PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KEGIATAN MENGANYAM KERTAS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANK CEREBRAL PALSY SPASTIC
DI SLB HIKMAT BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh
Arni Dwi Indriani
0900900
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KEGIATAN MENGANYAM KERTAS
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CREBRAL PALSY SPASTIC
DI SLB HIKMAT BANDUNG
Oleh
Arni Dwi Indriani
Sebuah skripsi yang dijukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Arni Dwi Indriani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak cipta dilindungi undang undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KEGIATAN MENGANYAM KERTAS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB
HIKMAT BANDUNG
ARNI DWI INDRIANI 0900900
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dra. Mimin Tjasmini, M.Pd. NIP. 19540310 198803 2 001
Pembimbing II
Dr.Juang Sunanto,M.Ed.Ph.d. NIP. 19610515 198703 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
i
ABSTRAK
PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KETERAMPILAN MENGANYAM KERTAS TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB HIKMAT KOTA BANDUNG
(Arni Dwi Indriani 0900900)
Masalah yang dihadapi kebanyakan anak cerebral palsy spastic adalah kekakuan pada anggota tubuh, termasuk pada jari jari tangan yang berfungsi melakukan berbagai kegiatan/aktivitas sehari hari termasuk salah satunya adalah menulis. Menulis menjadi sangat penting dalam lingkup akademik siswa, sebagai alat dokumentasi dan mencatat apa yang dipelajari di sekolah. Adapun upaya untuk mengatasi masalah kekakuan dan hambatan dalam menulis permulaannya yaitu melalaui pelaksanaan latihan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas. Ketrampilan ini memberikan peranan yang penting untuk mengembangkan kemampuan menulis permulaan pada anak. Hal ini dikarenakan keterampilan menganyam kertas melibatkan penuh jari jari dalam kegiatan melipat, menggunting dan menempel. Penelitian ini dilakukan di SLB HIKMAT Bandung dan subjek penelitian adalah D anak cerebral palsy spastic. Metode penelitian yang diguakan adalah single subject research (SSR) dengan desain A-B-A dan menguunakan satuan ukur presentase. Hasil penelitian ini menjawab rumusan penelitian yang diajukan karena terjadi peningkatan terhadap subjek penelitian dalam mean level. Fase kesiapan menulis mengalami peningkatan dari fase baseline 82,1% fase intervensi 82,1% dan fase baseline 2 adalah 88,05%. Mean level subjek D dalam kemampuan menebalkan huruf mengalami peningkatan pula yakni dari fase baseline1 adalah 56,65% fase intervensi adalah 73,5% dan pada fase baseline 2 adalah 83,5%. Mean level subjek D dalam kemampuan meniru huruf dari 56,65% pada fase baseline1 dan fase intervensi 77,50% dan mengalami peningkatan pada fase baseline2 yakni 80%. Begitupun dalam aspek menjiplak, subjek D mengalami peningkatan pada aspek menjiplak huruf yakni dari fase baseline1 adalah 63,32% fase intervensi adalah 71,6% dan pada fase baseline 2 adalah 76,65%.
ii
Arni Dwi Indriani, 2014
ABSTRAK
EFFECT OF MOVEMENT IN THE FINGER ON PAPER WEAVE SKILLS WRITING SKILLS BEGINNING CHILD SPASTIC CEREBRAL PALSY IN SLB HIKMAT
BANDUNG
(Arni Dwi Indriani 0900900)
The problem faced by most children is cerebral palsy spastic stiffness of the limbs, including fingers on fingers for performing various activities / daily activities including one of which is writing. Writing became very important in the scope of students' academic, as a means of documentation and record what is learned in school. As an attempt to overcome the problem of rigidity and resistance in the beginning writing melalaui implementation finger exercises in paper weaving skills. This skill gives an important role to develop the ability to write the beginning of the child. This is because the paper weaving skills involving full finger in the activities of folding, cutting and sticking. This research was conducted in Bandung WISDOM SLB and D research subjects is spastic cerebral palsy children. The research method is a single-subject research diguakan (SSR) with ABA design and menguunakan percentage unit of measure. The results of this study answer the formulation of the proposed research because of the increasing number of research subjects in the mean level. Writing readiness phase increased 82.1% from the baseline phase of the intervention phase of 82.1% and a baseline phase 2 is 88.05%. Mean levels of subject D in bold letters increased capability also the phase is 56.65% baseline1 intervention phase was 73.5% and in the second baseline phase was 83.5%. Mean levels of subject D in the ability to mimic characters from 56.65% in the intervention phase and phase baseline1 77.50% and an increase on the 80% phase baseline2. Likewise in tracing aspect, the subject experienced improvement in the D tracing the letters of the phases is 63.32% baseline1 intervention phase was 71.6% and the baseline phase 2 is 76.65%.
DAFTAR ISI A. Cerebral Palsy dan Karakteristik 1. Anak Cerebral palsy... 8
B. Pembelajaran Menulis Permulaan bagi anak Cerebral Palsy Spastic... 14
C. Menganyam 1. Pengertian Gerakan Tangan Dalam Menganyam... 18
2. Kaitan Menganyam Kertas Dalam Menulis Permulaan Bagi Anak Cerebral Palsy... 20
D. Kerangka Berpikir... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian... 26
B. Metode Penelitian... 27
Arni Dwi Indriani, 2014
2. Lokasi penelitian... 29
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 29
E. Teknik Pengolahan Data... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian... 36
B. Analisis Data
1. Analisis Dalam Kondisi... 40
2. Analisis Antar Kondisi... 41
C. Pembahasan... 42
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan... 45
B. Rekomendasi ... 46
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Kisi kisi instrumen untuk Mengukur Kemampuan Menulis Permulaan 30
Arni Dwi Indriani, 2014
DAFTAR GRAFIK
Grafik Hal
3.1. Desain A-B-A... 28
4.1 Kemampuan menulis permulaan aspek kesiapan menulis pada Fase
Baseline-1 (A-1), Intervensi (B) dan Baseline-2 (A-2)... 36
4.2 Kemampuan menulis permulaan aspek menebalkan pada Fase
Baseline-1 (A-1), Intervensi (B) dan Baseline-2 (A-2)... 37
4.3 Kemampuan menulis permulaan aspek kesiapan menulis pada Fase
Baseline-1 (A-1), Intervensi (B) dan Baseline-2 (A-2)... 38
4.4 Kemampuan menulis permulaan aspek menjiplak huruf pada Fase
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1. Gerakan Membuka Kertas Lipat... 21
2.2. Gerakan Menggaris Kertas Lipat... 21
2.3. Gerakan Menggunting Kertas Lipat... 22
2.4. Gerakan Tangan Dalam Menganyam Kertas... 22
2.5. Gerakan Membubuhkan Lem Pada Kertas Lipat... 23
2.6. Hasil Anyaman Kertas... 24
Arni Dwi Indriani, 2014
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul PENGARUH GERAKAN JARI
TANGAN DALAM KEGIATAN MENGANYAM KERTAS TERHADAP KEMAMPUAN
MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB HIKMAT
BANDUNG ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yag merupakan
flagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan denga
cara cara yang tidak sesuai degan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarkat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menerima resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
ditemukan adanya pelanggran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2014
Yang Membuat Pernyataan,
Arni dwi Indriani
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dan batuan
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat dan Berkah nya dalam seluruh
perjalanan hidup selama ini.
2. Orang tua tersayang. Bapak Ahmad Wahidin S.Pd yang telah mencurahkan seluruh
kasih sayang dan dukungannya pada penulis selama ini, Mamah Saodah (alm) semoga
ini adalah salah satu hal yang membanggakan beliau.
3. Kakak tersayang Guguh Indra Kusumah dan Iis Saadah yang selalu memberi nasihat,
dorongan dan semangat yang tiada henti.
4. Keluarga kiaracondong : Ibu Erry, Teh Mira, Mamah Nene, Umi Rita, Om Jujun
Dude atas semangat dan dukungan nya.
5. Dra.Mimin Tjasmini,M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah dengan sabar
membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Juang Sunanto, Ph.d. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan seluruh
ilmunya dalam mempermudah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Sunaryo M.Pd. dan Drs. Zulkifli Sidiq M.Pd. selaku ketua jurusan dan
sekretaris jurusan pendidikan khusus.
8. Dr.Dudi Gunawan M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan dari awal perkuliahan hingga akhir.
9. Bapak Erry Julianto S.Pd. dan Ibu Lili yang sebagai staff jurusan yang telah banyak
membantu penulis.
10.Keluarga pertama di dunia perkuliahan ”Keluarga Cemara” : Tsania Ulfah, Khutamy
Khairunnisa, Fitri Nuraini, Alvian Fathurrochman, Miftah Faridy, Nizar Nata
Kusumah, Nurlaela Hanan, Bunga Azimah Nurfadillah, Hafid raditya Gunawan .
11.Saudara seperjuangan, susah,senang, tawa, sedih, dan bahagia : Rian Ahmad Gumilar,
Ahmad Nawawi, Idhar Yunizar, Julianus Joko, Wida Widya, Asep Abdul Aziz,
Bhakti Adi Nugraha, Abdul Matiin, Tri Irvan Robiansyah, M.Fahmi Salman kalian
semua bukan hanya anugerah tapi kalian adalah Nikmat Tuhan yang tidak bisa
Arni Dwi Indriani, 2014
12.Kakak kakak angkatan : kang Sonny Sonata Indrasana S.Pd.(Alm), Kang Robiansyah
STU S.Pd., Kang Arif Wibawanto S.Pd., Kang Denny Cagur , Kang Dirham
Gumawang S.Pd., Kang Andri Sudiarsa dan Kang Iyus hermansyah S.Pd terima kasih
atas semua ilmu organisasi yang kalian ajarkan, itu semua menjadi bekal penulis
yang sangat berharga.
13.Annisa Nugraha Wahidah S.Pd. yang telah banyak mempermudah penulis dalam
penyusunan skripsi ini dan sebagai rekan kerja yang paling sabar.
14.Seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Khusus , selamat
berjuang, belajar, berkarya di Himpunan yang paling keren dan paling hebat.
15.Kurcaci Kurcaci kecil : Daffa M.Mirza, Nadhifa Azzahra, Dilla Suci Destiani,
Yasthika Alma, Weiana Wansya, Aisha Zalsabilla, Azmi Habib, Fakhran Mahardhika,
Fhaika Namira dan Ariq Rifqi Fahrizaman terima kasih atas senyuman,tawa dan
keceriaan kalian selama ini.
16.Teman teman Specialisasi Tunadaksa 2009 terima kasih atas sejarah yang pernah kita
ukir sebagai specialisasi tunadaksa terbanyak.
17.Keluarga PLB 2009 atas semua kebahagiaan dan kenangan selama sama sama
berjuang di dunia perkuliahan, saya sangat beruntung pernah jadi bagian dari kalian.
18.Keluarga besar KKN Sukahaji : Dini Novianti, Juwita Nujhatussholihah, Nida
Hofiyan, Hana Riana Permatasari , Walison Andri, Rully Dea Clara, Edi Sanjaya,
Angga M.Iqbal, Irfan Dzihani terima kasih atas persaudaraan yang indah.
19.Kepala Sekolah, guru, siswa dan seluruh warga SLB BC HIKMAT Kota Bandung .
20.Orang tua D dan D sebagai subjek penelitian penulis yang telah banyak membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Bandung, Juni 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
yang tak lelah mencurahkan keberkahan bagi setiap umatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan salah satu karya terbesar yang dalam hidup penulis. Shalawat dan
salam pun semoga selalu tercurah pada baginda semesta alama Nabi Muhammad
SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya hingga kita selaku umat nya.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syart untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya banyak
pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi baik secara moril maupun
materil, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada
hingga dan semoga Allah membalas semua kebaikan pihak pihak yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari emua pihak sangat diharapkan
oleh penulis demi penyempuranaan di penelitian selanjutnya. Akhirnya hanya kepada
Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini menjadi manfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin.
Bandung, Juni 2014
Arni Dwi Indriani, 2014
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Arni Dwi Indriani adalah anak kedua dari pasangan Bapak Ahmad Wahidin S.Pd. dan Ibu
Saodah (Alm.). Penulis lahir di Cianjur, 21 Maret 1990. Penulis mengenyam pendidikan di
- SDN Gumuruh Utara I
- SMPN 4 Bandung
- SMAN 12 Bandung
- PLB FIP UPI Tahun 2009.
Penulis sangat menyenangi dunia organisasi sebagai sarana pendewasaan diri dan menambah
pengalaman yang tidak didapatkan di bangku kuliah.
Riwayat Organisasi Penulis sebagai:
- staff bidang kaderisasi HMJ PLB FIP UPI Tahun 2010-2011
- sekretaris bidang kaderisasi HMJ PLB FIP UPI Tahun 2011-2012
- Ketua Divisi Konsultasi DPM PLB FIP UPI 2012-2013
- Bendahara Umum II PMOI ( Perhimpunan Mahasiswa Orthopedagogik Indonesia )
Tahun 2010-2012.
Penulis juga tercatat sebagai staff pengajar di SLB BC HIKMAT BANDUNG dari
Daftar Pustaka
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Assjari, M.(1995). OrtopedagogikAnak Tunadaksa. Bandung: Depdikbud Dirjen
Perguruan Tinggi
Ariffudin. (2011). Peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
menganyam di kelompok b taman kanak – kanak kartika v-15 loa janan
samarinda. [online]. Tersedia:
arifuddin- proposalptk.blogspot.com/2011/07/peningkatan-kemampuan-motorik-halus.html. [02 April 2013].
Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Yulia Singgih D. (1986). Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Margono.S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta
Martono (2008). Keterampilan praktis berkreasi dengan bahan lunak dan kertas.
Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Murtono, S. (2007). Seni budaya dan Keterampilan kelas 4 SD. Bogor: Yudhistira
Muslim. A dan Sugiarmin. M (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna daksa.
DEPDIKBUD:
Novikasari, Meli. (2012). Seni rupa anak usia dini( kerajinan mengayam untuk anak
usia dini). [online]. Tersedia:
Arni Dwi Indriani, 2014
Oho,Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas . Jakarta :
Depdikbud
Solich & Warsono.(2007).Seni Budaya dan Keterampilan kelas 6 SD. Jakarta:
Erlangga.
Suharsaputra, Uhar (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.
Jakarta: Refika Aditama
Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sunanto, J. Takeuchi, Koji. Nakata, Hideo. (2006). Penelitian dengan Subjek
Tunggal. Bandung: UPI Press
Tarigan ,G. Henry (1994). Menulis sebagai keterampilan berbahasa. Bandung:
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan
dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberitahu,
meyakinkan, atau menghibur. Menulis bukan hanya menyalin tetapi
juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang
tulisan. Menulis juga merupakan bagian keterampilan akademik di
pendidikan dasa yang telah diperkenalkan sejak di tingkat pendidikan
anak-anak berupa pembelajaran motorik halus . Dalam kegiatan
menulis terjadi proses yang rumit karena melibatkan berbagai
modalitas, mencakup gerakan tangan, lengan, jari, mata, koordinasi,
pengalaman belajar, dan kognisi. Semua modalitas itu bekerja secara
terintegrasi.
Tidak semua modalitas yang dilibatkan dalam proses menulis
terdapat pada seorang anak tunadaksa terutama pada anak cerebral
palsykarena pada anak tunadaksa Cerebral palsy spastic ini mempunyai
permasalahan yang sangat rumit, karena disamping mengalami
gangguan pada fungsi gerak juga pada umumnya mengalami gangguan
kecerdasannya. Disamping kadang – kadang disertai juga dengan
gangguan penglihatan, pendengaran dan gangguan persepsi. Oleh
karena itu, permasalahan yang dialami anak cerebral palsy spastic ada
kesamaan dengan anak terbelakang mental, karena pada umumnya anak
Cerebral palsy spastic bukan hanya mengalami gangguan fungsi gerak
tapi juga gangguan kecerdasan, maka proses belajar mengajar yang
diikuti akan menjadi kurang efektif. Proses belajar yang harus diikuti di
sekolah untuk anak tunadaksa adalah dimana anak mampu mengikuti
dan focus terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Dalam proses
belajar anak tunadaksa tidak pernah lepasdari yang namanya menulis
2
Arni Dwi Indriani, 2014
setiap pelajaran yang dipelajari selalu ada unsure menulis di dalamnya.
Oleh karena itu menulis harus diajarkan pada anak saat pertama kali
masuk sekolah dasar (Abdurrahman, 2003:223).
Kemampuan menulis adalah hal yang sangat penting dimiliki setiap
manusia sebagai bekal dalam mendokumentasikan apa yang sedang
dipelajari, tidak terkecuali anak tunadaksa. Walaupun memiliki
hambatan dalam fungsi dan gerak otot nya namun pada proses
pembelajaran di sekolah anak tunadaksa tidak pernah lepas dari yang
namanya menulis. Kegunaan menulis bagi anak tunadaksaCerebral
palsy spastic adalah untuk menyalin, mengerjakan dan mencatat tugas
tugas sekolah.Kondisi anak tunadaksa Cerebral palsy spasticyang
memiliki hambatan dalam menulis bila tidak dilatih maka akan
membuat perkembangan motorik anak lebih terhambat dan proses
belajar pun menjadi terhambat karenanya. Ini merupakan hal yang
sangat merugikan bagi anak tunadaksa tersebut. Hambatan menulis
yang dialami anak tunadaksa tersebut dapat dilatih dengan cara /
metode yang dapat melatih motorik halus anak dalam menulis, tentunya
dengan cara yang menyenangkan dan membuat anak nyaman serta anak
tidak dihadapkan pada latihan yang membuat anak bosan. Salah satunya
adalah dengan melatih keterampilan menganyam kertas dengan pola
garis lurus sebagai cara meningkatkan kemampuan menulis pada anak.
Pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, peneliti
menemukan adanya anak berinisial D kelas 6 SD yang mengalami
hambatan menulis karena kondisi motorik halus anak yang tidak dalam
kondisi seharusnya. Posisi tangan anak dalam memegang pensil masih
kaku, anak belum dapat menebalkan huruf putus putus, menjiplak huruf
dalam kertas ataupun meniru huruf huruf yang menjadi dasar dalam
pembelajaran menulis permulaan. Oleh karena itu, peneliti ingin
mencoba melatih kemampuan menulis permulaan anak dengan melatih
3
Anak sudah dapat menulis sampai pada tahapan menebalkan garis,
namun itu pun masih dalam tahap dibantu, anak belum dapat
memegang pensil dengan benar. Kemampuan anak dalam persepsi
auditori cukup baik, anak dapat memahami apa yang diucapkan guru
dengan pemberian sedikit penjelasan terlebih dahulu. Sementara,
persepsi visual anak tergolong baik karena tidak ada gangguan pada
pemahaman dari apa yang anak lihat. Terdapat kekakuan pada motorik
tangan dan kaki serta organ bicaranya secara fungsional sehingga anak
tergolong anak tunadaksa tipe spastik. Persepsi kinestetik dan taktil
anak kurang terlatih karena kekakuan pada anggota geraknya, akan
tetapi dalam melakukan pekerjaannya D bersedia mengerjakan tugasnya
dengan tenang hingga selesai.
Siswa D, sekarang duduk di kelas 6 SD, kemampuan menulis
sangat diperlukan karena selain untuk memudahkan dalam mencatat
seluruh pelajaran yang didapat juga sebagai bekal dalam menempuh
kelas selanjutnya yang akan menghadapi ujian, maka dari itu
dibutuhkan latihan menulis permulaan yang efektif bagi anak. Salah
satu yang dapat dilakukan adalah melatih perkembangan motorik halus
nya dengan gerakan dasar dalam menganyam kertas yaitu gerakan jari
tangannya, ini dibutuhkan sebagai salah satu latihan yang berfungsi
sebagai metode yang dapat membantu mengembangkan kemampuan
menulis permulaan siswa D dengan mengajarkan beberapa aktivitas
yang melibatkan gerakan tangan, bahu dan otot tangan. Gerakan jari
tangan dalam menganyam kertas selain merupakan keterampilan yang
mudah dilakukan oleh anak, juga media yang digunakan mudah
didapat dan aman bagi anak.
Gerakan jari tangan dalam menganyam juga berfungsi untuk melatih
perkembangan motorik halus pada anak, karena melibatkan banyak
otot, saraf dan gerakan tangan sehingga melatih anak agar gerakan
tangan tidak kaku/luwes. Keterampilan menganyam kertas juga melatih
4
Arni Dwi Indriani, 2014
melibatkan otot otot atau syaraf tangan, jari, lenganyang diharapkan
dengan meningkatnya motorik halus anak maka kemampuan menulis
permulaan anak juga akan meningkat karena menulis permulaan sangat
berkaitan erat dengan motorik halus. Gerakan jari tangan dalam
menganyam pun membantu melenturkan tangan anak. Keterampilan
menganyam ini melibatkan kedua tangan untuk bergerak dari mulai
bahu, lengan, dan jari sehingga dapat membantu melenturkan motorik
halus yang apabila motorik halus anak berkembang secara baik akan
membantu dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak.
Keterampilan ini dapat dilakukan tidak hanya dalam pelajaran namun di
luar pelajaran pun keterampilan ini dapat dilakukan sehingga akan
membuat anak menarik dan tidak cepat bosan sebelum proses
pembelajaran menulis dimulai.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mencoba
meneliti pengaruh gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam
kertas terhadap kemampuan menulis permulaan anakCerebral palsy
spasticdalam proses belajar di SLB HIKMAT BANDUNG, jika anak
tunadaksaCerebral palsy spastic tidak dilatih kemampuan menulisnya,
maka anak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas
sekolah yang tentunya banyak melibatkan aspek menulis apalagi anak
yang akan diteliti adalah anak kelas 6 yang dimana kemampuan
menulis menjadi sangat penting sebagai bekal menghadapi ujian yang
akan dihadapi.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi
dalam hal pembelajaran dan keilmuan, serta menjadi suatu inovasi baru
yang bisa diterapkan kepada anak saat belajar, agar kemampuan
menulis permulaan anak dapat terlatih dengan baik seperti yang
5
B. IdentifikasiMasalah
Masalah- masalah yang dapat diidentifikasi terhadap
kemampuan menulis permulaan anak tunadaksa, berkaitan dengan faktor
yang mempengaruhi kemampuan menulis permulaanpada anak tunadaksa
adalah sebagai berikut:
1. Metode pengajaran yang dipakai di dalam kelas yang cenderung lebih
banyak mengedepankan teori dibanding praktek,terutama dalam hal
menulis.
2. Iklim pembelajaran bahasa Indonesia kurang kondusif, hal ini terlihat
dari perilaku belajar anak yang jarang menulis di kelas dikarenakan
tidak ada keinginan untuk melatih kemampuan tangannya untuk
menulis.
3. Belum adanya latihan khusus yang diterapkan pada anak dalam
meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak.
4. Kurangnya media pembelajaran yang menarik dalam melatih
kemampuan tangan anak untuk menulis, sehingga latihan seperti
menganyam kertas bisa diajarkan dalam meningkatkan kemampuan
menulis permulaan anak.
C. BatasanMasalah
Agar penelitian tidak terlalu meluas, maka peneliti
membatasi pada masalah pengaruh gerakan jari tangan dalam
kegiatan menganyam kertas untuk anak tunadaksa cerebral palsy
spastic, yang di titikberatkan pada dimensi menulis permulaan.
D. RumusanMasalah
Untuk memperjelas target behavior, penulis merumuskan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:“apakah
gerakan jari tangan dalamkegiatan menganyam kertas berpengaruh
terhadap kemampuan menulis permulaan anak Cerebral Palsy Spastic
6
Arni Dwi Indriani, 2014
E. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Penelitian Secara Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai
pengaruh keterampilan menganyam dalam peningkatan kemampuan
menulis permulaan pada anak Cerebral palsy spastic di SLB
HIKMAT BANDUNG.
b. Tujuan Penelitian Secara Khusus
Untukmengetahuipengaruh gerakan jari tangan dalam
keterampilan menganyamkertas terhadap kemampuanmenulis
permulaan dalam aspek kesiapan menulis, meniru huruf,
menjiplak huruf dan menebalkan huruf pada anaktunadaksa
Cerebral palsy spastic sebelumdan sesudah dilakukan intervensi.
2. Kegunaan Penelitian a. Pengembangan Ilmu
Adapun kegunaan dari dilaksanakanya penelitian ini secara
teoritis yaitu dapat menambah pengetahuan dalam Pendidikan Luar
Biasa terutama yang berkaitan dengan kemampuanmenulis
permulaan pada anak tunadaksa Cerebral palsy spastic, selain itu
juga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya
gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas yang bisa
digunakan sebagai alat intervensi untuk meningkatkan kemampuan
menulis permulaan anak.
b. Pengembangan KBM
Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam memecahkan masalah dengan cara menerapkan
gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyamkertasterhadap
kemampuan menulis permulaan sebagai treatment bagi anaktunadaksa
7
c. Penelitian Lebih Lanjut
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemberi wawasan
pengetahuan tentang pentingnya gerakan jari tangan dalam kegiatan
menganyam kertas yang bisa digunakan sebagai alat intervensi untuk
meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak tunadaksa
26
Arni Dwi Indriani, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel yaitu batasan konsep-konsep atau pengertian yang terkandung
dalam permasalahan penelitian. Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2007: 60)
menyatakan: “secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang
atau obyek, yang mempunyai „variasi‟ antara satu orang dengan yang lain atau
satu obyek dengan obyek yang lain”.
Variabel yang diangkat dalam penelitian eksperimen kali ini adalah subyek
yang mempunyai keterkaitan, dimana variabel yang satu dengan variabel lainnya
mempunyai hubungan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian,
yaitu:
1. Variabel Bebas (Intervensi)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas.
Proses intervensi dimulai dengan anak membuat garis lurus pada kertas
berwarna, lalu garis garis tersebut digunting untuk dijadikan sebitan kertas yang
akan dimasukan pada media karton yang telah di sediakan. Setelah itu, sebitan
kertas yang telah igunting dimasukan pada media karton dengan mengikuti ola
anyaman berselang satu. Untuk mempeindah sisi anyaman anak diperintahkan
untuk membubuhkan lem pada kertas lipat dan ditempelkan paa sisi anyaman
yang telah dibuat.
2. Variabel Terikat (Target Behavior)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat atau target behavior yang ingin
dicapai dalam penelitian ini, yaitu kemampuan menulis permulaan anak cerebral
27
permulaan ini, yakni aspek menjiplak, aspek menebalkan, aspek meniru dan aspek
kesiapan menulis.
Menurut Sunardi (Yusuf, 2005: 180), bahwa yang termasuk menulis
permulaan atau menulis dengan tangan meliputi “memegang alat tulis,
menggerakan alat tulis, menyalin huruf, meniru, menulis kata dan kalimat”. Aspek
menulis permulaan tersebut akan berkembang seiring dengan diterapkannya
gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas.
Pada Baseline- 1 anak belum diberikan treatment atau perlakuan apapun.
Peneliti melihat kemampuan anak dalam menulis permualan anak sebelum
diberikan intervensi. Pada Tahap Intevensi barulah anak diajarkan gerakan jari
tangan dalam menganyam kertas dan diberikan tes kesiapan menulis yaitu
menutup dan membuka jari jari tangan, menggenggam dan melepas benda,meraih
benda yang ada di hadapannya, menggunting garis lurus, meletakkan benda di
tempat yang diminta.Setelah langkah tersebut selesai maka berlanjut pada latihan
menulis permulaan yaitu menjiplak, menebalkan dan meniru huruf vokal kecil
dengan diawali dengan latihan gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam
kertas untuk pelemasan otot tangan anak sebelum latihan menulis. Pada saat
Baseline- 2, anak kembali diberikan tes menulis permulaan akan tetapi tanpa
intervensi atau kondisi seperti pada Baseline-1 dimana peneliti menilai hasil
kemampuan menulis permulaan siswa tanpa adanya intervensi/perlakuan apapun.
Melalui gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas proses
latihan menulis permulaan anak akan dikembangkan sehingga anak memiliki
kemampuan menulis yang diawali dengan kemampuan menulis dasar atau sering
disebut dengan menulis permulaan.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen
dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR). Sugiyono (2007: 11)
mengemukakan bahwa “Metode penelitian eksperimen merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)
28
Arni Dwi Indriani, 2014
“Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari „sesuatu‟ yang dikenakan pada
subyek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti
ada tidaknya hubungan sebab akibat.”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gerakan jari tangan
dalam kegiatan menganyam kertas terhadap kemampuan menulis permulaan pada
anak tunadaksa Cerebral palsy spastic di SLB HIKMAT BANDUNG, dengan
mengetahui ada tidaknya sebab akibat yang terjadi antara variabel bebas dengan
variable terikat sehingga pada akhir penelitian akan memunculkan perbedaan hasil
sebelum diberi intervensi dan ketika diberi intervensi.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. Desain
A-B-A dipilih karena peneliti merasa desain yang paling tepatdilakukan pada
penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana kondisi awal anak
tanpa intervensi/perlakuan apapun (A-1), lalu setelah didapat kondisi awal anak
peneliti memberikan intervensi/treatment (B) dengan keterampilan menganyam,
peneliti mengambil hasil dari kemampuan siswa saat dilakukan intervensi, setelah
dilakukan intervensi peneliti menilai kembali kemampuan anak dalam menulis
permulaan setelah intervensi itu dilakukan (A-2). Maka tampak hasil kemampuan
anak dalam menulis permulaan yang dapat dilihat dari sebelum dilakukan
intervensi (A-1), saat itervensi dilakukan (B) dan pada saat intervensi telah
kemampuan subjek dalam menulis permulaan sebelum diberikan perlakuan atau
29
B merupakan fase intervensi.Subjek diberikan intervensi menulis permulaan
dengan gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam.
A-2 adalah pengulangan kondisi baseline yang disebut dengan baseline 2
dan berguna untuk memantau dan mengevaluasi sejauh mana intervensi yang
diberikan berpengaruh terhadap kemampuan menulis permulaan anak cerebral
palsy spastik.
C. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang siswa kelas 6 SDLB di SLB
HIKMAT Bandung dengan hambatan cerebral palsyspasticyang tidak mengalami
hambatan intelektual.
Nama : D
Jenis Kelamin : laki-laki
Tempat tanggal lahir : Bandung,
Alamat : Jalan SMPN 18 Gg.Sukamenak II no.297 Bandung
D merupakan siswacerebral palsy spastic.D mengalami kekakuan pada
anggota gerak bawah dan anggota gerak atas yang ditandai dengan tangan kanan
yang kaku, tangan kiri yang masih bagus untuk dilatih bahkan jari-jari tangannya
lemas.Kemampuan siswa dalam menulis baru sampai menebalkan huruf dibantu
dengan titik-titik.Sementara itu, kemampuan siswa dalam membaca sudah sampai
pada membaca lanjutan.Hal tersebut menjadi dasar yang baik untuk melatih
kemampuan menulis permulaan siswa, karena siswa sudah menguasai bacaan dan
pengenalan terhadap huruf-huruf.
2. Lokasi Penelitian
Peneliti akan melaksanakan penelitian terhadap siswa Cerebral Palsy
Spastikkelas 6 SD. Penelitian dilakukan didalam mata pelajaran kesenian yang
diajarkan seminggu 2 kali di sekolah.Penelitian ini dilaksanakan di SLB
30
Arni Dwi Indriani, 2014
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitianmerupakan alat untuk pengumpulan data-data yang
nyata dilingkungan. Instrument penelitian yang digunakan berupa tes.Penggunaan
instrument berupa tabel instrument yang didalamnya berisi mengenai indikator
kemampuan menulis permulaan.Instrument ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan menulis permulaan anak Cerebral palsy spastic.
Peneliti menggunakan instrumen berupa tes dengan tujuan untuk mengukur
tingkat kemampuan siswa dalam kemampuan menulis permulaan yang telah
dicapai subjek setelah subjek diberikan intervensi menggerakan jari tangan nya
dalam kegiatan menganyam kertas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan hasil asesmen yang
dilakukan pada subjek oleh peneliti dengan mengacu pada kurikulum untuk anak
tunadaksa D1 tingkat dasar.
Tahapan dari penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi tes disesuaikan dengan kompetensi dasar mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan SBK yang disesuaikan dengan kemampuan
subjek.Adapun kisi kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Kisi kisi instrumen untuk Mengukur Kemampuan Menulis Permulaan
Anak Cerebral Palsy
Variabel Aspek yang diukur Indikator Jenis
31
Tabel 3.1
Kisi kisi Instrument Penelitian
b. Membuat kriteria penilaian
Untuk menulis permulaan, anak diberikan skor dengan rentang nilai 1 sampai
dengan 3 dengan ketentuan kriteria penilaian sebagai berikut:
Nilai 1 : Bila anak tidak mampu melakukan perintah
Nilai 2 : Bila anak mampu melakukan dengan bantuan
Nilai 3 : Bila anak mampu sendiri/ tanpa bantuan. c. Teknik pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan di dalam jam pelajaran sekolah, yaitu pukul
09.30-10.30 dengan pembagian waktu 30 menit untuk melakukan gerakan tangan
dalam kegiatan menganyam kertas dan 30 menit untuk mengetahui
keterampilan menulis anak. Proses pelatihan dilakuan di sebuah ruang
belajar tertutup. Subjek yang terlibat adalah subjek penelitian, dan peneliti
beserta seorang rekan.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes tindakan
pada fase baseline 1 (A-1), intervensi (B) dan baseline (A-2). Tes yang
diberikan menggunakan soal-soal yang dibuat berdasarkan menulis
permulaan.
A-1 (baseline 1) adalah kondisi kemampuan dasar dimana pengukuran
target behavior dilakukan pada keadaan alami sebelum diberikan treatment
apapun, kemampuan dasar tersebut adalah kemampuan menulis permulaan
32
Arni Dwi Indriani, 2014
B (intervensi) adalah kondisi subjek selama diberikan perlakuan.
Perlakuan yang diberikan adalah melakukan latihan gerakan jari tangan
dalam kegiatan menganyam kertas
A-2 (baseline 2) yaitu pengamatan tanpa intervensi dilakukan kembali, hal
ini dimaksudkan sebagai tolak ukur keberhasilan intervensi dan menjadi
bahan evaluasi sejauh mana intervensi yang diberikan berpengaruh pada
subjek.
1. Uji coba validitas
Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka peneliti perlu kiranya
melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu untuk menetahu layak atau
tidaknya instrumen tersebut dijadikan sebagai alat tes. Data hasil uji coba
selanjutnya diolah dan dianalisis,selain itu uji coba instrumen dilakukan
untuk mengetahui kelayakan setiap soal berdasarkan para ahli.
Melalui proses judgementini kelayakan pengumpul alat data dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Guna mengetahui ketepatan instrumen
mengenai menulis permulaan,maka digunakan validitas isi dengan teknik
penilaian ahli. Validitas dengan teknik penilaian ahli dilakuan untuk
menentukan apakah instrumen yang dibuat sesuai dengan tujuan pengajaran
dan sasaran yang akan dinilai. Data yang sudah terkumpul dinilai
validitasnya menggunakan presentase rumus :
Persentase =
x 100%
2. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada satu subjek dengan siswa cerebral
palsyspasticlangkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Melakukan studi pendahuluan
b. Melakukan observasi ke sekolah
c. Menetapkan subjek penelitian
33
Pengurusan surat izin memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Permohonan surat pengantar dari jurusan PLB untuk pengangkatan dosen
pembimbing
b. Permohonan surat keputusan dekan Fakultas Ilmu Pendidikan mengenai
pengangkatan dosen pembimbing
c. Meneruskan surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK
d. Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa dan
Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) kota Bandung.
e. Surat izin penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) diteruskan ke dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan diserahkan ke pihak sekolah untuk
selanjutnya dapat dijadikan syarat melakukan penelitian
f. Menyusun dan melakukan uji coba instrumen penelitian untuk menguji
kevalidan instrument penelitian tersebut
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar mengajar
yang telah disediakan oleh pihak sekolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Meminta izin kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk
melaksanakan penelitian
b. Melakukan pendekatan kembali kepada anak
c. Mengadakan komunikasi dengan peneliti kelas mengenai jadwal
penelitian
d. Melakukan tes awal pada basline (A) sebanyak 4 sesi
e. Melakukan intervensi (B) dengan melatih gerakan jari tangan dalam
kegiatan menganyam kertas
f. Melakukan tes akhir pada baseline 2 (A‟) anak setelah diberikan
intervensi melatih gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas
g. Menganalisis dan mengolah data penelitian
34
Arni Dwi Indriani, 2014
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan persentase.
Setelah semua data, masing-masing data baseline-1, intervensi dan baseline-2
terkumpul. Setelah semua data terkumpul dan kemudian dianalisis ke dalam
grafik A-B-A design, untuk mengetahui sejauh mana tingkat kestabilan
perkembangan kemampuan subjek dihitung dengan menggunakan statistik
deskriptif. Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara jelas tingkat
perkembangan kemampuan subjek dalam kemampuan menulis permulaan yang
diperoleh dari hasil catatan selama penelitian dalam waktu yang telah ditentukan.
Analisis data dimulai dengan mengolah data di lapangan yang terdapat
dalam format pencatatan data pada fase baseline 1 (A-1), intervensi (B) dan
baseline 2 (A-2), kemudian penyajian datanya diperoleh dengan menggunakan
grafik. Penyajian data dengan menggunakan analisis visual grafik ini diharapkan
dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan kemampuan menulis
permulaan bagi siswa cerebral palsy. Desain SSR ini menggunakan tipe grafik
garis yang sederhana (Type Simple Line Graph). Menurut Sunanto (2006:30)
terdapat beberapa komponen penting dalam grafik tersebut, antara lain:
1. Absis : sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan
satuan untuk waktu (mislanya sesi, hari dan tanggal).
2. Ordinat : sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan
satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen,
frekuensi dan durasi).
3. Titik Awal : pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik
awal skala.
4. Skala : garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang
menunjukkan ukuran (misalnya 0%, 25%, 50% dan 75%).
5. Label Kondisi : keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen,
misalnya baseline atau intervensi.
6. Garis Perubahan Kondisi : yaitu garis vertikal yang menunjukkan
adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam
35
7. Judul Grafik : judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera
diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan perhitungan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Perhitungan ini dilakukan dengan
menganalisis data setiap kondisi dan antar kondisi. Analisis dalam kondisi
memiliki komponen sebagai berikut:
1. Panjang Kondisi
Panjang kondisi atau banyaknya data dalam setiap kondisi ini tidak ada
ketentuan banyaknya, tetapi data dalam tahap baseline ditentukan sampai
dengan data yang didapat menunjukan stabilitas dan arah yang jelas.
2. Kecenderungan Arah
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua
data dalam suatu kondisi banyaknya data yang berada dibawah dan di atas
garis tersebut sama banyak. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah split middle atau belah tengah, karena membuat garis lurus yang
membelah data dalam suatu kondisi berdasarkan median.
3. Tingkat Stabilitas
Tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu
kondisi. Hal ini ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada
dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean. Jika sebanyak 50% atau
lebih data berada dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean, maka data
tersebut dikatakan stabil.
4. Tingkat Perubahan
Tingkat perubahan ini merupakan selisih data dalam suatu kondisi antara
data pertama dengan data terakhir.
5. Jejak Data
Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data yang lain dalam
suatu kondisi. Jejak data ini ada tiga kemungkinan, yakni menaik, menurun,
dan mendatar.
36
Arni Dwi Indriani, 2014
Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara
data pertama dengan data terakhir (Sunanto, 2006:12).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data yang telah
diperoleh tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 1
2. Menskor hasil penilaian pada kondisi perlakuan atau intervensi
3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 2
4. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi
baseline 1, kondisi perlakuan atau intervensi, dan kondisi baseline 2.
5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline 1, kondisi perlakuan
atau intervensi, dan pada kondisi baseline 2.
Membuat grafik dalam hal menganalisis datanya, sehingga dapat dilihat secara
45
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh dan peningkatan kemampuan menulis permulaan pada subjek D
setelah diberikan intervensi melalui gerakan jari tangan dalam keterampilan
menganyam kertas.Pada penelitian ini menulis permulaan subjek dibatasi dengan
empat aspek menulis permulaan yakni aspek kesiapan menulis, aspek menebalkan
huruf, aspek meniru huruf dan aspek menjiplak. Dalam aspek kesiapan menulis,
menebalkan huruf, meniru huruf dan menjiplak huruf terjadi peningkatan
kemampuan anak dari sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Hal tersebut
dapat dilihat dari perubahan mean level subjek D. mean level subjek D untuk
kesiapan menulis mengalami peningkatan dari fase baseline 82,1% fase
intervensi 82,1% dan fase baseline 2 adalah 88,05%. Mean level subjek D dalam
kemampuan menebalkan huruf mengalami peningkatan pula yakni dari fase
baseline1 adalah 56,65% fase intervensi adalah 73,5% dan pada fase baseline 2
adalah 83,5%. Mean level subjek D dalam kemampuan meniru huruf dari 56,65%
pada fase baseline1 dan fase intervensi 77,50% dan mengalami peningkatan pada
fase baseline2 yakni 80%. Begitupun dalam aspek menjiplak, subjek D
mengalami peningkatan pada aspek menjiplak huruf yakni dari fase baseline1
adalah 63,32% fase intervensi adalah 71,6% dan pada fase baseline 2 adalah
76,65%.
Peningkatan yang terjadi pada aspek menjiplak subjek D.A terlihat dari
kemampuan subjek dalam menguasai alat tulis, menggerakkan alat tulis serta
koordinasi mata dengan tangan yang sudah baik. Hal tersebut menunjukkan
adanya peningkatan dalam keterampilan motorik halus pada subjek D.Pada aspek
menebalkan huruf terlihat peningkatan yang signifikan. Hal tersebut terlihat dari
kemampuan subjek D saat menebalkan huruf dari mulai huruf yang ukurannya
besar sampai pada menebalkan huruf yang ukurannya lebih kecil atau huruf
46
Arni Dwi Indriani, 2014
Sementara itu, pada aspek meniru huruf subjek D.A dapat meniru huruf dari
papan tulis dan mampu menulis dengan cukup baik. Subjek D.A dapat meniru
huruf yang terdiri dari suku kata, kata sampai pada kalimat.Pada aspek menulis
dikte, subjek D mampu menulis kalimat yang di diktekan oleh peneliti, hal
tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan, karena pada awalnya subjek
hanya dapat menulis dengan cara menebalkan huruf menggunakan titik-titik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak yang dipandang perlu
menindaklanjuti hasil penelitian dengan menggunakan gerakan jari tangan dalam
keterampilan menganyam kertas dalam meningkatkan kemampuan menulis
permulaan anak. Peneliti memberikan beberapa rekomendasi bagi:
1. Rekomendasi bagi para guru atau para pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan
pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan gerakan jari
tangan dalam keterampilan menganyam kertas dalam meningkatkan
kemampuan menulis permulaan bagi siswa yang mengalami hambatan
dalam menggerakkan otot-otot tangan dan jarinya untuk menulis di
sekolah.
2. Rekomendasi untuk Orang Tua
Penelitian ini diharapkan menjadi panduan bagi orang tua yang
mempunyai anak dengan hambatan menulis permulaan ataupun
hambatan motorik halus lain. Latihan menganyam kertas merupakan
latihan yang sangat sederhana dan dapat dilakukan di rumah sebagai
latihan atau sarana bermain bagi anak dalam melenturkan otot otot
tangan dan membantu anak dalam melatih kemampuan motorik halus
47
3. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada
subjek yang mengalami hambatan yang berbeda yakni pada anak
yang memiliki kebutuhan khusus lainnya dengan melaksanakan
latihan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas
untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan.
b. Peneliti selanjutnya mengadakan penelitian mengenai penerapan
latihan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas
kembali dengan target behavior yang berbeda, sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan
penemuan-penemuan yang baru yang dapat melengkapi kekurangan
dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Selain itu juga,
diharapkan bagi penulis selanjutnya dapat melakukan penelitian
pada subjek yang mengalami hambatan yang berbeda yakni pada
anak yang memiliki kebutuhan khusus lainnya dengan
melaksanakan gerakan jari tangan dalam keterampilan menanyam
Arni Dwi Indriani, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Assjari, M.(1995). OrtopedagogikAnak Tunadaksa. Bandung: Depdikbud Dirjen Perguruan Tinggi
Ariffudin. (2011).Peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
menganyam di kelompok b taman kanak – kanak kartika v-15 loa janan samarinda. [online]. Tersedia:
arifuddin- proposalptk.blogspot.com/2011/07/peningkatan-kemampuan-motorik-halus.html. [02 April 2013].
Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Yulia Singgih D. (1986). Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Margono.S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta
Martono (2008). Keterampilan praktis berkreasi dengan bahan lunak dan kertas. Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Murtono, S. (2007). Seni budaya dan Keterampilan kelas 4 SD. Bogor: Yudhistira
Muslim. A dan Sugiarmin. M (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna daksa.
DEPDIKBUD:
Novikasari, Meli. (2012). Seni rupa anak usia dini( kerajinan mengayam untuk anak
usia dini). [online]. Tersedia:
http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/mengayam-bagi-anak-usia-dini.html. [04 April 2013].
Oho,Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas . Jakarta : Depdikbud
Solich & Warsono.(2007).Seni Budaya dan Keterampilan kelas 6 SD. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sunanto, J. Takeuchi, Koji. Nakata, Hideo. (2006). Penelitian dengan Subjek
Tunggal. Bandung: UPI Press