BAB I 𝗣𝗘𝗡𝗗𝗔𝗛𝗨𝗟𝗨𝗔𝗡 1.1 𝗟𝗮𝘁𝗮� 𝗯𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮�g
Slime adalah mainan berlendir yang terbuat dari bahan baku lem dan campuran activator kimia. slime juga merupakan cairan kentalyang menggumpal dan dapat dimainkan. Mainan yang satu ini mempunyai banyak pilihan warna dan aroma yang dapat menarik perhatian anak- anak.
Pada tahun 1920, pemenang Nobel, Hermann Staudinger menetapkan dasar dan pemahaman tentang ilmu polimer. Ia menyarankan model molekul baru untuk polimer dimana molekulnya membentuk suatu rantai, bukan berdiri sendiri seperti yang dikira orang- orang sebelumnya. Pada 1928, model molekul tersebut akhirnya dikonfirmasi oleh dua orang ilmuwan Meyer dan Mark.Mereka mempelajari terus mempelajari model molekul tersebut sehingga pada akhirnya pada tahun 1930an, model molekul Staudinger diterima oleh masyarakat dan mulai diterapkan, inilah masa penggunaan polimer sintetis dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak pabrik yang menjual mainan berbahan polimer seperti Slime selama bertahun-tahun. Mainan tersebut tidak hanya diketahui sebagai hiburan untuk anak-anak dan orang dewasa, tetapi juga diketahui dapat membantu mengembangkan ketangkasan dan kreatifitas. Awalnya mainan ini hanya berbentuk seperti tanah liat yang dapat dibentuk.
Bentuk dari mainan ini terus berubah dan dimodifikasi seiring berjalannya waktu, seperti penemuan Silly Putty pada tahun 1950an. Pada tahun 1980an, bermacam-macam mainan Slime mulai dipasarkan. Slime tersebut dibuat dari bahan-bahan polimer sintetis seperti Polyvinyl Alcohol (PVA, dapat ditemukan pada lem cair bening), Guar Gums (bubuk yang kaya akan serat) dan sebagainya.Dengan Slime, barang-barang yang susah dijangkau kemonceng bisa dibersihkan dengan mudah, karena slime itu sifatnya elastis bisa menyesuaikan bentuk.
1.2. 𝗥𝘂𝗺𝘂𝘀𝗮� 𝗺𝗮𝘀𝗮𝗹𝗮�
bagaimana cara kita membuat slime anti gagal?
1.3 𝗧𝘂𝗷𝘂𝗮�
tujuan pembuatan slime ini agar kita bisa menjadi lebih kreatif dan bisa berinovasi dalam hal kreativitas.
BAB II 𝗟𝗮�𝗱𝗮𝘀𝗮� 𝘁𝗲𝗼��
2.1 Slime
Slime itu adalah mainan unik yang terbuat dari pencampuran lem (PVC dan PVA) dengan cairan borax (tenang, borax itu adalah zat yang sama yang terdapat pada deterjen agan/sista dirumah).
Secara ilmiah, slime dikategorikan dalam cairan non-newtonian.
Cairan non-newtonian itu adalah sifat cairan yang tidak mengikuti hukum Newton, dimana hukum Newton itu menyatakan bahwa tingkat kekentalan cairan itu konstan dan tidak berubah, seperti air akan terus cair dan encer mengikuti wadah dan menyesuaikan bentuk tak tergantung berapapun tekanan yang diciptakan pada air tersebut. Nah beda dengan slime, cairan ini tidak seperti air, tingkat kekentalannya akan berbeda tergantung tekanan yang diberikan pada cairan ini, misal tekanannya rendah ia akan mengalir secara perlahan, tapi jika tekanannya tinggi (dibanting, dirobek) ia akan menjadi keras dan tidak cair.
Komponen Slime
Komponen dasar slime adalah karet polisakarida guar atau alkohol yang mengandung polimer (seperti polivinil alcohol), dan ditambah dengan natrium tetraborat. Di Indonesia sendiri banyak yang bereksperimen untuk membuat Slime menggunakan bahan polivinil asetat, yang biasanya ada di lem dan ditambah dengan slime activator (bahan yang bisa digunakan untuk menggumpalkan cairan slime). Ada banyak bahan yang bisa digunakan sebagai slime activator, contohnya seperti borax bubuk, obat tetes mata, air softlens, beberapa jenis deterjen cair, deterjen bubuk dan obat sariawan GOM. Hasilnyapun bermacam – macam, ada yang hanya putih polos, ada juga yang berwarna bening, warna pelangi dan masih banyak lagi. Berikut penjabarannya:
1. Polinivil Alcohol
Poli (vinil alkohol) (PVOH, PVA, atau PVAl) merupakan polimer sintetik yang larut dalam air. Memiliki rumus ideal [CH2CH (OH)]. Hal ini digunakan dalam pembuatan kertas, tekstil, dan berbagai lapisan.
Warnanya putih (tidak berwarna) dan tidak berbau. Hal ini kadang-kadang diberikan sebagai manik-manik atau sebagai solusi dalam air.
2. Natrium Tetraborat (Boraks)
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang mempunyai sifat dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba. Boraks sering digunakan oleh produsen untuk dijadikan zat tambahan makanan (ZTM) pada bakso, tahu, mie bihun, kerupuk, maupun lontong. Keberadaan boraks pada makanan tidak ditoleransi(tidak boleh ada dalam kadar berapapun, red.) karena sangat berbahaya bagi kesehatan, olehsebab itu penggunaan boraks dilarang (tidak ada standar kadar boraks dalam makanan) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
3. Polivinil asetat
Polivinil asetat (Bahasa Inggris: Polyvinyl acetate, PVA atau PVAc) adalah suatu polimerkaret sintetis. Polivinil asetat dibuat dari monomernya, vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Senyawa ini ditemukan di Jerman oleh Dr. Flitz Klatte pada 1912. Hidrolisis sempurna atau sebagian dari senyawa ini akan menghasilkan polivinil alkohol (PVOH). Rasio hasil hidrolisis ini berkisar antara 87% - 99%. Adapun yang ini adalah yang itu (YIaYIu) dan yang itu bukan yang manapun (YIBYMP).
PVA dijual dalam bentuk emulsi di air, sebagai bahan perekat untuk bahan-bahan berpori, khususnya kayu. PVA adalah lem kayu yang paling sering digunakan, baik sebagai "lem putih" atau "lem tukang kayu" (lem kuning). "Lem kuning" tersebut juga digunakan secara luas untuk mengelem bahan-bahan lain seperti kertas, kain, dan rokok. PVA juga umum dipakai dalam percetakan buku karena fleksibilitasnya dan tidak bersifat asam seperti banyak polimer lain. Lem Elmer adalah merk lem PVA terkenal di Amerika Serikat.
PVA juga sering dijadikan kopolimer bersama akrilat (yang lebih mahal), digunakan pada kertas dan cat. Kopolimer ini disebut vinil akrilat. PVA juga bisa digunakan untuk melindungi keju dari jamur dan kelembapan. PVA bereaksi perlahan dengan basa membentuk asam asetat sebagai hasilhidrolisis. Senyawa boron seperti asam borat atau boraks akan terbentuk sebagai endapan. Boraks inilah yang biasa digunakan untuk menggumpalkan cairan slime.
Jenis Jenis Slime 1. Original Slime
Ini adalah slime umum atau yang biasa kita jumpai dipasaran atau banyak orang yang membuatnya. Cirinya adalah kenyal dan memiliki warna yang tidak transparan.
2. Barell O' Slime
Nama yang bagus untuk slime yaitu barell o' slime, yaitu slime yang di buat dengan warna hijau tapi masih mengedepankan sisi terang atau transparan. Biasanya di buat dengan campuran clear glue yang merk pasarannya yaitu o'glue dan diberi pewarna makanan yang cerah.
3. Clear slime
Slime ini warnya bening. Saya sangat menyukainya, karena terkesan lebih bersih. Slime ini menggunakan bahan berupa clear glue atau lem yang bening atau transparan, jadi tidak menutup kemungkinan hasilnya juga sangat bening seperti kaca. Selain itu slime ini juga tidak di beri pewarna apapun.
4. Gell slime
Sifatnya kenyal seperti jelly, karena dikasih beberapa bahan seperti jelly tawar yang sebelumnya telah di panaskan terlebih dahulu lalu dicampurkan bersama adonan slime yang akan dibuat. Lem yang di gunakan juga masih menggunakan o' glue.
5. Milky slime
Dari nama dan gambarnya saja kita tau bahwa milky slime ini merupakan slime yang memiliki warna layaknya susu. Ya benar, karena dalam pembuatannya dikasih bubuk susu tawar, jangan yang manis karena akan menimbulkan semut berdatangan. Selain white milk, Anda
yang ingin memberi warna pada slime ini maka bisa menggunakan bahan susu strawberry atau lainnya.
2.1.7 Manfaat Slime
Kalau ditinjau dari segi fungsi, kegunaan slime tidak lain dan tidak bukan sebagai alat permainan jari, atau melatih kelenturan otot-otot jari.
Slime bisa digunakan sebagai alat untuk pembersih keyboard dan benda benda lainnya. Jika kamu yang punya jiwa seni slime bisa menjadi sebuah hasil karya yang indah dan menawan sehingga bisa menjadi ladang bisnis.
Kita tidak menjual kegunaannya tetapi menjual keindahan dan nilai seni yang terkandung didalamnya.
2.2 Kerangka Berfikir
Polivinil asetat merupakan salah satu kandungan yang terdapat dalam lem. Polivinil asetat merupakan perekat yang terdapat pada slime dan memudahkan slime untuk mengangkat debu dan kotoran serta melewati selah yang terpencil.
Natrium tetraborat (boraks) merupakan bahan yang memiliki sifat dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba.
Boraks inilah yang menyebabkan lem dapat menggumpal membentuk slime dan menjadikannya kenyal.
BAB III CARA MEMBUAT a. Alat
- Wadah - Pengaduk b. Bahan - Lem - Air - Sabun c. Cara Kerja
Adapun cara membuat slime yang aman dan mudah yakni sebagai berikut :
1. Tuangkanlah lem pada wadah, setelah anda menuangkan lem, masukkan air ke dalam wadah bersama lem lalu di aduk hingga merata sampai merata keseluruh campuran.
2. Setelah merata, masukkan pewarna makanan secukupnya dan aduk merata
3. Kemudian, masukkan sabun hingga sedikit menggumpal
4. Masukkan slime activator pada campuran lem povinal secukupnya. Sambil diaduk-aduk, tuangkanlah sedikit demi sedikit slime activator hingga campurannya betul-betul menggumpal dan menjadi seperti gel.
5. Slime sudah jadi dan siap untuk membersihkan debu pada keyboard.
Teks Laporan Percobaan Membuat Slime
Judul: Cara Membuat Slime Tanpa Boraks Tujuan
Tujuan pembuatan slime ini adalah untuk membuat kita lebih kreatif dan bisa berinovasi, namun tak lupa tetap menggunakan bahan-bahan yang aman. Selain aman tanpa boraks, cara membuat slime ini sangat mudah dan murah.
Alat dan Bahan
Detergen bubuk dan detergen cair secukupnya
Lem povinal
Cairan pembersih lantai
Sendok atau alat pengaduk lainnya
Air secukupnya
Baskom atau wadah sejenis untuk tempat slime Langkah-Langkah Pembuatan Slime
1. Campurkan semua bahan seperti lem povinal, pembersih lantai, detergen cair, dan detergen bubuk, lalu campur dengan air secukupnya pada wadah yang telah disiapkan.
2. Aduk bahan-bahan tersebut smpai tercampr erata.
3. Setelah tercampur, tambahkan lagi sedikit lem povinal.
4. Aduk lagi hingga bahan-bahan yang dicampur tidak lagi menggumpal.
5. Masukkan campuran tersebut ke dalam freezer dan diamkan selama 5-10 menit.
6. Slime pun siap untuk digunakan.
Hasil Percobaan
Slime ini aman dimainkan oleh anak-anak karena tidak mengandung boraks yang memiliki dampak berbahaya terhadap kesehatan.
Kesimpulan
Cara membuat slime ini sangat mudah dipraktikkan. Selain menunjang kreativitas, pembuatan slime ini juga bisa dijadikan sebagai waktu kebersamaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan didapati hasil pembersihan debu dengan slime yang menggunakan boraks. Jumlah kandungan boraks pada slime
Hasil Sedikit
Debu yang melekat tidak ada Sedang
Debu yang melekat banyak Banyak
Debu yang melekat sedikit
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembersihan debu dilakukukan dengan berbagai cara yang bertujuan untuk mengetahui cara membersihkan debu manggunakan bahan slime. Pembersihan debu dilakukan selama kita membersihkan debu yang ada dengan perbandingan banyak boraks pada slime, itu mempengaruhi dalam menyerap debu. Berdasarkan hasil pembersihan debu menggunakan slime ini adalah slime yang mengandung boraks tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak lebih baik hasilnya daripada slime yang mengandung sedikit boraks maupun mengandung banyak boraks.
Hal ini menunjukkan bahwa boraks yang digunakan dalam slime itu sedang – sedang saja maka proses pembersihan ini akan semakin bersih.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
dengan melakukan percobaan ini, kita dapat membuat slime tanpa harus mengalami kegagalan, apalagi dengan bahan-bahannya yang mudah didapatkan dengan harga terjangkau. dan hal ini juga dapat meningkatkan kreativitas kita dalam membuat sesuatu.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan peneliti menyimpulkan bahwa slime dapat membersihkan bagian sela – sela kecil.
Namun, dengan jumlah boraks yang tidak terlalu banyak dapat membersihkan debu lebih bersih dibandingkan dengan boraks yang banyak. Dengan adanya slime, kita dapat mempermudah membersihkan bagian sela – sela dan tidak harus menggunakan kemoceng.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang penulis peroleh maka penulis memberikan saran supaya Diharapkan setelah membaca karya ilmiah ini, para pembaca dapat memacu kreativitas khususnya para anak – anak.
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII.
Jakarta. Kemendikbud
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VIII.
Jakarta. Kemendikbud
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas IX.
Jakarta. Kemendikbud