• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MERK “HONDA” DI KABUPATEN SLEMAN: ANALISIS FAKTOR EXPLORATORY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MERK “HONDA” DI KABUPATEN SLEMAN: ANALISIS FAKTOR EXPLORATORY."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Menurut Johnson&Wichern (2007:1) analisis multivariat adalah metode

statistika yang dikenakan pada data yang terdiri dari banyak pengamatan atau

variabel. Salah satu metode dalam analisis multivariat adalah analisis faktor.

Menurut Suryanto (1988: 234) analisis faktor adalah teknik tentang

variabel-variabel yang saling ketergantungan dengan tujuan untuk menentukan

variabel-variabel baru yang lebih sedikit jumlahnya dari pada variabel semula dan

yang menunjukkan mana diantara variabel-variabel semula itu yang merupakan

faktor-faktor persekutuan. Analisis faktor bertujuan untuk mereduksi dimensi data

dengan cara menyatakan variabel asal sebagai kombinasi linear sejumlah faktor,

sedemikian hingga sejumlah faktor tersebut mampu menjelaskan sebesar mungkin

keragaman data yang dijelaskan oleh variabel asal. Terdapat dua jenis analisis

faktor, yaitu analisis faktor exploratory dan analisis faktor confirmatory.

Menurut Supranto (2004:113) perbedaan dengan analisis varians, analisis

regresi dan analisis diskriminan, yang salah satu variabel dapat dipastikan menjadi

variabel dependen. Di dalam analisis faktor, variabel tidak dapat dikelompokkan

menjadi variabel independent dan dependent, sebaliknya sebagai penggantinya

hubungan interdependent antar variabel yang diteliti.

Analisis faktor banyak digunakan dalam riset pmasaran khususnya dan

(2)

kebanyakan dari variabel-variabel tersebut berkorelasi sesamanya, dan harus

diperkecil jumlahnya agar dapat dikelola. Hubungan antar variabel (korelasi)

diteliti dan dinyatakan dalam faktor yang mendasari.

Contoh penggunaan analisis faktor dalam riset pemasaran, yaitu analisis

faktor dalam segmentasi pasar untuk mengidentifikasi variabel yang mendasari

pengelompokan pelanggan, analisis faktor untuk mengidentifikasi sifat-sifat

konsumen/ pelanggan yang sensitif terhadap harga, analisis faktor untuk

menentukan karakteristik merek dalam pembelian konsumen, dan lain-lain. Untuk

itu dilakukan penelitian untuk penerapan analisis faktor dalam bidang riset

pemasaran.

Di Indonesia kendaraan pribadi menjadi favorit masyarakat untuk

berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lainnya. Salah satu kendaraan pribadi

yang digunakan adalah sepeda motor. Setiap tahun, penggunaan sepeda motor di

Indonesia semakin meningkat. Perkembangan penjualan sepeda motor di

[image:2.595.214.449.507.628.2]

Indonesia tahun 2010 sampai dengan Juli 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Perkembangan penjualan sepeda motor di Indonesia periode 2010 – Juli 2014

Tahun Total Penjualan Sepeda Motor 2010 7,369,249

2011 8,012,540 2012 7,064,457 2013 7,743,879 Juli 2014 4,736,696

Sumber : AISI (Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia)

Tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa penjualan sepeda motor semakin

pesat, walaupun ada penurunan yang terjadi di tahun 2012. Dari total penjualan

(3)

mendominasi penjualan sepeda motor di Indonesia, yakni Honda, Yamaha, dan

Suzuki. Perkembangan penjualan sepeda motor dari ketiga merk tersebut tampak

pada tabel berikut :

Tabel 1.2 Penjualan sepeda motor merek Honda, Yamaha dan Suzuki periode 2011 – Maret 2014 di Indonesia

Tahun Merk

Honda Yamaha Suzuki

2011 4,273,888 3,136,073 493,125

2012 3,541,742 2,300,124 408,900

2013 4,700,871 2,495,796 400,675

Maret 2014 1,254,662 617,331 83,074

Sumber : https://autoblogindonesia.wordpress.com

Data penjualan yang diambil dari autoblogindonesia mulai tahun 2011

hingga maret 2014, menunjukkan bahwa penjualan sepeda motor Honda paling

banyak di Indonesia, dibandingkan sepeda motor merek Yamaha dan Suzuki.

Maka timbul pertanyaan, mengapa penjualan sepeda motor Honda paling

banyak diantara merek lain. Banyak hal yang dapat menjadi faktor mengapa

sepeda motor Honda paling diminati oleh masyarakat di Indonesia. Salah satunya,

dimungkinkan karena pemasaran dari Honda yang baik. Menurut Kotler dan

Amstrong (2008: 5) definisi pemasaran yang paling sederhana adalah proses

mengelola hubungan konsumen/pelanggan yang menguntungkan. Dengan dua

sasaran pemasaran adalah menarik konsumen/pelanggan baru dengan menjanjikan

keunggulan nilai serta menjaga dan menumbuhkan konsumen/pelanggan yang ada

(4)
[image:4.595.137.481.107.333.2]

Menangkap kembali nilai dari pelanggan

Gambar 1.1 Model sederhana proses pemasaran

Empat langkah pertama dari lima langkah pemasaran ditujukan untuk

memahami konsumen, menciptakan nilai bagi konsumen dan membangun

hubungan yang kuat dengan konsumen. Dengan menciptakan nilai bagi

konsumen, maka perusahaan akan mendapatkan laba dan kepercayaan dari

konsumen.

Jika menciptakan nilai bagi konsumen dijadikan dasar dalam melakukan

pamasaran maka kepuasan dari konsumen yang akan didapatkan. Kepuasan

konsumen dapat tercapai jika perilaku konsumen diketahui, namun banyak faktor

yang mempengaruhi perilaku konsumen. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard

(1995) perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang

langsung dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan tersebut. Namun menurut Leon G. Shchiffman dan Lesli Memahami

pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan

Merancang strategi

pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan

Membangun

program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul

Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan

Menangkap nilai dari

pelanggan untuk

menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan

(5)

Lazar Kanuk (1997) perilaku konsumen adalah perilaku yang ditampilkan

konsumen dalam mencari, memperoleh, menggunakan, mengevaluasi dan

memutuskan produk dan jasa yang mereka pikir dapat memuaskan kebutuhan

konsumen.

Setiap keputusan pembelian oleh konsumen didasarkan pada perilaku

konsumen itu sendiri. Arti dari keputusan pembelian adalah membeli merek yang

paling disukai oleh konsumen setelah proses keputusan pembelian dilakukan. Jika

keputusan pembelian dilakukan karena aspek pemasaran maka pemasaran yang

ada tercakup dalam bauran pemasaran, yaitu produk, distribusi, promosi dan

harga.

Untuk itu dapat dianalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada

keputusan pembelian sepeda motor merk Honda. Dan analisis yang dilakukan

adalah analisis faktor exploratory.

Analisis faktor exploratory merupakan teknik kesalingtergantungan antara

variabel-variabel, yang memiliki tujuan utama untuk menemukan himpunan

variabel-variabel baru, yang lebih sedikit jumlahnya dari pada variabel semula,

dan yang menunjukkan yang mana di antara variabel-variabel semula itu yang

tergabung dalam faktor-faktor tanpa ditentukan banyaknya faktor yang nantinya

akan terbentuk.

Pada skripsi ini akan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian sepeda motor merek Honda menggunakan analisis faktor exploratory.

Variabel-variabel yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian sepeda motor

(6)

1.2Pembatasan Masalah

Agar pembahasan pada penelitian ini tidak terlalu luas, maka peneliti

membatasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Keputusan pembelian sepeda motor yang diteliti adalah keputusan

pembelian yang berkaitan dengan aspek pemasaran.

2. Pernyataan yang ada dalam kuesioner merupakan variabel-variabel yang

berkaitan dengan pemasaran yang dilakukan Honda sehingga

mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Variabel-variabel yang dipilih tercakup dalam bauran pemasaran seperti

harga, variasi, desain, keiritan, proses pembayaran, pelayanan, dll, yang

berjumlah 20.

1.3Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah langkah-langkah dalam analisis faktor exploratory ?

2. Variabel-variabel apa saja yang menarik minat masyarakat dalam

keputusan pembelian sepeda motor Honda ?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian sepeda

motor merek Honda ?

1.4Tujuan

1. Mengetahui langkah-langkah dalam analisis faktor.

2. Menjelaskan variabel-variabel yang menarik minat masyarakat dan

(7)

3. Mengelompokan variabel-variabel pemasaran menjadi faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor merek Honda.

1.5Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, tulisan ini mampu menambah ilmu pengetahuan dan

perkembangan di bidang manajemen, terutama pemasaran dan ilmu

matematika itu sendiri.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

sepeda motor Honda.

b. Bagi perusahaan Honda

1) Manajemen Honda mengetahui faktor-faktor yang menjadi

pertimbangan masyarakat untuk memutuskan membeli sepeda

motor merek Honda.

2) Memberikan informasi bagi perusahaan Honda guna dijadikan

inovasi bagi perusahaan dalam peningkatan produk sepeda motor

(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini, diuraikan mengenai landasan teori yang akan digunakan

dalam bab selanjutnya. Landasan teori yang dibahas adalah matriks, matriks data

multivariat, analisis komponen utama, analisis faktor, keputusan pembelian dan

pemasaran.

2.1 Matriks

Dalam matematika, matriks sering digunakan untuk menyederhanakan

penulisan dan perhitungan. Suatu matriks dapat mewakili suatu himpunan

bilangan yang merupakan entri dari matriks tersebut yang disusun dalam baris dan

kolom.

2.1.1 Definisi matriks

Sebuah matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari

bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam

matriks (Anton, 1997: 22)

Entri dalam matriks berupa bilangan atau elemen disusun secara mendatar

(disebut baris) dan disusun secara tegak (disebut kolom). Banyaknya kolom dan

baris menunjukkan ukuran dari suatu matriks. , merupakan

matriks berukuran dan menunjukkan entri matriks dengan

menunjukkan nomor baris dan adalah nomor kolom. Jika direpresentasikan

(9)

[

]

Jika sebuah matriks memiliki baris dan kolom, maka matriks tersebut

disebut matriks persegi berordo- .

2.1.2 Transpose matriks

Jika adalah sebarang matriks maka transpose dari matriks

ditulis dan didefinisikan sebagai matriks yang kolom pertamanya adalah

baris pertama dari , kolom keduanya adalah baris kedua dari , demikian juga

kolom ketiga adalah baris ketiga dari dan seterusnya. (Anton, 1997:27)

Jadi, bila [

] maka transpose dari matriks A adalah

sebagai berikut :

[

]

Sifat-sifat transpose matriks : 1.

2. 3. 2.1.3 Matriks diagonal

Matriks diagonal adalah suatu matriks persegi dengan semua entrinya yang

tidak terletak pada diagonal utama adalah nol (Anton, 1997: 74). Suatu matriks

(10)

[

]

2.1.4 Matriks identitas

Menurut Suryanto (1998: 24), matriks identitas adalah matriks diagonal

yang setiap entri pada diagonal utamanya adalah 1 (bilangan 1). Suatu matriks

identitas I, berordo dapat ditulis sebagai berikut :

[ ]

2.1.5 Determinan

Menurut Anton (1997: 63) misalkan adalah matriks persegi, fungsi

determinan dinyatakan dengan det dan didefinisikan det sebagai jumlah semua

hasil perkalian elementer bertanda dari .

Untuk [ ] maka det | | .

Untuk , |

|

Untuk |

|

Menurut Anton (1997:79) untuk maka determinannya dapat

dihitung dengan mengalikan entri-entri dalam suatu baris dengan

kofaktor-kofaktornya dan menambahan hasil-hasil perkalian tersebut.

(11)

dengan diperoleh dari dengan menghilangkan baris ke-i dan kolom ke-j

yang disebut matriks minor, dan hasil yang disebut kofaktor.

Kofaktor dapat dinyatakan dengan .

Misalkan matriks berordo , [

], dengan menghilangkan

baris kedua maka determinan matriks maka ∑

.

|

|

|

|

|

|

|

|

Jadi ∑

2.1.6 Invers matriks

Menurut Anton (1997: 34), jika A adalah matriks persegi, dan jika terdapat

matriks B yang ukurannya sama sedemikian rupa sehingga , maka A

dikatakan mempunyai invers dan B disebut invers dari A.

Jika A invertible (dapat dibalik), maka inversnya dapat dinyatakan dengan

(12)

dan (2.1)

Menurut Anton (1997: 35) Jika dan adalah matriks-matriks yang invertible

dan ukurannya sama, maka

1. 2.

Menurut Anton (1997:37) Jika matriks invertible maka :

1.

2. untuk

3. Untuk setiap skalar yang tak sama dengan 0, maka invertible dan

2.2 Matriks Data Multivariat

Dalam analisis multivariat sering kali dihadapkan pada masalah

pengamatan yang dilakukan pada suatu periode waktu dengan variabel.

Menurut Johnson dan Winchern (2002: 5), secara umum sampel data multivariat

dapat disajikan dalam bentuk sebagai berikut :

Var-1 Var-2 Var-j Var-p

Objek-1

Objek-2

Objek-i

Objek-n

(13)

[

] dengan

adalah objek ke-i pada variabel ke-j

adalah banyaknya item atau objek

adalah banyaknya variabel

Dapat juga dinotasikan dengan ( )

2.3 Rata-rata

Ukuran pemusatan yang paling banyak digunakan adalah rata-rata.

Misalkan adalah pengukuran pada variabel pertama yang tidak

semuanya berbeda. Rata-rata pengukuran disebut juga rata-rata (mean) sampel

ditulis dengan ̅.

Secara umum, rata-rata sampel untuk variabel ke-j dengan p variabel dan

n objek adalah

̅ ∑ (2.2)

dengan

Misalkan matriks random [ ] berorde untuk setiap

merupakan sebuah vektor random. Rata–rata dari vektor random untuk

populasi adalah :

[ ] [

(14)

Jika adalah matriks , dengan n merupakan jumlah objek dan p

adalah banyaknya variabel maka matriks baris rata-rata ditulis dengan ̅ disebut

centroid atau nilai tengah. Matriks ̅ dihitung dengan menggunakan operasi matriks berikut :

̅ [ ̅ ̅ ̅ ]

[ ∑

]

[ ] [

]

[ ] [

] (2.4)

didapat

̅ (2.5)

dengan adalah matriks dengan entri 1.

2.4 Data Terkoreksi

Data terkoreksi terhadap rata-rata adalah data yang nilainya telah

dikurangi dengan nilai rata-rata masing-masing variabel yang bersesuaian.

Dengan mendefinisikan sebagai matriks yang berisi data terkoreksi

maka didapat :

(15)

2.5 Varians

didefinisikan sebagai varians sampel yang merupakan estimator dari

varians populasi . Varians sampel variabel pertama dengan pengamatan

adalah

∑ ̅̅̅ (2.7)

Sedangkan secara umum, varians sampel untuk variabel ke-j adalah

∑ ̅ (2.8)

Dengan mengambil sebesar vektor kolom dari matriks didapat :

[

]

(2.9)

Varians populasi dinyatakan dalam dan simpangan baku populasi

adalah . Untuk menghitung nilai varians populasi digunakan rumus berikut :

∑ ( ) (2.10)

dengan

menyatakan variansi untuk variabel-variabel

menyatakan nilai ke-i dari variabel

menyatakan rataan populasi dari variabel

menyatakan ukuran populasi

2.6 Varians- Kovarians

Kovarians merupakan ukuran keterikatan dua variabel, misal dan .

Menurut Johnson & Wichern (2002: 8) kovariansi sampel untuk variabel ke-1 dan

(16)

∑ ̅ ̅ (2.11)

Secara umum, kovariansi sampel untuk variabel ke-j dan k adalah

∑( ̅) ̅

(∑ ̅ ̅ ) (2.12)

dengan

menyatakan kovariansi antara dua variabel yaitu variabel dan

menyatakan nilai ke-i dari variabel

menyatakan nilai ke-i dari variabel

̅ menyatakan rataan nilai variabel

̅ menyatakan rataan nilai variabel

menyatakan ukuran sampel

Sehubungan dengan kovariansi, variansi sampel dapat pula diartikan

sebagai kovariansi variabel ke-k dan variabel ke-j. Suatu matriks yang

entri-entrinya terdiri atas variansi dan kovariansi dari sekumpulan variabel disebut

dengan matriks variansi-kovariansi dinotasikan dengan S dapat dinyatakan dalam

bentuk

[

]

[

̅ ̅ ̅ ̅

̅ ̅

̅ ̅ ̅ ]

[

̅ ̅ ̅ ̅

̅ ̅

(17)

,

karena ̅ dan ̅

( ̅ )( ̅ )

(2.13)

Untuk menghitung nilai kovariansi populasi ditentukan dengan rumus sebagai

berikut :

∑ ∑ ( ) (2.14)

dengan

menyatakan kovariansi antara dua variabel yaitu variabel dan

menyatakan nilai ke-i dari variabel

menyatakan nilai ke-r dari variabel

menyatakan rataan nilai variabel

menyatakan rataan nilai variabel

menyatakan ukuran populasi

Entri-entri diagonal matriks varians-kovarians disimbolkan dengan adalah nilai

varians sedangkan entri matriks yang bukan diagonal adalah nilai kovarians atau

dapat ditulis sebagai berikut :

[

] (2.15)

Oleh karena , maka untuk setiap dan dengan

(18)

[ ] (2.16) 2.7 Korelasi

Menurut Johnson & Wichern (2007:8) Koefisien korelasi merupakan

ukuran keeratan linear antara 2 variabel. Koefisien korelasi sampel untuk variabel

random dan adalah :

√ √

∑ ( ̅ ) ̅̅̅̅

√∑ ̅ √∑ ̅̅̅̅ (2.17)

dan untuk setiap dan sehingga diperoleh matriks

korelasi sampel [

] (2.18)

Koefisien korelasi untuk populasi disimbolkan didefinisikan sebagai

rasio kovariansi dengan variansi dan . Sehingga diperoleh korelasi

populasi sebagai berikut :

(2.19)

Koefisien korelasi populasi untuk matriks

(19)

[

] (2.20)

Adapun hubungan matriks korelasi dan matriks kovarians sebagai berikut :

( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )

(2.21)

dengan

[ √

√ ]

, merupakan matriks dari standar

deviasi.

2.8 Standardisasi Data

Misal variansi sampel dari variabel ditemukan,

didefinisikan matriks diagonal dengan diagonal matriks merupakan varians

sampel masing-masing variabel sehingga matriks standar deviasi sampel

(20)

( )

[

]

(2.22)

Jika z didefinisikan sebagai data yang telah distandarisasi maka diperoleh :

̅

̅

̅ (2.23)

Berdasarkan Persamaan (2.7) yaitu ̅ maka Persamaan (2.23) dalam

matriks adalah sebagai berikut :

(2.24)

2.9 Nilai Eigen dan Vektor Eigen

Nilai eigen adalah besaran yang menyatakan besarnya varians dari

faktor-faktor dalam persamaan atau dapat dikatakan sebagai nilai varians

variabel dalam faktor.

Definisi 2.1. (Anton. H, 1997: 277)

Misal A adalah matriks , maka vektor disebut vektor

eigen dari A jika Ax adalah kelipatan skalar dari x, yaitu :

(2.25)

Skalar disebut nilai eigen dari A dan x dikatakan vektor eigen yang

(21)

Berikut ini akan dijelaskan cara mencari nilai eigen dari matriks A

berukuran dari persamaan (2.20):

[

] [ ]

Agar adalah nilai eigen, maka harus ada solusi tunggal dari persamaan

ini. Solusi tunggal didapat jika dan hanya jika

| | (2.26)

Penguraian det ini menghasilkan suatu polinom berderajat n dalam

( ) yang dikenal sebagai polinom karakteristik matriks A. Persamaan

disebut persamaan karakteristik A dan akar-akarnya disebut

akar-akar karakteristik A. Skalar yang memenuhi persamaan ini adalah nilai eigen dari

A.

Setiap nilai eigen dari matriks persegi A yang berukuran

menentukan vektor yang mempunyai sifat

dan untuk setiap c yang bukan nol maka merupakan

vektor karakteristik atau vektor eigen yang ditentukan oleh .

2.10 Model Regresi Linear Multivariat

Menurut Johnson & Wichern (2007: 361) Misalkan , r

merupakan variabel prediktor yang berhubungan dengan variabel respon Y.

Sehingga model regresi linear didefinisikan sebagai berikut :

(22)

Namun dengan n pengamatan di Y, maka modelnya menjadi :

dengan asumsi sebagai berikut :

1. ( )

2. ( )

3. ( )

Dalam matriks, menjadi

[ ] [

] [ ] [ ]

Persamaan linear multivariat secara umum adalah

( ) (2.27)

dengan

adalah matriks variabel terikat

adalah matriks variabel bebas

adalah matriks bobot atau koefisien dari matriks

adalah matriks sisaan

dan dengan asumsinya menjadi :

1. (2.28)

(23)

2.11 Analisis Komponen Utama

Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) merupakan

metode yang digunakan untuk membentuk kombinasi linear dari variabel

observasi yang tidak berhubungan dengan urutan komponen menjelaskan bahwa

semakin kecil porsi varian dan tidak ada korelasi satu dengan yang lainnya.

Struktur komponen utama berbeda dengan analisis faktor. Struktur pada

komponen utama merupakan komposit linear dari variabel random X sedangkan

model faktor sebaliknya, tetapi model komponen utama memiliki komponen dan

domain yang sama seperti model analisis faktor yaitu masing-masing variabel

terikat, variabel bebas dan bobot/koefisien. Karena itulah komponen utama

digunakan sebagai pendekatan untuk mencari faktor loading L dan struktur pada

model analisis faktor.

Pada metode komponen utama, faktor loading diperoleh dengan

menerapkan teori spectral decomposition pada matriks varians-kovarians maupun

matriks korelasi. Komponen utama merupakan metode nonparametrik sehingga

tidak diperlukan asumsi-asumsi distribusi dari variabel X dengan X dapat bertipe

nominal dan ordinal. Menurut Johnson & Wichern (2002: 484), komponen utama

analisis faktor dari matriks korelasi contoh berukuran yang memiliki

pasangan nilai eigen dan vektor eigen dengan dan

dengan adalah banyaknya faktor yang digunakan dan adalah

banyaknya variabel yang diamati. Dari penerapan teori spectral decomposition

pada diperoleh pasangan nilai eigen dan vektor eigen dengan

(24)

pada model analisis faktor. Spectral decomposition merupakan konsekuensi

langsung dari perluassan matriks simetris.

Adapun teori spectral decomposition dirumuskan sebagai berikut :

(2.30)

Dengan adalah nilai eigen dari dan adalah vektor eigen

yang ternormalisasi. untuk dan untuk . Jika

kita dapatkan sebagai vektor eigen yang bersesuaian dengan dari

persamaan

√ .

2.12 Analisis Faktor

Analisis faktor adalah teknik tentang variabel-variabel yang saling

ketergantungan dengan tujuan untuk menentukan variabel-variabel baru yang

lebih sedikit jumlahnya dari pada variabel semula dan yang menunjukkan mana

diantara variabel-variabel semula itu yang merupakan faktor-faktor persekutuan

(Suryanto, 1988: 234). Ada beberapa langkah dalam penentuan apakah analisis

faktor tepat digunakan dalam penelitian, yang pertama ialah mengetahui tujuan

dari analisis faktor.

Langkah awal dalam analisis faktor dan teknik analisis lainnya adalah

mengetahui tujuan dari analisis. Seperti yang diketahui bahwa analisis faktor

merupakan teknik yang digunakan untuk membentuk variabel-variabel baru yang

lebih sedikit jumlahnya, sehingga analisis faktor digunakan dalam situasi sebagai

berikut :

1. Mengidentifikasi faktor yang merepresentasikan korelasi antara

(25)

mengukur psikografik profil konsumen dengan melihat gaya hidupnya.

Maka variabel yang diambil merupakan variabel yang

mempresentasikan gaya hidup, misal dari 25 variabel terbentuk 7

faktor, maka artinya 25 variabel tersebut direduksi menjadi 7 dengan

diperhatikannya korelasi tiap variabel.

2. Mengidentifikasi sejumlah variabel tak berkorelasi (undercorrelated

variable) dari sejumlah variabel yang berkorelasi.

3. Mengidentifikasi dari sejumlah kecil variabel untuk diolah dengan

metode multivariat lainnya.

Dengan melihat penggunaan analisis faktor dalam situai di atas, maka

tujuan dari analisis faktor yang ingin dicapai adalah sebagai berikut (Singgih

Santosa, 2002: 93) :

1. Data summarization, yaitu peneliti dapat mengidentifikasi adanya

hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi

terjadi antar variabel (pada SPSS ditunjukkan dalam ‘kolom’), analisis

tersebut dinamakan R Faktor Analisis.

2. Data reduction, yaitu setelah proses identifikasi hubungan variabel

diketahui yakni dengan melihat korelasi maka proses selanjutnya

dilakukan proses membuat sebuah variabel himpunan baru yang

dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.

Setelah mengetahui situasi dan tujuan yang ingin dicapai dari analisis

faktor, dapat disimpulkan bahwa jika menggunakan analisis faktor

(26)

mereduksi variabel dengan menjadikannya faktor. Analisis faktor digunakan

ketika seorang peneliti berusaha untuk memahami struktur interrelationship di

antara variabel-variabel dalam suatu kumpulan data. Terdapat dua jenis

pendekatan dalam analisis faktor, yaitu analisis faktor exploratory dan analisis

faktor confirmatory. Untuk analisis faktor exploratory, digunakan jika banyaknya

faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu, sebaliknya digunakan

analisis faktor confirmatory apabila faktor yang terbentuk telah ditetapkan terlebih

dahulu. Pada skripsi ini akan dibahas analisis faktor dengan pendekatan analisis

faktor exploratory. Untuk langkah selanjutnya dalam penentuan analisis faktor

akan dibahas pada bab III.

2.13 Keputusan Pembelian

Banyak keputusan pembelian dilakukan setiap hari oleh konsumen.

Sebagian besar keputusan pembelian ini didasarkan pada perilaku pembelian

konsumen. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) perilaku konsumen

mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung dilakukan konsumen

dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Namun

menurut Leon G. Shchiffman dan Lesli Lazar Kanuk (1997) perilaku konsumen

adalah perilaku yang ditampilkan konsumen dalam mencari, memperoleh,

menggunakan, mengevaluasi dan memutuskan produk dan jasa yang mereka pikir

dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Menurut Kotler & Amstrong (2008: 158)

model perilaku pembelian berupa rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan dalam

(27)
[image:27.595.116.505.75.302.2]

Gambar 2.1. Perilaku Pembelian

Kotak pertama menjelaskan tentang rangsangan yang mempengaruhi

keputusan pembelian, yaitu pemasaran dan rangsangan lain. Karakteristik pembeli

mempengaruhi bagaimana pembeli menerima dan bereaksi terhadap rangsangan

itu, kemudian proses keputusan pembeli mempengaruhi perilaku pembeli.

Seperti dalam kotak pertama, pembelian konsumen dipengaruhi rangsangan lain. Rangsangan tersebut adalah aspek budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Ditinjau dari aspek budaya, dapat berpengaruh luas dan mendalam pada perilaku konsumen. Yang termasuk dalam aspek budaya adalah kebangsaan, agama, ras, dan kelas sosial. Sedangkan yang termasuk dalam aspek sosial adalah keluarga, kelompok, status sosial. Rangsangan yang berpengaruh dalam perilaku konsumen yang dilihat pribadi yaitu usia konsumen, pekerjaan, gaya hidup. Sedangkan dalam karakteristik psikologis motivasi dan persepsi mempengaruhi perilaku konsumen. Karakteristik-karakteristik diatas merupakan karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen dari luar. Namun dalam penelitian ini hanya dibahas dari aspek pemasaran. Menurut Kotler&Amstrong (2008:179) ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yakni :

Respons pembeli

Pilihan produk Pilihan merek Pilihan penyalur Waktu pembelian Jumlah pembelian

Pemasaran dan rangsangan lain

Pemasaran Rangsangan lain

Produk Ekonomi Harga Teknologi Tempat Politik Promosi Budaya

Kotak hitam pembeli

Karakteristik pembeli

(28)

Gambar 2.2. Proses Keputusan Pembelian

Proses awal dalam keputusan pembelian adalah pengenalan kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal seperti rasa haus, lapar

yang timbul sehingga menjadi dorongan. Selain rangsangan internal dipicu juga

rangsangan eksternal seperti iklan dan atau dorongan dari orang lain, sehingga

pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis

kebutuhan atau masalah apa yang timbul dan mengarahkan konsumen untuk

produk yang dibutuhkan. Setelah pengenalan kebutuhan selanjutnya ke tahap

pencarian informasi.

Pencarian informasi akan dilakukan jika konsumen/pelanggan tertarik.

Pencarian informasi berkaitan dengan barang atau produk yang dibutuhkan oleh

konsumen. Pencarian informasi akan barang atau produk ini dapat dilakukan

melalui media iklan, keluarga, teman, web, dan lain sebagainya. Semakin banyak

informasi yang didapat oleh konsumen maka kesadaran dan pengetahuan akan

merek dan fitur yang tersedia dalam produk akan meningkat. Tahap selanjutnya

adalah evaluasi alternatif. Pengenalan

Kebutuhan

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Perilaku paska

(29)

Evaluasi alternatif merupakan pencarian informasi oleh

konsumen/pelanggan dengan membandingkan merek dari barang atau produk

yang dibutuhkan konsumen. Evaluasi alternatif bergantung pada konsumen

pribadi dan situasi pembelian tertentu, pada tahap ini pemasar harus mempelajari

bagaimana pembeli mengevaluasi pemilihan merek dan dapat mengambil langkah

untuk mempengaruhi keputusan pembelian. Selanjutnya konsumen/pelanggan

akan menentukan merek mana yang dipilihnya berdasarkan merek yang disukai,

tetapi dua faktor bisa berbeda antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat pembelian dan keputusan

pembelian oleh konsumen. Faktor pertama adalah sikap orang lain yang

mempengaruhi keputusan pembelian dan faktor kedua adalah situasional yang

tidak diharapkan seperti mengubah niat untuk membeli produk yang menawarkan

harga promosi. Dan tahap terakhir yaitu perilaku paska pembelian.

Perilaku paska pembelian merupakan tahap dimana konsumen/pelanggan

mengevaluasi terhadap barang yang dibelinya. Evaluasi yang dilakukan

berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan para konsumen/pelanggan. Ekspektasi

konsumen dan kinerja anggapan produk. Semakin besar kesenjangan ekspektasi

dan kinerja, semakin besar pula ketidakpuasan konsumen dan begitu pula

sebaliknya.

Dengan memperhatikan lima tahap keputusan pembelian, pemasar dapat

mengetahui dan memberikan pengaruh kepada konsumen melalui faktor

pemasaran. Sayangnya, dalam skripsi ini proses keputusan pembelian hanya

(30)

pencarian informasi, evaluasi alternatif dan keputusan pembelian oleh konsumen,

sedangkan untuk evaluasi paska pembelian oleh konsumen dihiraukan. Sehingga

pemasar tidak mengetahui apakah konsumen puas terhadap barang dan keputusan

pembeliannya atau tidak.

2.14 Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2008: 6) pemasaran adalah proses sosial

dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.

Menurut Douglas W. Foster (1981: 8) pemasaran adalah fungsi manajemen yang

mengorganisasi dan menjuruskan semua kegiatan perusahaan yang meliputi

penilaian dan pengubahan daya beli konsumen menjadi permintaan yang efektif

akan sesuatu barang atau jasa, serta penyampaian barang atau jasa tersebut kepada

konsumen atau pemakai terakhir, sehingga perusahaan dapat mencapai laba atau

tujuan lain yang ditetapkannya.

Inti atau konsep pada pemasaran adalah kebutuhan manusia, keinginan

manusia dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan merasa tidak

memiliki atau kekurangan kepuasan dasar. Keinginan manusia adalah kebutuhan

manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang. Dan permintaan

adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan

membelinya.

Empat langkah pertama dalam proses pemasaran menitik beratkan

(31)

hasil dari hubungan pelanggannya yang kuat dengan menangkap nilai dari

pelanggan.

Mula-mula perusahaan mendapatkan pemahaman penuh tentang pasar

dengan meriset kebutuhan pelanggan dan menata informasi pemasaran lalu

perusahaan merancang strategi pemasaran. Dengan strategi pemasaran yang sudah

diputuskan, perusahan membangun program pemasaran yang terintegrasi yang

terdiri dari empat elemen bauran pemasaran, yaitu produk, harga, promosi/iklan

dan proses distribusi. Menurut Kotler&Amstrong (2008:35) model proses

(32)

Menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan Menangkap nilai dari pelanggan

Menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan Menangkap nilai dari pelanggan Memahami pasar serta kebutuhan dan keingingan pelanggan Merancang strategi

pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan

Membangun program pemasaran

terintegrasi yang menghantarkan nilai unggul

Membangun

hubungan yang mnguntungkan dan menciptakan

kepuasan pelanggan

Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntingan dan ekuitas pelanggan Melakukan riset pelanggan dan pasar Menata informasi pemasaran dan data pelanggan

Memilih pelanggan untuk dilayani: segmentasi dan penetapan target pasar

Memutuskan proposisi nilai: diferensiasi dan positioning

Desain produk dan jasa: membangun merek yang kuat

Penetapan harga: menciptakan nilai nyata

Distribusi: menata permintaan dan rantai pasokan

Promosi:

mengomunikasikan proposisi lain

Manajemen

hubungan pelanggan: membangun

hubungan yang kuat dengan pelanggan terpilih

Manajemen

hubungan kemitraan: membangun

hubungan yang kuat

dengan mitra

pemasaran

Menciptakan pelanggan yang puas dan setia

Menagkap nilai seumur hidup pelanggan

Meningkatkan pangsa pasar dan pangsa pelanggan

Menggunakan teknologi pemasaran

Menata pasar global

[image:32.842.67.766.84.552.2]
(33)

Dalam model pemasaran disebutkan jika dasar dilakukannya pemasaran

adalah adanya keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh konsumen/

pelanggan. Maka dari itu harus ada strategi pemasaran yang digunakan. Strategi

pemasaran digunakan untuk mendapatkan peluang yang menarik dan

menjadikannya menjadi sesuatu yang menguntungkan. Ada dua hal yang harus

diperhatikan dalam strategi pemasaran yang sering digunakan, yakni mengetahui

target pasar dan bauran pemasaran. Jika keduanya terjalin maka kepuasan

konsumen/pelanggan dapat terwujud. Jika target pasar telah dipilih, maka bauran

pemasaran apa yang dibutuhkan oleh konsumen/ pelanggan dapat dianalisa

sehingga konsumen terpuaskan.

Banyak cara untuk dapat memuaskan konsumen/ pelanggan. Salah saatu

contohnya dengan cara memberikan produk yang berkualitas, package yang

menarik, brand image yang baik dan memberikan garansi terhadap produk yang

dibeli oleh pelanggan. Semuanya itu ada dalam bauran pemasaran. Bauran

pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat/ distribusi dan promosi.

1. Menurut Kotler & Amstrong (2008:72) produk berarti kombinasi

barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.

Menurut Stanton (1996: 222) sebuah produk adalah sekumpulan atribut

yang nyata dan tidak nyata di dalamnya sudah tercakup warna, harga,

kemasan, mutu dan merek ditambah dengan pelayanan dan reputasi

penjual. Kombinasi komponen produk dapat dipecah menjadi empat

macam komponen pokok. Komponen pertama adalah jumlah macam

(34)

maka jumlah macam jasa yang dapat ditawarkan. Komponen kedua

adalah segala pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna

mendukung penjualan barang. Komponen berikutnya adalah cap

dagang beserta reputasinya, seperti kualitas atau keawetan barang.

Komponen terakhir adalah bentuk dari barang atau produk tersebut.

Produk dapat mengalami pengembangan sesuai kebutuhan pelanggan.

pengembangan tersebut dapat terjadi pada kemasan produk, kualitas,

ukuran, bentuk, warna, gaya dan mode. Kualitas produk yang dapat

ditingkatkan yaitu : material atau bahan pembuat, teknik atau cara

pembuatan, variasi desain.

2. Menurut Kotler & Amstrong (2008: 223) harga adalah jumlah uang

yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Harga

semata-mata tergantung pada kebijaksanaan produsen atau penjual,

tetapi dengan pertimbangan berbagai hal. Penentuan harga barang

dengan memperhatikan dua hal, yaitu memperkirakan permintaan

produk dan reaksi dari pesaing. Sedangkan memperkirakan permintaan

produk dilakukan dengan memperkirakan besarnya harga yang

diharapkan dan memperkirakan penjualan dengan harga produk yang

berbeda. Menurut Stanton (1996: 46) dalam menentukan harga,

manajemen harus menentukan harga dasar yang tpat bagi produknya.

Manajemen harus menentukan strategi menyangkut potongan harga,

pembayaran ongkos angkut, dan pelbagai variabel yang bersangkutan

(35)

3. Menurut Kotler & Amstrong (2008:73) tempat/ distribusi meliputi

kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan

sasaran. Contohnya adalah kegiatan distribusi produk. Komponen yang

masuk dalam bauran tempat ini adalah pengendalian ketersediaan

produk, macam pengangkutan yang akan dipergunakan, metode

distribusi, saluran distribusi, serta jumlah dan lokasi untuk depot-depot

yang akan dipergunakan. Menurut Danang Sunyoto (2013:31) terdapat

tiga fungsi dalam distribusi yaitu : fungsi pertukaran yaitu terdapat

proses pembelian, penjualan dan pengambilan risiko, fungsi penyediaan

fisik yaitu pengumpulan, penyimpanan, pemilihan penyalur dan

pengangkutan, dan fungsi yang terakhir yaitu fungsi penunjang yaitu

pelayanan sesudah pembelian, pembelanjaan, penyebaran informasi dan

koordinasi saluran distribusi. Dalam penentuan tempat dan saluran

distrbusi tidaklah mudah, karena banyak pertanyaan yang akan muncul,

seperti berapa banyak distributor, sampai mana kemampuan produsen

dalam menjangkau konsumen, dll. Sehingga diperlukan analisis terlebih

dahulu mengenai target pasar, volume penjualan, sifat-sifat produk, dan

sebagainya.

4. Menurut Stanton (1996: 47) promosi adalah unsur yang didayagunakan

untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru

perusahaan. Banyak orang mengartikan promosi sebagai kegiatan

pengiklanan di berbagai media, namun ada empat kegiatan yang

(36)

Publisitas dan Promosi penjualan yang kesemuanya oleh perusahaan

dipergunakan untuk meningkatkan penjualan barang.

 Periklanan merupakan promosi yang dilakukan lewat jalur

sponsor dan bukan penjualan pribadi.

Personal selling merupakan kegiatan promosi dengan cara

menyajika suatu produk langsung kepada pelanggan akhir yang

dilakukan oleh tenaga penjual yang telah ditunjuk oleh

perusahaan.

 Publisitas merupakan periklanan yang dilakukan dengan

sejumlah komunikasi untuk merangsang minat pembeli dan

mempengaruhi permintaan akan produk.

 Promosi penjualan yaitu suatu perencaan untuk membantu

koordinasi periklanan dan personal selling.

Ruang lingkup kegiatan promosi dipengaruhi oleh macam

kegiatan yang dipergunakan dan tidak semua kegiatan tersebut

diterapkan perusahaan mengingat anggaran yang digunakan, selain itu

kegiatan promosi perusahaan pesaing merupakan faktor lain yang perlu

dipertimbangkan bagi perusahaan.

Tidak semua komponen dalam bauran pemasaran diperlukan oleh setiap

perusahaan, tergantung pada bidang usaha perusahaan serta apa yang akan

dilakukan perusahaan di pasar dan yang bersangkutan dengan teknologi. Menurut

Kotler&Amstrong (2008: 62) secara garis besar, bauran pemasaaran dapat

(37)

Gambar 2.4. Empat “P” Bauran Pemasaran

Dalam merancang rencana pemasaran, manajemen pemasar tetap harus

memikirkan konsumen sehingga kepuasan konsumen yang pertama. Selain itu

dalam rencana pemasaran harus memperhitungkan pesaing. Oleh karena itu,

pemasar harus melakukan lebih dari sekadar menyesuaikan diri dengan kebutuhan

konsumen sasaran, pemasar juga harus meraih manfaat strategis dengan

menempatkan penawaran yang diberikan sehingga dapat menghadapi penawaran

dari pesaing dengan banyaknya pembelian yang dilakukan oleh konsumen

terhadap barang/ produk pemasar.

Pelanggan sasaran Positioning yang diharapkan Produk Ragam Kualitas Desain Kemasan Fitur Nama Merek Layanan Harga Daftar Harga Diskon

[image:37.595.154.504.85.451.2]
(38)

66

DAFTAR PUSTAKA

Anton, Howard. (1997). “Elementary Linear Algebra”. New York: John Wiley Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI). (2014). “Penjualan Sepeda

motor tahun 2010-2014” http://www.aisi.or.id/statistic/(diakses pada 2 Januari 2015, jam 10.55)

Dergibson & Siagian. (2000). “Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi”.

Jakarta: Gramedia

Engel, James F, et al. (1995). “Consumer Behaviour Eight edition”. Fort Worth:

Dryden Press

Foster, Douglas W. (1981). “Prinsip – Prinsip Pemasaran Manajemen yang

Sukses di Negara Berkembang”. Jakarta: Erlangga

Gudono, Ph.D. (2011). “Analisis Data Multivariat”. Yogyakarta:BPFE

Hair, Joseph F, et. al. (2006). “Multivariate Data Analysis Sixth edition”. New

Jersey: Pearson

Johnson, Richard A. & Dean W. Wichern. (2007). “Applied Multivariate

Statistical Analysis 6th ed”. New Jersey: Pearson

Kotler, Philip & Gary Amstrong. (2008). “Prinsip - Prinsip Pemasaran edisi 12

jilid 1”. Yogyakarta: Erlangga

Prof. J. Supranto. (2004). “Analisis Multivariat Arti & Interpretasi”. Jakarta:

Rineka Cipta

Rencher, Alvin C. (2002). “Methods of Multivariate Analysis 2th ed”. New York: John Wiley

Sarjono, Haryadi & Winda Julianita. (2011). “SPSS Vs Lisrel Sebuah Pengantar,

Aplikasi untuk Riset”. Jakarta: Salemba empat

Schiffman, Leon G. and Leslie Lazar Kanuk. (1997). “Consumer Behaviour tenth edition”. New Jersey: Pearson

Situmorang, James Rianto. (2012). “Analisis Faktor Stimuli Pemasaran Dalam Keputusan Pembelian Sepeda Motor Baru Oleh Konsumen di Kota Jakarta”.

Laporan Penelitian Skema Internal. LPPM Universitas Katolik Parahyangan. http://www.journal.unpar.ac.id/index.php/Sosial/article/.../734

(diakses pada 20 November 2014, jam 13.57)

(39)

Stanton, William J. (1996). “Prinsip Pemasaran edisi7”. Jakarta: Erlangga

Sunyoto, Danang, SH.,SE., MM. (2013). “Teori, Kuesioner&Analisis Data untuk Pemasaran dan Perilaku Konsumen”. Yogyakarta: Graha Ilmu

Suryanto. (1988). “Metode Statistik Multivariat”. Jakarta: LP2PTK Umar, Husein. (2003). “Metode Riset Bisnis”. Jakarta: Gramedia

Usman, Hardius, M.Si. (2013). “Aplikasi Teknik Multivariat untuk Riset Pemasaran”. Jakarta: Rajawali Press

Waheed, Abdul, et. al. (2014). “Factor That Affects Costumer Buying Behaviour: An Analysis of Some Selected Factors” Middle-East Journal of Scientific

Research 19(5): 636-641.

http://www.idosi.org/mejsr/mejsr19%285%2914/5.pdf(diakses pada 16 November 2014, jam 8.34)

Wahana Komputer. (2010). “Panduan Aplikatif dan Solusi (PAS) Mengolah Data

Statistik Hasil Penelitian”. Yogyakarta: Andi

Walpole, Ronald E. (1982). “Pengantar Statistika edisi ke-3”. Jakarta: Gramedia

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan penjualan sepeda motor di Indonesia periode 2010 – Juli 2014
Gambar 1.1 Model sederhana proses pemasaran
Gambar 2.1. Perilaku Pembelian
Gambar 2.3. Model Pemasaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian sejenis mengenai variabel-variabel bebas apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada user-user Forum Otomotif Roda Dua

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor Merek Honda Vario, Sejauh mana

Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sepeda Motor Matic Honda Di Surakarta (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)”..

Sepeda motor adalah sarana transportasi yang praktis, ringkas dan relatif terjangkau harganya. Keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor dipengaruhi banyak

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Merk Yamaha (Study Kasus Pada Pt. Murni Jaya Motor Cabang Penerokan Kabupaten Batanghari)

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menganalisis pengaruh pengaruh faktor kualitas produk, harga dan iklan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada

Untuk mengetahui atau menganalisis Apakah Faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis mempengaruhi konsumen dalam pembelian sepeda motor merek Honda?. Untuk mengetahui atau

Faktor-Faktor Yang Mmpengaruhi Minat Beli Kosumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda.. Jurnal Manajemen, Akuntansi, Ekonomi dan