Menjalankan Protokol Kesehatan dalam Menyambut “New Normal” pada Pandemi COVID 19 (dr. Dzaky Ahmada)
Dokter RS Yasmin Banyuwangi
COVID-19 (Corona virus disease 2019) adalah nama penyakit yang sering didengar sejak akhir tahun 2019, angka 19 di belakang menandakan pertama kalinya tahun terjadinya wabah ini. COVID-19. Covid-19 adalah penyakit yang utamanya menyerang paru-paru dari gejala ringan hingga berat. Pernapasan adalah masalah utama penyakit ini. COVID-19 disebabkan oleh virus SARS COV-2 (severe acute respiratory syndrome corona virus – 2), yang masih satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS. COVID-19 menular melalui droplet atau percikan dahak pada mulut dan hidung penderita kepada orang disekitarnya. Gejala klinis dari penyakit ini adalah demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, gangguan pernapasan, letih dan lesu.
Sejak dinyatakan sebagai pandemik oleh WHO karena penyebarannya yang luas, COVID-19 menjadi perhatian di hampir semua Negara, tak terkecuali di Indonesia. Banyak usaha yang sudah dilakukan oleh pemerintah terkait pencegahan dan pengendalian penyakit COVID-19. Semua usaha yang dilakukan pemerintah dari awal munculnya kasus pertama hingga saat ini 5 Juli 2020 (pukul 15.17) jumlah kasus yang ada mencapai 63.749 terkonfirmasi positif dengan jumlah kematian 3.171 jiwa dan angka kesembuhan mencapai 29105 jiwa. Akhir muara dari usaha yang dilakukan adalah diterapkan “new normal” atau normal baru.
Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Menurut Wiku, prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup. "Secara sosial, kita pasti akan mengalami sesuatu bentuk new normal atau kita harus beradaptasi dengan beraktifitas, dan bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, serta bekerja, bersekolah dari rumah," kata Wiku seperti dalam keterangan yang diterima Kompas.com, baru-baru ini. Jadi new normal bukanlah suatu kondisi yang sudah normal dan bahkan dianggap COVID 19 sudah tidak ada lagi.
New normal adalah saatnya kita semua beradaptasi dengan protokol kesehatan yang diterapkan di kehidupan kita sehari-hari.
Protokol kesehatan diantaranya adalah sebisa mungkin menjaga jarak selama beraktivitas di luar rumah, memakai masker, sering mencuci tangan memakai sabun, makan-makanan bergizi seimbang, serta berolahraga.
Menjaga jarak sejauh 1-1,5 meter termasuk salah satu hal yang dilakukan untuk menjaga diri dan mencegah penularan COVID-19. Droplet atau percikan dahak dapat keluar dari penderita COVID-19 melalui batuk, bersin, atau berbicara. Droplet dapat dan bertahan di udara bebas 1-1,8 meter (CDC, 2020), meskipun ada juga peneliti dari CDC yang mengatakan droplet bisa terbang sejauh 6 meter namun belum bisa dipastikan apakah berlaku juga untuk droplet penularan COVID-19. Menjaga jarak dapat menghindarkan kita dari pertukaran droplet saat kita beraktivitas di luar rumah
Memakai masker juga salah satu jenis protokol kesehatan yang wajib dilakukan selama menerapkan new normal. Masker harus dipakai oleh semua orang saat beraktivitas di luar rumah, termasuk di fasilitas umum, transportasi massal, sekolah, dan tempat umum lainnya. Dalam sebuah Studi baru menguatkan pernyataan para profesional medis bahwa memakai masker wajah terutama masker bedah dapat mengurangi penularan COVID-19 secara signifikan. Eksperimen yang dilakukan tim di Hong Kong menemukan tingkat penularan virus corona melalui droplet pernapasan turun sebanyak 75% ketika masker bedah digunakan. "Efektivitas memakai masker terhadap pandemi virus corona sangat besar," kata Dr. Yuen Kwok-yung, ahli mikrobiologi Universitas Hong Kong yang membantu menemukan virus SARS pada tahun 2003.
Mencuci tangan dengan sabun sudah sejak dulu menjadi inti dari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Bagi tenaga kesehatan, mencuci tangan sudah menjadi prosedur standar yang harus dilakukan sehari-hari saat memberikan pelayanan. Dan bagi masyarakat secara luas mencuci tangan dapat mencegah dari penyakit infeksius seperti diare, muntah, batuk pilek, dan lainnya. Cuci tangan dengan sabun dapat mengurangi angka penularan penyakit infeksi, termasuk COVID-19. Semua jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan terutama untuk mencegah penyebaran virus COVID-19, tidak harus sabun antibakteri. Dalam pencegahan COVID-19, dilansir CDC belum ada bukti kuat bahwa sabun antibakteri mencegah penularan COVID-19. Sabun antibakteri efektif untuk menghilangkan bakteri. Pada berita yang sama, menurut CDC dalam sehari kita dianjurkan untuk mencuci tangan minimal sebanyak 6 kali sehingga pencegahan terhadap infeksi virus COVID-19 bisa optimal
Makan-makanan bergizi seimbang adalah bagian dari PHBS yang termasuk dalam protokol kehatan yang harus dilaksanakan oleh masyarakat. Makanan bergizi seimbang amat baik untuk memperbaiki metabolism tubuh dan membentuk sistem imunitas (pertahanan tubuh) yang baik untuk mencegah semua penyakit infeksi termasuk COVID-19.
Makanan bergizi terdiri dari 2 jenis, makronutrien dan mikronutrien. Makronutien terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein biasanya banyak terdapat pada zat tepung (nasi, singkong, ubi, terigu, jagung, gandum), daging, telur, susu, ikan dan lainnya. Sedangkan mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral yang biasanya terdapat dalam buah dan sayur.
Kementerian kesehatan melalui website resmi pemerintah covid19.go.id telah mengeluarkan panduan mengenai gizi seimbang selama menghadapi pandemic covid 19 ini.
Makan makanan bergizi sangat penting untuk memperbaiki metabnolisme dan meningkatkan kekebalan tubuh yang semua dirampung dalam “ísi piringku”. Isi piring makan sehari-hari sebaiknya terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, serta sayuran dan buah. Makanan pokok adalah sumber karbohidrat yang bias didapatkan dari nasi, jagung, kentang, serta umbi-umbian. Lauk pauk adalah sumber protein, lemak, dan mineral yang bias didapat dari daging ternak, ikan, tahu, tempe, telur, susu dan lainnya. Sedangkan sayur dan buah adalah sumber vitamin yang berguna untuk daya tahan tubuh dan antioksidan yang baik untuk menjaga kesehatan terutama di masa pandemik ini. Menu gizi seimbang harus disesuaikan dengan aktivitas harian dan kebutuhan kebutuhan kalori harian yang dapat dihitung sesuai IMT (indeks masa tubuh).
Olahraga dianjurkan dilakukan secara rutin untuk memperbaiki metabolism tubuh, menjaga daya tahan serta stamina tubuh sehingga penyakit dan agen infeksi susah untuk menyerang tubuh. Jenis olahraga yang dianjurkan sesuai keinginan dan kemampuan. Waktu yang dianjurkan untuk berolahraga adalah 30 menit untuk 3-5 kali dalam seminggu. Selain itu dianjurkan untuk berhenti merokok dan berjemur dibawah terik matahari selama 15 menit pada jam 10.00-12.00.
Semua protocol kesehatan apabila kita lakukan dengan baik, maka akan dapat mengurangi penularan virus COVID-19 dan memperkuat tubuh kita sehingga kita dapat bekerja dan beribadah dengan optimal dan maksimal. Mensana in corporesano, didalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Semoga Allah menjaga kita dalam kondisi selalu sehat.
Rujukan 1. "Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?",
https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/16/164600865/sering-disebut-sebut-apa-itu- new-normal-?page=all. Penulis: Dandy Bayu Bramasta. Editor : Sari Hardiyanto
2. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Riset: Pakai Masker Kurangi Penularan Covid-19 Sampai 75 Persen",
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/20/110707520/riset-pakai-masker-kurangi- penularan-covid-19-sampai-75-persen?page=all. Penulis : Gading Perkasa. Editor : Lusia Kus Anna
3. https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/final-panduan-gizi-seimbang-pada- masa-covid-19-1.pdf