• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN SISWA TUNADAKSA KELAS 2 SD MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK DENGAN LILIN DI SLB D YPAC JAKARTA

N/A
N/A
Ratna Nurintan Perwitasari

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN SISWA TUNADAKSA KELAS 2 SD MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK DENGAN LILIN DI SLB D YPAC JAKARTA"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Awal menulis merupakan tahap awal atau dasar dimana seseorang dikenalkan dengan garis-garis vertikal dan horizontal sehingga garis-garis tersebut akan membentuk huruf-huruf yang sering dilihat anak. Contoh pembelajaran menulis awal untuk anak tunadaksa di SLB D YPAC adalah dalam bahasa Indonesia.

Identifikasi Masalah

Maka peneliti berencana untuk melakukan penelitian tentang “peningkatan keterampilan menulis permulaan siswa tunadaksa kelas II SD melalui kegiatan mencetak lilin di SLB D YPAC JAKARTA”. Cara meningkatkan kemampuan menulis awal siswa penyandang cacat kelas dua sekolah dasar (SD) melalui kegiatan pembentukan lilin di SLB D YPAC Jakarta.

Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah

Manfaat Hasil Penelitian

ACUAN TEORETIK

Hakikat Menulis

  • Pengertian Menulis
  • Tujuan Menulis
  • Pengertian Menulis Permulaan
  • Tahapan Perkembangan Menulis
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anak Menulis

Tahap perkembangan menulis terdiri dari 8 tahap yaitu (1) Tahap Scribble, pada tahap ini anak mulai mencoret-coret. Tahap perkembangan menulis ini dimulai dari gambar hingga huruf, pada tahap ini anak mulai dapat menulis dengannya.

Membentuk dengan Lilin

  • Pengertian Membentuk
  • Pengertian Lilin
  • Tujuan dan Manfaat Lilin
  • Kelebihan dan Kelemahan Lilin
  • Langkah-Langkah Pembelajaran Lilin

Lilin atau plastisin sebenarnya adalah tanah liat (dalam bahasa Indonesia artinya tanah liat) yang terbuat dari campuran tepung dan lem. Dapat disimpulkan bahwa lilin atau plastisin merupakan campuran tepung, lem dan pewarna yang dapat dibuat dalam suatu kerajinan atau keterampilan.

Hakikat Tunadaksa

  • Pengertian Tunadaksa
  • Klasifikasi Tunadaksa
  • Karakteristik Tunadaksa
  • Penyebab Tunadaksa

Cerebral palsy atau CP adalah suatu kondisi klinis yang disebabkan oleh kerusakan pada otak. Cerebral palsy adalah suatu kecacatan yang disebabkan oleh kelainan pada otak dan cacatnya adalah kekakuan pada anggota tubuh. Istilah Cerebral Palsy (CP) dimaksudkan untuk menggambarkan kelainan gerak, postur atau bentuk tubuh, gangguan koordinasi dan terkadang berhubungan dengan gangguan psikis dan sensorik, yang disebabkan oleh kerusakan atau cacat pada perkembangan otak.

Cerebral palsy (CP) menurut derajat kecacatannya dibedakan menjadi (1) ringan, dengan ciri-ciri berjalan tanpa alat bantu, berbicara jelas dan mampu menolong diri sendiri; (2) sedang, dengan ciri-ciri;. Klasifikasi jenis terakhir ini membagi anak penderita Cerebral Palsy menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) tipe piramidal, kelainannya bersifat spastik. Hardman menyatakan, 45% anak penderita Cerebral Palsy mengalami keterbelakangan mental (retarded), dan 35% memiliki kecerdasan normal atau di atas normal.

Selain tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, anak penderita Cerebral Palsy juga mengalami kelainan pada persepsi, kognisi, dan simbolisasi. Anak penderita Cerebral Palsy mengalami kerusakan pada saluran piramidal dan ekstrapiramidal yang berfungsi mengatur sistem motorik.

Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, peneliti mendeskripsikan data observasi untuk melihat peningkatan keterampilan menulis awal melalui kegiatan pembentukan lilin pada siswa penyandang disabilitas kelas II sekolah dasar di SLB D YPAC Jakarta. Keterampilan awal siswa merupakan keterampilan yang dimiliki siswa sebelum mendapat tindakan berupa kegiatan membentuk dengan lilin. Saat siswa melakukan kegiatan pembuatan lilin, siswa terlihat sangat antusias dan aktif.

Pada siklus II materi pembelajaran lebih ditekankan pada kemampuan menulis permulaan huruf vokal yang belum dikuasai siswa pada siklus I. Pada siklus II materi pembelajaran lebih diutamakan kaitannya dengan kemampuan menulis permulaan. huruf vokal dan konsonan yang belum dikuasai siswa. Analisis data ini dilakukan dengan menghitung skor yang diperoleh siswa pada keterampilan menulis awal pada setiap siklusnya.

Berdasarkan hasil analisis pada siklus I dan siklus II diketahui bahwa tingkat kemampuan menulis awal melalui aktivitas membentuk dengan lilin pada siswa kelas 2 SD penyandang disabilitas fisik mengalami peningkatan dibandingkan kemampuan menulis awal sebelum pembelajaran. tindakan itu dilakukan. Secara keseluruhan kemampuan menulis awal ketiga siswa pada Siklus I mengalami peningkatan, namun belum sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti.

Pengembangan Konseptual Perencanaa Tindakan

METODE PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Metode dan Desain Intervensi Tindakan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis awal melalui kegiatan mencetak lilin pada anak tunadaksa kelas 2 SLB D YPAC Jakarta. Penelitian ini menggunakan salah satu metode penelitian tindakan kelas yaitu model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggard.

Gambar I: Desain Intervensi Tindakan Kemmis dan Mc Taggard dalam  Suharsimi Arikunto
Gambar I: Desain Intervensi Tindakan Kemmis dan Mc Taggard dalam Suharsimi Arikunto

Subjek dan Partisipan dalam Penelitian

Peranan dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Tahapan Intervensi Tindakan

Kemudian anak berlatih menulis huruf vokal dan konsonan b, d, p, m, n dalam 7 sesi (dalam satu sesi mereka belajar 1 jam pelajaran atau 45 menit). Apabila setelah melalui tahapan siklus I ternyata prestasi siswa belum mencapai tujuan atau tidak menunjukkan peningkatan, maka peneliti akan melanjutkan penelitian tindakan kelas II. siklus dengan langkah-langkah berikut. Merencanakan pelaksanaan tindakan di kelas pada II. siklus diperoleh dari hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I.

Peneliti menyiapkan rencana lain berupa rencana pelaksanaan pembelajaran untuk melakukan penelitian pada siklus II yang terdiri dari 5 kali pertemuan. Tindakan pelaksanaan penelitian pada Siklus II merupakan pengulangan dari kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada Siklus I. Pada Siklus II, peneliti terlebih dahulu berlatih menulis huruf vokal dan konsonan kemudian dilanjutkan pada suku kata dan kata sebanyak 5 kali pertemuan (1 kali pertemuan). dari 1 jam.

Adapun rincian langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada Siklus II adalah sebagai berikut. Dari hasil observasi siklus ini dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa, kekurangan dan kendala yang dialami siswa.

Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Data dan Sumber Data

  • Instrument Pengumpulan Data

Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah lembar observasi, dokumentasi nilai, tugas siswa, dan dokumentasi foto. Kemampuan menulis awal adalah kemampuan menggores dengan pena untuk membentuk huruf menjadi kata. Skor ini menggambarkan keterampilan menulis awal yang meliputi mencoret-coret yang terdiri dari garis horizontal, vertikal, diagonal, melengkung, dan zigzag.

Table 3 kisi-kisi instrumen Menulis permulaan
Table 3 kisi-kisi instrumen Menulis permulaan

Teknik Pengumpulan Data

Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Berdasarkan penilaian dan observasi peneliti dan guru terhadap kemampuan menulis awal siswa, umumnya terhadap kemampuan menulis awal siswa. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan menulis awal siswa hendaknya ditingkatkan dengan membuat kurikulum yang berbeda dengan apa yang telah dilakukan guru sebelumnya. Tujuan sesi pertama ini adalah agar siswa dapat menghubungkan titik-titik menjadi garis horizontal, vertikal, miring kanan, miring kiri, kurva atas, kurva bawah, kurva kanan, kurva kiri, zigzag atas, dan zigzag bawah melalui kegiatan pembuatan lilin.

Tujuan pertemuan kedua ini adalah siswa membuat garis horizontal, vertikal, miring kanan, miring kiri, kurva atas, kurva bawah, kurva kanan, kurva kiri, zigzag atas, dan zigzag bawah. Kemudian kegiatan berjalan dengan baik, siswa terlihat antusias dan antusias dalam menggunakan lilin plastisin ini. Sesi keenam ini bertujuan agar siswa dapat menulis huruf konsonan d,m,n. Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan presensi siswa yang hadir.

Pada Siklus II perencanaan kegiatan didasarkan pada tingkat kinerja siswa hasil evaluasi pada siklus sebelumnya yaitu Siklus II. Jika hasil skor kemahiran awal dikumpulkan sampai setelah tindakan Siklus II, maka seluruh siswa yang mengalami peningkatan dikatakan meningkat pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap skor peningkatan yang diharapkan, terlihat bahwa data mengalami peningkatan pada setiap siklusnya dan hal ini dapat diartikan bahwa semua siswa dapat melakukan aktivitas menulis awal dengan aktivitas membentuk dengan lilin.

Hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan tindakan meningkat dan mencapai kriteria yang diharapkan peneliti.

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERVENSI HASIL ANALISA DAN

Deskripsi Data hasil Intervensi Tindakan

  • Data Kemampuan Awal
  • Data Siklus 1
  • Data Siklus II
  • Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis Data

Setelah kegiatan penulisan permulaan huruf vokal dan konsonan b, d, p, m, n, dilakukan kegiatan pencetakan lilin yang dimulai dari kegiatan sebelum pemberian tindakan sampai setelah pemberian tindakan pada siklus I. dan siklus II. Data diperoleh dari hasil observasi, yang kemudian dilakukan analisis data. Dari hasil perbincangan dengan wali kelas yaitu dengan wali kelas diketahui bahwa tindakan pada II. . Sedangkan pada siklus I setiap siswa mengalami peningkatan perkembangan sebanyak 2 hasil, 10 hasil dan 9 hasil, pada siklus II.

Dilihat dari kemampuan menulis awal ketiga siswa dapat dikatakan rendah karena siswa hanya mampu memegang pensil dengan baik dan masih kesulitan menulis huruf vokal dan konsonan b, d, p, m, n. Pada tindakan siklus I siswa terlihat bersemangat, senang dan antusias terhadap media plastisin yang dibawakan peneliti. Kemampuan awal siswa A lebih baik dibandingkan kedua siswa lainnya, namun demikian siswa A dan M, namun setelah dilakukan tindakan siklus II siswa R dan siswa M juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Interpretasi Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian terlihat adanya perubahan keterampilan menulis awal siswa tunadaksa melalui kegiatan bentuk lilin yang dilakukan siswa kelas 2 SD SLB D YPAC Jakarta. Melihat hasil yang diperoleh maka dapat dikatakan bahwa kegiatan membentuk dengan lilin berhasil meningkatkan keterampilan menulis awal siswa kelas II penyandang disabilitas fisik di SD SLB D YPAC Jakarta. Penggunaan lilin plastisin membuat pembelajaran menulis menjadi lebih menarik, menyenangkan dan meningkatkan kemampuan motorik siswa penyandang disabilitas fisik.

Penelitian ini membuktikan bahwa waxing shaping dapat meningkatkan keterampilan menulis awal siswa kelas II SD penyandang disabilitas fisik. Dapat dijadikan referensi sebagai alat untuk memotivasi, mendukung dan membuat kebijakan agar guru lebih kreatif dalam penggunaan media pembelajaran dan memberikan informasi media penulisan awal bagi siswa sekolah dasar kelompok 2 penyandang disabilitas fisik. Lilin plastisin dapat menjadi referensi bagi guru dalam pengajaran menulis awal, sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis awal siswa penyandang disabilitas fisik dan dikembangkan sebagai media pengajaran mata pelajaran lainnya.

Para peneliti telah membuktikan bahwa lilin plastisin telah meningkatkan keterampilan menulis awal, dan disarankan agar peneliti selanjutnya menggunakan lilin plastisin untuk meningkatkan keterampilan lainnya. Alat keterampilan menulis siswa tunadaksa dengan membentuk kegiatan dengan lilin setelah tindakan siklus II.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan mencuci plastisin yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran berkelanjutan dapat melatih motorik halus sehingga secara tidak langsung kemampuan menulisnya meningkat.

Implikasi

Saran

Hubungkan titik-titik tersebut dengan garis lengkung (kurva atas, kurva bawah, kurva kanan, dan kurva kiri). Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang garis vertikal, garis horizontal, garis miring (kemiringan kanan dan kemiringan kiri), garis lengkung (kurva atas, kurva bawah, kurva kanan dan kurva kiri), garis zigzag (zigzag atas dan zigzag bawah). Siswa menjiplak satu persatu dengan jari-jarinya garis vertikal, garis mendatar, garis miring (miring kanan dan miring kiri), garis lengkung (kurva atas, lengkung bawah, lengkung kanan dan lengkung kiri), garis zigzag (zigzag atas dan zigzag bawah) .

Siswa menghubungkan garis vertikal, garis horizontal, garis miring (miring kanan dan miring kiri), garis. Siswa bersama-sama membuat garis vertikal, garis horizontal, garis miring (miring kanan dan miring kiri), garis lengkung (kurva atas, lengkung bawah, lengkung kanan dan lengkung kiri), garis zigzag (zigzag atas dan zigzag bawah). Siswa maju satu per satu, mengucapkan dan menggambar huruf vokal di papan dengan jari.

Gambar

Gambar I: Desain Intervensi Tindakan Kemmis dan Mc Taggard dalam  Suharsimi Arikunto
Table 3 kisi-kisi instrumen Menulis permulaan

Referensi

Dokumen terkait

Media Gambar Seri Kelas Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca. dan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD Negeri 01

Penggunaan Metode Drill Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Bahasa Indonesia Kelas D2/C Slb B-C Ypaalb Langenharjo.. Grogol Sukoharjo Tahun

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas I melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu anak dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaannya.Hasil penelitian yang telah peneliti lakukan terbukti bahwa media Slime

Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2011

Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan metode Peer Tutorial (tutor sebaya) untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada siswa tunarungu kelas Dasar

PENGARUH LATIHAN KOLASE BERBAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PAD A ANAK CEREBRAL PALSY D I SLB RISANTYA BAND UNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dalam tiga siklus, dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca dan menulis permulaan peserta