• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 REJOAGUNG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 REJOAGUNG"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwing mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN 1 Rejoagung Tahun Pelajaran 2015/2016”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Rejoagung tahun pelajaran 2015/2016.

PENDAHULUAN

  • Identifikasi Masalah
  • Batasan Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Penelitian yang Relevan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif lempar bola salju. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Septiawan telah meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball pada IPS kelas IV SD Negeri 04 Metro Pusat.

KAJIAN PUSTAKAKAJIAN PUSTAKA

Hasil Belajar

Langkah-langkah dalam pelajaran melontar bola salji menurut Jumanta Hamdayama adalah seperti berikut. Selain itu, terdapat juga beberapa pendapat lain tentang langkah-langkah belajar melontar bola salji menurut Ngalimun iaitu seperti berikut.

Kekurangan Model Snowball Throwing

Jadi dapat dikatakan kerugian dari snowball throw adalah siswa hanya menguasai materi sedikit, membutuhkan waktu lama dan kelas sering menjadi gaduh. D. Namun kekurangan dalam menggunakan model snowball throw dapat ditutupi atau diatasi dengan cara berikut. Jadi dapat diartikan bahwa cara mengatasi kekurangan snowball throw adalah guru terlebih dahulu menyampaikan materi dengan jelas, mengoptimalkan waktu dengan baik, dan juga guru ikut serta dalam aturan main snowball throw.

24 Di sana. . dasar serta dalam pendidikan mempelajari gejala dan masalah sosial yang ada di masyarakat. Masalah kependudukan adalah jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan di Indonesia seperti upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk yang tidak merata merupakan program.

Hipotesis Penelitian

Agar permasalahan sosial tidak semakin meluas, diperlukan suatu lembaga yang menangani permasalahan sosial yang terjadi. Institusi yang dapat mengontrol masalah sosial antara lain kepolisian, pengadilan, adat dan tokoh masyarakat. Pengertian operasional variabel adalah pengolahan lebih lanjut suatu objek penelitian oleh peneliti untuk diteliti guna memperoleh informasi tentang sesuatu yang dijadikan objek penelitian.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan berubahnya atau munculnya variabel terikat.1 Berdasarkan penjelasan tersebut, variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif snowball throw. Model pembelajaran snowball merupakan model pembelajaran yang diawali dengan guru memberikan materi tentang masalah-masalah sosial, dilanjutkan dengan pembentukan kelompok yang terdiri dari 4 kelompok yang terdiri dari 7 siswa yang kemudian diwakili oleh ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru. pertanyaan terkait materi yang dijelaskan oleh ketua kelompok, kemudian berbentuk bola (kertas soal) kemudian dilempar ke siswa lain dengan masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat dari variabel bebas.2 Berdasarkan penjelasan tersebut maka variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa SDN 1 Rejoagung pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball tipe lempar. , sambil melihat atau mengukur keterampilan. adalah kemampuan kognitif (ingatan, pemahaman dan penerapan) yang diperoleh dari pre-test dan post-test yang diberikan kepada siswa oleh guru.

Prosedur Penelitian

  • Langkah-langkah Penelitian
  • Tahap Pelaksanaan Tindakan SIKLUS II
  • Tahap Pengamatan (Observasi)
  • Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan kegiatan merakit perangkat pembelajaran yang akan digunakan seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LPP), menyiapkan bahan pembelajaran, menyiapkan kertas soal, dan lain-lain. Pada tahap ini peneliti mengimplementasikan tindakan yang telah dirancang dalam kurikulum dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif snowball throw. Hal ini untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran dari awal sampai akhir sehingga dapat dievaluasi dan dijadikan dasar refleksi.

Kemudian direfleksikan untuk dijadikan bahan pembelajaran untuk mewujudkan siklus kedua dan memperbaiki kelemahan pada siklus pertama. Oleh karena itu, hasil observasi dijadikan sebagai bahan refleksi dan hasil refleksi pada siklus I dijadikan sebagai acuan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Setting Penelitian

Subjek Penelitian

  • Tes Hasil Belajar
  • Dokumentasi

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan dan alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Soal tes terdiri dari sejumlah tugas tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis variabel. Saat memperoleh data hasil belajar siswa IV. kelas, peneliti menggunakan pre-test dan post-test untuk mengukur hasil belajar siswa dengan standar hasil belajar siswa yang sesuai dengan KKM 63 untuk mata pelajaran IPS.

Dokumentasi berasal dari kata document yaitu data tentang benda-benda tertulis atau dapat diartikan sebagai peninggalan sejarah dan simbol. Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara meneliti objek-objek yang ada. Selain itu, metode dokumentasi ini juga digunakan untuk mengetahui profil sekolah dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throw pada siswa kelas IV IPS di SD N 1 Rejoagung Batanghari Lampung Timur.

Instrumen Penelitian

Metode ini digunakan sebagai metode pendukung untuk mendapatkan data tentang kurikulum, standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus, materi yang akan diajarkan kepada siswa dan RPP. Kisi-kisi lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan proses pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 1 Rejoagung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throw pada topik “Masalah-Masalah Sosial”. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throw.

Alat ini digunakan dalam pre-test dan post-test pada setiap siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tes menggunakan butir/instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa yang disusun berdasarkan indikator dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Instrumen dokumentasi digunakan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa dari data yang ada berupa video klip atau gambar.

Teknik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

  • Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri 1 Rejoagung berdiri pada tahun 1986 dan terletak di Desa Rejoagung, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur. Dari sembilan kepala sekolah yang sampai saat ini dipimpin oleh Ny. Endang Trimulatsih. Terwujudnya peserta didik yang cerdas dalam bidang ilmu pengetahuan, kecakapan hidup dan berbudi pekerti luhur menjadi peserta didik yang berakhlak mulia, berbudaya dan berkarakter bangsa.

Dengan mewujudkan visi dan misi diharapkan mampu membekali siswa dan guru dengan pengetahuan yang baik. Dalam upaya mensukseskan visi dan misi pendidikan SDN 1 Rejoagung, tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

Kantor K S

Kelas III

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS di kelas IV SDN 1 Rejoagung. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, dan setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pembelajaran (2 x 35 menit). Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setiap awal siklus dan akhir siklus.

Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan

Sebelumnya guru menjelaskan beberapa gambaran tentang topik yang akan dibahas, setelah guru selesai menjelaskan, giliran masing-masing ketua kelompok menjelaskan materi yang telah dibagikan untuk dijelaskan kepada masing-masing anggotanya. Sebelum guru melanjutkan materi, guru mengulas kembali materi sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan agar siswa mengingat materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu. Kemudian menjelaskan sedikit tentang macam-macam masalah sosial yang muncul dan guru membantu ketua kelompok dengan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang materi yang telah dibagikan.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada saat diterapkan model pembelajaran snowball Throwing yaitu pada. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran snowball throw yaitu pada pertemuan pertama 54,63% naik menjadi 64,10%. Dari tabel hasil belajar siswa pada siklus I terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari target yang telah ditentukan.

Pelaksanaan Siklus II

Tahapan siklus II sama dengan siklus I yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Seperti pada siklus I, selama proses pembelajaran kegiatan guru diamati oleh observer dan dinilai pada lembar observasi yang telah disiapkan. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari siklus I ke siklus II aktivitas belajar guru mengalami peningkatan dalam penerapan model pembelajaran lempar bola salju.

Hal ini berdasarkan tabel bahwa pada siklus sebelumnya yakni siklus 1 sebesar 61,36% meningkat menjadi 84,09% pada siklus II. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari siklus I ke siklus II aktivitas belajar siswa dalam menerapkan model pembelajaran snowball throw mengalami peningkatan. Hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran snowball throw dapat meningkatkan hasil belajar siswa cukup baik dibandingkan dengan siklus I, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: a.

Pembahasan

  • Analisis Data Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe SnowballDengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Snowball
  • Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Dan II

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data outcome untuk hasil belajar IPS dengan menggunakan model snowball siklus I dan siklus II seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 67,85% dan yang tidak tuntas sebesar 67,85%. Kemudian peneliti melakukan tindakan siklus II, pada siklus II hasil belajar siswa yang tuntas 89,28% dan yang tidak tuntas 10,71%, siklus II sudah memenuhi tujuan ketuntasan yaitu 80% dari siswa yang mendapat nilai. ¿63.

Karena sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Siklus II dan memenuhi kriteria keberhasilan dalam penelitian ini maka peneliti tidak merencanakan tindakan lebih lanjut. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif snowball-throwing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dan dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan data hasil belajar siswa di SDN 1 Rejoagung dari Siklus I sampai Siklus II yaitu 67,85% sampai dengan 89,28%.

PENUTUP

Saran

Karena keikutsertaan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan membantu siswa lebih memahami materi yang disampaikan guru, sehingga dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik, peneliti memberikan saran kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran snowball throw dalam pembelajaran IPS yang disesuaikan dengan tema pembelajaran. Bagi sekolah, diharapkan pihak sekolah dapat meningkatkan motivasi guru dalam menerapkan model pembelajaran snowball throw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada semua mata pelajaran.

Trianto, Merancang Konsep Dasar Model Pembelajaran Inovatif-Progresif dan Penerapannya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP), Jakarta: Kencana, 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel terikat, adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2008 : 39). Dalam penelitian ini yang menjadi

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan

Menurut Sugiyono (2012:39), “Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variable bebas. Dalam

Variabel terikat, adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2008 : 39). Dalam penelitian ini yang menjadi

Variabel Terikat (Dependent) atau Variabel Y merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). 45 Variabel terikat pada

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

b. 39) variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam hubungannya dengan