• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI ASMAUL HUSNA AL-WAHHAB DAN AR-RAZZAQ DI KELAS III MI YASPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI ASMAUL HUSNA AL-WAHHAB DAN AR-RAZZAQ DI KELAS III MI YASPI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PADA MATERI ASMAUL HUSNA

AL-WAHHAB DAN AR-RAZZAQ DI KELAS III MI YASPI

Laily Uzlifatul Hasanah1, Muslimah2

1, 2Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

E-mail: r lailyuzlifatul85@gmail.com1 , muslimah.abdulaziz@iain-palangkaraya.ac.id2

Abstract

Fenomena yang terjadi pada MI YASPI Daseh Pakis Magelang adalah para siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep dari apa yang sedang dipelajari. Khususnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini terbukti dari hasil prestasi yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Penelitian ini menggunakan analisis deskriftif dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III MI YASPI Daseh Pakis Magelang dengan jumlah siswa 10 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pada pra siklus, hasil belajar siswa 20% (2 anak) yang mencapai KKM. Kemudian pada siklus I, keaktifan siswa 50,% dan hasil belajar siswa 66.7% (8 anak) yang mencapai KKM sedangkan yang belum tuntas ada 2 anak (33.3%).

Pada siklus II, keaktifan siswa 89,70% dan hasil belajar siswa 100%. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL), terbukti dengan : 1). Meningkatnya keaktifan siswa 32,14 % dari siklus I ke siklus II dan 16,07% dari siklus II 2). Meningkatnya hasil belajar 28,57 % dari pra siklus ke siklus I, 21,43 % dari siklus I ke siklus II, 35,71 dari siklus II.

Kata kunci: prestasi belajar, contextual teaching, learning

Pendahuluan

Pendidikan Islam adalah satu sarana untuk mengembangkan aspek kepribadian manusia yang berlangsung selama hidup, dan pelaksanaannya dimulai sejak anak dilahirkan sampai akhir hayat. Serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan sekolah. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan Islam khususnya tentang pendidikan Aqidah Akhlak tidak hanya formal tetapi juga informal dan nonformal. Sehingga pendidikan Aqidah Akhlak dapat dilakukan di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah ( Abuddin Nata:

2003).

Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikan dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan

(2)

pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Dalam pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan aqidah dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.

Mata pelajaran Aqidah Akhlak berfungsi untuk penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan terlebih dahulu dalam lingkungan keluarga. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui aqidah akhlak. Namun kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Pelajaran aqidah akhlak, khususnya dalam materi adab terhadap orangtua dan guru, hasil yang diperoleh masih rendah. Peserta didik juga belum maksimal mengaplikasikan materi adab kepada orangtua dan guru ini dalam kehidupan nyata sehari-hari sehingga perlu

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Berdasarkan hasil observasi dapat ditengarahi bahwa aspek proses dan hasil pembelajaran merupakan salah satu penyebab diperlukannya peningkatan mutu pendidikan. Kualitas proses dan hasil belajar mengajar yang rendah menunjukan bahwa interaksi siswa dan sumber belajar seperti dengan guru dan lingkungan, tidak berjalan efektif sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal4. Oleh karena itu dalam pembelajaran diupayakan agar lingkungan dapat mendukung berlangsungnya pembelajaran efektif dan berpusat pada siswa terutama dalam bidang pembelajaran PAI di sekolah-sekolah setingkat SD/MI sampai SMP/MTs, dengan menggunakan metode- metode ataupun strategi-strategi yang cocok, sehingga memotivasi peserta didik untuk berprestasi. Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat mengaitkan kedua hal tersebut (Pelajaran dan kehidupan nyata siswa). CTL adalah suatu proses belajar yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan / ketrampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke konteks permasalahan dan juga pada konteks lainnya.5

Fenomena yang terjadi pada MI YASPI Daseh Magelang sama dengan sekolah- sekolah pada umumnya. Para siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep dari apa yang sedang dipelajarinya. Khususnya pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak pada Materi Asmaul Husna Al-Wahhab dan Ar-Razzaq. Hal ini terbukti dari hasil prestasi yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditentukan.

Oleh sebab itu peneliti mencoba menerapkan metode CTL pada Pembelajaran Aqidah Akhlak pada materi Asmaul Husna Al-Wahhab dan Ar-Razzaq dengan tujuan meningkatkan prestasi hasil belajar Aqidah Akhlak.

(3)

Metode/Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain penelitian dari model Kemmis dan Taggart. Desain Penelitian Tindakan kelas terdiri dari 4 tahap, yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Action), Pengamatan (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Siklus Desain Penelitian PTK

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang direncanakan dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Apabila pada akhir siklus 2 sudah mencapai KKM, maka penelitian berhenti pada siklus ke dua. Pelaksanaan PTK minimal dilakukan dalam 2x siklus. Adapun pelaksanaan PTK dalam penelitian ini dilakukan 3x siklus. Dalam setiap siklus dilakukan satu tindakan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran selama 1x pertemuan yang lamanya 2 x 35 menit.

Perencanaan

1) Peneliti bersama guru mata pelajaran Aqidah Akhlak berdiskusi berkaitan dengan bagaimana proses belajar mengajar, hasil belajar, kendala-kendala dan hal-hal yang sering terjadi kelas sebagai bahan pertimbangan peneliti untuk mengetahui keadaan awal siswa.

Pelaksanaan

Siklus 1 Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan Siklus 2

Perencanaan

Refleksi

(4)

2) Peneliti bersama guru menyusun RPP yang telah disesuaikan dengan model Pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3) Peneliti melakukan survey kelas yang akan diteliti melihat keadaan siswa dan statistik siswa yang dijadikan sebagai objek penelitian.

4) Peneliti menyusun naskah yang akan diperagakan oleh anak dalam proses implementasi pembelajaran CTL.

Tindakan

1) Peneliti bertindak sebagai guru didalam proses belajar mengajar.

2) Peneliti sebagai guru memberikan penjelasan dan menerangkan bagaimana proses pembelajaran CTL dilakukan.

3) Peneliti bersama anak-anak melakukan pendalaman materi dengan membaca powerpointdan menelaah buku teks.

Observasi

1) Siswa saling bertukar pikiran tentang materi yang sudah mereka baca.

2) Siswa saling mengajukan dan menjawab pertanyaan antar siswa, dengan guru untuk memecahkan masalah.

3) Siswa saling mentransfer pengetahuan, pengalaman pribadi, ketrampilan dan sikap yang telah dimiliki.

4) Siswa menerapkan yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah- masalah yang lain.

Refleksi

1) Catatan-catatan penting peneliti dikaji sebagai bahan acuan untuk menentukan tindakan lanjutan.

2) Peneliti membagikan soal tes untuk siswa kemudian siswa mengerjakan.

3) Hasil tes diklasifikasikan antara nilai yang mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM dari seluruh anggota kelas.

4) Peneliti dan guru memanfaatkan sumber belajar yang lain yaitu pemutaran video powerpoint yang berkaitan dengan materi.

5) Siswa melakukan komunikasi interaktif tentang video yang telah diputar.

Observasi

1) Peneliti mengamati setiap hal yang menjadi substansi dalam penelitian.

2) Peneliti mendokumentasikan kegiatan belajar yang dilakukan siswa.

Refleksi

1) Peneliti menyusun soal untuk mengukur daya serap siswa.

2) Peneliti melakukan perhitungan presentase siswa yang lulus KKM. Hasil

(5)

tes diklasifikasikanantaranilai yang mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM dariseluruhanggotakelas.

3) Peneliti menghitungpersentasenilai yang mencapai KKM 70.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penggunaan metode Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas III MI YASPI Daseh Magelang dilaksanakan untuk membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Setelah peneliti amati sebelum melaksanakan penelitian, yakni nilai-nilai hasil belajar yang kurang, pembelajaran yang kurang menarik dengan menggunakan metode konvensional. Tidak ada variasi yang mengakibatkan siswa tidak ada semangat untuk belajar.Sehingga prestasi atau nilai hasil belajar menurun. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian tindakan kelas, dengan harapan dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak kelas III pada materi Asmaul Husna Al-Wahhab dan Ar-Razzaq dan Akhlak Terpuji: Indahya berperilaku Amanah. Untuk mencapai kualitas pembelajaran tersebut, maka keterampilan guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting dan harus ditingkatkan, keterampilan tersebut meliputi keterampilan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi. Agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai tanggal 22 Juli 2023 sampai dengan tanggal 1 Agustus 2023 dengan 2 siklus, 2 kali pertemuan, di kelas III MI Yaspi Daseh dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning.

Pada siklus I peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning. Pada langkah awal, peneliti membuat perencanaan secara sistematis dan melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pada tahap pelaksanaan, siswa terlihat antusias dan bersemangat untuk berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa berani mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan meskipun malu-malu. Terlihat suasana kelas lebih hidup walaupun masih kurang maksimal. Siswa merasa senang dan tidak jenuh selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat mempengaruhi pada prestasi belajar siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan.

Akan tetapi, dalam siklus ini masih terdapat kelemahan, yaitu masih ada beberapa siswa yang belum paham dengan metode Contextual Teaching and Learning sehingga masih ada beberapa siswa yang belum aktif sehingga hasil belajar belum mencapai nilai yang diharapkan. Untuk itu, peneliti menambah pertemuan lagi dengan melaksanakan siklus II dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.

Pada siklus II peneliti membuat rancangan pembelajaran yang sama dengan materi yang berbeda dengan tujuan agar siswa lebih memahami dan mendalami metode yang digunakan. Peneliti membuat perencanaan secara sistematis dan melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien berdasarkan refleksi siklus I

(6)

Pada tahap pelaksanaan, siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat untuk berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran dibandingkan dengan siklus I.

Siswa berani mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan meskipun malu- malu. Terlihat suasana kelas lebih hidup walaupun masih kurang maksimal. Siswa merasa senang dan tidak jenuh selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat mempengaruhi pada prestasi belajar siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan.

Akan tetapi, dalam siklus ini masih terdapat kelemahan, yaitu masih ada siswa yang belum berani mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan Untuk itu, peneliti menambah pertemuan lagi dengan melaksanakan siklus II dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus II.

Pada siklus II peneliti membuat rancangan pembelajaran yang sama dengan materi yang berbeda dengan tujuan agar siswa lebih memahami dan mendalami metode yang digunakan. Peneliti membuat perencanaan secara sistematis dan melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien berdasarkan refleksi siklus II dan hasilnya sangan efektif, Semua siswa semangat dan antusias mengikuti pembelajaran dangan metode Contextual Teaching and Learning sehingga berpengaruh sekali pada hasil belajar siswa dengan hasil yang maksimal.

Keaktifan Siswa

No Siklus Persentase (%)

1 Pra Siklus 37,50%

2 Siklus I 83.60%

3 Siklus II 91,65 %

Tabel IX Prestasi belajar tiap siklus

No Siklus Prestasi Belajar

Persentase (%) Jumlah Rata-rata

1 Pra siklus 629 62,90 33,3%

2 Siklus I 695 69,50 50%

3 Siklus II 897 89,70 100%

Tabel X

Tabel keaktifan dan hasil belajar siswa dari per siklus:

No Siklus Hasil Belajar

Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Keaktifan - 70,85 % 91,65 %

2 Hasil belajar 16,6 % 50% 100 %

Tabel XI

Rekapitulasi Prestasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dengan Metode Contextual Teaching and Learning

(7)

No Nama Siswa Nilai Pra

Siklus

Siklus I

Siklus II

1 Aufaril Athoya M 75 80 100

2 Fadhil Nur Putra A 70 72 95

3 Icha Choirunnisa 70 72 86

4 Muhammad Badrul Huda 74 76 87

5 Muhammad Tegar Ardhan 80 85 100

6 Muhammad Faridh A.N 40 70 80

7 Nasywa Kireina A.Z 75 80 100

8 Nur Anisa 60 40 100

9 Rizki Afidoh 30 45 72

10 Satrio Panggah B.S 70 75 77

Jumlah 629 695 897

Rata-rata kelas 62,9 69.5 89,70

Presentase ketuntasan 37.50 83.30 91.65 Tabel VIII

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan selama tiga siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan contextual teaching and learning dapat meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MI YASPI Daseh Magelang. Terbukti dengan naiknya nilai hasil belajar Aqidah Akhlak siswa yang meningkat pada setiap siklusnya. Pada pra siklus rata-rata hanya 62.90. Pada siklus 1 meningkat menjadi 69,50, pada siklus 2 meningkat menjadi 89,70. Dengan demikian penerapan contextual teaching and learning dapat meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MI YASPI Daseh Magelang.

Referensi

Afliachah, Rochis. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran CTL

(8)

pada Siswa Kelas IV MI NU Sholahiyah Pedawang BAE Kudus TahunPelajaran 2014/2015.

Skripsi pada FAI Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Aisah, Siti. 2017. Pelaksanaan Active Learning Mata Pelajaran Aqidah Akhlak pada MTs Negeri Gombong Kabupaten Kebumen. Skripsi Fakultas Tarbiyah IAINU Kebumen.

Anwar, Muhammad Samsul. 1988. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui Penggunaan Media Gambar dan Metode Resitasi pada Siswa Kelas V di MI Ar-Rahmah Jabung Malang. Skripsi UIN Malang,

Arifin. 2009. Evaluasi Instruksional. Lumajang: CV. Remaja Karya.

Djmarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Batubara, Muhyi. 2004. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Ciputat Press.

Daud, Ali, M, 2000. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Departemen Agama Republik Indonesia, 1998. Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Semarang: PT. Karya Toha Putra.

Departemen Agama Republik Indonesia, 2006. Standar Isi Madrasah Tsanawiyah, Diknas, 2002. Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Dirjen Diknas

Dasar dan Menengah.

Faojin, 2003. Contextual Teaching and Learning: Pendekatan Kontekstual, Jateng:

Madrasah Development Centre.

Hamdani, Nur. M. 2009. Penerapan Metode Cerita dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Hasanudin Bandarharjo Semarang. Skripsi pada IAIN Walisongo.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Motivasi Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Mari Mengenal

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning Pada Pembelajaran Materi Elastisitas untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa SMA.. Jurnal IPA dan Pembelajaran