• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME PENETAPAN HARGA SAYURAN PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MEKANISME PENETAPAN HARGA SAYURAN PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM "

Copied!
93
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Islam tidak melarang cara penetapan harga yang berbeda dengan menetapkan bahwa harga yang ditetapkan oleh seorang pedagang atau pengusaha tidak menzalimi pembeli, yaitu dengan cara mengambil. Oleh karena itu harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas barang dan harga tersebut dapat menjamin kepuasan konsumen. Seorang pedagang menjelaskan bahwa ada beberapa pedagang yang mematok harga yang berbeda untuk sayuran yang berbeda kualitasnya, seperti halnya ada beberapa sayuran yang dijual dengan harga murah dan.

Pertanyaan Penelitian

Dalam hal ini pedagang juga melihat situasi dan kondisi harga di pasar untuk menentukan harga jualnya, ketika sayuran melimpah maka sayuran akan dijual sesuai dengan harga pasar saat itu. Berdasarkan beberapa hasil survei di atas dapat dipahami bahwa dalam menentukan harga para penjual di pasar Cendrawasih memiliki harga yang berbeda-beda untuk setiap pedagang yang ditawarkan oleh penjual. Sehingga peneliti ingin mengetahui harga jual sayuran yang dilakukan pedagang dalam penentuan harga.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Jika dilihat dari perspektif etika bisnis Islam dalam menentukan harga jual beli yang dilakukan oleh para pedagang tersebut tidak memenuhi prinsip etika bisnis Islam yaitu tanggung jawab dan tidak saling menguntungkan. Jika dilihat dari perspektif etika bisnis Islam dalam menentukan harga jual beli yang dilakukan oleh para pedagang tersebut sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam. Mengenai prinsip etika bisnis Islam, penerapan harga jual beli tidak sesuai dengan prinsip keseimbangan dan tanggung jawab.

Penelitian Relevan

LANDASAN TEORI

Mekanisme Harga

  • Pengertian Harga
  • Dasar Penetapan Harga
  • Tujuan Penetapan Harga
  • Prosedur Penetapan Harga
  • Metode Penetapan Harga

Etika Bisnis Islam

  • Pengertian Etika Bisnis Islami
  • Prinsip-Prinsip DasarEtika Bisnis Islami
  • Prilaku Etika Bisnis Islam
  • Etika Bisnis Dalam Pasar

Perluasan adat membangun aturan yang kuat dalam masyarakat, yaitu bagaimana setiap tindakan dan tanduk mengikuti aturan, dan aturan ini ditemukan untuk membentuk moral masyarakat dalam menghormati adat yang berlaku. Moralitas adalah istilah yang digunakan untuk mencakup praktik dan kegiatan yang membedakan antara yang baik dan yang buruk, aturan yang mengontrol aktivitas dan nilai-nilai yang dilambangkan di dalamnya yang dipertahankan atau digunakan sebagai sarana oleh aktivitas dan praktik tersebut. Akhlak dan pengukurannya dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti dari segi agama, hati nurani, dan aturan tertulis dan tidak tertulis, yang semuanya digunakan sebagai pandangan untuk memahami etika lebih dalam.

Jadi, etika bisnis adalah peraturan yang menyatakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh suatu bisnis, dimana peraturan tersebut dapat berasal dari peraturan tertulis maupun tidak tertulis. Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, dan prinsip-prinsip ini terkait erat dengan sistem nilai yang dianut dalam kehidupan masyarakat. Prinsip kejujuran, terdapat tiga bidang kegiatan usaha yang secara jelas dapat menunjukkan bahwa suatu usaha tidak dapat bertahan lama dan berhasil jika tidak dilandasi oleh kejujuran.

Prinsip integritas moral, terutama yang diinternalisasi sebagai tuntutan internal dalam diri seorang pelaku bisnis atau perusahaan, mengharuskan untuk menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan dan perusahaan. Jika seorang pelaku bisnis memiliki etika yang baik dalam bisnisnya, maka akan menimbulkan kesan positif terhadap dirinya dari pihak lain. Dalam mekanisme pasar, pengusaha diberikan kebebasan yang luas untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi.

Norma ini menyangkut perbuatan dan perilaku manusia baik atau buruk, benar atau salah, sepanjang dipandang sebagai manusia.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Dalam pelaksanaan jual beli oleh pedagang, hal ini sesuai dengan rukun dan syarat jual beli antara pembeli dan penjual. Dalam menentukan harga beli dan jual sayuran, pedagang ini tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya sehubungan dengan kebersihan dan kualitas barang yang dijualnya. Dalam menentukan jenis sayuran pedagang melihat modal awal kemudian kualitas sayuran dari kualitas baik sampai kualitas buruk kemudian menggunakan metode gambar dan juga menimbang jenis sayuran yang akan dijualnya.

Penerapan yang dilakukan oleh pedagang ini dalam menentukan harga jual beli adalah sah menurut etika bisnis Islam dan sama dengan yang dilakukan oleh pedagang Yono yaitu sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam. Sayuran ini terkadang dicampur dengan kualitas yang baik dan kemudian ditambahkan sedikit sayuran yang kurang baik karena menurut para pedagang ini, harga juga harus dapat menutupi seluruh biaya dan menghasilkan keuntungan yang sesuai. Dalam proses penentuan harga jual beli yang dilakukan pedagang ini terlihat dari objek yang belum terpenuhi, karena dalam penyajiannya mencampurkan sayuran yang berkualitas baik dengan yang kurang baik didalamnya.

Dalam pelaksanaannya yang dilakukan para pedagang tersebut dalam menentukan harga jual beli sangat baik. Untuk menentukan sayuran yang salah, para pedagang ini menggunakan cara yang sama antara kualitas baik dan buruk, terkadang sayuran dicampur. 2500 Rp/sayuran dari modal awal 59 Berdasarkan pengamatan yang peneliti teliti, sayuran yang dimiliki oleh para pedagang ini terlihat kualitasnya bagus, namun jika dilihat lebih teliti kualitasnya kurang baik karena kurangnya kebersihan di antara para pedagang tersebut. kualitas baik dan buruk, dan harga masih sama.

Ini melanggar prinsip keseimbangan karena para pedagang ini mencampur sayuran berkualitas dengan manisan yang enak dan harganya sama.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Pasar Cendrawasih Kota Metro

  • Sejarah berdirinya Pasar Cendrawasih Kota Metro
  • Struktur Pasar Cendrawasih Kota Metro

TRI CITRA PERDANA dengan status Hak Pengelolaan Tanah (HPL) dan Hak Guna Bangunan selama 20 tahun. Pada tanggal 29 Juni 1989, dibuat kesepakatan/kontrak pembangunan tempat usaha antara Bupati Lampung Tengah dengan PT. Setelah HGB berakhir, tanah dan bangunan tersebut dikembalikan kepada Pemkab KDH Tingkat II Lampung Tengah.

Proses Mekanisme Penetapan Harga Sayuran Oleh Penjual

Saat sayur melimpah maka harga sayur akan turun karena banyaknya sayur yang membuat pedagang menurunkan harga agar sayur cepat habis dan tidak merugi saat sayur tidak habis. Karena banyak pelanggan yang memilih sayuran yang masih baru dan segar, sayuran kemarin akan dijual dengan harga yang berbeda. Menurut Pak Yono, untuk menentukan keuntungan sayuran berdasarkan modal awal berdasarkan kilo, untuk setiap 1 kg sayuran diambil keuntungan sebesar Rp.

Sementara itu, Mulyadi, seorang pedagang sayur yang sudah 8 tahun berjualan sayur mengatakan, dengan menggunakan metode Tekem dan metode Timbangan Sayur maka harga jual dapat ditentukan. Sebagian besar sayur yang dijual diolah dengan cara ditimbang sesuai keinginan konsumen atau pelanggan dan disesuaikan dengan harga sayur yang berlaku di pasaran. Menurutnya, penggunaan cara ini sangat baik untuk menentukan harga sayuran yang akan dijual karena sesuai dengan penentuan harga pasar.

Sedangkan menurut saya ketika menetapkan harga tetap, sesuai dengan modal awal dan kondisi sayuran, penting untuk mendapatkan untung Rp 1500 atau 2000 dari investasi awal, agar sayuran yang dijual cepat laku. Seperti bayam, yang dia jual dengan kualitas bagus, dari 4000 hingga 5000 rubel untuk korek api atau tandan, tetapi jika kualitasnya tidak baik, maka hanya dari 3500 hingga 4000 rubel. Sedangkan menurut Bapak Efendi yang sudah berdagang sayuran selama 5 tahun ini melalui proses penetapan harga dengan mengambil keuntungan dari setiap sayuran yang terjual sebesar Rp.

Biaya atau modal awal untuk mengambil sayuran tersebut dari pedagang atau petani lain, karena jika pedagang mengambil sayuran dari pedagang lain biasanya harganya berbeda bahkan lebih tinggi dari harga petani yaitu mulai dari Rp 1.500 sampai Rp 2.500/kg, sedangkan jika datang langsung petani, harganya mungkin akan sedikit lebih murah, mulai dari Rp. 1000 menjadi Rp. 2000/kg, kalaupun ambil sayuran dalam skala sedang atau besar harganya akan lebih murah yaitu Rp. 500 hingga Rp. 1500 per kilogram.

Penetapan Harga Sayuran Ditinjau Dari PrinsipEtika

Saat berjualan sayur mayur, para pedagang ini mengambil sayur mayur langsung dari petani, bahkan terkadang pedagang ini menjual sayur mayur ke pedagang lain. Tentunya jika kita menjual barang yang kualitasnya bagus maka pembeli akan kembali kepada kita.54 Pengamatan yang peneliti lakukan terhadap pedagang, bahwa pedagang tersebut bertanggung jawab, adil dan jujur ​​dalam melakukan proses penetapan harga dan tidak melakukan penipuan serta lebih mementingkan kualitas. Karena pedagang ini bertindak jujur, bertanggung jawab, jujur ​​dan berintegritas secara moral dalam menentukan harga jual dan mengutamakan kualitas yang baik.

Dalam melakukan jual beli yang dilakukan oleh pedagang tidak sesuai dengan ketentuan jual beli yang salah satunya harus saling menyenangkan dan saling menguntungkan antara penjual dan pembeli. Dalam sehari, penjual ini bisa mendapatkan keuntungan rata-rata per hari Rp 150.000 - Rp 300.000 jika kondisi pasar ramai dengan pembeli yang rugi antara pembeli dan penjual. Pedagang Wati sudah berdagang dalam proses penetapan harga sayur sejak tahun 2012. Pedagang ini menetapkan harga dengan cara yang sama yaitu tekem dan menimbang harga pasar, namun dalam hal ini pedagang kurang memperhatikan kualitas sayur.

Prinsip tanggung jawab di sini adalah pedagang tidak bertanggung jawab atas kebersihan barang yang dijualnya, karena banyak sayuran yang bercampur dengan kualitas baik dan buruk dalam prosesnya. Pedagang ambar yang sudah hampir 4 tahun berjualan sayur, pedagang ini mendapatkan sayur mayur langsung dari petani sehingga sayur yang dibelinya dalam keadaan baik, namun terkadang pedagang ini membeli sayur dari pedagang lain dengan kualitas yang baik. Menurutnya, pedagang ini tidak membeda-bedakan kualitas dalam menentukan harga, yang terpenting semuanya bisa dijual.

Sedangkan prinsip tanggung jawab karena para pedagang ini hanya mementingkan keuntungan tanpa memikirkan orang lain dengan mencampurkan sayuran yang kualitasnya jelek.

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah melakukan analisis terhadap data yang terkumpul dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa sudah ada pedagang sayur yang memahami mekanisme penetapan harga, saat menentukan pedagang kebanyakan melalui metode undian dan pembobotan, kemudian dilihat dari kualitas sayurnya, seperti sekaligus modal awal para pedagang dalam mengambil sayuran. Selain itu, kondisi pasar atau permintaan yang berlaku di pasar juga menjadi salah satu dasar penetapan harga dan dari etika bisnis Islami, ada beberapa pedagang yang tidak berpegang teguh pada prinsip-prinsip etika bisnis Islami. Karena masih ada pedagang sayur yang mengolahnya tanpa proses pemisahan antara sayur yang berkualitas baik dan sayur yang berkualitas buruk, maka penetapan harga terkadang masih kurang pengelolaan kualitas sayur yang baik.

Dalam menentukan harga jual beli, yang mereka cari terkadang hanya keuntungan tanpa memikirkan orang lain dan mengabaikan nilai-nilai dalam prinsip etika bisnis Islami sehingga pembeli disini akan merasa dirugikan karena penilaian kualitas yang kurang. dilakukan oleh pedagang dan harga yang tidak sesuai dengan kualitas sayuran.

Saran

Halil, Pengaruh Kenaikan Harga terhadap Perilaku Pasar dari Perspektif Ekonomi Islam di Pasar Metro, Metro, Skripsi Jurai Siwo Metro STAIN, 2012. Renny Widiya Wati, Penetapan Harga Batu Akik dari Perspektif Ekonomi Islam, Metro, Jurai Skripsi STAIN Siwo Metro, 2016 Zumaroh Malikah, Konsep Harga Wajar Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Semarang, Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2012.

Foto Dokumentasi
Foto Dokumentasi

Gambar

Foto Dokumentasi

Referensi

Dokumen terkait

“Jual Beli dalam Pandangan Hukum Islam”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam volume 3 No.2.. Siswadi, “Jual Beli Dalam Persepktif Islam”, Jurnal Ummul Qura,Volume 3

Dengan demikian yang dimaksud dengan judul skripsi “Aplikasi Etika Bisnis Islam dalam Aktivitas Jual Beli di Pasar Tradisional Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji