Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara; TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI Pasal 2 1) Pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi BUMN dilaksanakan berdasarkan tata kelola teknologi informasi (TI). Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan pada Badan Usaha Milik Negara.
Terdapat beberapa framework tata kelola TI yang umum digunakan untuk menerapkan tata kelola TI, antara lain: Control Objectives for Information Technology and Associated (COBIT) dikembangkan oleh IT Governance Institute untuk membantu organisasi/perusahaan dalam melakukan penilaian tata kelola terhadap proses TI mereka. ISO/IEC ISO 27001) dikembangkan oleh ISO untuk membantu suatu organisasi/perusahaan dalam memberikan tata kelola dalam hal Sistem Manajemen Keamanan Informasi (ISMS).
ISO/IEC ISO 38500) adalah standar baru manajemen TI yang dikeluarkan oleh ISO untuk membantu organisasi/perusahaan menerapkan prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam manajemen yang baik. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan menerapkan pengelolaan TI yang baik dengan menerapkan pola standarisasi kerangka pengelolaan TI di setiap BUMN untuk dapat mendukungnya.
Sasaran
PANDUAN KEBIJAKAN TI BUMN 1. Tujuan Panduan
Framework Tata Kelola TI
Penerapan kebijakan tata kelola TI berdasarkan kerangka tata kelola TI disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan bisnis perusahaan. Struktur kebijakan tata kelola TI perusahaan mengatur tentang pedoman tata kelola TI, sedangkan peraturan rinci dan teknis dituangkan dalam prosedur yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Sedangkan pengelolaan secara rinci namun umum yang berlaku pada seluruh unit kerja dapat disusun dalam suatu sistem yang baku, terstruktur secara hierarki seperti kebijakan pengelolaan TI seperti gambar ini (hierarki dokumen dapat disesuaikan dengan hierarki dokumen perusahaan).
Siklus dan posisi kebijakan pengelolaan TI (IT Policy) dalam kaitannya dengan pengelolaan dan kepatuhan TI perusahaan ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Adanya kebijakan tata kelola TI sangat penting dalam penerapan TI di suatu perusahaan, dimana rincian operasional kebijakan TI tersebut dapat direduksi menjadi standar dan prosedur. Nilai kepatuhan akan baik jika seluruh siklus implementasi TI didasarkan pada aturan (kebijakan, standar, prosedur) yang berlaku. Demikian pula, jika operasional TI tidak memiliki kebijakan atau prosedur, maka tingkat kepatuhannya tidak memenuhi persyaratan tata kelola TI dan penerapannya tidak efektif bagi bisnis.
IT Governance Compliance Cycle
- KEBIJAKAN TATA KELOLA TI BUMN
- Tujuan
- Ruang Lingkup
- Perencanaan TI 1. Definisi
- Pengelolaan Investasi TI 1. Definisi
- Pengelolaan Sumber Daya TI 1. Definisi
- Pengelolaan Risiko TI 1. Definisi
- Kebijakan Operasional 1. Pengelolaan Layanan TI
- MODEL ASSESMENT
- PANDUAN CHECKLIST TATA KELOLA TI
- Checklist sebagai fungsi monitor implementasi Kebijakan Operasional
Kebijakan manajemen layanan TI adalah kebijakan yang mengatur pengelolaan layanan TI, yang tujuannya adalah untuk memastikan bahwa proses layanan TI dapat diidentifikasi dan didefinisikan dengan baik untuk mencapai kinerja TI yang diharapkan dan kelangsungan layanan TI perusahaan. Proses pengelolaan keuangan layanan TI, yang meliputi pengelolaan anggaran, akuntansi, dan biaya penagihan penyedia layanan TI. Proses manajemen tingkat layanan TI adalah proses yang mengelola perjanjian tingkat layanan TI dengan pengguna, serta pelaporan hasil layanan TI sepanjang terjamin.
Manajemen tingkat layanan dapat dikaitkan dengan pola tagihan balik (jika diterapkan) untuk menyelaraskan kualitas layanan yang diberikan dengan upaya layanan TI yang dilakukan oleh manajer TI. Proses manajemen kapasitas infrastruktur layanan TI merupakan suatu proses yang mengelola penggunaan sumber daya infrastruktur TI dan proses pemenuhan kebutuhan kapasitas infrastruktur layanan TI yang dijamin akan mempertahankan tingkat kinerja dan ketersediaan yang baik. Proses pengelolaan ketersediaan layanan TI merupakan proses yang mengelola ketersediaan layanan TI baik perangkat lunak/aplikasi maupun infrastruktur.
Proses manajemen kontinuitas layanan TI merupakan proses yang mengelola kelangsungan layanan TI agar tetap dapat beroperasi sesuai dengan tingkat layanan yang terjamin. Proses pengelolaan perubahan pada seluruh aspek layanan TI berupa identifikasi permintaan perubahan, penentuan dampak perubahan layanan TI, implementasi perubahan layanan TI, dan pelaporan perubahan layanan TI. Proses manajemen konfigurasi merupakan proses yang mengelola pencatatan konfigurasi sistem layanan TI berupa aplikasi dan infrastruktur serta prosedur perubahan konfigurasi yang diperlukan.
Pengelolaan layanan berfungsi untuk menerima laporan kejadian, gangguan, keluhan dan permintaan layanan IT yang biasanya berbentuk call center atau help desk. Proses manajemen insiden layanan TI berupa penerimaan laporan insiden, penanganan insiden, eskalasi dan pelaporan insiden layanan TI. Proses pengelolaan masalah layanan TI berupa identifikasi masalah dari laporan insiden, penyelesaian masalah, eskalasi masalah, dan pelaporan masalah layanan TI.
Operasionalisasi kebijakan ini dapat dituangkan dalam prosedur atau standar yang mengatur secara lebih rinci proses-proses yang diperlukan dalam penyelenggaraan layanan TI. Kebijakan pengelolaan pihak ketiga merupakan kebijakan yang mengatur pengelolaan layanan TI yang dilakukan oleh pihak ketiga (outsourcing). Layanan tersebut dapat berupa layanan pengembangan, layanan infrastruktur, layanan pengiriman data dan layanan TI terkait lainnya.
Kebijakan manajemen pihak ketiga bertujuan untuk memastikan bahwa layanan yang dikelola oleh pihak ketiga (pemasok, pemasok dan mitra) memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan dan juga meminimalkan risiko bisnis jika pihak ketiga tidak memenuhi kewajibannya dalam menyediakan layanan TI yang tidak dapat dipenuhi. Mendefinisikan proses peninjauan dan pemantauan perjanjian pihak ketiga untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan efektivitas layanan TI perusahaan.
PANDUAN PENYUSUNAN
MASTER PLAN TEKNOLOGI INFORMASI BADAN USAHA MILIK NEGARA
- Ringkasan Eksekutif a. Definisi
- Lembar Pengesahan a. Definisi
- Definisi Konteks Bisnis
- Tujuan Konteks Bisnis
- Dokumen Pendukung Konteks Bisnis 1. Visi dan Misi Perusahaan
- Tujuan Perusahaan, Aspirasi Manajemen Puncak dan Falsafah Usaha Perusahaan
- Strategi Perusahaan
- Struktur Organisasi dan Lokasi a. Struktur Organisasi
- Fungsi, Proses dan Kegiatan Usaha
- Definisi Kebutuhan Bisnis
- Tujuan Kebutuhan Bisnis
- ASSESMEN TI PADA SAAT INI .1 Definisi Assesmen TI
- ARAH STRATEGI TI .1 Definisi Strategi TI
- IDENTIFIKASI ARSITEKTUR (MENDEFINISIKAN STRATEGI APLIKASI) .1 Definisi Strategi Aplikasi
- STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR .1 Definisi Pengembangan Infrastruktur
- TARGET MODEL PROSES .1 Definisi Model Proses
- MENETAPKAN PORTFOLIO PROYEK DAN PENDANAAN .1 Definisi Portofolio Proyek
- ROADMAP (DEVELOPE IS TRANSFORMATION ROADMAP) .1 Definisi Roadmap
- MENYUSUN BUSINESS CASE .1 Definisi Business Case
- PERENCANAAN TI YANG BERKESINAMBUNGAN .1 Definisi Perencanaan TI
- Tujuan Tata Kelola TI
- Kegiatan Tata Kelola TI
- Definisi
- Kegiatan
Melakukan penelitian dan analisis sistem bisnis internal dan eksternal - Melakukan penelitian dan analisis sistem informasi pendukung bisnis 1.2.4 Mendampingi dokumentasi kebutuhan bisnis. Mendapatkan pemahaman dasar tentang keadaan TI saat ini dan kemampuan untuk mencapai tujuan bisnis selama 5 tahun ke depan, termasuk proses bisnis, arsitektur TI (infrastruktur dan aplikasi), organisasi dan portofolio rencana proyek TI. Organisasi SDM & TI yang selaras dengan tujuan bisnis perusahaan - Inisiatif TI tahunan, 3-5 tahun ke depan.
Tentukan kesenjangan antara status aplikasi saat ini dan tujuan bisnis - Evaluasi alternatif aplikasi dan teknologi untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Penyusunan dan pelaksanaan workshop roadmap - Identifikasi persyaratan dan kendala transformasi - Membuat jadwal tahapan strategi transformasi - Identifikasi dan evaluasi dampak organisasi TI 4.1.4 Dokumen pendukung roadmap. Mengembangkan metode pemantauan dan pengendalian pengembangan/implementasi TI - Mengembangkan metode pemantauan, audit proses pengembangan/implementasi TI 5.4 Dokumen pendukung pengelolaan TI.
Cara memantau dan mengendalikan pengembangan/implementasi TI Cara memantau, mengaudit proses pengembangan/implementasi TI 5.5 Pengelolaan IT Assistive Mat.
PANDUAN
SINERGI TEKNOLOGI INFORMASI BADAN USAHA MILIK NEGARA
- Biaya
- Business Availability
- Efficiency
- Sharing
Memanfaatkan potensi sinergi dapat menghindari infrastruktur TI yang terlalu rumit, duplikatif, dan mahal pemeliharaannya. Tujuan Sinergi IT BUMN adalah untuk menyederhanakan sistem IT dan komunikasi agar mudah dikelola dan sejalan dengan perkembangan teknologi, mampu menjawab kebutuhan bisnis serta mampu memberikan banyak manfaat dari investasi TI yang relatif murah. Project Synergy berpotensi menghemat biaya secara signifikan melalui rasionalisasi infrastruktur TI, otomatisasi proses bisnis, dan biaya terkait SDM.
Lebih detailnya, biaya yang bisa dihemat antara lain biaya lisensi software, server, sistem operasi, dan penyimpanan data. Ketersediaan data yang diperoleh melalui sinergi sistem informasi dengan satu sumber data dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Arsitektur TI BUMN yang tersinergi hanya memerlukan sedikit waktu dan sumber daya untuk mengelolanya secara efisien.
Sinergi yang dilakukan tidak hanya terbatas pada satu domain saja, namun dapat berupa kombinasi atau kombinasi ketiganya. Dua atau lebih unit bisnis membangun sesuatu yang dapat digunakan bersama-sama dengan sumber daya dan/atau biaya yang dimiliki masing-masing. Ada skema yang bisa dijadikan model, misalnya proyek/kegiatan IT dengan modal bersama untuk kebutuhan bersama.
Memberikan peluang bagi BUMN lain untuk memanfaatkan sumber daya dan/atau biayanya yang dapat digunakan untuk kebutuhan kontinjensi/jangka panjang. Upaya kolaborasi yang saling terbuka dalam hal akses informasi, standarisasi dan sentralisasi penerapan sumber daya TI untuk kebutuhan atau penggunaan yang lebih kompleks oleh pemegang saham dan pemangku kepentingan BUMN1. Strategi sinergi yang dilakukan antara BUMN pada satu jenis industri dan bisnis intinya.
Contoh: membangun GIS antar perkebunan milik negara, baik software aplikasi maupun pengetahuan staf untuk kebutuhan bersama. Contoh: misalnya antara BUMN pada industri Telekomunikasi dengan industri Transportasi sehubungan dengan penerapan penggunaan GPS tracking. Strategi sinergi yang diterapkan antar BUMN sesuai dengan fungsi yang dapat dijalankan. Contoh: Pembayaran jasa kepelabuhanan pada jasa angkutan BUMN dengan sistem e-Payment pada Perbankan BUMN.