• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Mencegah Kekerasan Dalam Lingkungan Sekolah Menengah Atas Menurut Undang Undang Nomor 35 Pasal 54 Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Mencegah Kekerasan Dalam Lingkungan Sekolah Menengah Atas Menurut Undang Undang Nomor 35 Pasal 54 Tahun 2014"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kewarganegaraan Vol. 7 No. 2 Desember 2023 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Silvia Rusni Sabrina, dkk. – Universitas Tarumanagara 2085

Mencegah Kekerasan Dalam Lingkungan Sekolah Menengah Atas Menurut Undang Undang Nomor 35 Pasal 54 Tahun 2014

Silvia Rusni Sabrina1 Silvia Evelyn2 Lila Graciella Yuwono3 Gregorius Godfrey Gunawan4 Raden Mahaputra5

Fakultas Hukum, Universitas Tarumanagara, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia1,2,3,4,5

Email: [email protected]1 [email protected]2 [email protected]3 [email protected]4 [email protected]5

Abstract

A positive and safe school environment is important for students and for their learning activities in school.

A positive environment may as well help a child growing into positive individual. Whereas violence in school is harmful for both students and schools. Which reducing violence in school is one way that the students could get a comfortable and safe learning process. This research aims to determine whether there is still violence happening in schools and ways to prevent violences in school in Jakarta.

Keywords: Violence, School Environment, Positive Abstrak

Lingkungan sekolah yang positif dan aman merupakan suatu hal yang penting dengan berlangsungnya aktivitas belajar murid di sekolah. Lingkungan yang positif juga dapat membantu seorang anak tumbuh menjadi seseorang yang positif. Sedangkan kekerasan dalam sekolah adalah suatu hal atau kejadian yang merugikan bagi murid maupun sekolah. Sehingga mengurangi kekerasan dalam lingkungan sekolah adalah salah satu cara agar seorang anak mendapatkan proses pembelajaran yang nyaman dan aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masih ada terjadinya kekerasan dalam lingkungan sekolah SMA di Jakarta, dan cara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam lingkungan sekolah.

Kata Kunci: Kekerasan, Lingkungan Sekolah, Positif

This work is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

PENDAHULUAN

Sekolah adalah bangunan atau lembaga yang digunakan untuk belajar dan mengajar serta untuk memberi dan menerima pengarajan menurut Sunanto (Abdullah, 2011). Sehingga sekolah adalah sarana untuk melakukan pengajaran dan belajar. Sekolah memiliki peranan yang sangat penting pada setiap anak, dikarenakan ilmu yang didapatkan oleh anak melalui sekolah dapat membantu anak dalam hidup. Dalam sekolah, peran seorang anak adalah menjadi seorang siswa atau murid dan yang mengajarkan adalah guru atau pendidik. Sekolah diharapkan dapat memberikan pengajaran yang baik pada murid-muridnya, demi untuk pengembangan diri anak. Lingkungan sekolahpun memang seharusnya menjadi lingkungan yang positif bagi anak agar anak tumbuh menjadi suatu pribadi yang positif dan dapat memajukan bangsa.

Menurut UU N.35/2014 pasal 1 angka 15 a tentang perubahan atas Undang-Undang N.23/2002 tentang Perlindungan anak, Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelentaraan, yang termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum. Untuk mendapatkan lingkungan yang positif bagi murid-murid dalam sekolah. Hendaklah kekerasan baik secara verbal maupun fisik dihindarkan dari terjadinya dalam lingkungan sekolah. Seperti yang sudah disebutkan dalam

(2)

Jurnal Kewarganegaraan Vol. 7 No. 2 Desember 2023 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Silvia Rusni Sabrina, dkk. – Universitas Tarumanagara 2086 Undang lingkungan -Undang nomor 34 Pasal 54 Tahun 2014, bahwa setiap anak dalam lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga pendidik, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya kekerasan dalam lingkungan sekolah di Jakarta dan cara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam lingkungan sekolah.

Rumusan Masalah: Apakah masih banyak terjadinya kekerasan dalam lingkungan dalam lingkungan sekolah? Apakah aturan mengenai pencegahan kekerasan dalam sekolah sudah terlaksanakan dengan baik? Apakah peserta didik maupun pendidik sudah waspada terhadap terjadinya kekerasan dalam lingkungan sekolah? Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah masih banyak terjadi kekerasan dalam lingkungan sekolah. Untuk mengetahui apakah aturan yang diterapkan mengenai pencegahan kekerasan dalam sekolah sudah terlaksanakan dengan baik. Untuk mengetahui bahwa peserta didik maupun pendidik sudah waspada terhadap terjadinya kekerasan dalam lingkungan sekolah.

METODE PENELITIAN

Untuk menyelesaikan artikel ilmiah ini, kelompok peneliti melakukan analisis kepada siswa/i dari berbagai sekolah di kota Jakarta. Metode yang digunakan ialah metode kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan data konkrit, data penelitian berupa angka-angka yang akan diuur secara statistik sebagai alat uji penghitungan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti untuk ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018;13). Kelompok untuk penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan menyebarkannya kepada beberapa sekolah yang berada di kota Jakarta.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kelompok untuk penelitian ini sudah menyebarkan kuesioner ini kepada beberapa sekolah yang ada di kota Jakarta. Target dari kuesioner ini adalah 50 responden yang dianggap cukup untuk memenuhi kuesioner ini. Target dari kuesioner ini telah tercapai dengan banyaknya 50 responden yang terdiri dari siswa/i dari berbagai sekolah di kota Jakarta. Berikut adalah pembahasan sudah disiapkan oleh kelompok untuk penelitian ini.

Pembahasan Angket Tertutup

Apakah aturan mengenai pencegahan kekerasan dalam sekolah sudah terlaksanakan dengan baik?

Dalam grafik tersebut, kelompok ini telah menyiapkan pertanyaan berupa “Apakah aturan mengenai pencegahan kekerasan dalam sekolah sudah terlaksanakan dengan baik?”.

Hasil dari 50 responden yang sudah menjawab adalah 91,2% responden merasa aturan yang dibuat mengenai pencegahan kekerasan dalam sekolahnya sudah terlaksana dengan baik, dan

(3)

Jurnal Kewarganegaraan Vol. 7 No. 2 Desember 2023 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Silvia Rusni Sabrina, dkk. – Universitas Tarumanagara 2087 8,8% responden merasa aturan yang dibuat mengenai pencegahan kekerasan di sekolahnya belum terlaksana dengan baik. Grafik ini menunjukkan bahwa kekerasan dalam lingkungan sekolah sudah minim terjadi.

Apakah peserta didik maupun pendidik sudah waspada terhadap kekerasan dalam lingkungan sekolahmu?

Dalam grafik tersebut, kelompok ini telah menyiapkan pertanyaan berupa “Apakah peserta didik maupun pendidik sudah waspada terhadap kekerasan dalam lingkungan sekolahmu?”. Hasil dari 50 responden yang sudah menjawab adalah 67,6% responden menjawab ya, pendidik dan peserta didik di sekolahnya sudah cepat tanggap jika terjadi kekerasan di linkungan sekolahnya. 29,4% responden menjawab terkadang, hanya salah satu antara pendidik atau peserta didik saja yang menanggapi jika terjadi kekerasan disekolahnya, dan hanya 3% responden yang menjawab tidak, pendidik atau peserta didiknya tidak cepat tanggap jika terjadi kekerasan di lingkungan sekolahnya.

Tindakan apa yang anda lakukan untuk menghadapi masalah kekerasan di sekolah?

Dalam grafik tersebut, kelompok ini telah menyiapkan pertanyaan berupa “Tindakan apa yang anda lakukan untuk menghadapi masalah kekerasan di sekolah?”. Hasil dari 50 responden yang sudah menjawab adalah adalah 47,1% responden akan memberi tahu guru atau orang tua, 36,3% responden akan membantu teman yang sedang mengalami kekerasan dan menegur pelaku, 17,6% responden memilih tidak melakukan apa-apa.

Pembahasan Angket Terbuka

Pendapat responden tentang apa yang harus responden lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam lingkungan sekolah?

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari berbagai responden, terlihat jelas bahwa peraturan tentang pencegahan kekerasan dalam lingkungan sekolah sudah dilaksakan dengan

(4)

Jurnal Kewarganegaraan Vol. 7 No. 2 Desember 2023 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Silvia Rusni Sabrina, dkk. – Universitas Tarumanagara 2088 baik. Dikarenakan guru maupun siswa/i lainnya sudah mengetahui bahwa kekerasan dalam lingkungan sekolah bukanlah suatu hal yang patut untuk dilakukan. Sehingga sudah banyak responden yang mencegah dari terjadinya kekerasan dalam sekolah dengan cara selalu memperlakukan teman di sekolah dengan baik. Lalu pencegahan yang telah dilakukan oleh banyak responden adalah menegur pelaku kekerasan agar hal tersebut tidak terulang kembali baik kepada korban maupun orang lain. Beberapa dari responden melakukan pencegahan kekerasan dengan cara memberi tahu kepada guru tentang terjadinya kekerasan dalam sekolah, hal tersebut sangat efektif dikarenakan pelaku tidak berani lagi melakukan kekerasan dalam lingkungan sekolah. Lalu ada satu responden yang takut untuk memberi tahu guru dikarenakan akan dilabel “cepu”, yang berarti membeberkan suatu hal yang seharusnya bersifat privat bagi sang pelaku.

KESIMPULAN

Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dengan melakukan metode penelitian secara kuantitatif. Dapat disimpulkan bahwa respon mahasiswa dalam kuesioner yang telah di sebarkan, bahwa kekerasan di lingkungan sekolah sudah sedikit terjadi dan kesadaran siswa/i terhadap apa yang harus di lakukan sudah di mengerti dengan baik yang berarti bahwa peraturan yang di buat sekolah berlaku dengan sangat baik meskipun masih belum sempurna.

Saran: Saran kepada lembaga pendidikan maupun institusi pendidikan bahwa peraturan tentang pencegahan kekerasan harus lebih diterapkan dengan lebih baik agar para pelaku tidak akan melakukan kekerasan lagi, dan agar dapat mencegah terjadinya kekerasan. Seminar nasional maupun seminar di setiap sekolah dapat diadakan setiap tahun agar wawasan peserta didik dapat menjadi lebih luas dan menjauhi kekerasan, atau tidak melakukan kekerasan pada teman dalam sekolah. sehingga dapat terwujud apa yang di maksud Undang-Undang linngkungan nomor 34 Pasal 54 Tahun 2014.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2011). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Peraturan Perundang-Undangan. (2014). Undang-Undang Nomor 35 Tahun tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak. Jakarta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini peneliti berasumsi bahwa lingkungan sekolah dan motivasi belajar siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi baik secara sendiri-sendiri

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ Implementasi Perluasan dan Pemerataan Akses Layanan Pendidikan (Bina Lingkungan Sekolah Menengah)

Berdasarkan hasil penelitian pada 338 responden yang pernah mengalami kekerasan fisik selama di Sekolah Menengah Kejuruan didapatkan hasil bahwa 6%(23 responden)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah di bahas diatas dapat disimpulkan bahwa, sekolah sudah berperan dengan baik dalam memperkenalkan tata tertib

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat relasi kuasa antara Civitas sekolah dan siswa melaui penggunaan CCTV di lingkungan

23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dikaitkan dengan Tindak Pidana kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap anak di lingkungan sekolah, dan bagaimana bentuk

23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dikaitkan dengan Tindak Pidana kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap anak di lingkungan sekolah, dan bagaimana bentuk

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Program Workshop Penyusunan SOP Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di Sekolah yang dilaksanakan oleh Dinas