• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR SISWA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I SD NEGERI 13 CURIO KECAMATAN CURIO

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

RAHMAT JUFRI 10540917714

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)
(3)
(4)

MOTO

Allah tidak membebani hambaNya di luar kesanggupannya.

Berusaha, berdoa dan bertawakal.

Allah tidak akan mengubah nasib kita hingga kita yang mengubah diri kita sendiri.

Bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan.

Boleh jadi kita membenci sesuatu tetapi ia baik bagi kita, dan boleh jadi kita menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagi kita.

(5)

PERSEMBAHAN

Karya yang saya buat ini, saya peersembahkan sebagai ungkapan pengabdian yang tulus dan penuh kasih sayang teruntuk:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Jufri dan Ibu fatimah, yang telah dan selalu memberikan segala bentuk kasih sayang, doa dan dukungan untuk anakmu ini. 2. Almamater tercinta.

(6)

ABSTRAK

Rahmat Jufri, 2020. Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan melalui Teknik Latihan Graphomotor Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Aliem Bahri dan Pembimbing II Sri Rahayu.

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pada pembelajaran menulis permulaan dan meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 13 CurioKecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Upaya meningkatkan kemampuan menulis permulaan yaitu dengan menggunakan teknik latihan graphomotor.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri 13 Curio. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus tindakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskiptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan menulis permulaan siswa dapat ditingkatkan melaui teknik latihan graphomotor. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari peningkatan proses pembelajaran dan nilai hasil evaluasi siswa. Hasil peningkatan proses dalam pembelajaran menulis permulaan melalui teknik latihan graphomotor yaitu siswa mampu memperhatikan intruksi guru, terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan lebih termotivasi dalam menulis permulaan. Adapun pelaksanaan tindakan siklus II terdapat perbaikan yaitu guru membuat teknik latihan lebih ditingkatkan dan lebih bervariatif. Teknik latihan yang digunakan pada penelitian ini adalah membuat garis horizontal, vertikal, garis miring, garis bergelombang, garis hingga membentuk gambar geometri dan garis dari banyak arah yang dilakukan secara bertahap dan berulang untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf abjad besar, abjad kecil, kata, suku kata dan kalimat sederhana. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I siswa mengalami peningkatan pencapaian nilai sebesar 69,10 dengan kategori sedang dibandingkan dengan kemampuan awal sebesar 65,35 dengan kategori sedang. Hasil pelaksanaan tindakan siklus II siswa mengalami peningkatan yaitu sebesar 73,83 dengan kategori tinggi.

(7)

KATA PENGANTAR

Asssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Allah Maha pengasih lagi maha penyayang, jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugrah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkahmu. Salam dan salawat kepada bagindah Rasulullah Muhammad saw, keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang tetap memegang teguh risalah yang disematkan di pundaknya, menjadi spirit kemanusiaan dan teladan terbaik manusia dalam memahami dan menjalani kehidupan ini.

Dengan Segala usaha dan upaya yang telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan proposal ini sebaik mungkin, namun penulis menyadari bahwa proposal ini tidak luput dari berbagai hambatan, tantangan dan berbagai kekurangan. Namun berkat izin-Nya, akhirnya semua dapat di atasi dengan ketekunan, kerja keras serta bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak.

Alhamdulillahirabbilalamin penulis telah menyelesaikan skripsi melalui usaha keras ditengah hambatan dan keterbatasan, penulis mencoba melakukan yang terbaik untuk menyusun skripsi ini. skripsi ini berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan melaui Teknik Latihan Graphomotor Siswa pada

(8)

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas I SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang yang diharapkan mampu menjadi acuan peneliti selanjutnya.

Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang penuh kasih sayang telah berjuang, mengasuh, membesarkan, mendidik, mendokan serta membiyayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Kakak dan adik-adikku yang tersayang yang telah memberikan semangat, perhatian dan dukungan hingga akhir penyusunan skripsi ini serta keluarga besarku atas segalah keikhlasanya memberikan dukungan, pengorbanan, dan doa restunya demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan berbuah ibadah.

Penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak selama dalam proses penyelesaian proposal ini atas bantuannya baik bantuan material maupun moral. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan penghormatan serta ucapan terima kasih kepada Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd. pembimbing pertama dan Sri Rahayu, S.Pd.,M.Pd. sebagai pembimbing kedua yang sudah bersusah payah membimbing penulis dalam penyusunan proposal ini. Ucapan terima kasih kepada Aliem Bahri S.Pd.,M.Pd. ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai pelaksana tugas. Selain itu, terima kasih dan penghargaan kepada seluruh staf Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi. Penulis juga hanturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Sahabat-sahabatku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan motivasi dan masukan selama proses hingga selesainya

(9)

penelitian ini. serta keluarga besar PGSD. Hanya kepada Allah Swt. jualah penulis berdoa semoga segala bantuan, pengorbanan serta perhatiannya dapat bernilai disisi Allah Swt. dan mendapat pahala yang berlipat ganda.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Muda-mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi diri pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis Amin

Makassar, 1 Januari 2020 PENULIS

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv SURAT PERJANJIAN ... v MOTO ... vi PERSEMBAHAN ... vii ABSTRAK ... viii KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Alternatif Pemecahan Masalah... 7

3. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

(11)

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

B. Kerangka Pikir ... 33

C. Hipotesis Tindakan... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

C. Prosedur Penelitian ... 38

D. Instrument Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 46

G. Indikator Keberhasilan ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Kemampuan Awal Menulis Permulaan ... 51

B. Pelaksanaan PTK ... 55

C. Pembahasan ... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 100

A. Simpulan ... 100

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 96

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategorisasi Standar Keberhasilan Siswa ... 47

Tabel 2. Nilai Tes Pra Tindakan ... 51

Tabel 3. Data Observasi Kinerja Guru pada Siklus I ... 57

Tabel 4. Data observasi Partisipasi Siswa pada Siklus I ... 58

Tabel 5. Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Permulaan Pasca Tindakan Siklus I ... 60

Tabel 6. Data Observasi Kinerja Guru pada Siklus II ... 68

Tabel 7. Data observasi Partisipasi Siswa pada Siklus II ... 69

Tabel 8. Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Permulaan Pasca Tindakan Siklus II ... 70

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir ... 35 Gambar 2. Desain Penelitian ... 38 Gambar 3. Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Awal Menulis Permulaan ... 52 Gambar 4. Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Menulia Permulaan Pasca

Tindakan Siklus I ... 61 Gambar 5. Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Menulia Permulaan Pasca

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Teknik Latihan Graphomotor ... 97

Lampiran 2. Instrumen Tes ... 103

Lampiran 3. Pedoman Observasi Kinerja Guru ... 107

Lampiran 4. Pedoman Observasi Keaktifan Siswa ... 108

Lampiran 5. Hasil Tes Pra Tindakan ... 109

Lampiran 6. Hasil Tes Pasca Tindakan Siklus I ... 112

Lampiran 7. Hasil tes Pasca Tindakan Siklus II ... 115

Lampiran 8. Hasil Observasi Kinerja Guru ... 118

Lampiran 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa ... 121

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 124

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian ... 144

Lampiran 12. Surat Izin Penelitian ... 148

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupak hak setiap warga negara Indonesia. Hal ini diatur dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Menurut Mudyahardjo (2016: 11) pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Kualitas skil dan kemampuan seseorang sangat bergantung pada tingkat pendidikannya. Potensi terbesar dalam memajukan suatu negara baik dari segi ekonomi, industri, politik dan bidang-bidang lainya adalah pendidikan.

Pendidikan di sekolah memiliki kontribusi yang besar terhadap pembentukan kemampuan dan pengalaman manusia. Menurut Triwiyanto (2015: 75) fungsi sekolah yaitu mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Depertemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah

(16)

selama 9 (sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam program wajib belajar.

Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan formal mempunyai peran besar bagi keberlangsungan proses pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 17 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah”. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Bahasa Indonsia. Keterampilan berbahas memiliki beberapa aspek keterampilan. Haryadi dan Zamzami (1996/1997: 1) menyatakan bahwa dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia terdapat aspek yang perlu dikembangkan meliputi keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Keempat keterampilan tersebut sangan dibutuhkahkan disetiap mata pelajaran di sekolah terutama keterampilan menulis.

Menulis permulaan merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan pada tingkat sekolah dasar seperti membuat garis, menulis huruf, merangkai huruf menjadi kata dan kalimat dalam bentuk tulisan. Belajar menulis tidak langsung diperoleh secara alamiah melainkan melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang terus-menerus serta tidak hanya menghafal tulisanya saja. Kegiatan menulis permulaan merupakan tahapan pertama dari menulis serta sangat berpengaruh terhadap tingkat kemampuan menulis

(17)

berikutnya. Menurut Sabarti Akhaidah (1991: 82) kegiatan menulis permulaan ini dapat berupa persiapan menulis dengan melatih anak memegang pensil dan menggoreskannya di kertas, menulis huruf, merangkkai huruf menjadi kata dan merangkai kata menjadi kalimat. Keterampilan menulis akan berkembang apabila di berikan pembelajaran yang menarik dan bervariasi.

Pembelajaran yang menarik dan bervariasi membuat anak bersemangat dan antusias dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Disini peranan guru sangat diperlukan sebagai demonstrator, pengelolah kelas, fasilitator dan evaluator dalam proses belajar mengajar. Guru untuk menciptakan situasi kelas yang semangat bergairah dapat menggunakan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak, salah satunya seperti menggunakan teknik yang disukai oleh siswa. Teknik yang digunakan selain mudah untuk dipahami juga harus memiliki daya tarik untuk anak.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siswas kelas I SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang ditemukan beberapa permasalahan pada pembelajaran menulis permulaan siswa. Ada 8 dari 20 siswa mengalami kekakuan dalam memegang alat tulis. Sehingga kesulitan dalam membentuk polah huruf yang benar. Huruf yang dibentuk tidak sempurna dan tidak jelas. 3 diantara siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menuliskan huruf yang memiliki pola hampir sama misalnya: huruf “S” dengan huruf “Z”, huruf “M” dengan huruf “W”, huruf “p” dengang huruf “q” dan huruf “b” dengan huruf “d”. Bahkan ada 1 siswa yang menulis huruf dengan terbalik. Dengan permasalahan ini tulisan siswa akan sulit dipahamai

(18)

dan tidak bisa dibaca. Hal ini mungkin dikarenakan rendahnya kemampuan motorik halus pada beberapa siswa.

Metode pembelajaran menulis yang digunakan kurang bervariasi sehingga menyebabkan anak kurang termotivasi dan kurang antusias dalam belajar. Selama ini proses pembelajaran menulis yang dilakukan yaitu dengan menulikan huruf atau kalimat sederhana dipapan tulis kemudian meminta siswa untuk menuliskannya di buku tugas. Belum adanya metode lain yang lebih menarik untuk digunakan. Sehingga diperlukan metode yang lebih bervariasi dan memiliki daya tarik untuk dipelajari.

Setelah mengkaji beberapa permasalahan yang timbul, dapat ditekankan bahwa kemampuan menulis anak perlu dilakukan penanganan. Terdapat beberapa cara dalam menangani masalah menulis permulaan, termasuk dari segi teknik yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti memberikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis menulis pwermulaan dengan menggunakan teknik latihan graphomotor. Berdasarkan pendapat Suzanne Naville dalam Ferry Ibrahim (2013: 19) Graphomotor adalah aktivitas atau gerakan-gerakan dari pergelangan lengan tangan kejari-jari dalam kaitannya untuk kepentingan menulis.

Teknik latihan graphomotor yang digunakan pada penelitian ini diharapkan dapat mempermudah untuk mengasah kemampuan menulis secara baik. Menurut Glenda Thorne (2006: 3) Komponen-komponen dalam graphomotor seperti: (1) persepsi visual, (2) memori visual, (3) urutan memori visual, (4) motorik halus dan (5) proprioseptif. Keuntungan dalam latihan ini

(19)

yaitu lebih banyak variasi latihan yang digunakan sehingga dapat menarik perhatian subjek untuk belajar menulis permulaan.

Penelitian menggunakan teknik latihan graphomotor telah banyak dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan. Salah satunya adalah penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Ferry Ibrahim Arif (2013) dengan judul “Penerapan Latihan Graphomotor dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Anakan Celebral Palsy di SLBD YPAC Bandung. Hasil penelitian ini memberikan peningkatan positif bagi anak Cerebral Palsy untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan hal ini ditunjukan dengan adanya perubahan subjek mulai dari kondisi skor cukup rendah sampai akhirnya perlahan meningkat terus menerus dibandingkan sebelumnya. Penelitian yang serupa dilakukan oleh Dhian Ameli Subadri (2016) dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan melalui Teknik Latihan Graphomotor pada Anak Celebral Palsy di Sekolah Luar Biasa Daya Ananda. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa teknik latihan graphomotor dapat meningkatkan kemampuan menulis permulan pada anak celebral palsy. Peningkatan menulis permulaan ini dapat dilihat dari hasil nilai siswa yang sebelumnya tidak memenuhi KKM setelah diberikan tindakan meningkat dengan kriteria sangat baik dan telah mencapai KKM.

Berdasarkan uraian diatas kiranya perlu diadakan penelitian sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar utamanya keterampilan menulis permulaan pada bahasa Indonesia. Meningat banyaknya masalah dan materi

(20)

yang ada serta keterbatasan peneliti, maka peneliti membatasimasalah dan memilih judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan melalui Teknik Latihan Graphomotor Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang”.

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka sejumlah masalah permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Siswa mengalami kekakuan dalam memegang alat tulis. b. Tulisan yang dibuat siswa tidak sempurna dan tidak jelas.

c. Siswa kesulitan dalam membedakan dan menuliskan pola huruf yang hampir sama.

d. Ada siswa yang menulis pola huruf dengan terbalik.

e. Teknik pembelajaran yang digunakan selama ini masih banyak memiliki keterbatasan sehingga, perlu adanya teknik latihan yang bervariasi agar anak lebih antusias ketika proses pembelajaran menulis. f. Anak merasa jenuh dengan latihan menulis yang hanya mengikuti pola

yang dituliskan di papan tulis.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Dengan melihat akar permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka untuk memecahkan masalah tentang rendahnya hasil belajar menulis

(21)

permulaan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang, penulis menerapkan teknik latihan graphomotor.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis permulaan dengan menggunakan teknik latihan graphomotor siswa pada kelas I SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan melalui teknik latihan graphomotor pada siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keberagaman sumber informasi yang dapat memperkaya konsep atau teori yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan yang berkait dengan peningkatan kemampuan menulis permulaan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

(22)

Memberikan suatu alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada siswa dengan menggunakan latihan graphomotor

b. Bagi siswa

Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan peningkatan kemampuan menulis permulaan pada siswa. Penelitian ini dapat membantu siswa mengurangi hambatan-hambatan yang menyebabkan prestasi menulis permulaan rendah, sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

c. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pendidikan dasar atau sekolah dasar merupakan momentum awal bagi anak untuk meningkatkan kemampuan dirinya. “Dari bangku sekolah dasarlah merekamendapatkan imunitas belajar yang kemudian menjadi kebiasan-kebiasan yang akan merekalakukan di kemudia hari.

Salah satu keterampilan yang di harapkan dimiliki oleh murid di sekolah dasar adalah keterampilan berbahasa yang baik, karena bahasa merupakan modal terpenting bagi manusia. Menurut Djamarah (2011: 46) bahwa sebagai alat yang penting bahasa, bahasa memiliki fungsi yang signifikanbagi manusia (1) bahasa sebagai pembangkit dan pembangun perhubungan yang memperluaspikiran seseorang sehingga kehidupan mental seorang individu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mental kelompok; (2) bahasa sebagai sarana yang mempengaruhi kepribadian. Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak terlepas dari empat keterampilan yaitu, menyimak, membaca, berbicara. Dan menulis. keekmpat aspektersebut saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Bagaiamana seorang anak akan bisa menceritakan sesuatu setelah ia membaca ataupun setelah mendengarkan, begitupun dengan menulis.

(24)

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 bab 1 pasal 1ayat 20 tentang sistem pendidikan nasional, menjelasakn bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar padasuatu lingkungan belajar. Yamin (2015: 6) Mengatakan bahwa belajar adalah upaya meningkatkan kualitas hidup dan menoptimalkan pembangunan kualitas manusia yang bisa membawa harapan perbaikan kedepan.

Bahasa adalah sebuah kebutuhan karena tanpa bahasa seseorang tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang digunakan oleh manyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia itu sendiri. Dalam pemeblajaran di kelas guru mengajarkan Bahasa Indonesia sesuai dengan tuntutankurikulum yang telah ditentukan. salah satu fungsi pengajar adalah penggerak terrjadinya proses belajar mengajar. Sebagai penggerak, pengajar harus memenuhi beberapa kriteria yang menyatu dalam diri pengajar agar dapat menunjukan profesionalnya dalam membentuk rancangna pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada kualitas penilaiannya.

Menurut peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Penddikan dijelaskan bahwa seorang pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, yakni (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi sosial, (c) kompetensi kepribadian dan (d) kompetensi profesional.

(25)

a. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum tertuju pada pengembangan aspek fungsional bahasa, yaitu peningkatan kompetensi Bahasa Indonesia. Ketika kompetensi bahasa yang menjadi sasaran, para guru akan befokus pada empat aspek berbahasa, yakni menyimak, membaca, bebicaradan menulis.

Dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004: 3) dinyatakan bahwa standar kompetensi Bahasa dan Sasrtra Indonesia beriorentasi pada hakikat pembelajaran bahasa,yaitu berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaa. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan murid untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis. Mengacu pada penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.

b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dinyatakan dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004: 6) adalah sebagai berikut:

(26)

1. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa dan saastra Inodesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara;

2. Siswa memahami bahasa dan sastra Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk macam-macam tujuan, keperluan dan keadaan;

3. Siswa memiliki kemampuan bahasa dan sastra Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial;

4. Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa (berbicara dan menulis);

5. Siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pebgetahuan dan kemampian berbahasa;

6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual Indonesia.

Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Komunikasi yang dimaksud ialah suatu proses menyampaikan maksud kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Komunikasi bisa berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan dan penyampaian informasi suatu peristiwa. Hal itu disampaikan dalam aspek kebahasan berupa kata, kalimat, paragraf atau praraton, ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intinasi, nada, tekanan dan tempo) dalam bahasa lisan.

(27)

c. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 1. Pembelajaran Bahasa Menyeluruh (Whole Language Approach)

Whole Language Approach adalah suatu pedekatan

terhadap pembelajaran bahasa secara utuh. Artinya, dalam pengajaran bahasa kita mengajarkan secara kontekstual, logis, kronologis dan komunikatif serta mengunakan setting yang riil dan bermakna. Pendekatan Whole Language Approach terdapat hubungan yang interaktif antara yang mendengarkan dan yang berbicara, antara yang membaca dan menulis. belajar bahasa harus terintegrasi ke dalam bahan terpisah dari semua aspek kurikulum. Artinya, pembelajaran bahasa yang terpadu dengan perkembangan motorik, sosial, emosional dan kognitif juga pengalaman anak. 2. Pembelajaran Keterampilan Proses

Pembelajaran keterampilan proses adalah pembelajaran dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan sehingga siswa mampu menemukan dang mnengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkembangkan sikap dang nilai.

Langkah-langkah kegiatan keterampilan proses diantaranya mengobservasi atau mengamati, termauk di dalamnya menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang atau waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen,

(28)

mengendalikan variabel, menginterpretasikan atau meafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, menerapkan dan mengkomunikasikan.

3. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) PAKEM adalah pembelajaran yang menciptakan variasi kondisi eksternal dan internal dengan melibatkan siswa secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga pembelajaran lebih bermakna. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban baik untuk guru maupun siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan guru harus mampu merencanakan pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih strategi yang dapat melibatkan murid secara langsung dan optomal.

4. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural adalah sistem pembelajaran yang menekankan pada kemampuan memahami tata atau struktur kebahasaan daripada kopetensi penggunaannya. Kelebihan pendekatan struktural, yaitu siswa mengetahui tata dan struktur kebahasaan. Kekurangan pendekatan struktural, yaitu siswa kurang memahami penggunaan struktural kebahasaan itu dalam kehidupan sehari-hari (tidak mengetahui pengimplementasiannya dalam kehidupan).

(29)

d. Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 1. Prinsip Fungsional

Pembelajaran bahasa Indonesia yang berprinsip fungsional pada hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran yang komunikatif. Dalam pelaksanaan adalah melatih murid menggunakan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan.

2. Prinsip Kontekstual

Pemebelajaran bahasa yang berprinsif kontekstual adalah pelajaran yang mengaitkan materi yang diajarkan di dunia nyata. Prinsip pembelajaran kontekstual ini mencakup tujuh komponen yaitu: kontruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan dan penilaian sebenarnya.

3. Prinsip Apresiatif

Pembalajaran bahasa Indonesia yang berperinsif apresiatiflebih ditekankan pada pembelajaran sastra. Hal ini mengandung arti bahwa pembelajaran yang digunakan adalah menyenangkan.

4. Prinsif Humanisme, Rekontruksional dan Progresifisme

Manusia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam memahami sesuatu. Implikasi wawasan ini terhadap kegiatan pengajaran Bahasa Indonesia adalah a) guru bukan merupakan satu-satunya sumber informsi, b) siswa disikapi sebagai subjek

(30)

belajar yang secara kreatif mampu menemukan pemahaman sendiri, c) dalam proses belajar mengajar guru lebih banyak bertindak sebagai model, teman, pendamping, motivator, fasilitator, dan aktor yang bertindak sebagai pembelajar.

Perilaku manusia dilandasi motif dan minat tertentu. Implikasi dari wawasan tersebut dalam kegiatan pengajaran bahasa Indonesia adalah a) isi pembelajaran harus memiliki kegunaan bagi pelajar yang aktual, b) dalam kegiatan belajarnya siswa harus menyadari manfaat penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupannya, c) isi pembelajaran harus sesuai dengan tingkat perkembangan, pengalaman dan pengetahuan pembelajaran.

Manusia selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Implikasi wawasan dalam kegiatan pengajaran bahasa Indonesia, a) layanan pembelajaran selain bersifat klasikal dan kelompok juga bersifat individual, b) pembelajaran selain ada yang dapat menguasai materipembelajaran secara cepat jugaada yang lambat, dan c) pembelajaran perlu disikapi dengan subyek yang unik, baik menyangkut proses merasa, berfikir dan karakteristik individual sebagai hasil bentukan lingkungan, keluarga, teman bermain, maupun lingkungan kehidupan sosial manyarakat.

2. Kemampuan Menulis Permulaan a. Hakikat menulis

(31)

Menulis merupakan salah satu dari empat komponen dalam keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dikembangkan karena akan mendukung perkembangan aspek akademik selanjutkan p ada anak. menulis adalah bekal utama yang harus dimiliki anak untuk belajar pada tahap selanjutnya. Menulis juga merupakan cara untuk melakukan komunikasi sehari-hari. Dengan menulis, siswa mampu untuk fokus pada keakuratan penggunaan bahasa.

Menulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menurut Hendry Guntur Tarigan (dalam Purwanto, 2000: 22) menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Tadkiroatun Musfiroh (2009: 6) yang mengemukakan bahwa “Bahasa tulis diartikan sebagai bentuk komunikasi yang didasarkan pada sistem simbol tertentu, sejajar dengan bahasa lisan dan bahasa isyarat”. Menulis merupakan proses pembelajaran yang dapat membantu siswa berpikir secara kronologis yaitu merealisasikan dan mengaitkan ide-ide yang dimilikinya melalui proses pembelajaran.

Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh ahli di atas, maka penulis menegaskan bahwa kemampuan menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap orang.

(32)

b. Tahap-tahap perkembangan menulis

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2009: 6) tahapan-tahapan perkembangan menulis anak adalah tahap mencoret dan menggores, pengulangan linear, huruf acak, menulis fonetik, eja transisi, dan eja konvensional. Adapun dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tahap mencoret dan menggores (scrible stage)

Pada tahap ini anak mulai membuat coretan. Bagi anak, coretan itu adalah sebuah tulisan yang bermakna. Pada tahap ini, tulisan guru dan orang tua sangat dibutuhkan sebagai model menulis bagi anak.

2) Tahap pengulangan linear (linear repetitive stage)

Tahap ini anak “menulis dengan bentuk linear dan menangkap kesan bahwa kata-kata ada yang berbentuk panjang, dan ada pula yang pendek. “kata-kata” itu diwujudkan dalam garis bergelombang panjang atau pendek. Pada tahap ini anak membutuhkan dukungan, sehingga garis-garis bergelombang itu mudah membentuk huruf-huruf.

3) Tahap huruf acak (random letter stage)

Pada tahap ini anak mulai menuliskan huruf-huruf yang walaupun bukan kata-kata yang konvensional, tetapi bagi mereka adalah kata-kata.

(33)

Pada tahap ini, anak mulai menghubungkan bentuk tulisan dengan bunyinya. Tahap ini disebut menulis nama huruf karena anak menuliskan huruf-huruf yang nama dan bunyinya sama. 6. Tahap eja transisi (transitional spelling stage)

Pada tahap ini anak mulai belajar tentang sistem tulisan, yaitu bahasa tulis yang konvensional. Mereka mulai melafalkan huruf-huruf dalam rangkaian kata secara konvensional.

7. Tahap eja konvensional (conventional spelling stage) Pada tahap ini anak dapat menulisdengan bentuk yang

konfensional. Kata mendung , misalnya ditulis “mendunng”dan bukan “mendong”.

c. Pengertian menulis permulaan

Menulis permulaan merupakan tahap awal menguasai kemampuan menulis lanjut dan merupakan prasyarat anak untuk belajar tahap berikutnya (Mumpuniarti, 2007: 108). Kemampuan menulis permulaan merupakan keterampilan awal yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar. Apabila pembelajaran menulis permulaan tersebut baik dan kuat, maka diharapkan hasil pengembangan dari keterampilan menulis selanjutnya akan menjadi baik pula.

Menulis permulaan merupakan kegiatan yang membutuhkan kematangan untuk membentuk atau membuat huruf, di samping mengenal apa yang dilambangkan oleh huruf tersebut (I.G.A.K. Wardani, 1995:

(34)

58-59). Pembelajaran menulis permulaan difokuskan pada penulisan huruf, penulisan kata, penulisan kalimat sederhana dan penulisan tanda baca.

Pada menulis permulaan, penekanan tujuannya adalah mampu menulis dengan terang, jelas, teliti dan mudah dibaca (Sabarti Akhdiah, dkk. 1991: 75). Kemampuan ini tidak diperoleh secara alamiah. Pada tahap permulaan, kemampuan ini memerlukan proses belajar. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi, siswa harus berlatih cara memegang alat tulis serta mengarahkan tangannya dengan memperhatikan tulisannya.

Dari pengertian beberapa ahli dapat ditegaskan bahwa, menulis permulaan diartikan sebagai kemampuan yang harus dikuasai oleh anak melalui lambang grafis (tulisan) yang akan dirangkai menjadi suatu kata atau kalimat untuk bisa mengembangkan keterampilan menulis selanjutnya.

d. Teknik pengajaran menulis permulaan

Teknik strategi pengajaran menulis permulaan menurut Purwanto (2000: 25) antara lain adalah sebagai berikut mengeblat, menghubungkan titik-titik, menyalin, dan dikte. Adapun dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengeblat

Pengajaran mengeblat adalah menirukan atau menebalkan suatu tulisan yang telah ada. Pengajaran mengeblat ini dimaksudkan untuk melatih gerakan jari-jari siswa dalam menulis suatu tulisan. Langkah-langkah pengerjaannya adalah guru

(35)

membagikan kertas yang bertuliskan beberapa kata atau huruf dengan tulisan tipis. Selanjutnya siswa diinstruksikan untuk menebalkan tulisan tersebut. dalam hal ini, guru hendaknya memperhatikan cara siswa ketika memegang pensil, sikap duduk dan proses penulisan. Guru hendaknya juga memberikan dorongan dan bimbingan kepada siswa.

2. Menghubungkan titik-titik

Untuk melatih siswa menulis permulaan dapat juga dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk huruf atau tulisan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih jari-jari siswa dalam menuliskan suatu tulisan.

3. Menyalin

Apabila siswa dianggap guru telah terlatih dalam mengkoordinasikan mata, ingatan dan jari-jarinya. Langkah selanjutnya adalah menyalin tulisan. Tulisan yang disalin tersebut dapat berupa hasil yang terdapat dalam buku pelajaran atau tulisan guru di papan tulis.

4. Dikte

Dikte adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan agar apa yang dilisankan oleh guru ditulis oleh siswa. Dikte dalam pembelajaran menulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

(36)

hal-hal yang telah dipelajari siswa sungguh-sungguh sudah melekat pada pola ingatannya atau belum.

5. Melengkapi

Untuk melatih siswa menulis permulaan dapat juga dengan malakukan latihan melengkapi. Latihan melengkapi yaitu melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, kata, atau kata) yang sengaja dihilangkan. Teknik ini akan melatih inngatan anak dalam menuliskan huruf.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis permulaan

Adapun faktor-faktor yang memepengaruhi kemampuan menulis menurut Slameto (2003:53) adalah faktor intern dan faktor ekstern :

1. Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri)

a. Faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Anak yang mengalami hambatan dalam motoriknya akan menyebabkan ia kesulitan untuk menggerakkan tangan ketika menulis.

b. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesepian.

(37)

a. Faktor keluarga yaitu berupa cara orang tua membimbing serta cara memberi dukungan dan perhatian terhadap kesulitan yang dialami oleh anak.

b. Faktor sekolah yaitu berupa metode pembelajaran yang diterapkan, kurikulum yang digunakan dan alat yang mendukung dalam proses pelaksanaan pembelajaran menulis. Menurut Mulyono Abdurahman (2003: 227-228) faktor yang mempengaruhi menulis permulaan adalah :

1. Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan kesulitan dalam menulis diantaranya yaitu hasil tulisan tidak jelas, terputus-putus, dan tidak mengikuti garis buku.

2. Anak yang perhatiannya mudah teralih akan menghambat kegiatannya. Salah satunya yaitu pada saat menulis.

3. Anak yang terganggu persepsinya dapat menyebabkan kesulitan dalam menulis karena visualnya terganggu sehingga anak akan mengalami gangguan dalam membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir sama. Seperti /d/ dan /p/, /m/ dan /w/.

4. Gangguan memori menyebabkan anak tidak mampu mengingat sesuatu yang akan ditulis seperti mengingat huruf atau kata. 5. Penggunaan tangan yang dominan

Penggunaan tangan yang dominan yang dimaksud adalah kecenderungan menggunakan salah satu tangan yaitu tangan kiri atau tangan kanan dalam melakukan aktivitas sehari-harinya.

(38)

f. Bentuk-bentuk kesulitan menulis permulaan

Bentuk-bentuk kesulitan menulis setiap individu akan berbeda-beda, untuk merangkai huruf-huruf menjadi sebuah kata kemudian kalimat secara benar membutuhkan kemampuan menulis yang baik. beberapa anak mungkin mengalami kesulitan dalam belajar menulis permulaan. Adapun bentuk-bentuk kesulitan menulis permulaan menurut I.G.A.K. Wardani (1995: 59) adalah sebagai berikut :

1. Bentuk huruf tidak sempurna dan kacau

Tulisan tangan seseorang memang berbeda-beda, ada yang bagus, rapi, mudah dibaca, tetapi ada juga yang seperti cakar ayam sehingga sukar dibaca. Di samping bentuk hurufnya yang tidak sempurna, sering terjadi kekacauan bentuk huruf.

2. Kesulitan atau salah ejaan

Salah ejaan merupakan perncerminan dari kesulitan merangkaikan huruf menjadi kata. Kesalahan ini misalnya dapat dijumpai pada penulisan suku kata tertutup, seperti:

Pergi ditulis pegi Bermain ditulis bemain

Selain itu, kesalahan ejaan juga dapat dijumpai dalam bentuk kekacauan letak huruf, sehingga tulisan ini sukar dibaca. Misalnya:

(39)

Kelapa ditulis kelpa

Pendapat lain tentang bentuk-bentuk kesulitan belajar pada anak dikemukakan oleh Munawif Yusuf (2005: 181-182) antara lain sebagai berikut:

1. Terlalu lambat dalam menulis

2. Salah arah pada penulisan huruf dan angka 3. Terlalu miring

4. Jarak antar huruf tidak konsisten 5. Tulisan kotor

6. Tidak tepat dalam mengikuti garis horizontal 7. Bentuk huruf atau angka tidak terbaca

8. Tekanan pensil tidak tepat

9. Ukuran tulisan terlalu besar atau kecil 10.Bentuk terbalik

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa kesulitan menulis yang muncul pada anak dapat diatasi sejak dini dengan memberikan latihan-latihan menulis yang tepat sesuai dengan kesiapan anak dalam melakukan aktivitas menulis.

3. Kriteria Penilaian Menulis Permulaan

Berikut penjabaran kriteria penilaian menulis permulaan pada penelitian ini yang terdiri dari dua aspek yang di ukur yaitu : aspek yang pertama, siswa mampu menghubungkan titik-titik sesuai pola huruf abjad

(40)

besar, huruf abjad kecil, suku kata, kata dan kalimat sederhana yang berupa titik-titik dilembar tugas dan aspek yang kedua, siswa mampu menyalin hruruf besar, huruf kecil, suku kata, kata dan kalimat sederhana di le,bar tugas.

Setiap indikator akan mendapatkan skor 4 apabila siswa mampu menegrjakan tes dengan benar dan tanpa bantuan dari guru. Skor 3 apabila siswa mampu menerjakan tes dengan benar namun dengan sedikit bantuan dari guru secara verbal (ucapan) dan non verbal (tindakan). Skor 2 apabila siswa mampu menerjakan tes dengan benar namun banyak dengan bantuan dari guru baik secara verbal (ucapan) dan non verbal (tidakan). Skor 1 apabila siswa tidak mampu menerjakan tiap butir tes dengan benar.

4. Kajian Tentang Teknik Latihan Graphomotor a. Pengertian Teknik Latihan Graphomotor

Secara harfiah graphomotor terdiri dari dua komponen yakni

grapho dan motor. “grapho” artinya lengan dan “motor” artinya

pergerakan. Jadi graphomotor adalah aktivitas atau gerakan-gerakan dari pergelangan lengan ke jari-jari dalam kaitannya untuk kepentingan menulis. Oleh karena itu, graphomotor adalah teknik latihan yang digunakan untuk mengatasi kesulitan menulis.

Keterampilan graphomotor dimulai sejak anak berada di sekolah dasar. Ketika bermain, anak menggunakan gerakan gerakan tangan untuk melakukan suatu kegiatan. Contohnya seperti melukis, menggambar,

(41)

menulis dan sebagainya. Hal ini sependapat dengan Kuzeva (2015: 1) yang menyatakan bahwa: “A notable leap in the development of graphomotor skills is typically noted in the firstand subsequent elementary school grades. Studies of graphomotor activity in children between the first and third grades show that normally children’s writing skills become more rhythmic and smooth and their graphomotor movements become more pronounced as they grow older.”

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan graphomotor ketika anak berada pada tingkatan sekolah dasar. Aktivitas graphomotor telah terlihat pada kelas 1 sampai 3 yang menunjukkan bahwa keterampilan menulis anak menjadi lebih ritmis dan halus, serta gerakan pergelangan dan jari-jari tangan menjadi lebih jelas. Hal tersebut akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan anak.

b. Komponen-komponen Graphomotor

Komponen-komponen graphomotor menurut Glenda Thorne (2006: 3-10) dibagi menjadi kemampuan persepsi visual, memori visual, urutan memori visual, motorik halus, dan proprioseptif. Berikut akan dijelaskan masing-masing dari komponen tersebut :

1. Kemampuan persepsi visual

Persepsi visual adalah kemampuan otak seseorang dalam dalam menginterpretasikan input visual. Jika persepsi anak kurang baik, anak akan kesulitan dalam membaca dan menulis khususnya huruf-huruf yang bentuknya hampir sama.

(42)

2. Memori visual

Memori visual adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali karakteristik dari suatu bentuk yang sebelumnya dilihat. Kemampuan ini diperlukan ketika mencatat atau menyalin.

3. Urutan memori visual

Urutan memori visual adalah kemampuan seseorang untuk mengingat secara langsung bentuk-bentuk yang baru saja dilihatnya.

4. Motorik halus

Motorik halus adalah kemampuan seseorang dalam melakukan segala aktivitas yang menggunakan otot-otot kecil. Contohnya seperti menulis.

5. Proprioseptif

Proprioseptif adalah alat indra yang terletak pada otot-otot dan persendian. Indra ini akan memberikan informasi pada otak mengenai posisi-posisi dalam tubuh kita. Dengan proprioseptif yang baik maka anak akan dapat duduk dengan rapi saat memperhatikan guru atau papan tulis, fungsi ini juga berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengontrol kekuatan tangan saat menulis agar tulisan tidak terlampau lemah.

(43)

Bentuk teknik latihan graphomotor yang digunakan yaitu :

1. Latihan menarik garis horizontal (dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri)

2. Latihan menarik garis vertikal (dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas)

3. Latihan menarik garis miring (mulai dari satu arah hingga ke berbagai arah dengan banyak garis)

4. Latihan menarik garis gelombang (mulai dari satu garis gelombang pendek hingga ke garis gelombang berliku-liku)

5. Latihan menarik garis dengan membentuk gambar geometri (lingkaran, segitiga, persegi dan oval hingga ke bentuk objek benda.

6. Latihan menarik garis secara keseluruhan dengan bentuk yang lebih rumit.

d. Langkah-langkah pelaksanaan teknik latihan graphomotor dalam pengajaran menulis permulaan

1. Tahap persiapan :

a. Guru menyiapkan sarana prasarana yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

b. Guru mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik.

(44)

d. Guru mengenalkan teknik latihan graphomotor. 2. Tahap inti :

a. Guru melaksanakan pembelajaran menggunakan teknik latihan graphomotor.

b. Guru membimbing siswa untuk membuat garis sederhana seperti garis horizontal dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri.

c. Guru membimbing siswa untuk membuat garis sederhana seperti garis vertikal dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah. d. Guru membimbing siswa untuk membuat garis miring.

e. Guru membimbing siswa untuk membuat bentuk lingkaran dengan berbagai ukuran mulai dari yang kecil hingga besar. f. Guru membimbing siswa untuk membuat bentuk-bentuk

geometri seperti segitiga, persegi, persegi panjang.

g. Guru membimbing siswa untuk menghubungkan garis putus-putus sehingga membentuk pola-pola sederhana, seperti pola ikan, rumah dan lain-lain.

h. Guru membimbing siswa untuk menuliskan huruf abjad

i. Guru membimbing siswa untuk menuliskan suku kata dan satu kata acak.

j. Guru membimbing siswa untuk menuliskan satu kalimat sederhana.

(45)

k. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal tentang menulis permulaan.

3. Tahap evaluasi :

Guru menilai hasil belajar dengan menggunakan teknik latihan graphomotor dan membandingkan dengan hasil sebelumnya.

e. Kelebihan teknik latihan graphomotor

Kelebihan teknik latihan graphomotor yang akan digunakan antara lain: sederhana, praktis, mudah dimodifikasi atau disesuaikan dengan kesukaan anak, dan dalam penyampaiannya mudah untuk dipahami oleh anak (kuzeva dalam Ferry Ibrahim, 2013: 22). Salah satu yang menghambat anak dalam meningkatkan kemampuan menulis adalah adanya kekakuan. Teknik latihan graphomotor yang akan digunakan ini melibatkan koordinasi mata dan tangan sehingga cocok untuk melatih anak untuk mengembangkan kemampuan anak dalam melakukan kegiatan menulis.

5. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian menggunakan teknik latihan graphomotor telah banyak dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan. Salah satunya adalah penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Ferry Ibrahim Arief (2013) dengan judul “Penerapan Latihan Graphomotor dalam

(46)

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy di SLB D YPAC Bandung”. Jenis penelitian yang digunakan adalah Single Subjek Research (SSR). Penelitian dilakukan selama 10 sesi secara berturut-turut.

Hasil penelitian dengan menggunakan teknik latihan graphomotor ini memberikan peningkatan positif bagi anak cerebral palsy untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan mulai dari kondisi baseline-1 subjek yang mendapatkan skor cukup rendah sampai akhirnya melalui intervensi yang diberikan skor yang didapatkan subjek perlahan meningkat terus menerus dibandingkan sebelumnya. Penelitian Ferry Ibrahim tersebut secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh latihan graphomotor terhadap kemampuan menulis huruf vokal (a, i, u, e, o) dan huruf bilabial (b, m, p) anak cerebral palsy.

B. Kerangka Pikir

Menurut Sugiyono, (2016: 91) kerangka pikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis peraturan antara variabelyang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih biasanya dirumuskan hipotesis yang bebentuk komparasi maupun hubungan.

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyususn kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Menurut Sugiyono, (2016: 92) kriteria utama agar suatu kerangka

(47)

pemikiran bisa menyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Kemampuan menulis anak masih rendah sebab anak belum mampu mneulis huruf dengan baik. Akibatnya, ketika menulis memerlukan waktu yang lama. Hal ini didukung oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi selama proses pembelajaran menulis. oleh sebab itu, perlunya metode pembelajaran yang lebih variatif untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa agar tidak mengalami masalah pada tahap menulis selanjutnya.

Melihat situasi tersebut maka perlu dilakukan pemecahan masalah yang bersangkutan dengan motorik siswa. Dalam hal ini, fokus masalah yang diteliti yaitu pada hambatan motorik halus tepatnyadalam kegiatan menulis. Pada penelitian ini peneliti memilih teknik latihan graphomotoruntuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Teknik latihan graphomotor memiliki banyak variasi latihan yang menarik dan disukai oleh siswa. Melalui teknik latihan graphomotor dimungkinkan dapat melatih gerakan-gerakan otot-otot pergelangan tangan dan jari-jemari menjadi lebih lentur sehingga mengurangi kekakuan yang dialami oleh siswa agar tulisan anak menjadi lebih rapi dan jelas untuk dibaca.

Penerapan latihan graphomotor dalam belajar menulis permulaan dilakukan secara intensif melalui bimbingan pada siswa, sehingga kesulitan

(48)

siswa dapat ditangani dengan baik. Alur kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kondisi akhir Hasil belajar meningkat Kondisi Awal Guru - Teknik yang digunakan kurang bervariasi Murid - Kurang antusias dan bersemangat dalam memgikuti pembelajaran menulis permulaan Proses tindakan Pembelajaran menulis permulaan di kelas 1 SD

Siklus I dan siklus II Penerapan teknik latihan graphomotor Menghubungkan titik-titik Menyalin Guru - Teknik yang digunakan lebih bervariasi Murid - Siswa menunjukan sikap antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis permulaan

(49)

Gambar 2.1 bagan kerangka pikir C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan bahwa “Teknik latihan graphomotor dapat meningkatkan kemampuan menilis permulaan siswa kelas I SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang”.

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (class room action research). Wina Sanjaya (2009: 20) mengemukakan penelitian tinakan kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Pendapat lain tentang pengertian penelitian tindakan kelas dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 4) penelitian tindakan kelas adalah pemberian tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

Bentuk PTK yang dipilih adalah bentuk kolaborasi antara guru dan peneliti dimana guru kelas yang melakukan tindakan dan peneliti sebagai pengama (artisipant), hal ini dimaksud agar penelitian bersifat objektif. Pelaksanaan penelitian ini melalui proses pengkajian bersama yang terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Daur PTK ditujukan sebagai perubahan atas hasil refleksi tindakan sebelumnya yang dianggap belum berhasil, maka masalah tersebut dipecahkan kembali dengan mengikuti daur sebelumnya. Berikut gambar model penelitian yang akan diterpapkan pada penelitian ini :

(51)

Gambar 3.1 Desain Penelitian model Kemmis dan Mc Taggart

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian ini berada di SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Peneliti memilih sekolah ini sebagai tempat meneliti disamping karena sekolah ini adalah sekolah yang memiliki kesan juga karena peneliti telah mengenal banyak guru-guru pada sekolah tersebut. Hal ini di karenakan peneliti menyelesaikan sekolah dasarnya di sekolah ini sehingga peneliti banyak tahu tentang sekolah tersebut. Dengan demikian diharapkan penelitian ini bisa berjalan lancar.

(52)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas 1 SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang serta proses kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis permulaan, berupa teknik, situasi belajar dan kondisi siswa. Jumlah siswa yang berada di kelas 1 (satu) ini adalah 20 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Desain peneltian ini mengacu kepada model penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara bersiklus dimana apabila siklus yang pertama belum berhasil maka akan di lakukan siklus yang kedua dan siklus selanjutnya apabila masih diperlukan. Setiap siklus dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Namun sebelum melakukan siklus terlebuh dahulu dilakukan tes pra tindakan. Berikut dipaparkan siklus yang akan dilaksanakan:

Siklus I

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut

(53)

a. Mendiskusikan pelaksanaan teknik latihan graphomotor pada menulis permulaan yang akan diajarkan pada proses tindakan dengan guru kelas

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan teknik graphomotor.

c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi proses belajar mengajar di kelas pada saat teknik graphomotor diterapkan dalam menulis permulaan.

d. Menyiapkan tes kemampuan menulis permulaan pra tindakan dan pasca tindakan latihan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis permulaan melalui teknik latihan graphomotor.

2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama:

a. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yakni menulis permulaan dengan menggunakan teknik latihan graphomotor

b. Guru menjelaskan tentang cara memegang alat tulis serta teknik menulis yang baik dan benar

c. Guru memberikan contoh latihan teknik graphomotor yakni latihan menarik garis horisontal, vertikal dan garis miring dari segala arah.

(54)

d. Siswa diarahkan untuk menirukan contoh dan guru membimbing secara klasikal

e. Guru memberikan contoh menghubungkan titik-titik sesui pola kemudiaan meminta siswa menirukanya

f. Guru memberikan tes kemampuan menghubungkan titik-titik sesuai pola (huruf abjad kapital, huruf abjad kecil, suku kata, kata dan kalimat sederhana)

g. Guru melakukan refleksi kegiatan dengan cara mengungkapkan perasaan dan pendapatnya

h. Guru bersama siswa membuat kesimpulan rangkuman hasil belajar yang telah dilakukan.

Pertemuan kedua:

a. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaranyang akan dilaksanakan yakni menulis permulaan dengan menggunakan teknik latihan graphomotor.

b. Guru menjelaskan tentang cara memegang alat tulis serta teknik menulis yang baik dan benar.

c. Guru memberikan contoh latihan teknik graphomotor yakni latihan menarik garis secara bergelombang dari satu gelombang sampai gelombang berliku-liku.

d. Siswa diarahkan untuk menirukan contoh dan guru membimbing secara klasikal.

(55)

e. Guru memberikan contoh menyalin huruf besar, huruf kecil dan suku kata kemudian mengarahkan siswa untuk mengikutinya.

f. Guru memberikan tes kemampuan menulis permulaan dengan menyalin huruf besar, huruf kecil dan suku kata.

g. Guru melakukan refleksi kegiatan dengan cara mengungkapkan perasaan dan pendapatnya.

h. Guru bersama siswa membuat kesimpulan rangkuman hasilbelajar yang telah dilakukan.

Pertemuan ketiga:

a. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaranyang akan dilaksanakan yakni menulis permulaan dengan menggunakan teknik latihan graphomotor.

b. Guru menjelaskan tentang cara memegang alat tulis serta teknik menulis yang baik dan benar.

c. Guru memberikan contoh latihan teknik graphomotor yakni latihan membentuk gambar geometri sederhana seperti segitiga, persegi, peregi panjang dan lingkaran, dilanjutkan dengan latihan menarik garis secara keseluruhan dengan bentuk yang lebih rumit.

d. Siswa diarahkan untuk menirukan contoh dan guru membimbing secara klasikal

e. Guru memberikan contoh menyalin kata dan kalimat sederhana kemudian mengarahkan siswa untuk mengikutinya.

(56)

f. Guru memberikan tes kemampuan menyalin kata dan kalimat sederhana.

g. Guru melakukan refleksi kegiatan dengan cara mengungkapkan perasaan dan pendapatnya.

h. Guru bersama siswa membuat kesimpulan rangkuman hasil belajar yang telah dilakukan.

3. Observasi

Tahap observasi atau pengamatan merupakan kegiatan mengamati proses pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan melalui penerapan teknik graphomotor murid kelas I SD Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang, mulai dari kegiatan awal, kegiatan akhir hingga kegiatan akhir dalam pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti selaku partisipan observer.

4. Refleksi

Refleksi yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis hasil pengamatan pada proses pembelajaran, sehingga melalui kegiatan ini peneliti dapat mengetahui peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa melalui teknik latihan graphomotor. Peningkatan diketahui melalui hasil tes kemampuan menulis permualaan, observasi siswa dan kinerja guru selama proses tindakan. Kegiatan refleksi dilakukan setiap akhir

(57)

pertemuan pada setiap tahap pembelajaran. Dalam kegiatan ini seluruh informasi yang berhasil di himpun selanjutnya dikaji dan dibahas bersama dengan guru. Hasil analisis data yang dilaksanakan akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Kemampuan siswa dikatakan meningkat apabila nilai pasca tindakan lebih baik dibanding dengan nilai pra tindakan dan dapat mencapai KKM yaitu sebesar ≥70 dengan kategori tinggi. Akan tetapi, jika dalam pelaksanaan siklus I masih terdapat kendala-kendala maka perlu dilakukan siklus II untuk memperbaiki kendala yang terjadi dengan memodifikasi atau menambahkan rancangan rencana tindakan. Pemberian tidakan pembelajaran akan dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai ketika tujuan dari penelitian ini dapat tercapai yaitu meningkatnya kemampuan menulis permulaan melalui teknik latihan graphomotor pada siswa kelas 1 SD Negeri 13 CurioKecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

D. Instrument Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160), instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan diginakan oleh peneliti dalam kegiatanya menumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah dalam mengolahnya. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa instrumen observasi dan instrumen tes.

(58)

Instrumen observasi ini berfungsi untuk menhimpun data penting atau aktivitas yang dijadikan sebagai penguat dalam membuat kesimpulan. Dalam panduan observasi, terdapat dua hal yang diamati pada penelitian ini yaitu observasi kinerja guru dan observasi aktifitas murid

2. Instrumen tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab beberapa item soal dengan cara tertulis. Pembuatan naskah tes penguasaan materi menulis permulaan menggunakan kisi-kisi yang sudah di diskusikan dan ditentukan oleh guru dan peneliti aspek yang diukur yaitu aspek menghubungkan titik-titik dan menyalin. Masing-masing aspek terdiri dari lima indikator (abjad besar, abjad kecil, suku kata kata dan kalimat sederhana.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sudaryono, dkk (2012: 29) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh keterangan dan informasi yang dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik observasi dan tes hasil belajar.

(59)

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabilapenelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2012: 203). Tujuan observasi pada penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlibatan siswa dan kinerja guru dalam mengikuti pembelajaran menulis permulaan menggunakan teknik latihan graphomotor.

2. Tes

Suharmini Arikunto (2006: 150) menyebutkan bahwa tes adalah serentetan prtanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Untuk menegtahui kemampuan awal siswa maka terlebih daluhlu diberikan tes pra tindakan. Setelah diberikan tindakan, selanjutnya diberikan tes pasca tindakan. Adapun tes yang diberikan terdiri dari dua aspek yang akan diukur, yang pertama yaitu siswa diminta untuk menghubungkan titik-titik dengan baik dan rapi sesuai pola huruf abjad besar dan kecil, suku kata, kata dan kalimat sederhana pada lembar tes yang diberikan. Aspek yang kedua yaitu siswa menyalin huruf abjad besar dan kecil, suku kata, kata dan kalimat sederhana pada lembar tes yang diberikan. Test diberikan pada setiap pertemuan siklus. Yang mana siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.

(60)

Alokasi waktu yang diberikan untuk menjawab tes yaitu 2×15 menit. Selama mengerjakan tes guru akan mengamati dan mengawasi kegiatan siswa.

F. Teknik Analisis Data

Muhadi, (2011: 140) menyatakan bahwa analisis data adalah kegiatan mencermati, menguraikan dan mengaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran. Teknik analisis data digunakan untuk mengungkapkan hasil tes dan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru serta penggunaan tek nik latihan graphomotor dalam menulis permulaan.

Teknik analisis data yang digunkan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dan deskriftif kualitatif. Teknik kuantitatif di gunakan untuk mengolah data kuantitatif yang diproleh dari hasil tes ketercapaian siswa atas kemampuan menulis permulaan. Data yang berupa angka kemudian dideskrifsikan. Perbandingan akan dilakukan antara skor pra tindakan dan pasca tindakan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan menulis permulaan pada siswa yang diteliti. Berdasrkan hasil tes penelitian pada siklus I dan siklus II maka perlu dilakukan perhitungan nilai akhir. Analisis ini dihitung dengan menggunakan rumus:

Nilai akhir = ∑ 100 (Diknas, 2003: 14)

(61)

Kategori keberhasilan murid dalam peningkatan kemampuan membaca akan digunakan skala lima menurut Depertemen pendidikan (2010: 39). Teknik kategori dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Kategorisasi Standar Keberhasilan Siswa

Skor Kategori 0-29 Sangat Rendah 30-49 Rendah 50-69 Sedang 70-89 Tinggi 90-100 Sangat Tinggi (Depertemen pendidikan 2010: 39)

Berikut dipaparkan rumus yang akan digunakan untuk menghitung skor rata-rata keberhasilan belajar murid yaitu dengan rumussebagai berikut:

Keterangan: x = nilai rata-rata

∑x = jumlah nilai seluruh murid

n = banyaknya murid yang mengikuti tes

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir ............................................................................
Gambar 2.1 bagan kerangka pikir  C.  Hipotesis
Tabel 3.1 Kategorisasi Standar Keberhasilan Siswa
Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas I SD  Negeri 13 Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik tandur dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan melalui media realia pada siswa kelas II SD Negeri Karangwaru 1, Plupuh, Sragen tahun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi kartu kata dalam permainan domino terhadap peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Sampel

Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2011

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB BC Kepanjen Kabupaten Malang sebelum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi kartu kata dalam permainan domino terhadap peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Sampel

Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan metode Peer Tutorial (tutor sebaya) untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada siswa tunarungu kelas Dasar

PENGARUH LATIHAN KOLASE BERBAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PAD A ANAK CEREBRAL PALSY D I SLB RISANTYA BAND UNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |