PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN
SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Agustinus Seno Agung Pranowo
NIM : 081134205
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN
SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Agustinus Seno Agung Pranowo
NIM : 081134205
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN
SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Oleh :
Agustinus Seno Agung Pranowo
NIM : 081134205
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I
Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal 4 Juli 2012
Pembimbing II
iii
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN
SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Agustinus Seno Agung Pranowo
NIM : 081134205
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 9 Juli 2012
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris Elga Andriana, S.Psi., M.Ed ... Anggota Drs. Puji Purnomo, M.Si. ...
Anggota Drs. J. Sumedi ...
Anggota Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd ...
Yogyakarta, 9 Juli 2012
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
MOTTO
Melangkah ke depan bersama terbitnya mentari pagi
Jangan mencari kemenangan,
karena akan merasakan kekalahan.
Jangan mencari kekayaan,
karena akan selalu merasakan kekurangan.
Tetapi carilah kesederhanaan
dan
kejujuran
karena akan menjadi awal terwujudnya semua harapan.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 9 Juli 2012
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agustinus Seno Agung Pranowo
NIM : 081134205
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN TAHUN AJARAN 2011 / 2012 beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada ). Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 9 Juli 2012
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN
SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Agustinus Seno Agung Pranowo Universitas Sanata Dharma
2012
Penguasan materi pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis permulaan di kelas I SD Kanisius Kembaran masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan Bahasa Indonesia dibawah KKM yang telah ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 66 dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini terulang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SD Kanisius Kembaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2011 / 2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan media gambar yang belum berwarna dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada siklus II dilakukan media gambar yang sudah berwarna dilaksanakan dalam 2 pertemuan.
Peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa ditandai dengan persentase ulangan kelas pada kondisi awal 54% meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 69% dan pada akhir siklus kedua mencapai 82%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2011 / 2012 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
ix
ABSTRACT
INCREASING THE BEGINNING WRITING ABILITY
BY USING IMAGES AS THE MEDIA
FOR FIRST GRADE STUDENTS OF KANISIUS KEMBARAN ELEMENTARY SCHOOL
1STSEMESTER OF THE ACADEMIC 2011/2012
Agustinus Seno Agung Pranowo Sanata Dharma University
2012
Ability in mastery Indonesian learning materials at the beginning of writing materials in first grade of Kanisius Kembaran Elementary School is still low. It is seen from the Indonesian average test scor which is below from KKM (minimum criteria for completeness) which has been determined is 66 and in the last two years this thing has happened for two times.
This research aims to know whether the using of images can increase the first grade of Kanisius Kembaran students’ ability in the beginning writing of Indonesian subject in the academic year 2011/2012.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN TAHUN AJARAN 2011 / 2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD.
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberi dorongan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku pembimbinng II yang selalu memberi bimbingan dan dorongan kepada penulis.
4. Para Dosen dan Staf PGSD yang telah dengan ramah membimbing dan melayani penulis.
xi
6. Bapak dan Ibuku ”terima kasih atas semua nasehat dan bimbingannya”.
7. Bapak Mujono, S.Pd., Kepala Sekolah Dasar Kanisius Kembaran dan para guru Sekolah Dasar Kanisius Kembaran.
8. Brigitha Bella Cyntia Cordana, yang selalu memberi dukungan dan motivasi. 9. Dwi Febrian F. Sodiq, yang telah membantu penulis dalam menyusun
referensi.
10. Teman-teman PGSD USD, ”Terima kasih untuk segala kebersamaan kita”. 11. Semua pihak yang telah mendukung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari atas kekurangan dan kelemahan terhadap penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta, 9 Juli 2012
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Batasan Pengertian ... 5
E. Pemecahan Masalah ... 6
xiii
G. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kemampuan Menulis Permulaan ... 8
1. Pengertian Kemampuan ... 8
2. Menulis ... 8
a. Pengertian Menulis ... 8
b. Tujuan Menulis ... 9
c. Jenis-jenis Menulis ... 11
3. Menulis Permulaan ... 11
a. Pengertian Menulis Permulaan ... 11
b. Prinsip-prinsip Perkembangan Menulis ... 11
B. Tahap-tahap Perkembangan Tulisan Yang Dialami Oleh Siswa... 13
1. Tahap prafonemik ... 13
2. Tahap fonemik awal ... 14
3. Tahap nama huruf (menguasai huruf) ... 14
4. Tahap transisi ... 15
5. Tahap menguasai ... 15
C. Bahan Ajar Menulis ... 16
1. Pengajaran pramenulis ... 16
2. Pengajaran menulis ... 16
D. Cara Menulis Yang Baik ... 17
E. Media ... 17
1. Pengertian media ... 17
2. Macam-macam media ... 19
3. Fungsi media ... 21
4. Media gambar ... 23
F. Pendekatan Tematik ... 26
G. Kerangka Pikir ... 28
xiv
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Desain Penelitian ... 30
B. Setting Penelitian ... 32
1. Waktu Penelitian ... 32
2. Lokasi Penelitian ... 32
3. Subyek Penelitian ... 32
4. Obyek Penelitian ... 32
C. Prosedur Penelitian ... 33
1. Rencana Banyaknya Siklus ... 33
2. Kriteria keberhasilan ... 33
D. Rencana Tindakan ... 33
E. Pengumpulan Data ... 37
F. Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
1. Siklus I ... 40
a. Pelaksanaan Kegiatan... 40
b. Hasil Penelitian ... 41
c. Refleksi ... 41
2. Siklus II ... 42
a. Pelaksanaan Kegiatan ... 42
b. Hasil Penelitian ... 43
c. Refleksi ... 43
B. Pembahasan ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50
A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 32
Tabel 2. Kisi-kisi Penyusunan Soal ... 37
Tabel 3. Target Keberhasilan Siswa... 38
Tabel 4. Rubrik Penilaian... 39
Tabel 5. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I Setelah Tindakan Suklus 1 ... 45
Tabel 6. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I Setelah Tindakan Suklus 2 ... 46
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar... 54
Lampiran 2. Jaringan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 80
Lampiran 3. Silabus ... 82
Lampiran 4.RPP siklus I pertemuan I... 91
RPP siklus I pertemuan II... 93
RPP siklus II pertemuan I... 95
RPP siklus II pertemuan II. ... 97
Lampiran 5. LKS siklus I pertemuan I... 99
LKS siklus I pertemuan II...101
LKS siklus II pertemuan I...105
LKS siklus II pertemuan II...109
Lampiran 6. Hasil Lembar Kerja Siswa ... 113
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu faktor penting yang menunjang dalam
kemajuan bangsa. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang utama. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar. Sebagai pengajar atau pendidik, guru
merupakan salah faktor penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan.
Dalam proses pembelajaran di Indonesia masih banyak guru yang
menggunakan paradigma lama yaitu guru masih mendominasi pembelajaran
dan cenderung bersifat monoton, dan guru masih banyak memberikan materi
secara lisan dan kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang
dalam proses belajar mengajar. Siswa lebih banyak diam dan kurang aktif
karena hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Penyampaian
materi secara lisan mengakibatkan persepsi siswa kadang menjadi berbeda
beda.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran penting di sekolah.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas I disusun secara tematik menyesuaikan dengan tema pada
minggu tersebut. Menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu
dimiliki oleh siswa SD. Dengan menulis, siswa dapat meningkatkan dan
memperluas pengetahuannya melalui tulisan–tulisan. Menulis akan selalu
berkaitan dengan setiap mata pelajaran di sekolah, sehingga menulis diajarkan
sejak anak berada di kelas I SD, yang disebut menulis permulaan.
Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan bahasa
tulis yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan
kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan
(Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001: 71). Menulis merupakan kemampuan
yang harus dimiliki oleh siswa SD. Namun, pada kenyataannya mengajarkan
menulis di tingkat awal tidaklah mudah, karena para siswa belum memiliki
bekal pengetahuan serta keterampilan yang cukup.
Kemampuan menulis bagi para siswa membutuhkan latihan dan
bimbingan yang intensif, dan kemampuan menulis harus sudah mulai
dilatihkan sejak kelas I SD. Menulis merupakan kemampuan kompleks.
Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur
dan logik, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas
dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan
kaidah tulis-menulis dengan baik (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001: 72).
Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada menulis permulaan
akan menjadi dasar perkembangan dan peningkatan menulis selanjutnya,
dalam belajar menulis pada tahap selanjutnya. Mengingat pentingnya menulis
bagi siswa SD, maka pembelajaran menulis permulaan harus mendapat
perhatian yang memadahi dari guru SD, sehingga guru SD dapat
meningkatkan efisiensi pembelajaran menulis permulaan di SD kelas I.
Pemilihan media gambar sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan siwa dalam menulis dikarenakan gambar dapt mewakili benda
sesungguhnya yang tidak mungkin dapat dihadirkan dalam pembelajaran di
kelas. Siswa kelas I taraf berfikirnya masih kongkrit konkrit yakni yang dapat
dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan
akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai,
sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya,
keadaan yang alami,sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan
kebenarannya lebih dapatdipertanggungjawabkan. Media gambar adalah salah
satu media yang tepat dalam menyampaikan pesan yang disampaikan oleh
guru.
Dalam menilai keberhasilan pembelajaran, ketuntasan belajar setiap
indikator yang telah ditetapkan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara
0-100. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut.
Untuk setiap mata pelajaran KKM yang ditetapkan berbeda-beda, hal ini
disesuaikan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan
Kanisius Kembaran KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia ditetapkan sebesar
66. Dengan demikian maka siswa dinyatakan tuntas dalam mempelajari
Bahasa Indonesia jika sudah memenuhi penguasaan kompetensi minimal 66.
Namun dalam kenyataannya tingkat penguasan materi pembelajaran
Bahasa Indonesia pada materi menulis permulaan masih rendah. Hal ini
terlihat dari nilai ulangan Bahasa Indonesia dibawah KKM yang telah
ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu
66, dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini terulang. Pada tahun
ajaran 2009/2010 dari jumlah 18 siswa 56% siswa mendapat nilai dibawah
KKM. Pada tahun ajaran 2010/2011 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
mencapai 52% dari sejumlah 27 siswa.
Dengan mempertimbangkan beberapa fakta yang didapatkan selama
observasi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan kemampuan menulis permulaan siswa masih rendah antara lain:
1. Pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru kurang variatif atau
kurang menarik.
2. Guru kurang memanfaatkan media.
Tetapi dalam PTK ini hanya akan mengatasi faktor penyebab guru
kurang memanfaatkan media. Karena guru dalam menyampaikan pelajaran
lebih banyak menyampaikan secara lisan yang mengakibatkan pemahaman
Penulis akan mencoba menerapkan metode pembelajaran yang dapat
membangkitkan motivasi siswa yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan menulis permulaan. Metode yang akan dicoba adalah dengan
menggunakan media gambar.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi hanya:
1. Penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas I SD Kanisius Kembaran tahun
ajaran 2011 / 2012.
2. Materi yang diteliti adalah terbatas pada peningkatan kemampuan menulis
permulaan dengan menggunakan media gambar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti menentukan
rumusan masalah. Rumusan masalah yang akan diteliti adalah ”Apakah
dengan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan
siswa kelas I SD Kanisius Kembaran tahun ajaran 2011 / 2012?”
D. Batasan Pengertian
Batasan pengertian digunakan untuk memfokuskan lingkup penelitian
ini. Batasan pengertian digunakan untuk membatasi pengertian yang
digunakan sebagai dasar teori dalam penelitian ini. Batasan pengertian yang
1. Kemampuan Menulis Permulaan
Kemampuan pengalihan bahasa lisan ke dalam bentuk tertulis yang
diajarkan di kelas I dan II SD.
2. Media Gambar
Media gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang
dibuat dengan, cat, tinta, coretan, potret, dsb yang digunakan untuk
menyampaikan pesan agar siswa dapat menagkap informasi yang
terkandung dalam gambar tersebut.
E. Pemecahan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat
dalam rumusan masalah, peningkatan menulis permulaan pada siswa kelas I
SD Kanisius Kembaran akan diatasi dengan media gambar.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti menentukan tujuan dalam
penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah dengan
menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Peneliti
Dengan penelitian ini, penulis memperoleh temuan baru sebagai
upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan SD kelas I
dengan media gambar.
2. Guru
Dengan penelitian ini, guru mendapatkan masukan dan alternatif untuk
meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa SD kelas I dengan
media gambar, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi siswa SD
kelas I untuk membantu meningkatkan kemampuan menulis permulaan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Menulis Permulaan
1. Pengertian Kemampuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:552) kemampuan
adalah sanggup; bisa; kesanggupan; kebisaan.
2. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan kemampuan berbahasa yang sangat penting
dan harus dikuasai. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan
kemempuan yang bersifat kompleks.
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut
(Tarigan, 1982: 21).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (WJS.
Poerwadarminta, 1976: 1098), menulis adalah membuat huruf dengan
pena (pensil, kapur, dsb.).
b. Tujuan Menulis
Tujuan menulis sangat beraneka ragam, Hugo Hartig (dalam
buku Muchlisoh, 1993 : 34-35) mengemukakan tujuan menulis
sebagai berikut:
1) Assignment purpose(tujuan penugasan).
Penulis tidak memiliki tujuan untuk apa dia menulis. Penulis
hanya menulis tanpa mengetahui tujuannya. Dia menulis karena
mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri. Misalnya, siswa
ditugaskan merangkum sebuah buku.
2) Altruistic purpose(tujuan altruistik).
Penulis mempunyai tujuan untuk menyenangkan para
pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca
lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Penulis
harus berkeyakinan bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya.
Sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu ide
atau gagasan bagi kepentingan pembaca.
3) Persuasive purpose(tujuan persuasif).
Penulis mempunyai tujuan mempengaruhi pembaca, agar para
pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang disampaikan
oleh penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh para
penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan atau
4) Informational purpose (tujuan informasional atau tujuan
penerangan).
Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi
informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis
berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu
mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.
5) Self expressive purpose(tujuan pernyataan diri).
Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan
dirinya sendiri kepada para pembaca. Melalui tulisannya, pembaca
dapat memahami “siapa” sebenarnya sang penulis itu.
6) Creative purpose(tujuan kreatif).
Penulis mempunyai tujuan agar para pembaca dapat memiliki
nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan
si penulis. Di sini penulis bukan hanya memberikan informasi,
melainkan lebih dari itu. Dalam informasi yang disajikan oleh
penulis, pembaca bukan hanya sekedar tahu apa yang disajikan
penulis, tetapi juga merasa terharu setelah membaca tulisan
tersebut.
7) Problem solving purpose(tujuan pemecahan masalah).
Penulis berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya.
Dengan tulisannya, penulis berusaha memberi kejelasan kepada
c. Jenis-jenis Menulis
Berdasarkan kurikulum SD 1986, ada beberapa jenis menulis yang
harus diajarkan di SD. Adapun jenis-jenis menulis yang harus
diajarkan di SD adalah sebagai berikut (Muchlisoh,1993: 234):
menulis permulaan (huruf kecil), menulis permulaan (huruf kapital
pada awal kalimat), menulis ejaan, menulis prosa, menulis surat,
mengisi formulir, menulis paragrap, menulis judul karangan dan
kerangka karangan, menulis karangan puisi, menulis laporan, menulis
telegram, menulis teks pidato, menulis karangan drama.
3. Menulis Permulaan
a. Pengertian Menulis Permulaan
Kemampuan menulis diajarkan sejak di sekolah dasar sejak kelas
I sampai dengan kelas VI. Kemampuan yang diajarkan di kelas I dan II
merupakan kemampuan tahap awal atau tahap permulaan. Oleh sebab
itu, pembelajaran menulis di kelas I dan II disebut pembelajaran
menulis permulaan. Sedangkan kelas III, IV, V dan VI disebut
pembelajaran menulis lanjut.
Jadi, di sekolah dasar ada dua jenis menulis ; yaitu menulis
permulaan diajarkan di kelas I dan II, dan menulis lanjut diajarkan di
kelas III, IV, V dan VI.
b. Prinsip-prinsip Perkembangan Menulis
Menulis merupakan suatu kemampuan yang diperoleh melalui
menulis juga terjadi perlahan-lahan. Combs (dalam buku Ahmad
Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi, 2001: 51-52) mengemukakan
bahwa perkembangan menulis mengikuti prinsip-prinsip berikut:
1) Prinsip keterulangan (recurring principle).
Anak menyadari bahwa dalam suatu kata yang sama terjadi
berulang-ulang. Mereka memperagakannya dengan cara
menggunakan suatu bentuk secara berulang-ulang.
2) Prinsip generatif (generative principle).
Anak menyadari bentuk-bentuk tulisan sacara lebih rinci,
menggunakan beberapa huruf dalam kombinasi dan pola yang
beragam. Mereka mulai memperhatikan adanya keteraturan
penggunaan huruf dalam suatu kata.
3) Konsep tanda (sign concept).
Anak memahami kearbitresan (kesepakatan pikiran kelompok)
tanda-tanda dalam bahasa tulis. Untuk mempermudah kegiatan
komunikasi, orang dewasa perlu menghubungkan benda tertentu
dengan kata yang mewakilinya.
4) Fleksibilitas (flexibility).
Anak menyadari bahwa suatu tanda secara fleksibel dapat
menjadi tanda yang lain. Dengan menambah tanda-tanda tertentu
5) Arah tanda (directionality).
Anak menyadari bahwa tulisan bersifat linier, bergerak dari
satu huruf ke huruf yang lain sampai membentuk suatu kata dari
arah kiri menuju arah kanan, bergerak dari baris yang satu menuju
baris yang lain.
Kemampuan menulis permulaan adalah kemampuan menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik tersebut, yang diajarkan pada siswa kelas I dan II
SD yang merupakan kemampuan tahap awal atau tahap permulaan.
Pembelajaran menulis di kelas I dan II disebut pembelajaran menulis
permulaan.
B. Tahap-tahap Perkembangan Tulisan Yang Dialami Oleh Siswa
Temple (dalam Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuchdi, 2001: 52-53)
mengidentifikasi adanya 4 tahap perkembangan tulisan yang dialami oleh
anak, yaitu:
1. Tahap prafonemik.
Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf, tetapi
dia belum dapat menggabungkan huruf untuk menulis kata.
Bimbingan yang perlu diberikan pada anak yang berada pada prafonenik
a. bacakan dengan keras kata-kata yang dekat dengan dunia anak;
b. bacakan judul atau label yang dekat dengan dunia anak;
c. berikan contoh penulisan huruf; dan
d. jelaskan bentuk serta ukuran huruf.
2. Tahap fonemik awal.
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenali prinsip-prinsip (huruf
mewakili bunyi-bunyi yang membentuk kata), tahu cara kerja tulisan,
tetapi keterampilan mengoperasikan fonetik masih sangat terbatas. Akibat
dari terbatasnya keterampilan ini, anak sering kali menuliskan kata dengan
satu atau dua huruf saja. Bimbingan perlu difokuskan untuk memantapkan
konsep kata dalam diri anak dapat berupa:
a. membacakan wacana yang sangat dekat dengan anak;
b. fokuskan pada kata-kata tertentu;
c. beri kesempatan pada anak untuk menuliskan apa saja yang dapat
ditulisnya;
d. yakinkan bahwa anak dapat menulis; dan
e. hindarkan anak dari rasa takut membuat kesalahan dalam menulis.
3. Tahap nama huruf (menguasai huruf)
Dalam tahap ini anak mulai dapat menerapkan prinsip fonetik. Anak
sudah dapat menggunakan huruf-huruf untuk mewakili bunyi-bunyi yang
membentuk suatu kata. Tulisan yang dihasilkan sering kali belum dapat
Bimbingan yang dapat diberikan pada anak yang berada pada tahap ini
adalah:
a. latihan penulisan kata atau kelompok kata;
b. latihan mengucapkan kata atau kelompok kata;
c. menunjukkan contoh penulisan kata yang tidak tepat dengan
memanfaatkan kamus; dan
d. mencatat kata-kata yang sering dijumpai dalam kegiatan membaca.
4. Tahap transisi
Pada tahap ini penguasaan anak terhadap sistem tata tulis semakin
lengkap. Meskipun belum konsisten, anak sudah dapat menggunakan ejaan
dan tanda baca dalam menulis, khususnya pemberian spasi antar kata.
Bimbingan untuk anak dalam tahap transisi difokuskan pada penguasaan
pola dan sistem tata tulis, kegiatan bimbingan dapat berupa:
a. memperkenalkan pada anak tentang aturan tata tulis;
b. memperkenalkan cara mengucapkan kata;
c. memperkenalkan cara menulis dan maknanya dalam konteks; dan
d. menelaah kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan oleh
temannya.
5. Tahap menguasai
Pada tahap ini anak sudah dapat menerapkan dengan baik semua
C. Bahan Ajar Menulis
Dalam kurikulum 1994 SD mata pelajaran Bahasa Indonesia, pengajaran
menulis di kelas rendah dipilih menjadi 2 kategori, yaitu pengajaran
pramenulis dan menulis.
1. Pengajaran pramenulis.
Yang termasuk kategori pengajaran pramenulis adalah sebagai berikut:
a. melemaskan lengan dengan menulis di udara;
b. memegang pensil dengan benar, jarak mata dan jari cukup (30cm),
posisi atau kemiringan pensil benar, susunan jari dan tangan kiri benar;
c. melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, melatih
dasar menulis, (garis tegak, miring, lurus, dan lengkung);
d. melemaskan jari dengan cara menuliskan huruf dengan menggunakan
jari (misalnya: di bak pasir, di meja, atau di udara).
2. Pengajaran menulis.
Pengajaran menulis (permulaan) difokuskan pada penulisan huruf,
penulisan kata, penggunaan kalimat sederhana, dan tanda baca (huruf
kapital, titik, koma, dan tanda tanya). Yang termasuk materi pelajaran
menulis untuk pengajaran menulis permulaan meliputi:
a. penulisan huruf;
b. penulisan kata;
c. penggunaan kalimat sederhana; dan
D. Cara Menulis Yang Baik
Menulis merupakan kegiatan yang sangat penting. Agar siswa dapat
menulis dengan baik maka guru harus memberikan pembelajaran cara menulis
yang baik. Cara menulis yang baik adalah:
1. Sikap duduk (kepala tegak, punggung lurus, tangan dan kaki di
tempatnya).
2. Cara meletakkan buku tulis (jarak antara mata dan buku cukup, dengan
duduk tegak lurus).
3. Cara memegang dan membuka buku tulis.
4. Cara memegang pensil (posisi jari tangan kanan pada pensil, posisi tangan
kiri di tempatnya).
5. Gerakan menulis di udara untuk melemaskan tangan.
6. Pelatihan pelemasan jari dengan mewarnai, menjiplak, menyalin huruf,
menebalkan gambar, dan dasar menulis (garis tegak, lurus, miring dan
lengkung).
7. Cara menulis huruf dengan menggunakan jari (di meja atau di udara)
untuk melemaskan jari.
E. Media
1. Pengertian media
Kata “media” adalah kata jamak dari “medium”, yang berasal dari
bahasa Latin “medius” yang berarti “tengah”. Dalam bahasa Indonesia,
mengarah pada segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi
antara sumber dan penerima (Dientje Borman Rumampuk, 1988: 3).
Contoh dari media adalah radio, foto, rekaman, film, televisi, dan
sebagainya yang dapat menyampaikan pesan, gagasan maupun ide pada
orang lain. Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga proses
belajar mengajar terjadi pada diri penerima (Sugiarto, 2008: 5). Menurut
Santoso S (dalam John D. Latuheru, 1988: 13) media adalah semua bentuk
perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga ide atau
gagasan yang dikemukakan itu bisa sampai pada penerima.
Dari beberapa pengertian media diatas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalahalat bantu yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan tujuan untuk menyampaikan pesan (informasi)
dari sumber (guru atau sumber lain) kepada penerima (siswa ataupun
warga belajar) dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan alat
indera mereka atau semuanya.
Dalam modul mata kuliah Media Pembelajaran Konvensional dan
Berbasis IT (Sugiarto, 2008: 5) menerangkan bahwa terdapat
empatkomponen media diantaranya adalah:
a. Bahan (material) yaitu pesan yang akan disampaikan;
b. Alat yaitu piranti untuk menyampaikan pesan;
c. Teknik atau metode yaitu prosedur yang dilakukan untuk menyiapkan
d. Suasana yang memungkinkan proses belajar berlangsung.
2. Macam-macam media
Untuk meningkatkan mutu belajar mengajar seorang guru seharusnya
menggunakan media pembelajaran. Melalui media dapat dijadikan
rangsangan bagi siswa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,
menarik perhatian dan merangsang respon siswa pada suatu mata
pelajaran. Untuk itu guru perlu mengetahui jenis- jenis media, selain dapat
memilih salah satu jenis media, guru juga dapat menggabungkan beberapa
jenis media. Dalam hal ini Dientje Borman Rumampuk (1988: 28)
memaparkan Janis- jenis media, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Media gambar diam
Media gambar diam adalah benda visual dari dua dimensi yang
merupakan gambaran dari orang, tempat atau suatu kejadian secara
singkat dapat dikatakan gambar diam adalah potret dari
macam-macam obyek atau peristiwa.
b. Media papan
Media papan adalah media yang menggunakan papan sebagai sarana
komunikasi dipakai untuk menyampaikan informasi dan ide.
c. Media dengan proyeksi (media yang disorotkan)
Adalah mediayang penyajiannya menggunakan proyektor.
d. Real Materials, People(benda asli dan orang)
e. Model
Adalah media tiga dimensi tiruan yang menyajikan suatu benda sama
dengan aslinya.
f. Specimen
Adalah oyek yang menyajikan sekelompok benda yang sama.
g. Mocks-up
Adalah suatu jenis model yang berupa aspek tertentu saja dari suatu
benda asli.
h. Diorama
Adalah suatu pemandangan tiga dimensi yang disatukan bersama-sama
dengan sekelompok obyek berupa model dan gambar- gambar dalam
suatu penataan yang alamiah (sama dengan keadaan aslinya atau
keadaan sebenarnya).
i. Laboratorium di luar sekolah
Adalah suatu daerah tempat belajar di luar kelas atau berbatasan
dengan sekolah yang cocok untuk studi lingkungan.
j. Museum
Adalah suatu lembaga yang mengumpulkan dan menyimpan serta
memelihara obyek-obyek yang asli dan specimen dan menggunakan
mereka untuk penelitian bagi kepentingan pendidikan dan peragaan
pendidikan.
k. Community study
l. Walking trips
Adalah dengan menyaksikan demonstrasi dari macam-macam kegiatan
dari pekerjaan-pekerjaan masyarakat.
m. Field study
Adalah termasuk perjalanan dengan kendaraan atau ke daerah-daerah
yang jauh/sunyi.
n. Dikunjungi manusia sumber
o. Special learning trips
Maksudnya adalah penciptaan situasi belajar jika keadaan
memungkinkan.
p. Televisi
Adalah alat untuk dapat melihat gambar dan mendengarkan suara yang
berasal dari jaraj jauh.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar.
Dengan media gambar ini siswa diharapkan dapat menulis permulaan
dengan membuat kalimat sederhana.
3. Fungsi media
Media digunakan dalam pembelajaran mempunyai beberapa tujuan.
Tujuan utamanya adalah untuk memperlancar jalannya proses belajar
mengajar baik dari guru itu sendiri maupun bagi siswa. Dengan media
guru menjadi lebih mudah untuk menyampaikan materi yang diberikan
kepada siswa sedangkan siswa dapat lebih mudah menangkap materi
Menurut Oemar Hamalik (1989: 12) media memiliki fungsi sebagai
berikut:
a. Fungsi edukatif
Media memiliki fungsi edukatif yang mendidik karena media
memberikan pengaruh pendidikan, memberikan nilai yang baik kepada
masyarakat baik itu di lingkungan sekolah maupun di masyarakat luas.
Karena dalam pendidikan itu semua bersifat positif dan memberikan
arah yang baik bagi siswa
b. Fungsi sosial
Media dikatakan memiliki fungsi soisal karena memberikan konsep
yang sama kepada setiap orang yang akan memperluas pergaulan,
memperluas pengenalan, dan pemahaman tentang orang. Dengan
demikian dapat memperluas pergaulan hidup danmemupuk rasa
persatuan dan saling menghargai di kalangan anggota masyarakat.
c. Fungsi ekonomis
Penggunaan media komunikasi pada masyarakat maju dikerjakan
secara intensif, dipergunakan untuk meningkatkan kepentingan
ekonomisnya.
d. Fungsi politis
Maksud dari politik disini adalah untuk pembangunan. Seberapa
partisipasi masyarakat itu bergantung pada tingkat pemahaman dan
e. Fungsi seni budaya
Berkat kemajuan di bidang teknologi kemudian secara cepat dan
mantap mendorong perubahan pada hampir semua dimensi
kebudayaan manusia.
Dalam modul mata kuliah Media Pembelajaran Konvensional dan
Berbasis IT (Sugiarto, 2008: 5) peranan media adalah sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan dan mengurangi verbalisme;
b. Mengatasi keterbasan: ruang - waktu - daya indera;
c. Menimbulkan gairah belajar; memungkinkan interaksi lebih langsung
antara siswa – lingkungan - kenyataan; memungkinkan siswa untuk
belajar sesuai kemampuan dan minat;
d. Memberikan rangsangan yang sama; menyanakan pengalaman;
menyamakan persepsi.
4. Media gambar
Media gambar adalah benda visual dua dimensi yang merupakan
gambaran dari orang, tempat atau suatu kejadian atau secara singkat potret
dari macam-macam obyek dan peristiwa (Dientje Bouman Rumampuk,
1988: 28). Gambar diam termasuk gambar yang tak terproyeksikan,
terdapat di mana-mana, baik di lingkungan anak-anak maupun di
lingkungan orang dewasa, mudah diperoleh, dan ditunjukkan kepada
anak-anak. Gambar yang berwarna akan lebih dapat menarik daripada gambar
berbeda-beda sehingga gambar digunakan sebagai media pembelajaran
bagi anak-anak, dan memungkinkan pembelajaran yang efisien di sekolah.
Media memiliki peranan yang sangat penting pada proses kegiatan
pembelajaran. Dengan media, guru akan lebih mudah dalam
menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik. Selain itu, peserta didik
juga akan lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar (visual).
Ada beberapa macam gambar yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran, foto merupakan salah satunya. Media gambar termasuk
contoh dari media grafis. Media grafis adalah suatu alat yang digunakan
untuk mewujudkan pesan dalam bentuk simbol komunikasi visual. Syarat
yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sebagai media pembelajaran
yaitu autentik, sederhana, ukuran relatif, gambar sebaiknya mengandung
gerak atau perbuatan.
Ada beberapa kelebihan media gambar dalam proses pembelajaran,
antara lain :
a. Menarik perhatian.
b. Memperjelas ide.
c. Mengilustrasi fakta supaya lebih mudah diingat.
d. Mudah dibawa.
e. Harganya murah, mudah didapat dan mudah digunakan karena tidak
Penggunaan media gambar juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
a. Ukuran sangat terbatas untuk ukuran besar.
b. Hanya menekankan pada persepsi indera penglihatan (mata).
Gambar diam banyak sekali digunakan di dalam kelas. Gambar atau
foto dapat digunakan dalam berbagai cara. Gambar yang dibuat oleh guru
maupun dibuat oleh siswa dapat digunakan sebagai ilustrasi untuk
membantu dalam mengajar pokok-pokok pelajaran tertentu.
Semua jenis gambar yang tidak dapat diproyeksikan dapat digunakan
dalam hal mengadakan tes dan evaluasi untuk membantu secara khusus
dalam mencapai tujuan, tentang pengenalan terhadap orang, tempat dan
benda. Gambar yang tidak dapat diproyeksikan dapat juga digunakan
untuk mengarang menimbulkan daya kreasi, misalnya dalam hal
mengarang atau menulis kalimat, menulis cerita atau puisi.
Menulis kalimat dengan menggunakan media gambar akan membuat
siswa dapat berkreasi dengan gambar yang dilihat. Contoh siswa
ditunjukkan gambar tiga ekor kambing yang sedang makan rumput, yang
dilihat siswa pertama kali adalah gambar kambing kemudian jumlah
kambing lalu kegiatan yang dilakukan kambing tersebut. Jika gambar
tersebut belum berwarna daya kreasi siswa dalam membuat kalimat akan
terbatas, berbeda jika gambar tersebut sudah berwarna kalimat akan lebih
F. Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik adalah salah satu bentuk pembelajaran terpadu.
Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada keterpaduan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya (Puji
Purnomo, 2006: 1). Untuk membuat kegiatan yang lebih bermakna
keterpaduan tersebut harus diikat dengan tema. Dalam hal ini tema merupakan
subyek suatu pembicaraan, dipakai sebagai sarana atau wadah untuk
mengenalkan berbagai konsep secara utuh kepada peserta didik.
Tujuan penggunaan tema dalam pembelajaran tematik adalah bertujuan
untuk
1. Menyatukan isi kurikulum dalam kesatuan yang utuh;
2. Memperkaya kosakata siswa;
3. Menjadikan pembelajaran lebih bermakna;
4. Anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
Pembelajaran tematik dikembangkan dengan beberapa model
keterpaduan diantaranya keterpaduan antar aspek dalam satu mata pelajaran,
keterpaduan antar beberapa mata pelajaran, dan keterpaduan antar semua
bidang pengembangan/mata pelajaran (unit) dimana batas-batas bidang
pengembangan/mata pelajaran semakin tidak jelas. Dari model-model
keterkaitan tersebut pengembangan pembelajaran untuk siswa TK dan kelas
1-3 lebih mengacu pada model keterpaduan antar semua aspek/mata pelajaran
dikembangkan di kelas 4-6 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS, dan
IPA.
Dalam makalah yang dituliskan oleh Puji Purnomo (2006: 2) terdapat
beberapa karakteristik pembelajaran tematik atau terpadu diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Berpusat pada anak.
2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
3. Pemisahan antar bidang pengembangan/aspek/mata pelajaran tidak begitu
jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai aspek/mata pelajaran dalam suatu
pembelajaran (holistik).
5. Bersifat fleksibel.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak (bermakna).
Pembelajaran tematik dikembangkan melalui beberapa tema yang dapat
menyatukan beberapa indikator dari berbagai mata pelajaran. Dalam
pemilihan tema juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Terdapat
beberapa prinsip yang digunakan untuk memilih tema yang baik dengan
beberapa pertimbangan. Berikut merupakan prinsip dari pemilihan tema:
1. Tidak terlalu luas, tapi mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak
bidang pengembangan psikologi anak.
2. Harus bermakna, dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi anak
3. Harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologi anak.
4. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat.
5. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Taraf berfikir siswa kelas I adalah masih berfikir kongkret, agar lebih
mudah dalam memahami materi sebaiknya anak dihadapkan pada benda
secara langsung. Apabila tidak memungkinkan menyediakan benda secara
langsung dapat ditampilkan replika benda atau juga bisa dengan media
gambar. Dengan melihat media gambar yang nyata anak dapat berfikir
kemudian dapat membuat kalimat sederhana berdasarkan gambar.
Pelaksanaan pembelajaran tematik dalam menulis permulaan dengan
menggunakan media gambar dilaksanakan sesuai dengan tema pada saat
minggu tersebut. Gambar disesuaikan dengan taraf perkembangan anak dan
yang mudah ditemui di lingkungan sekitar. Gambar dapat pula dipilihkan dari
materi pelajaran yang lain, yang sesuai dengan tema tersebut.
G. Kerangka Pikir
Penggunaan media dalam suatu kegiatan belajar mengajar bertujuan agar
kegiatan belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efisien dengan
demikian mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Untuk memudahkan siswa
dalam menyerap, mengerti dan memahami dalam setiap pembelajaran di kelas
guru harus menyediakan media agar siswa dapat sebanyak mungkin
Penggunaan media gambar membuat siswa lebih aktif dalam belajar
karena siswa diberikan gambar dan membuat kalimat berdasarkan gambar. Di
dalam membuat kalimat, gambar disesuaikan dengan yang ada di lingkungan
sekitar sehingga siswa lebih mudah memahami. Siswa juga diberikan
kesempatan untuk membacakan hasil dari menulis kalimat. Karena siswa lebih
aktif dan mendalami materi yang dibahas maka hasil kemampuan menulis
siswa diharapkan menjadi meningkat.
H. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian dengan menggunakan media gambar ini termasuk penelitian
tindakan ( action research ), karena penelitian ini digunakan untuk
memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran yang ada di kelas. Menurut Lewin (dalam Kasbolah 2001:
10) penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu lingkaran
atau rangkaian langkah – langkah (a spiral of steps ) yang satu dengan yang
lain saling berhubungan. Menurut Kasbolah ( 2001: 11) penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi
masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas
atau sekolah bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
pembelajaran. Arikunto (2006: 104) berpendapat PTK adalah suatu bentuk
investigasi yang bersifat reflektif parsitipatif, kolaburatif dan spiral, yang
memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi,
kompetensi dan situasi.
Sesuai dengan desain penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart
(dalam Arikunto, 2002: 83) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (observasi), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari
tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Bagan langkah – langkah penelitian tindakan. Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS I
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
?
B. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Tabel 1.
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Waktu
September Oktober November Desember Juli
1 PenyusunanProposal √
2 PengumpulanData √
3 Analisis Data
√
4 Penyusunan
Laporan √
5 Ujian Skripsi √
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Kembaran, Kembaran,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183.
3. Subyek Penelitian
Siswa SD kelas I sejumlah 23 siswa.
4. Obyek Penelitian
C. Prosedur Penelitian
1. Rencana banyaknya siklus
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali
pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 3 jam pelajaran ( 3 x
35 menit).
2. Kriteria keberhasilan
Kondisi awal : jumlah siswa yang mencapai KKM 54 %
Target akhir siklus I : jumlah siswa yang mencapai KKM 65 %
Target akhir siklus II : jumlah siswa yang mencapai KKM 75 %
D. Rencana Tindakan
1. Siklus I
a. Persiapan
1) Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus.
2) Menyusun silabus.
3) Menyusun RPPH.
4) Menyusun instrument penelitian: media gambar, lembar
observasi pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis
peningkatan hasil kerja siswa.
b. Tindakan I
1) Peneliti melaksanakan pembalajaran dengan menggunakan media
gambar.
3) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memotifasi siswa agar belajar dengan baik.
c. Kegiatan Inti
1) Menyampaikan materi pembelajaran.
2) Guru membagikan gambar gambar sesuai yang ada di lingkungan
sekitar yang tidak berwarna.
3) Siswa diminta menulis kalimat sesuai dengan gambar yang telah
diterima.
4) Beberapa siswa ditunjuk membacakan hasil membuat kalimat.
5) Guru memberikan penguatan dan memberikan beberapa contoh
membuat kalimat sesuai dengan gambar.
d. Penutup
Guru membuat ringkasan materi pembelajaran dan menilai hasil
siswa membuat kalimat berdasarkan gambar.
e. Observasi
Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa
selama pembelajaran berlangsung dan mengisi instrumen
pengamatan.
f. Refleksi
1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian
2) Membandingkan persentase keberhasilan dengan kondisi awal
dan target akhir.
3) Menarik kesimpulan tentang peningkatan siswa dalam menulis
permulaan.
2. Siklus II
a. Persiapan
1) Menyusun silabus
2) Menyusun RPPH
3) Menyusun instrument: media gambar, lembar observasi
pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis peningkatan hasil
kerja siswa.
b. Tindakan II
1) Peneliti melaksanakan pembalajaran dengan menggunakan media
gambar.
2) Mengorganisasikan siswa di kelas.
3) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memotifasi siswa agar belajar dengan baik.
c. Kegiatan Inti
1) Menyampaikan materi pembelajaran.
2) Guru membagikan gambar gambar sesuai yang ada di lingkungan
3) Siswa diminta menulis kalimat sesuai dengan gambar yang telah
diterima.
4) Beberapa siswa ditunjuk membacakan hasil membuat kalimat di
depan kelas.
5) Guru memberikan penguatan dan memberikan beberapa contoh
membuat kalimat sesuai dengan gambar.
d. Penutup
Guru membuat ringkasan materi pembelajaran dan menilai hasil
siswa membuat kalimat berdasarkan gambar.
e. Observasi
Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa
selama pembelajaran berlangsung dan mengisi instrumen
pengamatan.
f. Refleksi
1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian
khusus pada siklus II.
2) Membandingkan persentase keberhasilan dengan kondisi awal
dan target akhir.
3) Menarik kesimpulan tentang peningkatan siswa dalam menulis
E. Pengumpulan Data
1. Peubah : kemampuan siswa dalam menulis
permulaan.
2. Indikator : persentase keberhasilan tercapainya target
KKM.
3. Data yang diperlukan : skor hasil tes siswa.
4. Pengumpulan data : data nilai tes kemampuan menulis
permulaan.
5. Instrumen : tes kemampuan menulis permulaan.
6. Kisi- kisi
No Indikator Nomor Soal
1 Siswa dapat membuat kalimat sederhana berdasarkan gambar. 4, 6 2 Siswa dapat menjumlah banyak benda berdasarkan gambar 3, 2, 10 3 Siswa dapat menjelaskan cara dan keuntungan merawat
kebersihan tubuh 8, 5
4 Siswa dapat menceritakan pengalaman waktu kecil berdasarkan
pengalaman 1, 9, 7
F. Analisis Data
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang harus dikuasai siswa kelas I SD Kanisius Kembaran adalah 66.
Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah persentase keberhasilan tercapainya KKM yaitu 75 %. Nilai ulangan
siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh dari hasil tes
Tabel 2.
Target Keberhasilan Siswa
No Indikator KKM KondisiAwal Siklus I Siklus II
1 Persentase keberhasilan tercapainya target KKM.
66 54% 65% 75%
1. Penilaian.
Skor yang telah diperoleh siswa diubah menjadi nilai dengan
menggunakan rumus:
N= x100 M
S
Keterangan :
N: Nilai prestasi yang diharapkan
S: Skor mentah yang diperoleh
M: Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100: Nilai ketetapan
Skor mentah diperoleh dari hasil siswa menulis permulaan dengan
membuat kalimat berdasarkan gambar. Skor diperoleh berdasarkan rubrik
Tabel 3.
Rubrik Penilaian
No Kriteria Skor
1 Kalimat lengkap sesuai dengan gambar 10 2 Isi kalimat kurang lengkap, sesuai dengan gambar 7,5 3 Isi kalimat kurang lengkap dan kurang sesuai dengan gambar 5 4 Tidak ada kaitan antara gambar dan kalimat 2,5
2. Menghitung persentase keberhasilan dengan rumus:
100 x N M 
Keterangan
M: presentase keberhasilan
∑: Jumlah siswa yang mencapai KKM.
N: Jumlah siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Permulaan Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas I SD
Kanisius Kembaran Tahun Ajaran 2011/2012” Tamantirto Kecamatan Kasihan
Kabupaten Bantul dilaksanakan tanggal 7 November 2011 - 17 November 2011
dengan kegiatan sebagai berikut :
A. HASIL PENELITIAN
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanan yang dilakukan antara lain adalah penyusunan
rencana penelitian dalam siklus-siklus, menyusun silabus, menyusun
RPPH, kemudian menyusun instrument penelitian: media gambar,
lembar observasi pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis
peningkatan hasil kerja siswa.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Siklus pertama dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan
alokasi 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Pada siklus I pertemuan
pertama pembagian waktu 2 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan
pembelajaran ditambah dengan cara membuat kalimat berdasarkan
gambar. Pada siklus I pertemuan kedua pembagian waktu 1 jam
pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 1 jam pelajaran
untuk evaluasi. Materi yang disajikan pada siklus I adalah membuat
kalimat berdasarkan gambar.
Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7
November 2011, dan pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis
tanggal 10 November 2011 selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit ).
Pada kegiatan belajar mengajar kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Menyampaikan materi pembelajaran.
2) Guru membagikan gambar gambar sesuai yang ada di lingkungan
sekitar yang tidak berwarna.
3) Siswa diminta menulis kalimat sesuai dengan gambar yang telah
diterima.
4) Beberapa siswa ditunjuk membacakan hasil membuat kalimat.
5) Guru memberikan penguatan dan memberikan beberapa contoh
membuat kalimat sesuai dengan gambar.
c. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari siklus I adalah data hasil ulangan yang
ikuti oleh seluruh siswa kelas 1 yaitu sebanyak 23 siswa. Persentase
ulangan siswa yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 69%. Pada
penelitian ini indikator keberhasilan penelitian persentase ulangan
siswa adalah 75%. Dengan demikian hasil analisis data pada siklus I,
penelitian belum dikatakan berhasil. Oleh karena itu diputuskan
d. Refleksi
Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran
pada siklus I berlangsung, antara lain :
1) Pemahaman siswa tentang membuat kalimat berdasarkan gambar
kurang faham dikarenakan penjelasan yang dilakukan oleh guru
kurang diperhatikan oleh siswa.
2) Media yang digunakan belum lengkap, mengakibatkan pemahaman
siswa terhadap materi belum maksimal.
Dengan demikian pembelajaran pada siklus kedua yang harus
dilakukan antara lain :
1) Memberikan penjelasan yang lebih lengkap terhadap siswa tentang
cara membuat kalimat berdasarkan gambar.
2) Media pembelajaran yang digunakan dilengkapi.
Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam proses
pembelajaran siklus I, baik kekurangan pada aspek siswa maupun
kekurangan pada aspek guru diupayakan untuk dapat diperbaiki
dengan tujuan mengoptimalkan pembelajaran untuk mendukung
peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanan yang dilakukan antara lain adalah menyusun silabus,
observasi pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis peningkatan
hasil kerja siswa.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Siklus kedua diaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran ). Pada siklus II
pertemuan pertama pembagian waktu 2 jam pelajaran digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Pada siklus II pertemuan kedua pembagian
waktu 1 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 1
jam pelajaran untuk evaluasi.
Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal
14 November 2011, dan pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis
tanggal 17 November 2011 selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit ).
Pada kegiatan belajar mengajar kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Menyampaikan materi pembelajaran.
2) Guru membagikan gambar gambar sesuai yang ada di lingkungan
sekitar yang telah berwarna berwarna.
3) Siswa diminta menulis kalimat sesuai dengan gambar yang telah
diterima.
4) Beberapa siswa ditunjuk membacakan hasil membuat kalimat di
depan kelas.
5) Guru memberikan penguatan dan memberikan beberapa contoh
c. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari siklus II adalah data hasil ulangan yang
ikuti oleh seluruh siswa kelas I yaitu sebanyak 23 siswa. Persentase
ulangan yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 86%. Pada
penelitian ini indikator keberhasilan penelitian nilai persentase ulangan
75% telah dicapai oleh siswa.
Dengan demikian hasil analisis pada siklus ini, penelitian sudah
dikatakan berhasil. Oleh karena itu diputuskan penelitian tidak
dilanjutkan.
d. Refleksi
Ada beberapa hal yang ditemukan pada siklus II berlangsung, antara
lain :
1) Pemahaman siswa tentang cara membuat kalimat berdasarkan
gambar lebih meningkat.
2) Media gambar yang digunakan dirubah menjadi berwarna sehingga
lebih mudah dipahami.
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, maka rancangan
penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar terdiri empat bagian, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Peningkatan kemampuan
siswa setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas tergambar pada tabel
Tabel 4. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I
Setelah Tindakan Siklus 1
No Nama Kondisi
Awal
Setelah Tindakan Siklus I Ketuntasan
Nilai Ya Tidak
1 Joel Gani Hermadi 54% 60 √
2 Valentino Richo. F 60 √
3 Andreas Erryck Atma. F 70 √ 4 Bernadinus Kresno. P 75 √
5 Cristian Doni 70 √
6 Elfrida Nurlita Wijayanti 75 √ 7 Emmanuela Prita Hening 70 √ 8 Genoveva Ristiningtyas 80 √
9 Jordan Ananda Pradipta 60 √ 10 Lukas Mada Erlando 70 √
11 Mikel Arya Juandra 75 √
12 Mixdha Prayuda Galasia 60 √ 13 Niken Putri Rahmadani 80 √
14 Orlinzy Dinda. P 70 √
15 Putut Seno Aji. M 60 √
16 Raditya Bennedict. S 60 √
17 Rini Astuti 80 √
18 Setyadji Krisna Kardana 70 √ 19 Sriaji Pratantono 75 √ 20 Yohanes Ardyan Arya. S 70 √ 21 Michelle Laurencia. A 70 √
22 Teodurus Audra Wirta. P 60 √ 23 Silassandi Warta. K 70 √
Siswa yang mencapai KKM 16
Persentase jumlah siswa
yang mencapai KKM 69%
Persentase jumlah siswa
yang tidak mencapai KKM 54% 31%
Pada siklus I penelitian dilaksanakan dengan menggunakan media gambar
yang belum berwarna. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 60 ada tujuh
siswa, sembilan siswa mendapat nilai 70, empat siswa mendapat nilai 75, dan
nilai hasil ulangan pada siklus pertama adalah 69%. Siswa yang mendapat
nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal pada akhir siklus I sebanyak
16 siswa atau sekitar 69% dari 23 siswa. Sebanyak 7 siswa masih mendapat
nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 31%.
Tabel 5. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I
Setelah Tindakan Siklus 2
No Nama KondisiAwal
Setelah Tindakan Siklus I Ketuntasan
Nilai Ya Tidak
1 Joel Gani Hermadi 54% 70 √
2 Valentino Richo. F 65 √
3 Andreas Erryck Atma. F 75 √ 4 Bernadinus Kresno. P 75 √
5 Cristian Doni 70 √
6 Elfrida Nurlita Wijayanti 75 √ 7 Emmanuela Prita Hening 75 √ 8 Genoveva Ristiningtyas 85 √ 9 Jordan Ananda Pradipta 70 √ 10 Lukas Mada Erlando 70 √ 11 Mikel Arya Juandra 80 √
12 Mixdha Prayuda Galasia 60 √ 13 Niken Putri Rahmadani 85 √
14 Orlinzy Dinda. P 75 √ 15 Putut Seno Aji. M 70 √ 16 Raditya Bennedict. S 75 √
17 Rini Astuti 80 √
18 Setyadji Krisna Kardana 80 √ 19 Sriaji Pratantono 75 √ 20 Yohanes Ardyan Arya. S 70 √ 21 Michelle Laurencia. A 75 √
22 Teodurus Audra Wirta. P 65 √ 23 Silassandi Warta. K 75 √
Siswa yang mencapai KKM 20
Persentase jumlah siswa
yang mencapai KKM 86%
Persentase jumlah siswa
Pada siklus II penelitian dilaksanakan dengan menggunakan media
gambar yang sudah berwarna. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai 65 ada
tiga siswa, enam siswa mendapat nilai 70, sembilan siswa mendapat nilai 75,
tiga siswa mendapat nilai 80, dan dua siswa mendapat nilai 85. Berdasarkan
data pada tabel di atas persentase nilai hasil ulangan pada siklus kedua adalah
86%. Siswa yang mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal
pada akhir siklus II sebanyak 20 siswa atau sekitar 86% dari 23 siswa.
Sebanyak 3 siswa masih mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal
Tabel 6. Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas I
Setelah Tindakan
No Nama
Kondisi
Awal Siklus 1 KetuntasanSetelah TindakanSiklus 2 Ketuntasan
Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak
1 Joel Gani Hermadi 54% 60 √ 70 √
2 Valentino Richo. F 60 √ 65 √
3 Andreas Erryck Atma. F 70 √ 75 √ 4 Bernadinus Kresno. P 75 √ 75 √
5 Cristian Doni 70 √ 70 √
6 Elfrida Nurlita Wijayanti 75 √ 75 √ 7 Emmanuela Prita Hening 70 √ 75 √ 8 Genoveva Ristiningtyas 80 √ 85 √ 9 Jordan Ananda Pradipta 60 √ 70 √
10 Lukas Mada Erlando 70 √ 70 √
11 Mikel Arya Juandra 75 √ 80 √
12 Mixdha Prayuda Galasia 60 √ 60 √ 13 Niken Putri Rahmadani 80 √ 85 √
14 Orlinzy Dinda. P 70 √ 75 √
15 Putut Seno Aji. M 60 √ 70 √
16 Raditya Bennedict. S 60 √ 75 √
17 Rini Astuti 80 √ 80 √
18 Setyadji Krisna Kardana 70 √ 80 √
19 Sriaji Pratantono 75 √ 75 √
20 Yohanes Ardyan Arya. S 70 √ 70 √ 21 Michelle Laurencia. A 70 √ 75 √
22 Teodurus Audra Wirta. P 60 √ 65 √ 23 Silassandi Warta. K 70 √ 75 √
Siswa yang mencapai KKM 16 20
Persentase jumlah siswa
yang mencapai KKM 69% 86%
Persentase jumlah siswa
yang tidak mencapai KKM 54% 31% 14%
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan yang ditandai
dengan naiknya persentase nilai ulangan siswa dari kondisi awal 54% siklus I
mencapai 69% dan siklus II mencapai 86%. Dengan demikian, hasil penelitian