan KMC/SKM bagi setiap pencapaian pembelajaran iaitu purata aspek KMC/SKM kerumitan, sokongan dan penerimaan. Menetapkan KKM/SKM mata pelajaran iaitu purata semua KKM/SKM pencapaian pembelajaran yang terdapat dalam sesuatu mata pelajaran;. Menetapkan gred KKM/SKM iaitu purata semua mata pelajaran KKM/SKM di setiap peringkat gred;.
Penetapan kriteria/nilai kinerja minimal (KKM/SKM) Berikut contoh tata cara penetapan KKM/SKM. satu. Misalnya suatu sekolah menentukan kriteria dan skala penilaian untuk menentukan KKM/SKM seperti pada tabel di bawah ini. Setelah KKM/SKM setiap mata pelajaran ditentukan, maka KKM/SKM satuan pendidikan dapat ditentukan dengan memilih KKM/SKM yang paling rendah di antara seluruh KKM/SKM isi/mata pelajaran.
Dalam menentukan KKM/SKM setidaknya harus memperhatikan 3 aspek, yaitu karakteristik peserta didik (asupan), karakteristik isi/mata pelajaran (kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan (pendidik dan daya dukung). ).
Materi 10: Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1. Capaian Pembelajaran
RPP disusun sesuai dengan silabus untuk memandu kegiatan belajar peserta didik guna mencapai hasil belajar yang ditetapkan dengan nomor Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. RPP dikembangkan dari silabus untuk memandu kegiatan belajar siswa dalam upaya perolehan kompetensi dasar. Setiap pendidik. sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, serta perkembangan fisik dan psikis siswa.
Dalam karakter ini, siswa mencoba memberikan penalaran dalam hal yang berbeda-beda, memahami hubungan antar sistem. Soal tingkat HOTS dan respon terbuka merupakan bentuk akomodasi kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam karakter ini, siswa dituntut untuk memahami, mengelola dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tertulis dan multimedia.
Ketika siswa menanggapi penjelasan guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau mengemukakan pendapat, inilah yang disebut komunikasi. Membaca merupakan salah satu kegiatan literasi untuk mengasah kemampuan berbahasa dalam proses pembelajaran karena dengan membaca siswa dapat memperoleh informasi. Literasi merupakan sarana bagi siswa untuk mengenal, memahami dan menerapkan ilmu yang diperolehnya di sekolah.
RPP dikembangkan dari silabus untuk memandu kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai hasil belajar.
Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pembelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Reimers, Fernando M., Education For The 21st Century, Cambridge, MA Ringkasan Eksekutif Sebuah sintesis ide dari Harvard University Advanced Leadership Initiative Think Tank, 2014.