KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK CEREBRAL PALSY DALAM MENGGUNAKAN KURSI RODA DI SLB-D YPAC BANDUNG
(Studi Deskriptif Kualitatif pada Anak Cerebral Palsy Tingkat SMALB di SLB-D YPAC BANDUNG)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh :
JUNI SAFITRI 0907049
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK
CEREBRAL PALSY DALAM
MENGGUNAKAN KURSI RODA DI
SLB-D YPAC BANDUNG
Oleh Juni Safitri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan
© Juni Safitri 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Juni Safitri, 2014
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Kemandirian Mobilitas Anak Cerebral Palsy
dalam Menggunakan Kursi Roda di SLB-D YPAC Bandung”. Penelitian ini berawal dari permasalahan bagaimana kemandirian mobilitas anak cerebral palsy
dalam menggunakan kursi roda. Dimana kemampuan mobilitas anak cerebral palsy ini dirasa menjadi salah satu kemampuan dan faktor terpenting dalam membangun kemandiriannya untuk menjalani kehidupan dimasa yang akan datang, sehingga dapat menjadi individu yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Mobilitas merupakan salah satu kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh setiap individu, walau pun kemampuan dan kebutuhan mobilitas setiap orang berbeda-beda. Termasuk untuk anak cerebral palsy yang memiliki hambatan dalam berjalan sehingga membutuhkan alat bantu berjalan seperti kursi roda untuk membantu kegiatan mobilitasnya sehari-hari. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, maka masalah pokok yang ingin diungkap dalam penelitian yaitu bagaimana kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang objektif mengenai kemandirian mobilitas anak
cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mengamati kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda dan menyajikan data berupa deskripsi, menganalisis dan menginterpretasi data. Adapun data-data yang diperoleh yaitu melalui teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi.Hasil penelitian ini menyatakan sejauh mana tingkat kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dan peran serta orang tua dalam mendukung kemandirian mobilitas anak. Hasil penelitian mengatakan bahwa sebenarnya anak mampu menggunakan kursi roda, namun pandangan dan ke khawatiran orang tua yang berlebih yang mengakibatkan anak menjadi kurang mandiri dalam kegiatan mobilitasnya.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB-D YPAC Bandung, yaitu di Jalan
Mustang No. 46 Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat Telp. 0222014878
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih selama enam bulan, yaitu
pada bulan Agustus 2013 - Januari 2014.
3. Subjek Penelitian
Subyek peneliti terdiri dari 3 orang siswa cerebral palsy pengguna kursi roda
tingkat SMALB dan 3 orang tua siswa. Subjek penelitian ini adalah
pihak-pihak yang bersedia memberikan informasi yang berisi keterangan dan data
penting yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah:
a. Siswa 1 (IL)
Siswa tersebut merupakan siswa laki-laki yang berusia 20 tahun, yang
duduk di kelas 3 SMALB. Kegiatan mobilitas siswa tersebut
menggunakan kursi roda setiap harinya.
b. Siswa 2 (YD)
Siswa tersebut merupakan siswa laki-laki yang berusia 21 tahun, yang
duduk di kelas 3 SMALB. Kegiatan mobilitas siswa tersebut
menggunakan kursi roda setiap harinya.
c. Siswa 3 (NS)
Siswa tersebut merupakan siswa perempuan yang berusia 18 tahun, yang
duduk di kelas 3 SMALB. Kegiatan mobilitas siswa tersebut
menggunakan kursi roda setiap harinya.
Subjek peneliti orang tua 1 ini adalah ibu dari IL yang berinisial YN. Ibu
tersebut setiap harinya datang ke sekolah dan membantu kegiatan IL,
termasuk kegiatan IL dalam melakukan mobilitas menggunakan kursi
roda.
e. Orang tua 2 (Orang tua YD)
Subjek peneliti orang tua 2 ini adalah ibu dari YD yang berinisial HN.
Ibu HN sudah tidak mengantar lagi YD lagi kesekolah. Dan hanya
sesekali datang kesekolah jika ada acara tertentu saja.
f. Orang tua 3 (Orang tua NS)
Subjek peneliti orang tua 3 ini adalah ibu dari NS yang berinisial SA. Ibu
NS ini pun tidak mengantarkan NS kesekolah, namun menugaskan salah
seorang kerabatnya untuk membantu NS dalam kegiatan mobilitasnya di
sekolah.
B. Metode Penelitian
Untuk memecahkan masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu
metode yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini, diharapkan
dapat memiliki tekhnik pengumpulan data yang sesuai untuk memecahkan
permasalahannya.
Adapun beberapa pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu “Pada dasarnya metode pendekatan dalam penelitian terbagi menjadi tiga golongan, yaitu pendekatan deskriptif, historis, dan eksperimental” (Arikunto, 1996:65)
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan kata lain, penelitian
bertujuan untuk memberikan uraian deskriptif tentang sejauh mana
kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di
SLB-D YPAC Bandung. Berbagai data yang didapat dari temuan di lapangan
akan dianalisis dan kemudian disimpulkan dalam bentuk kesimpulan
Sudjana (1992:64) menjelaskan bahwa “metode deskriptif adalah metode
penelitian yang berupaya memecahkan masalah atau menjawab berbagai
pertanyaan dari masalah yang sedang dihadapi tersebut pada masa sekarang”.
Musthafa (Alwasilah, 2002:27) mengemukakan bahwa: “Pendekatan
kualitatif sendiri diartikan sebagai pendekatan penelitian yang bertujuan
untuk memahami fenomena sosial dari prespektif para partisipan melalui
pelibatan ke dalam kehidupan aktor-aktor yang terlibat”.
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/laporan dengan tujuan
utama membuat penggambaran langsung tentang suatu keadaan secara
objektif dalam suatu deskriptif situasi.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri (human resource) yang menjadi
instrumen untuk mengumpulkan informasi atau data dalam penelitian,
sedangkan instrument lainnya (non human resource) berguna sebagai
pelengkap.
C. Tahap Penelitian
Tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai dari tahap
pra-lapangan, tahap pekerjaan pra-lapangan, sampai tahap pemeriksaan keabsahan
data mengikuti apa yang disampaikan oleh Moleong (2007:127).
1. Tahap Pra Lapangan
a. Menyusun Rancangan Penelitian
Kegiatan ini merupakan tahap awal dari serangkaian proses penelitian.
Intinya berupa penyusunan rancangan penelitian yang diajukan dalam bentuk
proposal pembuatan skripsi peneliti kepada Dewan Skripsi Jurusan
Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia. Setelah disetujui kemudian diseminarkan. Melengkapi dan
bimbingan dengan Dosen Pembimbing. Setelah itu peneliti menyusun rencana
untuk terjun ke lapangan yang sesuai dengan latar penelitian.
b. Memilih Latar Penelitian
Proses pemilihan latar penelitian ini diawali dengan informasi yang ditemukan mengenai “Kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung”. Berdasarkan hal
tersebut peneliti ingin mendapatkan deskripsi mengenai bagaimanakan
kemandirian anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D
YPAC Bandung.
c. Mengurus Perizinan Penelitian
Pengurusan perizinan yang bersifat administratif dilakukan dengan memulai
dari tingkat Jurusan, Fakultas, dan Universitas. Setelah itu peneliti mendapat
surat rekomendasi untuk disampaikan pada Badan Kesatuan Bangsa dan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung yang dilanjutkan kepada Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan berakhir kepada Kepala SLB-D YPAC
Bandung.
d. Menyiapkan Peralatan Penelitian
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan
untuk memperlancar, memperjelas, dan mempermudah kegiatan
pengumpulan data yang diperoleh di lapangan. Adapun kegiatan pada tahap
ini adalah mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari pedoman
wawancara dan pedoman observasi.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri
1) Pembatasan latar dan penelitian
Pemahaman latar penelitian menjadi sangat penting, sehingga strategi
untuk mengumpulkan data menjadi efektif. Adapun latar penelitian ini
dibatasi pada lokasi SLB-D YPAC Bandung.
Dalam melakukan penelitian, peneliti juga sangat memperhatikan
penampilan. Karena lokasi penelitian ini disekolah, maka peneliti juga
berusaha untuk tampil dengan sopan dan formal.
3) Pengenalan hubungan peneliti dilapangan
Penelitian ini bersifat pengamatan langsung tanpa berperan serta, maka
peneliti berusaha agar hubungan dengan lingkungan yang ada di lokasi
penelitian tetap penuh keakraban tanpa harus mempengaruhi berbagai
kondisi dan perilaku alami yang ada dilokasi penelitian.
4) Jumlah waktu studi
Peneliti mengalokasikan waktu penelitian dilapangan kurang lebih
selama dua bulan, diharapkan dengan jumlah waktu yang sangat terbatas
ini berbagai data penelitian dapat terkumpul dengan baik.
b. Memasuki Lapangan
1) Keakraban hubungan
Keakraban hubungan peneliti dengan lingkungan sosial dilokasi penelitian
selalu berusaha dijaga dengan baik oleh peneliti, agar mempermudah
peneliti dalam upaya memperoleh berbagai data yang diinginkan.
2) Memperjelas bahasa
Memperjelas bahasa ini menjadi sangat penting karena ternyata subjek
penelitian lebih nyaman menggunakan bahasa kesehariannya.
3) Peranan peneliti
Peranan peneliti dalam aktivitas yang ada dilokasi penelitian tidak besar,
karena penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung tanpa
berperan serta, sehingga sebisa mungkin peneliti menghindari peran serta
langsung, karena dikhawatirkan hal tersebut akan mempengaruhi kondisi
dan perilaku yang terjadi di lokasi penelitian.
c. Berpartisipasi sambil mengumpulkan data
1) Pengarahan batas studi
Pengarahan batas studi dilakukan dengan memperhatikan batasan studi
menjadi penting, agar pada saat berada dilokasi penelitian tidak terjebak
masalah-masalah yang berada di luar fokus masalah penelitian.
2) Mencatat data
Dilakukan pada saat dan sesudah berlangsung pengumpulan data, baik
pada saat kegiatan wawancara maupun pada saat dan sesudah kegiatan
observasi berlangsung.
Data yang dicatat antara lain adalah wawancara dan observasi, dalam
penelitian ini data yang dicatat dalam wawancara dan observasi bersumber dari
subjek anak dan orang tua.
D. Instrument dan Tekhnik Pengumpulan Data
Salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah peneliti sebagai instrument
utama penelitian (human instrument). Ada dua pendapat ahli yang dijadikan
acuan sehingga peneliti sendiri merupakan instrument utama dalam
penelitiannya, yaitu Nasution (1998:55-56) menyatakan bahwa :
Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi terhadap segala stimulasi dari lingkungan yang diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian, peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai dan dapat mengumpulkan aneka data, suatu situasi yang melibatkan interaksi antara manusia tidak dapat dipakai dengan pengetahuan semata-mata, akan tetapi diperlukan penghayatan yang mendalam.
Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan beberapa tekhnik pengumpulan data, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara yang dilakukan bersifat tak terstruktur yaitu wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada orangtua murid yang
menggunakan kursi roda. Data yang dikumpulkan melalui wawancara bersifat
verbal, artinya wawancara direkam dalam voice record agar data yang diperoleh
lebih lengkap dan terperinci. Walaupun dalam penelitian ini digunakan
wawancara tak-terstruktur, namun sebelum melakukan wawancara peneliti tetap
menyiapkan kisi-kisi wawancara.
b. Observasi
Tekhnik observasi yang dipergunakan adalah dengan menggunakan observasi
langsung non partisipatori, atau dengan cara pengamatan langsung tanpa
melibatkan diri secara langsung pada kegiatan dilokasi penelitian.
Pengamatan dilakukan secara tersembunyi (convert). Nasution (1998:62) menjelaskan bahwa “observasi dengan pengamatan tersembunyi bertujuan untuk memperoleh data yang valid dan reliable dan dapat dipercaya karena
tidak dibuat-buat”. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan observasi
dalam keadaan alamiah dan subjek penelitian pun tidak merasa bahwa dia
sedang diamati, sehingga hasil yang didapatkan diharapkan dapat
mengambarkan kemandirian mobilisasi anak cerebral palsy dalam
menggunakan kursi roda di area sekolah yang sebenarnya terjadi.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan untuk mendukung dan mempertegas data
hasil observasi dan wawancara terutama mengenai kemandirian anak cerebral
palsy dalam menggunakan kursi roda. Data dari studi dokumentasi yang
digunakan merupakan gambar kegiatan mobilisasi anak dalam menggunakan
kursi roda anak yang diambil melalui camera digital.
E. Pengujian Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan untuk menilai keshahihan atau
itu, dalam melakukan pemeriksaan keabsahan data itu sendiri didasarkan pada
kriteria yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, cara
pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif, antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya data diperoleh dengan hasil observasi, lalu dicek dengan
menggunakan hasil wawancara, dsb. Triangulasi yang digunakan pada
penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu data yang diperoleh melalui
wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan
pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi dengan cara
sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan
kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan
melakukan cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data di
crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data
yang ada dapat dipertanggung jawabkan, karena data akhir yang didapat
adalah hasil perbandingan dari berbagai metode pengambilan datanya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka tekhnik triangulasi yang digunakan pada
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 3.1
Tekhnik Triangulasi dengan Sumber
2. Menggunakan bahan referensi
Untuk membuktikan apakah suatu data sesuai dengan fakta yang terjadi
yakni dibutuhkan bahan referensi yang lebih nyata. Misalnya dengan
menggunakan alat-alat pendukung seperti camera, video, dll. Peneliti
menggunakan camera sebgai bahan referensi yang menghasilkan
dokumentasi yang merekam kegiatan selama penelitian berlangsung.
F. Analisi Data
Pada tahapan ini setelah data terkumpul, peneliti perlu menganalisis data untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Analisis data kualitatif menurut Bogdan &
Biklen dalam Moleong (2007:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang
dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang akan di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik
data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini mengacu pada proses analisis data yang disampaikan oleh Miles & Huberman dalam Sugiyono (2010:91) yaitu: ”aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
Data studi
dokumentasi
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/ verifikasion.
1. Reduksi Data. Data yang diperoleh berdasarkan dari hasil wawancara dan
observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan pengkodean
dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi sedemikian rupa
dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang
ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan
crosscheck atau cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data
di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data
yang ada dapat dipertanggung jawabkan.
2. Penyajian Data. Berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Menarik kesimpulan dan verifikasi. Sejak awal pengumpulan data, peneliti
mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi.
Setelah didapat kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian menjadi lebih
rinci dan menjadi kuat dengan adanya bukti-bukti dari data. Kesimpulan
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data
diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni sebagai validitas
dari data itu sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat
ditemukan hasil penelitian. Hasil dari penelitian yang diperoleh merupakan
jawaban dari fokus masalah, adapun hasil dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemampuan anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC ;
Setelah melakukan penelitian di lapangan terlihat kemampuan anak cerebral
palsy dalam menggunakan kursi roda masih dirasa sangat kurang, sehingga
perlu adanya latihan dalam menggunakan kursi roda, selain itu faktor
dukungan dan kepercayaan akan kemampuan anak cerebral palsy dalam
menggunakan kursi roda harus lebih disadari oleh para orang tua untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam menggunakan kursi roda.
2. Kesulitan yang dialami dalam penggunaan kursi roda terhadap kemandirian mobilitas anak cerebral palsy di SLB-D YPAC Bandung ;
Semua anak yang memiliki hambatan motorik memerlukan alat bantu
berjalan untuk membantu mobilitasnya. Kursi roda merupakan salah satu
alternatif alat bantu berjalan yang banyak digunakan. Berdasarkan hasil
penelitian kesulitan yang dialami dalam penggunaan kursi roda yaitu bentuk
kursi roda yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
penggunanya.
Cara orang tua untuk mengatasi kesulitan anak berbeda-beda, ada yang dalam
bentuk kata-kata motivasi maupun keinginan untuk memfasilitas kursi roda
yang sesuai dengan kebutuhan anak.Semua itu bertujuan untuk membantu
anak lebih mandiri dalam bermobilisasi.
4. Kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda dalam wilayah sekolah SLB-D YPAC Bandung;
Pada kasus yang peneliti temukan dilapangan kemandirian mobilitas bukan
hanya bergantung pada kemampuan anak dalam menggunakan kursi roda,
selain itu untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan,
dukungan dan dorongan dari keluarga juga lingkungan disekitarnya. Dan
orang tua pun harus senantiasa memupuk kepercayaan diri dan memberi
kepercayaan anak untuk melakukan kegiatan mobilisasinya sendiri dalam
menggunakan kursi roda.
B. Implikasi
Dari kesimpulan penelitian di atas, penulis memberikan implikasi agar
pada tahap selanjutnya anak untuk terus dilatih kemandiriannya dalam
menggunakan kursi roda dan diberi kepercayaan dan dukungan penuh
terutama dari orang tua supaya anak lebih mandiri dan percaya diri dalam
menggunakan kursi roda. Selain itu kerjasama antara orang tua dan guru serta
pihak lain yang terlibat agar mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan anak
dalam meningkatkan kemandirian mobilitasnya. Motivasi, dukungan dan
kepercayaan yang ditanamakan oleh orang tua diharapkan dapat menjadi
pendorong dan pondasi untuk membangun kemandirian anak kedepannya.
Penelitian ini belum sepenuhnya berhasil mengungkap tentang
kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di
SLB-D YPAC Bandung dikarenkan terbatasnya waktu yang dimiliki peneliti.
diharapkan dapat mengungkap hal-hal yang belum diungkapkan di dalam
penelitian ini.
C. Penutup
Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT atas ijin-mu penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Adapun yang disajikan oleh penulis ini masih jauh
dari kata sempurna, tapi besar harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pihak jurusan
pendidikan khusus dan orang lain. Diakhiri dengan ucap syukur kehadiratmu
ALLAH SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi orang