• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT BANK SULSELBAR MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT BANK SULSELBAR MAKASSAR "

Copied!
95
0
0

Teks penuh

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kinerja keuangan PT Bank Sulselbar dengan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity) berada dalam predikat sehat. Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai adalah menganalisis/mengetahui kinerja keuangan PT Bank Sulselbar dengan menggunakan metode CAMEL. Analisis hasil keuangan menggunakan Rasio CAMEL pada PT Bank Sulselbar yang dibimbing oleh Dr. Muchtar Sapiri, SE, MM, M.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode CAMEL Pada PT Bank Sulselbar.

Rumusan Masalah

Di antara beberapa bank yang saat ini ada khususnya di kota Makassar dan di provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, PT Bank Sulselbar merupakan salah satu bank yang berperan penting dalam pengembangan daerah tersebut sejak didirikan. Ciri utamanya adalah PT Bank Sulselbar merupakan pemegang kas daerah dan sumber pendapatan daerah melalui berbagai produk perbankan yang dikeluarkannya.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Landasan Teori 1. Pengertian Bank

  • Jenis-jenis Bank
  • Definisi Laporan Keuangan Bank
  • Tujuan Laporan Keuangan
  • Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank
  • Analisis Kinerja Bank
  • Tinjauan Tentang Kesehatan Bank

Saat ini bank-bank yang beroperasi di Indonesia pada dasarnya dikelompokkan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut Mustari Buchtar, bank umum adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan pelayanan dalam lalu lintas. Menurut Mustari Buchtar, bank swasta nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia, baik seluruhnya maupun sebagian.

Menurut Mustari Buchtar, bank yang dimiliki oleh koperasi adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh suatu perusahaan yang didirikan sebagai koperasi. Rasio pinjaman terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu bank, yang menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan kredit dengan menggunakan total aset bank. Rasio ini digunakan untuk mengukur nilai seluruh aset bank yang dibiayai atau aset yang diperoleh dari sumber utang jangka panjang.

Kerangka Konseptual Penelitian

Hipotesis

Lokasi dan Waktu Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis

Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Solvabilitas Bank. Penghitungan kualitas aktiva produktif (KAP) menggunakan dua rasio, yaitu rasio aktiva produktif yang dikelompokkan terhadap total aktiva produktif dan penyisihan aktiva produktif yang akan dibentuk. Perbandingan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Akan Dibentuk (PPAPWD), yaitu perbandingan PPAP = PPAP.

Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank.

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Capital Adeqacy Ratio (CAR)
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Capital Adeqacy Ratio (CAR)

Manajemen

Definisi Operasional

Rasio Modal merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban apabila terjadi likuidasi. Rasio aset menggambarkan kualitas aset suatu perusahaan yang menunjukkan kemampuan mempertahankan dan mengembalikan dana yang diinvestasikan pada rasio aset, yaitu. Rasio Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif (PPAP) digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga kolektabilitas atau melunasi kredit dengan lebih baik.

Semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien suatu bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima. LDR (Loan to Deposit Ratio), merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pinjaman sebagai sumber likuiditas.

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam mengembalikan penarikan dana yang dilakukan deposan. Sedangkan waktu yang digunakan dalam penelitian diperkirakan kurang lebih dua bulan, terhitung mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2018. Rasio yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu perbandingan antara jumlah modal dengan jumlah modal yang dimiliki. aset tertimbang menurut risiko (RWA) (rumus 10).

Oleh karena itu, aspek manajemen dalam menilai kinerja bank dalam penilaian ini tidak dapat menggunakan model yang ditetapkan BI, melainkan sesuai data yang ada diprediksi dengan Net Profit Margin (Formula 9). Semakin tinggi rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam mengembalikan penarikan dana yang dilakukan deposan.

Gambaran PT Bank Sulselbar

  • Sejarah Singkat PT Bank Sulselbar

Bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan modal dasar Rp. Akta pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang pengesahan akta pendirian Bank Pembangunan Daerah. Sulawesi Selatan, disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.

Pada tanggal 10 Februari 2011 telah diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan secara sirkular dan keputusan AVA Luar Biasa disetujui dengan suara bulat oleh para pemegang saham. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tersebut dicatat oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH dengan Akta Pernyataan Mengenai Keputusan Pemegang Saham Bukan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Perubahan ini mendapat persetujuan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02.

Selain itu, perubahan nama ini juga telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 13/32/KEP.

Misi

Logo

Bank Sulselbar mengadopsi nilai-nilai semangat, kerjasama tim, etos kerja, budaya, dari sebuah perahu sebagai simbol/ciri khas daerah Sulawesi Selatan. Perahu/sompe yang diartikan sebagai perjalanan mencari rejeki (bergerak luas untuk mengumpulkan keuntungan), dinamakan sebagai salah satu unsur kebudayaan Sulawesi Selatan yang begitu kental, kokoh, namun stabil dinamikanya serta mempunyai citra modern yang terbuka bagi semua orang. . peluang dan tantangan menuju tujuan kesejahteraan daerah. Menunjukkan kesan korporasi perbankan/lembaga keuangan yang bersih sebagai wujud pengelolaan yang bersih di bawah kepemimpinan yang handal, memahami perjalanan Bank Sulselbar dan berlandaskan nilai-nilai budaya Sulawesi Selatan dalam pembangunan daerah.

Bank Sulselbar tampil penuh percaya diri dan bangga untuk terus bergerak membangun perekonomian Indonesia dan bangga membawa nama daerah Sulsel serta bangga membangun wilayah Sulsel.

Akses Informasi

Sumber Daya Manusia

Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kualitas sumber daya manusia Bank Sulselbar agar mampu beradaptasi secara efektif dengan kebutuhan bisnis. Sumber daya manusia Bank Sulselbar dikelola melalui Human Resources Group yang fungsinya mengembangkan potensi dan kualitas sumber daya manusia agar menjadi ahli dan unggul di bidangnya. Dan secara keseluruhan, HR Group Bank Sulselbar bertanggung jawab atas pengelolaan SDM secara menyeluruh, termasuk rekrutmen, pengembangan keterampilan, manajemen karir dan peningkatan kesejahteraan.

Guna mencapai kinerja bisnis yang optimal dan sejalan dengan visi dan misi perusahaan, Bank Sulselbar juga telah melakukan internalisasi nilai-nilai perusahaan pada seluruh elemen perusahaan yaitu PRIORITAS PRIMA yang diuraikan sebagai berikut: Profesional, Inovasi, Kolaborasi, Integritas dan Pelayanan Prima. . Kompetensi dan produktivitas pegawai selalu menjadi fokus Bank Sulselbar dan harus terus ditingkatkan untuk mendukung kelangsungan bisnis dan mencapai tujuan bisnis yang optimal. Bank Sulselbar memberikan kesempatan kepada seluruh pegawainya untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

Sepanjang tahun 2013, Bank Sulselbar menginvestasikan dana untuk pendidikan, pelatihan, sosialisasi dan program pengembangan pegawai lainnya sebesar Rp11,66 miliar atau meningkat 62,24%. Bank Sulselbar telah melaksanakan program ini dengan baik, antara lain pelatihan manajer lini pertama, manajer menengah, sertifikasi pemimpin cabang konvensional dan syariah, pelatihan ALMA, staf bank dan sekolah kepemimpinan (Sespibank). Dalam hal pengelolaan risiko bank, sebagai wujud kepatuhan bank terhadap ketentuan Bank Indonesia, Bank Sulselbar secara konsisten mengikutsertakan pejabat dan staf untuk mengikuti Program Sertifikat Manajemen Risiko dan pelatihan di bidang manajemen risiko secara berkelanjutan.

Setelah menghitung nilai rasio CAR, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis rasio nilai pinjaman terhadap capital adequacy ratio (CAR) pada Bank Sulselbar pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017. Berdasarkan hasil perhitungan rasio modal pada Tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 menunjukkan bahwa nilai CAR kredit lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%, rasio yang dicapai Bank Sulselbar termasuk dalam kelompok SEHAT.

Tabel 4.1. Perhitungan Capital Adequancy Ratio (CAR)  (dalam Jutaan Rupiah)
Tabel 4.1. Perhitungan Capital Adequancy Ratio (CAR) (dalam Jutaan Rupiah)

Assets (Kualitas Aktiva Produktif)

Setelah dilakukan perhitungan nilai rasio KAP maka analisa selanjutnya adalah skor kredit KAP Bank Sulselbar pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017. Berdasarkan hasil perhitungan rasio KAP tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 menunjukkan bahwa skor kredit KAP kurang dari kriteria penilaian solvabilitas suatu bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 10,35%, rasio yang dicapai Bank Sulselbar pada tahun 2016 hingga 2017 termasuk dalam kelompok SEHAT. Semakin kecil rasio kualitas aktiva produktif (KAP) semakin baik, karena aktiva produktif bank yang bermasalah relatif kecil.

Penyisihan Laba Rugi Aset (PPAP) merupakan cadangan yang wajib dibentuk sebesar persentase tertentu dari nominal berdasarkan klasifikasi kualitas produksi sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direksi Bank Indonesia No. Setelah menghitung nilai rasio PPAP, selanjutnya dilakukan analisis terhadap nilai Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) pinjaman pada Bank Sulselbar dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2017. Kenaikan rasio PPAP ini disebabkan oleh peningkatan aset produktif pada tahun 2017 dan peningkatan dalam laporan PPAPWD tahun 2017.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit rasio PPAP tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 kurang dari kriteria penilaian kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka rasio yang dicapai Bank Sulselbar masuk dalam kelompok TIDAK SEHAT karena dibawah 51%.

Tabel 4.3. Perhitungan Kualitas aktiva produktif (KAP)  (dalam Jutaan Rupiah)
Tabel 4.3. Perhitungan Kualitas aktiva produktif (KAP) (dalam Jutaan Rupiah)

Management

Peringkat kredit manajemen pada tahun 2016 hingga 2017 termasuk dalam kategori SEHAT karena melebihi ketentuan Bank Indonesia sebesar 4,9%.

Earnings (Rentabilitas)

Untuk tahun 2017 turun 0,88% karena total aset meningkat sedangkan total laba sebelum pajak menurun. Setelah menghitung rasio ROA, langkah selanjutnya adalah menganalisis skor kredit ROA Bank Sulselbar pada tahun 2016 hingga 2017. Karena skor kredit dibatasi maksimal 100, maka nilai rasio ROA pada tahun 2016 hingga 2017 diakui di atas angka 100.

Setelah menghitung nilai rasio BOPO, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap nilai kredit beban operasional terhadap pendapatan nasional pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017. Berdasarkan hasil perhitungan nilai rasio BOPO pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 maka diperoleh hasil bahwa kurang dari kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia dalam penilaian kesehatan bank yaitu 93,52%, maka dapat diketahui bahwa aspek BOPO Bank Sulselbar pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 mempunyai predikat SEHAT.

Tabel 4.8. Perhitungan Return on Assets (ROA)  (dalam Jutaan Rupiah)
Tabel 4.8. Perhitungan Return on Assets (ROA) (dalam Jutaan Rupiah)

Liquidity (Likuiditas)

Setelah menghitung nilai rasio LDR, langkah selanjutnya adalah menganalisis nilai kredit LDR pada Bank Sulselbar pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017. Hasil perhitungan aspek nilai kredit LDR menunjukkan angka yang lebih tinggi dari yang ditentukan oleh Bank Indonesia, sehingga rasio LDR Bank Sulselbar tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 termasuk dalam kategori kelompok dengan predikat TIDAK SEHAT karena diatas 102,5%.

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan hasil penghitungan kekayaan bersih setiap rasio yang tertera pada tabel di atas, terlihat bahwa total kekayaan bersih seluruh aspek CAMEL di Bank Sulselbar adalah sebesar 73,65% pada tahun 2016 dan 65,55% pada tahun 2017.

Tabel 4.14. Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan CAMEL
Tabel 4.14. Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan CAMEL

Kesimpulan

Saran

Hal ini akan mempengaruhi likuiditas bank karena peningkatan alat likuid bank akan menurunkan kemampuan bank dalam memenuhi penarikan simpanan yang dilakukan nasabah.

Perhitungan Faktor Liquidity

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Capital Adeqacy Ratio (CAR)
Tabel  3.3  Kriteria  Penilaian  Rasio  Penyisihan  Penghapusan  Aktiva  Produktif
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Loan to Deposit Ratio (LDR)
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus pada PT Bank BRISyariah Tahun 2008- 2011)”.. Yang

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kinerja bank berpengaruh terhadap praktik manajemen laba dan rasio CAMEL dengan indikator capital (CAR),

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kinerja bank berpengaruh terhadap praktik manajemen laba dan rasio CAMEL dengan indikator capital (CAR),

Berdasarkan hasil analisis penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL ditinjau dari penghitungan rasio diketahui bahwa dari analisis Capital

Alat analisis yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah metode CAMEL, dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Tingkat Kinerja

Return on asset digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba bersih sebelum pajak ). Semakin besar ROA,semakin besar pula tingkat

Analisa rasio CAMEL yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tentang tingkat kesehatan

Kemudian perlu ditambahkan bahwa menurut ketentuan Bank Indonesia yang dinyatakan bahwa bank yang dikategorikan sehat jika memiliki CAR paling sedikit 8% sebelum