JUDUL
PETA GEOLOGI
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami dan menginterpretasikan peta geologi
2. Mahasiswa mampu mengenal simbol dan corak yang ada pada peta geologi.
3. Mahasiswa dapat memahami arti tata warna yanga ada pada peta geologi.
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi singkatan huruf yang ada pada peta geologi.
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi skala waktu geologi.
6. Mahsiswa mampu membedakan antara peta geologi dengan peta yang lain.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Peta Geologi Lembar Jatirogo 2. Pensil
3. Penghapus 4. Pensiltic
5. Drawing Pen (0,2 & 0,3) 6. Pensil Warna
7. Smartphone 8. Laptop 9. Penggaris 10.Label 11.Printer
Bahan
1. Kertas Kalkir 2. Kertas HVS F4 3. Lembar Cover
C. DASAR TEORI
1. Pengertian Peta Geologi
Secara umum, Peta geologi adalah peta yang memberikan gambaran mengenai seluruh penyebaran dan susunan dari lapisan – lapisan dengan memakai warna atau simbol, sedangkan tanda – tanda yang terlihat di dalamnya dapat memberikan pencerminanan dalam tiga dimensi mengenai susunan batuan di bawah permukaan.. Adapun definisi peta geologi menurut SNI
Menurut SNI 13-4691-1998, Peta geologi aadalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala. Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dn sumber daya mineral serta energi. Biasanya, peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya.
2. Unsur Wajib dalam Peta
Ada 9 komponen peta yang harus ada dalam suatu peta. 9 komponen tersebut yaitu :
a. Judul Peta
Merupakan komponen utama pada suatu peta, memuat informasi tentang tema peta, lokasi atau daerah yang dipetakan. Judul peta juga harus mencerminkan isi pokok suatu peta
b. Orientasi Peta
Tanda orientasi atau petunjuk arah peta atau tanda panah pada peta sangat penting dicantumkan pada suatu peta. Dengan informasi tanda orientasi maka para pembaca dapat mengetahui arah paada saat membaca peta.
c. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya.
d. Legenda Peta
Meupakan kunci peta sehingga mutlak harus ada pada peta. Legenda berisi tentang keterangan simbol, tanda, atau singkatan yang dipergunakan pada peta.
e. Garis Tepi Peta
Garis tepi peta atau garis bingkai peta merupakan garis yang membatasi informasi peta atau peta itu sendiri.
f. Koordinat Peta
Pada koordinat peta memuat garis astronomis pada peta. Garis astronomis adalah garis yang menunjukkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis-garis khayal yang melintang di atas permukaan bumi dari arah barat ke timur sejajar dengan garis khatulistiwa (lintang 0̊. Garis bujur adalah garis-garis khayal yang vertikal yang menghubungkan titik kutu utara dengan titik kutub selatan.
g. Inset Peta
Inset peta adalah peta berukuran kecil yang disisipkan pada peta utama.
h. Sumber peta
Sumber peta harus dicantumkan pada sebuah peta, karena dengan dicantumkanna sumber peta maka peta dapat diakui kebenarannya.
i. Nama Pembuat Peta
Nama pembuat peta merupakan pihak atau nama lembaga yang telah membuat dan mengeluarkan suatu jenis peta yang dicantumkan dalam peta.
3. Singkatan Huruf dalam Peta Geologi
Ada beberapa ketentuan singktan dalam peta geologi sebagai berikut :
a. Huruf pertama (huruf besar) menyatakan zaman, misalnya P untuk Perem, TR untuk Trias dan T untuk Tersier.
b. Huruf kedua (huruf kecil) menyatakan seri, misalnya Tm yang artinya kala Miosen dalam zaman Tersier.
c. Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan nama formasi atau satuan litologi, misalnya Tmc yang berarti Formasi Cipluk berumur Miosen.
d. Huruf keempat (huruf kecil) menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang lebih rendah (anggota), contohnya Tmcl yang berarti anggota batu gamping Formasi Cipluk yang berumur Miosen.
e. Huruf kelima digunakan atau dipakai hanya untuk batuan yang memiliki kisaran umur yang panjang, misalnya Tpokc yang artinya Anggota Cawang Formasi Kikim berumur Paleosen – Oligosen.
f. Huruf pT (p kecil sebelum T besar) digunakan untuk singkatan umur batuan sebelum Tersier yang tidak diketahui umur pastinya.
g. Untuk batuan yang memiliki kisaran umur panjang, urutan singkatan umur berdasarkan pada dominasi umur batuan, misalnya QT untuk batuan yang berumur Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur Quarter; JK untuk batuan yang berumur Jura hingga Kapur yang didominasi oleh batuan yang berumur Jura.
h. Batuan beku dan batuan malihan yang tidak terperinci susunan dan umurnya, cukup dinyatakan dengan satu atau dua buah huruf, misalnya
a untuk andesit, b untuk basalt, gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s untuk sekis.
i. Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang huruf zaman, sebagai contoh Kg yang berarti berumur Kapur.
j. Pada peta geologi skala kecil, himpunan batuan cukup dinyatakan dengan huruf di belakang lambang era, zaman atau sub – zaman:
misalnya Pzm yang berarti batuan malihan berumur Paleozoikum, Ks yang berarti sedimen berumur Kapur, Tmsv yang berarti klastika gunung api berumur Miosen, Tpv yang berarti batuan gunung api berumur Paleogen, Tn yang berarti batuan terobosan berumur Neogen.
Dan satuan bancuh dinyatakan dengan notasi m.
4. Tata Warna Geologi
Tata warna digunakan untuk membedakan satuan peta geologi dan dipilih berasaskan jenis batuan, umur satuan dan satuan geokronologi.
a. Warna dasar yang dipakai yaitu kuning, magenta (merah) dan sian (biru) serta gabunganya. Untuk setiap warna dinyatakan dengan menggunakan sandi 0, 1, 3, 5, 7 dan x, yang merupakan sandi ferajat kekuatan warna atau prosentase penyaringan pada proses kartografi.
b. Warna yang dipilih untuk membedakan satuan batuan sedimen dan endapan permukaan sepenuhnya menganut sistem warna berdasarkan jenis dan umur.
Untuk membedakannya, beberapa satuan seumur dapat digunakan corak.
c. Batuan malihan dapat dibedakan berdasarkan (1) derajat dan fasies serta (2) umur nisbi batuan pra malihan dan litologi. Tata warna batuan malihan sama dengan batuan sedimen atau menggunakan bakuan warna khusus.
d. Warna batuan beku menyatakan susunan kimianya: asam, menengah, basa, dan ultrabasa. Untuk dapat membedakannya dipilihlah warna yang berdekatan dan singkatan huruf atau menurut kunci warna yang sudah dibakukan. Namun, bila diperlukan dapat menggunakan corak dengan bakuan khusus.
e. Batuan gunung api yang berlapis dan diketahui umurnya, akan mengikuti tata warna untuk batuan sedimen. Perbedaan litologi untuk lahar, breksi gunung api dan tuf, dinyatakan dengan corak. Beberapa satuan batuan gunung api yang terdapat pada suatu lembar peta geologi dapat dibedakan berdasarkan susunan kimianya dengan bakuan warna khusus.
f. Satuan tektonit dinyatakan dengan corak khusus.
g. Atas dasar pertimbangan keilmuan atau prospek ekonomi, terdapat beberapa hal yang menonjol seperti batuan terubah, derajat pemalihan atau persifatan khusus lainnya. Pada peta geologi dapat disajikan secara khusus, di luar yang telah diuraikan.
5. Skala dan Corak Geologi
Simbol dan notasi (corak) yang tertera pada peta geologi harus tertera pada legenda dan sebaliknya.
a. Simbol untuk menunjukkan patahan, lipatan dan lain lain
b. Simbol Warna Batuan pada Peta Geologi
Simbol warna dan corak pada batuan ditujukan untuk memudahkan pembedaan simbol antar batuan pada peta geologi. Berikut adalah simbol dan corak tersebut.
c. Penampang
Penampang adalah bentuk yang diperoleh bila sebuah benda atau permukaan dipotong (diiris) oleh sebuah bidang datar tertentu.
Penampang geologi memberikan gambaran bawah permukaan geologi suatu daerah yang dilintasi garis penampang
Contoh :
Bagian peta geologi yang dilintasi oleh garis penampang C-D (garis hitam) dan (b) gambaran bawah permukaan geologi penampang C-D sesuai dengan garis penampang horisontal pada peta geologi di atas
6. Skala Waktu Geologi
Skala waktu geologi merupakan sebuah penanggalan yang digunakan untuk mempelajari sejarah mengenai Bumi. Periode waktu yang digunakan pun bukan lagi tahun ataupun abad, namun jutaan tahun.
Skala waktu geologi ada dua jenis, yaitu Skala Waktu Relatif dan Skala Waktu Absolut. Penjelasan mengenai masing- masing skala waktu geologi adalah sebagai berikut:
a. Skala Waktu Relatif
Skala waktu relatif merupakan skala waktu yang digunakan berdasarkan atas urutan lapisan- lapisan batuan beserta dengan evolusi kehidupan organisme di masa lalu. Skala ini terbentuk atas dasar peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu geologi itu sendiri. Skala waktu relatif dikembangkan pertama kalinya pada abad ke 18 hingga abad 19 di Eropa.
b. Skala Waktu Absolut (Radiometrik)
Skala waktu absolut atau radiometrik merupakan skala yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur- unsur kimia yang terkandung dalam berbagai jenis-jenis batuan. Skala waktu absolut atau radiometrik ini berkembang dari ilmu pengetahuan fisika yang diterapkan untuk menjawab permasalahan- permasalahan yang timbul dalam bidang geologi. Penentuan umur batuan dalam ribuan, jutaan bahkan milyaran tahun dapat dimungkinkan setelah ditemukan unsur radiokatif.
Berikut adalah tabel skala waktu geologi
EO N
E R A
PERIODE KALA
JUTA TAHUN YANG LALU
KETERAN GAN
Phanerozoikum Kenozoikum Kuarter Holose
n 0,01
Plestos en
1,8
Tersier Ne
og en
Pliosen 5
Miosen 22,5
Pal eo
Oligose n
38
Eosen 55
ge n
Paleose n
65
Mesozoikum
Kapur 141 Dinosaurus
punah
Yura 195 Dinosaurus
menguasai dunia
Trias 230 Dinosaurus
muncul
Paleozoikum
Perm 280
Carbon 345 Tumbuhan
melimpah Devoni
an
395 “The age of
fish”
Silurian 435 Tumbuhan
darat pertama Ordovi
cian
500 Ikan
pertama Cambri
an
570 Trilobit
Ha dea
n 2500
Ar che
an 3800
7. Kronostratigrafi
Merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari umur strata batuan dalam hubungannya dengan waktu.
Tujuan utama dari kronostratigrafi merupakan untuk menyusun urutan pengendapan dan waktu pengendapan dari seluruh batuan di dalam suatu wilayah geologi, dan pada belakangnya, seluruh rekaman geologi Bumi.
Berikut adalah tabel satuan kronostrafigrafi
KENOZOIKUM KUARTER QUATERNARY
(Q)
HOLOSEN HOLOCEN
(Qp) PLISTOSEN PLEISTOCENE
(Qp)
TE NE PLIOSEN L
CENOZOIC(CN) RSIERTERTIARY(T) OGENNEOGENE(Tn)
PLIOCENE (Tp)
E
MIOSEN MIOCENE
(Tm)
L M E
PALEOGENPALEOGENE(Tpl)
OLIGOSEN OLIGOCENE
(To)
L E
EOSEN EOCENE
(Te)
L E
PALEOSEN PALEOCENE
(Tp)
MESOZOIKUMMESOZOIC(MS)
KAPUR CRETACEOUS
(K)
L E JURA
JURASSIC (J)
L M E TRIAS
TRIASSIC (TR)
L M E
PALEOZOIKUM PEREM
PERMIAN (P)
L E KARBON
CARBONIFEROUS (C)
L
DEVON DEVONIAN
(D) SILUR
PALEOZOIC (PL)
SILURIAN (S) ORDOVISIUM
ORDOVICIAN (O) KAMBRIUM
CAMBRIAN (Ɛ) pra KAMBRIUM
pre CAMBRIAN (pɛ)
D. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan Asistem Praktikum Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum Geologi Dasar
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari Asisten praktikum Geologi dasar.
3. Mahasiswa mencatat hal-hal penting yang telah disampaikan oleh Asisten praktikum Geologi dasar.
4. Mahasiswa mengidentifikasi tentang peta geologi.
5. Mahasiswa mengenal simbol dan corak pada peta geologi.
6. Mahasiswa memilih peta geologi yang akan digambar pada kertas kalkir.
7. Mahasiswa menggambar simbol dan corak yang ada pada peta geologi 8. Mahasiswa menggambar batuan yang ada pada peta geologi.
9. Mahasiswa mewarnai macam-macam kenampakan yanga aa pada peta.
10. Mahasiswa menganalisis peta yang telah digambar pada kertas kalkir, baik dari segi simbol warna dan lain-lain.
11. Mahasiswa membuat laporan praktikum dan mengumpulkan kepada asisten praktikum dengan tepat waktu.
E. PEMBAHASAN 1. Hasil Pengamatan
Peta Geologi Lembar Jatirogo.
2. Analisis
Jatirogo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Wotsogo. Meskipun letaknya di tengah hutan, namun Jatirogo merupakan kota kecamatan yang paling ramai di antara kecamatan lain, Luas Wilayah Kecamatan Jatirogo (Total Area by Subdistrict in Tuban Regency). dengan Luas 111,98 km. Tinggi Wilayah Jatirogo di atas Permukaan Laut (DPL) menurut Kabupaten Tuban dengan Tinggi +66 Meter.
Jarak tempuh perjalanan ke Kabupaten Tuban sejauh 56 Km. Jatirogo merupakan kota kecamatan yang paling ramai kedua di Kabupaten Tuban setelah Kecamatan Tuban. Dan paling ramai diantara kecamatan lain. Secara administratif, pada wilayah kecamatan jatirogo berbatasan dengan kecamatan Bancar di bagian Utara, di bagian Timur berbatasan dengan kecamatan Bangilan, bagian Selatan berbatasan dengan kecamatan Kenduran, dan bagian Barat berbatasan dengan Sale, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Setelah dipetakan dan dilakukan pengamatan geeologi yang telah dilakukan dapat diketahui ada beberapa jenis batuan yang menyusun pada wilayah jatirogo, a. : Merupakan Formasi Aluvium atau Alluvium
Formasi batuan dengan warna putih abu-abu, Jenis batuan pada formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lanau dan lempung yang merupakan hasil dari endapan sungai atau pantai. Formasi ini memiliki ketebalan hingga 150 meter.
Dengan persebaran formasi batuan ini yang berada di dekat pantai, sungai dan daratan banjir. Struktur pada fomasi batuan ini terdapat pada lapisan horizontal. Fomasi aluvium ini terbentuk akibat dari sedimentasi yang baru- baru terjadi. Dengan skala waktu geologi yang terbentuk pada masa Kenozoikum pada kala Holozen.
b. : Merupakan Formasi Andesit Lasem atau Lasem Andesites.
Kadar dan Sudijono (1994) memperkirakan Gunung Api Lasem mulai aktif sejak Pliosen Akhir. Kegiatan vulkanik ini menghasilkan endapan gunung api Kuarter di daerah ini. Endapan Gunung Api Lasem tersebar di sekitar lereng barat Gunung Lasem (806 m di atas permukaan laut), terdiri atas andesit berupa aliran lava, aglomerat, breksi volkanik, tuf lapili, tuf halus, dan lahar.
Terdiri atas batuan andesit yang lebih mendominasi.
c. : Merupakan Formasi Lidah atau Lidah Formation.
Formasi Lidah, terdiri dari batulempung abu-abu dan batulempung hitamdengansisipan batupasir yang mengandung moluska. Umur formasi ini adalah Pliosen Akhir - Plistosen
Qa
Qla
QTI
d. : Merupakan Formasi Paciran atau Paciran Formation
Jenis batuan pada formasi ini terdiri dari batu gamping yang tersusun oleh batu gamping pejal dan batu gamping dolomitan. Formasi ini memiliki etebalan 100 hingga 200 m. Skala geologi yang terdapat pada formasi ini menunjukkan skala pliosen awal.
e. : Merupakan Formasi Mundu atau Mundu Formation
Formasi Mundu, terdiri dari napal masif berwarna abu-abu keputihan, kayaakan foraminifera plankton. Formasi Mundu terletak selaras di atas Formasi Ledok.Formasi ini diendapkan pada laut terbuka (neritik luar sampai bathial) danberumurMiosen Akhir – Pliosen.
f. : Merupakan Formasi Ledok atau Ledok Formation
Formasi Ledok, terdiri dari batulempung abu-abu, napal, batulanaugampingandengan sisipan-sisipan tipis batugamping, kadang terdapat batupasir glaukonit. Satuanini terletak tidak selaras di atas Formasi Wonocolo dengan bagian bawah dicirikanolehbatupasir glaukonit berwarna hijau.
Diantara Formasi Wonocolo dan Formasi Ledokterdapat suatu rumpang stratigrafi, yang ditandai dengan hilangnya Zona N15danbagian bawah Zona N16 karena erosi atau proses ketiadaan pengendapan(nondeposition).
Lingkungan pengendapan berkisar antara neritik tengah sampai batialatas.
g. : Merupakan Formasi Monocolo atau Monocolo Formation
Jenis batuan pada formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lanau dan lempung yang merupakan hasil dari endapan sungai atau pantai. Formasi ini memiliki ketebalan hingga 150 meter. Dengan persebaran formasi batuan ini yang berada di dekat pantai, sungai dan daratan banjir. Struktur pada fomasi batuan ini terdapat pada lapisan horizontal. Fomasi aluvium ini terbentuk akibat dari sedimentasi yang baru-baru terjadi. Dengan skala waktu geologi yang terbentuk pada masa Kenozoikum pada kala Holozen.
h. : Merupakan Formasi Bulu atau Bulu Formation
Formasi Bulu, terdiri dari batugamping berwarna putih keabu-abuan, kadangberlapis dan pasiran, sering membentuk pelat-pelat (platy), dengan sisipannapal danbatupasir. Formasi ini berumur Miosen Tengah (N13 - N14) dan diendapkandilingkungan laut dangkal, neritik tengah
Tpp
Tpm
Tml
Tmw
Tmb
i. : Merupakan Anggota Ngrayong, Formasi Tuban atau Ngrayong Member, Tuban Formation
Formasi Ngrayong terdiri atas batupasir kuarsa berselingan batugamping dan batulempung. Dibeberapa tempat di jumpai laspisan batubara setebal 20 – 50 cm. Formasi Ngrayong terdiri atas batupasir kuarsa dengan berselingan dengan batulempung, lanau, lignit, dan batugamping bioklastik.
j. : Merupakan Anggota Tawun, Formasi Tuban atau Tawun Member , Tuban Formation
Formasi Tawun, terdiri dari batulempung dengan sisipan batugamping, batupasir,batulanau, dan kalkarenit. Berdasarkan fosil yang ditemukan menunjukanbahwa Formasi Tawun berumur Miosen Awal dan menunjukan pengendapan dilingkungan laut dalam, neritik luar–batial atas (outer neritik- upper bathyal).
Terdapat beberapa simbol yang telah dipetakan yaitu :
1) Simbol ini melambangkan batas litologi pada suatu formasi batuan
2) Simbol ini melambangkan atiklin pada suatu formasi batuan, a. Proses tukikan dan b. Proses tunjaman
3) Simbol ini melambangkan sinklin paada suatu formasi batuan, dan bagian panah menunjukkan arah proses tukikan.
4) Simbol ini melambangkan sesar geser pada suatu lapisan batuan.
5) Simbol ini melambangkan lokasi fosil mikro pada peta.
Berdasarkan data korelasi satuan peta, urutan usia batuan dari yang tertua hingga ke yang termuda pada potongan peta geologi lembar jatirogo diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Napal pasiran berselingan dengan batu gamping, terbentuk pada zaman kuarter kala miosen awal.
2) Batu pasir kuarsa berselingan dengan batu gamping dan batu lempung, terbentuk pada zaman kuarter kala antara masa miosen tengah.
3) Batu gamping pasiran dengan sisipan batu napal pasiran, terbentuk pada zaman kuarter kala miosen tengah.
4) Napal pasiran berselingan dengan batu gamping pasiran, terbentuk pada zaman kuarter kala antara miosen tengah.
5) Batu pasir glaukonitan dengan sisipan batu gaming pasiran, terbentuk pada zaman kuarter kala miosen akhir.
Tmtn
Tmt
6) Batu napal, batu lempung lanauan, batu gamping napalan, batu gamping pejal dan batu gamping dolomitan , terbentuk pada zaman kuarter kala pliosen.
7) Batu lempung, lempung hitam dan batu pasir, terbentuk pada zaman tersier kala plistosen.
8) Lava Andesit terbentuk pada zaman tersier kala holosen.
9) Batu aluvium pasir, lempung, lanau dan kerikil terbentuk pada zaman tersier kala holosen.
F. KESIMPULAN
Peta geologi adalah peta yang memberikan gambaran mengenai seluruh penyebaran dan susunan dari lapisan – lapisan dengan memakai warna atau simbol, sedangkan tanda – tanda yang terlihat di dalamnya dapat memberikan pencerminanan dalam tiga dimensi mengenai susunan batuan di bawah permukaan.. Adapun definisi peta geologi menurut SNI Menurut SNI 13-4691-1998, Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala. Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dn sumber daya mineral serta energi. Biasanya, peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya.
Ada beberapa unsur yang harus ada dalam peta geologi diantaranya Judul peta, orientasi peta, skala peta, garis tepi peta, legenda, koordinat, inset peta , sumber peta dan nama pembuat peta. Dalam peta geologi kenampakan yang dipetakan dapat dibedakan dengan simbol, corak dan tata warna dalam sebuah peta geologi. Hal tersebut untuk memberikan dan membedakan antara kenampakan satu dengan yang lainnya.
Jatirogo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Wotsogo. Meskipun letaknya di tengah hutan, namun Jatirogo merupakan kota kecamatan yang paling ramai di antara kecamatan lain, Luas Wilayah Kecamatan Jatirogo (Total Area by Subdistrict in Tuban Regency). dengan Luas 111,98 km. Tinggi Wilayah Jatirogo di atas Permukaan Laut (DPL) menurut Kabupaten Tuban dengan Tinggi +66 Meter. Jarak tempuh perjalanan ke Kabupaten Tuban sejauh 56 Km. Jatirogo merupakan kota kecamatan yang paling ramai kedua di Kabupaten Tuban setelah Kecamatan Tuban. Dan paling ramai diantara kecamatan lain. Secara administratif, pada wilayah kecamatan jatirogo berbatasan dengan kecamatan Bancar di bagian Utara, di bagian Timur berbatasan dengan kecamatan Bangilan, bagian Selatan berbatasan dengan kecamatan Kenduran, dan bagian Barat berbatasan dengan Sale, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Didalam potongan peta geologi yang telah dipetakan dapat disimpulkan ada 9 formasi batuan, antara lain formasi aluvium, andesit lasem, lidah, paciran, mundu, ledok, wonocolo, bulu, anggota ngrayong dan anggota tawun (yang termasuk ke dalam formasi tuban). Di dalam formasi tersebut ada beberapa jenis batuan yang terbentuk, berikut urutan pembentukan batuan dari yang tua ke yang muda batu napal pasiran - batu pasir kuarsa - batu gamping pasiran - napal pasiran – batu napal – batu gamping pejal – batu lempung – lava andesit – batu pasir.
DAFTAR PUSTAKA
abangega. (2019, 5 7). Bagaimana cara membaca peta geologi ? Diambil kembali dari Geosmind.com: https://geosmind.home./2019/05/07/bagaimana-cara-membaca-peta- geologi/ ( DIakses pada 15 November 2022 pukul 20.09)
Geomap. (1997, Jan 1). Peta Geologi Lembar jatirogo. Diambil kembali dari geologi.esdm.go.id: https://geologi.esdm.go.id/geomap/pages/preview/peta-geologi- lembar-jatirogo-jawa (Diakses pada 14 November 2022 pukul 21.10)
H, H. (2021). Jurnal Geologi dan Sumber daya Mineral. Jurnal Geologi, Vol 22 no.3.
Mulyo, A. (2007). Jurnal Geografi. Sejarah Perkembangan Geologi : Definisi, Cabang- cabang Ilmu dan Aplikasinya, Vol 5 No 1.
Ronodirdjo, M. Z. (2019). Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.
Santoso, D. (2012). Batuan & Peta Geologi. Bandung: ITB Press.