Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan buku berjudul “Membangun Kesadaran Masyarakat Berzakat” ini dapat terselesaikan. Membayar zakat merupakan ibadah kepada Allah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, sehingga membayar zakat menimbulkan hubungan vertikal antara Tuhan dengan manusia sebagai makhluk-Nya. Salah satu rukun Islam yang wajib dijunjung umat Islam adalah pembayaran zakat.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini sebagai masukan bagi para muzakki dalam pengelolaan zakat di Kabupaten Pinrang agar dapat meningkatkan kesadaran dalam membelanjakan dan membayar zakat, baik zakat harta, zakat tanaman dan buah-buahan, zakat-perdagangan, zakat ternak, zakat uang. , pertambangan, industri dan zakat rikaz. Meningkatkan kesadaran masyarakat muzakki penting dilakukan karena potensi zakat di Kabupaten Pinrang sangat tinggi dan diperkirakan hanya 10% saja yang mengeluarkan zakat tersebut.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penulisan dalam format diary Qurratul Aini Wara Hastuti yang berjudul “Perlunya Pengelolaan Zakat dan Wakaf Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”. Kesimpulan dari tulisan ini adalah zakat dan wakaf dapat dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan sumber daya manusia, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa. Penelitian ini hanya membahas tentang pemanfaatan zakat dan wakaf untuk kesejahteraan masyarakat, namun penelitian ini lebih fokus pada determinan kesadaran muzakki dalam membayar zakat.
Tinjauan Teoritis
Pengertian tentang Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih untuk mengatur dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses ini mempengaruhi perilaku kita.6. Persepsi adalah proses dinamis kita dalam memilih, mengatur, menerjemahkan informasi masukan untuk menciptakan gambaran dunia yang bermakna.7. Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor internal yaitu: pemasaran, pengalaman, kemampuan berpikir, motivasi dan kerangka acuan.
Pengertian Zakat dan Wakaf
Malikiyah memberikan pengertian bahwa zakat adalah pembagian sebagian harta tertentu yang telah mencapai nishab kepada orang yang berhak menerimanya, jika harta tersebut, hasil tangkapannya (genap setahun) sempurna selain barang tambang, tanaman. dan menemukan aset. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (2) undang-undang tersebut disebutkan bahwa: “Zakat adalah harta yang dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya menurut hukum Islam”. . Oleh karena itu, hukum zakat adalah wajib (fardhu) bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syarat Wajib Zakat
Oleh karena itu, zakat ibarat harta yang ada di tangan para sahabat dan wakil-wakilnya. Malikiyeh mengatakan, tidak ada kewajiban zakat atas harta seorang hamba, baik bagi hamba, maupun bagi tuannya. Hal inilah yang ditentukan oleh surah sebagai tanda terpenuhinya kewajiban harta dan zakat yang besarnya sebagai berikut. Beliau juga bersabda: “Tidak ada zakat harta anak yatim dan tidak ada kewajiban mendoakannya.
Penulis Jawahir menyatakan bahwa sebagian besar ahli hukum berpendapat bahwa hukum orang gila sama dengan hukum anak dalam semua kasus di atas (tidak ada kewajiban mengeluarkan zakat di atasnya). Sebab tidak ada dalil yang dapat dijadikan landasan untuk menyamakan hukum antara keduanya, kecuali musyadarat, dimana tidak pantas bagi seorang ahli hukum untuk menghormatinya. Begitu pula dengan wasiat, hutang, maqhsub (yang masih dirampas orang) yang digadaikan, harta yang dihalangi untuk digunakan (mahjur), dan harta yang tidak pada tempatnya sampai semuanya telah dikuasai sepenuhnya dan dapat digunakan.
Para fuqaha bersepakat mengenai masalah yang menjadi fatwa dalam mazhab Hanafiyah mengenai kewajipan zakat sejurus selepas memenuhi syarat zakat. Kecuali jika dia akhirnya mengikut mazhab Syafi'iyah kerana menunggu keluarga, jiran tetangga atau orang yang lebih memerlukan daripadanya. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi kamu.
Pernyataan di atas menjelaskan kepada umat Islam bahwa mengeluarkan zakat adalah suatu kewajiban dan memilih barang yang terbaik untuk dikeluarkan karena zakat sama dengan sedekah, memilih barang yang terbaik untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Waktu dan Tempat Penelitian
Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang merupakan lembaga resmi dalam pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah yang dibentuk oleh pemerintah daerah Kabupaten Pinrang berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Kehadiran Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang yang kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Pinrang Nomor 10 Juli 2014 tentang Pengangkatan Pengurus Badan. 75/SK/BAZNAS-PRG/IX/2014 tanggal 19 September 2014 tentang Pembagian Tugas Pengurus dan Pengangkatan Staf Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang.
Keputusan Ketua Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang Nomor: 17 Tahun 2015 tanggal 8 Juni 2015 tentang Pembagian Tugas Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang. Dalam rangka itulah laporan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang disusun berdasarkan laporan pelaksanaan, penerimaan, pendistribusian dan penyaluran dana zakat, infaq dan shadakah (ZIS) yang dikelola serta non zakat, infaq dan yang dikelola. dana shadakah. Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang mempunyai visi untuk “mewujudkan pengelolaan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang yang handal, profesional dan unggul di Sulawesi Selatan”.
Visi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang begitu baik sehingga perlu dukungan berbagai pihak untuk mewujudkannya. Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang mempunyai empat misi yang ditetapkan untuk mencapai visi tersebut di atas. Sumber data yang menjadi sampel dalam penelitian ini diperoleh dari perwakilan masing-masing karakteristik pekerjaan yaitu masyarakat yang bekerja sebagai pedagang, PNS, petani, nelayan dan pekerjaan lainnya di provinsi Pinrang.
Sumber data ini diperoleh dari muzakki, mustahik dan pengelola Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang 3.4 Teknik Pengumpulan Data.
Teknik Analisis Data
Sedangkan pada dokumentasi, dalam penelitian ini digunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan gambaran umum subjek penelitian. Teknik observasi juga digunakan untuk menyusun instrumen-instrumen yang perlu diketahui peneliti agar daftar observasi dapat mengungkap keadaan sebenarnya mengenai bentuk penatausahaan zakat dan faktor-faktor penentu muzakki dalam pengeluaran zakat di wilayah Pinrang. Wawancara terstruktur dilakukan terhadap muzak yang tingkat pengetahuannya lebih tinggi, sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan terhadap muzak biasa yang tingkat pengetahuannya rendah.
Hasil Penelitian
Pengelolaan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang
Terlihat dari jumlah muzakki dalam lima tahun terakhir berdirinya Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang. Sebab, Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang tidak mencatat identitas pihak-pihak yang menyalurkan infaq dan sedekah secara tertib, rinci dan sistematis. Faktor terbatasnya sumber daya profesional promosi dan distribusi Zakat, Infaq dan Sadaqah yang dimiliki Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang, 2.
Belum adanya Peraturan Daerah (PERDA) yang kuat dan mengikat masyarakat untuk membayarkan uang Zakat, Infaq dan Sadaqah melalui Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang, 3. Tingkat pendapatan masyarakat (pendapatan cukup/tinggi mempengaruhi masyarakat untuk menyalurkan zakat pada Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Pinrang, 4. Pelayanan yang diberikan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang belum memuaskan khususnya dalam mengumpulkan/mengunjungi muzakki untuk membayar Zakat, Infaq dan Sadaqah), dan 5. Lokasi Pinrang Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten jauh dari muzakki di desa, dan 6.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tamu dari berbagai daerah yang melakukan studi banding di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang. Dengan demikian, Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang berpotensi menjadi lembaga penghimpun zakat terbesar yang berada di bawah naungan pemerintah khususnya di Kabupaten Pinrang. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang dikelola sesuai dengan struktur organisasi yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Peraturan Nomor 14 Tahun 2014.
Solusi yang ingin dilakukan pimpinan Badan Amil Zakat Nasional adalah dengan meningkatkan sosialisasi dan penghimpunan zakat.
Persepsi Masyarakat Muzakki terhadap Faktor Determinasi Kesadaran Muzakki
- Faktor Pengetahuan Muzakki terhadap Zakat
- Faktor Harta Kekayaan atau Pendapatan
- Faktor Peran Pemerintah
- Faktor Kredibilitas Lembaga Amil Zakat Variabel keenam kredibilitas lembaga amil
- Momen Bulan Ramadhan
Tanpa paksaan dari mana-mana pada pembayaran zakat kita lakukan kerana ia merupakan seruan jiwa untuk beribadah dan menjadikannya sebagai salah satu ciri orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Orang miskin: orang yang hidupnya sangat sengsara, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk menyediakan kewujudannya. Muallaf: orang kafir yang berharap untuk masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang masih lemah imannya.
Orang yang berhutang: orang yang berhutang kerana faedah yang tidak maksiat dan yang tidak sanggup membayarnya. Syafi'i dan Hambali: Orang yang mempunyai separuh keperluannya tidak boleh digolongkan sebagai fakir dan tidak boleh menerima zakat. Imamiyah dan Maliki: Menurut Syariah, orang miskin ialah orang yang tidak mempunyai wang untuk membelanjakan wang selama setahun dan tidak mempunyai wang untuk menyara keluarganya.
Para ulama madzhab sepakat, kecuali Maliki, bahwa orang yang wajib mengeluarkan zakat tidak boleh memberikan zakatnya kepada orang tua, kakek nenek, anak dan juga kepada istrinya. Orang yang menjadi amil zakat adalah orang yang tugasnya meminta sedekah, sesuai kesepakatan seluruh mazhab. Bertobat; Mualaf yang hatinya yakin adalah orang-orang yang cenderung meyakini bahwa sedekah itu bermanfaat bagi Islam.
Riqad (mereka yang memerdekakan hamba); Riqad ialah orang yang membeli seorang hamba dari harta zakatnya untuk membebaskannya. Orang yang Berhutang; Al-Gharimun ialah orang yang mempunyai hutang yang digunakan untuk perbuatan yang tidak maksiat. Imamiyah: Orang yang berada di jalan Allah secara umum, baik orang yang berpegang teguh, orang yang mengurus masjid, orang yang berkhidmat di rumah sakit dan.
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor religiusitas ibadah dan keyakinan seseorang adalah tingkat keyakinan yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu dengan harapan akan berkah dan ridha Allah SWT, serta pengetahuan tentang zakatnya. Jika dibina dengan baik maka akan mendorong muzakki untuk segera membelanjakan zakat yang telah dikeluarkannya. memiliki.
Saran-saran
Disarankan kepada muzakki untuk meningkatkan kesadarannya dalam berzakat karena zakat diyakini dapat mensucikan jiwa dan harta seseorang. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian dengan menggunakan banyak variabel untuk menguji determinan kesadaran muzakki dalam mengeluarkan zakat. Selanjutnya peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui determinan dan motivator muzakki dalam mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah.
Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Agama Islam dan Pengembangan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, Cet. Rosmawati, Rosi, Mengembangkan Potensi Dana Zakat Produktif Melalui Amil Zakat Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Jurnal Ilmu Hukum, Volume 1 - Nomor 1 - 2014.