• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 2012"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN

SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Agustinus Seno Agung Pranowo

NIM : 081134205

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN

SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Agustinus Seno Agung Pranowo

NIM : 081134205

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN

SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012

Oleh :

Agustinus Seno Agung Pranowo

NIM : 081134205

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I

Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal 4 Juli 2012

Pembimbing II

(4)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN

SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Agustinus Seno Agung Pranowo

NIM : 081134205

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 9 Juli 2012

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris Elga Andriana, S.Psi., M.Ed ... Anggota Drs. Puji Purnomo, M.Si. ...

Anggota Drs. J. Sumedi ...

Anggota Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd ...

Yogyakarta, 9 Juli 2012

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(6)

v

MOTTO

Melangkah ke depan bersama terbitnya mentari pagi

Jangan mencari kemenangan,

karena akan merasakan kekalahan.

Jangan mencari kekayaan,

karena akan selalu merasakan kekurangan.

Tetapi carilah kesederhanaan

dan

kejujuran

karena akan menjadi awal terwujudnya semua harapan.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Juli 2012

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agustinus Seno Agung Pranowo

NIM : 081134205

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN TAHUN AJARAN 2011 / 2012 beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada ). Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 9 Juli 2012

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN

SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012

Agustinus Seno Agung Pranowo Universitas Sanata Dharma

2012

Penguasan materi pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis permulaan di kelas I SD Kanisius Kembaran masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan Bahasa Indonesia dibawah KKM yang telah ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 66 dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini terulang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SD Kanisius Kembaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2011 / 2012.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan media gambar yang belum berwarna dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada siklus II dilakukan media gambar yang sudah berwarna dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

Peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa ditandai dengan persentase ulangan kelas pada kondisi awal 54% meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 69% dan pada akhir siklus kedua mencapai 82%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2011 / 2012 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(10)

ix

ABSTRACT

INCREASING THE BEGINNING WRITING ABILITY

BY USING IMAGES AS THE MEDIA

FOR FIRST GRADE STUDENTS OF KANISIUS KEMBARAN ELEMENTARY SCHOOL

1STSEMESTER OF THE ACADEMIC 2011/2012

Agustinus Seno Agung Pranowo Sanata Dharma University

2012

Ability in mastery Indonesian learning materials at the beginning of writing materials in first grade of Kanisius Kembaran Elementary School is still low. It is seen from the Indonesian average test scor which is below from KKM (minimum criteria for completeness) which has been determined is 66 and in the last two years this thing has happened for two times.

This research aims to know whether the using of images can increase the first grade of Kanisius Kembaran students’ ability in the beginning writing of Indonesian subject in the academic year 2011/2012.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN TAHUN AJARAN 2011 / 2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberi dorongan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku pembimbinng II yang selalu memberi bimbingan dan dorongan kepada penulis.

4. Para Dosen dan Staf PGSD yang telah dengan ramah membimbing dan melayani penulis.

(12)

xi

6. Bapak dan Ibuku ”terima kasih atas semua nasehat dan bimbingannya”.

7. Bapak Mujono, S.Pd., Kepala Sekolah Dasar Kanisius Kembaran dan para guru Sekolah Dasar Kanisius Kembaran.

8. Brigitha Bella Cyntia Cordana, yang selalu memberi dukungan dan motivasi. 9. Dwi Febrian F. Sodiq, yang telah membantu penulis dalam menyusun

referensi.

10. Teman-teman PGSD USD, ”Terima kasih untuk segala kebersamaan kita”. 11. Semua pihak yang telah mendukung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari atas kekurangan dan kelemahan terhadap penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta, 9 Juli 2012

Penulis

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Batasan Pengertian ... 5

E. Pemecahan Masalah ... 6

(14)

xiii

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kemampuan Menulis Permulaan ... 8

1. Pengertian Kemampuan ... 8

2. Menulis ... 8

a. Pengertian Menulis ... 8

b. Tujuan Menulis ... 9

c. Jenis-jenis Menulis ... 11

3. Menulis Permulaan ... 11

a. Pengertian Menulis Permulaan ... 11

b. Prinsip-prinsip Perkembangan Menulis ... 11

B. Tahap-tahap Perkembangan Tulisan Yang Dialami Oleh Siswa... 13

1. Tahap prafonemik ... 13

2. Tahap fonemik awal ... 14

3. Tahap nama huruf (menguasai huruf) ... 14

4. Tahap transisi ... 15

5. Tahap menguasai ... 15

C. Bahan Ajar Menulis ... 16

1. Pengajaran pramenulis ... 16

2. Pengajaran menulis ... 16

D. Cara Menulis Yang Baik ... 17

E. Media ... 17

1. Pengertian media ... 17

2. Macam-macam media ... 19

3. Fungsi media ... 21

4. Media gambar ... 23

F. Pendekatan Tematik ... 26

G. Kerangka Pikir ... 28

(15)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Desain Penelitian ... 30

B. Setting Penelitian ... 32

1. Waktu Penelitian ... 32

2. Lokasi Penelitian ... 32

3. Subyek Penelitian ... 32

4. Obyek Penelitian ... 32

C. Prosedur Penelitian ... 33

1. Rencana Banyaknya Siklus ... 33

2. Kriteria keberhasilan ... 33

D. Rencana Tindakan ... 33

E. Pengumpulan Data ... 37

F. Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Siklus I ... 40

a. Pelaksanaan Kegiatan... 40

b. Hasil Penelitian ... 41

c. Refleksi ... 41

2. Siklus II ... 42

a. Pelaksanaan Kegiatan ... 42

b. Hasil Penelitian ... 43

c. Refleksi ... 43

B. Pembahasan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 32

Tabel 2. Kisi-kisi Penyusunan Soal ... 37

Tabel 3. Target Keberhasilan Siswa... 38

Tabel 4. Rubrik Penilaian... 39

Tabel 5. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I Setelah Tindakan Suklus 1 ... 45

Tabel 6. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I Setelah Tindakan Suklus 2 ... 46

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar... 54

Lampiran 2. Jaringan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 80

Lampiran 3. Silabus ... 82

Lampiran 4.RPP siklus I pertemuan I... 91

RPP siklus I pertemuan II... 93

RPP siklus II pertemuan I... 95

RPP siklus II pertemuan II. ... 97

Lampiran 5. LKS siklus I pertemuan I... 99

LKS siklus I pertemuan II...101

LKS siklus II pertemuan I...105

LKS siklus II pertemuan II...109

Lampiran 6. Hasil Lembar Kerja Siswa ... 113

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu faktor penting yang menunjang dalam

kemajuan bangsa. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang utama. Proses

belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan

timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi

berlangsungnya proses belajar. Sebagai pengajar atau pendidik, guru

merupakan salah faktor penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan.

Dalam proses pembelajaran di Indonesia masih banyak guru yang

menggunakan paradigma lama yaitu guru masih mendominasi pembelajaran

dan cenderung bersifat monoton, dan guru masih banyak memberikan materi

secara lisan dan kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang

dalam proses belajar mengajar. Siswa lebih banyak diam dan kurang aktif

karena hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Penyampaian

materi secara lisan mengakibatkan persepsi siswa kadang menjadi berbeda

beda.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran penting di sekolah.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Mata pelajaran Bahasa

(20)

Indonesia di kelas I disusun secara tematik menyesuaikan dengan tema pada

minggu tersebut. Menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu

dimiliki oleh siswa SD. Dengan menulis, siswa dapat meningkatkan dan

memperluas pengetahuannya melalui tulisan–tulisan. Menulis akan selalu

berkaitan dengan setiap mata pelajaran di sekolah, sehingga menulis diajarkan

sejak anak berada di kelas I SD, yang disebut menulis permulaan.

Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan bahasa

tulis yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan

kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan

(Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001: 71). Menulis merupakan kemampuan

yang harus dimiliki oleh siswa SD. Namun, pada kenyataannya mengajarkan

menulis di tingkat awal tidaklah mudah, karena para siswa belum memiliki

bekal pengetahuan serta keterampilan yang cukup.

Kemampuan menulis bagi para siswa membutuhkan latihan dan

bimbingan yang intensif, dan kemampuan menulis harus sudah mulai

dilatihkan sejak kelas I SD. Menulis merupakan kemampuan kompleks.

Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur

dan logik, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas

dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan

kaidah tulis-menulis dengan baik (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001: 72).

Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada menulis permulaan

akan menjadi dasar perkembangan dan peningkatan menulis selanjutnya,

(21)

dalam belajar menulis pada tahap selanjutnya. Mengingat pentingnya menulis

bagi siswa SD, maka pembelajaran menulis permulaan harus mendapat

perhatian yang memadahi dari guru SD, sehingga guru SD dapat

meningkatkan efisiensi pembelajaran menulis permulaan di SD kelas I.

Pemilihan media gambar sebagai salah satu cara untuk meningkatkan

kemampuan siwa dalam menulis dikarenakan gambar dapt mewakili benda

sesungguhnya yang tidak mungkin dapat dihadirkan dalam pembelajaran di

kelas. Siswa kelas I taraf berfikirnya masih kongkrit konkrit yakni yang dapat

dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan

akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai,

sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya,

keadaan yang alami,sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan

kebenarannya lebih dapatdipertanggungjawabkan. Media gambar adalah salah

satu media yang tepat dalam menyampaikan pesan yang disampaikan oleh

guru.

Dalam menilai keberhasilan pembelajaran, ketuntasan belajar setiap

indikator yang telah ditetapkan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara

0-100. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut.

Untuk setiap mata pelajaran KKM yang ditetapkan berbeda-beda, hal ini

disesuaikan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan

(22)

Kanisius Kembaran KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia ditetapkan sebesar

66. Dengan demikian maka siswa dinyatakan tuntas dalam mempelajari

Bahasa Indonesia jika sudah memenuhi penguasaan kompetensi minimal 66.

Namun dalam kenyataannya tingkat penguasan materi pembelajaran

Bahasa Indonesia pada materi menulis permulaan masih rendah. Hal ini

terlihat dari nilai ulangan Bahasa Indonesia dibawah KKM yang telah

ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu

66, dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini terulang. Pada tahun

ajaran 2009/2010 dari jumlah 18 siswa 56% siswa mendapat nilai dibawah

KKM. Pada tahun ajaran 2010/2011 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM

mencapai 52% dari sejumlah 27 siswa.

Dengan mempertimbangkan beberapa fakta yang didapatkan selama

observasi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang

menyebabkan kemampuan menulis permulaan siswa masih rendah antara lain:

1. Pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru kurang variatif atau

kurang menarik.

2. Guru kurang memanfaatkan media.

Tetapi dalam PTK ini hanya akan mengatasi faktor penyebab guru

kurang memanfaatkan media. Karena guru dalam menyampaikan pelajaran

lebih banyak menyampaikan secara lisan yang mengakibatkan pemahaman

(23)

Penulis akan mencoba menerapkan metode pembelajaran yang dapat

membangkitkan motivasi siswa yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan menulis permulaan. Metode yang akan dicoba adalah dengan

menggunakan media gambar.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi hanya:

1. Penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas I SD Kanisius Kembaran tahun

ajaran 2011 / 2012.

2. Materi yang diteliti adalah terbatas pada peningkatan kemampuan menulis

permulaan dengan menggunakan media gambar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti menentukan

rumusan masalah. Rumusan masalah yang akan diteliti adalah ”Apakah

dengan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan

siswa kelas I SD Kanisius Kembaran tahun ajaran 2011 / 2012?”

D. Batasan Pengertian

Batasan pengertian digunakan untuk memfokuskan lingkup penelitian

ini. Batasan pengertian digunakan untuk membatasi pengertian yang

digunakan sebagai dasar teori dalam penelitian ini. Batasan pengertian yang

(24)

1. Kemampuan Menulis Permulaan

Kemampuan pengalihan bahasa lisan ke dalam bentuk tertulis yang

diajarkan di kelas I dan II SD.

2. Media Gambar

Media gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang

dibuat dengan, cat, tinta, coretan, potret, dsb yang digunakan untuk

menyampaikan pesan agar siswa dapat menagkap informasi yang

terkandung dalam gambar tersebut.

E. Pemecahan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat

dalam rumusan masalah, peningkatan menulis permulaan pada siswa kelas I

SD Kanisius Kembaran akan diatasi dengan media gambar.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti menentukan tujuan dalam

penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah dengan

menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis

(25)

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Peneliti

Dengan penelitian ini, penulis memperoleh temuan baru sebagai

upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan SD kelas I

dengan media gambar.

2. Guru

Dengan penelitian ini, guru mendapatkan masukan dan alternatif untuk

meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa SD kelas I dengan

media gambar, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi siswa SD

kelas I untuk membantu meningkatkan kemampuan menulis permulaan

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Menulis Permulaan

1. Pengertian Kemampuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:552) kemampuan

adalah sanggup; bisa; kesanggupan; kebisaan.

2. Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan kemampuan berbahasa yang sangat penting

dan harus dikuasai. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan

kemempuan yang bersifat kompleks.

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang

grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh

seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang

tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut

(Tarigan, 1982: 21).

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (WJS.

Poerwadarminta, 1976: 1098), menulis adalah membuat huruf dengan

pena (pensil, kapur, dsb.).

(27)

b. Tujuan Menulis

Tujuan menulis sangat beraneka ragam, Hugo Hartig (dalam

buku Muchlisoh, 1993 : 34-35) mengemukakan tujuan menulis

sebagai berikut:

1) Assignment purpose(tujuan penugasan).

Penulis tidak memiliki tujuan untuk apa dia menulis. Penulis

hanya menulis tanpa mengetahui tujuannya. Dia menulis karena

mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri. Misalnya, siswa

ditugaskan merangkum sebuah buku.

2) Altruistic purpose(tujuan altruistik).

Penulis mempunyai tujuan untuk menyenangkan para

pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai

perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca

lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Penulis

harus berkeyakinan bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya.

Sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu ide

atau gagasan bagi kepentingan pembaca.

3) Persuasive purpose(tujuan persuasif).

Penulis mempunyai tujuan mempengaruhi pembaca, agar para

pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang disampaikan

oleh penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh para

penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan atau

(28)

4) Informational purpose (tujuan informasional atau tujuan

penerangan).

Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi

informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis

berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu

mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.

5) Self expressive purpose(tujuan pernyataan diri).

Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan

dirinya sendiri kepada para pembaca. Melalui tulisannya, pembaca

dapat memahami “siapa” sebenarnya sang penulis itu.

6) Creative purpose(tujuan kreatif).

Penulis mempunyai tujuan agar para pembaca dapat memiliki

nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan

si penulis. Di sini penulis bukan hanya memberikan informasi,

melainkan lebih dari itu. Dalam informasi yang disajikan oleh

penulis, pembaca bukan hanya sekedar tahu apa yang disajikan

penulis, tetapi juga merasa terharu setelah membaca tulisan

tersebut.

7) Problem solving purpose(tujuan pemecahan masalah).

Penulis berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya.

Dengan tulisannya, penulis berusaha memberi kejelasan kepada

(29)

c. Jenis-jenis Menulis

Berdasarkan kurikulum SD 1986, ada beberapa jenis menulis yang

harus diajarkan di SD. Adapun jenis-jenis menulis yang harus

diajarkan di SD adalah sebagai berikut (Muchlisoh,1993: 234):

menulis permulaan (huruf kecil), menulis permulaan (huruf kapital

pada awal kalimat), menulis ejaan, menulis prosa, menulis surat,

mengisi formulir, menulis paragrap, menulis judul karangan dan

kerangka karangan, menulis karangan puisi, menulis laporan, menulis

telegram, menulis teks pidato, menulis karangan drama.

3. Menulis Permulaan

a. Pengertian Menulis Permulaan

Kemampuan menulis diajarkan sejak di sekolah dasar sejak kelas

I sampai dengan kelas VI. Kemampuan yang diajarkan di kelas I dan II

merupakan kemampuan tahap awal atau tahap permulaan. Oleh sebab

itu, pembelajaran menulis di kelas I dan II disebut pembelajaran

menulis permulaan. Sedangkan kelas III, IV, V dan VI disebut

pembelajaran menulis lanjut.

Jadi, di sekolah dasar ada dua jenis menulis ; yaitu menulis

permulaan diajarkan di kelas I dan II, dan menulis lanjut diajarkan di

kelas III, IV, V dan VI.

b. Prinsip-prinsip Perkembangan Menulis

Menulis merupakan suatu kemampuan yang diperoleh melalui

(30)

menulis juga terjadi perlahan-lahan. Combs (dalam buku Ahmad

Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi, 2001: 51-52) mengemukakan

bahwa perkembangan menulis mengikuti prinsip-prinsip berikut:

1) Prinsip keterulangan (recurring principle).

Anak menyadari bahwa dalam suatu kata yang sama terjadi

berulang-ulang. Mereka memperagakannya dengan cara

menggunakan suatu bentuk secara berulang-ulang.

2) Prinsip generatif (generative principle).

Anak menyadari bentuk-bentuk tulisan sacara lebih rinci,

menggunakan beberapa huruf dalam kombinasi dan pola yang

beragam. Mereka mulai memperhatikan adanya keteraturan

penggunaan huruf dalam suatu kata.

3) Konsep tanda (sign concept).

Anak memahami kearbitresan (kesepakatan pikiran kelompok)

tanda-tanda dalam bahasa tulis. Untuk mempermudah kegiatan

komunikasi, orang dewasa perlu menghubungkan benda tertentu

dengan kata yang mewakilinya.

4) Fleksibilitas (flexibility).

Anak menyadari bahwa suatu tanda secara fleksibel dapat

menjadi tanda yang lain. Dengan menambah tanda-tanda tertentu

(31)

5) Arah tanda (directionality).

Anak menyadari bahwa tulisan bersifat linier, bergerak dari

satu huruf ke huruf yang lain sampai membentuk suatu kata dari

arah kiri menuju arah kanan, bergerak dari baris yang satu menuju

baris yang lain.

Kemampuan menulis permulaan adalah kemampuan menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang tersebut kalau mereka memahami bahasa

dan gambaran grafik tersebut, yang diajarkan pada siswa kelas I dan II

SD yang merupakan kemampuan tahap awal atau tahap permulaan.

Pembelajaran menulis di kelas I dan II disebut pembelajaran menulis

permulaan.

B. Tahap-tahap Perkembangan Tulisan Yang Dialami Oleh Siswa

Temple (dalam Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuchdi, 2001: 52-53)

mengidentifikasi adanya 4 tahap perkembangan tulisan yang dialami oleh

anak, yaitu:

1. Tahap prafonemik.

Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf, tetapi

dia belum dapat menggabungkan huruf untuk menulis kata.

Bimbingan yang perlu diberikan pada anak yang berada pada prafonenik

(32)

a. bacakan dengan keras kata-kata yang dekat dengan dunia anak;

b. bacakan judul atau label yang dekat dengan dunia anak;

c. berikan contoh penulisan huruf; dan

d. jelaskan bentuk serta ukuran huruf.

2. Tahap fonemik awal.

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenali prinsip-prinsip (huruf

mewakili bunyi-bunyi yang membentuk kata), tahu cara kerja tulisan,

tetapi keterampilan mengoperasikan fonetik masih sangat terbatas. Akibat

dari terbatasnya keterampilan ini, anak sering kali menuliskan kata dengan

satu atau dua huruf saja. Bimbingan perlu difokuskan untuk memantapkan

konsep kata dalam diri anak dapat berupa:

a. membacakan wacana yang sangat dekat dengan anak;

b. fokuskan pada kata-kata tertentu;

c. beri kesempatan pada anak untuk menuliskan apa saja yang dapat

ditulisnya;

d. yakinkan bahwa anak dapat menulis; dan

e. hindarkan anak dari rasa takut membuat kesalahan dalam menulis.

3. Tahap nama huruf (menguasai huruf)

Dalam tahap ini anak mulai dapat menerapkan prinsip fonetik. Anak

sudah dapat menggunakan huruf-huruf untuk mewakili bunyi-bunyi yang

membentuk suatu kata. Tulisan yang dihasilkan sering kali belum dapat

(33)

Bimbingan yang dapat diberikan pada anak yang berada pada tahap ini

adalah:

a. latihan penulisan kata atau kelompok kata;

b. latihan mengucapkan kata atau kelompok kata;

c. menunjukkan contoh penulisan kata yang tidak tepat dengan

memanfaatkan kamus; dan

d. mencatat kata-kata yang sering dijumpai dalam kegiatan membaca.

4. Tahap transisi

Pada tahap ini penguasaan anak terhadap sistem tata tulis semakin

lengkap. Meskipun belum konsisten, anak sudah dapat menggunakan ejaan

dan tanda baca dalam menulis, khususnya pemberian spasi antar kata.

Bimbingan untuk anak dalam tahap transisi difokuskan pada penguasaan

pola dan sistem tata tulis, kegiatan bimbingan dapat berupa:

a. memperkenalkan pada anak tentang aturan tata tulis;

b. memperkenalkan cara mengucapkan kata;

c. memperkenalkan cara menulis dan maknanya dalam konteks; dan

d. menelaah kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan oleh

temannya.

5. Tahap menguasai

Pada tahap ini anak sudah dapat menerapkan dengan baik semua

(34)

C. Bahan Ajar Menulis

Dalam kurikulum 1994 SD mata pelajaran Bahasa Indonesia, pengajaran

menulis di kelas rendah dipilih menjadi 2 kategori, yaitu pengajaran

pramenulis dan menulis.

1. Pengajaran pramenulis.

Yang termasuk kategori pengajaran pramenulis adalah sebagai berikut:

a. melemaskan lengan dengan menulis di udara;

b. memegang pensil dengan benar, jarak mata dan jari cukup (30cm),

posisi atau kemiringan pensil benar, susunan jari dan tangan kiri benar;

c. melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, melatih

dasar menulis, (garis tegak, miring, lurus, dan lengkung);

d. melemaskan jari dengan cara menuliskan huruf dengan menggunakan

jari (misalnya: di bak pasir, di meja, atau di udara).

2. Pengajaran menulis.

Pengajaran menulis (permulaan) difokuskan pada penulisan huruf,

penulisan kata, penggunaan kalimat sederhana, dan tanda baca (huruf

kapital, titik, koma, dan tanda tanya). Yang termasuk materi pelajaran

menulis untuk pengajaran menulis permulaan meliputi:

a. penulisan huruf;

b. penulisan kata;

c. penggunaan kalimat sederhana; dan

(35)

D. Cara Menulis Yang Baik

Menulis merupakan kegiatan yang sangat penting. Agar siswa dapat

menulis dengan baik maka guru harus memberikan pembelajaran cara menulis

yang baik. Cara menulis yang baik adalah:

1. Sikap duduk (kepala tegak, punggung lurus, tangan dan kaki di

tempatnya).

2. Cara meletakkan buku tulis (jarak antara mata dan buku cukup, dengan

duduk tegak lurus).

3. Cara memegang dan membuka buku tulis.

4. Cara memegang pensil (posisi jari tangan kanan pada pensil, posisi tangan

kiri di tempatnya).

5. Gerakan menulis di udara untuk melemaskan tangan.

6. Pelatihan pelemasan jari dengan mewarnai, menjiplak, menyalin huruf,

menebalkan gambar, dan dasar menulis (garis tegak, lurus, miring dan

lengkung).

7. Cara menulis huruf dengan menggunakan jari (di meja atau di udara)

untuk melemaskan jari.

E. Media

1. Pengertian media

Kata “media” adalah kata jamak dari “medium”, yang berasal dari

bahasa Latin “medius” yang berarti “tengah”. Dalam bahasa Indonesia,

(36)

mengarah pada segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi

antara sumber dan penerima (Dientje Borman Rumampuk, 1988: 3).

Contoh dari media adalah radio, foto, rekaman, film, televisi, dan

sebagainya yang dapat menyampaikan pesan, gagasan maupun ide pada

orang lain. Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga proses

belajar mengajar terjadi pada diri penerima (Sugiarto, 2008: 5). Menurut

Santoso S (dalam John D. Latuheru, 1988: 13) media adalah semua bentuk

perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga ide atau

gagasan yang dikemukakan itu bisa sampai pada penerima.

Dari beberapa pengertian media diatas dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalahalat bantu yang digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar dengan tujuan untuk menyampaikan pesan (informasi)

dari sumber (guru atau sumber lain) kepada penerima (siswa ataupun

warga belajar) dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan alat

indera mereka atau semuanya.

Dalam modul mata kuliah Media Pembelajaran Konvensional dan

Berbasis IT (Sugiarto, 2008: 5) menerangkan bahwa terdapat

empatkomponen media diantaranya adalah:

a. Bahan (material) yaitu pesan yang akan disampaikan;

b. Alat yaitu piranti untuk menyampaikan pesan;

c. Teknik atau metode yaitu prosedur yang dilakukan untuk menyiapkan

(37)

d. Suasana yang memungkinkan proses belajar berlangsung.

2. Macam-macam media

Untuk meningkatkan mutu belajar mengajar seorang guru seharusnya

menggunakan media pembelajaran. Melalui media dapat dijadikan

rangsangan bagi siswa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,

menarik perhatian dan merangsang respon siswa pada suatu mata

pelajaran. Untuk itu guru perlu mengetahui jenis- jenis media, selain dapat

memilih salah satu jenis media, guru juga dapat menggabungkan beberapa

jenis media. Dalam hal ini Dientje Borman Rumampuk (1988: 28)

memaparkan Janis- jenis media, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Media gambar diam

Media gambar diam adalah benda visual dari dua dimensi yang

merupakan gambaran dari orang, tempat atau suatu kejadian secara

singkat dapat dikatakan gambar diam adalah potret dari

macam-macam obyek atau peristiwa.

b. Media papan

Media papan adalah media yang menggunakan papan sebagai sarana

komunikasi dipakai untuk menyampaikan informasi dan ide.

c. Media dengan proyeksi (media yang disorotkan)

Adalah mediayang penyajiannya menggunakan proyektor.

d. Real Materials, People(benda asli dan orang)

(38)

e. Model

Adalah media tiga dimensi tiruan yang menyajikan suatu benda sama

dengan aslinya.

f. Specimen

Adalah oyek yang menyajikan sekelompok benda yang sama.

g. Mocks-up

Adalah suatu jenis model yang berupa aspek tertentu saja dari suatu

benda asli.

h. Diorama

Adalah suatu pemandangan tiga dimensi yang disatukan bersama-sama

dengan sekelompok obyek berupa model dan gambar- gambar dalam

suatu penataan yang alamiah (sama dengan keadaan aslinya atau

keadaan sebenarnya).

i. Laboratorium di luar sekolah

Adalah suatu daerah tempat belajar di luar kelas atau berbatasan

dengan sekolah yang cocok untuk studi lingkungan.

j. Museum

Adalah suatu lembaga yang mengumpulkan dan menyimpan serta

memelihara obyek-obyek yang asli dan specimen dan menggunakan

mereka untuk penelitian bagi kepentingan pendidikan dan peragaan

pendidikan.

k. Community study

(39)

l. Walking trips

Adalah dengan menyaksikan demonstrasi dari macam-macam kegiatan

dari pekerjaan-pekerjaan masyarakat.

m. Field study

Adalah termasuk perjalanan dengan kendaraan atau ke daerah-daerah

yang jauh/sunyi.

n. Dikunjungi manusia sumber

o. Special learning trips

Maksudnya adalah penciptaan situasi belajar jika keadaan

memungkinkan.

p. Televisi

Adalah alat untuk dapat melihat gambar dan mendengarkan suara yang

berasal dari jaraj jauh.

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar.

Dengan media gambar ini siswa diharapkan dapat menulis permulaan

dengan membuat kalimat sederhana.

3. Fungsi media

Media digunakan dalam pembelajaran mempunyai beberapa tujuan.

Tujuan utamanya adalah untuk memperlancar jalannya proses belajar

mengajar baik dari guru itu sendiri maupun bagi siswa. Dengan media

guru menjadi lebih mudah untuk menyampaikan materi yang diberikan

kepada siswa sedangkan siswa dapat lebih mudah menangkap materi

(40)

Menurut Oemar Hamalik (1989: 12) media memiliki fungsi sebagai

berikut:

a. Fungsi edukatif

Media memiliki fungsi edukatif yang mendidik karena media

memberikan pengaruh pendidikan, memberikan nilai yang baik kepada

masyarakat baik itu di lingkungan sekolah maupun di masyarakat luas.

Karena dalam pendidikan itu semua bersifat positif dan memberikan

arah yang baik bagi siswa

b. Fungsi sosial

Media dikatakan memiliki fungsi soisal karena memberikan konsep

yang sama kepada setiap orang yang akan memperluas pergaulan,

memperluas pengenalan, dan pemahaman tentang orang. Dengan

demikian dapat memperluas pergaulan hidup danmemupuk rasa

persatuan dan saling menghargai di kalangan anggota masyarakat.

c. Fungsi ekonomis

Penggunaan media komunikasi pada masyarakat maju dikerjakan

secara intensif, dipergunakan untuk meningkatkan kepentingan

ekonomisnya.

d. Fungsi politis

Maksud dari politik disini adalah untuk pembangunan. Seberapa

partisipasi masyarakat itu bergantung pada tingkat pemahaman dan

(41)

e. Fungsi seni budaya

Berkat kemajuan di bidang teknologi kemudian secara cepat dan

mantap mendorong perubahan pada hampir semua dimensi

kebudayaan manusia.

Dalam modul mata kuliah Media Pembelajaran Konvensional dan

Berbasis IT (Sugiarto, 2008: 5) peranan media adalah sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan dan mengurangi verbalisme;

b. Mengatasi keterbasan: ruang - waktu - daya indera;

c. Menimbulkan gairah belajar; memungkinkan interaksi lebih langsung

antara siswa – lingkungan - kenyataan; memungkinkan siswa untuk

belajar sesuai kemampuan dan minat;

d. Memberikan rangsangan yang sama; menyanakan pengalaman;

menyamakan persepsi.

4. Media gambar

Media gambar adalah benda visual dua dimensi yang merupakan

gambaran dari orang, tempat atau suatu kejadian atau secara singkat potret

dari macam-macam obyek dan peristiwa (Dientje Bouman Rumampuk,

1988: 28). Gambar diam termasuk gambar yang tak terproyeksikan,

terdapat di mana-mana, baik di lingkungan anak-anak maupun di

lingkungan orang dewasa, mudah diperoleh, dan ditunjukkan kepada

anak-anak. Gambar yang berwarna akan lebih dapat menarik daripada gambar

(42)

berbeda-beda sehingga gambar digunakan sebagai media pembelajaran

bagi anak-anak, dan memungkinkan pembelajaran yang efisien di sekolah.

Media memiliki peranan yang sangat penting pada proses kegiatan

pembelajaran. Dengan media, guru akan lebih mudah dalam

menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik. Selain itu, peserta didik

juga akan lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar (visual).

Ada beberapa macam gambar yang dapat digunakan sebagai media

pembelajaran, foto merupakan salah satunya. Media gambar termasuk

contoh dari media grafis. Media grafis adalah suatu alat yang digunakan

untuk mewujudkan pesan dalam bentuk simbol komunikasi visual. Syarat

yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sebagai media pembelajaran

yaitu autentik, sederhana, ukuran relatif, gambar sebaiknya mengandung

gerak atau perbuatan.

Ada beberapa kelebihan media gambar dalam proses pembelajaran,

antara lain :

a. Menarik perhatian.

b. Memperjelas ide.

c. Mengilustrasi fakta supaya lebih mudah diingat.

d. Mudah dibawa.

e. Harganya murah, mudah didapat dan mudah digunakan karena tidak

(43)

Penggunaan media gambar juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

a. Ukuran sangat terbatas untuk ukuran besar.

b. Hanya menekankan pada persepsi indera penglihatan (mata).

Gambar diam banyak sekali digunakan di dalam kelas. Gambar atau

foto dapat digunakan dalam berbagai cara. Gambar yang dibuat oleh guru

maupun dibuat oleh siswa dapat digunakan sebagai ilustrasi untuk

membantu dalam mengajar pokok-pokok pelajaran tertentu.

Semua jenis gambar yang tidak dapat diproyeksikan dapat digunakan

dalam hal mengadakan tes dan evaluasi untuk membantu secara khusus

dalam mencapai tujuan, tentang pengenalan terhadap orang, tempat dan

benda. Gambar yang tidak dapat diproyeksikan dapat juga digunakan

untuk mengarang menimbulkan daya kreasi, misalnya dalam hal

mengarang atau menulis kalimat, menulis cerita atau puisi.

Menulis kalimat dengan menggunakan media gambar akan membuat

siswa dapat berkreasi dengan gambar yang dilihat. Contoh siswa

ditunjukkan gambar tiga ekor kambing yang sedang makan rumput, yang

dilihat siswa pertama kali adalah gambar kambing kemudian jumlah

kambing lalu kegiatan yang dilakukan kambing tersebut. Jika gambar

tersebut belum berwarna daya kreasi siswa dalam membuat kalimat akan

terbatas, berbeda jika gambar tersebut sudah berwarna kalimat akan lebih

(44)

F. Pendekatan Tematik

Pendekatan tematik adalah salah satu bentuk pembelajaran terpadu.

Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada keterpaduan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya (Puji

Purnomo, 2006: 1). Untuk membuat kegiatan yang lebih bermakna

keterpaduan tersebut harus diikat dengan tema. Dalam hal ini tema merupakan

subyek suatu pembicaraan, dipakai sebagai sarana atau wadah untuk

mengenalkan berbagai konsep secara utuh kepada peserta didik.

Tujuan penggunaan tema dalam pembelajaran tematik adalah bertujuan

untuk

1. Menyatukan isi kurikulum dalam kesatuan yang utuh;

2. Memperkaya kosakata siswa;

3. Menjadikan pembelajaran lebih bermakna;

4. Anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.

Pembelajaran tematik dikembangkan dengan beberapa model

keterpaduan diantaranya keterpaduan antar aspek dalam satu mata pelajaran,

keterpaduan antar beberapa mata pelajaran, dan keterpaduan antar semua

bidang pengembangan/mata pelajaran (unit) dimana batas-batas bidang

pengembangan/mata pelajaran semakin tidak jelas. Dari model-model

keterkaitan tersebut pengembangan pembelajaran untuk siswa TK dan kelas

1-3 lebih mengacu pada model keterpaduan antar semua aspek/mata pelajaran

(45)

dikembangkan di kelas 4-6 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS, dan

IPA.

Dalam makalah yang dituliskan oleh Puji Purnomo (2006: 2) terdapat

beberapa karakteristik pembelajaran tematik atau terpadu diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Berpusat pada anak.

2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

3. Pemisahan antar bidang pengembangan/aspek/mata pelajaran tidak begitu

jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai aspek/mata pelajaran dalam suatu

pembelajaran (holistik).

5. Bersifat fleksibel.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan

anak (bermakna).

Pembelajaran tematik dikembangkan melalui beberapa tema yang dapat

menyatukan beberapa indikator dari berbagai mata pelajaran. Dalam

pemilihan tema juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Terdapat

beberapa prinsip yang digunakan untuk memilih tema yang baik dengan

beberapa pertimbangan. Berikut merupakan prinsip dari pemilihan tema:

1. Tidak terlalu luas, tapi mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak

bidang pengembangan psikologi anak.

2. Harus bermakna, dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi anak

(46)

3. Harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologi anak.

4. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat.

5. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

Taraf berfikir siswa kelas I adalah masih berfikir kongkret, agar lebih

mudah dalam memahami materi sebaiknya anak dihadapkan pada benda

secara langsung. Apabila tidak memungkinkan menyediakan benda secara

langsung dapat ditampilkan replika benda atau juga bisa dengan media

gambar. Dengan melihat media gambar yang nyata anak dapat berfikir

kemudian dapat membuat kalimat sederhana berdasarkan gambar.

Pelaksanaan pembelajaran tematik dalam menulis permulaan dengan

menggunakan media gambar dilaksanakan sesuai dengan tema pada saat

minggu tersebut. Gambar disesuaikan dengan taraf perkembangan anak dan

yang mudah ditemui di lingkungan sekitar. Gambar dapat pula dipilihkan dari

materi pelajaran yang lain, yang sesuai dengan tema tersebut.

G. Kerangka Pikir

Penggunaan media dalam suatu kegiatan belajar mengajar bertujuan agar

kegiatan belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efisien dengan

demikian mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Untuk memudahkan siswa

dalam menyerap, mengerti dan memahami dalam setiap pembelajaran di kelas

guru harus menyediakan media agar siswa dapat sebanyak mungkin

(47)

Penggunaan media gambar membuat siswa lebih aktif dalam belajar

karena siswa diberikan gambar dan membuat kalimat berdasarkan gambar. Di

dalam membuat kalimat, gambar disesuaikan dengan yang ada di lingkungan

sekitar sehingga siswa lebih mudah memahami. Siswa juga diberikan

kesempatan untuk membacakan hasil dari menulis kalimat. Karena siswa lebih

aktif dan mendalami materi yang dibahas maka hasil kemampuan menulis

siswa diharapkan menjadi meningkat.

H. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pembelajaran dengan

menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian dengan menggunakan media gambar ini termasuk penelitian

tindakan ( action research ), karena penelitian ini digunakan untuk

memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan

mutu pembelajaran yang ada di kelas. Menurut Lewin (dalam Kasbolah 2001:

10) penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu lingkaran

atau rangkaian langkah – langkah (a spiral of steps ) yang satu dengan yang

lain saling berhubungan. Menurut Kasbolah ( 2001: 11) penelitian tindakan

kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi

masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas

atau sekolah bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

pembelajaran. Arikunto (2006: 104) berpendapat PTK adalah suatu bentuk

investigasi yang bersifat reflektif parsitipatif, kolaburatif dan spiral, yang

memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi,

kompetensi dan situasi.

Sesuai dengan desain penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart

(dalam Arikunto, 2002: 83) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke

siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (observasi), dan reflection (refleksi). Langkah pada

(49)

siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan

pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari

tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Bagan langkah – langkah penelitian tindakan. Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS I

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

?

(50)

B. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Tabel 1.

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Waktu

September Oktober November Desember Juli

1 PenyusunanProposal

2 PengumpulanData

3 Analisis Data

4 Penyusunan

Laporan

5 Ujian Skripsi

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Kembaran, Kembaran,

Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183.

3. Subyek Penelitian

Siswa SD kelas I sejumlah 23 siswa.

4. Obyek Penelitian

(51)

C. Prosedur Penelitian

1. Rencana banyaknya siklus

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali

pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 3 jam pelajaran ( 3 x

35 menit).

2. Kriteria keberhasilan

Kondisi awal : jumlah siswa yang mencapai KKM 54 %

Target akhir siklus I : jumlah siswa yang mencapai KKM 65 %

Target akhir siklus II : jumlah siswa yang mencapai KKM 75 %

D. Rencana Tindakan

1. Siklus I

a. Persiapan

1) Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus.

2) Menyusun silabus.

3) Menyusun RPPH.

4) Menyusun instrument penelitian: media gambar, lembar

observasi pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis

peningkatan hasil kerja siswa.

b. Tindakan I

1) Peneliti melaksanakan pembalajaran dengan menggunakan media

gambar.

(52)

3) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.

4) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

memotifasi siswa agar belajar dengan baik.

c. Kegiatan Inti

1) Menyampaikan materi pembelajaran.

2) Guru membagikan gambar gambar sesuai yang ada di lingkungan

sekitar yang tidak berwarna.

3) Siswa diminta menulis kalimat sesuai dengan gambar yang telah

diterima.

4) Beberapa siswa ditunjuk membacakan hasil membuat kalimat.

5) Guru memberikan penguatan dan memberikan beberapa contoh

membuat kalimat sesuai dengan gambar.

d. Penutup

Guru membuat ringkasan materi pembelajaran dan menilai hasil

siswa membuat kalimat berdasarkan gambar.

e. Observasi

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai

pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa

selama pembelajaran berlangsung dan mengisi instrumen

pengamatan.

f. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian

(53)

2) Membandingkan persentase keberhasilan dengan kondisi awal

dan target akhir.

3) Menarik kesimpulan tentang peningkatan siswa dalam menulis

permulaan.

2. Siklus II

a. Persiapan

1) Menyusun silabus

2) Menyusun RPPH

3) Menyusun instrument: media gambar, lembar observasi

pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis peningkatan hasil

kerja siswa.

b. Tindakan II

1) Peneliti melaksanakan pembalajaran dengan menggunakan media

gambar.

2) Mengorganisasikan siswa di kelas.

3) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.

4) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

memotifasi siswa agar belajar dengan baik.

c. Kegiatan Inti

1) Menyampaikan materi pembelajaran.

2) Guru membagikan gambar gambar sesuai yang ada di lingkungan

(54)

3) Siswa diminta menulis kalimat sesuai dengan gambar yang telah

diterima.

4) Beberapa siswa ditunjuk membacakan hasil membuat kalimat di

depan kelas.

5) Guru memberikan penguatan dan memberikan beberapa contoh

membuat kalimat sesuai dengan gambar.

d. Penutup

Guru membuat ringkasan materi pembelajaran dan menilai hasil

siswa membuat kalimat berdasarkan gambar.

e. Observasi

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai

pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa

selama pembelajaran berlangsung dan mengisi instrumen

pengamatan.

f. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian

khusus pada siklus II.

2) Membandingkan persentase keberhasilan dengan kondisi awal

dan target akhir.

3) Menarik kesimpulan tentang peningkatan siswa dalam menulis

(55)

E. Pengumpulan Data

1. Peubah : kemampuan siswa dalam menulis

permulaan.

2. Indikator : persentase keberhasilan tercapainya target

KKM.

3. Data yang diperlukan : skor hasil tes siswa.

4. Pengumpulan data : data nilai tes kemampuan menulis

permulaan.

5. Instrumen : tes kemampuan menulis permulaan.

6. Kisi- kisi

No Indikator Nomor Soal

1 Siswa dapat membuat kalimat sederhana berdasarkan gambar. 4, 6 2 Siswa dapat menjumlah banyak benda berdasarkan gambar 3, 2, 10 3 Siswa dapat menjelaskan cara dan keuntungan merawat

kebersihan tubuh 8, 5

4 Siswa dapat menceritakan pengalaman waktu kecil berdasarkan

pengalaman 1, 9, 7

F. Analisis Data

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia

yang harus dikuasai siswa kelas I SD Kanisius Kembaran adalah 66.

Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah persentase keberhasilan tercapainya KKM yaitu 75 %. Nilai ulangan

siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh dari hasil tes

(56)

Tabel 2.

Target Keberhasilan Siswa

No Indikator KKM KondisiAwal Siklus I Siklus II

1 Persentase keberhasilan tercapainya target KKM.

66 54% 65% 75%

1. Penilaian.

Skor yang telah diperoleh siswa diubah menjadi nilai dengan

menggunakan rumus:

N= x100 M

S

Keterangan :

N: Nilai prestasi yang diharapkan

S: Skor mentah yang diperoleh

M: Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100: Nilai ketetapan

Skor mentah diperoleh dari hasil siswa menulis permulaan dengan

membuat kalimat berdasarkan gambar. Skor diperoleh berdasarkan rubrik

(57)

Tabel 3.

Rubrik Penilaian

No Kriteria Skor

1 Kalimat lengkap sesuai dengan gambar 10 2 Isi kalimat kurang lengkap, sesuai dengan gambar 7,5 3 Isi kalimat kurang lengkap dan kurang sesuai dengan gambar 5 4 Tidak ada kaitan antara gambar dan kalimat 2,5

2. Menghitung persentase keberhasilan dengan rumus:

100 x N M

Keterangan

M: presentase keberhasilan

∑: Jumlah siswa yang mencapai KKM.

N: Jumlah siswa.

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Menulis Permulaan Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas I SD

Kanisius Kembaran Tahun Ajaran 2011/2012” Tamantirto Kecamatan Kasihan

Kabupaten Bantul dilaksanakan tanggal 7 November 2011 - 17 November 2011

dengan kegiatan sebagai berikut :

A. HASIL PENELITIAN

1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanan yang dilakukan antara lain adalah penyusunan

rencana penelitian dalam siklus-siklus, menyusun silabus, menyusun

RPPH, kemudian menyusun instrument penelitian: media gambar,

lembar observasi pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis

peningkatan hasil kerja siswa.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Siklus pertama dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan

alokasi 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Pada siklus I pertemuan

pertama pembagian waktu 2 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan

pembelajaran ditambah dengan cara membuat kalimat berdasarkan

gambar. Pada siklus I pertemuan kedua pembagian waktu 1 jam

pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 1 jam pelajaran

(59)

untuk evaluasi. Materi yang disajikan pada siklus I adalah membuat

kalimat berdasarkan gambar.

Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7

November 2011, dan pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis

tanggal 10 November 2011 selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit ).

Pada kegiatan belajar mengajar kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Menyampaikan materi pembelajaran.

2) Guru membagikan gambar gambar sesuai yang ada di lingkungan

sekitar yang tidak berwarna.

3) Siswa diminta menulis kalimat sesuai dengan gambar yang telah

diterima.

4) Beberapa siswa ditunjuk membacakan hasil membuat kalimat.

5) Guru memberikan penguatan dan memberikan beberapa contoh

membuat kalimat sesuai dengan gambar.

c. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari siklus I adalah data hasil ulangan yang

ikuti oleh seluruh siswa kelas 1 yaitu sebanyak 23 siswa. Persentase

ulangan siswa yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 69%. Pada

penelitian ini indikator keberhasilan penelitian persentase ulangan

siswa adalah 75%. Dengan demikian hasil analisis data pada siklus I,

penelitian belum dikatakan berhasil. Oleh karena itu diputuskan

(60)

d. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran

pada siklus I berlangsung, antara lain :

1) Pemahaman siswa tentang membuat kalimat berdasarkan gambar

kurang faham dikarenakan penjelasan yang dilakukan oleh guru

kurang diperhatikan oleh siswa.

2) Media yang digunakan belum lengkap, mengakibatkan pemahaman

siswa terhadap materi belum maksimal.

Dengan demikian pembelajaran pada siklus kedua yang harus

dilakukan antara lain :

1) Memberikan penjelasan yang lebih lengkap terhadap siswa tentang

cara membuat kalimat berdasarkan gambar.

2) Media pembelajaran yang digunakan dilengkapi.

Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam proses

pembelajaran siklus I, baik kekurangan pada aspek siswa maupun

kekurangan pada aspek guru diupayakan untuk dapat diperbaiki

dengan tujuan mengoptimalkan pembelajaran untuk mendukung

peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanan yang dilakukan antara lain adalah menyusun silabus,

(61)

observasi pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis peningkatan

hasil kerja siswa.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Siklus kedua diaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran ). Pada siklus II

pertemuan pertama pembagian waktu 2 jam pelajaran digunakan untuk

kegiatan pembelajaran. Pada siklus II pertemuan kedua pembagian

waktu 1 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 1

jam pelajaran untuk evaluasi.

Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal

14 November 2011, dan pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis

tanggal 17 November 2011 selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit ).

Pada kegiatan belajar mengajar kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Menyampaikan materi pembelajaran.

2) Guru membagikan gambar gambar sesuai yang ada di lingkungan

sekitar yang telah berwarna berwarna.

3) Siswa diminta menulis kalimat sesuai dengan gambar yang telah

diterima.

4) Beberapa siswa ditunjuk membacakan hasil membuat kalimat di

depan kelas.

5) Guru memberikan penguatan dan memberikan beberapa contoh

(62)

c. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari siklus II adalah data hasil ulangan yang

ikuti oleh seluruh siswa kelas I yaitu sebanyak 23 siswa. Persentase

ulangan yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 86%. Pada

penelitian ini indikator keberhasilan penelitian nilai persentase ulangan

75% telah dicapai oleh siswa.

Dengan demikian hasil analisis pada siklus ini, penelitian sudah

dikatakan berhasil. Oleh karena itu diputuskan penelitian tidak

dilanjutkan.

d. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan pada siklus II berlangsung, antara

lain :

1) Pemahaman siswa tentang cara membuat kalimat berdasarkan

gambar lebih meningkat.

2) Media gambar yang digunakan dirubah menjadi berwarna sehingga

lebih mudah dipahami.

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, maka rancangan

penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar terdiri empat bagian, yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Peningkatan kemampuan

siswa setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas tergambar pada tabel

(63)

Tabel 4. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I

Setelah Tindakan Siklus 1

No Nama Kondisi

Awal

Setelah Tindakan Siklus I Ketuntasan

Nilai Ya Tidak

1 Joel Gani Hermadi 54% 60 √

2 Valentino Richo. F 60 √

3 Andreas Erryck Atma. F 70 √ 4 Bernadinus Kresno. P 75 √

5 Cristian Doni 70 √

6 Elfrida Nurlita Wijayanti 75 √ 7 Emmanuela Prita Hening 70 √ 8 Genoveva Ristiningtyas 80 √

9 Jordan Ananda Pradipta 60 √ 10 Lukas Mada Erlando 70 √

11 Mikel Arya Juandra 75 √

12 Mixdha Prayuda Galasia 60 √ 13 Niken Putri Rahmadani 80 √

14 Orlinzy Dinda. P 70 √

15 Putut Seno Aji. M 60 √

16 Raditya Bennedict. S 60 √

17 Rini Astuti 80 √

18 Setyadji Krisna Kardana 70 √ 19 Sriaji Pratantono 75 √ 20 Yohanes Ardyan Arya. S 70 √ 21 Michelle Laurencia. A 70 √

22 Teodurus Audra Wirta. P 60 √ 23 Silassandi Warta. K 70 √

Siswa yang mencapai KKM 16

Persentase jumlah siswa

yang mencapai KKM 69%

Persentase jumlah siswa

yang tidak mencapai KKM 54% 31%

Pada siklus I penelitian dilaksanakan dengan menggunakan media gambar

yang belum berwarna. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 60 ada tujuh

siswa, sembilan siswa mendapat nilai 70, empat siswa mendapat nilai 75, dan

(64)

nilai hasil ulangan pada siklus pertama adalah 69%. Siswa yang mendapat

nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal pada akhir siklus I sebanyak

16 siswa atau sekitar 69% dari 23 siswa. Sebanyak 7 siswa masih mendapat

nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 31%.

Tabel 5. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I

Setelah Tindakan Siklus 2

No Nama KondisiAwal

Setelah Tindakan Siklus I Ketuntasan

Nilai Ya Tidak

1 Joel Gani Hermadi 54% 70 √

2 Valentino Richo. F 65 √

3 Andreas Erryck Atma. F 75 √ 4 Bernadinus Kresno. P 75 √

5 Cristian Doni 70 √

6 Elfrida Nurlita Wijayanti 75 √ 7 Emmanuela Prita Hening 75 √ 8 Genoveva Ristiningtyas 85 √ 9 Jordan Ananda Pradipta 70 √ 10 Lukas Mada Erlando 70 √ 11 Mikel Arya Juandra 80 √

12 Mixdha Prayuda Galasia 60 √ 13 Niken Putri Rahmadani 85 √

14 Orlinzy Dinda. P 75 √ 15 Putut Seno Aji. M 70 √ 16 Raditya Bennedict. S 75 √

17 Rini Astuti 80 √

18 Setyadji Krisna Kardana 80 √ 19 Sriaji Pratantono 75 √ 20 Yohanes Ardyan Arya. S 70 √ 21 Michelle Laurencia. A 75 √

22 Teodurus Audra Wirta. P 65 √ 23 Silassandi Warta. K 75 √

Siswa yang mencapai KKM 20

Persentase jumlah siswa

yang mencapai KKM 86%

Persentase jumlah siswa

(65)

Pada siklus II penelitian dilaksanakan dengan menggunakan media

gambar yang sudah berwarna. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai 65 ada

tiga siswa, enam siswa mendapat nilai 70, sembilan siswa mendapat nilai 75,

tiga siswa mendapat nilai 80, dan dua siswa mendapat nilai 85. Berdasarkan

data pada tabel di atas persentase nilai hasil ulangan pada siklus kedua adalah

86%. Siswa yang mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal

pada akhir siklus II sebanyak 20 siswa atau sekitar 86% dari 23 siswa.

Sebanyak 3 siswa masih mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal

(66)

Tabel 6. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I

Setelah Tindakan

No Nama

Kondisi

Awal Siklus 1 KetuntasanSetelah TindakanSiklus 2 Ketuntasan

Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak

1 Joel Gani Hermadi 54% 60 √ 70 √

2 Valentino Richo. F 60 √ 65 √

3 Andreas Erryck Atma. F 70 √ 75 √ 4 Bernadinus Kresno. P 75 √ 75 √

5 Cristian Doni 70 √ 70 √

6 Elfrida Nurlita Wijayanti 75 √ 75 √ 7 Emmanuela Prita Hening 70 √ 75 √ 8 Genoveva Ristiningtyas 80 √ 85 √ 9 Jordan Ananda Pradipta 60 √ 70 √

10 Lukas Mada Erlando 70 √ 70 √

11 Mikel Arya Juandra 75 √ 80 √

12 Mixdha Prayuda Galasia 60 √ 60 √ 13 Niken Putri Rahmadani 80 √ 85 √

14 Orlinzy Dinda. P 70 √ 75 √

15 Putut Seno Aji. M 60 √ 70 √

16 Raditya Bennedict. S 60 √ 75 √

17 Rini Astuti 80 √ 80 √

18 Setyadji Krisna Kardana 70 √ 80 √

19 Sriaji Pratantono 75 √ 75 √

20 Yohanes Ardyan Arya. S 70 √ 70 √ 21 Michelle Laurencia. A 70 √ 75 √

22 Teodurus Audra Wirta. P 60 √ 65 √ 23 Silassandi Warta. K 70 √ 75 √

Siswa yang mencapai KKM 16 20

Persentase jumlah siswa

yang mencapai KKM 69% 86%

Persentase jumlah siswa

yang tidak mencapai KKM 54% 31% 14%

Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan yang ditandai

dengan naiknya persentase nilai ulangan siswa dari kondisi awal 54% siklus I

mencapai 69% dan siklus II mencapai 86%. Dengan demikian, hasil penelitian

Gambar

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian.................................................................
Gambar 1. Bagan langkah-langkah penelitian tindakan.......................................
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
Gambar diam banyak sekali digunakan di dalam kelas. Gambar atau
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS V SD N WONOKERTO 2 DESA WONOKERTO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012. Eko Prasetyo, A

Kesimpulan hasil penelitian bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis awal. Adapun langkah - langkah penggunaan media gambar yang berhasil adalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi di kelas V SD Kanisius Kurmosari 02 Kecamatan Semarang

Cerita Siswa Kelas IV SD Kanisius Pati Menggunakan Media Gambar Seri” dengan.. satu tindakan nyata demi tercapainya hasil yang optimal, yakni latihan

Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius

Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius

Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius

pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dalam tiga siklus, dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca dan menulis permulaan peserta