• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS MATERI POLA HIDUP SEDERHANA DAN PERINTAH MENYANTUNI PARA DUAFA MELALUI METODE WORD SQUARE SISWA KELAS XII IPA 3 MAN 1 BANDA ACEH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS MATERI POLA HIDUP SEDERHANA DAN PERINTAH MENYANTUNI PARA DUAFA MELALUI METODE WORD SQUARE SISWA KELAS XII IPA 3 MAN 1 BANDA ACEH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

227 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn PADA MATERI SISTEM DAN DINAMIKA

DEMOKRASI PANCASILA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW KELAS XI

MAN 1 BANDA ACEH Munjiati1

Guru PPKn/ MAN 1 Banda Aceh

Diterima : 15 Juni 2021 Disetujui : 20 Juni 2021

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar PPKn pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila di kelas XI MAN 1 Banda Aceh. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw. Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan nilai tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus dengan menggunakan instrument soal (tes tertulis). Data dianalisis dengan cara statistik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 54,94% pada pra siklus meningkat menjadi 76% pada siklus I dan meningkat menjadi 88% pada siklus II. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw dapat meningkatkan hasil belajar PPKn pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila kelas XI MAN 1 Banda Aceh tahun pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Quick On The Draw, PPKn, Materi Sistem dan Dinamika demokrasi Pancasila.

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kebijakan perubahan Kurikulum 2013 merupakan sebuah ikhtiar dan wujud dari prinsip dasar kurikulum change and continuity yaitu perubahan yang dilakukan secara terus menerus berupa hasil dari kajian, evaluasi, kritik, respon, prediksi, dan berbagai tantangan yang dihadapi. Kurikulum memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dan strategis. Meskipun bukan satu-satunya faktor utama keberhasilan proses pendidikan, kurikulum menjadi petunjuk dan arah terhadap keberhasilan pendidikan.

Kurikulum menjadi penuntun (guide) para pelaksana pendidikan, tenaga kependidikan untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuannya dalam mengembangkan dan menjabarkan berbagai materi dan perangkat pembelajaran.

Seiring dengan perkembangan jaman dan kurikulum, guru dituntut untuk hanya bertindak sebagai fasilitator, sedangkan siswa yang dituntut aktif dalam proses belajar-mengajar. Akan tetapi pada kenyataannya saat ini banyak guru yang mengalami kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengadakan hubungan dengan siswa saat proses belajar-mengajar.

Dalam kesehariannya, penyampaian materi dilakukan secara monoton atau dengan metode yang biasa digunakan sehari-hari tanpa variasi dengan penerapan model pembelajaran. Kegiatan siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Model pembelajaran ini cenderung membuat siswa menjadi cepat bosan, mudah mengantuk dan cenderung kurang membangkitkan semangat siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar.

Salah satu materi yang masih rendah dikuasai oleh siswa adalah materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila. Hanya beberapa persen saja siswa yang mampu menjawab terhadap materi, sehingga proses pembelajaran PPKn belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 75. Hal ini terlihat dari hasil ujian di kelas XI MAN 1 Banda Aceh, yang berjumlah 25 siswa, sebanyak 12 siswa

(2)

(48%) tidak mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh MAN 1 Banda Aceh pada mata pelajaran PPKn yaitu 75. Maka dalam hal ini,dapat disimpulkan bahwa kemungkinan besar lambannya siswa terhadap mata pelajaran PPKn dikarenakan proses pembelajaran kurang aktif di pihak siswa.

Agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang menarik, maka diperlukan kemampuan guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai. Penggunaan model pembelajaran yang menarik dan melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar memungkinkan siswa menjadi lebih cepat menerima dan mencerna informasi atau ilmu yang disampaikan. Selain itu, model pembelajaran yang tepat juga mampu mengembangkan kemampuan dari setiap siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Keikutsertaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga akan menciptakan motivasi belajar yang optimal untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam belajar dan menarik bagi siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.

Menurut Roestiyah (2008:126), Model pembelajaran kooperatif Tipe Quick On The Draw adalah suatu pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas dan kerja sama peserta didik dalam mencari, menjawab dan melaporkan informasi dari berbagai sumber dalam sebuah suasana permainan yang mengarah pada pacuan kelompok melalui aktivitas kerja tim dan kecepatan.

Model pembelajaran kooperatif Tipe Quick On The Draw bisa diterapkan pada mata pelajaran PPKn yaitu pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila agar peserta didik tidak mudah mengalami kejenuhan dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar dan aktifitas siswa juga akan menjadi lebih optimal.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul: “Meningkatkan Hasil Belajar PPKn pada Materi Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw Kelas XI MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2018/2019”.

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar PPKn pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila melalui model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw kelas XI MAN 1 Banda Aceh tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Metode Penelitian 2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Menurut Muslich (2010:8), Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

2.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas XI-IPA5 MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 25 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 25 orang.

2.3. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI-IPA5 MAN 1 Banda Aceh yang berada di Jalan Pocut Baren No.116 Desa Keuramat Kec. Kuta Alam Kota Banda Aceh. Dilaksanakan dilaksanakan mulai dari bulan Agustus 2018 sampai dengan Oktober 2018 pada semester ganjil.

2.4. Analisis Data

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw yaitu dengan menggunakan rumus persentase. Menurut Mulyasa (2004:99), Standar ketuntasan belajar individual dan klasikal yaitu setiap siswa dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individual) jika jawaban benar siswa 65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar

(3)

(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang tuntas belajar. Ketuntasan hasil belajar siswa diolah dengan rumus persentase yaitu sebagai berikut :

1) Ketuntasan Klasikal

KS = X 100%

Keterangan:

KS = Ketuntasan klasikal ST = Jumlah siswa yang tuntas

N = Jumlah siswa dalam satu kelas (Sudijono, 2005:43)

2.5. Indikator Penelitian/Keberhasilan

Menurut ketentuan Depdikbud bahwa siswa dikatakan tuntas belajar jika memperoleh skor minimal 75 dari skor ideal dan tuntas secara klasikal apabila minimal 85% dari jumlah siswa yang telah tuntas belajar. Adapun indikator penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Indikator Keberhasilan

No. Nilai Kategori

1. 0-74 Belum Tuntas

2. 75-100 Tuntas

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melakukan penelitian, guru memberikan pra siklus kepada siswa. pra siklus ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw di kelas XI-IPA5 MAN 1 Banda Aceh dalam pembelajaran. Hasil pra siklus siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Pretest Siswa

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 80

2 Nilai terendah 20

3 Rata-rata 60,40

4 Ketuntasan Klasikal 52,00%

Berdasarkan tabel 2 di atas, hasil pra siklus siswa yang dilakukan pada saat pra penelitian memperoleh persentase ketuntasan belajar sebesar 52% atau 13 siswa yang mencapai nilai Ketuntasan Kriterian Minimal (KKM 75) dan persentase siswa yg tidak tuntas adalah 48% (12 siswa yang belum mencapai nilai KKM 75). Nilai terendah pada pra siklus adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 80. Nilai rata-rata pada pra siklus adalah 60,40. Setelah melakukan pra siklus, maka peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus I.

3.2. Hasil Penelitian Siklus 1 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan berbagai perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes, lembar observasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw di kelas XI-IPA5 MAN 1 Banda Aceh

b. Pelaksanaan

Penilaian pada penelitian ini dilakukan malalui tes hasil belajar dan dilaksanakan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw pada materi sistem dan dinamika

(4)

demokrasi Pancasila. Secara rinci hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Jumlah Siswa

Jumlah Nilai

Nilai Rata-

rata

Jumlah Siswa Tuntas

JumlahS iswa Tidak Tuntas

Persentase Ketuntasan

Klasikal

Ketercapaian Klasikal

(85%)

25 1940 77,60 19 6 76% Belum Tuntas

Berdasarkan tabel 3 di atas, maka dapat dilihat bahwa terdapat 19 orang siswa yang nilainya telah mencapai KKM Individual, dengan kata lain terdapat 19 orang siswa (76%) yang telah tuntas belajar, sedangkan 6 orang siswa (24%) memperoleh nilai masih di bawah KKM pada siklus I. Pencapaian indikator ketuntasan yang diharapkan adalah (≥85%), dan yang didapatkan dari hasil persentase hanya 76%

dan ini dikatakan belum tuntas.

c. Refleksi

Berdasarkan refleksi diatas, aktivitas siswa dalam pembelajaran belum begitu memuaskan, kemampuan siswa rata-rata dikategorikan “baik” dan hasil belajar belum mencapai ketuntasan yang diharapkan. Maka peneliti perlu merefleksi beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengelolaan waktu harus lebih efektif.

2. Guru harus lebih ekstra lagi dalam membimbing siswa dalam pembelajaran supaya siswa lebih aktif lagi dalam pembelajaran.

3. Meningkatkan lagi setiap aspek kegiatan yang dilakukan siswa yang dicantumkan dalam lembar aktivitas siswa.

3.3. Hasil Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan berbagai perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes, lembar observasi siswa yang berhubungan dengan materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.

b. Pelaksanaan

Penilaian pada penelitian ini dilakukan malalui tes hasil belajar dan dilaksanakan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila. Berikut ini hasil tes pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Jumlah Siswa

Jumlah Nilai

Nilai Rata-

rata

Jumlah Siswa Tuntas

JumlahS iswa Tidak Tuntas

Persentase Ketuntasan

Klasikal

Ketercapaian Klasikal

(85%)

25 2240 89,60 22 3 88% Tuntas

Berdasarkan tabel 4 di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata hasil tes siklus II adalah 89,60.

Pada siklus II hasil belajar siswa mangalami peningkatan yaitu terdapat 22 orang siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Individual, dengan kata lain terdapat 22 orang siswa (88%) yang telah tuntas belajar, sedangkan 3 orang siswa lainnya atau 12% memperoleh nilai pada siklus II masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pencapaian indikator ketuntasan yang diharapkan adalah (≥85%), dan yang didapatkan dari hasil persentase 88% dan ini dikatakan tuntas.

(5)

c. Refleksi

Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, peneliti beserta observer melakukan refleksi terhadap data yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa terjadi perubahan yang luar biasa. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengelolaan waktu sudah efektif.

2. Siswa sudah mulai berani bertanya dan mau maju ke depan kelas untuk memberikan kartu pertanyaan dan jawaban.

3. Hasil belajar siswa pada saat pra siklus 52% dan telah mengalami peningkatan yaitu pada siklus I 76% menjadi 88% pada siklus II .

3.4. Pembahasan Perbandingan Antar Siklus

Pembelajaran PPKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila di kelas XI-IPA5 telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang tuntas secara individu pada siklus I dengan nilai rata-rata 77,60. Berdasarkan tabel 4.3, terdapat 19 orang siswa (76%) yang telah tuntas belajar secara klasikal, sedangkan 6 orang siswa lainnya atau 24% memperoleh nilai masih di bawah KKM. Maka dapat disimpulkan bahwa siklus I tes hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sebanyak 85% sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan pada siklus.

Setelah melakukan berbagai perbaikan pada siklus II, hasil belajar siswa meningkat dari 19 orang yang tuntas menjadi 22 orang dan nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan dari 77,60 menjadi 89,60 pada siklus II. Secara klasikal, terdapat 22 orang siswa (88%) yang telah tuntas belajar, sedangkan 3 orang siswa lainnya atau 12% memperoleh nilai pada siklus II masih di bawah KKM. Pencapaian indikator ketuntasan yang diharapkan adalah (≥85%) dan yang didapatkan dari hasil persentase 88% dan ini dikatakan tuntas. Untuk melihat peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 1. Rekapitulasi Persentase Hasil Belajar Siswa Sumber : Hasil Penelitian, 2018

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila menimbulkan dampak positif terhadap hasil belajar. Hal ini dapat dilihat persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 76,47%, meningkat pada siklus II sebesar 91,18%. Maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn kelas XI-IPA5 MAN 1 Banda Aceh.

(6)

4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw dapat meningkatkan hasil belajar PPKn pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila kelas XI MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dilihat persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 76%, meningkat pada siklus II sebesar 88%.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran yang ingin disampaikan adalah:

1.

Diharapkan kepada guru agar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar siswa dapat lebih aktif dan lebih menyukai materi yang dipelajari sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

2.

Perlu adanya pengarahan dari kepala sekolah kepada guru-guru bidang studi yang lain, untuk menerapkan penggunaan sebuah model dalam pembelajaran yang digunakan sesuai dengan bahan ajar untuk menunjang pemahaman siswa menjadi lebih baik terhadap materi yang diajarkan.

5. Daftar Pustaka

[1] Anton, M. Mulyono. 2001. Aktivitas Belajar. Bandung: Yrama.

[2] Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipt

[3] Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar - Strategi Meningkatkan Pencapaian. Pengajaran di Kelas. Jakarta: PT Indeks

[4] Hamalik. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.

[5] Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Jurusan Matematika FMIPA UNM.

[6] Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

[7] Mulyasa. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakrya.

[8] Mulyono. 2001. Aktivitas Belajar. Bandung: Yram

[9] Muslich, Masnur. 2010. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu. Mudah. Jakarta:

PT Bumi Aksara

[10] Moleong. (2008). Metode Penelitian Kuallitatif. Jakarta:Bumi Aksara.

[11] Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

[12] Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka. Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Maka model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan media gambar diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMPN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Ipa Pada Materi Bentuk Molekul Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan PhET Simulations.. PhET: Simulasi Interaktif