ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI KOTA MALANG
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Aulia Fitri Herdiana 115020100111070
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2016
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI KOTA MALANG
Aulia Fitri Herdiana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Email :[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sepeda motor di Kota Malang. Meningkatnya jumlah sepeda motor di Indonesia mengakibatkan kemacetan termasuk di Kota Malang.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel pendapatan, harga, jumlah anggota keluarga, uang muka dan tarif angkutan umum.Penelitian menggunakan alat analisis model log linier dengan metode pengumpulan data primer berupa kuisioner.Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pendapatan dan jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh positif signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang.
Sedangkan untuk variabel harga, uang muka dan tarif angkutan umum tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap transportasi untuk aktivitas sehari-hari semakin tinggi.
Meningkatnya kebutuhan transportasi ini tidak diimbangi dengan transportasi umum yang memadai sehingga masyarakat memilih sepeda motor untuk transportasi sehari-hari. Peningkatan jumlah sepeda motor yang tidak dibatasi ini akan menimbulkan kerugian bagi perekonomian.
Kata Kunci : Sepeda motor, Pendapatan, Harga, Jumlah Anggota Keluarga, Uang Muka, Tarif Angkutan Umum.
A. PENDAHULUAN
Kebutuhan atas kendaraan pribadi di Indonesia cenderung meningkat meskipun pada sekarang ini krisis keuangan global terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia, tingginya tingkat suku bunga dan fluktuasi harga bahan bakar serta kurangnya akses terhadap alat transportasi umum menjadi alasan mengapa masyarakat Indonesia lebih memiliih kendaraan pribadi selain itu alasan prestise juga mempengaruhi hal tersebut (Perwiranto,2009:1).
Menurut data BPS pada tabel 1.2, perbandingan jumlah sepeda motor yang digunakan masyarakat Indonesia dengan jumlah penduduk Indonesia hampir setara 1/4 pada tahun 2010. Pada tahun 1990, jumlah penduduk Indonesia sekitar 173 juta jiwa dan jumlah sepeda motor mencapai 6 juta unit. Artinya, satu sepeda motor melayani sekitar 29 penduduk. Pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia mencapai 206 juta jiwa dan sepeda motor sebanyak 13 juta unit dengan pengertian setiap 50 orang penduduk memiliki 3 unit sepeda motor. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2010, penduduk Indonesia berjumlah 237 juta jiwa dan jumlah sepeda motor menjadi 61 juta unit. Artinya satu sepeda motor melayani sekitar 4 jiwa penduduk. Jumlah tersebut akan terus meningkat jika tidak dikendalikan melalui kebijakan yang dirumuskan pemerintah dan Bank Sentral.
Tabel 1 : Jumlah Penduduk Indonesia dan Jumlah Perkembangan Sepeda Motor Tahun Jumlah Penduduk Indonesia Jumlah Sepeda Motor
1990 179,378,946 6,082,966
2000 206,264,595 13,563,017
2010 237,641,326 61,078,188
Sumber data : Data Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995 dan Data BPS Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Tahun 1987-2013
Menurut Mankiw (2003), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi permintaan konsumen atas suatu barang antara lain harga barang itu sendiri, harga barang lain, pendapatan konsumen, jumlah konsumen, selera konsumen dan perkiraan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana faktor harga sepeda motor, harga barang lain, jumlah anggota keluarga dan pendapatan konsumen mempengaruhi permintaan sepeda motor, khususnya di Kota Malang. Banyaknya lembaga-lembaga keuangan non-bank (leasing) yang menawarkan kemudahan bagi seseorang untuk membeli sepeda motor, juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan sepeda motor sehingga dalam penelitian ini, peneliti juga memasukkan faktor uang muka sebagai variabel yang diduga berpengaruh dalam permintaan sepeda motor.
Peningkatan permintaan sepeda motor terjadi di hampir seluruh kota di Inonesia, termasuk Kota Malang. Pembangunan ekonomi kota Malang yang sedang banyak dilakukan, meningkatkan aktivitas masyarakat setempat yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan terhadap jasa transportasi. Penggunaan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor akan berakibat pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah termasuk Kota Malang. Meningkatnya volume kendaraan yang menyebabkan banyak kerugian akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakaan teori permintaan, peneliti ingin mengetahui bagaimana harga motor, tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, uang muka mempengaruhi permintaan terhadap sepeda motor di Kota Malang. Variabel harga, tingkat pendapatan dan jumlah anggota keluarga merupakan turunan dari teori permintaan. Sedangkan variabel uang muka dan tarif angkutan umum merupakan variabel yang telah digunakan sebelumnya pada penelitian terdahulu.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor di Kota Malang”.
B. TINJAUAN TEORI Teori Permintaan
Arsyad (1991) menyatakan permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antara berbagai kuantitas suatu barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus. Sepanjang suatu kurva permintaan atau skedul permintaan hanya harga dan kuantitas yang berubah-ubah. Permintaan merupakan jumlah suatu barang atau jasa yang diminta oleh konsumen pada tingkat harga yang berlaku, pada wakttu dan tempat tertentu. Dalam teori mikro ekonomi, permintaan dibagi menjadi dua level yakni level level agregat (market demand) dan individu (costumer demand).
Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan bahwa semakin rendah sesuatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi harga sesuatu barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sukirno, 1995:76).
Menurut Rahardja & Manurung (2010; 20-21) ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang selain harga barang itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Harga barang lain
Harga barang lain juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi(pengganti) dan bersifat komplemen(penggenap).
b. Tingkat Pendapatan Per Kapita
Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
Berdasarkan pada sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai barang dapat dibedakan menjadi empat golongan barang. (1) barang inferior, adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang berpendapatan rendah. Para pembeli yang mengalami kenaikan pendapatan akan mengurangi pengeluarannya
terhadap barang-barang inferior dan menggantikannya dengan barang-barang yang lebih baik mutunya. (2) barang esensial, adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Perbelanjaan seperti ini tidak dapat berubah walaupun pendapatan meningkat. (3) barang normal, sesuatu barang dinamakan barang normal apabila ia mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. (4) barang mewah, jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka relatif tinggi.
c. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan juga dapat mempengaruhi corak permintaan terhadap berbagai jenis barang. Sejumlah pendapatan masyarakat yang tertentu besarnya akan menimbulkan corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut diubah corak distribusinya.
d. Selera Masyarakat
Selera mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli barang-barang. Selera atau kebiasaan juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang.
e. Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan hal ini dapat menambah daya beli masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan meningkatkan permintaan.
f. Perkiraan tentang Masa Depan
Ramalan para konsumen bahwa harga-harga akan menjadi bertambah tinggi pada masa yang akan datang akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa kini, untuk menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang. Sebaliknya, ramalan bahwa lowongan kerja akan bertambah sukar diperoleh dan kegiatan ekonomi akan mengalami resesi, akan mendorong orang untuk lebih berhemat dalam pengeluarannya dan mengurangi permintaan.
g. Usaha-usaha Produsen Meningkatkan Penjualan
Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang memiliki peran yang besar dalam memengaruhi masyarakat. Pengiklanan memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut.
Uang Muka
Berdasarkan Surat Edaran No. 15/40/DKMP/2013 Uang muka kredit atau Pembiayaan atau Down Payment, yang selanjutnya disingkat DP, adalah pembayaran di muka secara tunai yang sumber dananya berasal dari debitur atau nasabah (self financing) dalam rangka pembelian kendaraan bermotor melalui fasilitas kredit.
Uang muka ditetapkan sebesar persentase tertentu dari harga pembelian kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Bank. Uang muka untuk Bank yang memberikan Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB) sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini ditetapkan sebagai berikut:
1. Uang muka paling rendah 25% (dua puluh lima persen), untuk pembelian kendaraan bermotor roda dua.
2. Uang muka paling rendah 30% (tiga puluh persen), untuk pembelian kendaraan bermotor roda tiga atau lebih untuk keperluan non produktif.
3. Uang muka paling rendah 20% (dua puluh persen), untuk pembelian kendaraan bermotor roda tiga atau lebih untuk keperluan produktif, yaitu apabila memenuhi salah satu syarat sebagai berikut:
a. merupakan kendaraan yang memiliki izin untuk angkutan orang atau barang yang dikeluarkan oleh pihak berwenang; atau
b. diajukan oleh perorangan atau badan hukum yang memiliki izin usaha tertentu yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dari usaha yang dimilikinya.
Sepeda Motor
Sepeda motor pertama kali dibuat oleh Ernest Michauk dari Perancis pada tahun 1986 dengan menggunakan tenaga penggerak berupa mesin uap (Nursalam, 2015). Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.
Berdasarkan Standar Industri Indonesia (SII) No. 2225-87 yang dikeluarkan oleh departemen perindustrian, yang dimaksud dengan kendaraan bermotor roda dua adalah kendaraan beroda yang digerakkan oleh motor penggerak. Pada Kurniawan (2009), Kendaraan bermotor roda dua tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu menurut rancang bangun dan karakteristik teknik serta menurut bentuk dan konfigurasi dasar.
Pengelompokkan menurut rancang bangun dan karakteristik teknik terdiri dari :
1. Moped, yaitu kendaraan bermotor roda dua dengan kecepatan maksimum tidak melebihi 50 km/jam. Jika penggerak adalah motor bakar, volume langkah torak atau ekuivalensinya tidak melebihi 50 cm3.
2. Sepeda motor, yaitu kendaraan bermotor roda dua selain moped.
Sementara itu, pengelompokkan menurut bentuk dan konfigurasi dasar, yaitu : 1. Kendaraan bermotor roda dua jenis bebek (step through)
Kendaraan jenis ini tidak dilengkapi dengan pemisah lutut dan juga tidak dilengkapi dengan pedal pengayuh.
2. Kendaraan bermotor roda dua jenis standar (tipe sport)
Kendaraan jenis ini dilengkapi dengan pemisah lutut dan tidak dilengkapi dengan pedal pengayuh.
3. Kendaraan bermotor roda dua jenis skuter
Ciri-ciri kendaraan ini sama dengan jenis bebek, namun memiliki konfigurasi dan bentuk yang berbeda dan lebih mudah digunakan.
4. Kendaraan bermotor roda dua jenis moped
Kendaraan jenis ini dapat dilengkapi dengan pemisah lutut atau tidak, serta dapat dilengkapi dengan pedal pengayuh atau tidak.
Hubungan Pendapatan dengan Permintaan
Tingkat pendapatan perkapita mencerminkan daya beli. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka kemampuan daya beli akan menguat, sehingga permintaan terhadap suatu barang akan meningkat pula dalam hal ini hanya ada satu pengecualian yaitu terhadap barang yang disebut dengan inferior goods (atau giffen goods) yaitu barang-barang yang permintaannya justru berkurang bila penghasilan konsumen naik (Utami, 2006).
Hubungan Harga dengan Permintaan
Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa (Saladin, 2003:95). Sedangkan menurut Dharmesta dan Irawan (2005:241) mengemukakan pengertian harga sebagai berikut: “Harga adalah jumlah yang (ditambah beberapa produk jika mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”. Hubungan yang terjadi pada harga terhadap permintaan adalah negatif. Semakin tinggi harga suatu barang/jasa semakin rendah permintaan terhadap barang/jasa tersebut. Pada penelitian Hariadi Ibiyanto (2008) juga menyatakan harga merupakan variabel yang memiliki pengaruh terhadap permintaan.
Hubungan Jumlah Anggota Keluarga dengan Permintaan
Sumarwan (2003:47) menyatakan bahwa keluarga adalah lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan konsumen. Sebagian besar konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Karakteristik masing-masing anggota keluarga membuat kebutuhan
meningkat dan beragam. Anggota keluarga akan mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa.
Hubungan Uang Muka dengan Permintaan
Cara pembayaran kredit merupakan salah satu kemudahan yang ditawarkan dealer sepeda motor untuk menarik perhatian konsumennya sehingga dapat meningkatkan penjualan dealer tersebut.
Kemudahan lain yang diberikan dealer selain cara pembayaran kredit yaitu uang muka. Manurung (2013) menyatakan pada penelitiannya bahwa uang muka memilki pengaruh terhadap penjualan sepeda motor pada dealer sepeda motor di Tanjungpinang. Uang muka merupakan salah satu bagian dari cara pembayaran kredit.
Hubungan Tarif Angkutan Umum dengan Permintaan
Tarif angkutan umum diasumsikan menjadi substitusi sepeda motor. Jika orang tidak menggunakan sepeda motor untuk menjalani aktivitas sehari-harinya, maka orang tersebut dianggap menggunakan jasa angkutan umum. Arief Budiarto & Evi Yulia Purwanti (2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa tarif angkutan umum memiliki pengaruh terhadap permintaan sepeda motor di Kota Semarang.
Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008), hipotesis adalah jawaban sementara dari sebuah rumusan masalah.
Dikatakan sementara karena jawaban masih didasarkan pada teori yang relevan, belum pada kenyataan. Adapun hipotesis pada penelitian ini yaitulima variabel (pendapatan, harga, jumlah anggota keluarga, uang muka dan tarif angkutan umum) diduga berpengaruh permintaan sepeda motor di Kota Malang
C. METODE PENELITIAN Populasi dan Metode Pengumpulan Data
Populasi pada penelitian ini yaitu pengguna sepeda motor di Kota Malang yang membeli sepeda motor di Kota Malang, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 200 orang. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer dari hasil kuisioner dan data sekunder dari data Samsat Kota Malang dan artikel, jurnal, dan skripsi.
Metode Analisis
Analisis dilakukan dengan uji model log linier dengan software Eviews 7.Selain uji regresi, dilakukan juga uji signifikansi F, signifikansi T, dan koefisien determinasi (R2).
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sepeda Motor di Indonesia
Hingga tahun 2008, Indonesia merupakan pasar sepeda motor nomor tiga terbesar setelah Cina dan India (Kurniawan, 2009). Menurut Data Perdagangan Amerika Serikat melalui biro sensusnya, Indonesia, Cina dan India merupakan tiga negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Dengan jumlah penduduk yang banyak, Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi para produsen sepeda motor. Menurut Global Status Report on Road Safety, WHO pada tahun 2013, Indonesia bersama Vietnam, Malaysia dan Thailand menjadi empat negara dengan jumlah sepeda motor terbanyak di dunia. Keempat negara tersebut memiliki lebih dari 1 sepeda motor untuk setiap 4 orang.
Meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia, meningkatkan pula keinginan produsen sepeda motor untuk memenuhi keinginan masyarakat Indonesia. Pilihan mengenai merk, model, harga dan spesifikasi semakin beragam diberikan oleh produsen sepeda motor. Ketika harga menjadi kendala bagi konsumen, produsen bersama lembaga pembiayaan kredit juga menawarkan jenis pembayaran kredit dengan berbagai kemudahan yang menggiurkan.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat pertumbuhan yang semakin meningkat pada penjualan sepeda motor tahun 2004-2014. Seperti pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 2 : Tingkat Penjualan Sepeda Motor di Indonesia tahun 2004-2014 Tahun Besar penjualan
2004 3.887.678
2005 5.074.186
2006 4.428.274
2007 4.688.263
2008 6.215.830
2009 5.851.962
2010 7.369.249
2011 8.012.540
2012 7.064.457
2013 7.743.879
2014 7.867.195
Pada tabel diatas tingkat penjualan sepeda motor tahun 2004-2014 mengalami kenaikan rata- rata sebesar 8,4%. Meskipun pada tahun 2005 dan 2012 mengalami penurunan penjualan, namun ditahun berikutnya penjualan kembali merangkak naik. Pada tahun 2005, Indonesia sedang mengalami guncangan ekonomi. Sedangkan pada tahun 2012, dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 43/PMK/010/2012 tentang uang muka pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor pada perusahaan pembiayaan. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa uang muka minimal yang harus dibayarkan untuk kendaraan bermotor roda dua adalah sebesar 25% dari total harga yang dijual. Hal ini mengakibatkan menurunnya penjualan sepeda motor sebesar 11%
dibandingkan tahun 2011.
Salah satu alasan yang membuat sepeda motor menjadi transportasi yang paling diminati adalah penggunaannya yang praktis dan efisien. Menggunakan sepeda motor menjadi alternatif yang dapat digunakan untuk menghemat waktu ditengah kemacetan yang banyak melanda kota- kota di Indonesia. Selain menghemat waktu, sepeda motor juga lebih irit bahan bakar sehingga dapat menghemat biaya bagi penggunanya. Transportasi massal yang disediakan pemerintah tidak dapat mengatasi banyaknya permintaan masyarakat terhadap transportasi sehingga masyarakat menentukan sendiri transportasi yang mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari.
Sepeda Motor di Kota Malang
Sepeda motor menjadi moda transportasi yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia, maka tidak terkecuali di Kota Malang. Sebagai kota yang memiliki luas terbesar setelah Surabaya, dan memiliki beberapa perguruan tinggi didalamnya, Kota Malang juga mengalami pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, baik roda empat maupun roda dua.
Menurut data Samsat Kota Malang pada tahun 2010 yang tertulis dalam Kota Malang dalam Angka tahun 2012, jumlah sepeda motor yang terhitung adalah sebanyak 278.215 unit dengan rata- rata penjualan sepeda motor baru per bulan sebesar 2000 unit.
Gambar 1. : Kendaraan Baru Roda Dua Tahun 2014 dan 2015 berdasarkan pembuatan STNK di Kota Malang
Sumber data : Samsat Kota Malang, 2015 0
1000 2000 3000 4000
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
2014 2015 Sumber data: AISI, 2016
0 2 4 6 8 10 12 14 16
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Series: Residuals Sample 1 200 Observations 200 Mean -2.86e-16 Median 0.067131 Maximum 0.837811 Minimum -0.824148 Std. Dev. 0.324630 Skewness -0.400287 Kurtosis 2.464072 Jarque-Bera 7.734477 Probability 0.020916
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilkukan pada penelitian ini yaitu menggunakan uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
Gambar 2.Uji Normalitas
Sumber : Data diolah dengan Eviews 7, 2016
Pada gambar terlihat bahwa nilai Jarque-Bera sebesar 7.734 > 0.05, sehingga data terdistribusi normal. Model regresi dari penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 3.Uji Multikolinearitas
Variabel Nilai VIF
Pendapatan (X1) 1.411
Harga (X2) 1.536
Anggota Keluarga (X3) 1.069
Uang Muka (X4) 1.452
Tarif Angkutan Umum (X5) 1.02 Sumber : Data diolah dengan Eviews 7, 2016
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF di atas angka 1 dan di bawah 5.Hal ini menunjukkan bahwa model memenuhi asumsi multikolinieritas.
Tabel 4. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.491427 Prob. F(5,189) 0.1944
Obs*R-squared 7.591616 Prob. Chi-Square(5) 0.1802
Sumber : Data diolah dengan Eviews 7, 2016
Nilai Prob. F sebesar 0.194 dapat juga disebut sebagai nilai probabilitas F hitung. Nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0.05 (5%) sehingga berdasarkan uji hipotesis, H0 diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 5. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser
F-statistic 3.545517 Prob. F(5,194) 0.0043
Obs*R-squared 16.74565 Prob. Chi-Square(5) 0.0050
Scaled explained SS 14.45848 Prob. Chi-Square(5) 0.0129
Sumber : Data diolah dengan Eviews 7, 2016
Berdasarkan tabel 5, nilai F-statistic menunjukkan nilai >0.05 sehingga model regresi lolos asumsi heteroskedastisitas..
Uji Model Log Linier
Dalam penelitian ini menggunakan analisis model log linier karena hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak linier. Penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen yaitu permintaan sepeda motor dan lima variabel independen yaitu variabel pendapatan, harga sepeda motor, jumlah anggota keluarga, uang muka dan tarif angkutan umum.
Tabel 6.Uji Regresi Berganda Dependent Variable: LOG(PERMINTAAN) Method: Least Squares
Date: 02/26/16 Time: 21:19 Sample: 1 200
Included observations: 200
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
PENDAPATAN 3.38E-08 1.14E-08 2.969569 0.0034
HARGA -2.84E-09 9.43E-09 -0.300841 0.7639
KELUARGA 0.140563 0.021814 6.443808 0.0000
UANGMUKA 7.24E-09 1.53E-08 0.474371 0.6358
TARIFANGKUTAN -6.62E-06 6.54E-06 -1.012313 0.3126
C 0.152489 0.149347 1.021042 0.3085
R-squared 0.255314 Mean dependent var 0.576365 Adjusted R-squared 0.236121 S.D. dependent var 0.376186 S.E. of regression 0.328787 Akaike info criterion 0.642728 Sum squared resid 20.97158 Schwarz criterion 0.741677 Log likelihood -58.27280 Hannan-Quinn criter. 0.682771 F-statistic 13.30252 Durbin-Watson stat 1.709354 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data diolah dengan Eviews 7, 2016
Dari uji model log linier yang telah dilakukan, maka diperoleh suatu model persamaan seperti berikut.
𝐿𝑛 𝑌 = 0.152 + 3.38E-08𝑋1− 2.84E-09𝑋2+ 0.14𝑋3+ 7.24E-09𝑋4− 6.62E-06𝑋5+ 𝑒
Uji Signifikansi F
Berdasarkan tabel 6 diatas, nilai F hitung tertulis sebesar 13.302 lebih besar dari F tabel 2.42 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05. Oleh karena itu, regresi dapat digunakan untuk prediksi. Hal ini juga berarti terdapat pengaruh secara simultan (bersama-sama) variabel pendapatan, harga sepeda motor, jumlah anggota keluarga, uang muka dan tarif angkutan umum terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang.
Uji Signifikansi T
Berdasarkan pada tabel.6 variabel yang lolos uji signifikansi T yaitu variabel pendapatan dan jumlah anggota keluarga, karena memiliki nilai signifikansi dibawah α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel pendapatan dan jumlah anggota keluarga berpengaruh signifkan secara individu terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang.
Pengaruh Pendapatan
Berdasarkan hasil model log linier, pendapatan memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang. Hal ini karena sepeda motor saat ini menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat Kota MalangMeningkatnya permintaan akan transportasi dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah setempat, semakin tinggi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang terjadi semakin tinggi pula permintaan masyarakat terhadap transportasi. Keinginan masyarakat terhadap transportasi pun semakin kompleks, seperti kenyamanan, fleksibilitas, praktis dan hemat biaya serta waktu. Tuntutan mobilitas yang tinggi itu pula yang mengakibatkan sepeda motor dipilih sebagai moda transportasi yang dianggap praktis, hemat biaya dan waktu. Masyarakat rela menyisihkan pendapatannya untuk mendapatkan moda transportasi yang sesuai dengan harapan. Hal tersebut merupakan alasan mengapa pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang. Menurut Samuelson, kenaikan pendapatan cenderung menaikkan jumlah barang yang ingin dibeli. Hal ini dibuktikan pada model log linier dalam penelitian ini yang menunjukkan pengaruh yang positif terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang.
Pengaruh Harga Sepeda Motor
Berdasarkan uji model log linier, harga berpengaruh tidak signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang.Harga sepeda motor adalah sejumlah uang yang ditagihkan kepada konsumen oleh dealer/produsen sepeda motor untuk pembelian satu unit sepeda motor. Kebutuhan masyarakat terhadap transportasi untuk kebutuhan sehari-hari mengakibatkan permintaan sepeda motor terus meningkat meskipun harganya juga meningkat. Responden pada penelitian ini menyatakan bahwa sepeda motor sebagai alat transportasi utama mereka melakukan aktivitas sehari-hari seperti berangkat bekerja atau mengantar anak ke sekolah. Responden juga menyatakan tidak keberatan dengan harga sepeda motor yang meningkat, karena menurut mereka aktivitas sehari-hari akan terhambat jika tidak menggunakan sepeda motor. Selain masalah kebutuhan, adanya inovasi dealer/produsen untuk meningkatkan penjualan produk sepeda motor mereka berupa keringanan cara pembayaran atau promo menarik lainnya, mengakibatkan masyarakat tertarik untuk membeli sepeda motor. Ditambah dengan adanya lembaga pembiayaan/leasing yang menawarkan cara pembayaran kredit yang ringan dan praktis, sehingga memudahkan masyarakat memiliki sepeda motor. Hal inilah yang akhirnya mengakibatkan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang.
Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang. Tamin (1997) mengutarakan salah satu penyebab permasalahan transportasi yang tidak terkendali ini antara lain, semakin banyak wanita yang bekerja. Jika beberapa tahun yang lalu, pria menjadi mayoritas dan prioritas pekerja di perusahaan, lain hal nya jika perkembangan jaman berkembang pesat. Banyaknya wanita yang bekerja mengakibatkan permintaan sepeda motor menjadi meningkat karena itu artinya, setiap kepala keluarga yang memiliki istri bekerja setidaknya harus memiliki dua sepeda motor untuk memenuhi kebutuhan transportasi mereka.
Responden dalam penelitian ini menyatakan ingin menambah sepeda motor jika jumlah anggota keluarga yang membutuhkan sepeda motor juga bertambah. Seperti pada pembahasan sebelumnya, kebutuhan masyarakat terhadap transportasi menjadi faktor permintaan konsumen terhadap sepeda motor.
Pengaruh Uang Muka
Uang muka tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang.uang muka berkaitan erat dengan cara pembayaran. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, responden cenderung tetap membeli sepeda motor ketika sedang membutuhkan, cara pembayaran tidak menjadi prioritas pertimbangan mereka dalam membeli sepeda motor. Masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi menengah ke atas cenderung membeli sepeda motor secara tunai karena tidak berurusan dengan dealer dan bank lebih lama, sedangkan masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah lebih memilih secara kredit dengan cicilan dan uang muka yang sesuai dengan kemampuan mereka. Hal inilah yang menyebabkan uang muka tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor.
Pengaruh Tarif Angkutan Umum
Variabel tarif angkutan umum tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang. Jumlah pengguna jasa angkutan umum di Kota Malang menjadi minoritas jika dibandingkan dengan jumlah pengguna sepeda motor di Kota Malang. Hal ini artinya, tidak banyak warga Kota Malang yang menggunakan jasa angkutan umum dan lebih memilih menggunakan sepeda motor atau kendaraan pribadi lainnya. Hal ini yang menyebabkan tarif angkutan umum tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang.
Implikasi Penelitian terhadap Ekonomi
Dalam penelitian ini dimana membahas permintaan sepeda motor di Kota Malang dapat dilihat bahwa permintaan terhadap sepeda motor cenderung meningkat setiap tahunnya. Meskipun telah banyak upaya pemerintah pusat maupun daerah untuk mengatasi peningkatan permintaan sepeda motor, kenyataannya belum efekif untuk menekan permintaan sepeda motor.Sepeda motor merupakan salah satu moda transportasi yang paling diminati masyarakat di Indonesia, termasuk kota Malang. permintaan sepeda motor yang dibiarkan tidak terkendali akan menimbulkan permasalahan-permasalahan transportasi yang berujung merugikan bagi masyarakat maupun pemerintah baik pusat maupun daerah. Permasalahan transportasi yang tidak dikendalikan akan menyebabkan kelambatan ekonomi karena semakin padatnya mobilitas masyarakat di jalan-jalan raya.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Dari kelima variabel yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang, yaitu pendapatan dan jumlah anggota keluarga.
2. Variabel harga, uang muka dan tarif angkutan umum tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota Malang. Variabel harga tidak berpengaruh karena kebutuhan masyarakat terhadap transportasi yang semakin tinggi untuk aktivitas sehari-hari mereka. Varian harga sepeda motor yang ditawarkan semakin beragam sehingga memudahkan masyarakat pula untuk membelinya. Sedangkan untuk variabel uang muka, sama dengan variabel harga. Penawaran uang muka yang ringan dan persyaratan yang mudah menyebabkan masyarakat tidak memikirkan besaran uang muka untuk sepeda motor yang mereka ingin. Sedangkan untuk variabel tarif angkutan umum, responden menyatakan bahwa mereka tidak menggunakan angkutan umum sebagai alternatif sepeda motor mereka.
Bahkan responden menyampaikan tidak dapat menjalani aktivitas sehari-hari jika tidak menggunakan sepeda motor.
3. Perkembangan penggunaan sepeda motor di Kota Malang semakin meningkat setiap bulannya. Rata-rata penjualan sepeda motor baru di Kota Malang mencapai 2000 unit/bulan.
Pembangunan ekonomi dan keberadaan beberapa perguruan tinggi negeri di Kota Malang mengakibatkan permintaan terhadap sepeda motor belum dapat dikendalikan.
Saran
1. Kebutuhan masyarakat terhadap transportasi untuk aktivitas sehari-hari semakin meningkat.
Hal ini perlu didukung dengan peningkatan kualitas layanan transportasi umum dari pemerintah. Peningkatan kualitas layanan transportasi umum diiringi pula dengan jaminan kenyamanan dan keamanan terhadap penumpang sehingga masyarakat tidak perlu khawatir menggunakan transportasi umum. Di Kota Malang sendiri, jumlah transportasi umum yang memadai masih kurang mencukupi permintaan tranportasi masyarakat kota Malang. Kurang
luasnya trayek angkutan umum juga menyebabkan masyarakat tidak berminat menggunakan angkutan umum dan memilih menggunakan sepeda motor. Untuk mengatasi tingginya permintaan sepeda motor, maka diperlukan penyediaan transportasi umum yang terjangkau, aman dan nyaman bagi masyarakat kota Malang.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat Kota Malang akan dampak yang ditimbulkan dari tingginya permintaan sepeda motor. Semakin banyak sepeda motor di kota Malang menyebabkan kemacetan di beberapa titik jalan saat waktu-waktu tertentu. Kerugian yang ditimbulkan kemacetan antara lain keterlambatan/tidak tepat waktunya seseorang dan polusi udara. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah, perlunya kesadaran masyarakat untuk tidak terlalu bergantung dengan sepeda motor, terutama jika jarak tempuh yang dilalui termasuk jarak dekat. Kesadaran bersama terhadap pengurangan penggunaan sepeda motor akan menimbulkan dampak positif yang dapat menguntungkan untuk semua.
DAFTAR PUSTAKA
Adetama, Dwi Sartika. 2011. Analisis Permintaan Kedelai di Indonesia Periode 1978-2008.
Depok: Universitas Indonesia. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/136084-T%2028028- Analisis%20permintaan-HA.pdf diakses pada 30 Juni 2015.
Alimuddin. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Makassar. Makassar : Universitas Hasanuddin.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6028/JURNAL%20ILMIAH%20IL MU%20EKONOMI.pdf?sequence=1 diakses pada 30 Juni 2015.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Lincolin. 1991. Ikhtisiar Teori & Soal Jawab Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE.
Ayu, Iva Prasetyo Kusumaning. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Listrik pada Sektor Industri di Indonesia. Depok: Universitas Indonesia.
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131619-T+27515-Faktor-faktor+yang- Tinjauan+literatur.pdfdiakses pada 28 Juni 2015.
Bank Indonesia. 2013. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013 perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti, Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragun Properti
dan Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor.
http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Documents/se_154014.pdf diakses pada 2 Juni 2015.
Budiarto, Arief & Evi Yulia Purwanti. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor di Kota Semarang (Studi Kasus : PNS Kota Semarang). Semarang:
Universitas Diponegoro. download.portalgaruda.org/article.php?article=121167&val=4726 diakses pada 2 Juni 2015.
Chaerunnisah. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Mobil Pribadi di
Kota Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9506/SKRIPSI%20LENGKAP-IE- CHAERANNISAH.pdf?sequence=1 diakses pada 8 Mei 2015.
Data AISI. 2015. Penjualan, Pembelian dan Ekspor Sepeda Motor.http://www.aisi.or.id/statistic/
diakses pada 8 Mei 2015.
Data BPS. 2015. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987- 2013.http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413 diakses pada 3 Mei 2015.
Dharmesta & Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty.
Djaslim, Saladin. 2003. Manajemen Pemasaran. Bandung: Linda Karya.
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gujarati, Damodar. 2011. Dasar-dasar Ekonometrika. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gultom, Ranto Parhatian. 2009. Analisa Tarif Angkutan Umum Trayek Antar Terminal
Simalingkar Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11792/3/09E00855.pdf.txt diakses pada 12 Desember 2015.
Haryadi Sarjono, Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL. Jakarta: Salemba Empat.
Hermansyah, Ade Raya. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance, Pertumbuhan Penjualan dan Pertumbuhan Total Aset Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang:
Universitas Brawijaya.
Ibiyanto, Hariadi. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli Sepeda Motor Yamaha Mio (Studi Kasus di PT. ALFA SCORPII Medan). Medan:
Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4250/1/09E01394.pdf diakses pada 5 April 2015.
Kadir, Abdul. 2009. Transportasi: Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15980/1/wah-apr2006-%20(6).pdf diakses pada 8 Januari 2016.
Kasiram, Moh. Prof. H. M.Sc. 2010. Metodologi Penelitian: Kualitatif Kuantitatif. Malang: UIN- Maliki Press.
Katalog BPS: 1102001.3573. Kota Malang Dalam Angka (Malang City In Figures) 2012.
https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=http://malangkota.go.id/wp-
content/uploads/2015/04/Malang-Dalam-Angka-2012.pdf diakses pada 11 Januari 2016.
Katalog BPS: 9302004.3573. PDRB kota Malang Menurut Penggunaan tahun 2010-2014.
http://malangkota.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Produk-Domestik-Regional-Bruto-Kota- Malang-Menurut-Penggunaan-Tahun-2010---2014.pdf diakses pada 11 Januari 2016.
Kurniawan, Bagus Adi & Fitrie Arianti. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Riil Mobil Toyota Kijang Innova di Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=75063&val=4726 diakses pada 5 April 2015.
Kurniawan, Eko Cahyo. 2009. Analisis Persepsi Konsumen Sepeda Motor Terhadap Pemilihan Skuter Matik di Wilayah Bali. Depok: Universitas Indonesia.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128328-T%2026601-Analisis%20persepsi-Analisis.pdf diakses pada 19 November 2015.
Kustionto, Okke. 2010. Analisis Faktor-faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Timur. Depok:
Universitas Indonesia. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132944-T+27789-Analisis+faktor- Metodologi.pdf diakses pada 16 Mei 2015.
Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Malang 2014.http://malangkota.go.id/wp- content/uploads/2015/03/Lakip-2014-Pemkot-Malang.pdfdiakses pada 8 Januari 2016.
Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Manurung, Nicolas. 2013. Pengaruh Diskon, Biaya Iklan dan Uang Muka terhadap Penjualan Sepeda Motor di Dealer Sepeda Motor di Tanjungpinang. Kepulauan Riau: Universitas Maritim Raja Ali Haji. http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/NICOLAS- MANURUNG-090462201239.pdf diakses pada 15 Juni 2015.
Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mirlanda, Ayu Mirna. 2011. Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Lalu Lintas di Ibukota. Depok:
Universitas Indonesia. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306457-S- Ayu%20Mirna%20Mirlanda.pdf diakses pada tanggal 04 Mei 2015.
Morlok, Edward K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Nasution, H. M. N. 1996. Manajemen Transportasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nasution, M.N, Drs., M.STr., APU. 2003. Manajemen Transportasi (Edisi Kedua). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nursalam, Edi, SE., ATD., MsTR. 2010. Fenomena Sepeda Motor pada http://ppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/?p=2501#more-2501 diakses pada 08 September 2015.
Perwiranto, Budi Prasetyo. 2009. Analisis Presepsi Konsumen terhadap Suzuki Swift (Suatu Perbandingan dengan Honda Jazz & Toyota Yaris). Depok: Universitas Indonesia.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127732-T%2026516-Analisis%20persepsi-HA.pdf diakses pada 25 Juni 2015.
Priscilia, Rokhana Dwi Bekti,S.Si, M.Si, Edy Irwansyah, S.T, M.Si. 2013. Metode Levenberg- Marquardt dan Brute-Force pada Pemodelan Ground Motion Attenuation Berbasis Komputer.
Jakarta: eprintsbinusacid. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-2-01052- STIF%20Bab1001.pdf diakses pada 25 Februari 2016
Rahardja, Prathama & Mandala Manurung. 2010. Teori Ekonomi: Suatu Pengantar. Edisi Keempat. Depok: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Rifusua, Agus Imam. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Busway di DKI Jakarta Tahun 2004-2008. Depok: Universitas Indonesia.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/132635-T%2027840-Analisis%20faktor- Tinjauan%20literatur.pdf diakses pada 14 Juli 2015.
Sadono, Sukirno. 1995. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Karya Grafindo Persada.
Sadono, Sukirno. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Samuelson, Paul & William D Nordhaus. 1993. Mikro Ekonomi Edisi 14. Jakarta: Erlangga.
Sarjono, Hadi dan Julianita, Winda. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Schumer. 1974. Planning for Public Transport. Hutchinson London.
Sitepu, Karianto. 2014. Pengaruh Penjualan Secara Kredit Terhadap Penjualan Sepeda Motor Honda Pada PT. Capella Dinamik Nusantara Kutacane. Medan: Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/42366n diakses pada 5 Mei 2015.
Soemarso. 2004. Akuntansi sebagai Pengantar. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Srihadi,Endang. 2010. Problem Kemacetan Jakarta. Jurnal Update Indonesia: Tinjauan Bulanan Ekonomi, Hukum, Keamanan, Politik dan Sosial. Volume V, No.5 – September 2010 ISSN 1979-1984. http://theindonesianinstitute.com/wp-content/uploads/2014/03/Update-Indonesia- Volume-V-No.-05-September-2010-Bahasa-Indonesia.pdf diakses pada 5 Mei 2015.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualititatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah dan
Kredit Kendaraan
Bermotor.http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Documents/db9d8b67e35849d1949f275 bf9502f99SE_141013.pdf diakses pada 3 Mei 2015.
Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan & Permodelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.
Utami, C. W. 2006. Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta: Salemba Empat UU No. 22 Tahun 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. http://hubdat.dephub.go.id/uu/288-uu-nomor-22- tahun-2009-tentang-lalu-lintas-dan-angkutan-jalan/download diakses pada 6 Mei 2015.
W.N. Adisti. 2007. Identiikasi Prasayarat Implementasi Congestion Pricing di Kawasan Simpang
Lima Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/3961/1/adisti03.pdf diakses pada 13 Juni 2015.
Wibisono, Wahyu. 2012. Analisis Pengaruh Kebijakan Minimal Uang Muka Kredit (Down Payment) terhadap Volume Penjualan Sepeda Motor di Kabupaten Jombang. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya. ejournal.unesa.ac.id/article/4060/57/article.pdf diakses pada 27 November 2015.