• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK CEREBRAL PALSY DALAM MENGGUNAKAN KURSI RODA DI SLB-D YPAC BANDUNG : Studi Deskriptif Kualitatif pada Anak Cerebral Palsy Tingkat SMALB di SLB-D YPAC BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK CEREBRAL PALSY DALAM MENGGUNAKAN KURSI RODA DI SLB-D YPAC BANDUNG : Studi Deskriptif Kualitatif pada Anak Cerebral Palsy Tingkat SMALB di SLB-D YPAC BANDUNG."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK CEREBRAL PALSY DALAM MENGGUNAKAN KURSI RODA DI SLB-D YPAC BANDUNG

(Studi Deskriptif Kualitatif pada Anak Cerebral Palsy Tingkat SMALB di SLB-D YPAC BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh :

JUNI SAFITRI 0907049

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK

CEREBRAL PALSY DALAM

MENGGUNAKAN KURSI RODA DI

SLB-D YPAC BANDUNG

Oleh Juni Safitri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan

© Juni Safitri 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Juni Safitri, 2014

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Kemandirian Mobilitas Anak Cerebral Palsy

dalam Menggunakan Kursi Roda di SLB-D YPAC Bandung”. Penelitian ini berawal dari permasalahan bagaimana kemandirian mobilitas anak cerebral palsy

dalam menggunakan kursi roda. Dimana kemampuan mobilitas anak cerebral palsy ini dirasa menjadi salah satu kemampuan dan faktor terpenting dalam membangun kemandiriannya untuk menjalani kehidupan dimasa yang akan datang, sehingga dapat menjadi individu yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Mobilitas merupakan salah satu kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh setiap individu, walau pun kemampuan dan kebutuhan mobilitas setiap orang berbeda-beda. Termasuk untuk anak cerebral palsy yang memiliki hambatan dalam berjalan sehingga membutuhkan alat bantu berjalan seperti kursi roda untuk membantu kegiatan mobilitasnya sehari-hari. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, maka masalah pokok yang ingin diungkap dalam penelitian yaitu bagaimana kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang objektif mengenai kemandirian mobilitas anak

cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mengamati kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda dan menyajikan data berupa deskripsi, menganalisis dan menginterpretasi data. Adapun data-data yang diperoleh yaitu melalui teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi.Hasil penelitian ini menyatakan sejauh mana tingkat kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dan peran serta orang tua dalam mendukung kemandirian mobilitas anak. Hasil penelitian mengatakan bahwa sebenarnya anak mampu menggunakan kursi roda, namun pandangan dan ke khawatiran orang tua yang berlebih yang mengakibatkan anak menjadi kurang mandiri dalam kegiatan mobilitasnya.

(4)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-D YPAC Bandung, yaitu di Jalan

Mustang No. 46 Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung

Provinsi Jawa Barat Telp. 0222014878

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih selama enam bulan, yaitu

pada bulan Agustus 2013 - Januari 2014.

3. Subjek Penelitian

Subyek peneliti terdiri dari 3 orang siswa cerebral palsy pengguna kursi roda

tingkat SMALB dan 3 orang tua siswa. Subjek penelitian ini adalah

pihak-pihak yang bersedia memberikan informasi yang berisi keterangan dan data

penting yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah:

a. Siswa 1 (IL)

Siswa tersebut merupakan siswa laki-laki yang berusia 20 tahun, yang

duduk di kelas 3 SMALB. Kegiatan mobilitas siswa tersebut

menggunakan kursi roda setiap harinya.

b. Siswa 2 (YD)

Siswa tersebut merupakan siswa laki-laki yang berusia 21 tahun, yang

duduk di kelas 3 SMALB. Kegiatan mobilitas siswa tersebut

menggunakan kursi roda setiap harinya.

c. Siswa 3 (NS)

Siswa tersebut merupakan siswa perempuan yang berusia 18 tahun, yang

duduk di kelas 3 SMALB. Kegiatan mobilitas siswa tersebut

menggunakan kursi roda setiap harinya.

(5)

Subjek peneliti orang tua 1 ini adalah ibu dari IL yang berinisial YN. Ibu

tersebut setiap harinya datang ke sekolah dan membantu kegiatan IL,

termasuk kegiatan IL dalam melakukan mobilitas menggunakan kursi

roda.

e. Orang tua 2 (Orang tua YD)

Subjek peneliti orang tua 2 ini adalah ibu dari YD yang berinisial HN.

Ibu HN sudah tidak mengantar lagi YD lagi kesekolah. Dan hanya

sesekali datang kesekolah jika ada acara tertentu saja.

f. Orang tua 3 (Orang tua NS)

Subjek peneliti orang tua 3 ini adalah ibu dari NS yang berinisial SA. Ibu

NS ini pun tidak mengantarkan NS kesekolah, namun menugaskan salah

seorang kerabatnya untuk membantu NS dalam kegiatan mobilitasnya di

sekolah.

B. Metode Penelitian

Untuk memecahkan masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu

metode yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini, diharapkan

dapat memiliki tekhnik pengumpulan data yang sesuai untuk memecahkan

permasalahannya.

Adapun beberapa pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu “Pada dasarnya metode pendekatan dalam penelitian terbagi menjadi tiga golongan, yaitu pendekatan deskriptif, historis, dan eksperimental” (Arikunto, 1996:65)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan kata lain, penelitian

bertujuan untuk memberikan uraian deskriptif tentang sejauh mana

kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di

SLB-D YPAC Bandung. Berbagai data yang didapat dari temuan di lapangan

akan dianalisis dan kemudian disimpulkan dalam bentuk kesimpulan

(6)

Sudjana (1992:64) menjelaskan bahwa “metode deskriptif adalah metode

penelitian yang berupaya memecahkan masalah atau menjawab berbagai

pertanyaan dari masalah yang sedang dihadapi tersebut pada masa sekarang”.

Musthafa (Alwasilah, 2002:27) mengemukakan bahwa: “Pendekatan

kualitatif sendiri diartikan sebagai pendekatan penelitian yang bertujuan

untuk memahami fenomena sosial dari prespektif para partisipan melalui

pelibatan ke dalam kehidupan aktor-aktor yang terlibat”.

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan permasalahan

yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/laporan dengan tujuan

utama membuat penggambaran langsung tentang suatu keadaan secara

objektif dalam suatu deskriptif situasi.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri (human resource) yang menjadi

instrumen untuk mengumpulkan informasi atau data dalam penelitian,

sedangkan instrument lainnya (non human resource) berguna sebagai

pelengkap.

C. Tahap Penelitian

Tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai dari tahap

pra-lapangan, tahap pekerjaan pra-lapangan, sampai tahap pemeriksaan keabsahan

data mengikuti apa yang disampaikan oleh Moleong (2007:127).

1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Kegiatan ini merupakan tahap awal dari serangkaian proses penelitian.

Intinya berupa penyusunan rancangan penelitian yang diajukan dalam bentuk

proposal pembuatan skripsi peneliti kepada Dewan Skripsi Jurusan

Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Indonesia. Setelah disetujui kemudian diseminarkan. Melengkapi dan

(7)

bimbingan dengan Dosen Pembimbing. Setelah itu peneliti menyusun rencana

untuk terjun ke lapangan yang sesuai dengan latar penelitian.

b. Memilih Latar Penelitian

Proses pemilihan latar penelitian ini diawali dengan informasi yang ditemukan mengenai “Kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung”. Berdasarkan hal

tersebut peneliti ingin mendapatkan deskripsi mengenai bagaimanakan

kemandirian anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D

YPAC Bandung.

c. Mengurus Perizinan Penelitian

Pengurusan perizinan yang bersifat administratif dilakukan dengan memulai

dari tingkat Jurusan, Fakultas, dan Universitas. Setelah itu peneliti mendapat

surat rekomendasi untuk disampaikan pada Badan Kesatuan Bangsa dan

Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung yang dilanjutkan kepada Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan berakhir kepada Kepala SLB-D YPAC

Bandung.

d. Menyiapkan Peralatan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan

untuk memperlancar, memperjelas, dan mempermudah kegiatan

pengumpulan data yang diperoleh di lapangan. Adapun kegiatan pada tahap

ini adalah mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari pedoman

wawancara dan pedoman observasi.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

1) Pembatasan latar dan penelitian

Pemahaman latar penelitian menjadi sangat penting, sehingga strategi

untuk mengumpulkan data menjadi efektif. Adapun latar penelitian ini

dibatasi pada lokasi SLB-D YPAC Bandung.

(8)

Dalam melakukan penelitian, peneliti juga sangat memperhatikan

penampilan. Karena lokasi penelitian ini disekolah, maka peneliti juga

berusaha untuk tampil dengan sopan dan formal.

3) Pengenalan hubungan peneliti dilapangan

Penelitian ini bersifat pengamatan langsung tanpa berperan serta, maka

peneliti berusaha agar hubungan dengan lingkungan yang ada di lokasi

penelitian tetap penuh keakraban tanpa harus mempengaruhi berbagai

kondisi dan perilaku alami yang ada dilokasi penelitian.

4) Jumlah waktu studi

Peneliti mengalokasikan waktu penelitian dilapangan kurang lebih

selama dua bulan, diharapkan dengan jumlah waktu yang sangat terbatas

ini berbagai data penelitian dapat terkumpul dengan baik.

b. Memasuki Lapangan

1) Keakraban hubungan

Keakraban hubungan peneliti dengan lingkungan sosial dilokasi penelitian

selalu berusaha dijaga dengan baik oleh peneliti, agar mempermudah

peneliti dalam upaya memperoleh berbagai data yang diinginkan.

2) Memperjelas bahasa

Memperjelas bahasa ini menjadi sangat penting karena ternyata subjek

penelitian lebih nyaman menggunakan bahasa kesehariannya.

3) Peranan peneliti

Peranan peneliti dalam aktivitas yang ada dilokasi penelitian tidak besar,

karena penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung tanpa

berperan serta, sehingga sebisa mungkin peneliti menghindari peran serta

langsung, karena dikhawatirkan hal tersebut akan mempengaruhi kondisi

dan perilaku yang terjadi di lokasi penelitian.

c. Berpartisipasi sambil mengumpulkan data

1) Pengarahan batas studi

Pengarahan batas studi dilakukan dengan memperhatikan batasan studi

(9)

menjadi penting, agar pada saat berada dilokasi penelitian tidak terjebak

masalah-masalah yang berada di luar fokus masalah penelitian.

2) Mencatat data

Dilakukan pada saat dan sesudah berlangsung pengumpulan data, baik

pada saat kegiatan wawancara maupun pada saat dan sesudah kegiatan

observasi berlangsung.

Data yang dicatat antara lain adalah wawancara dan observasi, dalam

penelitian ini data yang dicatat dalam wawancara dan observasi bersumber dari

subjek anak dan orang tua.

D. Instrument dan Tekhnik Pengumpulan Data

Salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah peneliti sebagai instrument

utama penelitian (human instrument). Ada dua pendapat ahli yang dijadikan

acuan sehingga peneliti sendiri merupakan instrument utama dalam

penelitiannya, yaitu Nasution (1998:55-56) menyatakan bahwa :

Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi terhadap segala stimulasi dari lingkungan yang diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian, peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai dan dapat mengumpulkan aneka data, suatu situasi yang melibatkan interaksi antara manusia tidak dapat dipakai dengan pengetahuan semata-mata, akan tetapi diperlukan penghayatan yang mendalam.

Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan beberapa tekhnik pengumpulan data, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara yang dilakukan bersifat tak terstruktur yaitu wawancara yang

bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada orangtua murid yang

(10)

menggunakan kursi roda. Data yang dikumpulkan melalui wawancara bersifat

verbal, artinya wawancara direkam dalam voice record agar data yang diperoleh

lebih lengkap dan terperinci. Walaupun dalam penelitian ini digunakan

wawancara tak-terstruktur, namun sebelum melakukan wawancara peneliti tetap

menyiapkan kisi-kisi wawancara.

b. Observasi

Tekhnik observasi yang dipergunakan adalah dengan menggunakan observasi

langsung non partisipatori, atau dengan cara pengamatan langsung tanpa

melibatkan diri secara langsung pada kegiatan dilokasi penelitian.

Pengamatan dilakukan secara tersembunyi (convert). Nasution (1998:62) menjelaskan bahwa “observasi dengan pengamatan tersembunyi bertujuan untuk memperoleh data yang valid dan reliable dan dapat dipercaya karena

tidak dibuat-buat”. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan observasi

dalam keadaan alamiah dan subjek penelitian pun tidak merasa bahwa dia

sedang diamati, sehingga hasil yang didapatkan diharapkan dapat

mengambarkan kemandirian mobilisasi anak cerebral palsy dalam

menggunakan kursi roda di area sekolah yang sebenarnya terjadi.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dimaksudkan untuk mendukung dan mempertegas data

hasil observasi dan wawancara terutama mengenai kemandirian anak cerebral

palsy dalam menggunakan kursi roda. Data dari studi dokumentasi yang

digunakan merupakan gambar kegiatan mobilisasi anak dalam menggunakan

kursi roda anak yang diambil melalui camera digital.

E. Pengujian Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan untuk menilai keshahihan atau

(11)

itu, dalam melakukan pemeriksaan keabsahan data itu sendiri didasarkan pada

kriteria yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, cara

pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif, antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data diperoleh dengan hasil observasi, lalu dicek dengan

menggunakan hasil wawancara, dsb. Triangulasi yang digunakan pada

penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu data yang diperoleh melalui

wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan

pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi dengan cara

sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan

kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan

melakukan cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data di

crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data

yang ada dapat dipertanggung jawabkan, karena data akhir yang didapat

adalah hasil perbandingan dari berbagai metode pengambilan datanya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka tekhnik triangulasi yang digunakan pada

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

(12)

Bagan 3.1

Tekhnik Triangulasi dengan Sumber

2. Menggunakan bahan referensi

Untuk membuktikan apakah suatu data sesuai dengan fakta yang terjadi

yakni dibutuhkan bahan referensi yang lebih nyata. Misalnya dengan

menggunakan alat-alat pendukung seperti camera, video, dll. Peneliti

menggunakan camera sebgai bahan referensi yang menghasilkan

dokumentasi yang merekam kegiatan selama penelitian berlangsung.

F. Analisi Data

Pada tahapan ini setelah data terkumpul, peneliti perlu menganalisis data untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Analisis data kualitatif menurut Bogdan &

Biklen dalam Moleong (2007:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang

dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang akan di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik

data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini mengacu pada proses analisis data yang disampaikan oleh Miles & Huberman dalam Sugiyono (2010:91) yaitu: ”aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

Data studi

dokumentasi

(13)

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/ verifikasion.

1. Reduksi Data. Data yang diperoleh berdasarkan dari hasil wawancara dan

observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan pengkodean

dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi sedemikian rupa

dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang

ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan

crosscheck atau cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data

di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data

yang ada dapat dipertanggung jawabkan.

2. Penyajian Data. Berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Menarik kesimpulan dan verifikasi. Sejak awal pengumpulan data, peneliti

mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,

konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi.

Setelah didapat kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian menjadi lebih

rinci dan menjadi kuat dengan adanya bukti-bukti dari data. Kesimpulan

diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data

diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni sebagai validitas

dari data itu sendiri.

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat

ditemukan hasil penelitian. Hasil dari penelitian yang diperoleh merupakan

jawaban dari fokus masalah, adapun hasil dari penelitian tersebut dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC ;

Setelah melakukan penelitian di lapangan terlihat kemampuan anak cerebral

palsy dalam menggunakan kursi roda masih dirasa sangat kurang, sehingga

perlu adanya latihan dalam menggunakan kursi roda, selain itu faktor

dukungan dan kepercayaan akan kemampuan anak cerebral palsy dalam

menggunakan kursi roda harus lebih disadari oleh para orang tua untuk

meningkatkan kemampuan anak dalam menggunakan kursi roda.

2. Kesulitan yang dialami dalam penggunaan kursi roda terhadap kemandirian mobilitas anak cerebral palsy di SLB-D YPAC Bandung ;

Semua anak yang memiliki hambatan motorik memerlukan alat bantu

berjalan untuk membantu mobilitasnya. Kursi roda merupakan salah satu

alternatif alat bantu berjalan yang banyak digunakan. Berdasarkan hasil

penelitian kesulitan yang dialami dalam penggunaan kursi roda yaitu bentuk

kursi roda yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan

penggunanya.

(15)

Cara orang tua untuk mengatasi kesulitan anak berbeda-beda, ada yang dalam

bentuk kata-kata motivasi maupun keinginan untuk memfasilitas kursi roda

yang sesuai dengan kebutuhan anak.Semua itu bertujuan untuk membantu

anak lebih mandiri dalam bermobilisasi.

4. Kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda dalam wilayah sekolah SLB-D YPAC Bandung;

Pada kasus yang peneliti temukan dilapangan kemandirian mobilitas bukan

hanya bergantung pada kemampuan anak dalam menggunakan kursi roda,

selain itu untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan,

dukungan dan dorongan dari keluarga juga lingkungan disekitarnya. Dan

orang tua pun harus senantiasa memupuk kepercayaan diri dan memberi

kepercayaan anak untuk melakukan kegiatan mobilisasinya sendiri dalam

menggunakan kursi roda.

B. Implikasi

Dari kesimpulan penelitian di atas, penulis memberikan implikasi agar

pada tahap selanjutnya anak untuk terus dilatih kemandiriannya dalam

menggunakan kursi roda dan diberi kepercayaan dan dukungan penuh

terutama dari orang tua supaya anak lebih mandiri dan percaya diri dalam

menggunakan kursi roda. Selain itu kerjasama antara orang tua dan guru serta

pihak lain yang terlibat agar mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan anak

dalam meningkatkan kemandirian mobilitasnya. Motivasi, dukungan dan

kepercayaan yang ditanamakan oleh orang tua diharapkan dapat menjadi

pendorong dan pondasi untuk membangun kemandirian anak kedepannya.

Penelitian ini belum sepenuhnya berhasil mengungkap tentang

kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di

SLB-D YPAC Bandung dikarenkan terbatasnya waktu yang dimiliki peneliti.

(16)

diharapkan dapat mengungkap hal-hal yang belum diungkapkan di dalam

penelitian ini.

C. Penutup

Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT atas ijin-mu penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Adapun yang disajikan oleh penulis ini masih jauh

dari kata sempurna, tapi besar harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pihak jurusan

pendidikan khusus dan orang lain. Diakhiri dengan ucap syukur kehadiratmu

ALLAH SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi orang

Referensi

Dokumen terkait

Partikel (radiasi) berenergi tinggi yang dipancarkan oleh bahan radioaktif menumbuk dan melepaskan elektron dari atom yang ada di udara, dan inilah yang menghantarkan arus

Kemudian, Maxwell mengemukakan pula bahwa perubahan medan listrik dan medan magnet akan menghasilkan suatu gelombang medan listrik dan gelombang medan magnet yang dapat menyebar

MENGGUNAKAN METODE FIFO, MAKA HARGA POKOK BARANG YANG DIJUAL ADALAH SEBESAR RP 39. MILYAR DAN PERSEDIAAN AKHIRNYA BERNILAI RP 41

(4) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dipenuhi, atau jika Kreditor belum dapat memberikan suara mereka mengenai rencana perdamaian, atas permintaan

rupaning tuduh hirup pikeun dilarapkeun dina hirup kumbuh sapopoé. Dongéng téh mangrupa salah sahiji matéri nu nyampak dina sastra buhun. Kaasup kana wangunan prosa. Dina

Kearifan lokal yang bersumber dari kebudayaan Jawa, memiliki dimensi yang sangat luas, seperti ajaran tentang budhi pekerti, solidaritas sosial, kerukunan, lingkungan

ngumpulkeun data dina ieu panalungtikan ngaliwatan studi pustaka jeung.

Dari pembahasan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa harga pokok produksi dengan metode full costing lebih besar dari pada menurut perusahaan, dan harga jual yang