• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

395

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Arwin Septiyani Dwi Rahmawati

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : arwinseptiya@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XII IPA 1 MAN Kotawaringin Barat pada materi na’at & idhofah dengan menggunakan model pembelajaran course review horay. Model pembelajaran course review horay adalah salah satu model pembelajaran cooperative learning yang merupakan kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPA 1 MAN Kotawaringin Barat yang berjumlah 29 orang orang peserta didik, yang terdiri dari 10 peserta didik laki-laki dan 19 peserta didik perempuan. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah tes dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan mengambil rata-rata dan persentase dari hasil posttest yang dilakukan diakhir setiap siklus serta hasil observasi terhadap aktivitas guru dan peserta didik. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran course review horay.

Kata Kunci : Course review horay, bahasa Arab, hasil belajar.

PENDAHULUAN

“Paradigma pendidikan abad 21 berorientasi pada kegiatan untuk melatih keterampilan abad 21 (21st Century skill) yang berupa Learning skills yang terdiri dari critical thinking, creativity, collaboration dan communication. Literacy skills didalamnya meliputi information literacy, media literacy, dan technology literacy.

Dan kategori life skills memiliki lima kemampuan yang terdiri dari flexibility, leadership, initiative, productivity, dan social skills.”

“Karakteristik pembelajaran untuk melatih keterampilan esensial tersebut mengarah pada proses pembelajaran yang holistik, integratif, saintifik,

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

396

kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada peserta didik, sehingga dalam implementasinya guru dapat merancang kegiatan dengan memilih model pembelajaran yang dapat mengakomodir keseluruhan karakteristik tersebut secara komprehensif (Muhali, 2019:25). Pada dasarnya kompetensi abad 21 ini sudah diadaptasi dalam sistem pendidikan di Indonesia melalui Kurikulum 2013. Bahkan tidak hanya konsep mengenai keterampilan abad 21 saja, namun Kurikulum 2013 juga mengadopsi dua konsep utama lainnya yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik.”

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang mengajak peserta didik memecahkan masalah dalam kelompok diskusi melalui pengumpulan informasi yang dilanjutkan dengan berpikir kritis dan kreatif serta berkomunikasi dengan baik dalam meningkatkan kemampuan peserta didik.

Pendekatan saintifik ini bermanfaat dalam membina kepekaan peserta didik terhadap berbagai problematika yang terjadi di sekitarnya. Melalui pendekatan ini peserta didik dibiasakan untuk mengumpulkan sejumlah informasi, isu-isu penting, dan kejadian kontekstual melalui kegiatan mengamati, bertanya, meneliti, menalar dan mengkomunikasikan (Suparsawan, 2020:15).

Model Pembelajaran Abad 21 adalah suatu metode/teknik yang digunakan oleh guru untuk memfasilitasi keselamatan belajar peserta didik dengan sebaik-baiknya berdasarkan kondisi, lingkungan belajar, dan daya tampung peserta didik. Jika metode, strategi, pendekatan, teknik, dan bahkan taktik pembelajaran telah disatukan menjadi satu kesatuan yang utuh, maka akan terbentuk suatu model pembelajaran. Ada banyak model pembelajaran abad 21 yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa arab seperti, Discovery learning, problem based learning, project based learning, contextual teaching learning, cooperative learning dan lain sebagainya.

Cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk bisa mengikuti kegiatan belajar dan berpartisipasi dalam kelompok kecil. Kelompok ini beranggotakan empat sampai enam orang dengan komposisi kelompok yang heterogen (Asri, Y.

N.dkk. 2022:9). Hal utama dalam pembelajatan kooperatif adalah peserta didik bisa belajar untuk bekerjasama dan membantu temannya yang lain. Model pembelajaran kooperatif memposisikan peserta didik menjadi komponen dari proses kerjasama untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif didasarkan pada opini mendasar dari kehidupan bermasyarakat, yaitu meraih sesuatu yang baik dengan bersama- sama. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif, peserta didik dimungkinkan untuk bisa mencapai kesuksesan pembelajaran, dan bisa melatih

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

397

peserta didik melakukan keterampilan berpikir ataupun keterampilan sosial, misalnya keterampilan mengajukan pendapat, terbuka untuk menerima saran dan masukan, melakukan kerjasama, memupuk rasa loyal dalam berteman, serta meminimalisir munculnya tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan.

Pada dasarnya dalam pembelajaran kooperatif peserta didik dikondisikan dan diarahkan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab serta memiliki sifat responsif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan mengoptimalkan situasi pembelajaran. Peserta didik dapat bertukar pikiran dan bertanya jawab tentang materi yang sudah dijelaskan serta menentukan solusi dari masalah pembelajaran. Pada akhirnya peserta didik dapat mengungkapkan pendapat, menumbuhkan dorongan belajar dan menciptakan kesempatan bagi peserta didik agar bisa memperjelas, memberikan penjelasan, ataupun dapat mereview materi pelajaran.

Pembelajaran course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep peserta didik menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Peserta didik yang paling terdahulu mendapat tanda benar langsung berteriak horay atau yel- yel lainnya. Melalui pembelajaran coursereview Horay diharapkan dapat melatih peserta didik dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil. Shoimin (2017:54) menjelaskan langkah-langkah dalam model pembelajaran course review horay adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru menyajikan materi

3) Memberikan kesempatan peserta didik untuk tanya jawab

4) Untuk menguji pemahaman, peserta didik dibagi dalam kelompok belajar yang telah ditentukan secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5 orang,

5) Guru menampilkan kotak CRH yang berisi 25 kotak dan setiap kotak diberi nomor

6) Guru memilih nomor kotak secara acak dan membacakan soal, peserta didik bersama kelomoknya mendiskusikan jawaban dan berusaha secepat mungkin untuk menjawab dengan benar. Jawaban dari peserta didik langsung dievaluasi oleh guru,

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

398

7) Kelompok yang berhasil menjawab dengan benar harus bersorak “hip-hip horey” atau yel-yel lainnya, dan nama kelompoknya ditulis di kotak CRH yang telah disediakan.

8) Kelompok yang namanya tertulis di kotak CRH secara vertikal, horisontal atau diagonal adalah pemenangnya

9) Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang menang Adapun kelebihan dari model course review horay ini adalah:

1. Menarik sehingga mendorong peserta didik terlibat didalamnya

2. Tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan

3. Peserta didik lebih semangat belajar 4. Melatih kerja sama

Model pembelajaran course review horay ini juga memiliki kekurangan yaitu: adanya kemungkinan untuk curang, dan peserta didik yang aktif dan pasif nilanya sama.

Di Indonesia kurikulum bahasa Arab dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: (a) kurikulum bahasa Arab dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa (al-Maharah al-Lughawiyah) bagi peserta didik untuk berbagai situasi, baik di lingkungan madrasah maupun lingkungan masyarakat;

(b) bahasa Arab tidak saja diajarkan untuk bahasa itu sendiri akan tetapi juga sebagai media pengembangan berfikir dan kepribadian; (c) bahasa Arab disajikan tidak berfokus pada tata bahasa (qawaid/nahwu-sharaf) secara teoritik akan tetapi penyajian tata bahasa yang fungsional atau aplikatif; dan (d) implemantasi kurikulum bahasa Arab tidak hanya mengandalkan interaksi antara guru dan peserta didik di kelas, akan tetapi juga di luar kelas atau di lingkungan madrasah (bi'ah lughawiyah) (KMA 183 Tahun 2019:9).

Bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Selain bahasa Al-Qur’an, bahasa Arab juga dipergunakan dalam ibadah umat Islam, sehingga setiap muslim berkepentingan untuk mempelajarinya. Dalam mempelajari bahasa Arab ada dua ilmu alat yang penting untuk dipelajari yakni ilmu nahwu dan shorof, karena pentingnya ilmu ini dalam mempelajari bahasa Arab muncul ungkapan Ilmu Sharaf adalah induknya ilmu dan ilmu Nahwu adalah bapaknya ilmu.

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

399

Nahwu merupakan salah satu unsur bahasa yang mempunyai peranan penting dalam belajar bahasa arab, karena komponen tarkib ini terintegrasi dalam semua maharah atau keterampilan berbahasa Arab. Namun dalam proses pembelajarannya materi-materi tarkib ini merupakan materi yang dianggap rumit oleh peserta didik. Begitu juga yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Arab di MAN Kotawaringin Barat, terutama pada kelas XII, materi tarkib yang terdapat pada kelas XII ini dianggap sulit untuk difahami oleh peserta didik, sehingga hal tersebut berpengaruh pada rendahnya hasil belajar peserta didik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hal tersebut, antara lain, kemampuan atau pengetahuan dasar peserta didik khususnya pada materi- materi tarkib sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh kurang maksimalnya pembelajaran yang diterima oleh peserta didik pada kelas X dan XI dikarenakan covid 19, pembelajaran yang dilakukan secara daring selama kurang lebih 2 tahun tentu tidak dapat dilakukan secara maksimal, sehingga banyak kompetensi dasar yang tidak dikuasai oleh peserta didik. Selain itu jumlah jam pelajaran untuk mata pelajaran bahasa arab di kelas XII hanya 2 JP dalam satu minggu dengan tingkat kesulitan materi yang lebih tinggi dibanding kelas X dan XI. Tentu saja hal ini menjadi PR tersendiri untuk guru bahasa Arab dalam melaksanakan pembelajaran agar kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai.

Adapun solusi yang dapat ditawarkan dari permasalahan tersebut adalah Guru melakukan variasi dan inovasi penggunaan model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan pada peserta didik kelas XII IPA 1 MAN Kotawaringin Barat, yaitu menggunakan model pembelajaran course review horay. Course review horay merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk ikut aktif dalam belajar bahasa Arab.

Model pembelajaran ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memilih judul “Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakuakan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif yang menggambarkan bagaimana penerapan sebuah model pembelajaran dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

400

Dalam penelitian tindakan ini guru bertindak sebagai peneliti yang bertanggung jawab penuh dan terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi na’at&idhofah.

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas XII IPA 1 MAN Kotawaringin Barat yang berjumlah 29 orang peserta didik yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 19 orag perempuan.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penilitian ini adalah tes dan observasi. Teknik tes yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Tes juga merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Karakteristik bisa berupa keterampilan, pengetahuan, bakat, maupun minat yang dimiliki oleh individu ataupun oleh kelompok (Mukhtazar, 2020). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data pemahaman peserta didik terhadap materi na’at dan idhofah. Tes yang digunakan adalah tes jenis tertulis bentuk pilihan ganda.

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur yang tampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur yang tampak itu dinamakan dengan data atau informasi yang harus diamati dan dicatat secara benar dan lengkap. Teknik ini dipakai untuk mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti (Mukhtazar, 2020).

Dalam penelitian ini, pengamatan (observasi) digunakan untuk mengumpulkan data tentang penerapan model pembelajaran course review horay dan data tentang interkasi antara guru dengan peserta didik.

Untuk mengetahui keefektifan suatu model pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik dan mengetahui aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik, diberikan evaluasi berupa tes tulis di akhir setiap siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

401

Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus:

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan. Setiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi na’at & idhofah yang sudah dipelajari. Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru observator untuk membicarakan hal- hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan obeservasi awal yang dilakukan peneliti diketahui bahwa peserta didik kelas XII IPA 1 MAN Kotawaringin Barat mengalami kesulitan dalam pelajaran bahasa Arab materi na’at&idhofah. Terdapat 16 (55,1%) peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) 75, dan terdapat 13(44,9%) peserta didik yang belum tuntas.

Pada pelaksanaan siklus I, proses pembelajaran dengan model course review horay berjalan dengan baik. Dari sisi guru, guru melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Begitu juga dengan aktivitas peserta didik, peserta didik sudah terlihat cukup aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dan setelah dilakukan posttest di akhir siklus I terdapat penambahan peserta didik yang memperoleh hasil belajar tuntas. Terdapat 21 (72%) peserta didik yang meraih ketuntasan hasil belajar, dan 8 (28%) peserta didik yang belum tuntas, dan rata-rata kelas mencapai 77,41. Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar peserta didik namun belum mencapai 85%, oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II.

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

402

Siklus II merupakan siklus perbaikan, proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan, dimana hasil pengamatan untuk aktivitas guru dan peserta didik lebih baik dari pada siklus I. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh guru berhasil dengan meningkatnya persentase peserta didik yang memperoleh ketuntasan nilai minimal 75. Dan seluruh peserta didik berhasil meraih nilai ketuntasan minimal yang telah ditentukan dengan rata-rata kelas 83,27.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada materi na’at dan idhofah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik dimana nilai pretest pada pra siklus mencapai rata-rata 70, sedangkan pada posttest siklus I nilai rata-rata peserta didik adalah 77,41. Nilai ketuntasan hasil belajar peserta didik telah mengalami kenaikan meskipun belum mencapai 85 %, oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II rata-rata nilai posttest peserta didik adalah 83,27 dan peserta didik yang telah tuntas mencapai 29 orang.

DAFTAR PUSTAKA

Asri, , Y. N. dkk (2022). Model-Model Pembelajaran. Sukabumi: Haura Utama.

Muhali.(2019). Pembelajaran Inovatif Abad Ke-21. Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika

Mukhtazar.(2020). Prosedur Penelitian Tindakan. Absolute Media. Yogyakarta:

Absolute Media.

(KMA 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah) Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Suparsawan, I. (2020). Kolaborasi Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran STAD Geliatkan Peserta didik. Bandung: Polar.

Referensi

Dokumen terkait

Mangkin yéning Iratu makoratan ring tebenan, titian ring luanan, yéning metu kotoran Iratu, taler bacin titiangé, ten iringangga ngatebénang?” Wawu énten atur Pan Angklung

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk

pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis HOTS berada pada kategori sedang (TS). Berdasarkan hasil observasi pembelajaran beberapa aspek HOTS sudah muncul tetapi

Pada kesempatan itu, tokoh si Hutan (Indra Bangsawan) masuk ke istana menghadap Raja Kabir dengan membawa air susu harimau beranak muda. Akan tetapi, tokoh ini berpura-pura

Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil, sehingga rumus umum asam alkanoat

Tesis yang berjudul “ Pengembangan media pembelajaran video simulasi Mata pelajaran kearsipan untuk meningkatkan kompetensi siswa SMK Negeri 1 Karanganyar 2016-2017 ”

Hasil yang berbeda pada penelitian ini diduga karena kadar lemak susu kerbau yang digunakan lebih rendah dari susu sapi sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya

THE EFFECT OF CURCUMIN ExTRACT TOWARD MATURE BRAIN DERIVED NEUROTRPHIC FACTOR (M-BDNF) ExPRESSION AFTER TRAUMATIC BRAIN INJURY. Tommy