• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC BANDUNG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN

SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Khusus

oleh:

ULFAH SAEFATUL MUSTAQIMAH

(0900391)

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS

PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN

SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC BANDUNG” ini dan

seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resikoyang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya ini.

Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

(3)

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ULFAH SAEFATUL MUSTAQIMAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC

BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Nia Sutisna, M.Si. NIP: 19570131 198603 1 001

Pembimbing II

dr. Setyo Wahyu Wibowo, M.Kes. NIP: 19691205 200112 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

(4)

i

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC

BANDUNG

(Ulfah Saefatul Mustaqimah 0900391)

Hambatan yang dimiliki oleh siswa cerebral palsy sedang sangatlah beragam. Siswa cerebral palsy sedang memerlukan bantuan dan pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak dan berbicara. Hambatan yang mereka miliki mengakibatkan kesulitan dalam kegiatan belajar, salah satunya kesulitan dalam menulis permulaan. Kesiapan motorik halus untuk persiapan menulis permulaan sangat dibutuhkan oleh siswa. Perkembangan motorik halus ini merupakan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu. Upaya untuk melatih motorik halus dalam penelitian ini yaitu menggunakan media fondant, dimaksudkan agar siswa dapat melatih jari jemarinya untuk menulis. Bentuk fondant ini liat dan lentur seperti plastisin sehingga bisa dibentuk sesuai keinginan dan media ini aman digunakan oleh anak-anak. Penelitian ini dilaksanakan di SLB D YPAC Bandung terhadap D.A yaitu seorang siswa cerebral palsy sedang (spatik) yang mengalami hambatan dalam motorik halus khususnya dalam menulis permulaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Single Subject Research (SSR) atau penelitian subjek tunggal menggunakan desain A-B-A yang memiliki tiga fase baseline-1 (A1), intervensi (B) dan baseline-2 (A2). Hasil dari penelitian ini menunjukan peningkatan siswa dalam latihan motorik halus khususnya dalam menulis yang dapat dilihat melalui perolehan mean level dari setiap aspek. Pada aspek menggerakan pensil mean level dari fase baseline-1 adalah 37,9%, fase intervensi adalah 58,95% dan fase baseline-2 adalah 69,17%. Pada aspek menebalkan huruf dan kata mean level subjek D.A dalam fase baseline-1 adalah 38,9%, fase intervensi adalah 54,86% dan fase baseline-2 adalah 68,73%. Pada aspek menyalin huruf dan kata mean level subjek D.A pada fase baseline-1 adalah 44,8%, fase intervensi adalah 80,46% dan mengalami peningkatan pula pada fase baseline-2 86,9%. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa penggunaan media fondant efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam menulis permulaan siswa cerebral palsy sedang.

(5)

ii

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Pernyataan Keaslian Skripsi

Abstrak ... i

Kata pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Grafik ... x

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Dasar Cerebral Palsy ... 7

B. Konsep Dasar Motorik Halus dalam Menulis Permulaan ... 14

C. Konsep Dasar Media Fondant ... 16

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 18

E. Kerangka Pemikiran ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

(6)

iii

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian ... 21

C. Metode Penelitian ... 23

D. Definisi Operasional Variabel ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 28

G. Teknik Pengumpulan Data ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 30

I. Prosedur Penelitian ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Rekomendasi ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(7)

iv

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Motorik Halus dalam Menulis Permu-

laan ... 26

3.2. Butir-Butir Instrumen Motorik Halus dalam Menulis Permulaan ... 27

3.3. Daftar Para Ahli untuk Judgment Expert Instrumen ... 29

3.4. Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 29

4.1. Persentase Nilai Kemampuan Motorik Halus dalam Menulis Permulaan D.A Tahap Baseline-1, Intervensi dan Baseline-2 ... 38

4.2. Panjang Kondisi ... 41

4.3. Data Estimasi Kecenderungan Arah Subjek D.A pada Aspek Menggera- kan Pensil ... 42

4.4. Data Estimasi Kecenderungan Arah Subjek D.A pada Aspek Menebal- kan Huruf dan Kata ... 43

4.5. Data Estimasi Kecenderungan Arah Subjek D.A pada Aspek Menyalin Huruf dan Kata ... 44

4.6. Rangkuman Kondisi Kecenderungan Stabilitas Subjek D.A ... 54

4.7. Kondisi Jejak Data ... 54

4.8. Kondisi Level Stabilitas dan Rentang ... 55

4.9. Kondisi Perubahan Level ... 55

4.10. Rangkuman Hasil Analisis Perubahan dalam Kondisi Aspek Menggera- kan pensil ... 56

4.11. Rangkuman Hasil Analisis Perubahan dalam Kondisi Aspek Menebal- kan Huruf dan Kata ... 56

4.12. Rangkuman Hasil Analisis Perubahan dalam Kondisi Aspek Menyalin Huruf dan Kata ... 57

(8)

v

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pensil ... 58 4.15. Data Kecenderungan Arah dan Efeknya pada Aspek Menebalkan huruf

dan kata ... 59 4.16. Data Kecenderungan Arah dan Efeknya pada Aspek Menyalin huruf

dan kata ... 59 4.17. Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek D.A Aspek

Meng-gerakan Pensil ... 59 4.18. Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek D.A Aspek Menebal-

kan huruf dan kata ... 60 4.19. Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek D.A Aspek Menyalin

Huruf dan Kata ... 60 4.20. Data Perubahan Level Subjek D.A. ... 60 4.21. Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Peningkatan Kemampuan

Mo-torik halus dalam Menulis Permulaan Aspek Menggerakan Pensil ... 66 4.22. Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Peningkatan Kemampuan

Mo-torik halus dalam Menulis Permulaan Aspek Menebalkan huruf dan kata ... 66 4.23. Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Peningkatan Kemampuan

(9)

vi

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(10)

vii

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik

3.1. Prosedur Dasar Desain A-B-A ... 22 4.1. Skor Kemampuan Motorik Halus dalam Menulis Permulaan Aspek

Meng-gerakan Pensil Pada Kondisi Baseline-1 (A1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A2) ... 38 4.2. Skor Kemampuan Motorik Halus dalam Menulis Permulaan Aspek

Menebalkan huruf dan kata Pada Kondisi Baseline-1 (A1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A2)... 39 4.3. Skor Kemampuan Motorik Halus dalam Menulis Permulaan Aspek

Menyalin huruf dan kata Pada Kondisi Baseline-1 (A1), Intervensi

(B), dan Baseline-2 (A2)... 40 4.4. Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Motorik Halus dalam Me-

nuli Permulaan Aspek Menggerakan Pensil pada Kondisi Baseline 1, Intervensi, Baseline 2... 42 4.5. Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Motorik Halus dalam Me-

nuli Permulaan Aspek Menebalkan Huruf dan Kata pada Kondisi Base- line 1, Intervensi, Baseline 2 ... 43 4.6. Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Motorik Halus dalam Me-

nuli Permulaan Aspek Menyalin Huruf dan Kata pada Kondisi Baseline 1, Intervensi, Baseline-2 ... 44 4.7. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menggerakan Pensil Kondisi Baseline

-1... 45 4.8. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menebalkan Huruf dan Kata Kondisi

Baseline 1 ... 46 4.9. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menyalin Huruf dan Kata Kondisi Base-

(11)

viii

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(B) ... 48 4.11. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menebalkan Huruf dan Kata Kondisi

Intervensi (B)... 49 4.12. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menyalin Huruf dan Kata Kondisi

Intervensi ... 50 4.13. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menggerakan Pensil Kondisi Baseline

-2 ... 51 4.14. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menebalkan Huruf dan Kata Kondisi

Baseline 2... 52 4.15. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menyalin Huruf dan Kata Kondisi

Baseline 2 ... 53 4.16. Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) Aspek

Meng-gerakan Pensil ... 62 4.17. Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) Aspek

Meng-gerakan Pensil ... 62 4.18. Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) Aspek Mene-

balkan huruf dan kata... 63 4.19. Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) Aspek Mene-

balkan huruf dan kata... 64 4.20. Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) Aspek Menya-

lin huruf dan kata ... 65 4.21. Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) Aspek Menya-

(12)

ix

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran I Surat Perizinan ... 76 Lampiran II Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian ... 83 Lampiran III Judgment Instrumen ... 90 Lampiran IV Program Intervensi, Uji Validitas, Uji Realibilitas dan Lembar

(13)

1

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia. Kebutuhan siswa dalam belajar yang beragam mengakibatkan penanganan pada setiap kasus yang dihadapi harus berbeda. Penanganan-penanganan yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa, agar manfaatnya dirasakan langsung oleh siswa. Hambatan yang dimiliki oleh siswa cerebral palsy sedang sangatlah beragam. Siswa cerebral palsy ini termasuk dalam bagian tunadaksa yang memiliki hambatan dalam gangguan gerak juga disertai gangguan yang lain seperti gangguan sensoris, kecerdasan, persepsi, kognisi, bicara, emosi, dan penyesuaian sosial.

Istilah anak cerebral palsy memang sudah tidak asing lagi dalam dunia Pendidikan Khusus. Pembahasan cerebral palsy ini juga sering di dengar dari acara televisi dan seminar-seminar pendidikan.

Menurut Arvin (2000: 2085) cerebral palsy adalah:

Kelainan postur dan gerakan non-progresif, sering disertai dengan epilepsi dan ketidak normalan bicara, penglihatan dan kecerdasan, akibat dari lesi otak yang sedang berkembang.

(14)

2

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelainan gerak sangat dipengaruhi oleh lokasi dari kelainan pada otak. Salah satunya kelainan pada traktus piramidalis yang berfungsi untuk mengendalikan tonus otot agar tetap normal. Bila traktus piramidalis ini tidak berfungsi mengendalikan otot, maka otot akan mengalami spastic. Kelainan gerak yang mudah diketahui pada kondisi ini adalah gerakan aktif akan menjadi lambat dan akan bertambah lambat apabila gerakan yang dilakukan terburu-buru. Namun apabila sendi digerakan secara perlahan maka hambatan gerakan sendi akan ringan.

Hambatan yang mereka miliki mengakibatkan anak cerebral palsy (CP) sedang tipe spastic mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan motorik halus, salah satunya kegiatan menulis permulaan yang mendukung kegiatan belajar siswa untuk belajar. Fungsi menulis bagi anak CP yaitu untuk mencatat dan mengerjakan sebagian besar tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan menulis, anak CP akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas-tugas dari sekolah. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada anak saat pertama kali masuk Sekolah Dasar (Abdurrahman, 2003: 223).

Motorik halus ialah gerak yang hanya menggunakan otot-otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik (Soendari, 2008: 58). Otot yang lebih kecil memainkan peran yang sangat besar dalam keterampilan motorik. Keterampilan motorik ini dapat diartikan sebagai gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit yang melibatkan perbedaan isyarat dan koreksi kesalahan yang berkesinambungan (Cronbach; Hurlock, 1978: 154). Latihan motorik halus diberikan dengan tujuan untuk melatih koordinasi motorik halus atau melemaskan otot-otot yang kaku, akibat dari kekakuan otot-otot tangan anak cerebral palsy.

(15)

3

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menumbuhkan motivasi anak untuk belajar, hal ini diperkuat dengan teori

mengenai plastisitas otak. “Neuroplastisitas adalah kemampuan sel-sel saraf

mengubah diri. Otak bukanlah elemen tubuh yang statis. Perubahan otak tidak mungkin terjadi tanpa intervensi serius, sistematis, dan terutama latihan-latihan mental” (Given, 2002: 16). Motivasi kuat dari seorang siswa untuk belajar merupakan dorongan yang paling kuat agar dapat terjadi perubahan. Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Given (2002:18) “Harapan, keinginan dan

kemauan pun dapat mengubah struktur otak”.

Pada observasi yang telah dilakukan di SLB D YPAC Bandung diketahui terdapat seorang siswa cerebral palsy sedang yang mengalami keterbatasan dalam motorik halus. Menurut hasil observasi, D.A. yang saat ini sedang duduk di kelas V SDLB YPAC BANDUNG mengalami kesulitan dalam motorik halus sehingga kemampuannya dalam menulis sangat rendah. Siswa mengalami kekakuan pada tangan kanan, namun tangan kirinya dapat diarahkan untuk menulis dan menggenggam benda. Sehingga siswa ini dapat digolongkan pada cerebral palsy sedang tipe spastic. Cerebral palsy sedang tipe spastic ini sering kesulitan dalam menggunakan otot-otot untuk bergerak. Hal ini disebabkan adanya kekejangan pada otot, akibat gerakan tubuh terbatas dan lambat. Jika dibengkokan sendinya maka otot-otot yang berlawanan berkontradiksi.

(16)

4

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Petunjuk Modern Kepada Kesehatan dikatakan bahwa “otot-otot yang sudah lemah mungkin perlu dilatih kembali” (Anderson, 2008: 325). Oleh karena itu, anak yang mengalami kesulitan untuk menggerakan motorik halus membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk melatih otot-ototnya.

Saat ini banyak cara dan strategi yang digunakan guru serta sekolah untuk melatih motorik halus siswa cerebral palsy sedang. Biasanya untuk melatih motorik halus yang mendukung siswa dapat menulis permulaan yaitu dengan menggunakan clay atau playdough. Namun, hal ini sedikit berbahaya, karena warnanya yang menarik dikhawatirkan malam tersebut dimakan anak, dan clay atau playdough biasanya sedikit berbau yang bersumber dari lem kayu.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis bermaksud meneliti media pembelajaran yang dapat membantu siswa cerebral palsy untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan yang diawali dengan melatih motorik halus agar fungsi otot dapat digunakan seoptimal mungkin. Serta manfaat lain penggunaan media ini dapat meningkatkan kreatifitas anak cerebral palsy sedang dengan memberikan pembelajaran membuat hiasan kue dengan menggunakan fondant atau biasa disebut plastic icing.

Fondant merupakan bahan penghias kue yang teksturnya hampir sama dengan clay atau playdough. Perbedaannya playdough terbuat dari terigu dan lem kayu, sedangkan fondant sebagian besar bahannya yaitu gula yang aman untuk dikonsumsi, rasanya manis dan warnanya pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

LoCicero (2007: 117) mengatakan “Fondant is like a chewy sugar paste”.

Maksudnya adalah “Fondan itu berbentuk seperti pasta gula yang kenyal”.

(17)

5

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menarik. Maka peneliti bermaksud meneliti efektivitas penggunaan media fondant untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam menulis permulaan siswa cerebral palsy sedang di SLB D YPAC Bandung.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk membantu siswa dalam latihan menulis permulaan, serta menjadi suatu inovasi baru yang dapat digunakan untuk melatih motorik halus dengan media yang menarik tapi tetap aman.

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Masalah yang ditemukan pada diri siswa, yaitu:

a) Siswa tergolong pada cerebral palsy sedang tipe spastic yang mengalami

kesulitan melakukan kegiatan motorik halus dalam menulis permulaan.

b) Siswa belum mampu menulis karena latihan yang diberikan masih kurang.

c) Membutuhkan latihan-latihan khusus dengan bantuan media.

Adapun faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi kemampuan menulis permulaan siswa cerebral palsy sebagai berikut:

a) Faktor Pembelajaran

Pembelajaran di kelas yang relatif singkat mengakibatkan latihan motorik halus siswa kurang, sehingga faktor pendukung siswa dalam belajar menulis permulaan pun menjadi lebih sedikit.

b) Faktor Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang baik akan menunjang terhadap pembelajaran siswa cerebral palsy.

c) Media yang akan digunakan

(18)

6

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Batasan Masalah

Batasan penelitian ini adalah efektivitas pengunaan media fondant dalam menguleni, mencampur warna, dan membentuk berbagai bentuk agar dapat melatih motorik halus siswa cerebral palsy sedang tipe spastic agar dapat membantu siswa dalam belajar menulis permulaan. Peneliti bermaksud memberikan latihan dengan bantuan media fondant melalui berbagai bentuk. Keterampilan motorik halus siswa tidak dapat diperoleh dengan mudah, apalagi disertai hambatan yang sedemikian komplek. Media fondant diberikan untuk melatih keterampilan tersebut agar berkembang seoptimal mungkin. Fondant yang digunakan adalah fondant giling, fondant ini dikenal juga dengan nama

plastic icing. „Rasanya manis dan aman dikonsumsi‟ (Lizzarni, 2009: 2).

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, “Apakah media fondant efektif

untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam menulis permulaan siswa cerebral palsy sedang? Rumusan tersebut dijabarkan ke dalam pertanyaan berikut:

- Bagaimana kemampuan motorik halus siswa cerebral palsy sedang dalam

menulis permulaan sebelum diberikan pembelajaran melalui media fondant.

- Bagaimana kemampuan motorik halus siswa cerebral palsy sedang dalam

menulis permulaan setelah diberikan pembelajaran melalui media fondant.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitas penggunaan media fondant terhadap kemampuan motorik halus dalam menulis permulaan siswa cerebral palsy sedang di SLB D YPAC Bandung.

(19)

7

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila tujuan penelitian dapat dicapai, maka hasil penelitian ini akan memberikan manfaat baik manfaat teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian bagi penelitian selanjutnya yaitu mengenai penggunaan media fondant atau plastic icing untuk motorik halus dalam menulis permulaan.

b. Manfaat Praktis

(20)

20

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB D YPAC Bandung yang berada di jalan Mustang no. 46 Bandung. Penelitian ini dilakukan di luar kegiatan belajar, agar tercipta suasana santai dan nyaman yang memungkinkan siswa akan diteliti ketika berada di rumahnya.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu seorang siswa cerebral palsy sedang berjenis kelamin laki-laki.

Nama : D.A.

Kelas : D1-V SDLB di SLB D YPAC Bandung

Tempat tanggal lahir : Cianjur, 18 Februari1998

Alamat : Jl. Cilaku-Warungkondang no. 101 Rt. 01 Rw. 05

Ds. Sukasari Kec. Cilaku Cianjur

Agama : Islam

Anak ke- dari : 1 dari 3 bersaudara

BB dan TB : 30 kg dan 140 cm

(21)

21

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahamannya akan situasi dan kondisi lingkungan cukup mendalam. Dalam pembelajaran siswa lebih mudah memahami dan melakukan pembelajaran yang berupa lisan, dan untuk pembelajaran yang melibatkan anggota gerak untuk menulis permulaan dapat dibantu dengan melatih motorik halus.

Motorik tangan dan kaki secara fungsional kurang kuat sehingga anak tergolong anak cerebral palsy sedang tipe spastic. Demikian juga motorik halus yang dimiliki anak belum berkembang dengan baik. Persepsi kinestetik dan taktil anak kurang terlatih karena kekakuan pada anggota geraknya. Akan tetapi, dalam melakukan pekerjaannya D.A bersedia mengerjakan tugasnya dengan tenang hingga selesai. Kemampuan membacanya sudah sangat baik, hal tersebut ditandai dengan kemampuan D.A saat diberi tugas untuk membaca buku.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian eksperimen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu (1) desain kelompok (group design) dan (2) desain subjek tunggal (single subject design). Desain kelompok memfokuskan pada data yang berasal dari kelompok individu, sedangkan desain subjek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian Rosnow dan Rosenthal (Sunanto et al. 2005: 56).

Sedangkan pola desain tunggal yang dipakai dalam penelitian ini adalah pola A-B-A, yang terdiri dari tahapan kondisi A1 (baseline 1), B (perlakuan), A2 (baseline 2) yang termasuk salah satu desain dasar SSR. Sunanto et al. (2005: 61) Mengemukakan bahwa:

(22)

22

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(B) pengukuran pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan terikat variabel terikat.

Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A-B-A

Grafik di atas menjelaskan bahwa A1 (baseline 1) dari penelitian ini yakni kemampuan dasar, dalam hal ini kemampuan awal keterampilan motorik halus dalam menulis permulaan subjek. Subjek diberi tes tindakan berupa instruksi untuk menggerakan pensil, menebalkan dan menyalin huruf dan kata. Subjek diamati, sehingga dalam kondisi kemampuan awal subjek tersebut dapat diambil datanya. Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan secara berulang untuk memastikan data yang sudah didapat dan melihat kemampuan awal anak.

(23)

23

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sehingga selain untuk melatih keterampilan motorik halus dalam menulis permulaan, anak juga dapat mengembangkan kreatifitasnya.

A2 (baseline 2) yakni pengamatan kembali terhadap keterampilan motorik halus dalam menulis permulaan siswa cerebral palsy sedang. Hal ini juga dapat menjadi evaluasi untuk memperoleh gambaran dari pengaruh pemberian intervensi terhadap kemampuan subjek.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu (Suryana dan Priatna, 2009: 102). Karena metode penelitian sangat penting bagi arah penelitian yang dilakukan sehingga pemilihannya tidak dapat dilakukan secara acak, namun harus disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen sesuai dengan timbulnya variabel serta rancangan Single

Subject Research (SSR). Menurut Sugiyono (2008: 107) “metode penelitian

eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan terhadap variable tertentu dalam kondisi yang terkendalikan”. Arikunto

(2006: 109) mengatakan bahwa:

“Studi eksperimen yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya

variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Tentu saja dalam menggunakan teknik eksperimen ini peniliti bebas menentukan rancangan eksperimen mana yang sesuai di antara yang telah disebutkan.

Menurut Suryana dan Priatna (2009: 113-114)

(24)

24

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Inti dari penelitian eksperimen adalah upaya mengamati dan mengukur hasil manifulasi peneliti terhadap situasi dan objek tertentu. Penelitian eksperimen ditandai oleh tiga hal penting yaitu: (1) Adanya manifulasi terhadap objek penelitian untuk mengubah keadaan tertentu secara sistematis; (2) Adanya observasi untuk mengamati dan mengukur hasil manifulasi; dan (3) Adanya kontrol yang mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manifulasi (Hasan dalam Suryana dan Priatna, 2009: 114).

Adapun pengertian mengenai SSR, menurut Sunanto et al. (2005: 56) Single Subject Research (SSR) atau penelitian subjek tunggal, yakni suatu metode penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada subjek tunggal dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang terhadap perilaku yang ingin dirubah dalam waktu tertentu. Metode ini dipilih karena disesuaikan dengan kebutuhan dalam penelitian.

D. Definisi Operasional Variabel

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel yang mempengaruhi (independent variable) atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah media fondant melalui bentuk binatang.

Media fondant diberikan untuk latihan motorik halus dalam menulis permulaan siswa agar kemampuannya dapat berkembang seoptimal mungkin. Latihan dioptimalkan dalam merasakan tekstur halus, kasar, licin, lengket dan lain

sebagainya. Sehingga siswa dapat menggunakan kedua tangannya untuk

menguleni dan membentuk adonan fondant, dengan tujuan akhir agar siswa mampu mengontrol penggunaan jari-jemarinya untuk menulis permulaan.

2. Variabel Terikat (Y)

(25)

25

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah kemampuan motorik halus dalam menulis permulaan siswa cerebral palsy sedang tipe spastic di SDLB.

a. Definisi Konsep Motorik Halus dalam Menulis Permulaan

Tugas perkembangan anak yang merupakan bagian penting dalam persiapan anak sebelum sekolah dan tahun-tahun awal sekolah terdiri atas perkembangan motorik yang didasarkan atas penggunaan kumpulan otot yang berbeda secara terkoordinasi. “Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi” (Hurlock, 1978: 150).

Keterampilan motorik tidak hanya akan berkembang mengikuti

kematangannya saja, akan tetapi dibutuhkan latihan keterampilan tersebut. Terdapat delapan kondisi penting dalam mempelajari keterampilan motorik, yaitu: kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan praktik, alat peraga yang baik, bimbingan, motivasi, dipelajari secara individu, dan keterampilan sebaiknya dipelajari satu per satu (Hurlock, 1978: Sari et al. 2006).

Motorik halus ialah gerak yang hanya menggunakan otot-otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik (Soendari, 2008: 58). Keterampilan motorik halus ini dikhususkan pada menulis permulaan siswa.

b. Definisi Operasional Variabel

Motorik halus sangat erat kaitannya dengan menulis permulaan. Kemampuan menulis permulaan dapat berkembang ketika motorik halus anak tidak mengalami hambatan. Menurut Leman (Suryani, 2011: 17) merinci 5 wilayah keterampilan yang merupakan prasyarat untuk keterampilan menulis siswa:

1. Perkembangan otot kecil

2. Koordinasi yang diperlukan keterampilan anak agar terjadi organisasi

yang baik antara tangan dan mata.

3. Kemampuan memegang alat tulis: anak dapat menggunakan teknik yang

tepat saat anak memegang alat tulisnya sehingga tulisannya jelas dan terbaca.

4. Kemampuan membuat coretan dasar, anak dapat membuat

(26)

26

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Kemampuan mempersepsi huruf, bagaimana anak melihat berbagai

bentuk huruf dan mencoba untuk menulisnya.

Untuk mengetahui peningkatan motorik halus dalam menulis permulaan subyek, dapat diukur dengan menggunakan instrumen tes tulis, yaitu yang berhubungan dengan cara siswa mengerakan pensil, menebalkan dan menyalin, misalnya dengan mengikuti bentuk huruf dan kata. Adapun tahap pemberian tes adalah:

1) Sebelum subyek belajar dengan latihan menggunakan media fondant,

berfungsi untuk melihat kemampuan awal siswa mengenai kemampuan motorik halus dalam menulis permulaannya.

2) Saat diberikan perlakuan, berfungsi untuk memperoleh gambaran mengenai

perkembangan kemampuan motorik halus dalam menulis permulaan siswa selama latihan menggunakan media fondant.

3) Setelah diberikan perlakuan, yang berfungsi untuk melihat kemampuan

motorik halus dalam menulis permulaan siswa setelah diberikan latihan menggunakan media fondant.

E. Instrumen Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti akan membutuhkan sebuah alat yang dapat membantu dalam pengumpulan data yang biasa juga disebut dengan

instrumen penelitian. “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2003: 160).

(27)

27

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen penelitian, peneliti menentukan kisi-kisi instrumen, pengembangan butir-butir instrumen dan menyusun program intervensi. Adapun langkah-langkah yang hendak dilakukan dalam penyususnan instrumen atau tes yaitu:

1) Menentukan kisi-kisi instrumen motorik halus;

Kisi-kisi instrumen dibuat bertujuan untuk mempermudah dalam membuat soal atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Hal yang paling penting dalam pembuatan kisi-kisi instrumen ini adalah pemahaman secara komprehensif tentang keterampilan yang telah ditetapkan, baik pengertian maupun ruang lingkupnya.

Pembuatan kisi-kisi ini didasarkan pada kebutuhan siswa dalam belajar. Hal tersebut ditetapkan berdasarkan hasil observasi belajar siswa.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Motorik Halus dalam Menulis Permulaan

Komponen Sub Komponen Indikator

Motorik Motorik Halus dalam

2) Pengembangan butir-butir instrumen keterampilan motorik halus dalam

menulis permulaan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat;

Setelah menyusun kisi-kisi instrumen, langkah selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir soal. Butir-butir soal dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan dari subkomponen yang telah dipahami baik pengertiannya maupun ruang lingkupnya.

Tabel 3.2 Butir-butir Instrumen Motorik Halus dalam Menulis Permulaan

Komponen Sub Komponen Indikator Sub Indikator

Kriteria Penilaian 3 2 1

(28)

titik-28

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam menulis Permulaan

kan alat tulis

titik ke kanan

2. Mengikuti pola titik-titik ke kiri

3. Mengikuti pola titik-titik ke atas

4. Mengikuti pola titik-titik ke bawah 5. Mengikuti pola

titik-titik melingkar 14. Menyalin tulisan

na-manya sendiri

15. Menyalin nama-nama peralatan sekolah

Keterangan Aspek Menggerakan Pensil:

 Nilai 3 : jika anak mampu mengikuti pola sesuai dengan bentuknya dan tidak

keluar dari garis.

 Nilai 2 : jika anak mampu mengikuti pola tapi keluar dari garis

 Nilai 1 : jika anak hanya mampu membuat coretan tapi tidak membentuk pola

yang disediakan Skor Maksimal: 60

Keterangan Aspek Menebalkan Huruf dan Kata:

 Nilai 3 : jika anak mampu menebalkan huruf sesuai dengan bentuknya dan

tidak keluar dari garis.

 Nilai 2 : jika anak mampu menebakan huruf tapi keluar dari garis

 Nilai 1 : jika anak hanya mampu membuat coretan tapi tidak membentuk

(29)

29

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan Aspek Menyalin Huruf dan Kata:

 Nilai 3 : jika anak mampu menyaliu huruf dengan lengkap sesuai dengan kata

yang disediakan peneliti

 Nilai 2 : jika anak tidak mampu manyalin huruf secara lengkap

 Nilai 1 : jika anak hanya mampu membuat coretan tapi tidak mampu

menyalin huruf yang disediakan Skor Maksimal: 48

*Catatan : Tiap aspek terdiri dari 4 butir soal

3) Menyusun Program Intervensi

Program intervensi diberikan kepada siswa sebagai perlakuan terhadap pemenuhan kebutuhan siswa untuk melatih motorik halus dalam menulis permulaan dengan bantuan media fondant. Dengan dibuatnya program intervensi diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan motorik halus dalam menulis permulaan seoptimal mungkin.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1) Uji Validitas Instrumen

Sebelum instrumen digunakan, maka dibutuhkan uji validitas oleh

pendapat ahli (judgment expert). “Para ahli diminta pendapatnya tentang

instrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin

dirombak total” (Sugiyono, 2012: 177). Uji validitas instrumen ini dilakukan oleh

2 orang ahli dalam bidang ini. Uji validitsas yang dilakukan pada instrumen penelitian ini menggunakan uji validitas isi (content validity) berkenaan dengan isi dan format instrumen. Berikut adalah penilaian ahli yang menilai kelayakan instrumen yang dibuat oleh peneliti:

Tabel 3.3

Daftar para ahli untuk Judgment Expert Instrumen

(30)

30

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 N.S Dosen PLB

2 U.C Guru kelas subjek

Skor hasil validitas diukur dengan menggunakan rumus:

�� � � � = �ℎ �ℎ � �� � �� ×�ℎ � � = … %

Hasil dari perhitungan uji validitas butir instrumen dari soal 1-60 menghasilkan presentase 100% dinyatakan instrumen ini valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Hasil perhitungan terlampir.

2) Uji Realibilitas Instrumen

Reliabilitas data penelitian sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Salah satu syarat agar penelitian dapat dipercaya yaitu data penelitian tersebut harus reliabel. Instrumen yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengetahui data tersebut sudah reliabel atau belum. Subjek uji coba instrumen ini tentunya harus memiliki karakteristik sama atau mendekati subjek dalam penelitian. Uji coba dilakukan kepada 3 orang siswa RA Baitul Huda kelas 0 kecil yang memiliki kemampuan menulis permulaan yang masih rendah.

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Rentang Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,08-1,00 Sangat tinggi

0,60-0,79 Tinggi

0,20-0,59 Rendah

0,00-0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010)

Instrumen ini diuji reliabilitasnya dengan menggunakan software ANATES versi 4.0.5 dikarenakan soal yang cukup banyak. Hasil perhitungan diketahui Reliabilitas Tes 0,64 (terlampir) yang termasuk dalam interpretasi tinggi. Soal ini dapat dikatakan reliabel sehingga dapat digunakan untuk penelitian. Langkah-langkah menggunakan ANATES:

(31)

31

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pilih tes yang digunakan (uraian atau pilihan ganda)

3. Klik yang dibutuhkan, dalam penelitian ini menggunakan tes uraian.

4. Klik “Buat File Baru”

5. Isi Skor Ideal, Nama subjek dan Skor perolehan siswa

6. Apabila semua sudah diisi, lanjutkan klik “Kembali ke Menu Utama”

7. Klik Penyekoran data

8. Klik “Kembali ke Menu Utama”, pilih “olah semua otomatis” 9. Bisa langsung klik “reliabilitas”

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau data

yang dibutuhkan dalam penelitian. “Tes adalah serentetan pertanyaan dalam

latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan yang dimiliki kelompok atau individu” (Arikunto,

2006:150). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tes tulis, yang diberikan kepada siswa pada tahap baseline 1 (A1) untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum diberikan intervensi. Setelah stabil, tes tulis selanjutnya dapat diberikan lagi kepada siswa tahap intervensi (B), dengan tujuan untuk melihat kemampuan motorik halus siswa apakah mengalami peningkatan atau malah sebaliknya dengan diberikan terlebih dahulu intervensi. Selanjutnya tes tulis terakhir diberikan pada tahap baseline 2 (A2) dengan tujuan untuk melihat perkembangan siswa setelah diberikan intervensi, tes tulis ini terlaksana dalam 16 sesi.

H. Teknik Analisis Data

(32)

32

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

subjek sebelum dengan sesudah mendapatkan perlakuan akan mengetahui apakah ada pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan atau tidak.

Pengamatan yang dilakukan berguna dalam pengumpulan data, dan setelah data terkumpul maka dilakukan analisis atau pengolahan kedalam stastistik deskriptif sederhana. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil pengukuran (Suryana dan Priatna, 2009: 227). Teknik Analisis data analisis tes tertulis Visualisasi data yang dimunculkan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan grafik. Hal ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan yang lebih rinci tentang bagaiman gambaran dari pelaksanaan eksperimen sebelum dan setelah dilaksanakan intervensi atau perlakuan, serta perubahan-perubahan apa saja yang terjadi setelah pemberian perlakuan. Skor jawaban siswa dari setiap sesinya akan dipersentasikan dengan cara:

�� � � � =∑ �∑ � � �ℎ� � �� � � � × %

Proses analisis data pada penelitian subjek tunggal banyak

memvisualisasikan data melalui grafik garis. Pembuatan grafik memiliki dua tujuan utama menurut Sunanto, et al. (2005: 36) yaitu:

1. Untuk membantu menggorganisasi data sepanjang proses pengumpulan

data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi.

2. Untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan

target behavior yang akan membantu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Tujuan utama analisis data adalah untuk memperoleh gambaran umum intervensi terhadap perilaku sasaran yang ingin diubah, komponen penting yang akan dianalisis meliputi:

1. Analisis Dalam Kondisi adalah menganalisis perubahan data dalam satu

(33)

33

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi. Banyaknya data

dalam kondisi menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada tiap kondisi. Panjang kondisi atau banyaknya data dalam kondisi tidak ada dalam ketentuan pasti. Dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukan arah yang jelas.

b) Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua

data dalam satu kondisi. Untuk membuat garis dapat dilakukan dengan 1) metode tangan bebas (freehand), yaitu membuat garis secara langsung pada suatu kondisi sehingga membelah data sama banyak yang terletak di atas dan di bawah garis tersebut, 2) metode belah tengah (split-middle), yaitu membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdasarkan median.

c) Kecenderungan stabilitas (Trend Stability) yaitu menunjukan tingkat

homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data point yang berada di dalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data point, yang dikatakan stabil, sedangkan diluar itu dikatakan tidak stabil.

d) Jejak data merupakan data dari data satu ke data yang lain dalam satu

kondisi. Perubahan satu data ke satu berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurun dan mendatar.

e) Rentang yaitu jarak antara data pertama dan data terakhir. Rentang

memberikan informasi yang sama seperti pada analisis tentang perubahan level.

f) Perubahan level menunjukan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat

(34)

34

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Antar Kondisi adalah perubahan data antar suatu kondisi misalnya

kondisi baseline (A) ke kondisi intervensi (B). Komponen-komponen analisis antar kondisi meliputi:

a. Jumlah variabel yang diubah (Number of variable changed)

Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variabel terikat difokuskan pada satu perilaku. Analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.

b. Perubahan kecenderungan Arah dan efeknya (Change in Trend variable

and Effect)

Dalam analisis data antara kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi menunjukkan makna perubahan perilaku sasaran (target behavior) yang disebabkan oleh intervensi. Kemungkinan kecenderungan grafik antar kondisi adalah 1) mendatar ke mendatar, 2) mendatar ke menaik, 3) mendatar ke menurun, 4) menaik ke menaik, 5) menaik ke mendatar, 6) menaik ke menurun, 7) menurun ke menaik, 8) menurun ke mendatar, 9) menurun ke menurun. Sedangkan makna efek tergantung pada tujuan intervensi.

c. Perubahan Kecenderungan stabilitas efeknya (Change in trend stability)

Perubahan kecenderungan stabilitas yaitu menunjukkan stabilitas perubahan dari serentetan data. Data dikatakan stabil apabila data tersebut menunjukan arah (mendatar, menaik, dan menurun).

d. Perubahan Level (Change in Level)

(35)

35

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Persentase Overlap (Presentage of Overlap)

Data yang tumpang tindih menunjukkan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih maka akan semakin banyak pula dugaan bahwa tidak adanya perubahan pada kedua kondisi. Jika data pada kondisi intervensi. Dengan demikian, diketahui bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakinkan.

Dalam penelitian ini bentuk grafik yang digunakan yaitu grafik garis, yang diharapkan dapat memperjelas setiap penjelasan dari penelitian yang dilakukan. Sunanto, et al. (2006: 30) menyatakan komponen-komponen harus dipenuhi untuk membuat grafik, antara lain:

1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang

menunjukkan satuan untuk variabel bebas (misalnya sesi, hari, tanggal)

2. Ordinat merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk

variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y

sebagai titik awal satuan variabel bebas dan terikat.

4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang

menunjukkan ukuran (misalnya: 0%, 25%, 50%, 75%).

5. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi

eksperimen misalnya baseline atau intervensi.

6. Garis perubahan kondisi yaitu garis vertikal yang menunjukkan

adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya.

7. Judul grafik: judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera

diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data yang telah diperoleh tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghitung persentase hasil pengukuran pada fase baseline.

b. Menghitung persentase hasil pengukuran pada fase intervensi.

(36)

36

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Membuat tabel data baseline dan intervensi. Tabel ini berisi skor-skor

yang diperoleh subjek pada setiap sesinya.

e. Membuat analisis data dalam kondisi dan analisis data antar kondisi untuk

mengetahui efek atau pengaruh intervensi terhadap target behavior yang ingin dicapai.

I. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian

Langkah-langkah persiapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Melakukan studi pendahuluan atau observasi, hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara jelas tentang subjek penelitian yang ada di lapangan.

b) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SLB

D YPAC Bandung.

c) Mengurus surat perizinan yang berguna untuk kelancaran penelitian.

Permohonan izin dilakukan sebelum melaksanakan penelitian. Pengurusan surat izin penelitian yang bertujuan untuk memenuhi kelengkapan administrasi penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Pengurusan surat izin, mulai dari pembuatan surat keputusan

pembimbing dari jurusan PLB, diajukan proposal kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) untuk mendapatkan surat pengantar kepada Rektor.

 Selanjutnya dari Rektor UPI disampaikan kepada Kepala Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat.

 Dilanjutkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang

(37)

37

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Dari Dinas Pendidikan Kota Bandung Jawa Barat tersebut

peneliti dapat menyerahkan surat perizinan kepada Kepala Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SLB D YPAC Mustang Bandung.

d) Menyusun instrumen penelitian mengenai kemampuan motorik halus

siswa cerebral palsy sedang tipe spastic. Instrumen penelitian ini meliputi kisi-kisi instrumen, pembuatan butir soal, pembuatan Program Intervensi.

e) Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen ini

meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan pada satu orang Dosen dan satu orang guru.

f) Menganalisis hasil uji coba instrumen.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 16 sesi, dengan pembagian A1 (baseline 1) 4 sesi, B (intervensi) 8 kali dan A2 (baseline 2) 4 sesi, dengan harapan dapat stabil pada setiap sesinya. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini, adalah sebagai berikut:

a) Melakukan baseline 1 (A1) untuk mengetahui kemampuan awal

motorik halus dalam menulis permulaan siswa cerebral palsy sedang sebelum diberikan latihan dengan menggunakan media fondant dilakukan sebanyak empat sesi dengan harapan kestabilan dapat tercapai.

b) Memberikan intervensi (B) pada siswa cerebral palsy sedang

(38)

38

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Melaksanakan baseline 2 (A2) yaitu untuk mengetahui apakah

efektif atau tidak latihan menggunaan media fondant sebagai media intervensi, hal ini dilakukan sebanyak empat sesi.

d) Mengumpulkan dan menganalisis data hasil penelitian.

(39)

71

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan media fondant efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus siswa D.A khususnya dalam menulis.

Peningkatan yang terjadi dalam setiap aspek dapat dilihat dari perubahan mean level D.A. dari setiap sesinya. Pada aspek menggerakan pensil awalnya siswa menggerakan pensil dengan tekanan yang kurang dan terlihat kesulitan, dikarenakan kontrol otot yang rendah juga siswa terlihat tegang sehingga dihasilkan mean level dari fase baseline-1 adalah 37,9%. Pada fase intervensi siswa terlihat lebih menikmati dalam pengerjaan, setelah sebelumnya diberikan perlakuan dengan perolehan mean levelnya adalah 58,95%, kemudian pada fase baseline-2 pun meningkat dikarenakan siswa sudah mulai mampu mengontrol penggunaan tangannya untuk menulis maka mean level pada fase ini yaitu 62,17%.

Pada aspek menebalkan huruf dan kata subjek D.A fase baseline-1 mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal menebalkan hururf dan kata, tidak sedikit garis yang keluar dari pola garis putus-putus yang disediakan. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan mean levelnya yaitu 38,9%. Pada fase intervensi siswa dapat menikmati gerak tangan dan berusaha mengarahkan tangan agar sesuai pola garis putus-putus dengan peroleh mean level 54,86% serta pada fase baseline-2 siswa mampu mengikuti pola garis putus-putus yang disediakan dengan perolehan mean level 68,73%.

(40)

72

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menguasai, bahkan menikmati soal yang disediakan dengan perolehan mean level 80,46%. Pada fase baseline-2 siswa D.A sangat menikmati soal dalam menyalin, dikarenakan siswa bisa mengkreasikan tulisannya sendiri tanpa bantuan titik-tik dengan perolehan mean level yang tinggi yaitu 86,9%.

Perubahan yang terjadi sebelum diberikan intervensi dan setelah diberikan intervensi sangat terlihat. Sehingga hasil tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan media fondant efektif dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam menulis permulaan siswa cerebral palsy sedang tipe spastic.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dari itu peneliti merekomendasikan bagi:

1. Para pendidik

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu rekomendasi media yang aman untuk melatih kemampuan motorik halus siswa. Kegiatan belajar yang menyenangkan dan menenangkan akan lebih membantu siswa dalam kegiatan belajar di kelas ataupun di rumah.

2. Orang tua

Latihan dengan menggunakan media fondant yang sangat sederhana dapat dilakukan orang tua di rumah ketika kegiatan memasak. Hal ini juga akan menjadi latihan yang sangat bermanfaat terhadap perkembangan kemampuan motorik halus anak sehingga perubahan pada menulis permulaan siswa pun akan lebih terlihat. Bimbingan orang tua akan sangat dibutuhkan, agar perkembangan siswa tidak menurun lagi.

3. Peneliti selanjutnya

(41)

72

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(42)

73

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ambariani. (2010). Cake Mini untuk Bingkisan & Suvenir. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anderson, C. R. (2004). Petunjuk Modern Kepada Kesehatan Cet. 18. Bandung: Indonesia Publishing House. Diterjemahkan oleh William Walen.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

---. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Arvin, B. K. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 Vol. 3. Editor edisi Indonesia prof. Dr. dr. S.PA (K) Wahab, A.S. (2000). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (ECG).

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Given, B.K. (2002). Teaching to The Brain’s Natural Learning Systems.

Alexandria: Assosiation for Supervision and Curriculum Development. Diterjemahkan oleh Dharma L. H. dan disunting oleh Nilandari, A. (2007). Brain-Based Teaching: Merancang Kegiatan Belajar-Mengajar yang Melibatkan Otak, Emosional, Sosial, Kognitif, Kinestetik dan Reflek Cet. I. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.

Hurlock, B. E. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

(43)

74

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lizzarni. (2009). Pernak Pernik Kue dari Fondant. Jakarta: Hikmah Publishing House.

Muslim, A.T. dan Sugiarmin, M. (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna daksa. DEPDIKBUD.

Purwanto, N. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahmadianti, F. (2011). Kue Jadi Cantik Berkat Fondant. [Online]. Tersedia: detikfood.com. [04 Desember 2012]

Ruswandi, U. & Badrudin. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Insan Mandiri.

Sari, P. L. et al. (2006). Hubungan Antara Permainan Edukatif dan Perkembangan Motorik Anak Pada Taman Penitipan Anak. [Online].

Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15603/1/-mknmar2006-%20(5).pdf. [15 April 2013].

Soendari, T. Abdurahman, M. & Mahmud, M. (2008). Modul Pengajaran Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sunanto, J. Takeuchi, K. Nakata, H. (2007). Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

(44)

75

Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

Efektivitas Penggunaan Media Fondant Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Permulaan Siswa Cerebral Palsy Sedang Di SLBD YPAC Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryana, Y. & Priatna, T. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Azkia Pustaka Utama.

Suryani, N. (2011). Penerapan Media Pembelajaran Keterampilan Paper Clay Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang: Studi Eksperimen Single Subject Research Terhadap Siswa Kelas V SDLB Pambudi Dharma I Cimahi. Skripsi Strata 1 pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Susilana, R & Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaat dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

Sylvia. (2010). Kegiatan Untuk Mendorong Keterampilan Fine Motor. [Online].

Tersedia:

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|-id&u=http://www.helium.com/items/1651487-improve-fine-motor-skills [15 April 2013].

Gambar

Tabel 3.1.   Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Motorik Halus dalam Menulis Permu-
Gambar 2.1. Fondant yang siap dibentuk .....................................................................
Grafik 3.1.   Prosedur Dasar Desain A-B-A  ..............................................................
Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A-B-A
+3

Referensi

Dokumen terkait

parallel bars dengan benar untuk membantu hambatan berjalan anak cerebral palsy di SLB D YPAC Bandung. Dalam tataran teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

Wawancara bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai bentuk musik yang digunakan sebagai media terapi fisik-motorik bagi anak penyandang cerebral palsy di

jelas mengenai efektifitas keterampilan menganyam spon eva dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang Penelitian ini dilaksanakan pada

Bertitik tolak dari permasalahan diatas, maka masalah pokok yang ingin diungkap dalam penelitian yaitu bagaimana kemandirian mobilitas anak cerebral palsy

Kesimpulan dari penelitian ini adalah mewarnai gambar bentuk geometri efektif dalam mengurangi perilaku mengisap jari pada peserta didik cerebral palsy athetoid di

Untuk mengembangkan kemampuan motorik halus pada siswa cerebral palsy tipe spastik dibutuhkan suatu metode atau aktivitas pembelajaran yang tepat agar kemampuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan kolase biji-bijian terhadap peningkatan kemampuan koordinasi motorik halus siswa cerebral palsy kelas

Tabel 5 Hasil Aktivitas Siswa dalam Latihan Motorik Halus Menggunakan Barang Bekas Aktivitas Siklus I Siklus II Siklus III Jml % Jml % Jml % Mendengarkan guru Memegang benda