• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru Dalam Mengembangkan Nilai Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah Di SD Ma’arif Ponorogo.Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peran Guru Dalam Mengembangkan Nilai Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah Di SD Ma’arif Ponorogo.Skripsi"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Latar belakang penulis melakukan penelitian tentang kegiatan ekstrakurikuler Hadrah dalam pengembangan nilai-nilai karakter di SD Ma’arif Ponorogo merupakan hasil dari fenomena yang ditemukan oleh peneliti di bidang tersebut. Tiba saatnya tim Hadrah Asyadan SD Ma'arif Ponorogo tampil, siswa lain pun memulai. Penelitian ini berfokus pada peran guru dalam mengembangkan nilai-nilai karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Hadrah di SD Ma'arif Ponorogo.

Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler Hadrah dapat mengembangkan nilai-nilai karakter religius pada siswa SD Ma'arif Ponorogo. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekstrakurikuler Hadrah mampu membangun nilai-nilai karakter religius siswa SD Ma’arif Ponorogo. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam membangun nilai-nilai karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Hadrah.

Ma'arif Ponorogo dan juga daftar kejuaraan yang diraih oleh Hadrah SD Ma'arif Ponorogo. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data observasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hadrah di SD Ma'arif Ponorogo. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data melalui wawancara digunakan untuk mengumpulkan data bagaimana kegiatan ekstrakurikuler Hadrah dapat mengembangkan nilai-nilai karakter keagamaan di SD Ma'arif Ponorogo dan untuk mengumpulkan data mengenai hambatan dan dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dari Hadrah. . di SD Ma'arif Ponorogo.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data melalui dokumentasi digunakan untuk melengkapi dan menunjang hasil observasi berupa profil sekolah, foto-foto kegiatan ekstrakurikuler Hadrah dan prestasi yang diraih Hadrah SD Ma'arif Ponorogo.

Gambar 1.1  Analisis Data Miles dan Huberman
Gambar 1.1 Analisis Data Miles dan Huberman

Sistematika Pembahasan

Intisari dari pengamatan tersebut adalah untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam suatu situasi yang sangat penting bagi permasalahan atau persoalan yang diperlukan, dengan adanya peran guru dalam pengembangan nilai-nilai karakter keagamaan melalui ekstrakurikuler. kegiatan Hadrah di SD Ma'arif Ponorogo. Ada tiga tahap dalam penelitian ini ditambah tahap penelitian terakhir yaitu: tahap penulisan laporan penelitian. Bab ini berfungsi untuk menguraikan model dasar keseluruhan yang terdiri dari latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab ini berfungsi sebagai mediator kerangka acuan teori yang dijadikan landasan dalam melakukan penelitian, yang terdiri dari peran guru, nilai-nilai karakter keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler, dan Hadrah. Uraian data pada umumnya menyangkut profil lokasi penelitian, sedangkan uraian data khusus memuat uraian tentang temuan-temuan yang berkaitan dengan rumusan masalah. Bab ini berisi kesimpulan dari analisis data untuk menjawab rumusan masalah, dan berfungsi untuk memudahkan pembaca memahami intisari isi.

Kajian Teori 1. Peran Guru

Nilai Karakter Religius a. Pengertian Karakter

Pendidikan karakter dilaksanakan dengan mengajarkan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar karakter bangsa. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pembentukan karakter di Indonesia ditemukan berasal dari 4 sumber, yang pertama adalah agama. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius, oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa senantiasa berlandaskan pada ajaran agama dan keyakinan. Artinya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, dan seni.

Pendidikan yang berbudaya dan berkarakter bangsa bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang mempunyai kemampuan, kemauan dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara. Sumber yang ketiga adalah kebudayaan, sesungguhnya tidak ada manusia yang hidup dalam masyarakat yang tidak dilandasi oleh nilai-nilai budaya yang diakui oleh masyarakat tersebut. Tujuan pendidikan nasional sebagai rumusan kualitatif yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia dikembangkan oleh satuan pendidikan pada tingkat dan jalur yang berbeda.

Beragama Sikap dan perilaku taat dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap praktik keagamaan lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, suku, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat serta mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

Religius berarti sikap dan tingkah laku yang patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap praktik agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religius sebagai nilai karakter digambarkan Suparlan sebagai sikap dan perilaku yang taat menjalankan ajaran agamanya, toleran terhadap praktik keagamaan lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Kegiatan ko-kurikuler yang fokus pada pembentukan karakter, seperti kegiatan praktik langsung dan pengayaan diskusi tentang topik-topik sains, IPS, agama, olah raga dan lain-lain, baik di dalam maupun di luar kelas.

Pendidikan karakter memegang peranan yang sangat penting dalam menyeimbangkan kemampuan kognitif dan kemampuan psikologis. Ada semboyan atau kata-kata bijak yang mengatakan bahwa ilmu tanpa agama adalah buta, sedangkan agama tanpa ilmu sehat adalah lumpuh, kata-kata tersebut mempunyai arti yang sama dengan pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Pendidikan karakter sangat penting bagi sistem pendidikan di negara kita, pendidikan karakter dijadikan landasan dalam upaya membangun kualitas karakter bangsa Indonesia.

Pentingnya pendidikan karakter adalah untuk menghasilkan individu yang tidak mengabaikan nilai-nilai agama, nilai-nilai sosial, seperti toleransi, tanggung jawab dan lain-lain, sehingga tercipta individu yang berkarakter unggul. Dalam pendidikan putra-putri kita, terlebih lagi kita sebagai tokoh atau pemimpin agama atau apapun namanya adalah memberikan keteladanan dan belajar menjaga nilai-nilai agama dalam keluarga, di kantor dan dimanapun kita berada.

Ekstrakurikuler

Berdasarkan penjelasan tersebut maka siswa melalui strategi pembiasaan melalui media ekstrakurikuler Hadrah mengembangkan nilai-nilai karakter keagamaannya, karena melalui kegiatan ekstrakurikuler Hadrah dimana siswa diajarkan untuk disiplin shalat, diajarkan untuk mencintai Nabi Muhammad SAW, sifat-sifat Nabi yang patut ditiru. diharapkan melalui pembiasaan di sekolah akan tumbuh kesadaran dalam beribadah dan menjalin hubungan dengan sesama manusia, karena dengan kebiasaan yang baik maka akan terbentuk pula akhlak yang baik. Program ekstrakurikuler juga diartikan sebagai kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam struktur program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler juga dimaksudkan untuk menghubungkan ilmu yang diperoleh dalam program dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan55.

Dari pengertian di atas dijelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar pembelajaran yang tujuannya untuk memperkuat pembentukan kepribadian siswa. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan juga menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berasal dari kegiatan yang dapat mendukung program intra sekolah dan lintas kurikuler. Oleh karena itu, ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan-kegiatan yang dapat dan dapat menunjang program intrakurikuler, yaitu mengembangkan pengetahuan dan pemikiran siswa, keterampilan melalui hobi dan minat, serta mengembangkan hubungan yang terjalin dalam program intrakurikuler dan kokurikuler. .

Menurut Amier Dalen, kegiatan waktu luang terbagi menjadi dua, yaitu rutin dan berkala. Kegiatan rekreasi rutin adalah jenis kegiatan rekreasi yang dilakukan secara terus-menerus, seperti: latihan bola voli, senam. 57 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar, 272. . sepak bola dan lain sebagainya, sedangkan kegiatan rekreasi berkala adalah kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu, seperti hiking, berkemah, pertandingan olah raga, dan lain sebagainya.

Kegiatan ekstrakurikuler diatur oleh prinsip-prinsip yang berpedoman pada maksud dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Hadrah

Selain itu, beliau juga membawakan seni bacaan doa Arab diiringi rebana seperti Habsyi atau hari ini dikenali sebagai Hadrah, dengan mengadakan majlis sembahyang dan pujian kepada Rasulullah sebagai sarana mahabbah (Cinta) kepada Rasulullah saw. Allah s.w.t. 65.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Tesis yang ditulis Jurusan Tarbiyah Siti Fatonah Prodi PGMI dengan judul “Peran Guru Dalam Peningkatan Nilai Pendidikan Karakter Religius di SDIT Darul Falah TP menyimpulkan bahwa fungsi guru. seorang pendidik berkaitan dengan peningkatan tumbuh kembang anak untuk memperoleh pengalaman dan meningkatkan nilai pendidikan karakter Fungsi lain guru adalah sebagai guru, fungsi guru sebagai guru adalah lebih menekankan pada tugas merencanakan dan melaksanakan pengajaran.

Tugas guru selanjutnya adalah pembimbing yang memberikan tugas dan membantu siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya.Tugas guru sebagai pendidik tidak hanya itu saja. 69 Siti Fatonah, Peran Guru dalam Meningkatkan Nilai Pendidikan Karakter Keagamaan di SDIT Darul Falah Skripsi Tahun Pelajaran, STAIN, Ponorogo, 2013. Perbedaan di atas dengan Judul Skripsi Peran Guru dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Religius nilai karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Hadrah di SD Ma'arif Ponorogo ditemukan pada media.

Peneliti menggunakan media ekstrakurikuler dalam mengembangkan nilai karakter religius siswa SD Ma’arif Ponorogo. Tesis Andhika Abrian Saputra yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Seni Hadrah di MAN Wonokromo, Pleret, Bantul” 70 menyimpulkan bahwa kegiatan Hadrah di MAN Wonokromo dilaksanakan pada hari Sabtu setelah jam pelajaran pukul WIB selesai. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Hadrah yang ditemukan peneliti adalah: nilai Aqidah, nilai akhlak, nilai ibadah dan nilai sosial.

Siswa MAN Wonokromo memberikan respon yang cukup baik terhadap kegiatan Hadrah, hal ini dibuktikan dengan munculnya ekstrakurikuler Hadrah yang berawal dari komunitas siswa yang ingin berlatih bersama dan membentuk kelompok, siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Hadrah beralasan, bahwa mereka ingin melestarikan kesenian Islam, menambah pengalaman dan yang terpenting menjadi pelatih di masyarakat.

Gambar

Gambar 1.1  Analisis Data Miles dan Huberman

Referensi

Dokumen terkait

In this analysis, the Intelligent Leadership Model by Keikha et al (2017), which consists of Emotional Leadership (6items) and Spiritual Leadership (6 items), was used to

TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis waste material yang paling dominan pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara dengan