• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memperkuat Integritas Nasional

N/A
N/A
Murni Widayanti Herlina

Academic year: 2024

Membagikan " Memperkuat Integritas Nasional"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Integrasi Nasional

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PKN

Disusun oleh : Kelompok 5 Kelas 1B

1. Murni Widiyanti Herlina (P17334120047)

2. Noni (P17334120053)

3. Pania Sukma Tria (P17334120057) 4. Salsa Rainisa Almaida W (P17334120071) 5. Salsabilya Chantika (P17334120072) 6. Suciany Fadilah I (P17334120079) 7. Trie Shendi Mulyani (P17334120083) 8. Vareila Silvani Amanda (P17334120084) 9. Zikri Ramanda Fauzan (P17334120088)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PRODI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2021

(2)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.,

Puji syukur kehadirat Allah Subhannahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Integrasi Nasional.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada Mata Kuliah PKN. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Integritas Nasional bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ali Irawan., M.Pd selaku dosen Mata Kuliah PKN yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan kerendahan hati, kami sebagai penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan.

Meskipun demikian, kami terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Bandung, 25 April 2021

Penulis

(3)

ii

DAFTAR ISI

Kata pengantar ... i

Daftar isi ... ii

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Masalah ... 3

BAB II Pembahasan ... 4

2.1 Pengertian Integritas Nasional ... 4

2.2 Pluralisme Masyarakat Indonesia ... 8

2.3 Strategi Integral ... 11

2.4 Strategi Integrasi Nasional (Bhineka Tunggal Ika) …… ... 13

BAB III Penutup... 19

3.1 Kesimpulan ... 19

3.2 Saran ... 20

Daftar Pustaka ... 21

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Makalah ini dilatarbelakangi dari tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Bapak Ali Irawan., M.Pd. Selain itu menjadi langkah awal untuk mengasah kemampuan kami dalam membuat makalah sekaligus menambah wawasan mengenai Integrasi Nasional. Makalah ini juga berisikan tentang betapa pentingnya Integrasi Nasional dalam keterkaitannya dengan pluralitas. Pengetahuan kita mengenai kebudayaan Indonesia sangatlah kurang, anak muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi ketimbang tradisional. Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya pengetahuan kita mengenai proses kebudayaan yang ada di Indonesia. Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun negara. Masing-masing individu lebih mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa peduli terhadap sesamanya. Sifat masyarakat Indonesia yang indiviualisme menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya jiwa persatuan dan kesatuan bangsa. Maka dari itu diperlukan pendidikan kewarganegaraan sejak dini untuk menumbuhkan semangat jiwa berbangsa dan patriotisme. Semangat jiwa berbangsa dan patriotisme diperlukan untuk tetap menjaga kebhinekaan bangsa, sebab dengan menjaga kebhinekaan akan tercipta kehidupan yang aman dan tentram di setiap lapisan masyarakat. Sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita memiliki rasa tanggung jawab terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa. Tidak hanya sebagai generasi penerus bangsa, tetapi kita adalah generasi pelurus bangsa dimana menjunjung tinggi sikap keadilan adalah suatu keharusan demi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami oleh semua negara, terutama adalah negara-negara berkembang. Dalam usianya yang masih relatif muda dalam membangun negara bangsa (nation state), ikatan antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam negara masih rentan dan mudah tersulut

(5)

2

untuk terjadinya pertentangan antar kelompok. Di samping itu masyarakat di negara berkembang umumnya memiliki ikatan primordial yang masih kuat. Kuatnya ikatan primordial menjadikan masyarakat lebih terpancang pada ikatan-ikatan primer yang lebih sempit seperti ikatan keluarga, ikatan kesukuan, ikatan sesama pemeluk agama, dan sebagainya. Dengan demikian upaya mewujudkan integrasi nasional yang notabene mendasarkan pada ikatan yang lebih luas dan melawati batas-batas kekeluargaan, kesukuan, dan keagamaan menjadi sulit untuk diwujudkan. Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang mantap ada beberapa strategi yang mungkin ditempuh, yaitu Stategi Asilmilasi, Strategi Akulturasi, Strategi Pluralis.

Ketiga strategi tersebut terkait dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan atas unsur-unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat. Srtategiasimilasi, akulturasi, dan pluralisme masing-masing menunjukkan penghargaan yang secara gradual berbeda dari yang paling kurang, yang lebih, dan yangpaling besar penghargaannya terhadap unsur-unsur perbedaan dalam masyarakat,di dalam upaya mewujudkan integrasi nasional tersebut.

Salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembangtermasuk Indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah(kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan.

Di era globalisasi, tantangan itu bertambah oleh adanya tarikan global di mana keberadaan negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mangabaikan batas-batas negara-bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Di situlah nasionalisme dan keberadaan negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.

Namun demikian harus tetap diyakini bahwa nasionalisme sebagai karakter bangsa tetap diperlukan di era Indonesia merdeka sebagai kekuatan untuk menjaga

(6)

3

eksistensi, sekaligus mewujudkan taraf peradaban yang luhur, kekuatan yang tangguh, dan mencapai negara-bangsa yang besar.

Sejalan dengan itu dipakailah semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yangartinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu adanya. Semboyan tersebutsama maknanya dengan istilah “unity in diversity”, yang artinya bersatu dalamkeanekaragaman, sebuah ungkapan yang menggambarkan cara menyatukan secara demokratis suatu masyarakat yang di dalamnya diwarnai oleh adanya berbagai perbedaan. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut segala perbedaan dalam masyarakat ditanggapi bukan sebagai keadaan yang menghambat persatuan dan kesatuan bangsa, melainkan sebagai kekayaan budaya yang dapat dijadikan sumber pengayaan kebudayaan nasional kita.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dari Integrasi Nasional ? 2. Bagaimana plurarisme masyarakat indonesia ? 3. Apa saja strategi integral ?

4. Bagaimana proses strategi integrasi nasional ? 1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi Integrasi Nasional.

2. Mengetahui plurarisme masyarakat Indonesia.

3. Mengetahui strategi integral.

4. Mengetahui proses integrasi nasional di Indonesia.

(7)

4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Integrasi Nasional

Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggrisnya adalah “national integration”. "Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. “Nation” artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik.

Ada juga pengertian berdasarkan para pakar, Kurana (2010) menyatakan integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga negara. Ini berarti bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan daerah, dan berbicara bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu.

Riza Noer Arfani (2001), pembentukan suatu identitas nasional dan penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam suatu kesatuan wilayah. Djuliati Suroyo (2002) Bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu dalam sebuah negara yang berdaulat. Dan menurut, Ramlan Surbakti (2010) Proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional.

Jenis integrasi ini sangat penting dalam membangun suatu bangsa yang kuat dan makmur Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia,dimana salah satu contohnya yaitu antara pemerintah dengan wilayahnya. Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia, misal menyatukan berbagai macam suku dan budaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama di Indonesia.

Menurut Myron Weiner dalam Surbakti (2010), dalam negara merdeka, faktor pemerintah yang berkeabsahan (legitimate) merupakan hal penting bagi

(8)

5

pembentukan negara-bangsa. Hal ini disebabkan tujuan negara hanya akan dapat dicapai apabila terdapat suatu pemerintah yang mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi masyarakat agar mau bersatu dan bekerja bersama.

Kemampuan ini tidak hanya dapat dijalankan melalui kewenangan menggunakan kekuasaan fisik yang sah tetapi juga persetujuan dan dukungan rakyatnya terhadap pemerintah itu. Jadi, diperlukan hubungan yang ideal antara pemerintah dengan rakyatnya sesuai dengan sistem nilai dan politik yang disepakati.

Hal demikian memerlukan integrasi politik.

Negara-bangsa baru, seperti halnya Indonesia setelah tahun 1945, membangun integrasi juga menjadi tugas penting. Ada dua hal yang dapat menjelaskan hal ini. Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia. Penjajah lebih mengutamakan membangun kesetiaan kepada penjajah itu sendiri dan guna kepentingan integrasi pribadi kolonial. Jadi, setelah merdeka, kita perlu menumbuhkan kesetiaan nasional melalui pembangunan integrasi bangsa.

Kedua, bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik bukan saja karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga latar belakang bangsa yang bersangkutan. Negara-bangsa (nation state) merupakan negara yang di dalamnya terdiri dari banyak bangsa (suku) yang selanjutnya bersepakat bersatu dalam sebuah bangsa yang besar. Suku-suku itu memiliki pertalian primordial yang merupakan unsur negara dan telah menjelma menjadi kesatuan etnik yang selanjutnya menuntut pengakuan dan perhatian pada tingkat kenegaraan. Ikatan dan kesetiaan etnik adalah sesuatu yang alami, bersifat primer. Adapun kesetiaan nasional bersifat sekunder. Bila ikatan etnik ini tidak diperhatikan atau terganggu, mereka akan mudah dan akan segera kembali kepada kesatuan asalnya. Sebagai akibatnya mereka akan melepaskan ikatan komitmennya sebagai satu bangsa.

Ditinjau dari keragaman etnik dan ikatan primordial inilah pembangunan integrasi bangsa menjadi semakin penting. Ironisnya bahwa pembangunan integrasi nasional selalu menghadapi situasi dilematis seperti terurai di depan. Setiap penciptaan negara yang berdaulat dan kuat juga akan semakin membangkitkan sentimen

(9)

6

primordial yang dapat berbentuk gerakan separatis, rasialis atau gerakan keagamaan.

Kekacauan dan disintegrasi bangsa yang dialami pada masa-masa awal bernegara misalnya yang terjadi di India dan Srilanka bisa dikatakan bukan semata akibat politik

“pecah belah” kolonial namun akibat perebutan dominasi kelompok kelompok primordial untuk memerintah negara. Hal ini menunjukkan bahwa setelah lepas dari kolonial, mereka berlomba saling mendapatkan dominasinya dalam pemerintahan negara. Mereka berebut agar identitasnya diangkat dan disepakati sebagai identitas nasional. Integrasi diperlukan guna menciptakan kesetiaan baru terhadap identitasidentitas baru yang diciptakan (identitas nasional), misal, bahasa nasional, simbol negara, semboyan nasional, ideologi nasional, dan sebagainya

Masyarakat yang terintegrasi dengan baik adalah harapan bagi setiap negara, salah satunya Indonesia. Sebab masyarakat yang terintegrasi dapat mencapai tujuan yang ada di Indonesia. Integrasi masyarakat tidak sepenuhnya dapat diwujudkan, karena setiap masyarakat dapat melakukan suatu tindakan atau konflik bagi negaranya.

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan belum terupaya dengan baik untuk mengintegrasikan masyarakat. Seperti halnya pada era reformasi tahun 1998, berbagai macam perbedaan suku,budaya dan agama bahkan kepentingan pribadi membuat Indonesia tidak dapat mencapai tujuannya sehingga dengan adanya integrasi usaha untuk menyatukan berbagai macam perbedaan dapat dilakukan.

Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku,budaya dan agama. Oleh sebab itu, adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia lebih memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya integrasi tidak terwujud. Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh globalilasi yang ternyata tidak baik bagi masyarakat Indonesia. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia bertindak atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi dimana-mana seperti pertengkaran antar suku, pembakaran tempat- tempat ibadah dan lain sebagainya. Konflik tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya integrasi terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya bhinneka tunggal ika.

Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat

(10)

7

mencapai tujuannya. Selain menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia.

Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. Kemudian, Tentang pengertian integrasi ini, Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) lebih cocok menggunakan istilah integrasi politik daripada integrasi nasional. Menurutnya integrasi politik adalah penyatuan masyarakat dengan sistem politik. Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis, yakni integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit-massa, dan integrasi tingkah laku (perilaku integratif).

Menurut Suroyo (2002), integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu bangsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama. Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek politik, lazim disebut integrasi politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni saling ketergantungan ekonomi antar daerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya (integrasi sosial budaya) yakni hubungan antara suku, lapisan dan golongan. Berdasar pendapat ini, integrasi nasional meliputi:

a. Integrasi Politik

Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horizontal. Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif. Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia.

b. Integrasi Ekonomi

(11)

8

Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain, integrasi ekonomi adalah penghapusan (pencabutan) hambatanhambatan antar daerah yang memungkinkan ketidaklancaran hubungan antar keduanya, misal peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan aturan bersama yang mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.

c. Integrasi sosial budaya

Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang 62 berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya.

Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi kelompok-kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, dan ras.

2.2 Plurarisme Masyarakat Indonesia

Pluralitas adalah suatu keadaan terhadap keberagaman atau kemajemukan yang terdapat dalam suatu masyarakat serta mendorong tumbuhnya kesatuan dan persatuan. Pluralitas juga termasuk paralel dengan kata pluralisme yang mana menurut Encyclopedi Amerikana diartikan sebagai “is the view that the world consist of many beings. It is generally constrasted with monism, in which all thing manifest just one substance or principle, and with dualism, in which they manifest just two.”

Adapun pluralitas masyarakat Indonesia memiliki arti yang sama dengan kemajemukan masyarakat Indonesia. Selain istilah pluralitas, istilah lain yang berhubungan dengan keragaman, yakni multikultural. multikultural berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan culture yang berarti kebudayaan.

Masyarakat multikultural adalalah masyarakat yang memiliki banyak (lebih dari dua) kebudayaan. Masyarakat multikultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber nilai bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya.

Keragaman budaya tersebut berfungsi untuk mempertahankan identitas dan integrasi sosial masyarakatnya.

(12)

9

Adapun berbagai macam perbedaan dari mulai suku bangsa, agama, adat dan kedaerahan sering kali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Menurut Furnival, suatu masyarakat majemuk (Plural Society) yakni suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik. Selain itu, sebagai masyarakat majemuk masyarakat Indonesia disebut sebagai suatu tipe masyarakat daerah tropis dimana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki perbedaan ras.

Di dalam kehidupan politik, tanda paling jelas dari masyarakat indonesia yang bersifat majemuk itu adalah tidak adanya kehendak bersama (Common Will).

Adapun menurut Van den Berghe ada beberapa karakteristik sebagai sifat- sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk yakni:

 Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang sering kali memiliki sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain.

 Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer.

 Secara relative seing kali mengalami konflik-konflik di antara kelompok yang satu dengan yang lain.

 Secara relative integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.

Karena adanya karakteristik itulah, masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat yang bersifat majemuk. Selain itu, adapun salah satu faktor yang menyebabkan pluralitas masyarakat Indonesia yang demikian terjadi yakni karena keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia kurang lebih 12.637 pulau yang tersebar di suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3000 mil dari timur ke barat dan lebih 1000 mil dari utara ke selatan sehingga karena faktor itulah yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya suku bangsa Indonesia.

Pluralitas masyarakat Indonesia memilki banyak jenisnya, yakni antara lain :

(13)

10 1. Pluralitas agama

Pluralitas agama adalah dipandang sebagai sebuah pengakuan atas keberagaman dan keberadaan agama-agama dengan tetap memegang prinsip dan cara pandang satu agama terhadap agama yang lain dalam arti positif disertai keyakinan akan kebenaran agamanya di atas agama yang lain. Adapun contoh pluralitas agama dalam masyarakat Indonesia adalah adanya empat rumah ibadah yg dibangun berdampingan di Dukuh Kalipuru, Kendal, Jawa Tengah menjadi contoh kecil pluralitas masyarakat Indonesia yg begitu tinggi, masjid istiqal yang dibangun berdampingan dengan gereja kadetral di Jakarta.

2. Pluralitas Budaya

Pluralitas budaya sering disamakan dengan istilah multikulturalisme, dua istilah tersebut memang memiliki makna yang mirip.Akan tetapi, multikulturalisme merupakan paham atau ideology yang menganjurkan masyarakat untuk menerima dan menganggap keanekaragaman budaya adalah hal yang ada dalam suatu wilayah.

Contoh pluralitas budaya di masyarakat Indonesia adalah dari segi kesenian, masyarakat Indonesia memilki banyak kesenian dari berbagai daerah seperti dari seni tari (tari jaipong dari jawa barat, tari saman dari aceh, tari bedana dari lampung dan tari dari daerah lainnya), seni musik tradisionalnya (ada gamelan yang mana ada dari bermacam-macam daerah ada gamelan khas jawa barat, ada gamelan khas jawa tengah, ada gamelan khas jawa timur,adapula gamelan khas Yogyakarta adapula gamelan dari bali), lalu adapun budaya bahasa yang bermacam-macam ada bahasa sunda, jawa,betawi, batak dan lainnya, selain itu ada suku bangsa (dalam masyarakat Indonesia ada macam-macam suku bangsa yakni ada suku batak, suku sunda, suku dayak , suku bugis, suku jawa dan lainnya), lalu adapula adat istiadat nenek moyang dari setiap daerah yang mana bisa dalam bentuk sesuatu yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan contohnya saja ada adat istiadat di desa pasanggrahan selalu mengadakan pengajian bersama di malam satu suro dan tidak diperbolehkan menampilkan wayang golek di desa pasanggrahan sampai kapanpun, adapun di desa malongpong adat istiadatnya tidak diperbolehkan menampilkan pertunjukan tanpa adanya pembukaan (pamitan/pamuka kepada Tuhan yang Maha Esa dengan cara pengajian dan yang kedua kepada karuhun-karuhun malongpong dengan cara

(14)

11

menembangkan lagu Engko (lagu karuhun) yang ditembangkan oleh para juru kunci di desa malongpong) . Perlu diketahui bahwa walaupun perbedaan-perbedaan dari budaya khususnya dalam segi seni dan adat istiadat itu terdapat di masyarakat Indonesia, namun mereka menerima dan menganggap keanekaragaman budaya tersebut memang ada dan harus dihormati oleh setiap masyarakat Indonesia.

3. Pluralitas pekerjaan

Pluralitas pekerjaan merupakan salah satu ciri khas masyarakat modern dan kelompok sosial dan mungkin merupakan pengemudi utama kemajuan dalam ilmu pengetahuan,masyarakat,perkembangan ekonomi. Di Indonesia, masyarakatnya punya banyak berbagai bidang sektor lapangan pekerjaan yakni diantaranya ada bidang pendidikan, pertanian, industri ,perikanan, pertambangan, perkebunan, konstruksi, transportasi, komunikasi, perdagangan, kesehatan dan bidang lainnya yang mana semua pekerjaan masyarakat indonesia dari berbagai bidang tersebut meski pekerjaannya berbeda-beda namun masyarakat Indonesia tetap berusaha menghargai dan menghormati antar masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhannya serta mengembangkan kreatifitas dalam pekerjaannya masing-masing untuk kesatuan dan kemajuan negara Indonesia.

2.3 Strategi Integral

Permasalahan integrasi nasional ialah persoalan yang dirasakan oleh seluruh negeri, terutama yakni di negara- negara berkembang. Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang mantap terdapat sebagian strategi yang bisa ditempuh, yaitu:

1. Strategi Asilmilasi 2. Strategi Akulturasi 3. Strategi Pluralisme

Ketiga strategi tersebut terpaut dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan atas unsur- unsur perbandingan yang terdapat dalam warga.

1. Strategi Asimilasi

(15)

12

Asimilasi merupakan pembauran satu kebudayaan yang diiringi dengan hilangnya karakteristik khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.

Asimilisi timbul apabila terdapat kalangan warga dengan latar belakang budaya yang berbeda begaul langsung secara intensif dengan waktu yang lama.

Dengan strategi tersebut, tampaknya upaya integrasi nasional dilakukan tanpa menghormati unsur budaya suatu kelompok atau budaya lokal dalam masyarakat suatu negara. Asimilasi bisa terjadi dengan sendirinya melalui adanya kondisi tertentu dalam masyarakat. Namun, bisa juga terjadi menjadi bagian dari strategi pemerintah negara yaitu melalui rekayasa budaya untuk mewujudkan integrasi nasional.

Salah satu contoh dari asimilasi yaitu, Diva adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali Ia berteman baik dengan Rachel yang merupakan orang Amerika Latin yang bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru. Jadi Diva akhirnya mempunyai tarian baru hasil penyatuan tarian Bali dan tarian Tango, tetapi tarian barunya tidak mirip dengan tarian Bali atau tarian Tango.

2. Strategi Akulturasi

Akulturasi ialah suatu proses sosial yang timbul dari suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.

Lalu kebudayaan asing itu secara perlahan diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Apabila akulturasi ini menjadi strategi integrasi yang diterapkan oleh pemerintah suatu negara, berarti pemerintah mewujudkan integrasi nasional dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya lokal. Salah satu contoh dari akulturasi yaitu candi-candi yang ada di Indonesia yang merupakan bentuk akulturasi antara unsur-unsur budaya Hindu- Buddha dengan unsur budaya Indonesia asli.

3. Strategi Plurarisme

(16)

13

Pluralisme merupakan paham yang memahami atau menghargai adanya pengakuan kemajemukan dan keberagaman yang ada di masyarakat dan memperbolehkan kelompok yang berbeda untuk tetap menjaga ciri khas budayanya masing-masing.

Jadi integrasi nasional diwujudkan dengan tetap menghormati perbedaan- perbedaan yang ada di masyarakat. Sejalan dengan pandangan multikulturalisme, bahwa setiap perbedaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama, sehingga masing- masing berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan hidup secara damai.

Salah satu contoh pluralisme ialah keberagaman agama yang dalam mayarakat menjadikan hidup ini lebih berwarna. Keberagaman itu dapat dilandasi dengan sikap toleransi, dengan begitu tidak akan mengakibatkan perpecahan maupun konflik dalam masyarakat.

2.4 Strategi Integrasi Nasional (Bhineka Tunggal Ika)

Kebhinnekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan bangsa dan negara. Kebhinnekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas.

Perbedaan etnis, religi maupun ideologi menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan bangsa.Indonesia merupakan negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan konflik. Hal ini disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik, budaya, agama serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia merupakan negara yang memiliki keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik, bahasa, dan sebagainya dibandingkan dengan negara lain. Dengan begitu integitas itu penting untuk mempersatuan, menggabungkan budaya satu dengan yang lain nya dab dapat saling mengahai.

Persatuan dalam keberagaman memiliki arti yang sangat penting.

Persatuan dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal seperti:

(17)

14

a. Kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.

b. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab

c. Perbedaan yang ada tidaak menjadi sumber masalah d. Pembangunan berjalan lancar

Syarat Integrasi

Syarat keberhasilan suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut:

a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan- kebutuhan antara satu- dan lainnya.

b. Terciptanya Kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.

c. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi social

Upaya Menjaga keutuhan NKRI dapat kita lakukan dengan Mengamalkan Pancasila, menanamkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, Menaati UUD 1945,dan melaksanakan usaha pertahanan negara serta bela negara. Suatu negara pasti memilki masalah- masalah tersendiri yangberbeda beda seperti ancaman, tantangan,hamabtan dan gangguan pada setiap negaranya.

a. Ancaman adalah usaha yang bersifat merusak atau merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional melalu tindak kriminal dan politis.

Sedangkan Ancaman militer, adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang ternegosiasi yang mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, wilayah, dan keselamatan bangsa.

b. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan, sedangkan Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional. Dan gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat melemahkan ataumenghalangi secara tidak konsepsional(tidak terarah

a) Ancaman terhadap Negara dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 1. Ancaman terhadap itegritas nasional

1) Ancaman di Bidang Militer

(18)

15

Ancaman yang berupa kekuatan persenjataan militer. Ancaman ini berupa Agresi Militer yang terjadi di Indonesia sebanyak dua kali, yaitu Agresi militer I dari tanggal 21 Juli hingga 5 Agustus 1947 dan Agresi militer II tanggal 19 Desember 1948. Pemberontakan bersenjata juga termasuk Ancaman militer yang harus serius ditangani.

2) Ancaman Non-Militer

Pada hakikatnya Ancaman yang menggunakan faktor Non-militer dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negative dari globalisasi.

b) Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM 1. Ancaman dibidang Ideologi

Adanya Ideologi-Ideologi yang mempengaruhi bangsa seperti Liberalisme yaitu mengarah kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual.

2. Ancaman di bidang Politik

Ancaman politik dari luar, dilakukan suatu negara dengan memberikan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, Provokasi, atau Blokade Sedangkan Ancaman Politik dari dalam, dapat berupa separatisme.

3. Ancaman di bidang Ekonomi

• Tersaingnya Produk buatan Indonesia

• Perekonomian yang dikuasai pihak asing

• Persaingan bebas menciptakan keleluasaan memonopoli pasar

• Memperburuk prosepek pertumbuhan ekonomi jangka panjang, apabila hal-hal diatas berlaku dalam suatu negara

4. Ancaman di bidang Sosial Budaya

Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, keterbelakangan, ketidak adilan yang menjadi titik pangkal separatism, terorisme, kekerasan.

Ancaman dari luar:

• Munculnya Kehidupan Konsumtif

• Munculnya sifat Hedonisme

(19)

16

• Sikap Individualisme

• Westernisasi

• Memudarnya gotong royong

• Lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan mastarakat 5. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan

Peran Masyarakat untuk Mengatasi berbagai ancaman dalam membangun Integrasi Nasional antara lain seperti Tidak membeda-bedakan suku, ras, dari Toleransi antar umat beragama, Mmebangun kesadaran integrasi nasional, Pelaksanaan gotong royong, Menggunakan fasilitas umum dengan baik, baik bersedia bekerjasama dengan golongan masyarkat untuk kesejahteraan bersama.

Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul ke permukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga hal ini memberikan kesan bahwa dalam kasus Indonesia dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi vertikalnya. Terkait dengan dimensi horisontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam mewujudkan intregasi nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bangsa, daerah, agama dan kebiasaan. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil pembangunan dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Hal ini bisa berpeluang mengancam intregasi horizontal di Indonesia. Terkait dengan dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan para pemimpin untuk terus menerus bersedia berhubungan

(20)

17

dengan rakyatnya. Pemimpin mau mendengar keluhan rakyat, mau turun kebawah, dan dekat dengan kelompok-kelompok yang merasa di pinggirkan.

Tantangan dari dimensi vertikal dan horisontal dalam intregasi nasional Indonesia tersebut semakin tampak setelah memasuki erat reformasi tahun 1998.

Konflik horizontal maupun vertikal sering terjadi bersamaan dengan melemahnya otoritas pemerintahan di pusat. Kebebasan yang digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari proses demokratisasi telah banyak disalah gunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri.

Tindakan ini kemudian memunculkan adanya gerakan gerakan antar kelompok.

Bersamaan dengan itu demontrasi menentang kebijakan pemerintah juga banyak terjadi, bahkan seringkali demontrasi itu diikuti oleh tindakan tindakan anarkis.

Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang sah dan ketaatan warga masyarakat melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya intregasi dalam arti vertikal. Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak / kurang sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat terhadap kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya intregasi vertikal. Memang tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh warga masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan dan harapan sebagian besar warga masyarakat. Jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghargai antara kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaan yang ada satu sama lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horisontal.

Kita juga tidak dapat mengharapkan terwujudnya integrasi horisontal ini dalam arti yang sepenuhnya. Pertentangan atau konflik antar kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan yang ada, tidak pernah tertutup sama sekali kemungkinannya untuk terjadi. Namun yang diharapkan bahwa konflik itu dapat dikelola dan dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi dalam kadar yang tidak

(21)

18

terlalu mengganggu upaya pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat dan pencapaian tujuan nasional. Di era globalisasi, tantangan itu ditambah oleh adanya tarikan global di mana keberadaan negara-negara sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas negara bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Di situlah nasionalisme dan keberadaan negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat. Di sisi lain, tantangan integrasi juga dapat dikaitkan dengan aspek-aspek lain dalam integrasi yakni aspek politik, ekonomi dan sosial budaya.

(22)

19 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Intergrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia, dimana salah satu contohnya yaitu antara pemerintah dengan wilayahnya. Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia.

Pluralitas adalah suatu keadaan terhadap keberagaman atau kemajemukan yang terdapat dalam suatu masyarakat serta mendorong tumbuhnya kesatuan dan persatuan. Adapun pluralitas masyarakat Indonesia memiliki arti yang sama dengan kemajemukan masyarakat Indonesia. Pluralitas masyarakat Indonesia memilki banyak jenisnya, yaiu pluralitas agama, pluralitas pudaya, dan pluralitas pekerjaan.

Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang mantap terdapat sebagian strategi yang bisa ditempuh, yaitu stategi asilmilasi, strategi akulturasi, dan strategi pluralisme. Ketiga strategi tersebut terpaut dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan atas unsur- unsur perbandingan yang terdapat dalam warga.

Upaya Menjaga keutuhan NKRI dapat kita lakukan dengan Mengamalkan Pancasila, menanamkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, Menaati UUD 1945,dan melaksanakan usaha pertahanan negara serta bela negara. Suatu negara pasti memilki masalah- masalah tersendiri yang berbeda beda seperti ancaman, tantangan,hamabtan dan gangguan pada setiap negaranya.

Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.

(23)

20 3.2 Saran

Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai tujuannya. Selain menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia.

(24)

21

Daftar pustaka

Arviadea, Nadya Syabilla (2016). Integrasi nasional. [PowerPoint Slides]. [Available from https://www.slideshare.net/NadyaSyabillaA/integrasi-nasional-43020364]

Osis.man2kotamalang. (2020). PKN kelas 10. Diakses dari http://osis.man2kotamalang.sch.id/wp-content/uploads/2020/05/PKN-kelas-10-1.pdf Septiawati, Silva Devi. (2015). Pentingnya Integrasi Nasional bagi Indonesia. Diakses dari http://silva.web.unej.ac.id/2015/09/14/pentingnya-integrasi-nasional-bagi-indonesia/

Saintif. (2017). Pluralitas: Pengertian, Pembahasan, dan Contohnya. Diakses dari https://saintif.com/pluralitas-adalah/

P, Mustafa. (2019). Pluralitas dan Tantangannya. Diakses dari http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=749506&val=11826&title=Pl uralitas%20dan%20Tantangannya

Dosensoisologi. (2020). Pengertian Pluralisme, Macam, dan Contohnya. Diakses dari https://dosensosiologi.com/pengertian-pluralisme/

Channel IBU GURUKU. (2020, Oktober 19). PERBEDAAN PEKERJAAN - PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA. [Video file]. Diakses dari https://youtu.be/2kuw3k0j1W0 Kumpulanmakalahbmg. (2018). MAKALAH TENTANG PLURALITAS. Diakses dari http://kumpulanmakalahbmg.blogspot.com/2018/08/makalah-tentang-pluralitas.html Agus A. A,. Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM. Diakses dari http://eprints.unm.ac.id/12427/1/Artikel%20Jurnal%Nasional%20Tidak%20Sebagai%2 0Salah%20Salah%20Satu%20Paramater%20Persatuan%20dan%20dan%20keatan%20B angsa%20Negara%20Republik%20Indonesia.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa,

Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengantar ilmu komunikasi dan untuk meningkatkan wawasan penulis khususnya,

Capaian pembelajaran mata kuliah ini ialah mencapai kompetensi penguasaan substansi mata kuliah meliputi: pengantar pendidikan kewargenagaraan, identitas nasional, integrasi

Konsep integritas nasional setelah kemerdekaan, secara sadar telah ada jauh sebelum kemerdekaan bangsa dari kolonialisasi barat, dimana melaui laut sebgai

Tujuan penyusunan makalah adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi komponen

Wawasan Nusantara adalah konsep dan filosofi yang dikembangkan di Indonesia untuk mempromosikan rasa persatuan dan identitas nasional di antara masyarakat yang

MAKALAH Pemahaman Wawasan Kebangsaan dalam Kehidupan Sehari - Hari Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan Dosen Pengampu : Zaini Tamim, M.Pd.I Penyusun : Angelina

MAKALAH ATLET NASIONAL. Tugas Makalah Altetik