Nama : Jordan Alejandro Colunga
NIM : 2019200056
Mata Kuliah : Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Kelas : C
1. Dalam pengajuan gugatan di Mahkamah Konstitusi tidak dikenal adanya gugatan, melainkan hanya ada permohonan. Mengapa? Jelaskan jawaban saudara!
2. Pada proses pengujian undang-undang di Mahkamah Konstitusi dikenal dengan adanya uji formil undang-undang. Jelaskan hal yang dimaksud dan kemukakan satu contoh kasus uji formil di Mahkamah Konstitusi!
3. Jelaskan hal-hal apa saja yang menjadi pembahasan dalam pemeriksaan pendahuluan pada persidangan Mahkamah Konstitusi!
4. Masa pandemi teryata juga berpengaruh pada mekanisme persidangan di Mahkamah Konstitusi.
Jelaskan hal yang dimaksud!
5. Jelaskan oleh saudara, seberapa penting mata kuliah Hukum Acara Makhamah Konstitusi diselenggarakan di Fakultas Hukum?
JAWABAN
1. Di dalam UU MK tidak dikenal istilah penggugat dan tergugat. Hal ini karena di dalam UU MK juga tidak dikenal istilah gugatan, melainkan permohonan sebagaimana diatur Pasal 1 angka 3 UU MK, sebagai berikut:
Permohonan adalah permintaan yang diajukan secara tertulis kepada Mahkamah Konstitusi mengenai:
a. pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. pembubaran partai politik;
d. perselisihan tentang hasil pemilihan umum; atau
e. pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Hak menguji formal adalah wewenang untuk menilai, apakah suatu produk legislatif seperti Undang-Undang misalnya terbentuk melalui cara-cara (procedure) sebagaimana yang telah ditentukan atau diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak. Pengertian hak menguji formal diatas menunjukan adanya penekanan bahwa yang dinilai atau diuji adalah tatacara (procedure) pembentukan suatu Undang–Undang, apakah sesuai atau tidak dengan yang telah ditentukan atau digariskan dalam peraturan perundang–undangan.
Contoh: Pengujian Formil dan Materiil Pasal 11 ayat (1) huruf a sepanjang frasa
“dan/atau” dan Pasal 29 huruf e Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi [UU Perubahan Kedua UU
KPK] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
3. Pemeriksaan Pendahuluan pada persidangan Mahkamah Konstitusi merupakan persidangan yang dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kejelasan materi permohonan sebelum memasuki pemeriksaan pokok perkara. Pemeriksaan pendahuluan biasanya dilakukan oleh majelis hakim panel terbuka untuk umum.
Namun dalam perkaraperkara tertentu yang dipandang penting dan harus segera diputus, pemeriksaan pendahuluan dapat juga langsung dilakukan oleh majelis hakim pleno. Dalam pemeriksaan pendahuluan ini setidaknya majelis hakim panel akan memeriksa beberapa hal berikut:
- Kelengkapan administrasi - Kejelasan materi permohonan - Legal standing
- Wewenang MK
4. Dalam masa pandemi Mahkamah Konstitusi (MK) tetap menyelenggarakan pemeriksaan perkara, meski Corona Virus Diseases 19 (Covid-19) masih merebak di tengah masyarakat di berbagai daerah Indonesia termasuk Jakarta serta berbagai belahan dunia lainnya. Pemeriksaan perkara dilakukan hakim konstitusi melalui rapat permusyawaratan hakim (RPH) secara tertutup maupun melalui persidangan terbuka.
Muhidin menjelaskan pada dasarnya MK telah memiliki kebijakan dalam penyelenggaraan penanganan perkara baik dalam pengajuan perkara maupun persidangan yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki MK. Dalam hal pengajuan permohonan beberapa perkara terakhir yang diterima oleh MK diajukan secara online. Dengan situasi menyebarnya Covid-19 yang pandemik saat ini, MK tetap bisa menggelar sidang dengan memanfataakan berbagai teknologi canggih lainnya. Persidangan jarak jauh sebenarnya sudah memiliki dasar hukumnya. Hal tersebut sudah tercantum dalam Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) Nomor 18 Tahun 2009.
5. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi adalah mata kuliah yang antara lain mempelajari, tentang sejarah dan pentingnya kehadiran Mahkamah Konstitusi dalam suatu Negara hokum (Indonesia), serta aturan-aturan hukum terkait, eksistensi, mahkamah konstitusi. Materi muatan dari mata kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi adalah membahas tentang konsep Negara hukum, wewenang, fungsi Mahkamah Konstitusi dan juga bagaimana proses beracara di Mahkamah Konstitusi.
Dipelajari pula terkait dasar, asas hokum acara Mahkamah Konstitusi. Dengan mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu menjabarkan dan menguraikan tentang wewenang, tugas dan pentingnya eksistensi Mahkamah Konstitusi dalam negara Hukum Indonesia. Mahasiswa juga mampu mengimplementasi/mempraktekan bagaimana beracara di Mahkamah Konstitusi. Pengembangan bahan ajar Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (MK) dewasa ini menjadi sangat penting untuk dilakukan. Pasalnya, perkembangan hukum yang berkaitan dengan konstitusi kini terus berkembang dengan cepat dan pesat. Sehingga diperlukan upaya untuk mengembangkan kurikulum bahan ajar Hukum Acara MK agar mendorong penyebarluasan dan peningkatan pemahaman peradilan konstitusi demi terwujudnya budaya sadar berkonstitusi. Kegiatan ini diharapkan melahirkan standar kesamaan suatu bahan ajar, kemudian hasilnya akan di upload sehingga siapa saja dapat
mendownload agar memudahkan para dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman yang lebih baik dan detail tentang hukum acara mahkamah konstitusi.