1399 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI MATERI ASMAUL HUSNA MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH KELAS IV
SDN PATUNG TAHUN 2023
Rusmah1, Setria Utama Rizal2
1SDN Patung Kecamatan Paku
2IAIN Palangka Raya
E-mail: [email protected]1 , [email protected]2 Abstract
Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam 2 siklus dan 1 siklus yang dilakukan dalam dua kali pertemuan. Adapun penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar PAI tentang Asmaul Husna pada siswa kelas IV SDN Patung Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur tahun ajaran 2023/2024 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas IV SDN Patung Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur. Hal ini terlihat dari penilaian akhir siklus I dengan ketuntasan klasikal mencapai 40% dan pada siklus II diperoleh ketuntasan klasikal mencapai 100%.
Kata kunci: model make a match, asmaul husna, hasil belajar
Pendahuluan
Mata pelajaran PAI termasuk salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah mulai dari tingkat dasar hingga tingkat sekolah atas. Beragam materi ajar dalam mata pelajaran PAI ditujukan untuk mempelajari ragam cara mulai dari cara berwudhu, shalat, akhlak terpuji, akhlak tercela, Asmaul Husna, membaca al-qur’an serta mempelajari tajwid yang kerap kali diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Supaya pembelajaran PAI menarik dan dapat dimengerti dengan mudah oleh siswa, maka guru bisa mengaplikasikan beragam model pembelajaran. Tujuan penggunaan model pembelajaran pada mata pelajaran PAI yaitu untuk memudahkan presentasi guru dalam penyampaian materi pembelajaran, menangani sikap siswa yang terlalu aktif, menangani ruang
1400 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
yang terbatas agar pembelajaran dapat menjadi lebih efektif.
Berdasarkan fenomena yang ada, hanya sebagian kecil guru yang mengaplikasikan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan disenangi siswa, namun demikian para guru sering kali memakai cara yang tradisional atau ceramah saja sebab cara ini tidak memerlukan biaya dan banyak tenaga. Sedangkan sering kali siswa tidak memperhatikan pemaparan guru atau malahan mereka bermain sendiri, berbincang-bincang membuat seluruh kelas ribut dan pelajaran yang dipaparkan guru menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, model mengajar yang menarik sangat diperlukan oleh guru supaya pembelajaran di kelas menjadi menarik, efektif, dan efisien.
Dalam hal ini, karena mata pelajaran PAI tergolong sulit dalam mengingat surah dan terjemahan serta isi kandungannya, maka untuk mencapai tujuan tersebut haruslah dilakukan suatu pendekatan bagaimana caranya memecahkan suatu masalah, dan pendekatan pemecahan masalah ini adalah merupakan suatu strategi dalam pembelajaran yang mencakup berbagai permasalahan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka menyelesaikan persoalan perlu dimaksimalkan keterampilan memahami persoalan tersebut, membuat model pembelajaran, menyelesaikan masalah dan menafsirkan cara penyelesaiannya.
Berdasarkan kenyataan di lapangan, kemampuan siswa dalam menghafal surah dan terjemahan serta isi kandungannya belum sesuai dengan harapan, artinya proses belajar mengajar yang selama ini telah diajarkan ternyata belum tercapai pada tahap yang diharapkan, hal itu dapatlah diketahui bahwa hasil dari evaluasi yang telah dilakukan oleh guru ternyata hasil yang dicapai tidaklah memenuhi target yang telah ditentukan.
Ternyata hanya 35 % dari siswa SDN PATUNG Kecamatan Paku yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada pembelajaran PAI yakni 65 % siswa mendapat nilai minimal 78.
Menanggulangi persoalan dalam pembelajaran PAI, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Model pembelajaran ini berasal dari dasar pemikiran
“getting better together”, yang menekankan pada pemberian peluang belajar yang lebih luas dan suasana yang memungkinkan siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, keterampilan sosial yang berguna bagi kehidupan masyarakat. Penerapan model ini digunakan untuk mempersiapkan siswa supaya berpikir kritis, analitis, serta mencari dan memakai sumber belajar yang ada.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang
1401 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
diterapkan dalam pelajaran PAI membuat siswa menjadi lebih mudah mengingat dan memahami materi yang sudah disampaikan apalagi penggunaan model yang kurang bervariasi dalam pembelajaran PAI yang dianggap sulit dan kurang menarik dan mempermudahkannya.
Terkait hal tersebut maka diperlukan metode pengajaran dan model pembelajaran yang benar-benar dapat memberikan arahan kepada peserta didik agar lebih mahir. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang juga dapat disebut sebagai model mencocokkan dengan menggunakan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pasangan pertanyaan. Alasan dipilihnya model pembelajaran ini yakni agar dapat membantu siswa menyerap materi pada pembelajaran PAI yang susah dengan waktu belajar yang relatif singkat.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas PTK, yakni berdasarkan pada persoalan yang dihadapi guru dalam pembelajaran, adanya kerjasama dalam pengerjaannya, peneliti sekaligus sebagai praktisi melakukan refleksi, perbaikan dan atau meningkatkan mutu praktik yang diajarkan, dan dikerjakan dalam serangkaian langkah dengan sebagian siklus (Suriansyah, 2018:7). PTK merupakan suatu bentuk penganalisisan penelitian yang mencerminkan pengambilan tindakan tertentu untuk malaksanakan tindakan-tindakan tertentu agar dapat membenarkan dan/atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Sukidin, dkk. 2019:16). Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah proses pengkajian yang bersifat reflektif melalui tahapan-tahapan sistem berdaur, yaitu perencanaan, pengerjaan, pengamatan dan refleksi hasil tindakan dari beragam perubahan (Arikunto, 2014:6). Berikut tahapan-tahapan yang digunakan dalam penilitian ini adalah:
1. Perencanaan, yaitu mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk memperbaiki pada permasalahan yang muncul.
2. Tindakan, yaitu mengimplementasikan rencana tindakan yang telah disusun.
3. Observasi, yaitu mengamati efek tindakan dalam konteks penelitian oleh guru observer.
4. Refleksi, yaitu merefleksi efek tindakan sebagai dasar perencanaan lanjutan melalui rangkaian tahapan.
1402 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN PATUNG Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur, tepatnya di Kelas IV, adapun jumlah siswa tersebut adalah berjumlah 10 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 3 orang perempuan pada semester ganjil tepatnya pada tahun ajaran 2023/2024. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN PATUNG karena sekolah tersebut merupakan tempat dimana peneliti mengajar sedangkan materi pelajaran yang ditentukan adalah Asmaul Husna pada kelas IV, yang mana pada pembelajaran sebelumnya peneliti merasa bahwa proses belajar mengajar tentang materi Asmaul Husna hasilnya masih belum bisa dikatakan tercapai, hal ini dapat dilihat dari pengaplikasian siswa masih banyak tidak memperhatikan ketika guru menyampaikan materi pelajaran, hal tersebut berdampak dengan tidak mengertinya siswa terhadap arti dari Asmaul Husna sehingga mereka berbuat dan bertindak banyak yang bertentangan dengan ajaran, yakni masih banyak berbuat yang negatif, misanya berbohong, mencela orang lain dan bahkan ada yang mengambil milik orang lain, dan hal ini jelas mereka tidak mengerti bahwa Allah itu bersifat Al Alim yaitu maha mengetahui apa yang dikerjakan oleh hambaNya.
Hal tersebut sangat jelas diketahui apabila diberikan pertanyaan dan bahkan disuruh untuk menyebutkan nama-nama allah tersebut mereka tidak hafal apalagi mengerti artinya. Selain itu, guru belum melaksanakan model pembelajaran dan pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk menerapkan materi Asmaul Husna pada siswa kelas IV SDN PATUNG Kecamatan Paku Kabupaten barito Timur dengan model pembelajaran yang lebih beragam supaya siswa lebih terdorong untuk belajar dan yang lebih penting lagi nilai mereka akan menjadi baik dan nilai itu terbukti pengaplikasiannya di dalam kelas, di masyarakat dan di rumah tangga.
Kegiatan observasi sangat penting dilakukan agar suatu kegiatan yang dilaksanakan dapat diketahui hasilnya. Dalam hal ini observasi dilakukan oleh observer dalam kegiatan: Mengamati kegiatan guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan menerapkan model kooperatif tipe Make a Match di kelas.
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis data kuantitatif dan data kualitatif. Dalam memperoleh data kuantitatif penulis mengumpulkan nilai tes siswa untuk mengetahui hasil belajar dari pembelajaran PAI dalam pembelajaran model pembelajaran Make a Match. Kemudian melalui data kualitatif, penulis mengumpulkannya melalui pengamatan dan observasi pada saat pembelajaran berlangsung.
1403 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Sumber data dalam penelitian ini adalah berasal dari unsur siswa dan guru yang bisa diamati ketika objek yang bersangkutan sedang mengikuti proses pembelajaran di kelas (Arikunto, 2018: 25). Dalam penelitian ini mengambil data dari siswa kelas IV SDN patung Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur pada semester 1 (satu). Data ini diperoleh dari hasil penelitian Tindakan kelas dengan memakai model pembelajaran Make a Match terhadap 10 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sekolah yang akan menjadi tempat untuk pelaksanaan tindakan kelas ini adalah SDN Patung Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur, terkhusus kelas IV. Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas tentang upaya meningkatkan hasil belajar PAI Materi Asmaul Husna Menggunakan Model Make A Match Siswa Kelas IV SDN Patung Tahun 2023, maka peneliti terlebih dahulu membuat rancangan, yaitu: 1) Peneliti mengajukan Surat izin penelitian kepada Kepala SDN Patung Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur. 2) Setelah mendapat izin melaksanakan penelitian menyiapkan segala hal dalam persiapan tindakan di kelas seperti membuat Modul Ajar dengan menggunakan model Make a match, meyiapkan karton untuk dipotong menjadi kartu-kartu yang berisi pertanyaan serta jawaban, merancang lembar observasi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model Make a match.
Kemudian membuat persiapan dengan menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk tindakan kelas siklus di setiap siklusnya, membuat lembar observasi kegiatan pembelajaran guru dan lembar observasi aktivitas belajar siswa untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas, menyiapkan bahan pembelajaran, merancang alat evaluasi untuk melihat atau mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran PAI.
Pada siklus I, pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 08 Agustus 2023, jam ke 1 dan 2. Sebelum pelaksanaan tindakan kelas dilakukan, peneliti membuat atau menyiapkan modul ajar, membuat skenario pembelajaran yang menggunakan model make a match yang dituangkan dalam modul ajar, membuat lembar observasi siswa untuk melihat kondisi/aktivitas belajar siswa ketika tindakan dilakukan, membuat lembar observasi guru untuk melihat efektivitas cara guru memberikan pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match serta membuat alat bantu yang diperlukan dalam tindakan kelas. Selain itu disusun pula alat evaluasi/lembar soal tes yang akan diujikan pada pada akhir pelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa sebagai dampak dari tindakan yang dilakukan peneliti. Selanjutnya, dilakukan
1404 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
pelaksanaan dengan guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, dan berdo’a Bersama, mengecek kehadiran siswa dengan mengabsensi siswa, sementara siswa menjawab sesuai nama masing-masing, menyampaikan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi dalam kehidupan sehari-hari sementara siswa memperhatikan penjelasan guru, dan menyampaikan apersepsi yang berkaitan materi.
Lalu masuk pada bagian inti, yaitu guru menjelaskan pokok-pokok materi tentang asmaul husna beserta isi kandungannya, membagi siswa menjadi kelompok-kelompok dan memberi potongan-potongan soal dengan model make a match. Setelah semua siswa mendapat soal, siswa maju ke depan kelas secara bergantian membacakan soal dan menempelkan di papan tulis sesuai jawabannya masing-masing. Dilanjutkan dengan guru menanyakan kepada siswa-siswa lain apakah jawaban temannya yang telah terpasang di papan tulis tersebut sudah benar, apabila jawaban siswa benar maka guru memberikan apresiasi. Kemudian, guru menjelaskan kembali setiap jawaban yang telah diberikan oleh siswa melalui beberapa poin penting.
Memasuki bagian penutup, guru memberikan evaluasi secara lisan pada siswa. Siswa mengerjakan soal post test kedua dengan waktu yang telah ditentukan, Setelah selesai siswa diminta mengumpulkan jawaban, Guru menginformasikan mengenai materi yang akan dipelajarai pada pertemuan yang akan datang, Guru menutup pelajaran dan berdo’a bersama-sama untuk mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam.
Adapun hasil belajar siswa yang didapat dari penyelesaian soal evaluasi siswa yang dilakukan pada akhir siklus I dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus I
No. Nilai Siklus I Ket
F %
1 100 1 10 Tuntas
2 90 - -
3 80 3 30 Tuntas
4 70 2 20 Tidak tuntas
5 60 2 20 Tidak tuntas
6 50 - -
7 40 2 20 Tidak tuntas
8 30 - -
1405 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil evaluasi pada siklus I yaitu, siswa yang mendapat nilai 100 ada 1 orang (100 %), yang menadapat nilai 80 ada 3 orang (30 %), yang mendapat nilai 70 ada 2 orang (20 %), yang mendapat nilai 60 ada 2 orang (20 %), 40 ada 2 orang (20) dari 10 siswa, terdapat 4 orang yang mencapai KKM dengan ketuntaan klasikal 40 %.
Selanjutnya, pada siklus II juga dilaksanakan sesuai jadwal, yaitu hari Selasa tanggal 22 Agustus 2023, jam ke 1 dan 2. Sebelum pelaksanaan tindakan kelas dilakukan, peneliti membuat atau menyiapkan modul ajar, membuat skenario pembelajaran yang menggunakan model make a match yang dituangkan dalam modul ajar, membuat lembar observasi siswa untuk melihat kondisi/aktivitas belajar siswa ketika tindakan dilakukan, membuat lembar observasi guru untuk melihat efektivitas cara guru memberikan pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match serta membuat alat bantu yang diperlukan dalam tindakan kelas. Selain itu disusun pula alat evaluasi/lembar soal tes yang akan diujikan pada pada akhir pelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa sebagai dampak dari tindakan yang dilakukan peneliti. Kemudian, dilakukan pelaksanaan dengan guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, dan berdo’a bersama, mengecek kehadiran siswa dengan mengabsensi siswa, sementara siswa menjawab sesuai nama masing-masing, menyampaikan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi dalam kehidupan sehari-hari sementara siswa memperhatikan penjelasan guru, dan menyampaikan apersepsi yang berkaitan materi.
Lalu masuk pada bagian inti, yaitu guru menjelaskan pokok-pokok materi tentang asmaul husna beserta isi kandungannya, membagi siswa menjadi kelompok-kelompok dan memberi potongan-potongan soal dengan model make a match. Setelah semua siswa mendapat soal, siswa maju ke depan kelas secara bergantian membacakan soal dan menempelkan di papan tulis sesuai jawabannya masing-masing. Dilanjutkan dengan guru menanyakan kepada siswa-siswa lain apakah jawaban temannya yang telah terpasang di papan tulis tersebut sudah benar, apabila jawaban siswa benar maka guru
9 20 - -
10 10 - -
11 0 - -
Jumlah 10 100
Rata-rata 68%
Ketuntasan individual 4
Ketuntasan klasikal 40%
1406 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
memberikan apresiasi. Kemudian, guru menjelaskan kembali setiap jawaban yang telah diberikan oleh siswa melalui beberapa poin penting.
Memasuki bagian penutup, guru memberikan evaluasi secara lisan pada siswa. Siswa mengerjakan soal post test kedua dengan waktu yang telah ditentukan, Setelah selesai siswa diminta mengumpulkan jawaban, Guru menginformasikan mengenai materi yang akan dipelajarai pada pertemuan yang akan datang, Guru menutup pelajaran dan berdo’a bersama-sama untuk mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam.
Berdasarkan hasil belajar siswa yang didapat dari penyelesaian soal evaluasi siswa dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil evaluasi pada siklus II pertemuan 2 yaitu, siswa yang mendapat nilai 100 ada 7 orang (70%) dan yang mendapat nilai 80 ada 3 orang (30 %). Secara keseluruhan, ada 10 dari 10 orang siswa yang mencapai KKM dengan ketuntasan klasikal 90 %
No. Nilai Siklus I
Ket
F %
1 100 7 70 % Tuntas
2 90 - -
3 80 3 30 % Tuntas
4 70 - - Tidak tuntas
5 60 - -
6 50 - -
7 40 - -
8 30 - -
9 20 - -
10 10 - -
11 0 - -
Jumlah 10 100
Rata-rata 94 %
Ketuntasan Individual 10
Ketuntasan Klasikal 100 %
1407 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Kesimpulan
Menurut hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada materi Asmaul Husna bagi siswa kelas IV SDN Patung Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur. Guru menggunakan model pembelajaran make a match dengan baik dalam materi Asmaul Husna yang dapat diperhatikan dari peningkatan pada setiap pertemuan persiklusnya. Hal ini dibuktikan dengan ketuntasan klasikal pada siklus 1 40 % dan pada siklus 2 meningkat menjadi 100 %.
Referensi
Ali, Muhammad. 2018 Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Argensindo.
Ansori, Hidayah 2014, Makalah Diklat PLPG Matematika. Banjarmasin (tidak dipublikasikan).
Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka CIPTA.
Aslamiah. 2020. Pedoman Penyusunan Skripsi. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat.
Herdian. 2020. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) (http://www.ca/id.htm). Diakses tanggal 7 Agustus 2021.
Halimah. 2018. Penelitian Tindakan Kelas (Skripsi) Banjarmasin: FKIP Unlam.
Haryono. 2017. Buku Pendidikan Luar Sekolah PKn Kelas V. Jakarta: Perca.
Hidayat, dkk. 2018. Buku Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta. Sinar Grafika.
Ibrahim, M., F. Rachamadiarti, M. Nur & Ismono. 2020. Pembelajaran Kooperatif.
Surabaya: University Press.
Kurniawan, Nursidik. 2019. Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. www.infodiknas.com. Diakses tanggal 02 Agustus 2022.
Mulyana. 2017. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya.
Mulyana. 2017. Menjadi Guru Propesional. Bandung: PT Rosda Karya.
Porwanto, Ngalim, M. 2022. Cet. Ke Delapanbelas Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya.
1408 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Resmini, Novi, dkk. 2016. Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya.
Bandung: UPI PRESS
Ruminiati, 2017. Modul Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Soemanto, Westy. 2023. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Sukidin, Basrowi. 2019. Manajemen PTK. Jakarta: Insan Cendekia
Suriansyah, Ahmad. Dkk. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi) Khusus untuk Penelitian Tindakan Kelas. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat FKIP PGSD.
Thoifori. 2018. Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Rasail Media Group.
Tim Pustaka Yustisia, 2017. Panduan Lengkap KTSP SD/MI, SMP dan SMA/SMK.
Jakarta: Pustaka Yustisia.
Usman, U.M.2018: menjadi Guru Propesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.