• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami Peran Disiplin dalam Pengasuhan Anak

N/A
N/A
Chaco Kiko

Academic year: 2023

Membagikan "Memahami Peran Disiplin dalam Pengasuhan Anak"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Memahami Peran Disiplin dalam Pengasuhan Anak

Disusun Oleh:

Eny Dwi Harsiwi, M.Psi., Psikolog

(2)

Pendahulu an

Pola Asuh yang Diterapkan orangtua

Karakter

Anak Disiplin

(3)

POLA ASUH

Pola asuh  suatu proses yang bertujuan meningkatkan serta mendukung

perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak

sejak bayi hingga dewasa.

Siapa yang bertanggung jawab terhadap pola asuh

anak?

ORANGTUA

Guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal. Baik secara akademik maupun kehidupan secara

umum.

(4)

JENIS-JENIS POLA

ASUH 1. Pola Asuh Permisif

2. Pola Asuh Otoriter

3. Pola Asuh Authoritative

4. Pola Asuh Pengabaian

(Uninvolved)

(5)

• Memberikan kebebasan pada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya.

• Tidak memberikan batasan yang tegas pada anak.

• Orang tua akan mengikuti apa pun yang anak inginkan.

• Jika anak melakukan kesalahan, orang tua permisif jarang, bahkan tidak pernah memberikan hukuman anak cenderung tidak memiliki keteraturan dan kemampuan untuk meregulasi diri.

Dampak pola asuh permisif akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti:

a. Suka memberontak.

b. Prestasinya rendah.

c. Suka mendominasi.

d. Kurang memiliki rasa kepercayaan diri.

e. Kurang bisa mengendalikan diri.

f. Tidak jelas arah hidupnya.

Pola Asuh Permisif

(6)

• Tidak memberikan ruang diskusi pada anak

 peraturan dibuat untuk mengontrol anak.

• cenderung memberikan kontrol yang sangat kuat pada perilaku anak  anak harus patuh  kalau melanggar hukuman, (hukuman fisik).

• Hukuman fisik  anak berperilaku agresif, tidak percaya diri, dan pemalu.

• Agresivitas ini akan terbentuk dari kemarahan atau perasaan negatif yang tertumpuk.

• Tidak memberikan ruang diskusi pada anak

 peraturan dibuat untuk mengontrol anak.

• cenderung memberikan kontrol yang sangat kuat pada perilaku anak  anak harus patuh  kalau melanggar hukuman, (hukuman fisik).

• Hukuman fisik  anak berperilaku agresif, tidak percaya diri, dan pemalu.

• Agresivitas ini akan terbentuk dari kemarahan atau perasaan negatif yang tertumpuk.

1. Tidak mempunyai kekuatan memilih.

2. Tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

3. Takut salah.Tidak mempunyai kekuatan untuk mengatakan tidak.

4. Takut mengemukakan pendapat.

5. Kurangnya motivasi internal.

Dampak

Dampak

Pola Asuh Otoriter Pola Asuh

Otoriter

(7)

• Memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten  tidak menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak orang tua akan mendorong adanya diskusi dengan anak.

• Orang tua tidak membebaskan dan menerima begitu saja perilaku anak, tapi juga tidak memberikan kontrol yang berlebihan  anak akan diberikan kesempatan untuk mencoba dan bertanggung jawab pada pilihannya.

a. Memiliki keterampilan sosial yang baik.

b. Terampil menyelesaikan per-masalahan.

c. Mudah diajak bekerjasama dengan orang lain-lain.

d. Lebih percaya diri.

e. Tampak lebih kreatif.

Pola Asuh Authoritative

Pola Asuh Authoritative

Dampak Dampak

(8)

• Orang tua memenuhi kebutuhan dasar anak namun, umumnya terpisah dari kehidupan anak 

tidak terlibat dalam hal bimbingan, struktur, aturan, atau bahkan dukungan.

• Orang tua yang tidak terlibat dalam pengasuhan cenderung memiliki sedikit pengetahuan tentang perkembangan anak.

• Orangtua kurang memiliki waktu dan energi untuk memenuhi kebutuhan dasar anak.

• Orang tua memenuhi kebutuhan dasar anak namun, umumnya terpisah dari kehidupan anak 

tidak terlibat dalam hal bimbingan, struktur, aturan, atau bahkan dukungan.

• Orang tua yang tidak terlibat dalam pengasuhan cenderung memiliki sedikit pengetahuan tentang perkembangan anak.

• Orangtua kurang memiliki waktu dan energi untuk memenuhi kebutuhan dasar anak.

Dampak :

• Rendahnya Konsentrasi Anak

• Memberikan efek kecanduan

• Sulit untuk bersosialisasi

• Penggunaan gadget yang berlebih- an akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak (menjadi tertutup, suka menyendiri, adanya perilaku kekerasan)

• Gangguan tidur

• Pudarnya kreativitas

• Ancaman cyberbullying.

Dampak :

• Rendahnya Konsentrasi Anak

• Memberikan efek kecanduan

• Sulit untuk bersosialisasi

• Penggunaan gadget yang berlebih- an akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak (menjadi tertutup, suka menyendiri, adanya perilaku kekerasan)

• Gangguan tidur

• Pudarnya kreativitas

• Ancaman cyberbullying.

Pola Asuh Pengabaian

Pola Asuh Pengabaian

(9)

Persepsi yang keliru pada orangtua dan guru

tentang

“Mendisiplinkan Anak”

Anak menerima tindak kekerasan

.

Anak mendapat hukuman

Label “anaknya tidak

disiplin”

(10)

Proses melatih pikiran dan karakter secara bertahap sehingga anak memiliki kontrol diri dan berguna

bagi masyarakat.

(11)

Menurut Munif (2012), Anak usia dini belajar melaksanakan aturan

atau kedisiplinan dengan cara :

Learning by doing Learning by

example

(12)

Dua macam

keberhasilan disiplin (Munif, 2012)

Disiplin Sementara Disiplin Permanen

(13)

• Disiplin yang waktunya hanya sementara, lalu disiplin itu akan hilang  anak hanya mematuhi aturan saat ada orangtua.

Penyebab :

1. Model pemberian peraturan yang salah

2. Cara pemberlakuan aturan yang salah.

3. Tidak ada Apresiasi ketika anak telah menegakkan kedisiplinan.

Disiplin Sementara

(14)

• Rentang waktu relatif panjang.

• Sudah terbentuk kedisiplinan internal dalam diri anak.

• Tidak melanggar aturan meskipun pemberi aturan tidak ada ditempat, dan bahkan mengajak yang lainnya untuk ikut disiplin.

Disiplin Permanen Disiplin Permanen

Pemberlakuan kedisiplinan yang seimbang.

Pribadi yang berkembang, bertanggung jawab, menghargai orang lain

dan percaya diri.

(15)

Beberapa hal yang dilakukan orangtua untuk menanamkan

kedisiplinan kepada anak usia dini

(16)

Pola asuh yang diterapkan orangtua dalam mendidik dan mengasuh mempunyai pengaruh dalam menanamkan disiplin anak.

Dari 4 macam jenis pola asuh

 Pola Asuh Authoritative

(demokratis) yang bisa berhasil menanamkan disiplin permanen pada anak

 menghasilkan anak yang mandiri,

dapat mengontrol diri, memiliki hubungan teman yang baik, disiplin terhadap aturan, memiliki minat terhadap hal baru dan kooperatif dengan orang lain.

Peran orangtua  mengarahkan tingkah laku sejak dini.

Menerapkan disiplin tidak menggunakan hukuman atau kekerasan gunakan komunikasi yang menyenangkan, halus tetapi tegas dan konsisten.

Kesimpulan

(17)

TERIM A

KASIH

[email protected]

Halodoc

Layanan Psikologi Psikocare

Psikolog Klinis Anak dan

Remaja

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ hubungan Antara Pola Asuh Authoritative Dengan Tingkat Disiplin Anak pada Anak TK BA Aisyiyah Mertasari Kecamatan Purwanegara Kabupaten

Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa pola asuh orangtua demokratis/authoritative berhubungan positif secara signifikan dengan kreativitas anak, pola asuh

Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stress,

Hasil penelitian pola asuh ibu pada anak prasekolah di TKIT AL FARABI Yogyakarta.sebagian besar ibu memberikan pola asuh pada anaknya dengan pola asuh Authoritative

Terdapat 3 jenis pola asuh yang dikaji dalam kajian literature ini yakni pola asuh otoriter (authoritarian), demokratis/autoritatif (authoritative), dan permisif

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh tentang hubungan pola asuh ayah otoriter, demokratis, permisif dengan perilaku disiplin anak di

Orang tua siswa di TK Khadijah Desa Sukaratu Kecamatan Banyuresmi dalam membentuk disiplin anak pada umumnya selama masa pandemic Covid-19 menerapkan pola asuh demokratis, namun pada

Hasil observasi ini yaitu: 1 peran orang tua ketika membentuk karakter disiplin anak 2 faktor pendukung ketika menanamkan disiplin anak 3 faktor penghambat ketika menanamkan disiplin