• Tidak ada hasil yang ditemukan

meningkatkan keterampilan bercerita - Final Year Project

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "meningkatkan keterampilan bercerita - Final Year Project"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA

MELALUI FILM BISU DI KELAS I SD NEGERI 61 BANDA ACEH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

NAZARIAH NIM : 1711080064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

2021

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2Batasan Masalah ... 5

1.3Rumusan Masalah ... 6

1.4Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. LANDASAN TEORETIS ... 7

2.1 Perkembangan Berbahasa Anak Sekolah Dasar ... 7

2.1.1 Pengertian Perkembangan Berbahasa Sekolah Dasar 7 2.1.2 Tahap Perkembangan Bahasa Sekolah Dasar ... 8

2.1.3 Tahap Perkembangan Bahasa Anak Sekolah Dasar .. 9

2.2 Keterampilan Bercerita ... 10

2.2.1 Pengertian Bercerita ... 10

2.2.2 Keterampilan Bercerita ... 12

2.2.3 Tujuan Bercerita ... 13

2.2.4 Manfaat Bercerita ... 15

2.2.5 Langkah-langkah Bercerita ... 16

2.3 Media Film Bisu ... 17

2.3.1 Pengertian Media Film Bisu ... 17

2.3.2 Kelebihan Media Film Bisu ... 18

2.4 Kerangka Berpikir ... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Desain Penelitian ... 20

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Subjek Penelitian ... 22

3.4 Prosedur Penelitian ... 22

3.5 Variabel Penelitian ... 25

3.6 Alat Pengumpulan Data ... 25

3.7 Indikator Penelitian ... 27

3.8 Instrumen Penelitian ... 27

(4)

3.9 Teknik Analisis Data ... 31

3.10 Kriteria Keberhasilan ... 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penlitian ... 32

4.2 Hasil Penelitian ... 33

4.3 Nilai Hasil Penlitian Siklus I ... 33

4.3.1 Nilai Hasil Penlitian Siklus I Dari Lima Indikator .. 34

4.3.2 Refleksi Sikus I ... 37

4.4 Nilai Hasil Penlitian Siklus II ... 38

4.4.1 Nilai Hasil Penlitian Siklus II Dari Lima Indikator 39

4.4.2 Refleksi Sikus II ... 42

4.5 Nilai Hasil Rerata Kelas ... 43

4.5.1 Nilai Hasil Rerata Kelas Siklus I ... 43

4.5.2 Nilai Hasil Rerata Kelas Siklus II ... 45

4.6 Pembahasan ... 46

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(5)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat untuk mencapai tujuan komunikasi. Bahasa tidak hanya diperlukan untuk berkomunikasi antara orang personal, tetapi bahasa muncul dan diperlukan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Bahasa menjadi suatu sarana untuk menyampaikan suatu maksud dari seseorang sehingga dapat terjalin sebuah komunikasi yang dapat dimengerti satu sama lain. Hal ini yang menjadikan bahasa sebagai sesuatu yang mutlak dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan manusia baik dalam kehidupan sehari-hari, dunia pendidikan, perdagangan, maupun pemerintahan.

Berbicara merupakan aktivitas penting dalam kehidupan karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi dengan orang lain. Sering kali kita menemui seseorang yang memiliki kemampuan berbicara yang baik tapi belum tentu memiliki kemampuan yang baik pula dalam menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan kata lain, tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam menyelaraskan apa yang ada di dalam pikirannnya dengan yang diucapkannya. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pesan dengan baik dibutuhkan keterampilan dan kemampuan melalui proses yang cukup. Dengan memiliki keterampilan berbicara yang baik, kita akan mudah pula dalam berkomunikasi untuk menyampaikan ide atau pendapat kita tentang suatu hal.

(6)

2

Menurut Arsyad (2011:15), keterampilan berbicara dipengaruhi oleh dua faktor,yaitu eksternal dan internal. Faktorinternal adaalah segalapotensi yang ada di dalam diri seseorang, baik fisik maupun nonfisik. Faktor fisik menyangkut kesempurnaan organ-organ berbicara seperti lidah, gigi, pita suara, bibir, dan lain- lain. Faktor-faktor nonfisik meliputi kepribadian, cara berpikir, intelektualitas, dan sebagainya.

Tampil berbicara di depan umum sampai saat ini tampaknya masih menjadi momok bagi sebagian anak. Bahkan, di depan kelas saja tidak semua anak memiliki keberanian untuk berbicara. Oleh sebab itu, perlu banyak latihan untuk meningkatkan keterampilan ini. Menurut Tarigan (2010:16) tujuan berbicara ada tiga,yaitu (1) memberitahukan, melaporkan (to inform), (2) menjamu, menghibur (to entertain), dan (3) membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade). Singkatnya, semua orang dalam setiap kegiatan yang menggunakan komunikasi sebagai sarananya perlu memiliki keterampilan berbicara. Terlebih lagi seorang pelajar dan pengajar dalam dunia pendidikan selalu membutuhkan komunikasi yang baik agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar.

Keterampilan bahasa tersebut menggambarkan esensi dari bahasa, yaitu sarana untuk berkomunikasi. Sejak kecil kita sudah dilatih untuk berkomunikasi. Bayi mendengarkan bunyi dari lingkungannya dan belajar untuk memahami arti dari berbagai bunyi tersebut. Perlahan ia belajar berbicara untuk menyampaikan keinginannya atau menyapa orang tuanya. Beranjak besar, ia pun mulai belajar membaca dan menulis sebagai bentuk komunikasi dalam bahasa tulis. (Slamet. 2011)

(7)

3

Berdasarkan observasi pada September 2019, sebagian besar siswa di Sekolah Dasar Negeri 61 Banda Aceh. Pada saat pembelajaran bercerita didapatkan bahwa siswa cenderung malu dan belum memiliki kepercayaan diri untuk bercerita didepan kelas. Selain itu, siswa sering bingung dalam menceritakan suatu cerita dengan bahasa yang benar dan mudah dipahami oleh temannya yang mendengarkan.

Guru yang dalam hal ini berperan sebagai fasilitator sebaiknya memiliki model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswanya. Penentuan model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar merupakan modal awal dalam keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu teknik yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang cocok dalam kegiatan pembelajaran

Media pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan pendidik untuk mengajar peserta didik di dalam kelas. Agar pembelajaran berjalan optimal seorang guru harus bisa menentukan media pembelajaran yang cocok sesuai dengan realitas dan kondisi sekolah tersebut. Dengan kata lain, guru harus memiliki media yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki peserta didik.

Dalam perkembangan industri film tanah air yang semakin maju dewasa ini, film tampaknya mendapat perhatian tersendiri baik para pelaku insan perfilman maupun para penonton. Hal ini dapat kita ketahui dengan maraknya tampilan film- film animasi di televisi.

(8)

4

Film-film animasi tersebut disukai oleh para pemirsa televisi dan anak-anak karena ceritanya yang bersifat menghibur. Selain itu, tokoh-tokoh yang ada dalam film tersebut memilikitingkah-tingkah yang unik dan lucu. Film-film animasi tersebut juga mengandung nilai-nilai pendidikan tentang kehidupan sehari-hari yang disajikan dengan ringan sehingga mudah dipahami oleh penontonnya. Bahkan, bukan hanya anak-anak yang menyukai film-film tersebut, tetapi juga orang dewasa. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba mengangkat film animasi yang awalnya hanya dinikmati sebagai hiburan sebagai salah satu media dalam pembelajaran keterampilan berbahasa.

Keterampilan bercerita dengan media film bisu adalah film yang dibuat tanpa menggunakan perekaman suara terutama dalam dialog. Penonton “dipaksa” untuk

memahami alur cerita itu melalui gerakan tubuh dari pemain film dan tulisan yang muncul disela-sela gambar seperti layaknya baca komik yang isinya beberapa dialog dari film tersebut.

Film disebut juga gambar hidup, yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film, dalam konteks ini disebut sebagai produk. Kata film akan merujuk kepada istilah yang dikenal dengan sinema. Film bisu adalah perkembangan media yang dianggap murni sebagai seni visual (tanpa audio). Film bisu sangat membangun imajinasi penonton (Lubis, 2009)

(9)

5

Dengan model ini diharapkan siswa kelas I SD Negeri 61 Kota Banda Aceh akan lebih tertarik terhadap pelajaran dan memunculkan keberanian berbicara dalam mengeluarkan ide dan pendapatnya berdasar objek yang dilihatnya. Jadi, dalam proses pembelajaran ini guru bersifat sebagai fasilitator yang menguatkan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat dengan memberikan dorongan untuk mengeluarkan ekspresi. Guru sekaligus dapat memotivasi siswa untuk berani berbicara mengenai masalah yang sedang dibahas secara bebas dan bertanggung jawab. Pembelajaran dengan media film animasi diharapkan dapat menjadi satu cara untuk mengatasi permasalahan para siswa agar berani berbicara melaporkan di depan kelas dengan baik. Media ini diharapkan menjawab pula permasalahan guru dalam menentukan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Keterampilan Bercerita Melalui Film Bisu di Kelas I SD Negeri 61 Kota Banda Aceh”

1.2 Batasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti membatasi penelitian hanya pada anak kelas I di SD N 61 Banda Aceh dengan menggunakan media Flm Bisu.

(10)

6

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah media film bisu dapat meningkatkan keterampilan bercerita pada siswa kelas I SD Negeri 61 Kota Banda Aceh dengan”

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah dengan media flm bisu dapat meningkatkan keterampilan bercerita pada siswa kelas I SD Negeri 61 Kota Banda Aceh.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas sekolah.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas.

3. Bagi anak, hasil penelitian ini dapat dijadikan pemicu dan motivasi belajar, sehingga hasil belajar dan kemampuan berbicara siswa meningkat.

4. Bagi peneliti, setelah melakukan penelitian ini peneliti lebih mudah dalam menyampaikan pelajaran karena siswa lebih senang dan terampil dan lebih semangat mengikuti proses belajar mengajar.

(11)

7

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah melalui metode bercerita menggunakan hand

Berdasarkan hasil tersebut diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini terbukti dan metode bermain dan bercerita dapat berpengaruh untuk meningkatkan keterampilan

kemampuan bahasa anak melalui metode bercerita dengan media gambar. Perumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut

Dari latar belakang di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan laboratorium virtual optik dalam kegiatan praktikum inkuiri dapat lebih meningkatkan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah metode bercerita dengan media

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut : “Apakah dengan Pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan

Berdasarkan latar belakang maka digunakan rumusan masalah penelitian adalah: “Apakah penerapan media pembelajaran berbasis Video Scribe dapat meningkatkan keaktifan siswa pada

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode debat plus dapat meningkatkan