Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta didik mampu menanam padi dengan benar sesuai prosedur.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Peserta didik dapat melakukan pemilihan bahan tanam padi.
2. Peserta didik dapat menentukan pola tanam 3. Peserta didik dapat melakukan penanaman padi .
1. Pemilihan Bahan Tanam padi
Bahan tanam (benih) tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peranan dan sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi serta mutu budidaya hasil tanaman. Pemilihan bahan tanam yang baik, jika dikelola dengan benar dapat meningkatkan produksi yang arahnya pada peningkatan pendapatan petani; oleh karena itu perbaikan perbenihan tanaman harus mampu menjamin tersedianya benih bermutu secara memadai dan berkesinambungan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan varietas padi untuk diusahakan di suatu daerah antara lain adalah;
a) Kesesuaiannya terhadap lingkungan tumbuh (ketinggian tempat, iklim), artinya bahwa benih tersebut menghasilkan tanaman padi yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan tumbuh.
MELAKUKAN PENANAMAN PADI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
PEMBELAJARAN
3
P e m b e l a j a r a n 3 : P e n a n a m a n p a d i
b) Umur tanaman yang erat kaitannya dengan curah hujan yang ada dan pola tanam, artinya benih tersebut menghasilkan tanaman dengan umur yang sesuai dengan curah hujan, sehingga kebutuhan air nantinya akan tercukupi selama masa hidup tanaman tersebut, terutama pada pertumbuhan vegetatif yang membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Sebaiknya benih yang ditanam umurnya bersifat genjah
(pendek).
c) Ketahanan terhadap kekeringan, hama dan penyakit, artinya benih akan menghasilkan tanaman yang memiliki ketahanan terhadap kekeringan, hama dan penyakit tertentu yang sering menyerang dan dapat berproduksi secara optimal.
d) Produktivitas, artinya benih yang
ditanam akan menghasilkan tanaman yang memiliki produksi tinggi tiap hektarnya. Tanaman dengan produktivitas yang tinggi tentunya akan meningkatkan pendapatan.
Bahan tanam (benih) yang memenuhi kriteria tersebut di atas, biasanya berupa benih unggul yang direkomendasikan dan bersertifikst oleh pihak terkait di wilayah masing-masing.
Apabila tidak tersedia benih yang bersertifikat, dapat dilakukan pemilihan benih secara lokal. Asalkan syarat benih tersebut; a) memiliki kemurnian benih 85 %, artinya tidak terdapat gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah, hama gudang atau jamur, dan tidak tercampur dengan benih yang lain. b) Vigor, warna gabah sesuai dengan aslinya dan cerah, c) kandungan air gabah 12 %, d) memilih benih yang bernas, berisi dan tidak mengandung benih hampa adalah dengan merendam benih ke dalam air, buang
Gambar 11. Contoh benih unggul
Gambar 12. Memilih benih yang baik
P e m b e l a j a r a n 3 : P e n a n a m a n p a d i
benih yang mengapung, sehingga benih yang ditanam adalah benih yang tenggelam.
2. Penentuan Pola Tanam
Pola penanaman dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur.
Sistem monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dengan waktu penanaman yang sama. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat sehingga menekan biaya tenaga kerja. Kelemahan utama pola tanam monokultur adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).
Sistem polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Pemilihan tanaman dan teknis budidaya yang baik dan tepat pada sistem polikultur ini akan memberikan bermacam keuntungan, diantaranya adalah :
a) Dapat menambah kesuburan tanah. Menanam tanaman kacang-kacangan berdampingan dengan tanaman jenis lainnya dapat menambah kandungan unsur Nitrogen dalam tanah karena pada bintil akar kacang-kacangan menempel bakteri Rhizobium yang dapat mengikat Nitrogen dari udara.
b) Meminimalkan hama dan penyakit tanaman. Sistem polikultur dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutuskan siklus hidup hama dan penyakit tanaman, misalnya : bawang daun yang mengeluarkan baunya dapat mengusir hama ulat pada tanaman kol atau kubis.
c) Mendapat hasil panen beragam yang menguntungkan. Menanam dengan lebih dari satu tanaman tentu menghasilkan panen lebih dari satu atau beragam tanaman. Pemilihan ragam tanaman yang tepat dapat menguntungkan karena jika satu jenis tanaman memiliki nilai harga rendah dapat ditutupi oleh nilai harga tanaman pendamping lainnya.
Kelemahan sistem penanaman polikultur terutama jika tidak sesuai dengan pemilihan jenis tanaman, diantaranya adalah :
1. Persaingan antar tanaman dalam menghisap unsur hara tanah.
P e m b e l a j a r a n 3 : P e n a n a m a n p a d i
2. Dengan beragam jenis tanam maka hama penyakit juga semakin banyak atau beragam.
3. Pertumbuhan tanaman akan saling menghambat.
Dalam pola tanam polikultur terdapat beberapa macam istilah dari sistem ini, yang mana pengertiannya sama yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama tetapi alasan dan tujuannya yang berbeda, yaitu :
1. Tumpang Campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenis tanaman yang satu atau pendampingnya.
2. Tumpang Sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama dengan barisan-barisan teratur.
3. Tumpang Gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.
4. Tanaman Pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu tanaman sebagai pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk saling melengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur hara.
5. Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur panjang atau tanaman tahunan.
6. Pergiliran atau Rotasi Tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak sefamili secara bergilir pada satu lahan dengan tujuan untuk memutuskan siklus hidup hama penyakit tanaman.
Faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan pola tanam padi adalah sebagai berikut :
Ketersediaan air, mencakup waktu dan lamanya ketersediaan air tergantung pada kinerja air irigasi serta pola distribusi serta jumlah hujan.
Keadaan fisik tanah dan bentuk permukaan tanah.
Tinggi tempat di atas permukaan laut, yang berkaitan dengan suhu udara, tanah dan ketersediaan air.
Eksistensi hama dan penyakit tanaman yang bersifat kronis dan potensial.
Ketersediaan dan aksesibilitas bahan tanaman yang meliputi jenis dan varietas menurut agroekosistem dan toleransi terhadap jasad penggangu.
P e m b e l a j a r a n 3 : P e n a n a m a n p a d i
Aksesibilitas dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan infrastruktur dan potensi pasar yang memadai
Contoh pola tanam dalam budidaya padi :
a) Bertanam padi di areal perkebunan sebagai tanaman sela.
padi dapat berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crops).
Upaya penggantian cover crops dengan tanaman padi akan dapat memberikan dukungan terhadap keberhasilan usaha perkebunan, disamping memberikan dampak positif lainnya. Berikut ini keuntungan yang didapat dengan penanaman padi di areal perkebunan sebagai tanaman sela.
1) Petani atau pengusaha perkebunan akan memperoleh tambahan penghasilan hanya dengan mengalihkan biaya pemeliharaan kebun ke penanaman padi 2) Tanaman pokok lebih terpelihara terutama pada perkebunan milik rakyat yang
selama ini kurang terpelihara. Pada saat padi dipupuk, secara tidak langsung juga memupuk tanaman pokok. Hal ini akan berdampak positif terhadap hasil tanaman pokok.
3) Fungsi cover crops tetap ada, bahkan kesuburan tanah akan meningkat.Ini tampak pada sistem TOT ataupun OTM yang menyertakan input mulsa.
4) Ikut andil dalam pelestarian swasembada beras. Hal ini mengingat cukup luasnya areal perkebunan di Indonesia yang mencapai lebih 11 juta Ha. Setiap tahunnya sekitar 330.000 - 440.000 ha.lahan perkebunan dilakukan peremajaan. Pada saat peremajaan atau sampai tanaman umur 2-3 tahun lahan perkebunan potensi untuk ditanami padi.
5) Tanaman perkebunan yang sudah tua atau tidak produktif dapat diremajakan tanpa kehilangan pemasukan. Selama tanaman pokok masih muda (2-3 tahun) atau belum menghasilkan, padi yang ditanam dapat memberikan pemasukkan.
b) Tumpang sari padi dengan tanaman singkong
Penanaman padi dengan singkong, padi ditanam terlebih dahulu yaitu 1- 2 bulan sebelum singkong ditanam. Hal ini dimaksudkan agar padi dapat memperoleh sinar matahari yang cukup serta kondisi perakaran sudah cukup kuat untuk mendapatkan unsur hara dari dalam tanah. Pada pola penanaman tumpang
P e m b e l a j a r a n 3 : P e n a n a m a n p a d i
sari ini padi dapat ditanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm, sedangkan singkong ditanam dengan jarak 1 m x 1 m.
c) Tumpang sari padi dengan jagung
Waktu tanam padi bersamaan dengan jagung. Jarak tanam padi 20 x 20 cm dan jarak tanam jagung 1 m x 1 m. Setiap rumpun jagung sebaiknya terdiri 2 batang.
d) Tumpang sari padi dengan jagung dan singkong
Tumpang sari yang melibatkan tiga jenis tanaman ini, jagung dan padi ditanam bersamaan. Adapun singkong ditanam 1-2 bulan setelahnya. Jarak tanam padi 20 x 20 cm, jagung 1 m x 1 m, dan singkong 1 mx 1m.
3. Penanaman padi
Penanaman padi berbeda dengan menanam padi sawah. Penanaman padi dilakukan secara langsung dengan menggunakan benih tanpa disemai terlebih dahulu. Akan tetapi benih tersebut diberi perlakuan perendaman selama 6-12 jam kemudian dilakukan penjemuran (kering angin) selama 12 jam.
Penanaman padi pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga macam cara yaitu :
a) Cara tanam disebar
Cara tanam ini dilakukan dengan menyebar rata diatas permukaan tanah atau lahan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Kebutuhan benih pada cara ini biasanya lebih banyak dibandingkan penanaman dengan cara yang lain.
Kelemahan dari cara ini antara lain : 1) Memerlukan benih lebih banyak
2) Resiko benih dimakan hama lebih tinggi, karena di permukaan 3) Tanaman lebih peka terhadap kekeringan atau kekurangan air.
4) Resiko benih hanyut jika terjadi hujan lebat lebih tinggi 5) Lebih sulit dalam perawatan, termasuk pengendalian gulma.
Untuk mengurangi resiko atau kelemahan tersebut maka perlu dilakukan antisipasi seperti pembuatan saluran drainase atau parit-parit sehingga terbentuk bedeng-bedeng untuk mencegah genangan air. Guna mengendalikan rumput sebaiknya diaplikasikan herbisida pra tumbuh sebelum sebar benih. Penggunaan
P e m b e l a j a r a n 3 : P e n a n a m a n p a d i
seed treatment untuk menanggulangi hama.
b) Cara tanam alur
Lahan yang telah
dipersiapkan dibuat alur-alur sedalam 3 – 4 cm, dengan jarak antar alur 20 – 25 cm. Kemudian dalam alur tersebut disebarkan benih padi secara iciran, artinya benih padi dijatuhkan secara manual dengan tangan dan diatur
sedemikian rupa sehingga benih jatuh dalam alur tersebut secara merata (kerapatan 2-3 mm). Setelah itu benih dalam alur ditutup dengan tanah.
Kebutuhan benih cara tanam alur ini berkisar antara 40 – 50 kg/ha, jadi lebih sedikit dibandingkan dengan sistem sebar.
c) Cara tanam tugal
Pada cara tanam ini lahan yang sudah siap dibuat lubang - lubang tanam dengan menggunakan tugal. Pada umumnya jarak tanamnya 20 x 20 cm, masukan benih padi ke dalam lubang 2 – 3 butir benih per lubang, tutup tipis lubang dengan tanah. Pada cara tanam dengan tugal ini kebutuhan benihnya ± 30 kg/ha, dan perawatan tanaman akan lebih mudah. Oleh karena itu cara ini yang paling banyak dipraktekkan oleh petani meskipun memerlukan tenaga kerja lebih banyak jika dibandingkan cara sebar atau alur.
Jarak tanam atau jarak antar larik dan jumlah benih/lubang/ha sangat tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan kualitas benih yang ditanam.
Semakin subur tanah, jarak tanam dapat semakin rapat. Demikian pula, semakin baik kualitas benih, maka semakin sedikit jumlah benih yang diperlukan. Jarak tanam, jumlah benih dan cara tanam dapat berpengaruh terhadap hasil padi di
Gambar 13. Cara tanam alur
Gambar 14. Tanam cara tugal
P e m b e l a j a r a n 3 : P e n a n a m a n p a d i
lahan kering.
4. Waktu Penanaman padi
Penanaman yang baik dilakukan setelah terdapat 1 – 2 kali hujan, awal musim penghujan (Oktober – Nopember). Bahkan ada petani yang telah menebar benih pagi gogo sebelum hujan turun atau yang lebih dikenal dengan sistem Sawur tinggal. Sistem tanam sawur tinggal dapat dianjurkan pada daerah-daerah yang memiliki curah hujan sedikit (bulan basah antara 3 – 4 bulan) per tahun dan sulit mendapatkan tenaga kerja.
Penanaman sebaiknya tidak dilakukan pada periode hujan yang terus menerus untuk menghidari benih terbawa air hujan atau terdorong masuk lebih dalam ke tanah. Selain itu, hujan yang terus menerus kurang baik bagi perkembangan tanaman muda karena menyebabkan gangguan hama dan penyakit.
C. RANGKUMAN
Bahan tanam (benih) tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi dan mutu budidaya hasil tanaman yang pada akhirnya peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.
Bahan tanam (benih) yang memenuhi kriteria yang baik biasanya berupa benih unggul (bersertifikat) yang direkomendasikan oleh pihak terkait di wilayah masing-masing.
Penanaman padi pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga macam cara yaitu : 1). Cara tanam sebar, 2) Cara tanam alur, dan 3) Cara tanam tugal.
Penanaman yang baik dilakukan setelah terdapat 1 – 2 kali hujan, awal musim penghujan (Oktober – Nopember). Bahkan ada petani yang telah menebar benih pagi gogo sebelum hujan turun atau yang lebih dikenal dengan sistem Sawur tinggal.
P e m b e l a j a r a n 3 : P e n a n a m a n p a d i
1. Bacalah uraian materi diatas dengan baik dan pahamilah dengan pengertian kalian masing-masing !
2. Lakukan pengamatan untuk mengetahui benih yang baik padi!
3. Buat ringkasan dari materi tersebut mengenai benih padi yang baik!
4. Lakukan penanaman padi sesuai dengan kondisi lahan yang ada!
5. Berilah contoh pola tanam polikultur padi dengan tanaman lain dengan mengisi kolom di bawah ini!
Pola tanam Polikultur padi dengan tanaman lain.
Sistem
Polikultur Tanaman lain Nama tanaman Tanaman
lorong
Tanaman perkebunan Tumpang
gilir
Tanaman kacang- kacangan
Tumpang sari Tanaman sayuran Tanaman
pendamping
Tanaman polowijo
Tuliskan jawaban anda pada lembar jawaban untuk menjawab soal esay berikut.
1. Tuliskan dan jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan bahan tanam padi!
2. Jelaskan syarat benih padi yang baik !
3. Jelaskan cara penanaman padi dengan cara tanam alur ! 4. Jelaskan cara penanaman padi dengan cara tugal !
5. Sebutkan kelemahan cara penanaman padi dengan cara tanam sebar!
D. PENUGASAN
E. LATIHAN SOAL
P e m b e l a j a r a n 3 : P e n a n a m a n p a d i
Judul : Melakukan Penanaman padi dengan cara tugal
Tujuan : Peserta didik mampu melakukan penanaman padi secara tugal
Alat dan bahan :
1. Alat : Cangkul, Ember, Tali, Tugal 2. Bahan : Benih padi
Perlengkapan Keselamatan Kerja :
Sepatu kebun , sarung tangan, baju praktek, topi.
Langkah Kerja :
1. Peserta didik membentuk kelompok 5-10 orang 2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Tentukan jarak tanam, kemudian lakukan pembuatan lubang tanam dengan ditugal
4. Lakukan penanaman setiap lubang 2-3 biji.
5. Tutup lubang tanam dengan tanah
6. Lakukan pengakhiran : alat dan sisa bahan dikembalikan ke gudang.
Lembar Penilaian :
No Nama Persiapa n
Langka h kerja
Hasil Pengakhira n
Jumlah Nilai 1.
2.
3.
4.
5.
… dst
Nilai : 1. Persiapan alat/bahan (1 – 2 ) 2. Langkah kerja (2 – 2 ) 3. Hasil kerja (2 - 2,5) 4. Pengakhiran (1 – 2 ) F. LEMBAR KERJA