• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BINA DIRI DAN BINA GERAK BAGI ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB NEGERI CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BINA DIRI DAN BINA GERAK BAGI ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB NEGERI CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

No. 018/PKH.S1/FIP-UPI/ FEBRUARI 2014

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BINA DIRI DAN BINA GERAK BAGI ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB NEGERI CILEUNYI

KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

DIELLA OLIVIA FEBRIANI 0906468

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BINA DIRI DAN BINA GERAK BAGI

ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB

NEGERI CILEUNYI KABUPATEN

BANDUNG

Oleh

Diella Olivia Febriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Diella Olivia Febriani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN Diella Olivia Febriani

0906468

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BINA DIRI DAN BINA GERAK

BAGI ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB NEGERI CILEUNYI

KABUPATEN BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. H. Musjafak Assjari, M.Pd NIP: 19550516 198101 1 001

Pembimbing II

Dr. Nia Sutisna, M.Si NIP: 19570131 198603 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI

(4)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

(Diella Olivia Febriani, 0906468, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI 2014)

Penelitian ini berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Bina Diri dan Bina Gerak bagi Anak Cerebral Palsy di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung”. Penelitian ini memiliki latar belakang dari hambatan fisik dan motorik anak cerebral palsy yang mempengaruhi hambatan pada aspek intelektual, bahasa, sosial, emosi, psikologis dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu upaya pendidikan dalam memberikan penanganan khusus bagi anak cerebral palsy yakni melalui pembelajaran bina diri dan bina gerak. Perkembangan fisik dan motorik anak cerebral palsy yang menerima pembelajaran bina diri dan bina gerak di SLBN Cileunyi masih belum optimal sehingga masih memerlukan bantuan dalam aktivitas sehari-hari. Tujuannya untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak pada anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi. Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkap pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak yang terjadi di SLBN Cileunyi. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian yang didapat ialah salah satunya bahwa pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi tidak selalu mengikuti susunan yang terdapat dalam program. Kondisi fisik dan psikis anak seperti mood dan emosi anak-anak yang berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi menjadi salah satu hambatan dalam pembelajaran bina diri dan bina gerak. Upaya yang dilakukan yakni diantaranya memotivasi anak, membuat suasana belajar yang menyenangkan serta kerjasama dengan orang tua. Evaluasi pembelajaran lebih menekankan pada penilaian proses dengan alat penilaian berupa tes perbuatan. Saran bagi guru yaitu untuk menyusun program pembelajaran untuk anak secara lebih rutin, sehingga perkembangan anak menjadi lebih terpantau.

(5)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

(Diella Olivia Febriani, 0906468, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI 2014)

This study, entitled "the Implementation of the Learning and Development of Self Development Motion for Cerebral Palsy in a formal special need children school of Cileunyi, in a district of Bandung". This study has a background of physical and motor skills barriers of children with cerebral palsy handicapes that affects drag on aspects of intellectual, language, social, emotional, psychological and ability to perform daily activities. One of the educational efforts in providing special treatment for cerebral palsy children is how to make them learning about self help and self care in their daily lives. The physical and motor development of cerebral palsy children who received the self- learning of self help and self care acitivities in the SLBN Cileunyi is still not yet optimal so that they require assistance in their daily activities. The goal is to assess the implementation of self- learning of cerebral palsy children in SLBN Cileunyi on the self help and self care acitivities. The descriptive method and qualitative approach is usually used to implement the self help and self care learning by the students of SLBN of Cileunyi. Data collection techniques is done by observation, interview and documentation. The research results obtained is inter-alia that the implementation of the learning of self help and self care for the cerebral palsy children in the SLBN Cileunyi does not always follow the arrangement contained in the program. The children’s physical and psychological condition such as changeable and unpredictable mood and emotions is one of several obstacles in building self help and self care activities. Some efforts that should be made are how to motivate the children and create a fun learning environment with the participation and and collaboration of their parents. Evaluation of learning is more emphasis on the assessment process tools such as tests. For the teachers there should be suggestions for making more regularly learning programs, so that the children's development can be well monitored.

(6)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

(7)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI .. ... vi

DAFTAR TABEL .. ... viii

DAFTAR GAMBAR .. ... ix

DAFTAR LAMPIRAN .. ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Fokus Masalah...5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...6

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Cerebral Palsy...9

1. Pengertian Cerebral Palsy...9

2. Klasifikasi Cerebral Palsy………...11

3. Komplikasi………...14

4. Kelainan Fungsi Akibat Cerebral Palsy...16

5. Hambatan Anak Cerebral Palsy...17

6. Kebutuhan Anak Cerebral Palsy...20

7. Prinsip Penanganan Anak Cerebral Palsy...22

B. Konsep Dasar Bina Diri dan Bina Gerak………...27

1. Konsep Bina Diri...27

2. Konsep Bina Gerak...29

(8)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Pembelajaran Bina Diri Dan Bina Gerak Bagi Anak Cerebral

Palsy...33

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...41

B. Tempat Penelitian...43

C. Instrumen Penelitian……...43

D. Teknik Pengumpulan Data……...44

E. Analisis Data……...46

F. Pengujian Keabsahan Data……...47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...88

B. Saran...89

DAFTAR PUSTAKA………...91 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

(10)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

(11)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian 93

Lampiran 2 Alat Pengumpulan Data

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 98

Pedoman Wawancara 101

Pedoman Observasi 104

Pedoman Dokumentasi 105

Expert Judgement

Lampiran 3 Hasil Penelitian

Transkrip Wawancara 108

Hasil Observasi 119

Hasil Studi Dokumentasi 122

RPP PPI

Lembar Evaluasi

(12)

1

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

“Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.”Ini tercantum dalam Undang – Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 2. Begitupun pada anak cerebral palsy, yang juga berhak atas pendidikan dan layanan khusus. Penyebab anak cerebral palsy membutuhkan pendidikan dan layanan khusus ialah karena anak cerebral palsy memiliki hambatan-hambatan yang cukup kompleks, diantaranya hambatan dari segi fisik, motorik, emosi, sosial, bahasa, psikologis dan aktivitas sehari-hari yang diakibatkan terjadinya suatu kerusakan pada otak.

Diharapkan dengan diberikannya pelayanan pendidikan khusus tunadaksa, hak pendidikan anak cerebral palsy dapat terpenuhi serta mampu membantu anak cerebral palsy dalam mengatasi berbagai hambatan yang dimilikinya. Salah satu

hambatan utama anak cerebral palsy ialah hambatan pada aspek fisik dan motoriknya yang mempengaruhi hambatan pada aspek lainnya yakni pada aspek intelektual, bahasa, sosial, emosi, psikologis dan pada kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan pendapat yang dikeluarkan oleh The

National Academy for Child Development (2012) pada

http://nacd.org/labels/cerebral_palsy.php yang menyatakan bahwa:

(13)

2

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berjalan), menggunakan tangan mereka (makan, menulis, berpakaian), dan verbalisasi atau berbicara.

Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, perlu disesuaikan dengan kebutuhan anak cerebral palsy itu sendiri. Salah satu kebutuhan belajar anak cerebral palsy yakni kebutuhan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Mengingat kebutuhan dalam melakukan aktivitas sehari-hari adalah kebutuhan dasar setiap individu. Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari ini disebut juga activity of daily living (ADL) yang terdiri dari kemampuan untuk makan, minum, merawat kebersihan diri (mandi, gosok gigi, toilet training), mobilisasi, dll.

Pada anak cerebral palsy yang memiliki hambatan utama pada fisik dan motoriknya, melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tentu bukanlah suatu hal yang mudah. Dari hasil penelitian Unanah (2003:72) dinyatakan bahwa kemampuan pindah diri anak cerebral palsy belum berkembang secara optimal, hal ini disebabkan karena selain kecacatannya yang kompleks atau bervariasi juga pengajaran bina gerak yang dilaksanakan oleh guru belum optimal.

Perlu penanganan khusus terlebih dahulu bagi anak cerebral palsy agar kelak mampu memelihara diri sendiri. Penanganan khusus tersebut ditujukan untuk penanganan pada aspek fisik dan motorik yang mengakibatkan anak cerebral palsy kesulitan dalam menggerakkan seluruh atau beberapa anggota

geraknya. Salah satu upaya pendidikan dalam memberikan penanganan khusus bagi anak cerebral palsy yaitu melalui dilaksanakannya pembelajaran bina diri dan bina gerak. Pembelajaran yang diberikan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan belajar anak yang didasari kemampuan awal anak.

(14)

3

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Khusus Bina Diri dan Bina Gerak yang telah disusun oleh Depdiknas (2007:1), dinyatakan bahwa:

Program khusus bina diri dan bina gerak merupakan upaya pendidikan yang diberikan secara khusus bagi siswa tunadaksa untuk menumbuhkembangkan kemampuan motorik serta sikap percaya diri yang mendasari untuk melakukan aktifitas sehari-hari.

Program tersebut merupakan serangkaian kegiatan dan latihan yang dilakukan secara terus menerus dan bukan sebagai mata pelajaran di SLB-D. Adapun tujuan dari program bina diri dan bina gerak menurut Depdiknas (2007:1), yaitu:

(1) Agar gerak otot serasi, seimbang, sehat, dan kuat, sehingga mampu melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya. (2) Agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. (3) Agar siswa memiliki pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan senso-motorik sebagai bekal agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Ruang lingkup materi bina diri dan bina gerak pun memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain meski merupakan dua hal yang berbeda. Pada bagian bina diri, materi yang diberikan difokuskan dalam hal mengurus diri, menolong dan merawat diri. Sedangkan untuk bina gerak, materi yang diberikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik dan motorik anak untuk menunjang gerakannya dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari, sehingga ada keterkaitan antara materi bina diri dan bina gerak yang saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya.

(15)

4

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu sekolah yang menyelenggarakan program khusus bina diri dan bina gerak bagi anak tunadaksa, ialah SLB Negeri Cileunyi yang terletak di Kabupaten Bandung. Di sekolah ini, menangani berbagai jenis anak berkebutuhan khusus, termasuk diantaranya yakni anak cerebral palsy. Bahkan sebagian besar anak tunadaksa yang bersekolah di SLBN Cileunyi, termasuk anak cerebral palsy. Anak cerebral palsy yang mengenyam pendidikan di SLBN Cileunyi sangat beragam mulai dari kondisi yang tergolong ringan hingga sedang. Hampir semua tipe anak cerebral palsy ada di SLBN Cileunyi antara lain spastik, athetoid, ataxia, rigid dan campuran (mixed). Namun kelainan dan hambatan yang dialami tiap anak tentu berbeda meski memiliki tipe cerebral palsy yang sama.

Sekitar 8 dari 13 anak cerebral palsy yang ada di SLBN Cileunyi termasuk tipe spastik, sedangkan sisanya mengalami tipe cerebral palsy yang lain. Spastik yang terjadi pada anggota geraknya pun berbeda, ada yang mengalami kekakuan hanya pada tangannya ada pula yang mengalami kekakuan pada seluruh anggota geraknya. Ketika anggota gerak pada tubuh menjadi kaku, gerakan tubuh akan menjadi terbatas dan sulit dilakukan tidak seperti gerakan tubuh pada umumnya. Untuk tipe cerebral palsy yang lain yaitu seperti tipe ataxia, anak masih berjalan menggunting (scissors gate) dan konsep ruang masih kesulitan. Sementara untuk tipe athetoid, anak masih kesulitan dalam berjalan karena telapak kakinya tidak semua menyentuh lantai sehingga dalam berjalan anak masih menggunakan alat bantu walker. Ketika anak cerebral palsy tipe athetoid ingin mengambil atau meraih benda juga masih amat kesulitan karena tidak terkontrolnya gerakan-gerakan pada anggota gerak tubuh anak.

(16)

5

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk latihan gerak bagi anak cerebral palsy yang tersedia di SLBN Cileunyi diantaranya kruk, walker, parallel bar, wall bar, exercise mat, incline mat, standing table, straight, bola karet, sepeda statis, papan titian, dll. Akan

tetapi, fasilitas yang memadai juga bukan sebagai tolak ukur utama dalam keberhasilan sebuah pembelajaran yang dilaksanakan.

Perkembangan anak cerebral palsy yang menerima pembelajaran bina diri dan bina gerak di SLBN Cileunyi masih belum optimal terutama pada perkembangan fisik dan motoriknya yang menunjang dalam kecakapannya untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Apabila ditinjau dari segi jumlah pengajar dengan jumlah siswa juga kurang seimbang, meski memang kemampuan tiap anak dalam menerima pembelajaran tidak dapat diukur dengan cara yang sama. Atas dasar hal tersebutlah mengapa masalah ini perlu diteliti.

Hambatan pada anak cerebral palsy sangat kompleks dan beragam, namun salah satu hambatan yang paling utama yakni hambatan pada aspek fisik dan motoriknya. Sementara kebutuhan dasar tiap individu ialah agar mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Agar anak cerebral palsy mampu mencapai kebutuhan dasar tersebut, maka disinilah pembelajaran bina diri dan bina gerak memiliki peranan yang amat penting. Karena pada hakikatnya gerakan tubuh anak cerebral palsy terbatas sehingga perlu pembelajaran bina gerak terlebih dahulu agar nantinya mampu menunjang anak cerebral palsy dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang dilatih melalui kegiatan bina diri. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan penelitian secara lebih deskriptif mengenai pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi.

(17)

6

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Bina Diri dan Bina Gerak Bagi Anak Cerebral Palsy di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung”.

B. FOKUS MASALAH PENELITIAN

Adapun fokus masalah penelitian yang akan diteliti yakni “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung?”. Fokus masalah ini dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana penyusunan program pembelajaran bina diri dan bina gerak yang akan diberikan kepada anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi?

2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi?

3. Apa saja hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi?

4. Apa upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan selama pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi?

5. Bagaimanakah evaluasi pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni tujuan umum dan tujuan khusus, diantaranya sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

(18)

7

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cerebral palsy, khususnya bagi pihak SLBN Cileunyi Kabupaten

Bandung. b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengkaji penyusunan program pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi. 2) Untuk memperoleh gambaran tentang proses pelaksanaan

pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi.

3) Untuk memperoleh gambaran tentang hambatan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak untuk anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi.

4) Untuk memperoleh gambaran tentang tentang upaya dalam mengatasi hambatan yang terjadi selama pembelajaran bina diri dan bina gerak berlangsung.

5) Untuk memperoleh gambaran tentang evaluasi pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi.

2. KEGUNAAN PENELITIAN a. Manfaat Teoritis

1) Sebagai salah satu karya ilmiah dalam pengembangan keilmuan pendidikan khusus terutama untuk program khusus bina diri dan bina gerak.

2) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy. b. Manfaat Praktis

1) Bagi guru

(19)

8

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Bagi pihak sekolah

Dapat menjadi awal dari tindak lanjut yang dapat diberlakukan dalam memberikan pengelolaan program sekolah dalam hal ini penyelenggaran program pembelajaran bina diri dan bina gerak. Serta dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah untuk mempertahankan yang sudah baik dan meningkatkan aspek-aspek yang belum optimal.

3) Bagi peneliti dan akademisi

(20)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Secara umum, metode dapat diartikan yakni suatu cara, teknik, strategi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan penelitian, tentu tentang bagaimana cara dan teknik dalam meneliti suatu objek penelitian guna menemukan pemecahan masalah yang akan diteliti. Secara lebih luas lagi Sugiyono (2009:6) menjelaskan bahwa:

Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Dalam penelitian ini, menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang berarti penelitian ini mengungkapkan fenomena-fenomena yang terjadi secara aktual saat ini. Lebih jelasnya, mengutip pendapat Bogdan dan Taylor dalam buku yang ditulis oleh Moleong (2012:4)

bahwa „metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati‟.

(21)

42

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bersifat merekam suatu situasi atau keadaan tertentu dengan sebenar-benarnya tanpa ada perlakuan apapun. Sementara metode penelitiannya menggunakan metode deskriptif, yakni yang menurut Best (1982:119), yaitu: „Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya‟.

(22)

43

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Tahapan Penelitian

Sementara objek dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi. Kegiatan pembelajaran yang diteliti meliputi penyusunan program pembelajaran, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut serta hambatan dan upaya yang dilakukan oleh guru selama melaksanakan pembelajaran bina diri dan bina gerak.

B. TEMPAT PENELITIAN

Tempat penelitian ini mendeskripsikan lokasi penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini akan dilakukan di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung yang beralamat di Jl. Pandanwangi, Cibiru Indah III, Cileunyi, Bandung 40393. Sekolah ini mendidik anak berkebutuhan khusus dengan

karakteristik yang beragam, mulai dari anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita,

tunadaksa dan autis. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, anak-anak Pra

lapangan

• Menyusun rancangan penelitian

• Memilih lapangan penelitian

• Mengurus perizinan

• Menjajaki dan menilai lapangan

• Memilih dan memanfaatkan informan

• Menyiapkan perlengkapan penelitian

• Persoalan etika lapangan

Pekerjaan lapangan

• Memahami latar penelitian dan persiapan diri

• Memasuki lapangan

• Berperan serta sambil mengumpulkan data

Analisis data

Menganalisis data melalui reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan

(23)

44

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkebutuhan khusus dibagi ke dalam rombongan belajar sesuai dengan jenis kelainannya.

Untuk jumlah anak tunadaksa yang mengikuti kegiatan pendidikan di SLBN Cileunyi yakni berjumlah 28 anak. Sebagian besar anak tunadaksa di SLBN Cileunyi termasuk anak cerebral palsy dengan kelainan yang berbeda-beda. Dengan menerima anak tunadaksa sebagai peserta didik di sekolah ini,

tentu SLBN Cileunyi juga turut menyelenggarakan program khusus bina diri dan bina gerak bagi anak tunadaksa. Program pembelajaran bina diri dan bina gerak di SLBN Cileunyi dilaksanakan di dalam ruangan khusus bina diri dan bina gerak sehingga kondisi pembelajaran menjadi lebih kondusif.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian, diharapkan data-data yang didapat bersifat valid, reliabel dan obyektif. Dalam penelitian kualitatif, instrumen berfungsi sebagai alat pengumpul data dalam penelitian. Layaknya tentara yang akan berperang, perlu menggunakan senjata dalam melawan musuhnya, begitupun peran instrumen bagi seorang peneliti.

Instrumen penelitian ini yaitu peneliti sendiri yang akan menjadi alat peneliti utama. Peneliti yang akan mengungkap sendiri tentang kasus atau masalah yang akan ditelitinya dengan melakukan pengamatan dan wawancara secara langsung dengan responden. Menurut Sugiyono, instrumen dalam penelitian kualitatif deskriptif ini adalah peneliti sendiri sebagai human

instrument. “Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya” (Sugiyono, 2009:222).

(24)

45

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diungkapkan Moleong, (2012:168) bahwa ”Peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, pencatat data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil-hasil penelitian”.

Responden dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi yaitu guru pelaksana serta penanggungjawab pembelajaran bina diri dan bina gerak di SLBN Cileunyi yang berinisial ibu YN. Beliau dipilih sebagai informan kunci dalam pengumpulan data melalui kegiatan wawancara. Sebab dari jumlah 8 guru yang turut mengajar bina diri dan bina gerak, Ibu YN yang diberi tanggung jawab oleh Kepala Sekolah khusus untuk penyelenggaraan program khusus bina diri dan bina gerak di SLBN Cileunyi. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, Ibu YN juga turut serta mengajar bina diri dan bina gerak sehingga diharapkan data-data penelitian bisa diperoleh melalui Ibu YN.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan data-data penelitian. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dalam bentuk non tes (tanpa tes), seperti observasi, wawancara, studi dokumentasi dan catatan lapangan. Adapun penjelasan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Observasi

Peneliti akan mengamati proses pembelajaran bina diri dan bina gerak yang tengah berlangsung dalam periode waktu tertentu. Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan lebih khusus pada anak cerebral palsy tipe spastik, athetoid dan ataxia masing-masing 1 anak. Sementara

(25)

46

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan. Hal-hal yang diamati oleh peneliti yaitu persiapan yang dilakukan guru sebelum mengajar, pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy tipe spastik, athetoid dan ataxia serta evaluasi yang dilakukan oleh guru.

Untuk melaksanakan proses observasi, sebaiknya disusun pedoman observasi terlebih dahulu yang terdiri dari beberapa aspek pengamatan, yaitu a) pengamatan saat persiapan sebelum pembelajaran; b) pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran; c) pengamatan pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy spastik, athetoid dan ataxia; d) pengamatan evaluasi pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi secara lebih dalam tentang pembelajaran bina diri dan bina gerak yang akan diteliti. Responden penelitian yang akan diwawancara yakni Ibu YN yang diharapkan mampu memberikan informasi secara detail. Untuk melaksanakan proses wawancara, sebaiknya disusun pedoman wawancara terlebih dahulu.

Hal-hal yang akan dijadikan pertanyaan dalam proses wawancara ini diantaranya a) bagaimana penyusunan program pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy; b) bagaimana cara guru mengajarkan bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy yang berbeda-beda misalnya tipe spastik, ataxia dan athetoid; c) hambatan apa yang ditemui dalam proses pembelajaran bina diri dan bina gerak; d) upaya apa yang guru lakukan dalam mengatasi hambatan tersebut dan e) bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru.

3. Studi Dokumentasi

(26)

47

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan cara merekam kejadian atau peristiwa yang berupa dokumen atau yang dapat didokumentasikan, seperti program pembelajaran individual, foto, video, raport anak, hasil asesmen anak, dsb. Misalnya dengan rekaman suara saat wawancara, foto-foto kegiatan pembelajaran bina diri dan bina gerak, dsb. Teknik ini sangat berfungsi pada pengujian keabsahan data sebagai bukti bahwa benar adanya suatu kejadian tersebut diteliti dan direkam apa adanya.

Pada penelitian ini studi dokumentasi akan dikumpulkan data seperti format asesmen bina diri dan bina gerak, program pembelajaran individual, foto selama pembelajaran berlangsung dan format evaluasi pembelajaran bina diri dan bina gerak.

E. ANALISIS DATA

Pada tahapan ini setelah data terkumpul, peneliti perlu menganalisis data untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Menurut pendapat Bogdan & Biklen dalam buku Moleong (2012:248) yaitu:

Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Untuk itu data yang telah dikumpulkan, lalu direduksi, kemudian disajikan. Pada akhirnya data disimpulkan oleh peneliti sesuai hasil data akhir yang telah didapat. Berikut penjelasan secara lebih detail:

1. Reduksi Data

(27)

48

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggolongkan, dan merangkum data, juga membuang yang tidak diperlukan. Tahapan reduksi data dilakukan peneliti yaitu melalui: 1) memilih dan meringkas dokumen yang relevan; 2) pengkodean; 3) pembuatan catatan objektif dan faktual; 4) membuat catatan reflektif. 2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan. Proses penampilan data secara lebih sederhana dan dalam bentuk naratif. Hal ini dilakukan agar data yang telah disusun lebih mudah dipahami. Pada tahapan ini, peneliti menyusun data yang relevan hingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan bermakna.

3. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara verifikasi berupa pemikiran ulang saat proses penulisan, tinjauan ulang catatan lapangan, dan tinjauan kembali data-data yang terkumpul. Apakah masalah yang diteliti telah ditemukan pemecahan masalahnya atau belum. Ini adalah proses meringkas seluruh kegiatan penelitian dalam bentuk pernyataan yang padat dan jelas.

F. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA

Dalam penelitian kualitatif, perlu adanya uji kredibilitas yakni pengujian apakah data tersebut dapat dipercaya sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini, cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Triangulasi teknik

(28)

49

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan hasil observasi, lalu dicek dengan menggunakan hasil wawancara, dsb.

2. Menggunakan bahan referensi

Untuk membuktikan apakah suatu data sesuai dengan fakta yang terjadi yakni dibutuhkan bahan referensi yang lebih nyata. Misalnya dengan menggunakan alat-alat pendukung seperti camera, video, dll. 3. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

(29)

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas fokus penelitian mengenai gambaran pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi. Kesimpulan yang pertama yakni sebelum penyusunan program dilakukan asesmen terlebih dahulu. Hasil asesmen yang telah didapat kemudian digunakan untuk menyusun program pembelajaran disusun secara klasikal dan individual. Dasar-dasar dalam penyusunan program pembelajaran diantaranya 1) Kemampuan awal anak; 2) Alat bantu yang tersedia; 3) Persetujuan dari pihak orang tua; 4) Kemampuan guru; 5) Target atau harapan dari orang tua dan guru.

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak dilaksanakan setiap hari Selasa dan Jum’at pukul 08.00 - 09.30 WIB. Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi dilaksanakan secara terpisah. Terutama untuk pembelajaran bina diri lebih sering dipadukan pada mata pelajaran tematik atau pada waktu-waktu tertentu. Pelaksanaan pembelajaran tidak selalu mengikuti susunan yang terdapat dalam program. Materi pembelajaran bina diri dan bina gerak yaitu mengacu pada perkembangan gerak anak pada umumnya. Sedangkan materi pembelajaran bina diri dimulai dari kebutuhan dasar anak serta anggota geraknya yang dapat difungsikan. Kegiatan pembelajaran awalnya dilakukan secara bersama-sama (klasikal) namun kemudian dilakukan secara individual juga. Kegiatan yang dilakukan secara klasikal seperti saat melakukan tahapan-tahapan perkembangan gerak anak normal misalnya saat merangkak, merayap dsb. Sementara kegiatan pembelajaran individualnya ialah ketika anak menggunakan alat bantu gerak, sebab tidak semua anak menggunakan alat bantu gerak yang sama, tetap harus dilihat dari segi kelainannya.

(30)

89

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

palsy yang dialami oleh anak. Pada penanganan atau intervensi pada anak

cerebral palsy perlu melihat derajat kelainan anak. Untuk anak cerebral palsy tipe

spastik, penanganan yang dilakukan saat melaksanakan pembelajaran bina diri dan bina gerak yakni guru harus menggerakkan sendi-sendi yang berlawanan arah dengan arah spastiknya. Pada kasus AN, tangan kanannya menekuk ke dalam, maka yang perlu dilakukan adalah guru harus menggerakkan tangan kanan AN mengarah keluar tubuhnya. Tujuannya untuk mengurangi kekakuan akibat cerebral palsy spastik yang dialaminya. Sedangkan metode yang digunakan saat

pembelajaran bina gerak secara klasikal, guru kerap menggunakan metode praktek atau latihan, demonstrasi dan juga dengan metode permainan.

Kemampuan anak dalam mengikuti pembelajaran tentu berbeda-beda. Dari tiga subjek penelitian yang mengalami tipe cerebral palsy yang berbeda yaitu spastik, ataxia dan athetoid ditemukan bahwa kemampuan anak dengan tipe athetoid dan spastik masih membutuhkan bantuan penuh orang lain. Sedangkan untuk anak dengan tipe ataxia, hanya beberapa kemampuan yang ia membutuhkan bantuan orang lain, contohnya seperti saat akan mengembangkan keseimbangan tubuh, anak masih perlu dipegangi tangannya. Dalam pelaksanaannya yang secara klasikal dan individual pula, guru juga melibatkan orang tua dari anak-anak cerebral palsy. Tujuannya agar diharapkan orang tua dapat melatihkan bina diri

dan bina gerak juga di rumah, sehingga perkembangan anak semakin optimal. Pada peristiwa yang terjadi di lapangan, situasi belajar terbilang kurang kondusif, sebab jumlah tenaga pengajar dengan jumlah siswa tidak seimbang. Meskipun begitu, pembelajaran tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya, meski banyak faktor yang menghambat dalam pelaksanaannya. Kondisi fisik dan psikis anak seperti mood dan emosi anak-anak yang berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi juga menjadi salah satu hambatan dalam pembelajaran bina diri dan bina gerak.

(31)

90

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kerjasama dengan orang tua. Evaluasi pembelajaran lebih menekankan pada penilaian proses dengan alat penilaian berupa tes perbuatan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran bagi pihak sekolah, guru, dan orang tua dalam pemaparan berikut ini:

1. Bagi pihak sekolah

Pihak sekolah hendaknya dapat mendukung dalam penyelenggaraan program khusus bina diri dan bina gerak terutama dari segi pengembangan sumber daya manusia yakni pada tenaga pendidiknya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara misalnya mengadakan pelatihan bina diri dan bina gerak serta menambah jumlah tenaga pengajar khususnya dari spesialisasi tunadaksa.

2. Bagi guru pengajar bina diri dan bina gerak

a. Hendaknya guru menyusun program pembelajaran untuk anak secara berkala, sehingga perkembangan anak menjadi lebih terpantau.

b. Disarankan kepada guru agar selalu menambah wawasan ilmu pengetahuannya melalui berbagai media, tujuannya supaya guru semakin paham dan dapat berinovasi dalam menangani kondisi mood anak yang kerap berubah-ubah.

c. Sebaiknya guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok pembelajaran bina gerak, yang kemudian tiap kelompok memiliki 2 guru yang mendampingi. Sehingga guru yang mendampingi cukup membantu siswa yang tidak mampu dalam melakukan apa yang didemonstrasikan oleh guru lainnya. Tujuannya agar pembelajaran lebih terarah dan terselenggara secara lebih maksimal.

3. Bagi orang tua siswa

(32)

91

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(33)

91

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

AACPDM, Admin. (2012). What is Cerebral Palsy?. [Online]. American Academy for Cerebral Palsy and Developmental Medicine. Tersedia: http://www.aacpdm.org/patients/what-is-cerebral-palsy/[15 November 2012] Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka

Cipta

DEPDIKNAS. (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Program Khusus Bina Diri dan Bina Gerak Tunadaksa Ringan (D). Jakarta: DEPDIKNAS

Dewan Bimbingan Skripsi. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah untuk Mahasiswa S1. Bandung: PLB FIP UPI

Kabar PLB, Admin. (2012). Cerebral Palsy. [Online]. Kabar PLB. Tersedia: http://www. kabarpendidikanluarbiasa.wordpress.com/2012/09/05/cerebral-palsy/ [9 Sepetember 2013]

Moleong, J. L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muhammad, Jamila K.A. (2008). Special Education for Special Children. Jakarta: PT. Mizan Publika

Muslim, Ahmad Toha, Sugiarmin M.. (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna Daksa. Jakarta: DEPDIKBUD

NACD, Admin. (2012). Cerebral Palsy. [Online]. The National Association for Child Development. Tersedia: http://nacd.org/labels/cerebral_palsy.php

(34)

92

Diella Olivia Febriani, 2014

Pelaksanaan pembelajaran bina diri dan bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwanto, Heri. Pengantar ABK. [Online]. Tersedia: http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/pengantar%20ABK.doc[9 September 2013]

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Unanah. (2003). Implementasi Pengajaran Bina Gerak Dalam Meningkatkan Kemampuan Pindah Diri pada Anak Cerebral Palsy di SLB-D YPAC Bandung. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya lmiah. Bandung: UPI Press

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya lmiah. Bandung: UPI Press

Widati, S. dkk (2010). Hand Out Mata Kuliah: Pendidikan Anak Tunadaksa II. Jurusan Pendidikan Luar Biasa. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Tabel 1        Materi Pembelajaran Bina Gerak
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Sementara objek dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

meneliti dua anak saja hal ini dilakukan agar penelitian lebih fokus sehingga pengamatannya mampu menghasilkan data-data yang lebih relevan dengan kenyataan di

PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KEGIATAN MENGANYAM KERTAS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANK CEREBRAL PALSY SPASTIC.. DI SLB

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) pola asuh orang tua dalam mengembangkan kemandirian bina diri anak cerebral palsy tipe spastik, 2) faktor pendorong

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan untuk mendeskripsikan tentang layanan fisioterapi yang ada bagi anak Cerebral Palsy di SLB G Daya Ananda.

Dapat dijadikan acuan untuk penelitian dalam meningkatkan penanganan mobilisasi sendi untuk meningkatkan gerak motorik pada anak Cerebral Palsy dengan variable

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran keterampilan komputer anak cerebral palsy kelas VIII di SLB PGRI Sentolo dan untuk mengetahui

215 kondisi sakit atau berbeda, dan dalam konteks ini adalah orangtua yang memiliki anak dengan cerebral palsy, kondisi anaknya akan mempengaruhi kondisi orangtua

Dapat dijadikan acuan untuk penelitian dalam meningkatkan penanganan mobilisasi sendi untuk meningkatkan gerak motorik pada anak Cerebral Palsy dengan variable