Memahami Peran Disiplin dalam Pengasuhan Anak
Disusun Oleh:
Eny Dwi Harsiwi, M.Psi., Psikolog
Pendahulu an
Pola Asuh yang Diterapkan orangtua
Karakter
Anak Disiplin
POLA ASUH
Pola asuh suatu proses yang bertujuan meningkatkan serta mendukung
perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak
sejak bayi hingga dewasa.
Siapa yang bertanggung jawab terhadap pola asuh
anak?
ORANGTUA
Guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal. Baik secara akademik maupun kehidupan secara
umum.
JENIS-JENIS POLA
ASUH 1. Pola Asuh Permisif
2. Pola Asuh Otoriter
3. Pola Asuh Authoritative
4. Pola Asuh Pengabaian
(Uninvolved)
• Memberikan kebebasan pada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya.
• Tidak memberikan batasan yang tegas pada anak.
• Orang tua akan mengikuti apa pun yang anak inginkan.
• Jika anak melakukan kesalahan, orang tua permisif jarang, bahkan tidak pernah memberikan hukuman anak cenderung tidak memiliki keteraturan dan kemampuan untuk meregulasi diri.
Dampak pola asuh permisif akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti:
a. Suka memberontak.
b. Prestasinya rendah.
c. Suka mendominasi.
d. Kurang memiliki rasa kepercayaan diri.
e. Kurang bisa mengendalikan diri.
f. Tidak jelas arah hidupnya.
Pola Asuh Permisif
• Tidak memberikan ruang diskusi pada anak
peraturan dibuat untuk mengontrol anak.
• cenderung memberikan kontrol yang sangat kuat pada perilaku anak anak harus patuh kalau melanggar hukuman, (hukuman fisik).
• Hukuman fisik anak berperilaku agresif, tidak percaya diri, dan pemalu.
• Agresivitas ini akan terbentuk dari kemarahan atau perasaan negatif yang tertumpuk.
• Tidak memberikan ruang diskusi pada anak
peraturan dibuat untuk mengontrol anak.
• cenderung memberikan kontrol yang sangat kuat pada perilaku anak anak harus patuh kalau melanggar hukuman, (hukuman fisik).
• Hukuman fisik anak berperilaku agresif, tidak percaya diri, dan pemalu.
• Agresivitas ini akan terbentuk dari kemarahan atau perasaan negatif yang tertumpuk.
1. Tidak mempunyai kekuatan memilih.
2. Tidak bisa mengambil keputusan sendiri.
3. Takut salah.Tidak mempunyai kekuatan untuk mengatakan tidak.
4. Takut mengemukakan pendapat.
5. Kurangnya motivasi internal.
Dampak
DampakPola Asuh Otoriter Pola Asuh
Otoriter
• Memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten tidak menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak orang tua akan mendorong adanya diskusi dengan anak.
• Orang tua tidak membebaskan dan menerima begitu saja perilaku anak, tapi juga tidak memberikan kontrol yang berlebihan anak akan diberikan kesempatan untuk mencoba dan bertanggung jawab pada pilihannya.
a. Memiliki keterampilan sosial yang baik.
b. Terampil menyelesaikan per-masalahan.
c. Mudah diajak bekerjasama dengan orang lain-lain.
d. Lebih percaya diri.
e. Tampak lebih kreatif.
Pola Asuh Authoritative
Pola Asuh Authoritative
Dampak Dampak
• Orang tua memenuhi kebutuhan dasar anak namun, umumnya terpisah dari kehidupan anak
tidak terlibat dalam hal bimbingan, struktur, aturan, atau bahkan dukungan.
• Orang tua yang tidak terlibat dalam pengasuhan cenderung memiliki sedikit pengetahuan tentang perkembangan anak.
• Orangtua kurang memiliki waktu dan energi untuk memenuhi kebutuhan dasar anak.
• Orang tua memenuhi kebutuhan dasar anak namun, umumnya terpisah dari kehidupan anak
tidak terlibat dalam hal bimbingan, struktur, aturan, atau bahkan dukungan.
• Orang tua yang tidak terlibat dalam pengasuhan cenderung memiliki sedikit pengetahuan tentang perkembangan anak.
• Orangtua kurang memiliki waktu dan energi untuk memenuhi kebutuhan dasar anak.
Dampak :
• Rendahnya Konsentrasi Anak
• Memberikan efek kecanduan
• Sulit untuk bersosialisasi
• Penggunaan gadget yang berlebih- an akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak (menjadi tertutup, suka menyendiri, adanya perilaku kekerasan)
• Gangguan tidur
• Pudarnya kreativitas
• Ancaman cyberbullying.
Dampak :
• Rendahnya Konsentrasi Anak
• Memberikan efek kecanduan
• Sulit untuk bersosialisasi
• Penggunaan gadget yang berlebih- an akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak (menjadi tertutup, suka menyendiri, adanya perilaku kekerasan)
• Gangguan tidur
• Pudarnya kreativitas
• Ancaman cyberbullying.
Pola Asuh Pengabaian
Pola Asuh Pengabaian
Persepsi yang keliru pada orangtua dan guru
tentang
“Mendisiplinkan Anak”
Anak menerima tindak kekerasan
.Anak mendapat hukuman
Label “anaknya tidak
disiplin”
Proses melatih pikiran dan karakter secara bertahap sehingga anak memiliki kontrol diri dan berguna
bagi masyarakat.
Menurut Munif (2012), Anak usia dini belajar melaksanakan aturan
atau kedisiplinan dengan cara :
Learning by doing Learning by
example
Dua macam
keberhasilan disiplin (Munif, 2012)
Disiplin Sementara Disiplin Permanen
• Disiplin yang waktunya hanya sementara, lalu disiplin itu akan hilang anak hanya mematuhi aturan saat ada orangtua.
Penyebab :
1. Model pemberian peraturan yang salah
2. Cara pemberlakuan aturan yang salah.
3. Tidak ada Apresiasi ketika anak telah menegakkan kedisiplinan.
Disiplin Sementara
• Rentang waktu relatif panjang.
• Sudah terbentuk kedisiplinan internal dalam diri anak.
• Tidak melanggar aturan meskipun pemberi aturan tidak ada ditempat, dan bahkan mengajak yang lainnya untuk ikut disiplin.
Disiplin Permanen Disiplin Permanen
Pemberlakuan kedisiplinan yang seimbang.
Pribadi yang berkembang, bertanggung jawab, menghargai orang lain
dan percaya diri.
Beberapa hal yang dilakukan orangtua untuk menanamkan
kedisiplinan kepada anak usia dini
•
Pola asuh yang diterapkan orangtua dalam mendidik dan mengasuh mempunyai pengaruh dalam menanamkan disiplin anak.
•
Dari 4 macam jenis pola asuh
Pola Asuh Authoritative(demokratis) yang bisa berhasil menanamkan disiplin permanen pada anak
menghasilkan anak yang mandiri,dapat mengontrol diri, memiliki hubungan teman yang baik, disiplin terhadap aturan, memiliki minat terhadap hal baru dan kooperatif dengan orang lain.
•
Peran orangtua mengarahkan tingkah laku sejak dini.
•